Anda di halaman 1dari 12

Nama : JULIANA PESIRERON, S.

Pd
Asal : SD NEGERI 2 KAIRATU

Tugas 04
Melakukan Pendalaman Bahan Pembelajaran

Peserta membaca dan mempelajari bahan pembelajaran untuk mendalami materi-materi


yang terdapat didalamnya yaitu Manajerial, Pengembangan Kewirausahaan, dan
Supervisi Guru dan Tendik. Peserta dapat menggunakan format seperti tampak dalam
tabel di bawah ini:

Hasil Refleksi Pendalaman Bahan Pembelajaran

Hal Baru yang


No Nama Materi Resume Hasil Eksplorasi Materi
Diperoleh
a b C d
1 Manajerial 1. Program Sekolah 1. Butir-butir
Program sekolah dapat diartikan sebagai proses perencanaan terhadap penilaian pada
semua hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan pendidikan di penilaian kinerja
suatu sekolah untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. kepala sekolah
Perencanaan Program Sekolah disesuaikan dengan kondisi sekolah, 2. Indicator-
potensi daerah sekitar, kondisi sosial budaya masyarakat sekitar, dan indikator
juga kebutuhan peserta didik, dan harus relevan dengan visi, misi, serta kepemimpinan
tujuan penyelenggaran pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. sekolah pada draf
dituangkan dalam Rencana Kerja Sekolah RKS). instrument
akreditasi satuan
2. Pengelolaan SNP pendidikan Tahun
a. Pengertian Standar Nasional Pendidikan 2020
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
b. Pengelolaan Standar Kompetensi Lulusan
SKL digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi,
standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, dan standar pembiayaan.
c. Pengelolaan Standar Isi
Standar Isi merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Isi terdiri dari
Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.
d. Pengelolaan Standar Proses
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
e. Pengelolaan Standar Penilaian
Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, penilaian
pendidikan terdiri dari: penilaian hasil belajar oleh pendidik,
penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan (sekolah), dan
penilaian hasil belajar oleh pemerintah.
f. Pengelolaan Standar Pembiayaan
Standar biaya tersebut terbagi menjadi biaya investasi, biaya
operasi, dan biaya personal.
g. Pengelolaan Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan tersebut mencakup perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan kegiatan pendidikan secara efektif dan efesien,
pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi hingga
pengelolaan tingkat nasional.

3. Pengawasan dan Evaluasi


a. Konsep Monitoring dan Evaluasi
Monitoring merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah
program yang telah dibuat berjalan dengan baik sesuai dengan
yang direncanakan, adakah hambatan yang terjadi dan bagaimana
para pelaksana program itu mengatasi hambatan tersebut. Evaluasi
merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan
monitoring, karena kegiatan evaluasi dapat menggunakan data
yang disediakan melalui kegiatan monitoring. Evaluasi diarahkan
untuk mengendalikan dan mengontrol ketercapaian tujuan.

b. Tujuan Monitoring
Secara lebih terperinci monitoring bertujuan untuk :

1) Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan;


2) Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam
melaksanakan program;
3) Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan setelah
adanya kegiatan;
4) Memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk
melaksanakan kegiatan;
5) Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan
dan hambatan hambatan selama kegiatan;
6) Memberikan umpan balik bagi sistem penilaian program;
7) Memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa
fakta dan nilai

c. Tujuan Evaluasi
1) Untuk menilai keefektifan program
2) Untuk menunjukkan atau melihat dampak
3) Untuk memperkuat atau meningkatkan akuntabilitas
4) Untuk medapatkan masukan terhadap pengambilan keputusan

d. Manfaat Monitoring Evaluasi


1) Monev sebagai alat untuk mendukung perencanaan.
2) Monev sebagai alat untuk mengetahui kemajuan program
3) Monev sebagai alat akuntabilitas program dan advokasi

e. Prinsip Monitoring dan Evaluasi


1) Terencana
2) Objektif:
3) Dapat dipertanggungjawabkan:
4) Berkesinambungan:
5) Transparan
6) Efektif dan efisien dalam penggunaan dana, waktu, dan tenaga
7) Fungsional
f. Penyusunan Program, Instrumen, dan Sistem Pelaksanaan
Monitoring Evaluasi
- Tahap 1 Persiapan
- Tahap 2 Pelaksanaan Monev
- Tahap 3 Pelaporan
g. Instrumen Monitoring dan Evaluasi
Instrumen yang dapat digunakan dalam mengumpulkan data
Monev adalah angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
h. Pelaporan Kegiatan dan Tindak Lanjut Monev
1) Pelaporan Kegiatan Monev
2) Tindak Lanjut Monev
3) Kepemimpinan Sekolah

a. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran


1) Konsep Kepemimpinan Pembelajaran
Kepala sekolah dalam meningkatkan profesonalisme guru diakui
sebagai salah satu faktor yang sangat penting dalam organisasi
sekolah, terutama tanggung jawabnya dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolah (Gorton & Schneider, 1991).
Beberapa pendapat berikut menunjukkan bahwa sekolah yang
efektif merupakan hasil dari tindakan kepala sekolah yang efektif.

Hasil penelitian menunjukkan keefektifan sekolah membuktikan


bahwa sekolah efektif (effective schools) mempersyaratkan
kepemimpinan pembelajaran yang tangguh (strong instructional
leadership) dari kepala sekolahnya, di samping karakteristik-
karakteristik lainnya, seperti harapan yang tinggi dari prestasi
siswa, iklim sekolah yang positif bagi kegiatan belajar mengajar,
dan monitoring kemajuan belajar mengajar yang berkelanjutan
(Davis & Tomas, 1989, Smith & Andrew, 1989). Dari hasil
penelitian tersebut mengindikasikan bahwa munculnya sekolah
berprestasi, yang juga sering disebut sebagai sekolah yang berhasil
(successful schools), atau sekolah unggul, tidak dapat dipisahkan
dari peran yang dimainkan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin
pembelajaran.
Karakteristik kepemimpinan pembelajaran menurut Hellinger dan
Murphy (1985), serta menurut Weber (1996) sebagaimana yang
dikutip Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan (2011: 13-14)
antara lain:
a) Mengembangkan misi dan tujuan
b) Mengelola program pembelajaran
c) Mendorong iklim pembelajaran akademis
d) Mengembangkan fungsi produksi pendidikan
e) Mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif.

b. Kepala Sekolah sebagai Agen Perubahan


1) Konsep Kepemimpinan Perubahan
Kepemimpinan perubahan, secara khusus dalam bidang
pendidikan, bisa dimaknai sebagai upaya untuk menciptakan
kondisi-kondisi baru agar hubungan antara guru dan siswa
berkembang (Ken Robinson: 2015: 72).
2) Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan Kepribadian dan
Sosial (Mempermanusiakan/Humanizer)
“Mulailah dari diri sendiri”, begitu kata orang bijak. Untuk
melakukan perubahan sebuah lembaga, mulai dari perubahan
diri sendiri. Sebelum melakukan perubahan di sekolahnya,
seorang kepala sekolah harus mau memulai perubahan dari diri
sendiri dan sosialnya.
3) Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan Pembelajaran (Katalis
Budaya/Cultural Catalist)
Pengembangan kurikulum di sekolah itu menjadi salah satu
fokus bagi kepemimpinan perubahan. Pengembangan KTSP
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum, dan pedoman implementasi
kurikulum.
4) Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan Pengembangan
Sekolah (Pembangun Komunitas/Community Builder)
“Jika Anda sengaja membiarkan diri Anda menjadi kurang dari
apa yang sebenarnya mampu Anda capai, Anda akan tidak
bahagia seumur hidup” (Abraham H. Maslow).
5) Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan Manajemen Sumber
Daya (Pembuat Kerangka Kerja/Framework Maker)
Keberhasilan sekolah ditentukan dari kualitas orang-orang
yang berada di dalamnya. Mengubah sekolah adalah mengubah
manusia-manusia yang ada di dalamnya. Tenaga kependidikan
akan bekerja secara optimal jika kepala sekolah mendukung
kemajuan karir mereka dengan melihat apa sebenarnya
kompetensi mereka.
6) Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan Kewirausahaan
Sekolah (Perantara Keunggulan/Power Broker)

Kewirausahaan harus dirintis dan dibelajarkan di sekolah. Ini


merupakan aset untuk menjadikan bangsa Indonesia menjadi
bangsa yang mandiri dan berdaya saing. Kewirausahaan tidak
hanya diajarkan, tetapi juga dipraktikkan dan dibiasakan. Jiwa
kewirausahaan juga harus ditumbuhkan.
7) Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan Supervisi
Pembelajaran (Penantang yang Bersahabat/Friendly
Challenger)
Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bisa
dilakukan dengan peningkatan kualitas profesional kepala
sekolah dan guru, penciptaan iklim yang inovatif di sekolah,
dan upaya lain yang bisa dilakukan adalah melalui supervisi
akademik yang secara terus menerus dilakukan secara
berkelanjutan.
8) Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan Teknologi dan
Informasi (Technological Influencer)
Era disrupsi yang dipenuhi kemajuan teknologi informasi yang
sedemikian pesatnya adalah sebuah keniscayaan bahwa guru
harus menguasai teknologi untuk kemudian digunakan sebagai
media pendukung dalam kegiatan pembelajaran.
9) Karakteristik Kepemimpinan Perubahan
Setiap manusia adalah pemimpin. Pada dasarnya
kepemimpinan perubahan adalah upaya untuk menerjemahkan
visi-strategi-budaya baru dari seorang kepala sekolah kepada
setiap aksi guru dan tenaga kependidikan di sekolah yang
dipimpinnya. Apabila dilihat dari fakta yang ada di sekolah,
sebagian besar permasalahan kepemimpinan kepala sekolah
adalah kesenjangan antara visi dan aksinya. Kepala sekolah
harus memiliki visi dan strategi yang jelas gambarannya.

4. Pengelolaan SIM Sekolah


a. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen secara efektif di
Sekolah
1) Definisi Sistem Informasi Manajemen Sekolah (SIMS)
Sistem informasi manajemen berhubungan dengan informasi.
Informasi adalah sebuah istilah yang tidak tepat dalam
pemakaiannya secara umum. Informasi dapat mengenai data
mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran komunikasi
dan lain sebagainya. Informasi ibarat darah yang mengalir di
dalam tubuh suatu organisasi sehingga informasi ini sangat
penting dalam suatu organisasi.
2) Manfaat Sistem Informasi Manajemen Sekolah (SIMS)
Sistem informasi manajemen memiliki banyak manfaat baik
bagi pihak manajemen maupun untuk organisasi sekolah
secara keseluruhan.
3) Jenis-jenis Sistem Informasi Manajemen Sekolah (SIMS)
a. Sistem informasi profil sekolah (Portal Sekolah)
b. Sistem informasi personalia (SDM)
c. Sistem informasi siswa
d. Sistem informasi sarana dan prasarana sekolah
e. Sistem informasi akademik
f. Sistem informasi keuangan
g. Sistem Informasi Perpustakaan Digital
h. Sistem e-Learning
4) Tahapan Penggunaan SIM yang Efektif di Sekolah
a) Bagian pengumpulan data
b) Bagian proses data
c) Bagian pemrograman data
d) Bagian penyimpan data

b. Menganalisis masalah dan solusinya dalam pengelolaan


SIM di sekolah
1) Masalah
a) Disintegrasi sistem informasi
b) Rendahnya penggunaan data akurat dalam sistem
pengambilan keputusan
c) Lemahnya sistem pembaharuan data
d) Kurangnya sistem aplikasi manajemen
e) Tidak terjaminnya sistem keamanan
f) Infrastruktur TIK yang belum memadai
g) Kelembagaan pengelolaan TIK yang belum satu atap
2) Solusi
a) Penggunaan database bersama
b) Aplikasi berbasis web
c) Sistem terintegrasi
d) Interoperabilitas
e) Keamanan informasi
f) Skalabilitas
g) Tingkat ketersediaan
h) Kemudahan akses
i) Proses kerja yang ringkas
j) Kinerja
k) Otorisasi
l) Infrastruktur bersama
m) Komunikasi berbasis internet protocol
(IP)

2 Supervisi Guru 1. Supervisi Guru Sistimatika laporan


dan Tenaga Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran harus memastikan supervise guru
kependidikan bahwa semua guru dan tenaga kependidikan mendapat pelayanan meliputi:
supervisi. Setiap guru dan tenaga kependidikan harus mendapatkan - Judul
- Kata Pengantar
layanan yang sama tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan,
- Daftar Isi
jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan yang berkebutuhan khusus.
Layanan yang sama tanpa diskriminasi juga harus diberikan kepada Bab I :
para peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan Pendahuluan
undang- undang perlindungan anak. Undang-undang perlindungan Bab II : Kerangka
anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat Pikir
Bab III : Pendekatan
hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai
dan Metode
dengan harkat, martabat, kemanusiaan, serta mendapat perlindungan Bab IV : Hasil
dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia Supervisi
yang berkualitas, berakhlak mulia, sejahtera, bahagia, dan bermakna Bab V : Penutup
(student wellbeing).
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
a. Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Sepervisi Guru
1) Penyusunan Rencana Program Supervisi
2) Pelaksanaan Supervisi
b. Laporan Hasil Supervisi
Pelaporan supervisi guru adalah reprensetasi semua kegiatan
supervisi selama kurun waktu tertentu semester atau tahunan.
c. Tindak Lanjut Supervisi
Ruang lingkup tindak lanjut hasil supervisi meliputi:
1) Pelaksanaan KTSP
2) Persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh
pendidik.
3) Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses,
standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya.
4) Peningkatan mutu pembelajaran

2. Supervisi Tendik
a. Konsep Supervisi Tenaga Kependidikan
Supervisi Tenaga Kependidikan adalah supervisi yang di
laksanakan oleh kepala sekolah kepada tenaga kependidikan yang
terkait dengan pengelolaan dan administrasi pendidikan sehingga
akan menunjang proses pendidikan di sekolah.
b. Prinsip Supervisi Tendik
Diantara prinsip-prinsip yang berdampak positif dalam
melaksanakan supervisi antara lain:
1) Supervisor menjauhkan diri dari sifat otoriter
2) Supervisor mampu menciptakan hubungan kemanusiaan
yang harmonis
3) Supervisi tenaga kependidikan dilakukan secara
berkesinambungan
4) Program supervisi terintegrasi
5) Supervisi harus komprehensif
6) Supervisi harus konstruktif
7) Supervisi harus objektif
c. Ruang Lingkup Supervisi Tenaga Kependidikan
Ruang lingkup supervisi tenaga kependidikan : 1) Tenaga
Administasi Sekolah (Kepala TAS, Pelaksana Urusan, Petugas
Layanan Khusus); 2) Tenaga Perpustakaan (Kepala Perpustakaan,
Tenaga Perpustakaan); dan 3) Tenaga Laboratorium (Kepala
Laboratorium, Teknisi Laboratorium, Laboran).
d. Pengembangan Instrumen
Dalam mengembangkan instrumen supervisi tenaga kependidikan
mengacu kepada panduan kerja tenaga administrasi sekolah,
tenaga perpustakaan sekolah, dan tenaga laboratorium sekolah
yang terdapat dalam bahan bacaan.
e. Langkah-Langkah Kegiatan Supervisi Tendik
1) Perencanaan
Pelaksanaan
Tindak Lanjut

5) Penilaian Kinerja Guru dan Tendik, SKP, dan PKB

a. Penilaian Kinerja Guru (PKG)

1) Konsep Penilaian Kinerja Guru


Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009
mendefinisikan Penilaian Kinerja Guru adalah penilaian
dari setiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka
pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Penilaian
ini dilakukan melalui pengamatan dan pemantauan.
2) Kompetensi yang dinilai dalam PK Guru
Komponen yang dinilai dalam PK Guru difokuskan pada
penguasaan 4 (empat) kompetensi guru, yaitu: pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional yang dikaitkan dengan
pelaksanaan tugas utama guru.
3) Perangkat Pelaksanaan PK Guru
Perangkat yang diperlukan pada proses PK Guru di
sekolah meliputi dokumen sebagai berikut:
2) Pedoman Pengelolaan PK Guru.
3) Instrumen Penilaian Kinerja Guru
4) Suplemen Instrumen
4) Pelaksanaan PK Guru
Pelaksanaan PK Guru terdiri atas 4 (empat) tahapan yaitu
persiapan, pengumpulan fakta dan data, penilaian, dan
pelaporan.
5) Pengolahan Hasil Penilaian
b. Penilaian Kinerja Tenaga Kependidikan

1. Pengertian Penilaian Kinerja Tenaga Kependidikan


Adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data sebagai bahan pengambilan keputusan
2. Prosedur Penilaian Kinerja Tendik
Penilaian kinerja tendik dilaksanakan dalam beberapa
tahap, yaitu: (a) persiapan, (b) pelaksanaan penilaian, (c)
verifikasi, (d) pengolahan hasil, dan
(e) kesimpulan dan rekomendasi.
c. Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan Penilaian Perilaku Kerja
(PPK) PNS

1) Pengertian Penilaian Prestasi Kerja


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil,
penilaian prestasi kerja didefinisikan sebagai suatu proses
penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat
penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja

2) Aspek yang Dinilai


Penilaian prestasi kerja pengawas sekolah mencakup dua
unsur, yaitu: Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja.

PENGANTAR PENDIDIKAN INKLUSIF DAN PERLINDUNGAN


KESEJAHTERAAN ANAK
Konsep Pendidikan Inklusif dan Perlindungan Kesejahteraan Anak

1) Konsep Pendidikan Inklusif


Pada tataran penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah, terdapat
4 prinsip yang harus selalu diperhatikan sebagai tolok ukur, yaitu (1)
kehadiran; (2) pengakuan atau penerimaan; (3) partisipasi; dan (4)
pencapaian akademik dan non-akademik dari semua anak/peserta didik
termasuk anak/peserta didik berkebutuhan khusus. Sekolah belum
dapat disebut sebagai sekolah inklusif apabila ia hanya memasukkan
anak/peserta didik berkebutuhan khusus ke dalam kelas.

2) Konsep Perlindungan Kesejahteraan Anak


perlindungan kesejahteraan anak berarti segala upaya yang dilakukan
oleh orang tua dan masyarakat sejak anak berada dalam kandungan
dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar,
baik secara rohani, jasmani, maupun sosial. Oleh karenanya agar anak-
anak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik rohani, jasmani
maupun sosial maka mereka harus memperoleh perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi dalam mengakses layanan publik dasar
yaitu kesehatan dan pendidikan.

Sejarah Pendidikan inklusif (PI) dan Perlindungan Kesejahteraan Anak


(PKA)

a. Pendidikan Inklusif
Pada tanggal 7-10 Juni 1994 di Salamanca, Spanyol, para praktisi
pendidikan khusus menyelenggarakan konferensi pendidikan
kebutuhan khusus (Special Needs Education) yang diikuti oleh 92
negara dan 25 organisasi international yang menghasilkan Pernyataan
Salamanca (Salamanca Statement) yangmenyatakan agar anak
berkebutuhan khusus (children with special needs) mendapat layanan
pendidikan yang lebih baik dan berkualitas. Dalam konferensi ini
istilah inclusive education (pendidikan inklusif) secara formal mulai
diperkenalkan.

b. Perlindungan Kesejahteraan Anak


Penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila dan
berlandaskan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak-Hak Anak
meliputi: (a) non-diskriminasi; (b) kepentingan yang terbaik bagi anak;
(c) hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan (d)
penghargaan terhadap pendapat anak.

Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif dan Perlindungan Kesejahteraan


Anak.

Pendidikan inklusif adalah sistim pendidikan yang menghargai


keberagaman. Dengan melaksanakan sistim pendidikan inklusif maka
diharapkan perlindungan kesejahteraan anak terutama di bidang
pendidikan dapat terlaksana. Pada praktik pendidikan inklusif, sekolah dan
masyarakat sangat menghargai perbedaan dan keunikan dari setiap
anak/peserta didik. Pendidikan inklusif merupakan salah satu cara untuk
memastikan bahwa tidak ada lagi kekerasan dan praktek bullying yang
merupakan bentuk perlakuan diskriminasi pada anak/peserta didik.

3 Pengembangan 1. Perencanaan Pengembangan Kewirausahaan Pengembangan


Kewirausahaan a. Analisis SWOT Kewirausahaan secara
b. Alur Penyusunan Rencana Program Sekolah keseluruhan
merupakan hal yang
2. Pelaksanaan Program Pengembangan Kewirausahaan baru bagi kami yang
a. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan berkecimpung dalam
pendidikan di sekolah
1) Pengertian Wirausaha dan Kewirausahaan dasar
kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda
(create new and different) melaui berpikir kreatif dan
bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam
menghadapi tantangan hidup.
2) Karakteristik Pemimpin Kewirausahaan
a) Innovativeness (inovatif)
b) Kerja Keras dan Pantang Menyerah
c) Motivasi berprestasi tinggi
d) Risk taking (berani mengambil risiko)
e) Proactiveness (proaktif)
3) Cara-Cara Mengembangkan Kewirausahaan
a) Melakukan evaluasi diri tentang tingkat/level
kepemimpinan kewirausahaan.
b) Berdasarkan hasil evaluasi diri (profil diri jiwa
kewirausahaan
c) Mempelajari kewirausahaan dapat dilakukan melalui
berbagai upaya

4) Strategi Pengembangan Karakter Kewirausahaan di Sekolah


a) Karakter Kewirausahaan Terintegrasi dalam Seluruh Mata
Pelajaran
b) Karakter Kewirausahaan Terpadu dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler
c) Pengintegrasian Karakter Kewirausahaan melalui Budaya
Sekolah
5) Pembelajaran Kewirausahaan di Sekolah
a) Belajar berbasis pengalaman (Experiential Learning)
b) Belajar melalui interaksi sosial (Social Interaction
Learning)
c) Pengenalan peluang (opportunity recognition)
6) Pengembangan Kewirausahaan melalui Potensi Sekolah
kemampuan sekolah yang memungkinan untuk
dikembangkan menjadi lebih baik dengan menerapkan jiwa
kewirausahaan antara lain: bekerja keras, inovatif, kreatif,
pantang menyerah, dan dapat membaca peluang. Salah satu
upaya agar dapat mengidentifikasi potensi sekolah, Kepala
Sekolah harus mampu mengenali kultur sekolah.
b. Pengembangan Kemitraan Sekolah
mitra kerja sekolah dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu: 1)
internal, 2) eksternal,
1) Konsep Kemitraan Sekolah
a) Kemitraan Formal
b) Kemitraan Informal
c) Kemitraan formal dan informal
d) Kemitraan formal bilateral atau multi lateral
c. Pengembangan Unit Produksi
Tujuan dilaksanakannya kegiatan produksi dan jasa di sekolah
yaitu:
1) Menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan guru dan peserta
didik,
2) Melatih peserta didik dalam mengelola usaha.
3) Membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan
fasilitas dan biaya-biaya operasional pendidikan lainnya,
d. Pengembangan Program Pemagangan
Tahap-tahap penyusunan rencana magang kewirausahaan.
1) Menentukan materi magang kewirausahaan
2) Menentukan tempat magang kewirausahaan
3) Menentukan peserta magang kewirausahaan
4) Menentukan pembimbing magang kewirausahaan
3. Evaluasi Program Pengembangan Kewirausahaan
a. Pelaksanaan Evaluasi Program
b. Tahap Monitoring (Pelaksanaan)
4 Latihan Studi Langkah-langkah study kasus masalah pembelajaran: Langkah-langkah
Kasus Masalah 1. Identifikasi kekuatan dan kelemahan sekolah terbaik terdiri dari:
Pembelajaran*) 2. Identifikasi masalah berdasarkan aspek kelemahan sekolah 1. Perencanaan
3. Menemukan masalah utama 2. Pelaksanaan
4. Menyusun alternatif solusi 3. Monitoring dan
5. Memilih solusi terbaik evaluasi
6. Menyusun langkah-langkah solusi terbaik 4. Analisis dan
refleksi
5. Tindak lanjut
*)
bersifat latihan yang dalam mengerjakannya dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan Pengajar
Diklat

Petunjuk pengisian hasil refleksi pendalaman bahan pembelajaran:


1. Kolom “a” diisi dengan nomor urut;
2. Kolom “b” diisi dengan nama materi;
3. Kolom “c” diisi dengan resume hasil eksplorasi materi secara garis besar;
4. Kolom “d” diisi dengan hal-hal baru yang diperoleh setelah mendalami materi.

Anda mungkin juga menyukai