Anda di halaman 1dari 10

MALL PELAYANAN PUBLIK

SOAL

1. MENDESKRIPSIKAN RUMUSAN KASUS DAN ATAU MASALAH POKOK, AKTOR YANG TERLIBAT DAN
PERAN SETIAP AKTOR

A. Rumusan Masalah :

1. Sistem prosedur pelayanan publik yang berbelit-belit

Masih banyak permasalahan dalam kegiatan dan proses pemberian layanan kepada masyarakat. Dalam
prosesnya, pemberian layanan kepada masyarakat masih belum solutif dan terkadang menimbulkan
kerumitan sehingga lebih banyak lagi masalah yang ditemukan di lapangan. Hal ini yang menjadi
masalah utama karena dalam pelayanan publik, kemudahan dan ketepatan menjadi tujuan utama
pemerintah dalam menghasilkan pelayanan maksimal bagi masyarakat.

2. Masih sedikit instansi yang memiliki SOP (Standar Operasional Prosedur). Beberapa instansi tidak
memiliki alur dan prosedur yang jelas dalam memberikan pelayanan. SOP itu sendiri berfungsi sebagai
pedoman untuk memudahkan pelaksanaan kerja, sebagai dasar hukum yang akan menilai suatu
kesalahan atau pelanggaran, sebagai informasi hambatan kerja atau kendala yang dihadapi, serta
sebagai tolak ukur kedisiplinan. Tentunya SOP ini sangat berpengaruh pada kemajuan instansi. Jika SOP
tidak diterapkan dengan baik, maka dampaknya juga akan kepada kinerja SDM, yang pada akhirnya
bepengaruh pada buruknya kualitas instansi.

3. Tidak adanya kepastian waktu pemberian pelayanan, sehingga pelayanan tidak berjalan efektif dan
efisien. Hal ini memberikan dampak merugikan masyarakat dari sisi waktu dan petugas tidak mendapat
target yang jelas dalam memberikan pelayanan.

4. Masih rendahnya kompetensi beberapa petugas pemberi pelayanan. Hal ini tentunya berdampak
pada kualitas pelayanan.

5. Masih rendahnya penerapan etika public, diantaranya masih banyaknya penyedia pelayanan yang
bersikap kurang ramah, baik dari Bahasa maupun sikap.

6. Beberapa penyedia layanan masih belum menggunakan sarana prasarana yang layak sesuai
kebutuhan konsumen, misalnya, pengurusan layanan yang membutuhkan koneksi server pusat tidak
dapat dilakukan karena tidak tersedianya jaringan.
7. Sebagian besar perizinan tergantung pada dinas teknisnya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
keterlambatan proses. Beberapa instansi daerah belum mengikat perizinan dengan sertifikasi ISO
sehingga akan terdapat celah tidak terkontrol dan tidak transparan yang bisa menjadi temuan Lembaga
pengawasan.

B. AKTOR YANG BERPERAN

- Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Pemerintah sebagai representasi public, serta membangun institusi public yang berintegritas,
responsive melayani dan aktif memberdayakan masyarakat untuk terlibat langsung dalam
pengaturan dan implementasi berbagai kebijakan public di tingkat pusat maupun daerah.

- Masyarakat
Dalam reformasi birokrasi, masyarakat harus aktif diberdayakan untuk terlibat langsung dalam
pengaturan dan implementasi berbagai kebijakan public di tingkat pusat maupun daerah. Dalam
penyelenggaraan pelayanan publik, masyarakat tidak hanya sebagai penerima pelayanan public,
melainkan juga sebagai pengawas eksternal. Masyarakat berhak untuk mengawasi pelaksanaan
standar pelayanan yang diselenggarakan oleh setiap penyelenggara pelayanan publik.

- Mall Pelayanan Publik


MPP merupakan jawaban bagi harapan public tentang kemudahan perijinan, kecepatan
pelayanan dan akhirnya mendorong kemudahan berusaha, meningkatkan pertumbuhan
industry mikro maupun ekonomi makro. Melalui MPP, pola pikir yang ego sectoral antar instansi
diubah menjadi kerja sama yang berfokus pada komitmen melayani masyarakat. MPP mampu
menjadi incubator bagi tumbuhnya pelayanan pemerintah yang mengadopsi teknologi serta
menjadi wahana leadership yang melahirkan para ASN teladan berjiwa hospitality. MPP menjadi
media untuk membangun system kerja dan sinergi yang utuh, mempraktikkan perubahan
budaya kerja yang melayani, panggung untuk menampilkan wajah birokrasi yang mengadopsi
the public service, sehingga benar-benar merepresentasikan kehadiran negara untuk
memberikan manfaat luas bagi kepentingan dan kemakmuran rakyat.

- Kementerian PANRB
Kemenpan RB mendorong penuh upaya penyederhanaan perizinan melalui satu system aplikasi
yang terintegrasi yang bernama one single submission, dan juga memang sejalan dengan
pembangunan system pemerintahan berbasis elektronik (e-government) sebagaimana perpres
no 95/2018. Mengembangkan system manajemen kinerja instansi pemerintah yang transparan
dan akuntabel. Menciptakan sistem pengawasan yang professional, independen dan
berintegritas. Mewujudkan pelayanan publik yang bersih, akuntabel dan melayani. Serta
meningkatkan kualitas pengelolaan reformasi birokrasi.
- Deputi Bidang Pelayanan Publik
Dalam pasal 18 Deputi Bidang Pelayanan Publik mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan kebijakan serta koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pelayanan public.

2. MELAKUKAN ANALISIS TERHADAP :

A. BENTUK PENERAPAN DAN PELANGGARAN TERHADAP NILAI-NILAI DASAR PNS, DAN


PENGETAHUAN TENTANG KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DAN NKRI OLEH SETIAP AKTOR YANG TERLIBAT

B. DAMPAK TIDAK DITERAPKANNYA NILAI-NILAI DASAR PNS DAN PENGETAHUAN TENTANG


KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

A. 1. Pelayanan Terpadu Satu Atap


merupakan pelayanan yang dirancang dan dilaksanakan dalam satu temapat/ satu ruangann yang dilakukan dengan
cara memadukan beberapa jenis pelayanan dan atau beberapa satuan kerja penyelenggara untuk menyelenggarakan
pelayanan secara bersama mulai dari proses permohonan sampai dengan diterbitkannya produk pelayanan. dalam
melakukan pelayanan ini PNS menerapkan nilai -nilai dasar PNS seperti akuntabilitas(kewajiban yang harus di
capai), nasinalisme (menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, pengamalan nilai-nilai liuhur yang
terkandung di dalamnya), etika publik (perilaku, tindakan, dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik
dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik), komitmen mutu ( menerapkan standar penjaminan
mutu ), dan anti korupsi ( perilaku menolak memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugoikan keuangan negara).

2. Pelayanan Terpadu Satu Pintu

merupakan kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan non perizinan yang mendapat pendelegasian wewenang
dari instansi yang memiliki kewenangan yang proses pengolahannya dimulai dari tahap permohonan samapai
terbitnya dokumen yang dilakukan satu tempat, dalam melakukan pelayanan ini pns menerapkan nilai-nilai dasar
PNS seperti akuntabilitas(kewajiban yang harus di capai), nasinalisme (menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila, pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya), etika publik (perilaku, tindakan, dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik),
komitmen mutu ( menerapkan standar penjaminan mutu ), dan anti korupsi ( perilaku menolak memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugoikan keuangan negara).

3. Mall Pelayanan Publik

merupakan pengintegrasian pelayana publik dari daerah dengan berbagai pelayanan publik, instansi pemerintah
pusat, BUMN, dan kalau mungkin swasta

dalam melakukan pelayanan ini pns menerapkan nilai-nilai dasar PNS seperti akuntabilitas(kewajiban yang harus di
capai), nasinalisme (menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, pengamalan nilai-nilai luhur yang
terkandung di dalamnya), etika publik (perilaku, tindakan, dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik
dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik), komitmen mutu ( menerapkan standar penjaminan
mutu ), dan anti korupsi ( perilaku menolak memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugoikan keuangan negara).

Bentuk pelanggaran nilai- nilai

1. masih sedikit Instansi yang memberikan pelayanan sesuai standar operasional Prosedur

dan adanya kejelasan, masih ada beberapa instansi penanggung jawab dan penyedia layanan yang masih belum
mempunyai SOP berupa alur, dan prosedur yang jelas dalam menyediakan layanan. durasi pemeberian layanan
belum ada, sehingga kurang efektif dan efisien serta dapat merugikan waktu masyarakat yang sedang mengakses
pelayanan. saat ini hanya beberapa penyedia layanan yang telah memiliki durasi waktu, pemberian layanan seperti
perpanjangan surat kendaraan yang memiliki SOP dan durasi pengurusan pelayanan. dalam kasusu ini melanggar
nilai- nilai dasar PNS akuntabilitas(kewajiban pertanggung jawaban yang harus di capai), etika publik( perilaku
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik)komitmen mutu( menerapkan standar penjaminan mutu).di temukan ketidak mampuan petugas memberikan
pelayanan disebabkan karena kompetensi yang rendah dan kurang sesuai dengan pekerjaan untuk menyediakan
pelayanan yang baik, masih ada penyedia yang bersifat kurang ramah, kurang sopan atau tidak jelas dalam
berbicara, memberikan suatu informasi dengan tidak ramah santun. selain itu masih ada penyedia layanan masih
belum menggunakan sarana dan prasarana yang layak serta sesuai kebutuhan konsumen misalnya, sarana khusu bagi
difabel, ruang laktasi, antran khusus bagi lansia, dan sistem konektivitas jaringan internet sehingga pada saat
pengurusan layanan yang membutuhkan koneksi server pusat layana tidak dapat diberikan. dalam kasus ini
melnggar nilai- nilai dasar PNS akuntabilitas(kewajiban pertanggung jawaban yang harus di capai), etika
publik( perilaku tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik)komitmen mutu( menerapkan standar penjaminan mutu).

3. sebagian besar perizinan bergantung pada dinas teknisnya sehingga terjadi perlmbatan proses beberapa pemda
belum mengikat perizinan dengan sertifikasi ISO, sehingga ada celah tidak terkontrol dan tidak transparan sehingga
menjadi temuan lembaga pengawasan. dalam kasus ini melanggar nilai-nilai dasar PNS akuntabilitas(kewajiban
pertanggung jawaban yang harus di capai), anti korupsi ( perilaku menolak memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara).

B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS

apabila nilai dasar akuntabilitas tidak diterapkan oleh PNS maka hasil dari pelayanan publik (PTSA, PTSP, MPP)
bisa menjadi hasil yang tidak sesuai dengan keinginan, dengan pelayanan yang tidak efisien juga dapat
menyebabkan lambannya kegiatan ini selesai.

apabila nilai nasionalisme tidak diterapkan makan pelayanan publik (PTSA,PTSP, MPP) akan terbengkalai dan tidak
dikerjakan sehingga tidak dapat digunakan oleh masyarakat.

apabila nilai etika tidak diterapkan oleh PNS maka hasil dari pelayanan publik (PTSA, PTSP, MPP) ini akan terus
diulur ulur pengerjaanya sehingga terlupakan oleh pegawai yang seharusnya bertanggung jawab pada saat kegiatan
ini dilaksanakan

apabila tidak diterapkan nilai dasar Komitmen mutu tidak diterapkan maka hasil dari pelayanan publik (PTSA,
PTSP, MPP) dapat mengakibatkan proses pelayan publik tidak sesuai dengan aturan sehingga dapat
membingungkan dan dapat menimbulkan masalah

apabila nilai dasara anti korupsi tidak diterapkan maka hasil dari pelayanan publik (PTSA, PTSP, MPP) akan
menimbulkan masalah dalam melawan hukum dengan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi untuk menguntungkan oknum tertentu yang memiliki kepentingan tertentu dan dapat merugikan
keuangan negara
3. MENDESKRIPSIKAN GAGASAN-GAGASAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
- Membuat SOP Pelayanan Publik

SOP pelayanan public merupakan rangkaian proses atau tata kerja yang berkaitan satu sama lain, sehingga
menunjukan tahapan secara jelas dan pasti serta cara-cara yang harus di tempuh dalm rangka penyelesaian
suatu pelayanan public. Dalam melaksanakan prosedur pelayanan public harus sederhana tidak berbelit-
belit dapat dipahami dan mudah dilaksanakan, serta diwujudkan dalam bentuk bagan alir yang di
pampangdalam ruang pelayanan. Dengan adanya SOP pelayan public diharapkan adanya alur pelayanan
yang jelas, standar prosedur pelayanan serta kejelasan durasi waktu pelayanan.

Ketika memasuki area Mal Pelayanan Publik sudah terpampang masing-masing alur dan SOP pada tiap-
tiap produk layanan. Masyarakat awampun akan mudah memahami karena persyaratan yang dibutuhkan
untuk pengurusan layanan sudah tertulis dengan jelas. Bila memang ada yang kurang dipahami, maka
masyarakat dapt menanyakan langsung di bagian informasi.

- Memberikan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi petugas pelayana public

Kompetensi petugas pelayan public memegang peranan penting dalam konteks pemberian
pelayanan public. Guna mencapai tujuan pemberian pelayanan prima bagi masyarakat maka
perlu diberikan pelatihan kepada petugas pelayanan public seperti pelatihan kompetensi teknis,
pelatihan pemahaman prosedur kerja petugas pelayanan public serta pelatihan etiket cara
bersikap dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Manfaat pelatihan dan
pengembangan SDM adalah peningkatan produktivitas. Peningkatan skill inilah yang nantinya
akan membawa pada peningkatan produktivitas pekerja.

- Melengkapi sarana dan prasarana pelayan public


Untuk meningkatkan kualitas pelayanan public maka diperlukan sarana dan prasarana yang layak serta
sesuai kebutuhan konsumen, seperti pemenuhan sarana khusus bagi difabel, ruang laktasi, antrian khusus
bagi lansia dan system konektivitas jaringan computer serta jaringan internet sehingga pada saat
pengurusan layanan yang membutuhkan koneksi server pusat dapat dilakukan dengan baik dan lancar tanpa
adanya gangguan. Manfaat yang didapat jika sarana lengkap yaitu dapat mempercepat proses pelaksanaan
pekerjaan sehingga mampu menghemat waktu. Serta meningkatkan produktivitas baik barang maupun jasa
sehingga hasil kerja lebih berkualitas.
- Menerapkan Koordinasi dan Integrasi Antara Dinas Teknis Pemda dan Pemerintah Pusat dengan
Membentuk Unit Kerja Bersama dan Pelayanan Publik yang Terintegrasi
Dengan adanya struktur birokrasi di Indonesia yang sangat besar, sangat diperlukan memadukan pelayanan
dari pemerintah pusat, daerah dan swasta serta menyatukan pelayanan public lintas kewenangan di satu
tempat. Salah satu contoh permasalahan dalam pelayanan punlik yang perlu diselesaikan yaitu Sebagian
besar perizinan bergantung masih pada dinas teknisnya sehingga terjadi keterlambatan dalam proses
penerbitan izinnya, sehingga untuk mendukung hal ini sangat diperlukan koordinasi dan intergrasi antara
Dinas Tekins, Pemda, dan Pemerintah Pusat dengan membentuk Unit Kerja Bersama ataupun Pelayanan
Publik yang terintegrasi.
- Menerapkan sertifikasi ISO dalam menerapakan mekanisme perizinan
Sertifikasi ISO dalam penerapan mekanisme perizinan sangat diperlukan agar lebih terkontrol dan
transparan dalam pemberian perlayanan kepada masyarakat, sehinggan tidak akan ada celah yang dapat
menjadi temuan oleh Lembaga Pengawasan.

- Mempercepat proses integrasi menuju sistem pemerintahan berbasis elektronik


Perlu dilakukan percepatan intergrasi menuju sistem pemerintahan yang berbasis elektronik karena
sekarang tahapannya masih pada identifikasi terhadap bentuk proses bisnis dan tata kelola data lintas
instansi yang mengintegrasikan karakter format dan definisi yang berbeda; integrasi layanan dan
interoperabilitas data yang membutuhkan rekayasa aplikasi uakng; serta pembentukan arsitektur SPBE
untuk menyamakan cara pandang bagi integrasi pelayanan public. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan pelatihan peningkatan kompetensi bagi pihak-pihak terkait, pemenuhan sarana dan prasarana
pendukung, serta membuat website khusus dalam mengintegrasikan pelayan public.

- Memperbanyak mall pelayanan public didaerah dan provinsi lain.


Mall Pelayanan Publik sebagai the new public service adalah jawaban public tentang kemudahan perijinan,
kecepatan pelayanan dan akhirnya mendorong kemudahan berusaha, meningkatkan pertumbuhan ekonomi
industry mikro maupun makro. Melalui MPP, pola pikir yang ego sectoral antar instansi diubah menjadi
kerja Bersama yang berfokus pada komitmen melayani masyarakat. Mal Pelayanan Publik yang telah ada
di beberapa daerah, seperti Kota Batam, DKI Jakarta, Kota Bekasi, Kabupaten Banyuwangi, Kota
Denpasar, Kabupaten Karangasem, Kota Surabaya, Kabupaten Tomohon dan Kota Bitung, dirasakan
sangat bermanfaat dan memberikan kemudahan akses bagi masyarakat dalam mengurus perizinan sehingga
hal ini dapat dicontoh untuk diterapkan oleh daerah-daerah lain sehingga dapat memberikan pelayanan
yang lebih maksimal kepada masyarakat di setiap daerah yang ada di Indonesia.

4. MENDESKRIPSIKAN KONSEKUENSI PENERAPAN DARI SETIAP ALTERNATIF GAGASAN PEMECAHAN


MASALAH
JAWABAN 2

1. RUMUSAN MASALAH

Aktor yang terlibat dalam kasus tersebut yaitu Penerima layanan/masyarakat, masalah pokoknya adalah
ingin dilayani dengan baik, mudah, murah dan cepat. Actor lain yaitu petugas pelayanan, masalah
pokoknya :

- Belum adanya kemudahan tanggapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari
sisi kesederhanaan alur pelayanan.
- Belum adanya persyaratan teknis dan administrative yang diperlukan untuk mendapatkan
pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.

- Kurangnya kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi


waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku

- Kurangnya kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan
penyelesaian pelayanan.

- Kurang optimalnya tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki petugas dalam
memberikan/ menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat

- Belum terpenuhinya target waktu pelayanan dapat terselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.

- Masih kurangnya sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.

- Masih minimnya kondisi sarana dan prasarana yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat
memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan.

- Kurang terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun


sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap
resiko yang diakibatkan dari pekerjaannya.

2. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS , dan pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap actor yang terlibat

Penerapan dan pelanggaran terhadap nilai dasar PNS terdapat pada kurangnya akuntabilitas
terutama indicator tanggung jawab yaitu kurangnya kewajiban dari individu atau Lembaga terhadap
setiap tindakan yang telah dilakukan. Selain itu, nilai dasar etika public juga belum diterapkan secara
menyeluruh terutama pada pelayanan dalam memberikan layanan kepada public secara santun, jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna dan berhasil guna, serta pada komitmen mutu juga masih
belum sesuai yaitu kurangnya pada indicator, seperti : 1. Kurang efektifnya (tepat sasaran) yaitu tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. 2.
Kurang efisiennya (tepat guna) yaitu tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan
alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme keluar alur. 3. Kurangnya inovasi yaitu perubahan
yang diciptakan untuk mencapi tujuan yang lebih baik dimasa yang akan datang. 4. Belum berorientasi
pada mutu, yaitu setiap kegiatan atau program yang dilakukan diarahkan untuk pencapaian standar
mutu.

Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS, terdapat beberapa dampak tidak diterapkannya nilai-
nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI sesuai dengan kasus,
yaitu pelayanan yang belum sesuai dengan standar operasioanl pelayanan, belum adanya standar waktu
dalam pelayanan public yang berakibat pada lamanya tenggang pelayanann kepada masyarakat. Selain
itu, kurangnya kepercayaan masyarakat pada pelayanan pemerintah. Jika pemerintah memberikan
pelayanan terbaik dengan menggunakan nilai-nilai dasar PNS, masyarakat akan semakin percaya
terhadap kualitas layanan yang diberikan pemerintah, namun jika pemerintah tidak menerapkan nilai-
nilai tersebut dalam pelayanan, lambat laun kepercayaan masyarakat kepada pemerintah akan semakin
menurun. Hal ini mengakibatkan beralihnya masyarakat ke sector privat atau ke sector swasta yang
selalu memperbaiki layanannya.

3. Gagasan Alternatif Pemecahan Masalah

- Pemerintah harus bergerak dalam mengubah paradigma para administrator publik untuk
menempatkan masyarakat sebagai aspek terdepan dan prioritas.

- Melalui konsep the new public management, pelayanan negara yang demokratis perlu
menjembatani harapan dan keinginan warga

- Pemerintah perlu menekankan pada aspek nilai tambah atau value added, merupakan layanan
yang dibutuhkan masyarakat sesuai dengan tujuan inovasi serta harapan dari masyarakat.

- Instansi penanggung jawab dan penyedia layanan harus mempunyai SOP berupa alur dan
prosedur yang jelas dalam menyediakan layanan.

4. - Dalam mengubah paradigma para administrator public untuk menempatkan masyarakat sebag ai
aspek terdepan dan prioritas. Dalam konsekuensi penerapannya, memposisikan masyarakat secara
langsung dalam implementasi pelayanan public ……………….

- Melalui konsep the new public management pelayanan negara yang demokratis maka
pemerintah perlu menjembatani harapan dan keinginan warga. Konsekuensi penerapannya,
memberikan ruang bagi keterlibatan sosial dalam pemerintahan, menyegarkan kembali birokrasi
public, membangkitkan legitimasi bagi pemerintahan serta melahirkan konsep the new public
service secara maksimal
- Pemerintah perlu menekankan pada aspek nilai tambah atau value added. Dalam konsekuensi
penerapanya, pemberian pelayanan yang dibutuhkan masyarakat sesuai dengan tujuan inovasi
serta harapan dari masyarakat, sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan lebih baik
daripada hanya hasil angka-angka berdasarkan survei.
- Instansi penanggung jawab dan penyedia pelayanan harus mempunyai SOP berupa alur dan
prosedur yang jelas dalam menyediakan layanan. Konsekuensi penerapannya, aspek durasi
waktu pemberian pelayanan harus dioptimalkan sehingga efektif dan efisien serta dapat
memaksimalk an waktu masyarakat yang sedang mengakses pelayanan. Dengan adanya SOP
yang baik, maka instansi terkait akan dapat memberikan kualitas pelayanan secara kehandalan
(reability), daya tanggap (), jaminan (assurance) empati (empathy)

Anda mungkin juga menyukai