DISUSUN OLEH:
LELYANA MOELYANDA
NIM 18.20.63
1
2
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Ahli Madya
Kebidanan pada Program Studi Diploma III Kebidanan Institut teknologi,Sains,
dan Kesehatan Rs dr. Soepraoen Kesdam V/BRW
DISUSUN OLEH:
LELYANA MOELYANDA
NIM 18.20.63
2
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Malang, 2021
Mahasiswa
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Tugas Akhir ini oleh Lelyana Moelyanda 18.20.63 dengan judul
“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.A KEHAMILAN
TRIMESTER III DENGAN JARAK TERLALU DEKAT <2TAHUN SAMPAI
DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI PMB YULIDA TI’ANI DI
SINGOSARI KABUPATEN MALANG” telah disetujui untuk dipertahankan
dihadapan tim penguji ujian Laporan Tugas Akhir Program Studi D-III Kebidanan
Institut Teknologi, Sains, dan Kesehatan RS dr. Soepraoen kesdam V/BRW
Malang pada:
Malang, 2021
Mahasiswa
LELYANA MOELYANDA
NIM.182063
Mengetahui,
Pembimbing
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir ini oleh Lelyana Moelyanda NIM. 18.20.63 dengan judul
“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.”A” USIA 30 TAHUN
KEHAMILAN TRIMESTER III DENGAN JARAK TERLALU DEKAT <2TAHUN
SAMPAI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI PMB YULIDA
TI’ANI SINGOSARI” telah diuji untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji ujian
sidang Laporan Tugas Akhir Program Studi D III Kebidanan Institut Teknologi,
Sains, dan Kesehatan RS dr. Soepraoen kesdam V/BRW Malang pada:
Hari :
Tanggal :
Dan disahkan oleh :
(…………………………) (………………)
TandaTangan Tanggal
i
Anik Purwati, S.ST., MM., M.Kes
RINGKASAN
Lelyana Moelyanda
Institut Teknologi Sains dan Kesehatan RS dr. Soepraoen Kesdam V/Brawijaya
Malang Program Studi Kebidanan
Jarak kehamilan adalah jarak interval waktu antara dua kehamilan yang
berurutan dari seorang wanita. Jarak kehamilan yang pendek secara langsung
akan memberikan efek terhadap kesehatan wanita maupun kesehatan janin yang
di kandungnya. Penyebab kematian tidak langsung pada ibu hamil meliputi 4
terlalu yaitu terlalu muda (<16 tahun), terlalu tua (> 35) tahun, terlalu dekat (jarak
anak <2 tahun) dan terlalu sering (jumlah anak lebih dari 3 ). Asuhan kebidanan
dilakukan pada Ny.A usia 30 tahun dari kehamilan trimester III sampai dengan
perencanaan penggunaan alat kontrasepsi. Asuhan kebidanan ini dilakukan
melalui pendekatan kepada pasien secara langsung pada pasien Ny.A usia 30
tahun. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk dapat memberikan asuhan
kebidanan secara continuity of care pada kasus jarak terlalu dekat mulai dari
kehamilan trimester III, persalinan, masa nifas, bayi,neonates, hingga
penggunaan alat kontrasepsi bai bio,psiko, dan social sehingga dapat mencegah
terjadinya komplikasi dan meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayinya
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
Kasus diambil di PMB Yulida Ti’ani Singosari, Kabupaten Malang,
Provinsi Jawa timur dari tanggal 25 November 2020 s.d 10 Januari 2021. Metode
asuhan dalam LTA ini adalah dengan wawancara, observasi, dan
penatalaksanaan asuhan. Subjek dalam asuhan ini adalah Ny. A usia 30 tahun
G3P2Ab0 yang mengalami dengan kehamilan jarak terlalu dekat usia kehamilann
36 minggu 3 hari di PMB Yulida Ti’ani Singosari.
Perencanaan asuhan dilakukan sesuai kebutuhan pasien dan telah
dilakukan kunjungan ANC 1 kali, pendampingan persalinan, kunjungan nifas
i
ii
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingg
a penulis dapat menyelesaikan tugas laporan ini tanpa suatu halangan apapun. L
aporan yang berjudul Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada NY.”A” Usia 30
Tahun Kehamilan Trimester III Dengan Jarak Terlalu Dekat <2Tahun Sampai
Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Di PMB Yulida Ti’ani Singosari”
Laporan ini merupakan laporan studi kasus yang diajukan sebagai syarat
menyelesaikan Pendidikan Tinggi Program Studi D-III Kebidanan
Dalam menyelesaikan laporan studi kasus ini penulis banyak
mendapatkan bantuan bibmbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Arief Efendi, SMPh, SH, S.Kep., Ners, M.M, M.Kes selaku Rektor Institut
Teknologi, Sains, dan Kesehatan RS dr. Soepraoen kesdam V/BRW Malang
2. Anik Purwati, S.ST., M.M., M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Kebidanan Institut Teknologi, Sains, dan Kesehatan RS dr. Soepraoen
kesdam V/BRW Malang dan selaku penguji II yang telah memberikan
bimbingan sehingga dapat terselesaikan
3. Rifzul Maulina, S.ST., M.Kes selaku penguji utama yang telah memberikan
bimbingan sehingga dapat terselesaikan
4. Rosyidah Alfitri, SST, MPH selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan sehingga dapat terselesaikan
5. PMB Yulida Ti’ani, SST., M.Kes yang telah memberikan kesempatan untuk
melakukan penyusunan Asuhan Kebidanan Komprehensif
6. Nyonya “A” selaku responden atas kerjasamanya yang baik.
7. Orangtua dan keluargaku atas cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan
sehingga Asuhan Kebidanan Komprehensif ini selesai pada waktunya.
8. Rekan seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu
dalam penyusunan proposal ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal laporan tugas akhir ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat diharapkan penulis sebagai penyempurnaan laporan
tugas akhir ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atau
segala amal yang telah diberikan dan dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
iii
iv
Lelyana Moelyanda
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................i
RINGKASAN......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vii
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3.1Tujuan Umum.....................................................................................................3
1.3.2Tujuan Khusus...................................................................................................3
1.4.1 Sasaran..............................................................................................................3
1.4.2 Tempat...............................................................................................................3
1.4.3 Waktu.................................................................................................................4
1.5.1Manfaat Teoritis.................................................................................................4
i
ii
ii
iii
2.3.6 Penanganan Kehamilan Jarak Telalu Dekat Pada Ibu Post Partum.......37
2.4.5 Resiko Kehamilan Dengan Jarak Terlalu Dekat Pada Bayi Baru Lahir. .46
2.5.6 Resiko Apabila Ibu Hamil Jarak Terlalu Dekat Tidak Menggunakan KB 53
2.5.7 Penanganan Ibu Hamil Jarak Terlalu Dekat Pada Penggunaan KB.......53
3.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan Jarak Kehamilan
Terlalu Dekat......................................................................................................57
iii
iv
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................104
BAB V PENUTUP............................................................................................117
5.1 Kesimpulan.............................................................................................117
5.2 Saran.......................................................................................................118
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................119
iv
DAFTAR GAMBAR
i
ii
DAFTAR LAMPIRAN
No Daftar Lampiran
Lampiran 11 Dokumentasi
ii
iii
DAFTAR SINGKATAN
iii
iv
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
2
2
3
tidak mungkin untuk hamil. Namun, ilmu medis juga mengakui bahwa
menyusui dapat menekan peluang kemungkinan hamil lagi. Ibu yang
tidak menyusui bahkan bisa hamil empat minggu setelah melahirkan.
Maka sangat penting untuk melakukan pengendalian kelahiran, untuk
memakai alat kontrasepsi meskipun baru saja melahirkan hingga si kecil
usia balita.
Untuk mengatasi kehamilan dengan jarak terlalu dekat, setiap orang
yang merencanakannya kehamilan setelah persalinan harus
memperhatikan jarak kehamilan yang aman. Pasalnya, jarak antara dua
kehamilan yang terlalu dekat bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan
ibu dan janin, hal yang penting diketahui yaitu Edukasi sebelum dan
selama kehamilan sangat penting untuk masalah ini. Sedapat mungkin,
tenaga kesehatan harus memastikan bahwa semua informasi terkait
kehamilan telah dipahami sebelum kehamilan terjadi. Menurut Hartono
(2010), pengaturan kehamilan dengan jarak terlalu dekat, kehamilan yang
ideal juga dapat diatur dengan menggunakan pola KB rasional. Pola KB
rasional juga memiliki maksud untuk menyelamatkan ibu dan anak
dengan jarak kelahiran yang terlalu dekat. Jarak kelahiran yang paling
baik adalah 2-4 tahun sehingga ibu dapat mempertimbangkan keputusan
untuk hamil anak berikutnya dalam rentang waktu minimal 2 tahun agar
resiko abortus dapat diminimalisir. Membuat perencanaan persalinan
dengan ibu hamil, suami dan keluarga untuk melahirkan di Puskesmas
Rawat Inap atau di Rumah Sakit. Untuk masa nifas dan KB, petugas
kesehatan dapat memberikan konseling dan informasi pada ibu tentang
KB apa yang sesuai dengan kondisi ibu (Depkes 2014). Untuk mengatur
jarak kehamilan dengan jarak terlalu dekat dapat menggunakan metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) tidak permanen maupun permanen
untuk proses pemulihan rahim dari kehamilan sebelumnya dan sekaligus
menjaga jarak kelahiran yang aman dan sehat. MKJP merupakan alat
kontrasepsi untuk menunda, menjarangkan kehamilan serta
menghentikan kesuburan yang digunakan dalam jangka panjang. Selain
itu, MKJP lebih rasional dan mempunyai efek samping sedikit.(Kemenkes
RI, 2013).
Saat ini Indonesia dilanda pandemic COVID-19 ibu hamil harus
melakukan pencegahan COVID-19 dengan cara menggunakan masker
3
4
ketika berpergian, cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir, atau cairan antiseptic berbahan dasar alcohol, menjaga jarak
dengan orang lain setidaknya 1 meter, terutama dengan orang yang
batuk atau bersin, hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut, masak
makanan bergizi dan matang.(Nurul et al, 2020)
Berdasarkan uraian diatas maka penulis sangat tertarik untuk
melakukan asuhan kebidanan komprehensif dengan judul “Asuhan
Kebidanan Komprehensif Pada Ny.”A” Dengan Kehamilan Jarak Terlalu
Dekat Pada Trimester III Sampai Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi
KB Di PMB Yulida Ti’ani Singosari.
4
5
5
6
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
7
8
8
9
c. Status Ekonomi
Status ekonomi rumah tangga mempunyai hubungan yang bermakna
dengan risiko kehamilan jarak terlalu dekat. Seorang ibu yang kurang
beruntung karena datang dari keluarga miskin akan berpotensi lebih besar
untuk menderita risiko kehamilan jarak terlalu dekat dibandingkan dengan ibu
yang berasal dari keluarga kaya. Ibu dengan tingkat ekonomi lemah akan sulit
mengakses pelayanan kesehatan di fasilitasfasilitas kesehatan sehingga
makin memperburuk risiko yang harus dialaminya. Kurangnya akses ke
pelayanan kesehatan, baik dari segi informasi maupun pelayanan kesehatan
lain seperti pelayanan pemeriksaan dan pengobatan, layanan KB dan
sebagainya.
9
10
10
11
Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia kehamilan
22 minggu atau selama persalinan, maka waspada terhadap kemungkinan
gawat janin atau bahkan kematian janin dalam uterus.Gerakan janin
berkurang atau bahkan hilang dapat terjadi pada solusio plasenta dan
ruptur uteri.
f. Nyeri perut yang hebat
Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur uteri, solusio
plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur uteri disertai shock,
perdarahan intra abdomen dan atau pervaginam, kontur uterus yang
abnormal, serta gawat janin atau DJJ tidak ada.
g. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu,
ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan
preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.
11
12
12
13
a. Trimester I dan II
1) Setiap bulan sekali
2) Diambil data tentang laboraturium
3) Pemeriksaan ultrasonografi
4) Nasehat diet tentang empat sehat lima sempurna, tambahan protein ½
gr/kg= 1 telur/hari.
5) Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan,
komplikasi kehamilan.
6) Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari
terjadinyakomplikasi kehamilan dan imunisasi tetanus.
b. Trimester III
1) Setiap dua minggu sekali, sampai ada tanda kelahiran
2) Evaluasi data laboraturium untuk melihat hasil pengobatan
3) Diet 4 sehat 5 sempurna
4) Pemeriksaan ultrasonografi
5) Imunisasi tetanus II
6) Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil
trimester ketiga
7) Rencana pengobatan
8) Nasehat tentang tanda-tanda inpartu, kemana harus dating untuk
melahirkan.
2.1.7 Standar Pemeriksaan Ibu Hamil
a. Menurut Hana dkk (2010), Asuhan kebidanan pada kunjungan ulang
sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk kunjungan ANC bidan harus
melakukan “14 T”:
1) Timbang BB ibu
2) Tekanan Darah
3) Tinggi Fundus Uteri
4) Tetanus toxoid lengkap
5) Tablet Zat besi, min 90 tablet selama Hamil
6) Tes PMS
7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
8) Terapi kebugaran
13
14
14
15
15
16
16
17
diabetes itu sendiri adalah dua hal yang akan saling mempengaruhi.
Parahnya, Bahaya Diabetes Saat Hamil juga bisa menyebar ke janin,
seperti kerusakan otak pada janin dan kerusakan jantung pada janin.
d. Virus hepatitis
Tes ibu hamil untuk mengetahui risiko terjangkit virus hepatitis juga
perlu diketahui. Tes ini bisa dilakukan dengan melakukan beberapa tes
seperti GbsAg (untuk mendeteksi virus hepatitis B), tes Anti HBs (untuk
mendeteksi antibodi pada hepatitis), dan Anti HCV (untuk mendeteksi
virus hepatitis C).
e. Tes rhesus
Faktor rhesus (positif atau negatif ). Perlu perhatian khusus bila
rhesus istri negatif sedangkan rhesus suami positif. Terdapat
kemungkinan rhesus janin positif, sehingga dapat terjadi sensitisasi pada
darah ibu yang akan menimbulkan antibodi terhadap rhesus positif. Hal
ini dapat membahayakan janin pada kehamilan berikutnya.Untuk itu ibu
hamil dengan rhesus negatif harus diberi suntikan pada kehamilan 28
minggu untuk mengikat antibodi terhadap rhesus positif, serta dalam 72
jam setelah melahirkan apabila bayinya rhesus positif.
f. Hemoglobin (Hb)
hemoglobin bertujuan untuk mendeteksi anemia - Hb kurang dari 11
g/dl.
g. Eritrosit
Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) dapat menggambarkan ukuran
dan warna sel darah merah sehingga dapat diketahui penyebab anemia
apakah karena defisiensi besi atau defisiensi asam folat.
h. Leukosit
Leukosit dapat mendeteksi adanya infeksi dan penyebabnya yang
disebabkan oleh bakteri atau virus, dan dapat melihat kekebalan tubuh
serta potensi alergi. Kadar abnormal leukosit jika lebih dari 15.000/ul
i. Retikulosit
Retikulosit dapat memberi informasi lebih dini sebagai prediksi
anemia dan respons sumsum tulang terhadap suplementasi besi.
j. Urine (Urinalisa)
17
18
18
19
1) Anemia ringan
(a) Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10gr/dl masih dianggap
ringan sehingga hanya perlu diperlukan kombinasi 60mg/hari zat
besi dan 500mg asam folat peroral sekali sehari.(Sari, 2013)
(b) Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan yang baik
dikonsumsi selama hamil, misalnya: daging, sayur hijau seperti
bayam, daun singkong, kangkung, kacang-kacangan, dan buah-
buahan. (Pudiastuti, 2011)
2) Anemia sedang
(a) Pengobatan dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg asam
folat peroral sehari . (Sari, 2013)
(b) Meningkatkan konsumsi tablet besi secara rutin dan
mengkonsumsi makanan yang bergizi serta banyak mengandung
zat besi. (Manuaba,2010)
(c) Memberikan tablet tambah darah sehari 1 tablet/90 tablet selama
hamil. (Ratna Dwi, 2011)
3) Anemia berat
(a) Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg 6 bulan
selama hamil dilanjutkan sampai 3 bulan setelah melahirkan.
(Arisman,2010)
(b) Meningkatkan konsumsi tablet besi secara rutin, memperbaiki
kesehatan lingkungan, mengkonsumsi makanan yang bergizi,
banyak mengandung zat besi dan lakukan transfuse darah
(Manuaba, 2010)
b. Penangan plasenta previa
Penanganan pada kasus perdarahan dengan plasenta previa dapat
dibagi menjadi 2
1) Ekspektatif (bila usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau TBF)
(Sulaiman Sastrawnata, 2010) yaitu penangan yang dilakukan apabila
janin masih kecil sehingga kemungkinan hidup di dunia luar baginya
kecil sekali. Penanganan ini hanya dapat dibenarkan jika keadaan ibu
baik dan perdarahan sudah berhenti atau sedkit sekali. Syarat terapi
ekspektatif yaitu Jika usia kehamilan belum optimal/kurang dari 37
19
20
20
21
21
22
22
23
Objektif (O)
Data objektif merupakan data yang menggambarkan
pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, labortorium dan tes
diagnosis lain yang dirumuskan dalam data focus yang mendukung
assessment. Data objektif pasien ibu hamil yaitu: keadaan umum ibu,
kesadaran ibu, tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik pada ibu,
pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, dan
pemreiksaan laboratorium. Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada
kunjungan awal, bukan hanya untuk mendeteksi adanya ketidak
normalam atau faktor resiko yang mungkin ditemukan tetapi juga
sebagai data dasar untuk pemeriksaan pada kunjungan selanjutnya:
1) Pemeriksaan umum
a. General Examination
Memperlihatkan tingkat energi ibu, dengan keadaan umum,
kedaran ibu (composmentis), dan keadaan emosional ibu.
b. Tanda-tanda vital
Seperti mengukur tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, suhu
badan. Berat badan, tinggi badan dan LILA serta Indeks Massa
Tubuh (IMT).
2) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kebersihan pada kepala,
23
24
3) Pemeriksaan kebidanan
Abdomen di inspeksi apakah simetris atau tidak, adakah bekas
operasi, adakah linea nigra, striae abdomen dan di palpasi dari
pemeriksaan Leopold I – leopold IV.
Leopold I : untuk menentukan TFU dan bagian apa yang ada
di fundus (bagian normal teraba bokong)
Leopold II : untuk mengetahui bagian apa yang berada di sisi
kiri dan kanan perut ibu
Leopold III : untuk mengetahui bagian apa yang terletak di
bagian bawah perut ibu(bagian normal teraba kepala)
Leopold IV : untuk mengetahui bagian janin sudah masuk pintu
atas panggul (PAP) atau belum.
4) Denyut jantung janin (DJJ) biasanya dengan kuadran bawah bagian
punggung janin, 3 jari dibawah pusat ibu. Denyut jantung janin yang
normal 130-160 kali/menit.
5) Taksiran berat badan janin (TBJ) untuk menentukan berat badan janin
saat usia kehamilan trimester III. Dengan rumus JohnsonTaussac:
(TFU menurut Mc. Donald-n) x155 = ... gram (Sari, dkk, 2015).
n = 13 jika kepala belum masuk pintu atas panggul (PAP)
n = 12 jika kepala berada di atas PAP
n = 11 jika kepala sudah masuk PAP
6) Pemeriksaan panggul, ukuran panggul luar meliputi: Distansia
spinarum: jarak antara spina iliaka anterior superior kiri dan kanan (23-
26 cm). Distansia cristarum: jarak antara crista iliaka kiri dan kanan (26-
29 cm).Conjungata eksterna: jarak anta tepi atas simpisis pubis dan
24
25
ujung prosessus spina. Lingkar panggul luar: jarak anta tepi atas
simpisis pubis, spinarum, cristarum dan lumbanlima (80-90 cm).
7) Hemoglobin (HB) Pemeriksaan darah pada kehamilan trimester III
dilakukan untuk mendeteksi anemia atau tidak. Klasifikasi anemia
menurut Rukiah (2013) sebagai berikut: Hb 11 gr% : tidak anemia
Hb 9-10 gr% : anemia ringan
Hb 7-8 gr% : anemia sedang
Hb ≤ 7 gr% : anemia berat
8) Pemeriksaan urine
Pemeriksaan protein urine dilakukan pada kehamilan trimester III untuk
mengetahui komplikasi adanya preeklamsi dan pada ibu. Standar
kekeruhan protein urine menurut Rukiah (2013) adalah:
Negatif : Urine jernih
Positif 1 (+) :Ada kekeruhan
Positif 2 (++) :Kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan
Positif 3 (+++) :Urine lebih keruh dan endapan yang lebih jelas
Positif 4 (++++) :Urine sangat keruh dan disertai endapan yang
menggupal.
9) Pemeriksaan USG
Untuk mengetahui diameter kepala, gerakan janin, denyut jantung janin
(DJJ), ketuban, tafsiran berat badan janin (TBJ), tafsiran persalinan.
Assesment (A)
Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa
dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau
masalah potensial. Data assessment pada ibu hamil yaitu pada
diagnosis kebidanan terdapat jumlah paritas ibu,usia kehamilan dalam
minggu, kedaaan janin. Contoh assessment pendokumentasian
diagnosis kebidanan pada ibu hamil yaitu Seorang ibu hamil G1 P0 A0
usia kehamilan 12 minggu dengan anemia ringan. Masalah pada ibu
hamil yaitu khawatir dengan perkembangan bayinya karena tidak nafsu
makan akibat mual dan muntah. Dan kebutuhan yang diperlukan ibu
25
26
yaitu kebutuhan untuk KIE dan bimbingan tentang Makan sedikit tapi
sering.
Hasil analisa untuk menetapkan diagnosa kebidanan seperti :
b. G (gravida) merupakan menentukan kehamilan keberapa
c. P (partus) merupakan jumlah anak baik aterm, preterm, imtur, dan
hidup
d. A (abortus) merupakan riwayat keguguran
e. Usia kehamilan
f. Anak hidup/meninggal
g. Anak tunggal/kembar
h. Letak anak apakah bujur/lintang, habitus fleski/defleksi, posisi
puka/puki, presentasi bokong/kepala.
i. Anak intrauterine/ekstrauterine
j. Keadaan umum ibu dan janin serta masalah keluhan utama
26
27
Penatalaksanaan (P)
Penatalaksanaan yaitu menggambarkan pendokumentasian dari
perencanaan dan evaluasi berdasarkan assessment.Data planning pada
ibu hamil yaitu dalam pelaksanan asuhan ini sebagian dilakukan oleh bidan,
sebagian oleh klien sendiri, atau oleh petugas kesehatan lainnya. Kemudian
dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan, apakah telah memenhi
kebutuhan asuhan yang telah teridentfikasi dalam diagnose maupun
masalah.
Menurut Hani (2010) Dalam pelaksanaan seluruh rencana tindakan yang
sudah disusun dilaksanakan dengan efisien dan aman
a) Memberikan informasi terhadap perubahan fisiologis yang biasa terjadi
pada kehamilan trimester III untuk memberikan pemahaman kepada
klien dan menurunkan kecemasan serta membantu penyesuaian
aktivitas perawatan diri. Masalah yang mungkin muncul pada kehamilan
trimester III seperti nyeri punggung, varises pada kaki, susah tidur,
sering buang air kecil (BAK), hemoroid, konstipasi, obstipasi, kram pada
kaki, dan lain sebagainya.
b) Memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) seperti
1. Nutrisi ibu hamil
2. Hygiene selama kehamilan trimester III
3. Hubungan seksual
4. Aktivitas dan istirahat
5. Perawatan payudara dan persiapan laktasi
6. Tanda-tanda persalinan
7. Persiapan yang diperlukan untuk persalinan
c) Menganjurkan ibu untuk segera mencari pertolongan dan segera datang
ke tenaga kesehatan apabila mengalami tanda-tanda bahaya seperti
berikut :
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak menghilang
27
28
3. Pandangan kabur
4. Nyeri abdomen
5. Bengkak pada wajah dan tangan serta kaki
6. Gerakan bayi berkurang atau sama sekali tidak bergerak.
7. Memberikan suplemen penambah darah untuk meningkatkan
persediaan zat besi selama kehamilan dan diminum dengan air putih
bukan dengan teh atau sirup.
8. Memberikan imunisasi TT 0,5cc apabila ibu belum mendapatkan.
Pada ibu hamil imunisasi TT diberikan 2 kali dengan selang waktu 4
minggu.
9. Menjadwalkan kunjungan ulang pada kehamilan trimester III setiap 2
minggu dan jika setelah 36 minggu kunjungan ulang setiap minggu
sebelum persalinan.
28
29
29
30
dua fase, yaitu tanda bahwa persalinan sudah dekat dan tanda timbulnya
persalinan (inpartu).
Menurut Eka (2014), pada fase ini sudah memasuki tanda-tanda
inpartu, sebagai berikut:
a. Terjadinya HIS
HIS adalah kontraksi rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa
nyeri diperut serta dapat menimbulkan pembukaan servick kontraksi rahim
yang dimulai pada 2 face Maker yang letaknya di dekat cornu uteri. HIS
yang menimbulkan pembukaan servick dengan kecepatan tertentu disebut
HIS efektif. HIS efektif mempunyai sifat adanya dominan kontraski uterus
pada fundus utri, kondisi berlangsung secara sinkron dan harmonis,
adanya intensitas kontraksi yang maksimal antara dua kontraksi, irama
teratur dan frekuensi yang sering, lama his berkisar 45-60 detik.His
persalinan memiliki sifat sebagai berikut :
1) Pinggang terasa sakit dan mulai menjalar ke depan.
2) Teratur dengan interval yang mungkin pendek dan kekuatannya
makin besar.
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan servick
4) Penambahan aktivitas (seperti berjalan) maka his tersebut semakin
meningkat. Keluarnya lendir bercampur darah (show)
b. Lendir ini berasal dari pembukaan kanalis servikalis. Sedangkan
pengeluaran darahnya disebabkan oleh robeknya pembuluh darah waktu
serviks membuka.
c. Terkadang disertai ketuban pecah
Sebagian ibu hamil megeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput
ketuban menjelang persalinan. Jika ketuban sudah pecah, maka
ditargetkan persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam. Akan tetapi,
apabila persalinan tidak tercapai maka persalinan harus diakhiri dengan
tindakan tertentu misalnya akstraksi vakum atau sectio caesarea.
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
10) Raba bagian dalam uterus untuk mencari sisa pasenta. Eksplorasi
manual uterus menggunakan teknik yang serupa dengan tehnik yang
digunakan untuk mengeluarkan plasenta yang tidak keluar
11) Keluarkan sisa plasenta dengan tangan, cunam ovum, atau kuret
12) Jika perdarahan berlanjut, lakukan uji pembekuan
13) Apabila setelah melakukan langkah-langkah di atas dan plasenta
belum juga lahir, segera rujuk ke rumah sakit bila ibu mengalami
perdarahan hebat.
d. Penangan persalinan dilakukan dengan sistem rujukan. Asuhan saying ibu
dalam mempersiapkan rujukan atau untuk melakukan rujukan meliputi
BAKSOKU,yaitu (Maulina, 2017)
1) B: (Bidan)
Saat melakukan rujukan harus didampingi oleh tenaga kesehatan salah
satunya bidan hingga sampai ke fasilitas kesehatan yang dituju
2) A: (Alat)
Saat akan merujuk persiapkan alat yang diperlukan baik untuk bayi
atau ibu (tabung suntik, selang IV, alat resusitasi)
3) K: (Keluarga)
Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan bayi dan
alas an ibu atau bayi harus dirujuk.
4) S: (Surat)
Berikan surat ketempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi
mengenai ibu dan bayi, cantumkan alas an rujukan dan uraian hasil
rujukan. Sertakan juga partograf yang dipakai untuk membuat
keputusan klinik
5) O: (Obat)
Bawa obat-obatan esensialpada saat mengantar ibu kefasilitas rujukan.
Obat-obatan tersebut mungkin akan diperlukan selama diperjalanan.
6) K: (Kendaraan)
Pastikan kendaraan tersedia untuk membawa ibu atau janin ke tempat
rujukan
7) U: (Uang)
40
41
41
42
Objektif (O)
Data objektif yaitu data yang menggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik klien, labortorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan
dalam data focus yang mendukung assessment. Di kala I pendoumentasian
data objektif yaitu keadaan umum, kesadaran, tanda vital, pemeriksaan
kebidanan dengan leopod, palpasi, tinggi fundus uteri, punggung janin,
presentasi, penurunan, kontraksi denyut jantung janin, pergerakan,
pemeriksaan dalam: keadaan dinding vagina, portio, pembukaann serviks,
posisi portio, konsistensi, ketuban negatif atau positif, penurunan bagian
terendah, pemeriksaan laboratorium, Hb, urine, protein reduksi.
Sebelum melakukan tindakan sebaiknya dijelaskan terlebih dahulu pada
ibu dan keluarganya tentang apa yang akan dilakukan selama pemeriksaan
dan apa alasannya. Motivasi mereka untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan sehingga mereka memahami kepentingan
pemeriksaan.
1. Pemeriksaan Abdomen Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk
mengetahui :
a. Menentukan tinggi fundus uteri
b. Memantau kontraksi uterus
c. Memantau denyut jantung janin
d. Menentukan presentasi
e. Menetukan penurunan bagian terbawah janin
2) Pemeriksaan Dalam
42
43
43
44
Assessment (A)
Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah
potensial. Di Kala I pendokumentasian Assesment yaitu Ibu G1P0A0 hamil
aterm, premature,postmaatur,partus kala1 fase aktif dan laten. Diagnosa
pada kala I:
1. Sudah dalam persalinan (inpatu), ada tanda-tanda persalinan : pembukaan
serviks >3 cm, his adekuat (teratur, minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40
detik), lendir darah dari vagina.
2. Kemajuan persalinan normal, yaitu kemajuan berjalan sesuai dengan
partograf.
3. Persalinan bermasalah, seperti kemajuan persalinan yang tidak sesuai dengan
partograf, melewati garis waspada.
Contoh :
Diagnosis : G2P1A0 hamil 39 minggu. Inpartu kala I fase aktif
Masalah : ibu dengan kehamilan normal.
44
45
Penatalaksanaan (P)
Planning yaitu menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan
evaluasi berdasarkan assessment. Di kala I pendokumentasian planning yaitu:
4. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga
pasien atau teman dekat.
5. Mengatur aktivitas dan posisi ibu seperti posisi sesuai dengan keinginan ibu
namun bila ibu ingin ditempat tidur sebaiknya tidak dianjurkan tidur dalam
posisi terlentang lurus.
6. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his seperti ibu diminta menarik
napas panjang, tahan napas sebentar, kemudian dilepaskan dengan cara
meniup sewaktu ada his.
7. Menjaga privasi ibu seperti penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam
persalinan, antara lain menggunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan
orang lain tanpa sepengetahuan dan seizin pasien/ibu.
8. Penjelasan tentang kemajuan persalinan seperti perubahan yang terjadi dalam
tubuh ibu, serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil
pemeriksaan.
9. Menjaga kebersihan diri seperti memperbolehkan ibu untuk mandi,
menganjurkan ibu membasuh sekitar kemaluannya seusai buang air
kecil/besar.
10. Mengatasi rasa panas seperti menggunakan kipas angin atau AC dalam
kamar.
11. Masase, jika ibu suka, lakukan pijatan/masase pada punggung atau
mengusap perut dengan lembut.
12. Pemberian cukup minum untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah
dehidrasi.
13. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong. Sentuhan, seperti keinginan
ibu, memberikan sentuhan pada salah satu bagian tubuh yang bertujuan
untuk mengurangi rasa kesendirian ibu selama proses persalinan.
2. Kala II/kala pengeluaran
45
46
Kala II yaitu dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. Proses ini biasanya
berlangsung selama 2 jam pada primi dan satu jam pada multi. Bentuk
pendokumentasian SOAP pada kala II (Rukiyah, 2012).
Subjektif (S)
Data subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan
data klien melalui anamnesa. Data subjektif ibu bersalin kala II atau data yang
diperoleh dari anamnesa, antara lain: ibu mengatakan mulesmules yang sering
dan selalu ingin mengedan, vulva dan anus membuka, perineum menonjol, his
semakin sering dan kuat. Data subjektif yang mendukung bahwa pasien dalam
persalinan kala II adalah pasien mengatakan ingin meneran.
Objektif (O)
Data objektif yaitu data yang menggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik klien, labortorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan
dalam data focus yang mendukung assessment. Di kala II pendoumentasian data
objektif yaitu Dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil yaitu dinding vagina
tidak ada kelahiran, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm (lengkap), ketuban
negative, presentasi kepala, penurunan bagian terendah di hodge III, posisi ubun-
ubun kecil.
Data objektif
1. Ekspresi wajah pasien serta bahasa tubuh (body language) yang
menggambarkan suasana fisik dan psikologis pasien menghadapi kala II
persalinan
i.Vulva dan anus terbuka perineum meninjol
ii.Hasil pemantauan kontraksi
Durasi lebig dari 40 detik
Frekuensi lebih dari 3 kali dalam 10 menit
Intensitas kuat
iii.Hasil pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa pembukaan serviks sudah
lengakap.
Assesment (A)
Assesment menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi
data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah potensial. Di Kala
46
47
47
48
diperoleh dari anamnesa antara lain ibu mengatakan perutnya masih mules, bayi
sudah lair, plasenta belum lahir, tinggi fundus uteri, kontraksi baik atau tidak,
Volume perdarahan pervagianm, keadaan kandung kemih kosong.
Data subjektif
1. Pasien mengatakan bahwa bayinya telah lahir melalui vagina
2. Pasien mengatakan bahwa ari arinya belum lahir
3. Pasien mengatakan perut bagian bawahnya terasa mules
Objektif (O)
Data objektif yaitu data yang menggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik klien, labortorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan
dalam data focus yang mendukung assessment. Di kala II pendoumentasian data
objektif yaitu keadaan umum ibi, pemeriksaan tanda-tanda vital,palpasi abdomen,
periksa kandung kemih dan kontraksi dan ukur TFU.
Data objektif
1. bayi lahir secara spontan pervaginam pada tanggal… jam … jenis kelaminlaki
laki /normal
2. Plasenta belum lahir
3. Tidak teraba janin kedua
4. Teraba kontrasi uterus
Assesment (A)
Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah
potensial. Di Kala III pendokumentasian Assesment yaitu P1AO partus kala III.
Diagnosis pada kala III menurut Saifuddin, (2015)
1. Kehamilan dengan janin normal hidup tunggal Persalinan spontan melalui
vagina pada bayi tuggal, cukup bulan
2. Bayi normal Tidak ada tanda-tanda kesulitan pernafasan, APGAR lebih dari
tujuh, tanda-tanda vital stabil, berat badan besar dari dua ribu lima ratus gram.
Penatalaksanaan (P)
Penatalaksanaan menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan
evaluasi berdasarkan assessment. Di kala II pendokumentasian planning yaitu
observasi keadaan umum ibu, observasi pelepasan plasenta, melakukan
peregangan tali pusat terkendali, lakukan manajemen kala III, massase uterus,
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
2.3.6 Penanganan Kehamilan Jarak Telalu Dekat Pada Ibu Post Partum
a. Penanganan pada perdarahan post partum
Pada tahun 2011, WHO mengeluarkan “Priorty Medicines for Maternal
and Child Health” yang termasuk di dalamnya obat uterotonik untuk
penanganan perdarahan post partum karena atonia uteri. Jumlah akan
keberadaan oxytocin disarankan lebih banyak dari misoprostol uterotonik
untuk penanganan pendarahan post partum akibat atonia uteri terdapat
beberapa jenis kombinasi yang memiliki keunggulan dan kekurangan yang
bervariasi. Pada penelitian tahun 2009-2010 di India yang membandingkan
ergometrine dan ergometrine-oxytocin untuk mengurangi pendarahan,
methyl-ergometrin merupakan yang paling efektif. Namun, penggunaan
ergometrine telah dibatasi karena efek sampingnya. Sehingga, exytocin
menjadi uterotonik yang paling disarankan. Meskipun demikian, aplikasi
oxytocin tdaklah mudah karena memerlukan staf yang berkompeten dan
55
56
56
57
57
58
Objektif (O)
58
59
59
60
Jika ibu tidak dapat berkemih dalam 6 jam postpartum, bantu ibu dengan
cara menyiramkan air hangat dan bersih ke vulva dan perineum ibu.
Setelah kandung kemih dikosongkan, maka lakukan masase pada
fundus agar uterus berkontraksi dengan baik.
6. Genetalia
Yang dilakukan pada saat melakukan pemeriksaan genetalia adalah
periksa pengeluaran lochea, warna, bau dan jumlahnya, periksa apakah
ada hematom vulva (gumpalan darah) gejala yang paling jelas dan dapat
diidentifikasi dengan inspeksi vagina dan serviks dengan cermat, lihat
kebersihan pada genetalia ibu, anjurkan kepada ibu agar selalu menjaga
kebersihan pada alat genetalianya karena pada masa nifas ini ibu sangat
mudah sekali untuk terkena infeksi.
7. Perineum
Saat melakukan pemeriksaan perineum periksalah jahitan laserasinya.
8. Ekstremitas bawah
Pada pemeriksan kaki apakah ada varices, oedema, reflek patella, nyeri
tekan atau panas pada betis
9. Pengkajian psikologi dan pengetahuan ibu (Sunarsih,2014).
Assesment (A)
Assesment menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah
potensial. Pendokumentasian Assesment pada ibu nifas yaitu pada
diagnosa ibu nifas seperti postpartum hari ke berapa, perdarahan masa
nifas, subinvolusio, anemia postpartum,Preeklampsia. Pada masalah ibu
nifas pendokumentasian seperti ibu kurang informasi, ibu tidak ANC, sakit
mulas yang menganggu rasa nyama, buah dada bengkat dan sakit. Untuk
kebutuhan ibu nifas pada pendokumentasian seperrti penjelasan tentang
pecegahan fisik, tanda-tanda bahaya,kontak dengan bayi (bonding and
attachment), perawatan pada payudara,imunisasi bayi.
Diagnosa
Untuk menentukan hal-hal sebagai berikut :
60
61
61
62
62
63
susukan bayi 2-3 jam sekali, letakkan kain dingin pada payudara setelah
menyusui dan payudara dikeringkan.
6. Hubungan perkawinan/rumah tangga secara fisik aman untuk memulai
hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat
memasukkan satu atau dua jari nya kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
7. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum
ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan
bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya.
63
64
64
65
yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/100 nya, keadaan ini menyebabkan
penurunan suhu bayi sebanyak 20C dalam waktu 15 menit. Akibat suhu
yang rendah metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan O2 pun
meningkat.
iii. Perubahan pernapasan
Selama dalam rahim ibu janin mendapat O2 dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas melalui paru-paru bayi.
Rangsangan gas melalui paru-paru untuk gerakan pernapasan pertama.
Adapun awal terjadinya napas:
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan di luar
rahim yang merangsang pusat pernapasan otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada, yang etrjadi karena kompresi paru
selama persalinan, merangsang masuknya udara ke dalam paru secara
mekanis.
iv. Perubahan Peredaran Darah
Bayi baru lahir setelah terjadi kelahiran harus melewati paru untuk
mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melaluitubuh guna
mengantarkan oksigen ke jaringan. Te sirkulasi yang baik pada bayrjadi dua
perubahan besar yang membuat sirkulasi yang baik pada baru lahir diluar
rahim :
i. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
ii. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan aorta.
Perubahan siklus ini terjadi akibat perubahan teanaa di seluruh sistem
pembulh tubuh. Oksigenasi menyebabkan sistem pembuluh mengubah
tekanan dengan cara mengurangi atu eningkatkan resistnsinya,
sehingga mengubah aliran darah. Ada duakanan dalam sist peristiwa
yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah yaitu
1) Pada saat tali pusat di potong, resistensi pembuluh sistemik dan
tekanan atrium kanan menurun.
2) Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru
dan meningkatkan tekanan atrium kanan.
v. Perubahan neurologik
65
66
66
67
67
68
68
69
Merupakan kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara
sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam
ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan
pans juga terjadi jika terjadi aliran udara dari kipas angina, hembusan
udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
d. Radiasi
Merupakan kehilangan panas yang terjadi karena bayi diletakkan di dekat
benda-bendayang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda benda tersebut
menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara
langsung).
2.4.5 Resiko Kehamilan Dengan Jarak Terlalu Dekat Pada Bayi Baru Lahir
a. BBLR (Berat badan lahir rendah)
Pertumbuhan dan perkembangan janin selama berada dalam kandungan
juga bisa terhambat karena ibu kesulitan memenuhi kebutuhan nutrisi
selama hamil. Sehingga berdampak ukuran tubuh bayi yang kecil serta
berat badan lahir rendah
69
70
diperoleh dari anamnesa, antara lain: identitas atau biodata bayi, keadaan bayi,
masalah pada bayi.
Data Subjektif
a. Nama bayi : untuk menghindari kekeliruan
b. Tanggal lahir : untuk mengetahui usia neonates
c. Jenis kelamin : untuk mengetahui jenis kelamin bayi
d. Umur : untuk mengetahui usia bayi
e. Alamat : untuk memudahkan kunjungan rumah
f. Nama ibu : untuk memudahkan menghindari kekeliruan
g. Umur ibu : untuk mengetahui ibu termasuk berisiko
h. Alamat : untuk memudahkan kunjungan rumah
i. Nama Suami : untuk menghindari terjadinya kekeliruan
j. Umur Suami : untuk mengetahui suami termasuk berisiko
k. Alamat Suami : untuk memudahkan kunjungan rumah
l. Riwayat prenatal : Anak keberapa,
m. Riwayat Natal : Berapa usia kehamilan, jam berapa waktu persalinan,
jenis persalinan, lama kala I, lama kala II, Bb bayi, PB
bayi, denyut nadi, respirasi, suhu, bagaimana ketuban, di
tolong oleh siapa, komplikasi persalinan dan berapa nilai
APGAR untuk BBL
Objektif (O)
Data objektif yaitu data yang menggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik klien, labortorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan
dalam data focus yang mendukung assessment. Pendoumentasian bayi baru
lahir pada data objektif yaitu pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik,
pemerikasaan antropometri.
Pemeriksaan umum
1. Pola eliminasi :Proses pengeluaran defekasi dan urin terjadi 24 jam pertama
setelah lahir, konsistensinya agak lembek, bewarna hitam kehijauan. Selain
itu, doperiksa juga urin yang normalnya bewarna kuning.
2. Pola istirahat :pola tidur normal bayi baru lahir adalah 14-18 jam/hari
3. Pola aktivitas :pada bayi seperti menangis, bak, bab, serta memutar kepala
untuk mencari puting susu.
70
71
Pemeriksaan fisik
1. Kepala : adalah caput succedaneum, chepal hematoma, keadaan
ubun- ubun tertutup
2. Muka : warna kulit merah
3. Mata : sklera putih, tidak ada perdarahan subconjungtiva
4. Hidung : lubang simetris, bersih, tidak ada secret
5. Mulut : refleks menghisap baik, tidak ada palatoskisis
6. Telinga : simetris tidak ada serumen
7. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
8. Dada : simetris, tidak ada retraksi dada
9. Tali pusat : bersih, tidak ada perdarahan, terbungkus kasa
10. Abdomen : simetris, tidak ada masa, tidak ada infeksi
11. Genetalia : untuk bayi laki-laki testis sudah turun, untuk bayi perempuan
labia mayora sudah menutupi labia minora
12. Anus : tidak terdapat atresia ani
13. Ekstermitas : tidak terdapat polidaktili dan syndaktili
14. Pemeriksaan Neurologis
a. Refleks Moro/terkejut : apabila bayi diberi sentuhan mendadak
terutama dengan jari dan tangan, maka akan menimbulkan gerak
terkejut.
b. Refleks Menggenggam : apabila telapak tangan bayi disentuh dengan
jari pemeriksaan, maka ia akan berusaha mengenggam jari pemeriksa.
71
72
Assessment (A)
Assesment menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah
potensial. Pendokumentasian Assesment pada bayi baru lahir yaitu pada
72
73
data diagnosa seperti bayi cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan
asfiksia sedang, bayi kurang bulan kecil masa kehamilan dengan hipotermi
dan gangguan pernafasan. Pendokumentasian masalah bayi baru lahir
seperti ibu kurang informasi.Pendokumentasian data kebutuhan pada ibu
nifas seperti perawatan rutin bayi baru lahir.
1. Diagnosis : bayi baru lahir normal, umur dan jam
2. Data subjektif : bayi lahir tanggal, jam, dengan normal
3. Data objektif :
a.HR = normal (130-160kali/menit)
b. RR = normal (30-60 kali/menit)
c.Tangisan kuat, warna kulit merah, tonus otot baik
d. Berat Badan : 2500-4000 gram
e.Panjang badan : 48-52 cm
4. Masalah : Bayi menangis menangis kuat, warna kulit kemerahan,
Pentalaksanaan (P)
Planning menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment. Pendokumentasian planning atau pelaksanaan pada bayi
baru lahir yaitu penjelasan hasil pemeriksaan umum dan fisik pada bayi baru lahir,
penjelasan keadaan bayi baru lahir, pemberian salep mata, pelaksanaan bonding
attachment, pemeberian vitamin K1, memandikan bayi setelah 6 jam post partum,
perawatan tali pusat, pemberian ASI pada bayi, pemberian imunisasi, dan tanda-
tanda bahaya pada bayi baru lahir.
a) Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan melakukan kontak
antara kulit ibu dan bayi ,periksa setiap 15 menit telapak kaki dan pastikan
dengan periksa suhu aksila bayi
b) Perawatan mata dengan menggunakan obat mata eritromisin 0.5% atau
tetrasiklin 1% untuk pencegahan penyakit menular seksual
c) Memberikan identitas bayi dengan memberikan gelang tertulis nama bayi / ibu ,
tanggal lahir , no , jenis kelamin, ruang/unit .
d) Tunjukan bayi kepada orangtua
e) Segera kontak dengan ibu , kemudian dorong untuk melalukan pemberian ASI
73
74
f) Berikan vit k per oral 1mg/ hari selama 3hari untuk mencegah perdarahan pada
bayi normal, bagi bayi berisiko tinggi , berikan melalui parenteral dengan dosis
0.5 – 1mg IM
g) Lakukan perawatan tali pusat
h) Berikan konseling tentang menjaga kehangatan bayi, pemberian ASI ,perawatan
tali pusat dan tanda bahaya umum
i) Berikan imunisasi seperti BCG,POLIO, Hepatitis B
j) Berikan perawatan rutin dan ajarkan pada ibu
74
75
75
76
76
77
a) Pengertian
Pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim/AKDR (IUD)
sebagai kontrasepsi darurat selain dengan memakai pil (baik
dedicated pils atau pil KB biasa), metode kontrasepsi darurat lain
yang juga bias dilakukan adalah dengan pemasangan AKDR jenis
Copper-T dalam waktu lima hari setelah terjadinya hubungan
seksual tanpa perlindungan
b) Mekanisme Kerja
AKDR (IUD) bekerja dengan menimbulkan reaksi radang di
endromrtrium, diserta peningkatan produksi prostaglandin dan
infiltrasi leukosit. Reaksi ini ditingktkan dengan pengaruh enzim-
enzim di endrometrium, metabolism glikogen dan penyerapan
estrogen yang menghambat transportasi sperma.
c) Efek Samping
Efek sampung pemasangan AKDR termasuk diantaranya
rasa tidak enak di perut, perdarahan per vaginan, dan infeksi. Efek
samping dari penggunaan AKDR termasuk: perdarahan yang
banyak, kram, infeksi, kemandulan dan kebocoran rahim.
2) Implan
a) Pengertian
Merupakan metode kontrasepsi yang diinsersikan pada bagian
subdermal, yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja
panjang, dosis rendah, dan reversible untuk wanita
b) Mekanisme kerja
Implant bekerja dengan cara mengentalkan lender serviks,
menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi, pergerakan sperma terhambat karena lender serviks yang
mengental, dan menekan ovulasi.
c) Efek samping
Efek samping pemasangan implant diantaranya seperti haid tidak
teratur, bercak atau haid ringan, sakit kepala, pusing, nyeri payudara,
haid tidak teratur, mual-mual.
b. Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) permanen
77
78
1. Tubektomi
a) Pengertian
Tubektomi (MOW/Metode Operasi Wanita) adalah metode
kontrasepsi mantap bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi
dengan cara mengoklusi tuba fallopi (mengikat dan memotong atau
memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan
ovum
b) Manfaat
- Tidak mempengaruhi proses menyusui
- Pembedaan sederhana dapat dilakukan dengan anastesi local
- Tidak ada perubahan dengan fungsi seksual
c) Keterbatasan
- Rasa sakit atau ketidaknyamaan dalam jangka pendek setelah
tindakan
- Tidak melindungi diri dari IMS dan HIV/AIDS
2.5.6 Resiko Apabila Ibu Hamil Jarak Terlalu Dekat Tidak Menggunakan KB
Apabila ibu tidak menggunakan KB maka resiko yang akan timbul adalah
kemungkinan ibu akan hamil lagi
2.5.7 Penanganan Ibu Hamil Jarak Terlalu Dekat Pada Penggunaan KB
Menganjurkan ibu untuk menggunakan KB jangka panjang atau kontrasepsi
mantap (kontap) untuk menghentikan kehamilan.
2.5.8 Manajemen SOAP KB
Menurut Muslihatun, 2011 pendokumentasian SOAP pada masa keluarga
berencana yaitu:
Subjektif (S)
Data subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan
data klien melalui anamnesa. Data subjektif keluarga berencana atau data
yang diperoleh dari anamnesa, antara lain: keluhan utama atau alasan datang,
riwayat perkawinan, riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, persalinan dan
nifas yang lalu, riwayat kontrasepsi yang digunakan, riwayat kesehatan, pola
pemenuhan kebutuhan sehari-hari, keadaan psiko sosial spiritual.
78
79
Data Subjektif
1. Biodata yang mencakup identitas pasien
a. Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar
tidak keliru dalam memberikan penanganan.
b. Umur
Untuk mengetahui kontrasepsi yang cocok untuk pasien
c. Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut agar dapat
membimbing dan mengarahkan pasien dalam berdoa.
d. Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat meberikan
konseling sesuai dengan pendidikannya.
e. Suku/bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari
f. Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien
tersebut.
g. Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.
h. Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat
penyakit akut dan kronis.
i. Riwayat kesehatan keluarga.
j. Riwayat perkawinan
Yang perlu dikaji adalah sudah berapa kali menikah, status menikah
syah atau tidak, Riwayat obstetric
k. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara
persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu.
l. Riwayat KB
79
80
80
81
81
82
82
83
Faktor Penyebab
1. Tempat tinggal ibu
2. Tingkat pendidikan ibu
Kehamilan Dengan Jarak 3. Status ekonomi
4. Keinginan ibu untuk hamil
Terlalu Dekat
5. Pelayanan kesehatan setelah
melahirakan
RESIKO
Penanganan
Penanganan Penanganan Penanganan Penanganan
1. Konseling dan
1.Persalinan di 1. Pemberian 1.Memberi-kan ASI KIE untuk
ANC rutin misoprostol
tolong oleh tenga eklusif menggunakan KB
2. Penanganan 2. Lakukan jangka panjang
kesehatan bidan 2.Menjaga
secara konsultasi dengn
dan dokter kehangatan bayi
ekspektatif dan tenaga kesehatan 1. IUD/AKDR
2.KBI, KBE, KAA metode kanguru
terminasi bidan atau dokter
3. Melakukan 2. Implan
3.Plasenta manual
pemeriksaan bayi 3. Tubektomi/
secara umum MOW
83
84
BAB III
TINJUAN KASUS
3.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan Jarak Kehamilan
Terlalu Dekat
A. Data Subjektif
1) Biodata
IBU SUAMI
Nama : Ny. “A” : Tn. “I”
Umur : 30 tahun : 41 tahun
Suku : Jawa : Jawa
Pendidikan : SMP : SMP
Pekerjaan : IRT : Sopir
Alamat : Langlang Rt 08 Rw 4, : Langlang Rt 08 Rw 04,
Singosari singosaari
Agama : Isam : Islam
84
85
2) Keluhan Utama :
Ibu datang ke PMB jam 16.30 tanggal 25 Desember, ibu mengatakan
ingin memerikskan kandungannya dan tidak ada keluhan. Ibu
mengatakan jika kehamilannya karena kegagalan KB, ibu lupa
mengonsumsi pil KB.
3) Riwayat Menstruasi
HPHT : 15-3-2020
HPL : 22-12-2020
( - ) Menorragia ( - )
Metrorhagia
4) Riwayat Perkawinan
1. 2-2- 2010 PMB 39 Normal Bidan Tidak ada 2900 Baik 10 tahun
85
86
minggu gram
2. 1-2-2019 PMB 39 Normal Bidan Tidak ada 2900 Baik 1,5 tahun
minggu gram
3. HAMIL INI
HPHT : 15-3-2020
HPL : 22-12-2020
BB awal :40 Kg
BB sekarang :55 Kg
- Trimester I :
Ibu mengatakan periksa 1 kali di klinik dengan keluhan mual dan
muntah di beri terapi norvome 3x1 sesudah makan, di beri konseling
istirahat cukup dan minum obat secara teratur serta control ulang 1
bulan kedepan atau jika ada keluhan.
- Trimester II :
Ibu mengatakan selalu rutin periksa 1 bula sekali di Bidan dengan
tidak ada keluhan di beri terapi Fe 2x1 malam sesudah makan, di
86
87
beri konseling istirahat cukup dan minum obat secara teratur serta
control ulang 1 bulan kedepan atau jika ada keluhan.
- Trimester III :
Ibu mengatakan periksa 2 kali di Bidan tidak ada keluhan di beri
terapi Tablet Fe 2 x 1 dan B1 3x2 dan di beri konseling tandatanda
persalinan serta control setiap 2 minggu sekali atau jika ada keluhan
7) Riwayat penyakit yang lalu/operasi
Ibu mengatakan tidak pernah dioperasi atau dirawat di rumah sakit.
8) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan jika keluarg tidak mempunyai penyakit menurun
seperti diabetes, hipertensi, penyakit jiwa,hamil kembar, pnyakit
menular seperti HIV AIDS, tbc, Hepatitis B, penyakit menaun seperti
jantung, ginjal, kanker.
9) Riwayat Ginekologi
(-) PMS
(-) Kanker kandungan
(-) Operasi kandungan
10) Riwayat KB dan Rencana KB
87
88
B. Data Objektif
88
89
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tinggi Badan : 151 cm
Berat Badan : 55 kg
Lila : 25 cm
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,6°C
b) Pemeriksaan Fisik
Abdomen :
- Leopold I : TFU 29cm, di bagian fundus teraba bgian besar janin
bulat, lunak, dan tidak melenting (bokong)
- Leopold II : perut sebelah kiri teraba bagian besar janin keras,
lebar seperti papan (puki) dan perut sebelah kanan teraba bagian
terkecil janin (ekstremitas).
89
90
- Leopold III: teraba bagian besar janin keras, bulat, dan tidak
dapat digoyangkan (kepala). Sudah masuk PAP
- Leopold IV : Devergen
- TFU McDonald 29 cm, TBJ berdasarkan TFU = (29-11) x 155=
2.790 gram, DJJ= 148x/menit dan teratur.
Ekstremitas :
- Atas : simetris
- Bawah : simetris, tidak ada kelainan, tidak ada varises, tidak ada
oedema, reflex patella +/+
Pemeriksaan penunjang (18-7-2020):
a) Golongan darah : O+
b) Hb :10,2 gr/dL
c) Protein urine : negative
d) reduksi urine : negatif
e) HIV : NR,
f) HbsAg : NR
g) Sifilis : NR
C. Assesment
Ny.A usia 30 tahun G3P2Ab0 UK 36 minggu 3 hari dengan jarak kehamilan
terlalu dekat janin tunggal, hidup, intrauterine, puki, presentasi kepala
dengan kehamilan jarak terlalu dekat <2 tahun keadaan ibu dan janin
normal
SPR 6 kehamilan resiko tinggi.
D. Penatalaksanaan
Tanggal : 25 September 2020
Jam : 16.40 WIB
1. Menganamnese pasien
90
91
91
92
92
93
Nadi : 82x/menit
Penafasan : 20x/menit
Suhu : 36,2°C
2. Pemeriksaan Fisik
Mata : konjungtiva merah mudah +/+, sclera putih +/+
Payudara : simetris, tidak ada benjolan abnormal, oreola
hiperpigmentasi, putting susu menonjol +/+,
pengeluaran kolostrum +/+.
Ekstremitas :simetris, oedema -/-, reflex patella +/+
3. Pemeriksaan Khusus
Abdomen
1) Inpeksi
Perut tampak membesar, terdapat linea nigra, tidak ada luka bekas
operasi, putting susu menonjol
2) Palpasi
- Leopold I : TFU 32cm, di bagian fundus teraba bgian
besar janin bulat, lunak, dan tidak melenting (bokong)
- Leopold II : teraba bagian besar janin keras seperti papan
disebelah kiri (PUKI) dan teraba bagian kecil janin disebelah
kanan (seperti tangan dan kaki).
- Leopold III : teraba bagian besar janin keras, melenting
dan tidak dapat digoyangkan (kepala) dan sudah masuk
PAP.
- Leopold IV : tangan pemeriksa tidak bertemu menunjukan
bagian terendah sudah masuk PAP (kepala devergen).
- TFU McDonald 32 cm, TBJ berdasarkan TFU = (32-11) x
155= 3.255 gram, DJJ= 148x/menit dan teratur.
3) Auskultasi
DJJ= 148x/menit dan teratur
4) His / kontraksi : 3x. 10’.35”, teratur
5) Auskultasi
Dada : tidak terdengan bunyi ronchi -/-, bunyi wheezing -/-
93
94
Portio : Lunak
Pembukaan : 3 cm
Effacement : 25%
Ketuban : Utuh
Hodge : II-III
Molase :0
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium pada:
25-12-2020 dilakukan di PMB Yulida Ti’ani, hasil: Rapid test
igG: NR, igM: NR
C. Assesment
Ny.A usia 30 tahun G3P2A0 Usia kehamilan 39 Minggu 1 hari janin
tunggal, hidup,intrauterine, presentasi kepala, puki, Keadaan ibu dan
janin baik dengan inpartu kala I fase laten.
94
95
95
96
KALA II
Tanggal : 14 Desember 2020
Pukul : 08.00 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan perutnya semakin sakit dan disertai adanya dorongan ingin
meneran seperti orang BAB
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, TD: 110/70 mmHg,
nafas 24 x/menit, nadi 82x/menit. Konjungtiva merah muda dan sklera tidak
ikterik. Djj: 146 x/menit reguler, his: 5 kali dalam 10 menit lamanya 50 detik
(5x. 10’.50”). Kandung kemih ibu kosong. Pemeriksaan genetalia keluar
lendir bercampur darah, ketuban pecah spontan sejak pukul 08.00 wib
berwarna jernih pervaginam, vulva membuka, perineum menonjol, ada
tekanan pada anus.
Pemeriksaan Dalam
C. ASSESMENT
Ny. A Usia 30 tahun G3P2Ab0 Usia kehamilan 39 Minggu 1 hari janin tunggal,
hidup, intrauterine, presentasi kepala, puki, dengan inpartu kala II
SPR 6 Kehamilan Resiko Tinggi
D. PENATALAKSANAAN
96
97
KALA III
Tanggal : 14 Desember 2020
97
98
98
99
99
100
S: Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas dan vagina terasa perih
P:
1. Awasi estimai darah yang keluar
2. Siapkan heating set
3. Siapkan infus set
4. Pasang kain bersi dibawah bokong ibu
5. Isi spuit 10ml dengan larutan lidocain 1%
6. Gunakan kassa bersih untuk membersihkn daerah luka dari darah
atau bekuan darah dan nilai kembali luas dan dalamnya robekan pada
daerah perineum
100
101
101
102
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan ibu sangat bersyukur atas kelahiran anaknya tetapi
perutnya masih terasa mulas dan kepalanya merasa pusing.
B. Data Objektif
Keadaan umum : lemas
Kesadaaran : composmentis
TD : 70/50 mmHg
Nadi : 78x/menit
Suhu : 36,9°C
Pernafasan : 20x/menit
Konjungtiva : Pucat +/+
Kandung kemih : kosong
Perdarhan : ±150cc
Kontraksi uterus : baik
TFU : 1 jari di atas pusat
C. Assesment
Dx: P3Ab0 dengan HPP aakibat tertinggalnya selaput plasenta
Masalah : perdarahan
Kebutuhan : pemberian cairan infus RL dan eksplorasi cavum uteri
untuk mencari sisa plasenta
D. Penatalaksanaan
1. Mengevaluasi penyebab perdarahan dari kontraksi uterus,
robekan jalan lahir dan jaringan plasenta. kontraksi uterus baik,
ada robekan jalan lahir dan pada selaput ketuban tidak lengkap
2. Melakukan pemasangan infus RL pada ibu 30tpm. infus
terpasang ditangan sebelah kanan
3. Mengosongkan kandung kemih
4. Memberikan ergometrin 0,2 mg secara IM
5. Melakukan eksplorasi cavum uteri
102
103
103
104
SOAP di RS
104
105
105
106
D. Penatalaksanaan
Tanggal : 17 Desember 2020
Waktu : 14.00
1. Menginformasika hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dalam
batas normal. Ibu mengerti dengan kondisinya
TTV : Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,8 °C
Pernafasan : 20x/menit
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa mules yang dialami ibu adalah
keadaan normal karena Rahim sedang berkontraksi agar tidak terjadi
perdarahan. Ibu mengerti
3. Menganjurkan ibu untuk masse fundus uteri agar kontraksi tetap baik
dan untuk memulihkan betuk uterus ke bentuk semula. Ibu mengerti
dan bersedia melakukan
106
107
107
108
A:
108
109
109
110
A:
P3Ab0 Usia 30 tahun Post Partum hari ke 28
P:
110
111
membentuk huruf “C” pada saat mengeluarkan ASI nya supaya tidak
terjadi bendungan dan tidak dianjurkan untuk menggunakan alat
pompa karena akan menimbulkan nyeri. Ibu mengerti dan paham apa
yang disampaikan
d. Memberikan informasi kepada ibu tentang istirahat yang cukup seperti
tidur malam 6 jam dan tidur siang 1-2 jam, jika ibu kurang tidur di
malam hari maka di siang harinya ibu harus tidur supaya istirahat ibu
tercukupi. Ibu mnegerti dan bersedia untuk yang cukup
e. Memberikan informasi kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
sehat dan seimbang seperti makan nasi, proteinnya bisa didapat dari
ikan, daging, tempe, tahu, sayur-sayuran seperti sayur sop, sayur
bayam, buah-buahan dan susu. Ibu mengerti dan paham apa yang di
jelaskan
f. Memberikan konseling tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas
seperti demam tinggi, sakit kepala hebat, pandangan mata kabur, nyeri
perut bagian bawah, lochea yang berbau, bengkak pada wajah dan
tangan terasa panas saat BAK, sedih karena tidak bisa merawat
bayinya. Ibu mengerti dn paham mengenai tanda bahay pada masa
nifas.
g. Menyuntikan KB suntik 3 bulan dan menulis di kohort KB dan buku
register. Ibu bersedia
111
112
f. Tanda-tanda vital
1 TD : 110/70 mmHg
2 N : 80x/menit
3 RR : 20x/menit
4 S : 36,2°C
A:
PIIIAb0 Usia 30 tahun post partum normal hari ke 40
P:
Tanggal : 21 Januari 2021
Waktu : 16.10 WIB
IBU SUAMI
112
113
c. Data kesehatan
1. Riwayat kehamilan :
P3Ab0
Komplikasi pada kehamilan : tidak ada
2. Riwayat persalinan
1) Tanggal / jam persalinan : 14 Desember 2020 / 08.20 WIB
2) Jenis persalinan : Spontan
3) Lama persalinan :
Kala I : 4 jam
Kala II : 20 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 jam
4) Warna air ketuban : Jernih
5) Penolong persalinan : Bidan
6) Penyulit dalam persalinan : Tidak ada
7) Binding attachment : dilakukan selama 1 jam
B. Data Objektif
Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda-tanda vital : Nadi :136x/menit
Pernafasan : 36x/menit
Suhu : 36,2°C
3. Antropometri
113
114
114
115
c. Pemeriksan Refleks
1. Moro : positif
2. Rooting : positif
3. Sucking : positif
4. Graphs : positif
5. Neck righting : tidak dilakukan pengkajian
6. Tonic neck : tidak dilakukan pengkajian
7. Startle : positif
8. Babinski : positif
9. Merangkak : tidak dilakukan pengkajian
10. Menari/melangkah : tidak dilakukan pengkajian
11. Ekstruasi : tidak dilakukan pengkajian
12. Galant’s : positif
C. Assesment
Bayi Ny. A usia 6 jam dengan bayi baru lahir normal dengan cukup bulan
sesuai masa kehamilan
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bayi kepada ibu bahwa keadaan bayi
baik
Tanda-Tanda Vital : Nadi :136x/menit
Pernafasan : 36x/menit
Suhu : 36,2°C
2. Menegringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk
basah dengan handuk yang kering
3. Menghangatkan bayi dengan membungkus bayi dengan kain bersih
dan kering dan memakaikan topi serta menunda memandikan byi
selama 6 jam. Bayi sudah di pakaikan baju, topi dan sudah dikenakan
gedong
115
116
116
117
117
118
3. Pemeriksaan Refleks
1. Morro : Positif
2. Rooting : Positif
3. Sucking : Positif
4. Grasping : Positif
5. Neck Righting :Tidak dilakukan pengkajian
6. Tonic neck : Tidak dilakukan pengkajian
7. Startle : Positif
8. Babinski : Tidak dilakukan pengkajian
118
119
C. ASSESMENT
Bayi R usia 6 hari dengan bayi baru lahir normal cukup bulan
sesuai masa kehamilan
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 20 Desember 2020
Jam : 08.10 WIB
1. Meninformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan
bayi dalam batas normal. Ibu mengerti
TTV : Nadi : 134x/menit
Pernafasan : 28x/menit
Suhu : 36,6 °C
2. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu menjaga kehangatan
bayi dengan membungkus bayi dengan kain bersih dan kering
untuk mencegah hipotermi. Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya
3. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi selama
30 menit dengan posisi bayi terlentang selama 15 menit dan
posisi bayi tengkurap dan terlentang selama 15 menit. Ibu
mengerti dan bersedia melakukannya
4. Menganjurkaan ibu untuk menjemur bayinya dengan mata
tertutup dan bayi telanjang dan hanya memakai popok untuk
mencegah bayi kuning. Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya
5. Memeberi KIE kepada ibu untuk menyusui bayinya maksimal 2
jam sekali. Ibu bersedia melakukannya
6. Menjelaskan kepada ibu untuk tanda bahaya pada bayi lahir
diantaaranyaa yaitu kesulitan bernafas, warna kulit biru/kuning,
diare.Ibu memahami
119
120
120
121
121
122
3. Pemeriksaan Refleks
1. Moro : Positif
2. Rooting : Positif
3. Sucking : Positif
4. Grasping : Positif
5. Neck Righting : Tidak dilakukan pengkajian
6. Tonic neck : Tidak dilakukan pengkajiam
7. Startle : Positif
8. Babinski : Tidak dilakukan pengkajian
9. Merangkak : Tidak dilakukan pengkajoan
10. Menari / merangkak : Tidak dilakukan pengkajian’
11. Ekstruasi : Tidak dilakukan pengkajian
12. Gallant”s : Positif
C. ASSESMENT
Bayi R usia 2 minggu dengan neonatus cukup bulan sesuai masa
kehamilan
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 28 Desember 2020
Waktu : 16.10 WIB
122
123
123
124
124
125
3. Pemeriksaan Refleks
Moro : Positif
Rooting : Positif
Sucking : Positif
Grasping : Positif
Neck Righting : Tidak dilakukan pengkajian
Tonic neck : Tidak dilakukan pengkajiam
Startle : Positif
Babinski : Tidak dilakukan pengkajian
Merangkak : Tidak dilakukan pengkajoan
Menari / merangkak : Tidak dilakukan pengkajian’
Ekstruasi : Tidak dilakukan pengkajian
Gallant”s : Positif
125
126
C. ASSESMENT
Bayi R usia 28 hari dengan neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 10 Desember 2020
Waktu : 07.10 WIB
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan bayi
dalam batas normal. Ibu mengerti
2. Menidurkan bayi di Bed
3. Menyiapkan alat untuk imunisasi BCG
- Membuka ampul vaksin
- Melarutkan vaksin BCG dengan pelarut BCG
- Menggoyangkan-goyangkan ampul vaksin hingga vaksin larut secara
merata
- Menghisapt vaksin BCG ke dalam spuit
4. Memberikan tetesan polio 2x tetes pada mulut bayi
5. Membersikan daera yang akan disuntik yaitu di lengan kanan dengan
kapas alcohol
6. Melakukan penyuntikkan di 1/3 bagian lengan kanan atas secara intra
cuttan
7. Memberikan KIE pada ibu:
- Menganjurkan kepada ibu untuk selalu menjaga kengahangatan bayi
dengan membungkus bayi dengan kain bersih dan kering untuk
mencegah hipotermi. Ibu mengerti dan berusaha melakukannya
- Menganjurkan ibu untuk menjermur bayinya setiap pagi dalam
keadaan mata di tutup dan bayi telanjang. Ibu mengerti dan bersedia
melakukakannya
- Memberitahu ibu tetap menjaga kebersihan pada bayinya selalu
menggati baju dan popok setiap hari. Ibu mengerti dan bersedia
melkukannya
- Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir
diantaranya yaitu demam, perdarahan tali pusat, kesulitan bernafas,
warna kulit biru atau kuning. Ibu mngerti dan memahami
126
127
127
128
128
129
129
BAB IV
PEMBAHASAN
130
131
rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan
jarak yang terlalu dekat akan mengalami peningkatan resiko terjadi
perdarahan persalinan, plasenta previa, anemia dan kematian maternal
karena seorang ibu setelah melahirkan memerlukan 2 atau 3 tahun untuk
dapat memulihkan kondisi tubuhnya dan mempersiapkan diri untuk
persalinan yang berikutnya.
Keadaan dimana paien hamil dalam kurun waktu < 2 tahun menurut
pendapat penulis adalah sebaiknya ibu tidak hamil dalam kurun waktu < 2
tahun setelah melahirkan anak sebelumnya, karena akan mempengaruhi
kesehatan sistem reproduksi ibu tersebut.
Dari pengkajian yang di dapat dari ibu jika usia anak terakhir ibu 1,5
tahuN. Menurut Puji Rohjati (2014), untuk melakukan screening atau deteksi
dini ibu beresiko tinggi dapat digunakan Score Puji Rohjati. Dimana dengan
Score Puji Rohjati ini kita dapat merencanakan persalinan ibu pada
kehamilan sekarang. Score Puji Rochjati dikaji sekali dalam kehamilan
kecuali perkembangan kehamilan menjadi patologis sehingga dikaji ulang
Score Puji Rochjati. Skor yang didapat pada ibu hamil jarak terlalu dekat
yaitu 6, skor awal ibu hamil 2 dan skor ibu hamil jarak kehamilan <2 tahun 4.
Skor 6–10 : Kehamilan resiko tinggi, perawatan oleh bidan dan dokter,
rujukan di bidan dan puskesmas. Berdasarkan teori yang didapatkan terlalu
cepat untuk hamil lagi/kehamilan terlalu dekat<2tahun dapat membahayakan
untuk janin dan juga ibu, karna dapat menyebabkan perdarahan pasca
persalinan, kematian dan kecacatan bayi serta Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR). Pada KSPR terlalu cepat hamil memiliki skor 4 (Fauzy &
Fourianalistyawati, 2018). Menurut penulis, pada kunjungan pertama
kehamilan pada Ny. A tidak terdapat keluhan, sehingga terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik.
Resiko yang dapat terjadi pada Ny.A dapat di cegah dengan
memberikan konseling pada ibu tentang resiko jarak kehamilan terlalu dekat
dan memberi konseling pada ibu dampak jarak kehamilan yang terlalu dekat
( Manuaba dkk, 2012). Menurut penulis, sudah memberikan asuhan sesuai
dengan teori memberi KIE dampak jarak kehamilan yang terlalu dekat.
Sehingga, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.
131
132
Pada usia kehamilan 7-9 minggu, Ny. A mengeluh mual dan muntah dan
pada usia kehamilan 36-37 Minggu mengeluh sering BAK. Menurut penulis
selama kehamilan Trimester III sering terjadi ketidaknyamanan seperti sering
BAK karena semakin besar uterus akan semakin menekan kandung kemih.
Menurut (Kusmiyati, 2010) sering kencing merupakan hal yang fisiologis
Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi
daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat
terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri. Sehingga, antara teori dan praktik
tidak terdapat kesenjangan teori.
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
Pada kunjungan III (28 hari setelah ibu melahirkan) pada saat
anamnesa Ibu mengatakan jika sudah tidak ada keluhan dan selaput
plasenta sudah kluar sebelum dikuret pada tanggal 23 desember 2020
dan ibu ingin menggunakan KB sunik 3 bulan sekarang sekalian. Pada
pemeriksaan umum didapatkan tekanarn darah 120/80 mmHg, nadi
82x/menit, suhu 36,20C, RR 20x/menit, TFU tidak teraba, perdaahan
yang keluar berwarna kuning kecoklatan (lochea serosa). Dan
memberikan asuhan kepadan ibu suntik KB 3 bulan dan memberikan
KIE teknik menyusui yang benar dan menyendawakan bayi setelah
menyusui, istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi, dan
tanda bahaya nifas.
Pada kunjungan IV (40 hari setelah ibu melahirkan) pada saat
anamnesa Ibu mengatakan jika sudah tidak ada keluhan dan ibu
mengatakan ingin mengguakan KB suntik 3 bulan. Pada pemeriksaan
umum didapatkan tekanarn darah 120/80 mmHg, nadi 82x/menit, suhu
36,20C, RR 20x/menit, TFU tidak teraba, perdaahan yang keluar
berwarna putih biasa (lochea albha).
Menurut penulis, sudah memberikan asuhan kepada ibu tentang
tanda bahaya nifas, memberikan konseling untuk memberikan ASI
Eksklusif selama 6 bulan. Sehingga, hal ini sesuai dengan teori dan
praktik dan tidak terdapat kesenjang antara teori dan praktik.
Menurut terori resiko kehamilan jara terlalu dekat pada post
partum yaitu terjadinya perdarahan dan baby blues syndom. Jarak
kelahiran adalah suatu pertimbangan menentukan jarak kelahiran antara
anak berikutnya dengan anak yang lalu. Berbagai sumber mengatakan
bahwa jarak kelahiran sekurang-kurangnya 2 tahun akan mengalami
berbagai resiko mulai dari perdarahan hingga kematian. Perdarahan
post partum akan lebih beresiko terjadi pada responden dengan jarak
kelahiran kurang dari 2 tahun, karena system reproduksi yang belum
kembali berfungsi secara normal (Manuaba, 2010) dan Baby Blues
dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering
tampak dalam minggu pertama setelah persalinan dan memuncak pada
hari ke tiga sampai kelima dan menyerang dalam rentang waktu 14 hari
141
142
142
143
143
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
144
145
145
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Kementrian Kesehatan RI.2013. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Jakarta
Karisma Riski Candra, dkk.2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Malang: Reality PublishTer
Karisma Riski Candra .2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Malang: Reality Publisher
Mansyur Nurliana.2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Malang: Selasa
Media
Qurniyawati Eny, Murti Bisma. 2016. Journal Hubungan Usia Ibu Hamil, Jumlah Anak,
Jarak Kehamilan Dengan Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan Di BPM Titik
Haningrum.Madiun
Riestya Prihandini Shandra, Pujiastuti Wahyu.2016. Usia Reproduksi Tidak Sehat Dan
Jarak Kehamilan Yang Terlalu Dekat Meningkatkan Kejadian Abortus Di
146
147
Rifdiani, Izfa.2017. Pengaruh Paritas BBL Jarak Kehamilan dan Riwayat Perdarahan
Terhadap Kejadian Perdarahan Postpartum. Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol
4(3). Hal 46-407
Romauli, S. 2011. Buku Ajar Kebidanan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta:
Nuha Medika
Sari H Puti.2014. Jurnal Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Risiko Kehamilan “4 Terlalu
(4-T)” Pada Wanita Usia 10-59. Vol 24 No 3. Hal 143-152.Media
Litbangkes.Jakarta
147
Lampiran 1 : Jadwal Penyusunan dan Pelaksanaan Laporan Tugas Akhir
ITSK RS DR. SOEPRAOEN MALANG
PROGRAM
STUDI KEBIDANAN
Jadwal Penyusunan dan Pelaksanaan Laporan Tugas Akhir
SEPTEMBER
OKTOBER NOVEMBER
DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
N
KEGIATAN 2020 2020 2020 2020 2021 2021 2021 2021 2021 2021
O
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengarahan
penyusunan proposal
Studi Kasus
2 Proses bimbingan
dan penyusunan
Studi Kasus
3 Ujian proposal
Pelaksanaan asuhan
kebidanan secara
komprehensif
61. Kunjungan 1
62. Kunjungan 2
63. Kunjungan 3
64. Kunjungan 4
65. Kunjungan 5
66. Kunjungan 6
148
149
4 Pendokumentasian
menggunakan SOAP
5 Proses bimbingan
dan hasil studi kasus
6 Penatalaksanaan
ujian studi kasus
7 Revisi dan
persetujuan studi
kasus
8 Pengesahan studi
kasus
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
Tatalaksana pada kala II, III, IV tergabung dalam 60 langkah APN yaitu:
a. Mengenali gejala dan tanda kala II
1. Mendengar dan melihat tanda kala II persalinan :
a) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada
rektum dan vagina.
c) Perineum menonjol dan menipis.
d) Vulva-vagina dan sfingterani membuka.
b. Menyiapkan pertolongan persalinan
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obat
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir.
3. Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembut
cairan.
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang
dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk
pribadi yang bersih dan kering
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan
digunakan untuk periksa dalam.
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan
tangan yang memakai sarung tangan DTT atau steril dan
pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik.
c. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan
hati- hati dari anterior (depan) ke posterior (belakang)
menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan servik sudah lengkap. Lakukan amniotomi bila
selaput ketuban belum pecah, dengan syarat: kepala sudah
155
156
156
157
157
158
158
159
159
160
160
161
161
162
162
163
163
164
164
165
165
166
166
167
Dokumentasi ANC
Dokumentasi INC
Dokumentasi PNC
167
168
Dokumentasi KB
168
169
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran
mengetahui tentang tanda bahaya masa nifas dan perawatan payudara
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran diharapkan
dapat:
a. Menjelaskan kembali tanda bahaya masa nifas
b. Melakukan perawatan payudara di rumah
B. SASARAN
Ibu post partum dengan kehamilan jarak terlalu dekat
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 10 menit Pembukaan - Menyampaikan salam
- Perkenalan diri
169
170
- Menjelaskan tujuan
- Apersepsi
2 15 menit Pelaksanaan - Menjelaskan dan menguraikan materi
- Memberi kesempatan peserta untuk
bertanya
- Menjawab pertanyaan peserta yang
belum jelas
3 10 menit Evaluasi - Feedback
- Memberikan reward
4 5 menit Terminasi - Menyimpulkan hasil peyuluhan
- Mengakhiri kegiatan (salam)
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. MATERI
1. Masa Nifas
Masa nifas atau puerperium dimulai setelah lahirnya plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira sampai dengan 6
minggu (42 hari) (Saifuddin, 2010).
2. Tahapan Nifas
a) Puerperium dini (immediate post partum periode)
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam, yang
dalam hal ini telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Masa ini
sering terdapat banyak masalah misalnya perdarahan karena atonia
uteri oleh karena itu bidan dengan teratur melakukan pemeriksaan
kontraksi uterus, pengeluaran lochia, tekanan darah dan suhu.
b) Puerperium intermedial (Early post partum periode)
Masa 24 jam setelah melahirkan sampai dengan 7 hari (1 minggu).
Periode ini bidan memastikan bahwa involusi uterus berjalan normal,
tidak ada perdarahan abnormal dan lochia tidak terlalu busuk, ibu
tidak demam, ibu mendaat cukup makanandan cairan, menyusui
dengan baik, melakukan perawatan ibu dan bayinya sehar-hari.
c) Remote puerperium (Late post partum periode)
170
171
171
172
rendah (Sistol 160 mmHg dan distolnya 110 mmHg. Pusing dan
lemas yang berlebihan dapat juga disebabkan oleh anemia bila
kadar haemoglobin.
i. Suhu Tubuh Ibu > 38 0C
Beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu antara 37,20C
- 37,80C oleh karena reabsorbsi benda-benda dalam rahim dan
mulainya laktasi, dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal itu
adalah normal. Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup
semua pandangan alat-alat genetalia dalam masa nifas
(Rahmawati, 2013).
G. MEDIA
1. Alat peraga
2. Leaflat
3. Flip chart
H. RENCANA EVALUASI
1. Struktur
a. Persiapan Media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap
dan siap digunakan. Media yang akan digunakan adalah slide.
b. Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam penyuluhan sudah siap dipakai. Alat
yang dipakai yaitu laptop, alat peraga,flip chart dan leaflet.
c. Persiapan Materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan
dalam bentuk makalah dan akan disajikan dalam bentuk flip chart
untuk mempermudah penyampaian.
d. Undangan atau Peserta
Dalam penyuluhan ini yang diundang yakni pasangan suami istri.
2. Proses Penyuluhan
a) Kehadiran 80% dari seluruh undangan
b) 60% peserta aktif mendengarkan materi yang disampaikan.
c) Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dan peserta.
172
173
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai pentingnya
menggunakan serta memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan
kondisi klien.
173
174
B. TUJUAN
3. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran
mengetahui tentang KB.
4. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran diharapkan
dapat:
c. Menjelaskan kembali pengertian KB dengan tepat
d. Menyebutkan 3 dari 5 jenis KB dengan tepat
e. Menyebutkan 3 dari 5 keuntungan dan kerugian KB dengan tepat
f. Menyebutkan 3 dari 5 efek samping KB dengan tepat
g. Mengetahuai alat kontrasepsi yang sesuai
D. SASARAN
Ibu hamil dengan jarak terlalu dekat
E. GARIS BESAR MATERI
5. Pengertin KB
6. Jenis KB
7. Keuntungan KB
8. Efek samping KB
9. Pemilihan Alat Kontrasepsi yang sesuai
E. PELAKSANAAN KEGIATAN
No Waktu Kegiatan Kegiatan Pemateri Kegiatan Peerta
174
175
Penyuluhan
1 10 Pembukaan - Menyampaikan - Menjawab salam
menit salam - Mendengarkan
- Perkenalan diri
- Menjelaskan tujuan
- Apersepsi
2 15 Pelaksanaan - Menjelaskan dan - Mendengarkan
menit menguraikan materi - Bertanya
- Memberi kesempatan
peserta untuk
bertanya
- Menjawab
pertanyaan peserta
yang belum jelas
3 10 Evaluasi - Memberikan - Feedback
menit pertanyaan
- Memberikan reward
4 5 Terminasi - Menyimpulkan hasil - Mendengarkan
menit peyuluhan - Menjawab salam
- Mengakhiri kegiatan
(salam)
F. METODE
3. Konseling
4. Tanya jawab
G. MATERI
1. Pengertian
Menurut WHO (dalam Hartanto, 2014) Keluarga Berencana adalah
program yang bertujuan membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran (dalam hubungan dengan
suami istri), dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Menurut UU RI
Nomor 52 Tahun 2009, Keluarga Berencana adalah upaya mengatur
kelahiran anak,jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan
melalui promosi, perlindungan, serta bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas
175
176
2. Tujuan Program KB
a. Tujuan Umum: membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan
sosial ekonomi suatu keluarga,dengan cara pengaturan kelahiran
anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
b. Tujuan lain: meliputi pengaturan kelahiran,pendewasaan usia
perkawinan,peningkatan ketahanan dan kesejahtraan keluarga (Ari
Sulistiawati, 2011).
3. Jenis Alat Kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim/AKDR
1) Pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim/AKDR (IUD) sebagai
kontrasepsi darurat selain dengan memakai pil (baik dedicated pils
atau pil KB biasa ), metode kontrasepsi darurat lain yang juga bias
dilakukan adalah dengan pemasangan AKDR jenis Copper-T
dalam waktu lima hari setelah terjadinya hubungan seksual tanpa
perlindungan.
2) Mekanisme Kerja
AKDR (IUD) bekerja dengan menimbulkan reaksi radang di
endromrtrium, diserta peningkatan produksi prostaglandin dan
infiltrasi leukosit. Reaksi ini ditingktkan dengan pengaruh enzim-
enzim di endrometrium, metabolism glikogen dan penyerapan
estrogen yang menghambat transportasi sperma.
3) Efek Samping
Efek samping pemasangan implant diantaranya seperti haid tidak
teratur, bercak atau haid ringan, sakit kepala, pusing, nyeri
payudara, haid tidak teratur, mual-mual.
b. KB Implan
1) Keuntungan
a) Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun
b) Bebas dari pengaruh estrogen
c) Tidak mengganggu hubungan saat senggama
d) Tidak mengganggu produksi ASI.
e) Dapat di cabut setiap saat sesuai kebutuhan.
2) Kekurangan
176
177
H. Pemilihan KB yang Tepat untuk Ibu hamil dengan jarak terlalu dekat
Menganjurkan ibu untuk menggunakan KB jangka panjang atau
kontrasepsi mantap (kontap) untuk menghentikan kehamilan.
I. MEDIA
4. Alat peraga
5. Leaflat
6. Flip chart
K RENCANA EVALUASI
1. Struktur
a. Persiapan Media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap
dan siap digunakan. Media yang akan digunakan adalah slide.
b. Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam penyuluhan sudah siap dipakai. Alat yang
dipakai yaitu laptop, alat peraga,flip chart dan leaflet.
c. Persiapan Materi
177
178
7. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai pentingnya
menggunakan serta memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan
kondisi klien.
178
179
SOP KONSELING KB
PENGERTIAN Memberikan konseling KB implant dengan leaflet dan Alat Bantu
pengambil Keputusan (ABPK)
KEBIJAKAN Akseptor KB baru
MEDIA Leaflet
ABPK
ROSEDUR A. SIKAP DAN PRILAKU
1. Sapa dan memberikan salam kepada klien
PELAKSANA
2. Menawarkan bantuan
AN 3. Menjelaskan maksud dan tujuan
4. Mengawali dengan tasmiah dan akhiri dengan
Tahmid
B. PENDAHULUAN
1. Pengkajian
a. Subjektif
1)Biodata ( Nama, umur, suku, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat)
2)Keluhan
3)Riwayat pernikahan ( pertama kali
menikah, lama menikah)
4)Riwayat menstruasi (HPHT, Menarch, Lama,
Siklus, Volume, Konsistensi)
5) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas lalu
a) GPA
b) Persalinan terakhir
c) nifas
6)Riwayat kontrasepsi
7)Kontrasepsi yang diinginkan
8) Riwayat kesehatan
a) Sekarang
b) Dahulu
c) Keluarga
d) reproduksi
9)Alergi obat
10) Merokok/tidak
11) Pola berhubungan seksual
179
180
b. Objektif
180
181
1)Keadaan umum
2)Berat badan Tinggi badan
3)Tanda-tanda vital TD, Nadi, Suhu,
Pernafasan
4)Pemeriksaan fisik Kepala, Mata, mulut,
leher, ekstermitas
5)Pemeriksaan obstetric Payudara,
abdomen
C. INTI/POKOK
1. Sebelum dilakukan Konseling metode kontrasepsi
diberikian leaflet kepada klien untuk dipahami
terlebih dahulu
2. Konseling metode yang dapat digunakan menggunakan
ABPK meliputi keuntungan, kerugian, efek samping,
cara penggunaan, indikasi,
kontraindikasi
3. Memberikan kebebasan kepada klien untuk
menggunakan KB tersebut atau tidak
D. BAGIAN AKHIR
Menyimpulkan seluruh aspek kegiatan dan
melakukan evaluasi
Materi SAP KB
A. Pengertian KB
Menurut WHO (dalam Hartanto, 2014) Keluarga Berencana adalah program yang bertujuan membantu
pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran (dalam hubungan dengan suami istri), dan menentukan
jumlah anak dalam keluarga. Menurut UU RI Nomor 52 Tahun 2009, Keluarga Berencana adalah upaya
mengatur kelahiran anak,jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi,
perlindungan, serta bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas tujuan keluarga berencana mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan
181
182
kebijakan kependudukan guna mendorong terlaksananya pembangunan nasional dan daerah yang
berwawasan kependudukan, menggalang kemitraan, dalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian
dan ketahanan keluarga (dalam jurnal Sudarti & Prasetyaningtyas, 2011)
B. Jenis-jenis KB
Menurut WHO (2013), ada beberapa jenis- jenis KB
Metode Keterangan
Kontrasepsi
Metode
Kontraseps
i Jangka
Panjang
182
183
Implan Mekanisme:
Kontrasepsi implan menekan ovulasi, mengentalkan lendir
serviks, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan
mengurangi transportasi sperma. Implan dimasukkan di bawah
kulit dan dapat bertahan higga 3-7 tahun, tergantung jenisnya.
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu
dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko penyakit radang paggul simptomatik. Dapat
mengurangi risiko anemia defisiesi besi.
Risiko bagi kesehatan:
Tidak ada.
Efek samping:
Perubahan pola haid (pada beberapa bulan pertama: haid sedikit
dan singkat, haid tidak teratur lebih dari 8 hari, haid jarang, atau
tidak haid;setelah setahun: haid sedikit dan singkat, haid tidak
teratur, dan haid jarang), sakit kepala, pusing, perubahan
suasana perasaan, perubahan berat badan, jerawat (dapat
membaik atau memburuk), nyeri payudara, nyeri perut, dan mual.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak perlu melakukan apapun lagi untuk waktu yang lama
setelah pemasangan, efektif mencegah kehamilan, dan tidak
mengganggu hubungan seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan
terlatih.
Alat
Kontraseps
i Dalam
Rahim
Alat Mekanisme:
Kontraseps AKDR dimasukkan ke dalam uterus. AKDR menghambat
i Dalam kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii, mempengaruhi
Rahim fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, mencegah
(AKDR) sperma dan ovum bertemu, mencegah implantasi telur dalam
uterus.
183
184
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu
dalam 1 tahun. Efektivitas dapat bertahan lama, hingga 12 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko kanker endometrium.
Risiko bagi kesehatan:
Dapat menyebabkan anemia bila cadangan besi ibu redah
sebelum pemasangan dan AKDR menyebabkan haid yag lebih
banyak. Dapat menyebabkan penyakit radang panggul billa ibu
sudah terinfeksi klamidia atau gonorea sebelum pemasangan.
Efek samping:
Perubahan pola haid terutama dalam 3-6 bulan pertama (haid
memanjang dan banyak, haid tidak teratur, dan nyeri haid).
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Efektif mecegah kehamilan, dapat digunakan untuk waktu yang
lama, tidak ada biaya tambahan setelah pemasangan, tidak
mempengaruhi menyusui, dan dapat langsung dipasang setelah
persalinan atau keguguran.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur pemasangan yang harus dilakukan tenaga
kesehatan terlatih.
184
185
AKDR Mekanisme:
dengan Progestin AKDR dengan progestin membuat endometrium
Progestin mengalami transformasi yang ireguler, epitel atrofi sehingga
menganggu implantasi; mencegah terjadinya pembuahan dengan
memblok bersatunya ovum dengan sperma; mengurangi jumlah
sperma yang mencapai tuba falopii; dan menginaktifkan sperma
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu
dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
a. Mengurangi risiko anemia defisiensi besi.
b. Dapat mengurangi risiko penyakit radang panggul.
c. Mengurangi nyeri haid dan gejala endometriosis.
Risiko bagi kesehatan:
Tidak ada.
Efek samping:
Perubahan pola haid (haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur,
haid jarang, haid memanjang, atau tidak haid), jerawat, sakit
kepala, pusing, nyeri payudara, mual, kenaikan berat badan,
perubahan suasana perasaan, dan kista ovarium.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Efektif mecegah kehamilan, dapat digunakan untuk waktu yang
lama, tidak ada biaya tambahan setelah pemasangan.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur pemasangan yang harus dilakukan tenaga
kesehatan terlatih.
Kontraseps
i Mantap
185
186
Tubektomi Mekanisme:
Menutup tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang
cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100
dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko penyakit radang panggul. Dapat mengurangi
risiko kanker endometrium.
Risiko bagi kesehatan:
Komplikasi bedah dan anestesi.
Efek samping:
Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Menghentikan kesuburan secara permanen.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan
terlatih.
Kontraseps
i Hormonal
KB Suntik 3
Mekanisme:
Bulan
KB ini bekerja dengan cara mengentalkan lendir serviks (leher
rahim) sehingga sel sperma sulit mencapai rahim dan tidak bisa
membuahi sel telur. KB suntik ini tergolong sangat efektif dalam
mencegah kehamilan.
Efektivitas:
Hormon tersebut dapat bertahan selama 12 minggu atau 3 bulan.
B ini bekerja dengan cara mengentalkan lendir serviks (leher
rahim) sehingga sel sperma sulit mencapai rahim dan tidak bisa
membuahi sel telur. KB suntik ini tergolong sangat efektif dalam
mencegah kehamilan.
Efek samping:
1. Perubahan Siklus Menstruasi
2. Berat Badan Naik
3. Tidak Bisa Seketika Kembali “Subur”
4. Gairah Seks Menurun
5. Sakit Kepala, Nyeri Payudara, dan Perubahan Mood
6. Kepadatan Tulang Berkurang.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Lebih efektif dan tidak sakit
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Efek samping dari KB suntik
187
188
LEMBAR KONSULTASI
NIM : 182063
188
189
189
190
CURRICULUM VITTAE
LELYANA MOELYANDA
Riwayat Pendidikan
190
191
M IMPLANT /
KONTRASEPSI MANTAP (STERIL)
SUSUK KB
Suntik KB 3 bulan.
Lebih efektif dan mudah Khusus digunakan untuk pasangan suami
Di pasang di lengan istrinyang benar -benar tidak menginginkan
Efek samping: atas bagian dalam. tambah anak lagi.
1. Perubahan Siklus
AdaMenstruasi
yang berisi 2
2. Berat Badan Naik
batang dan 1 ba- Dilakukan dngn cara pembedahan (bias
3. Tidak Bisa Seketika Kembali “Subur” bius lokal)
4. tang.
Gairah Seks Menurun Efektif selama
3 tahun. Harus di lakukan oleh dokter terlatih
5. Sakit Kepala, Nyeri Payudara,
Mengandung hormone progresteron. Sangat efektif dan bersifat permanen
Tidak mengganggu produksi ASI Tidak ada perubahan fungsi seksual
Tidak mengganggu hubungan seksual Contoh: Metode Operatif wanita (MOW)
Metode Operatif Pria (MOP)
Dapat di cabut setiap saat sesuai
kebutuhan & kembali kesuburan ce-
pat.
Dapat terjadi perubahan pola haid.
Dapat terjadi perubahan berat badan.
SEMOGA BERMANFAAT
191