Anda di halaman 1dari 22

Critical Book Report

Judul buku

1. Filsafat Pendidikan

(Dr.H.Amka, M.Si, 2019)

2. Filsafat Dalam Pendidikan

(Drs.H.Abdul Muis Thabrani, MM, 2015)

Nama Mahasiswa : Tri Nurhasanah

Nim :2211111017

Dosen Pengampu : Anifah S.Sos, M.Pd

Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan

Program Studi: Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Fakultas Bahasa Dan Seni

Universitas Negeri Medan T.A 2021/2022


Excecutive Summary

Buku yang saya analisis berjudul Filsafat Pendidikan Dr. H. Amka, M.Si.ini adalah
buku yang bagus dan lengkap, di dalam buku ini memiliki 6 bab yang masing-masing bab
memiliki rincian yang menarik. Filsafat di gambarkan sedemikian rupa agar pembacadapat
memahami betul apa sebenarnya filsafat itu.

Belajar filsafat pada umumnya menjadikan manusia lebih bijaksana. Bijaksana


artinya memahami pemikiran yang ada dari sisi mana pemikiran itu disimpulkan.
Memahami dan menerima sesuatu yang ada dari sisi mana keadaan itu ada. Plato
merasakan bahwa berpikir dan memikir sesuatu itu sebagai suatunikmat yang luar biasa
sehingga filsafat diberi predikat sebagai keinginan yangmaha berharga.

Oleh karena itu dengan banyaknya sumber informasi tentang filsafat dapat
memudahkan kita untuk memperoleh ilmu yang akan membawa kita menjadi bijaksana.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
penulis bisa menyelesaikan critical book Filsafat Pendidikan. penulis menyadari bahwa
kelancaran pembuatanCRITICAL BOOK REPORT INI adalah berkat bantuan dan motivasi
dari dosen pengampuh mata kuliah Filsafat pendidikan. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada dosen yang telah membantu dalam kelancaran
penulisan CRITICAL BOOK REPOR ini. Dalam penulisan CRITICAL BOOK REPORT ini,
penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik Namun, mungkin masih ada kesalahan
dalam Penulisannya, Penulis berharap mendapat kritikan dan masukan dari para pembaca.
Penulis juga berharap semoga CRITICAL BOOK REPORT ini dapat memberikan informasi
serta mempunyai nilai manfaat bagi orang lain.

1
DAFTAR ISI

Excecutive Summary ......................................................................................... 1

Kata Pengantar ........................................................................................... 1

Daftar isi ....................................................................................... 2

Bab I PENDAHULUAN

A. Rasionalisme Pentingnya CBR .........................................................................3

B.Latar Belakang ..................................................................................... 3

C.Tujuan Penulisan CBR................................................................................................... 3

D. Manfaat CBR...................................................................................................4

E. Identitas Buku ..................................................................................................4

Bab II Ringkasan Buku

A. Buku 1................................................................................................. 5

B. Buku 2.........................................................................................12

Bab III PEMBAHASAN

A.Kelebihan dan kelemahan ..................................................... 17

1. Buku 1................................................................. 17

2. Buku 2.................................................. 17

Bab IV Penutup

Kesimpulan........................................................................................18
Saran......................................................................................... 19

Daftar pustaka.........................................................................................19
2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisme Pentingnya CBR

Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam


meringkas dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis
dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya
tulis yang dianalisis. Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca
dan pahami. Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita.
Misalnya dari segi informasi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, penulis
membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku
referensi. Selain itu, salah satu faktor yang melatarbelakangi penulis mereview buku ini
adalah agar kita bisa berpikir kritis dan mengetahui kelebihan dan kekurangan dari
sebuah buku.

B. Latar Belakang

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara
mendalam sampai pada hakikatnya dengan menggunakan akal atau pikiran. Filsafat bukan
mempersoalkan fenomena atau gejala gejala atau peristiwa peristiwa,akan tetapi yang
dicari adalah hakikat dari suatu gejala atau fenomena atau peristiwa. Filsafat adalah usaha
untuk menegtahui segala sesuatu,keberadaan dari segala sesuatu. Filsafat bertujuan untuk
mencari hakikat dari segala sesuatu gejala atau fenomena secara mendalam. Filsafat
pendidikan berusaha mencari yang fundamental yang berkaitan dengan proses
pendidikan,mendalami konsep konsep pendidikan dan memahami sebab sebab yang
hakiki yang berkaitan dengan masalah pendidikan.

C. Tujuan Penulisan CBR

Tujuan Penulisan Critical Book Report ini adalah ntuk mengulas isi setiap materi yang
dibahas dalam sebuah buku. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku yang
dikritikalisasi. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang di berikan
oleh setiap materi yang ada dalam sebuah buku. Membandingkan isi buku pada
implikasinya terhadap pada kehidupan nyata.
3
D. Manfaat Penulisan CBR

Manfaat Penulisan Critical Book Report ini Agar pembaca maupun penulis tanggap
terhadap hal-hal penting yang ada didalam buku ini. Untuk memahami tentang pelajaran
mengenai Filsafat Pendidikan yang ada dalam buku ini. Untuk menambah pengetahuan
tentang bagaimana mempelajari filsafat pendidikan itu untuk Mahasiswa. Melatih
Kemampuan penulis dalam mengkritikalisasi sebuah buku dan membandingkannya
dengan buku yang lain.

E. Identitas Buku

Identitas Buku 1

Judul Buku : Filsafat Pendidikan

Penulis : Dr.H.Amka, M.Si

Penerbit : Nizamia Learning Center

Tahun terbit : 2019

Kota terbit:sidoarjo

ISBN : 978-623-7169-27-7

Tebal buku :142 halaman

Identitas buku 2

4
Judul buku : Filsafat Dalam Pendidikan

Penulis : Drs.H.Abdul Muis Thabrani, MM

Penerbit : IAIN Jember Press

Tahun terbit : 2015

Kota terbit:jember
ISBN : 978-602-414-018-2

Tebal buku :154 halaman

BAB II

RINGKASAN BUKU

A. Ringkasan Buku 1 ( Filsafat Pendidikan )

BAB 1 : SEJARAH LAHIRNYA FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Hakikat Filsafat Pendidikan

hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagi berikut :

1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan


antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.

2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang


mengalami perubahan yang semakin pesat.

3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.

4. Pendidikan berlangsung seumur hidup. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan


prinsip-prinsip ilmu.

B. Sejarah Filsafat Pendidikan

Filsafat mulai berkembang dan berubah fungsi, dari sebagai induk ilmu pengetahuan
menjadi semacam pendekatan perekat kembali sebagai ilmu pengetahuan yang telah
berkembang pesat dan terpisah satu dengan lainnya. Jadi, jelaslah bagi kita bahwa filsafat
berkembang sesuai perputaran zaman. Paling tidak, sejarah filsafat lama membawa

5
manusia untuk mengetahui cerita dalam katagori filsafat spiritualisme kuno.Kira-
kira1200-

1000 SM sudah terdapat cerita-cerita lahirnya Zarathusthra, dari keluarga Sapitama

yang lahir di tepi sebuah sungai, yang ditolong oleh Ahura Mazda dalam masa
pemerintahan raja-raja Akhamania (550-530 SM). Timur jauh yang termasuk dalam
wilayah Timur jauh ialah Cina India dan jepang. Di India berkembang filsafat Spiritualisme,
Hinduisme, dan Buddhisme. Sedangkan di Jepang berkembang Shintoisme. Begitu juga di
Cina berkembang, Taoisme, dan Komfusianisme.

C. Tujuan Pendidikan

Ada empat macam tujuan pendidikan yang tingkatandan luasnya berlainan, yaitu tujuan
pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.

Tujuan filsafat pendidikan juga dapat dilihat dari beberapa aliran filsafat pendidikan
yang dapat mengembangkan pendidikan itu sendiri, yaitu :

a. Idealisme

b. Realisme

c. Pragmatisme

d. Humanisme

e. Behaviorisme

f. Konstruktivisme

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuanfilsafat adalah mencari hakikat
kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun
metafisika (hakikat keaslian).

D. Manfaat Filsafat Pendidikan

Secara konkrit manfaat mempelajari filsafat adalah:

1. Filsafat menolong mendidik.

2. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan


persoalan- persoalan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Filsafat memberikan pandangan yang luas.

4. Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri.


5. Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika)
maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik,
dan sebagainya.

E. Urgensi Filsafat Pendidikan

6
Para pendidik harus memahami bahwa filsafat pendidikan juga memberikan sesuatu
yang berbeda dalam wawasan dan aktivitas pendidikan itu sendiri. Maka perlunya
menggunakan ide-ide filosofis dan pola-pola pemikiran agar dapat menjadikan aktivitas
mereka pada taraf kesadaran etis. Bukannya sekedar rutinitas. Hanya saja ini tidak berarti
bahwa pendidik harus menerima pemikiran filsafat apa adanya. Mereka harus tetap
menguji pemikiran filsafat sesuai dengan konteks sosial peserta didik. Ketika kondisi
berubah maka perspektif dan wawasan harus diuji kembali.

BAB II :SISTEMATIKA FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Ontologi Filsafat Pendidikan

Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan bagian dari
metafisika, dan metafisika merupakan salah satu bab dari filsafat. Obyek telaah ontologi
adalah yang ada tidak terikat pada satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang
yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang
meliputi segala realitas dalam semua bentuknya.

B. Epistemologi Filsafat Pendidikan

Pengetahuan yang telah didapatkan dari aspek ontologi selanjutnya digiring ke aspek
epistemologi untuk diuji kebenarannya dalam kegiatan ilmiah. Menurut Ritchie Calder
proses kegiatan ilmiah dimulai ketika manusia mengamati sesuatu. Kajian epistemologi
membahas tentang bagaimana proses mendapatkan ilmu pengetahuan, hal-hal apakah
yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan yang benar, apa yang disebut
kebenaran dan apa kriterianya. Objek telaah epistemologi adalah mempertanyakan
bagaimana sesuatu itu datang, bagaimana kita mengetahuinya, bagaimana kita
membedakan dengan lainnya, jadi berkenaan dengan situasi dan kondisi ruang serta waktu
mengenai sesuatu hal.

C. Aksiokologi Filsafat Pendidikan


Berkaitan dengan etika, moral, dan estetika maka ilmu itu dapat dibagi menjadi dua
kelompok:

1. Ilmu Bebas Nilai

Berbicara tentang ilmu akan membicarakan pula tentang etika, karena sesungguhnya
etika erat hubungannya dengan ilmu. Bebas nilai atau tidaknya ilmu merupakan masalah

7
rumit, jawabannya bukan sekadar ya atau tidak. Sebenarnya sejak saat pertumbuhannya
ilmu sudah terkait dengan masalah-masalah moral namun dalam perspektif yang berbeda.

2. Teori tentang Nilai

Pembahasan tentang nilai akan dibicarakan tentang nilai sesuatu, nilai perbuatan, nilai
situasi, dan nilai kondisi. Segala sesuatu kita beri nilai. Pemandangan yang indah, akhlak
anak terhadap orang tuanya dengan sopan santun, suasana lingkungan dengan
menyenangkan dan kondisi badan dengan nilai sehat.

BAB III : ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Progresivisme

Dalam pandangan Progresivisme, manusia harus selalu maju (progress) bertindak


konstruktif, inovatif, reformatif, aktif dan dinamis. Sebab manusia mempunyai naluri selalu
menginginkan perubahan-perubahan.

B. Konstruktivisme

Dalam pandangan konstruktivisme, belajar adalah kegiatan aktif dimana peserta didik
membangun sendiri pengetahuannya. Peserta didik mencari sendiri makna yang dipelajari.
Hal ini merupakan proses menyesuaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka
berpikir yang telah ada dalam pikiran siswa.

C. Humanistik

Aliran humanistik muncul pada pertengahan abad 20 sebagai reaksi teori


psikodinamika dan behavioristik. Teori psikodinamika yang dipelopori oleh Sigmund
Freud yang berupaya menjelakan hakekat dan perkembangan tingkah laku kepribadian.
Model psikodinamika yang di ajukan Freud disebut dengan Teori Psikoanalisis (analytic
theory). Menurut teori ini tingkah laku manusia merupakan hasil tenaga yang beroperasi di
dalam pikiran yang sering tanpa disadari oleh individu.
BAB IV : PERANAN FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Konsep Ilmu Pendidikan

Model-model teoretis adalah seperangkat konsepkonsep yang saling berkaitan erat


yang membentuk sebuah pandangan tentang kehidupan. Dengan demikian, berkembanglah
berbagai teori substansif tentang metode mengajar. Beberapa di antaranya adalah sebagai
berikut:

1.metode ceramah dari kaum Sofis,

2. metode dialektik dari Socrates,

3. metode scholastisism,

4. metode pengamatan alami, dan

5. metode langkah-langkah formal mengajar dari Herbart.

B. Peranan dalam Perencanaan Program Pendidikan

Peranan pendidikan di dalam kehidupan manusia, lebih-lebih dalam zaman modern ini
diakui sebagai sesuatu kekuatan yang menentukan prestasi dan produktivitas
seseorang. Tidak ada suatu fungsi dan jabatan di dalam masyarakat tanpa melalui
proses pendidikan. Seluruh aspek kehidupan memerlukan proses pendidikan dalam
arti demikian, terutama berlangsung di dalam dan oleh lembaga-lembaga pendidikan
formal (sekolah, universitas). Akan tetapi scope pendidikan lebih dari padanya hanya
pendidikan formal itu. Di dalam masyarakat keseluruhan terjadi pula proses
pendidikan kembangan kepribadian manusia. Proses pendidikan yang berlangsung di
dalam kehidupan sosial yang disebut pendidikan informal ini, bahkan berlangsung
sepanjang kehidupan manusia.

C. Penerapan Filsafat Pendidikan di Sekolah

Filsafat sebagai teori umum pendidikan dapat diterapkan dalam penentuan


kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan dan peran guru atau pendidik juga anak
didiknya. Adanya berbagai aliran dalam filsafat pendidikan juga menyebabkan berbeda-
bedanya kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan guru dan siswa tersebut dalam
struktur pendidikan. Semuanya tergantung pada mazhab apa yang diterapkan atau dianut
oleh para pelakunya.
BAB V : AKSIOLOGI FILSAFAT DAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

A. Aksiologis Sebagai Cabang Filsafat

Aksiologi membahas tentang nilai secara teoretis yang mendasar dan filsafati, yaitu
membahas nilai sampai pada hakikatnya. Karena aksiologi membahas tentang nilai secara
filsafati, maka juga disebut philosophy of value (filsafat nilai). Aksiologi adalah cabang
Filsafat yang menganalisis tentang hakikat nilai yang meliputi nilai-nilai kebenaran,
keindahan, kebaikan, dan religius.

B. Landasan Aksiologis Sistem Pendidikan Nasional

Nilai-nilai Budaya

Nilai-nilai budaya adalah jiwa kebudayaan dan menjadi dasar dari segenap wujud
kebudayaan. Tata hidup merupakan pencerminan yang konkret dari nilai budaya yang
bersifat abstrak. Kegiatan manusia dapat ditangkap oleh panca indra, sedangkan nilai
budaya hanya dapat ditangkap oleh budi manusia. Nilai budaya dan tata hidup manusia
ditopang oleh perwujudan kebudayaan yang berupa sarana kebudayaan.

Nilai-nilai Pancasila sebagai Landasan Aksiologis

Sistem Pendidikan Nasional merupakan suatu subsistem dari sistem kehidupan


nasional, yang berarti bahwa sistem pendidikan nasional merupakan subsistem dari
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sistem pendidikan nasional bukanlah sesuatu yang
bebas nilai dan bebas budaya karena merupakan bagian dari sistem komunitas nasional
dan global. Sistem pendidikan harus selalu bersifat dinamis, kontekstual, dan selalu
terbuka kepada tuntutan relevansi di semua bidang kehidupan.

C. Refleksi Kritis Sistem Pendidikan Nasional

Landasan aksiologis sistem pendidikan nasional bermanfaat untuk menganalisis


tentang penerapan teoriteori pendidikan yang terkait dengan tujuan pendidikan. Tujuan
pendidikan nasional dirumuskan terutama dalam hubungannya dengan nilai-nilai
keluhuran hidup. Landasan aksiologis sistem pendidikan nasional Indonesia adalah nilai-
nilai Pancasila. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 3 berisi ketentuan bahwa sistem pendidikan
nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB VI : FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER

A. Filsafat Fungsi Pikiran

Ada 3 fungsi fikiran, yaitu :

1. Fungsi Memenuhi Kebutuhan

Fungsi pikiran adalah alat bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan.

2. Fungsi Mempertahankan Diri

Manusia hidup selalu dihadapkan kepada berbagai ancaman, baik ancaman yang
bersifat fisik, seperti gangguan binatang buas, gangguan alam, ancaman manusia maupun
ancaman yang bersifat psikis, yaitu segala yang membuat jiwa merasa tidak aman.

10

3. Fungsi Menciptakan Nilai Hidup

Inilah fungsi yang tertinggi dan pada fungsi ini terletak perbedaan antara manusia dan
makhluk apa pun.

B. Definisi Pendidikan Berkarakter

Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan


secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia
yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan,
dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

C. Landasan Filsafat Tentang Pendidikan Karakter

Filsafat progresivisme merupakan aliran yang anti kemapanan sehingga bertentangan


dengan esensialisme. Maksudnya, progresivisme berpandangan berpikir ke arah ke depan
(adanya kemajuan), secara terus-menerus merekonstruksi pengetahuan-pengetahuan
menuju sebuah kesempurnaan.

D. Pandangan Filsafat Pancasila dalam Pendidikan Karakter

Karakter yang berlandaskan falsafah Pancasila artinya setiap aspek karakter harus
dijiwai ke lima sila Pancasila secara utuh dan komprehensif yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:

1. Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Bangsa yang Menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

3. Bangsa yang Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa

4. Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia

5. Bangsa yang Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan

6. Pelaksanaan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pendidikan Berkarakter

E. Peran Filsafat Pendidikan dalam Membangun Manusia Berkarakter

11
Dalam mata ‘pisau’ filsafat ketiga unsur pembentuk manusia untuk hidup secara lebih
baik bisa dilihat dan dijelaskan secara lebih dalam pokok-pokok berikut:

1. Manusia mengetahui dirinya dan dunianya

2. Manusia dalam hidup komunitas

2. Manusia dalam hidup komunitas

3. Agama membantu manusia hidup lebih baik

F. Peran Guru Filsafat dalam Pendidikan Karakter di Sekolah

Guru harus mampu melibatkan semua pemangku kepentingan (siswa, guru bidang
studi, orang tua, kepala sekolah) di dalam mensukseskan pelaksanaan programnya. Mulai
dari program pelayanan dasar yang berupa rancangan kurikulum bimbingan yang berisi
materi tentang pendidikan karakter, seperti kerja sama, keberagaman, kejujuran,
menangani kecemasan, membantu orang lain, persahabatan, cara belajar, menejemen
konflik, pencegahan penggunaan narkotika, dan sebagainya.

B. Ringkasan Buku 2 (Filsafat Dalam Pendidikan)

BAB I : LANDASAN FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN, 1

A. Pendahuluan

Landasan filosofis pendidikan perlu dikuasai oleh para pendidik, adapun alasannya
antara lain: Pertama, karena pendidikan bersifat normatif, maka dalam rangka pendidikan
di perlukan asumsi yang bersifat normatif pula. Asumsi-asumsi pendidikan yang bersifat
normatif itu antara lain dapat bersumber dari filsafat. Landasan filosofis pendidikan yang
bersifat preskriptif dan normatif akan memberikan petunjuk tentang apa yang seharusnya
di dalam pendidikan atau apa yang dicita-citakan dalam pendidikan. Kedua, bahwa
pendidikan tidak cukup dipahami hanya melalui pendekatan ilmiah yang bersifat parsial
dan deskriptif saja, melainkan perlu dipandang pula secara holistik.

B. Karaktristik Filsafat Dalam Pendidikan

Beberapa hal seputar filsafat dan filsafat dalam pendidikan sebagai berikut :

1. Pengertian Filsafat

Filsafat diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan.

12

2. Filsafat dalam Pendidikan

Peranan filsafat dalam pendidikan ditinjau dari tiga lapangan filsafat, yaitu :

a. Metafisika

b. Epistemologi

c. Aksiologi

C. Dasar-dasar Filsafat Ilmu Pendidikan

Filsafat ilmu pendidikan dibedakan dalam empat macam, yaitu:

1. Ontologi ilmu pendidikan yang membahas tentang hakikat subtansi dan pola
organisasi ilmu pendidikan;
2. Epistomologi ilmu pendidikan yang membahas tentang hakikat objek formal dan
material ilmu pendidikan;

3. Metodologi ilmu pendidikan, yang membahas tentang hakikat cara-cara kerja dalam
menyusun ilmu pendidikan; dan

4. Aksiologi ilmu pendidikan yang membahas tentang hakikat nilai kegunaan teoritis dan
praktis ilmu pendidikan.

D. Landasan Filosofis Pendidikan Idealisme

Konsep filsafat (umum) Idealisme (hakikat: realitas, manusia, pengetahuan, dan nilai)
sebagaimana telah dipahami melalui uraian terdahulu berimplikasi terhadap konsep
pendidikannya. Implikasi tersebut sebagaimana diuraikan berikut ini:

1. Tujuan Pendidikan adalah untuk membantu perkembangan pikiran dan diri pribadi
(self) siswa.

2. Kurikulum Pendidikan Idealisme berisikan pendidikan liberal dan pendidikan


vokasional/praktis.

3. Metode Pendidikan sebagai cara untuk sampai pada tujuan dikondisikan struktur dan
atmosfer kelas memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, dan untuk
menggunakan kriteria penilaian moral dalam situasi-situasi kongkrit dalam konteks
pelajaran.

4. Peranan Guru para filsuf Idealisme mempunyai harapan yang tinggi.

13

E. Landasan Filosofis Pendidikan Realisme

Realisme merupakan aliran filsafat yang luas dan bervariasi. meliputi materialisme juga
pandangan yang mendekati kepada idealisme. Titus dkk. , (1979) antara lain
mengidentifikasi tiga jenis Realisme, yaitu Realisme Mekanis, Realisme Objektif, dan
Realisme Pluralistik. Tampak bahwa Realisme cukup rumit untuk bisa dijelaskan secara
ringkas dengan harapan mencakup semua jenis Realisme yang ada.

F. Landasan Filosofis Pendidikan Pragmatisme

Filsuf Pragmatisme menolak dualisme antara subjek (manusia) yang mempersepsi dengan
objek yang dipersepsi. Manusia adalah kedua-duanya dalam dunia yang dipersepsinya dan
dari dunia yang ia persepsi. Segala sesuatu dapat diketahui melalui pengalaman, adapun
cara-cara memperoleh pengetahuan yang diandalkan adalah metode ilmiah atau metode
sains sebagai mana disarankan oleh John Dewey. Pengalaman tentang fenomena
menentukan pengetahuan. Karena fenomena terus menerus berubah, maka pengetahuan
dan kebenaran tentang fenomena itu pun mungkin berubah.

BAB II : HUBUNGAN FILSAFAT, MANUSIA DAN PENDIDIKAN

A. Pendahuluan

Hubungan filsafat dengan pendidikan dapat diketahui, bahwa filsafat akan menelaah
suatu realitas dengan lebih luas, sesuai dengan ciri berpikir filsafat, yaitu radikal,
sistematis, dan universal. Konsep tentang dunia dan pandangan tentang tujuan hidup
tersebut akan menjadi landasan dalam menyusun tujuan pendidikan.

B. Kebenaran Menurut Pandangan Filsafat

Kebenaran ilmiah tidak bisa dilepaskan dari makna dan fungsi ilmu itu sendiri sejauh
mana dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh manusia. Di samping itu proses untuk
mendapatkannya haruslah melalui tahap-tahap metode ilmiah. Kriteria ilmiah dari suatu
ilmu memang tidak dapat menjelaskan fakta dan realitas yang ada. Apalagi terhadap fakta
dan kenyataan yang berada dalam lingkup religi ataupun yang metafisika dan mistik,
ataupun yang non ilmiah lainnya. Di sinilah perlunya pengembangan sikap dan kepribadian
yang mampu meletakkan manusia dalam dunianya.

C. Hakikat Manusia dalam Pandangan Filsafat

Para filosof memberikan sebutan kepada manusia sesuai dengan kemampuan yang
dapat dilakukan manusia di bumi ini; (Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan,2007:49)

1. Manusia adalah Homo Sapiens

2. Manusia adalah Animal Rational

3. Manusia adalah Homo Laquen

4. Manusia adalah Homo Faber

5. Manusia adalah Zoon Politicon

6. Manusia adalah Homo Economicus

7. Manusia adalah Homo Religious

D. Manusia dan Sistem Nilai


1. Hakikat dan Makna Nilai

Nilai atau value, berasal dari bahasa Latin valare atau bahasa Prancis Kuno valoir yang
artinya nilai. Sebatas arti denotatifnya, valare, valoir, value atau nilai dapat dimaknai
sebagai harga.

2. Dimensi nilai dalam kehidupan

Nilai adalah makna yang ada di belakang fenomena kehidupan. Ketika nilai berubah,
fenomena dapat mengikuti perubahan nilai.

E. Pendidikan dalam Pandangan Filsafat

Pendidikan merupakan suatu pemikiran yang praktis dan membutuhkan teori dalam
menciptakan sistem pendidikan yang ideal. Oleh sebab itu pendidikan harus berangkat dari
filsafat yang berorientasi pendidikan. Apalagi jika ada beberapa pertanyaan radikal tentang
pendidikan yang berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial dan alam. Landasan filsafat
pendidikan memberi perspektif filosofis yang seyogyanya merupakan “kacamata” yang
dikenakan dalam memandang menyikapi serta melaksanakan tugasnya. Berpikir filosofis
pada satu sisi dan di pihak lain pengalaman dan penyelidikan empiris berjalan secara
simultan. Maka filsafat merupakan suatu pengetahuan teoretis dan pedagogik merupakan
pengetahuan praktis yang menentukan suatu pendidikan yang efektif.

F. Potensi (Fitrah) Manusia Dalam Pandangan Filsafat

Manusia adalah makhluk terbaik yang diciptakan Allah di alam ini. Struktur manusia
terdiri atas unsur jasmaniah (fisiologis) dan rohaniah (psikologis). Dalam struktur
jasmaniah dan rohaniah itu, Allah memberikan seperangkat kemampuan dasar yang
memiliki kecenderungan berkembang. Dalam pandangan agama (Islam) kemampuan dasar
atau pembawaan itu disebut fitrah. Kata ini mengandung sejumlah pengertian ditinjau dari
berbagai sudut pandang oleh para pemikir muslim. Sebagian mereka mengartikan fitrah

15
sebagai potensi beragama yang dibawa manusia semenjak di dalam rahim ketika
mengikat perjanjian dengan Tuhan, sebagian lainnya mengartikan sebagai kemampuan-
kemampuan jasmaniah dan rohaniah.

BAB III : ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN

A. Pendahuluan

Filsafat dalam pendidikan menurut Al-Syaibany (dalam uyoh, 2011:71) adalah:


“Pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan. Filsafat itu
mencerminkan satu segi dari segi pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan kepada
pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan-kepercayaan yang menjadi dasar dari
falsafah umum dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan secara praktis”.

B. Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme

Aliran progresivisme mengakui dan berusaha mengembangkan asas progesivisme dalam


sebuah realita kehidupan, agar manusia bisa survive menghadapi semua tantangan hidup.

C. Aliran Filsafat Pendidikan Esensialisme

Aliran esensialisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai


kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.

D. Aliran Filsafat Pendidikan Perenialisme

Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan


keadaan sekarang.

E. Aliran Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme

Kata Rekonstruksionisme bersal dari bahasa Inggris reconstruct, yang berarti menyusun
kembali.

F. Aliran Filsafat Pendidikan Idealisme

Tokoh aliran idealisme adalah Plato (427-374 SM), murid Sokrates. Aliran idealisme
merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa.

G. Aliran Filsafat Pendidikan Realisme

Aliran ini berpendapat bahwa dunia rohani dan dunia materi merupakan hakikat yang
asli dan abadi.

H. Aliran Filsafat Pendidikan Materialisme

Aliran ini berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan spiritual, atau
super natural.

I. Aliran Filsafat Pendidikan Pragmatisme

Dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat
empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia
alami.

J. Aliran Filsafat Pendidikan Eksistensialisme


Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu
yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam
mana yang benar dan mana yang tidak benar.

BAB 4 : PERANAN, FUNGSI DAN PENDEKATAN FILSAFAT DALAM MEMECAHKAN

MASALAH PENDIDIKAN

A. Pendahuluan

Sebagaimana diketahui bahwa manusia adalah sebagai khalifah Allah di bumi, Sebagai
khalifah, manusia mendapat kuasa dan wewenang untuk melaksanakannya, dengan
demikian pendidikan merupakan urusan hidup dan kehidupan manusia dan merupakan
tanggung jawab manusia itu sendiri.

B. Peranan Filsafat Dalam Pendidikan

Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan mempunyai peranan untuk memberikan


petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan
atau paedagogik.

C. Fungsi Filsafat Dalam Pendidikan

Filsafat berfungsi memecahkan masalah-masalah di atas melalui berbagai pendekatan


yang sesuai.

D. Pendekatan Filsafat Dalam Pendidikan

Pendekatan filosofi yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-
masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat.

E. Filsafat dan Tujuan Pendidikan

Menurut UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, tujuan pendidikan nasional adalah


untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat , berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab kepada bangsa dan
negara.

16

BAB III

PEMBAHASAN
A. Kelebihan Dan Kelemahan

Buku 1 (Filsafat Pendidikan)

*KELEBIHAN

1. Penjelasan di dalam buku ini sangat luas dan jelas sehingga dapat mudah untuk
dipahami

2. Penjelasannya secara umum dan banyak berpatokan pada para ahli sehingga banyak
kesimpulan yang didapat dari berbagai sumber

3. Buku ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami

4. Tata letak di dalam penulisan nya baik tidak asal asalan

5. Isi yang terdapat didalam buku ini sudah mencakup semua dari judul buku

*KELEMAHAN

1. Di dalam buku ini sangat jarang sekali menyertakan contoh di dalam penjelasannya

2. Dalam penulisan buku ini spasi yang digunakan terlalu jauh

3. Terlalu banyak menggunakan tanda koma (,)

Buku 2 (Filsafat Dalam Pendidikan)

*KELEBIHAN

1.Isi yang terdapat di dalam buku ini sudah mencakup semua dari judul buku

2. Penjelasan dalam buku ini sangat berpatokan pada para ahli

*KELEMAHAN

1. Penulisan buku ini kurang rapi

2. Di dalam buku ini banyak bahasa yang sulit untuk dipahami

3. Penjelasan nya terlalu banyak diulang sehingga terlalu panjang dan sulit dipahamI

17

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Buku 1 (Filsafat Pendidikan)

Pendidikan mempunyai arti yang luas sehingga banyak arti yang mengemukakan
arti dari pendidikan. Dari pengertian para ahli maka dapat kita simpulkan baha
pengertian Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar
anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang
lain. Dalam mempelajari filsafat pendidikan terdapat sistematika filsafat pendidikan yang
terdiri dari tiga yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiokologi. Ketiga hal tersebut
merupakan cabang dari filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan bukan hanya memiliki
cabang-cabang saja tetapi juga memiliki aliran filsafat pendidikan yang terdiri dari
progresivisme, konstruktivisme, dan humanistik.

Filsafat pendidikan sangat berperan penting pada manusia karena filsafat


pendidikan sangat banyak memberikan pengaruh dan manfaat yang baik bagi manusia
dimana filsafat pendidikan dapat merubah karakteristik manusia menjadi lebih baik lagi
karena setelah mempelajari filsafat pendidikan sangat banyak pengaruh baik nya untuk
setiap manusia dan filsafat pendidikan juga erat kaitannya dengan Pancasila, dimana
Pancasila merupakan dasar negara yang isi nya berkaitan dengan karakter manusia.

Buku 2 ( Filsafat Dalam Pendidikan)

pendidikan perlu dikuasai oleh para pendidik, adapun alasannya antara lain:
Pertama, karena pendidikan bersifat normatif, maka dalam rangka pendidikan
diperlukan asumsi yang bersifat normatif pula. Asumsi-asumsi pendidikan yang bersifat
normatif itu antara lain dapat bersumber dari filsafat. Landasan filosofis pendidikan yang
bersifat preskriptif dan normatif akan memberikan petunjuk tentang apa yang
seharusnya di dalam pendidikan atau apa yang dicita-citakan dalam pendidikan. Kedua,
bahwa pendidikan tidak cukup dipahami hanya melalui pendekatan ilmiah

yang bersifat parsial dan deskriptif saja, melainkan perlu dipandang pula secara holistik.
Adapun kajian pendidikan secara holistik dapat diwujudkan melalui pendekatan filosofis.
Ada berbagai aliran filsafat pendidikan, antara lain Idealisme, Realisme, Pragmatisme,
dan sebagainya.

18
Filsafat pendidikan juga mempunyai cabang dan aliran. Selain itu, didalam filsafat
pendidikan mempunyai hubungan antara filsafat, Manusia, dan pendidikan. Bukan hanya
itu saja filsafat pendidikan juga mempunyai peranan, fungsi, dan pendekatan filsafat
dalam memecahkan masalah pendidikan. Jadi sudah jelas bahwa filsafat pendidikan ini
sangat banyak pengaruh nya pada manusia dalam berpendidikan. Karena banyak sekali
peranan penting filsafat pendidikan terhadap manusia sehingga filsafat pendidikan
mampu memberikan pengaruh baik terhadap karakteristik manusia.

B. Saran

Buku ini sudah cocok dipakai bagi orang-orang yang ingin belajar atau ingin
lebih mengetahui awal mula atau sejarah dari filsafat pendidikan. Namun, akan lebih
bagus lagi jika semua kekeurangan-kekuranngan yang didapat dari buku utama
maupun pembanding lebih di perbaiki atau di revisi supaya lebih lengkap dan
bagus. Agar orang-orang dapat memahami lebih lengkap dan benar tentang sejarah
awalnya filsafat pendidikan. Karena kedua buku ini juga sudah benar-benar sangat
baik menjelaskan tentang filsafat pendidikan dimana buku ini bukan nya
menjelaskan secara umum saja tetapi juga mengambil penjelasan dari para ahli
sehingga banyak pengetahuan luas yang terdapat dalam buku ini mengenai filsafat
pendidikan.

Daftar pustaka

Amka . 2019 .Filsafat Pendidikan .Banjarmasin . Nizami Learning Center

Abdul Muis Thabrani. 2015. Filsafat Dalam Pendidikan. Jember. IAIN Jember Press

19

Anda mungkin juga menyukai