Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK

PEMERIKSAAN TOTAL PROTEIN METODE SPEKTROFOTOMETRI

Untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Kimia Klinik

Dosen pengampu : Winda Ayu Novitasari, A.Md.AK

Disusun oleh :

Ezza Silvia Ananda (P1337434319018)

PRODI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2021
A. Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 17 Maret 2021
B. Judul Praktikum : Pemeriksaan Total Protein Metode Spektrofotometri
C. Tujuan Praktikum : Untuk menentukan hasil pemeriksaan protein total darah
menggunakan spektrofotometer.
D. Prinsip : Protein bersama-samadengan ion tembaga membentuk kompleks warna ungu-
biru dalamlarutan basa, absorbansi warna berbanding lurus dengan konsentrasidan
adanya bromkresol hijau dalam suasana sedikit asam, terjadiperubahan warna akibat
indikator dari kuning-hijau ke biru-hijau.
E. Dasar teori

Tes protein total adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kadar
total protein dalam tubuh seseorang, lebih tepatnya albumin dan globulin. Pemeriksaan
ini biasanya dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin (check up) atau
jika pasien mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, sering lemas, dan
menunjukkan gejala yang mengarah pada gangguan hati dan ginjal.
Albumin adalah protein yang larut dalam air. Albumin disintesis dihati dan
berfungsi utama untuk mempertahankan tekanan koloidosmotik darah. Hal ini
karena albumin merupakan protein denganberat molekul besar yang tidak dapat melintasi
dinding pembuluh ataudinding kapiler sehingga dapat membantu mempertahankan
cairanyang ada di dalam sistem vascular (Sutedjo, 2007).
Kadar albumin digunakan sebagai indikator perubahan biokimiayang
berhubungan dengan simpanan protein tubuh dan berkaitan dengan perubahan status gizi,
walaupun tidak terlalu sensitif. Pada penderita malnutrisi sering ditemukan kadar albumin
serum yangrendah, namun tidak jarang kadar albumin serum masih dalam bata snormal.
Peningkatan kadar albumin berkaitan erat dengan kadar hemoglobin darah. Penurunan
kadar albumin dalam darah akanmenyebabkan terjadinya penurunan kadar hemoglobin,
karena protein merupakan salah salah unsur yang penting diperlukan dalam sintesis
hemoglobin dan pembawa zat besi, oleh karena itu apabila kadar albumin dalam tubuh
rendah, maka sintesis hemoglobin akan terganggu dan dapat mengakibatkan penurunan
kadar hemoglobindalam darah. (Hartono, 2006).
6. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
 Spektrofotometer  Sampel plasma
 Kuvet  Aquadest
 Mikropipet  Larutan reagen standar C3, C2
Reagen 1 (protein)
7. Prosedur pemeriksaan
A. Pembuatan larutan blanko
1) Beri label kuvet kosong dengan huruf "B" atau blanko
2) Atur mikropipet dengan volume yang sesuai
3) Ambil reagen 1, pipet 1000 ul ke dalam kuvet bertanda "B" atau blanko
4) Pipet 20 ul aquades ke dalam kuvet blanko
5) Homogenkan
B. Pembuatan larutan standar
1) Berikan label kuvet kosong debgan huruf "std" yg berarti standar
2) Pipet 1000 ul reagen 1 ke dalam kuvet standar
3) Pipet 20 ul reagen standar protein total lalu homogenkan
C. Pembuatan Larutan kontrol c2
1) Masukkan 1000 ul reagen 1 ke dalam kuvet c2
2) Pipet Control 2 sebanyak 20 ul ke kuvet c2, lalu homogenkan
D. Pembuatan larutan control 3
1) Beri label pada kuvet kosong dengan "C3" atau kontrol 3
2) Masukkan 1000 ul reagen 1 ke dalam kuvet c3
3) Pipet control 3, masukkan 20 ul ke kuvet c3, homogenkan
E. Pembuatan sampel
1) Beri label pada kuvet kosong dengan huruf "s" atau yg berarti sampel
2) Pipet 1000 ul reagen 1 ke dalam kuvet sampel
3) Pipet sampel plasma sebanyak 20 ul ke dalam kuvet sampel, homogenkan.
4) Jika praktikan sudah siap dengan 5 kuvet (standar, blanko, control 2,3, dan
sampel).
5) Inkubasi pada suhu ruang selama 30 menit
6) Jika sudah 30 menit, homogenkan kuvet dengan hati hati
F. Persiapkan alat spektrofotometer
1) Tekan menu, dan masukkan panjang gelombang 546 nm lalu tekan enter
2) Letakkan kuvet B (blanko) ke dalam spektrofotometer, lalu tekan autozero
3) letakkan kuvet std (standar) tanpa mengeluarkan kuvet blanko
4) ukur absorbansi cairan dalam kuvet, pengukuran absorbamsi ini
diikuti oleh kuvet c2, c3, dan kuvet sampel

8. Hasil pemeriksaan dan perhitungan


 Hasil

standar blanko sampel


 Perhitungan
Abs Sampel / Abs Standar X Konsentrasi standar 0,196 / 0,150 X 5,00 = 6,5 g/dL
9. Pembahasan
Pada pemeriksaan yang telah dilakukan dihasilkan kadar protein sebesar 6,5 g/dL. Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam kadar serum termasuk rendah karena pada
orang dewasa, nilai normal total protein yaitu 6,6 – 8,7 g/dL. Sedangkan untuk anak –
anak nilai normal total protein tergantung jenis kelamin.
10. Pertanyaan
1) Pertanyaan Arba (036)
Kan tadi di video volume sampel 10 mikroliter sesuai manual kit anamol. Nah kenapa
si setiap manual kit volume sampel yang dibutuhkan beda-beda?
Dijawab oleh Ezza (018)
Setiap manual kit itu perlakuannya berbeda. Pada manual kit diasys konsentrasi
standar 5g/dl, sedangkan pada manual kit anamol konsentrasi standar 6g/dl. Selain
itu, komposisi reagen pada masing² manual kit juga berbeda. Nah kan kalau manual
kit diasys itu komposisi reagennya konsentrasinya tinggi², jadi sampel yg digunakan
juga banyak, nah klo di anamol itu kan komposisinya lebih rendah dari diasys jadi
sampel 10 mikron udah cukup.
2) Pertanyaan Dewina (060)
Misal pada manual kit dibutuhkan pengukuran dengan panjang gelombang 546 nm,
tapi spektrofotometer yg kita punya memilikki batas hanya sampai 540 nm nah itu
tetap pake yang 540 atau bagaimana?
Dijawab oleh Hanifullah (007)
Jawabnya sesuai manual kit nya, ada yang boleh diukur 540, ada juga yang harus
545/546. Jadi sebelum membeli reagen kit, kita harus tau dulu apakah reagen kit
tersebut mampu disupport oleh spektrofotometer yang kita gunakan.
3) Pertanyaan Eva (053)
Pemeriksaan albumin globulin dilakukan bersamaan pada protein total atau
kelanjutannya?
Dijawab oleh Putri Wijayanti (023)
Jika yang diinginkan adalah pemeriksaan total dari albumin dan globulin maka bisa
menggunakan pemeriksaan protein total. Namun, jika yang ingin diketahui atau
permintaannya kadar masing-masing, maka bisa dilakukan pemeriksaan lanjutan
masing-masing, contoh pemeriksaan albumin menggunakan metode BCG,
pemeriksaan globulin menggunakan tes flokulasi metode gross titrasi.
11. Simpulan
Dari pemeriksaan diatas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan total protein metode
spektrofotometer digunakan untuk mengetahui kadar total protein dan mengetahui
diagnostik. Pemeriksaan didapatkan hasil yang rendah sehingga perlu diperhatikan
konsumsi proteinnya.
12. Daftar pustaka
Sumber youtube : https://youtu.be/daMacgqNGr0
https://www.academia.edu/34900874/Laporan_Praktikum_Kimia_Klinik_Dasar_Protein_
Total_dan_Albumin

Anda mungkin juga menyukai