Pd
Asal : SD NEGERI 2 KAIRATU
Tugas 04
Melakukan Pendalaman Bahan Pembelajaran
b. Tujuan Monitoring
Secara lebih terperinci monitoring bertujuan untuk :
c. Tujuan Evaluasi
1) Untuk menilai keefektifan program
2) Untuk menunjukkan atau melihat dampak
3) Untuk memperkuat atau meningkatkan akuntabilitas
4) Untuk medapatkan masukan terhadap pengambilan keputusan
2. Supervisi Tendik
a. Konsep Supervisi Tenaga Kependidikan
Supervisi Tenaga Kependidikan adalah supervisi yang di
laksanakan oleh kepala sekolah kepada tenaga kependidikan yang
terkait dengan pengelolaan dan administrasi pendidikan sehingga
akan menunjang proses pendidikan di sekolah.
b. Prinsip Supervisi Tendik
Diantara prinsip-prinsip yang berdampak positif dalam
melaksanakan supervisi antara lain:
1) Supervisor menjauhkan diri dari sifat otoriter
2) Supervisor mampu menciptakan hubungan kemanusiaan
yang harmonis
3) Supervisi tenaga kependidikan dilakukan secara
berkesinambungan
4) Program supervisi terintegrasi
5) Supervisi harus komprehensif
6) Supervisi harus konstruktif
7) Supervisi harus objektif
c. Ruang Lingkup Supervisi Tenaga Kependidikan
Ruang lingkup supervisi tenaga kependidikan : 1) Tenaga
Administasi Sekolah (Kepala TAS, Pelaksana Urusan, Petugas
Layanan Khusus); 2) Tenaga Perpustakaan (Kepala Perpustakaan,
Tenaga Perpustakaan); dan 3) Tenaga Laboratorium (Kepala
Laboratorium, Teknisi Laboratorium, Laboran).
d. Pengembangan Instrumen
Dalam mengembangkan instrumen supervisi tenaga kependidikan
mengacu kepada panduan kerja tenaga administrasi sekolah,
tenaga perpustakaan sekolah, dan tenaga laboratorium sekolah
yang terdapat dalam bahan bacaan.
e. Langkah-Langkah Kegiatan Supervisi Tendik
1) Perencanaan
Pelaksanaan
Tindak Lanjut
a. Pendidikan Inklusif
Pada tanggal 7-10 Juni 1994 di Salamanca, Spanyol, para praktisi
pendidikan khusus menyelenggarakan konferensi pendidikan
kebutuhan khusus (Special Needs Education) yang diikuti oleh 92
negara dan 25 organisasi international yang menghasilkan Pernyataan
Salamanca (Salamanca Statement) yangmenyatakan agar anak
berkebutuhan khusus (children with special needs) mendapat layanan
pendidikan yang lebih baik dan berkualitas. Dalam konferensi ini
istilah inclusive education (pendidikan inklusif) secara formal mulai
diperkenalkan.