Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL KEGIATAN

TAMAN BERMAIN PADA ANAK DITAMAN BERMAIN


RUMAH SAKIT RAMAH ANAK

RSUD RAGAB BEGAWE CARAM KABUPATEN MESUJI


Jalan Zainal Abidin Pagar Alam Berabasan Kecamatan Tanjung Raya
Kabupaten Mesuji Kode Pos 34597
Email . rsud.rbcmsj@gmail.com
PROPOSAL PEMBANGUNAN SARANA BERMAIN
DIRSUD RAGAB BEGAWE CARAM

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Umum Daerah Ragab Begawe Caram dalam upaya
memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan pada para
pengunjungnya , tidak hanya ditujukan kepada para pasien saja yang
akan mendapatkan pelayanan, melainkan juga untuk seluruh
pengunjung yang tengah berada di RS tersebut, baik itu kerabat
ataupun sanak keluarga pasien. Salah satu langkah yang akan
dijalankan oleh jajaran managemen rumah sakit Umum Daerah Ragab
Begawe Caram sebagai pengusung konsep ' LIVE CITY' (Liveable,
Investable, Visitable dan E-City) ini, adalah akan menyisipkan sebuah
fasilitas 'Taman Bermain & Ruang Bacaan Anak' diarea ruang tunggu,
dimana lokasinya berada di kawasan Poliklinik Rumah Sakit
Dengan adanya sarana bermain dapat mengurangi kejenuhan dan
stres Pengunjung. Kebutuhan ini semakin meningkat untuk terpenuhi
dikarenakan sampai saat ini Rumah Sakit belum memiliki sarana
bermain.
Dalam perencanaan pembangunan sarana bermain dan fasilitas
olahraga ini kami memohon untuk dapat membantu dalam financial
guna pembangunan sarana bermain di Rumah Sakit, dimana dalam
pembangunan sarana bermain dan fasilitas tersebut berkonsep go
green atau ramah lingkungan dimana fasilitas ini selain sebagai
tempat bermain juga tersedia taman.
Sesuai dengan uraian tersebut diatas maka kami meminta bantuannya
baik secara moril maupun materiil kepada bapak agar pembangunan
sarana ini bisa terwujud dan terlaksana. Kami mengucapkan banyak
terimakasih atas perhatian dan dukungannya.
B. DASAR PEMIKIRAN
Beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran pembanguna sarana
bermain tersebut adalah sebagai penunjang kegiatan sebagai berikut:
a. Perlunya ada sarana untuk menampung Orang Tua dan Anak anak
yang ikut berkunjung pada Rumah Sakit senagai Pasien Atau
penunggu Pasien;
b. Sebagai tempat berkumpul, pengunjung Pasien baik Orang Tua
dan Anak Anak sehingga menghindari adanya penularan
C. TUJUAN
Adapun tujuan dibangunnya fasilitas Taman Bermain dilingkungan
Rumah Sakit Umum Daerah Ragab Begawe Caram adalah:
1. Mengakomodir Pengunjung terhadap Kejenuhan/Stress dengan
proses selama di Rumah Sakit
2. Sebagai Wahana tempat bermain dan menambah ada suasana Asri
dan Hijau
D. TAHAPAN PEMBANGUNAN
Pembanguna sarana Taman tersebut akan dilaksanakn Pembangunan
sarana Taman permainan anak anak dengan segala permainan seperti
ayunan, ungkit-ungkit, roller dan sebagainya dan Pembangunan bale-
bale dan bangku beton guna sebagai tempat masyarakat berkumpul.
E. RENCANA ANGGARAN PEMBANGUNAN
Adapun rencana anggaran yang akan digunakan adalah:
URAIAN KEBUTUHAN PAGU ANGGARAN:
1. PEMBANGUNAN KANOPI Ukuran 4 Meter X 7 Meter )
Semen,Pasir,Kayu,genting Baja Ringan,Batu bata,Holo Baja Ringan
Rp.125.000.000,00- (seratus dua puluh lima juta rupiah)
2. PAGAR TAMAN
Besi Ulir,Pipa Besi
Rp. 15.000.000.00,- (Lima Belas Juta Rupiah)
3. PENGADAAN SARANA BERMAIN ANAK
Perosotan,Boneka Karet,Ayunan,Rumah Mandi Bola,Karpet bentuk
rumput,Bangku taman
Rp.35.000.000,00- ( Tiga Puluh Lima Juta Rupiah )
TOTAL ANGGARAN Rp. 175.000.000,00 ( Seratus Tujuh Puluh
Lima Juta Rupiah

Dari uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa kebutuhan dana yang
dibutuhkan dalam pembangunan sarana bermain ini kami
membutuhkan total dana sebesar Rp. 175.000.000,00(Seratus Tujuh
Puluh Lima Juta Rupiah).

F. PENUTUP
Demikian proposal ini dibuat dan diajukan untuk mendapatkan
dukungan dari semua pihak yang terkait. Atas do’a partisipasi dan kerja
sama anda demi kesuksesan kegiatan pembangunan ini kami haturkan
terimakasih. Semoga amal bapak/ ibu dibalas oleh alllah dengan pahala
yang berlipat ganda, Aamiin.

Berabasan : Maret 2021


DIREKTUR
RSUD RAGAB BEGAWE
CARAM

Dr. HOTMAIDA VERAWATI.S


NIP. 19730505 200212 2 001
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjajatkan Kehadirat Illahi Robbi atas rahmat


serta hidayahnya dapat menyelesaikan Profosal pengadaan Taman
bermain Pada Rumah Sakit Umum Daerah Ragab Begawe Caram
Kabupaten Mesuji
Profosal ini terkait dengan adanya Peraturan Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2015 tentang
Perlindungan Anak dan Peraturan Daerah Kabupaten Mesuji tentang
Kabupaten Layak Anak (KLA),dalam hal ini Rumah Sakit ikut serta dalam
mensukseskan Kegiatan tersebut
Permasalahan Yang timbul perlu adanya Taman Bermain pada Anak
di Rumah Sakit Umum ragab Begawe Caram adalah kadang orang tua
mau tidak mau mengajak anaknya ikut besuk ke rumah sakit karena tidak
ada yang dititipin. Akhirnya seringkali para pembesuk harus bergantian
untuk menjaga anak-anak, sementara sebagian yang lain mengunjungi
pasien di ruangannya.
Atas hal tersebut maka RSUD mengajukan Proposal ini sebagai
Acuan Bapak dalam mengambulkan permohonan ini
Demikian,Atas Perhatiannya diucapkan terima Kasih

Berabasan : Maret 2021


DIREKTUR RSUD RAGAB BEGAWE CARAM
KABUPATEN MESUJI

Dr. HOTMAIDA VERAWATI,S


NIP. 19730505 200212 2 001
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada


lingkungan rumah sakit untukm mendapatkan pertolongan dalam
peawatan atau pengobatan dalam perawatan atau pengobatan sehingga
dapat mengatasi atau meringankan penyakitnya. Tetapi pada umumnya
hospitalisasi dapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat
menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan
gangguan emos atau tingkah laku yang mempengaruhi kesembuhan dan
perjalanan penyakit anak selama dirawat dirumah sakit. Hospitalisasi pada
anak akan memberikan dampak negatif seperti trauma, cemas dan
ketakutan.

Bermain adalah bagian integral dari masa kanak-kanak, media yang


unik untuk memfasilitasi perkembangan ekspresi bahasa, ketrampilan
komunikasi, perkembangan emosi, ketrampilan sosial, ketrampilan
pengambilan keputusan, dan perkembangan kognitif pada anak-anak.
Bermain juga dikatakan sebagai media untuk eksplorasi dan penemuan
hubungan interpersonal, eksperimen dalam peran orang dewasa, dan
memahami perasaannya sendiri. Bermain adalah bentuk ekspresi diri yang
paling lengkap yang pernah dikembangkan manusia. mendefinisikan
bermain sebagai suatu situasi dimana ego dapat bertransaksi dengan
pengalaman dengan menciptakan situasi model dan juga dapat menguasai
realitas melalui percobaan dan perencanaan.

Taman bermain sebagai hubungan interpersonal yang dinamis


antara anak dengan terapis yang terlatih dalam prosedur terapi bermain
yang menyediakan materi permainan yang dipilih dan memfasilitasi
perkembangan suatu hubungan yang aman bagi anak untuk sepenuhnya
mengekspresikan dan eksplorasi dirinya (perasaan, pikiran, pengalaman,
dan perilakunya) melalui media bermain. International Association for Play
Therapy (APT), sebuah asosiasi terapi bermain yang berpusat di Amerika,
dalam situsnya di internet mendefinisikan terapi bermain sebagai
penggunaan secara sistematik dari model teoritis untuk memantapkan
proses interpersonal dimana terapis bermain menggunakan kekuatan
terapiutik permainan untuk membantu klien mencegah atau
menyelesaikan kesulitan-kesulitan psikososial dan mencapai pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal.

Beberapa definisi terapi bermain tersebut mengarah pada beberapa


hal penting, yaitu: (a) tipe dan jumlah permainan yang digunakan; (b)
konteks permainan; (c) partisipan yang terlibat; (d) urutan permainan; (e)
ruang yang digunakan; (f) gaya bermain; (g) tingkat usaha yang
dicurahkan dalam permainan. Terapi bermain adalah pemanfaatan
permainan sebagai media yang efektif oleh terapis, untuk membantu klien
mencegah atau menyelesaikan kesulitan psikososial dan mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, melalui kebebasan
eksplorasi dan ekspresi diri.

Melihat pentingnya bermain bagi seorang anak terutama anak yang


mengalami hospitalisasi dan menunggu keluarganya yang sakit, maka
perlu adanya Taman bermain dengan sasaran Anak anak yang berada di
rumah sakit terutama Pasien Tunggu Pada Poliklinik Anak.

dengan diadakannya Taman bermain ini, anak yang ikut serta


keluarga atau yang sedang dirawat tetap dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal sesuai tahap tumbuh kembangnya.
B.  Tujuan

a.    Tujuan umum


Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya,
mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain
dan beradaptasi efektif terhadap Bosan Menunggu atau stress karena
penyakit dan dirawat.

b.    Tujuan Khusus


1. Meningkatkan aktifitas tumbuh kembang anak
2. Merangsang kemauan anak untuk mengkonsumsi minuman yang
dapat membantu mempercepat proses penyembuhan
3. Gerakan motorik halusnya lebih terarah
4. Mengembangkan kognitifnya
5. Mampu meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh anak
6. Mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman yang
dirawat di ruang yang sama
7. Mampu mengurangi kejenuhan selama dirawat di RS
8. Mampu beradaptasi secara efektif terhadap stress karena
menunggu keluarganya yang sakit dan dirawat dirumah sakit
BAB II

TINJAUAN TEORI

A.  Konsep Dasar Bermain

a.    Pengertian

Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual,


emosional, dan social dan bermain merupakan media yang baik untuk
belajar karena dengan bermain, anak-anak akan berkata-kata
(berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan,
melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak
serta suara .

Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau


tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan atau memberikan
informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi
anak.

Bermain dengan bekerjasama dengan orang dewasa, dan


merupakan aspek terpenting dalam kehidupan anak serta merupakan
satu cara yang paling efektif untuk menurunkan stress pada anak, dan
penting untuk kesejahteraan mental dan emosional anak

Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan


kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan dan cinta kasih.
Dengan bermain anak akan menemukan kekuatan serta kelemahannya
sendiri, minatnya, cara menyelesaikan tugas-tugas dalam bermain.

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan


bahwa bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang
mencerminkan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social
anak tersebut. Walaupun tanpa mempergunakan alat yang
menghasilkan atau memberikan informasi, memberi kesenangan
maupun mengembangkan imajinasi anak, dalam bermain anak akan
menemukan kekuatan serta kelemahannya sendiri, minatnya, serta
cara menyelesaikan tugas-tugas dalam bermain.

b.    Fungsi Bermain

Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-


motorik, perkembangan intelektual, perkembangan sosial,
perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri,
perkembangan moral dan bermain sebagai terapi.
1. Perkembangan Sensoris-Motorik
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik
merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain
aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. Misalnya,
alat permainan yang digunakan untuk bayi yang mengembangkan
kemampuan sensoris-motorik dan alat permainan untuk anak
toddler dan prasekolah yang banyak membantu perkembangan
aktivitas motorik baik kasar maupun halus.
2. Perkembangan Intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi
terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya,
terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur dan
membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan melatih diri
untuk memecahkan masalah. Pada saat anak bermain mobil-
mobilan, kemudian bannya terlepas dan anak dapat
memperbaikinya maka ia telah belajar memecahkan masalahnya
melalui eksplorasi alat mainannya dan untuk mencapai kemampuan
ini, anak menggunakan daya pikir dan imajinasinya semaksimal
mungkin. Semakin sering anak melakukan eksplorasi seperti ini
akan semakin terlatih kemampuan intelektualnya.
3. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan
lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi
dan menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak
untuk mengembangkan hubungan social dan belajar memecahkan
masalah dari hubungan tersebut. Pada saat melakukan aktivitas
bermain, anak belajar berinteraksi dengan teman, memahami bahasa
lawan bicara, dan belajar tentang nilai sosial yang ada pada
kelompoknya. Hal ini terjadi terutama pada anak usia sekolah dan
remaja. Meskipun demikian, anak usia toddler dan prasekolah adalah
tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktivitas sosialnya
dilingkungan keluarga.
4. Perkembangan Kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan
mewujudkannya kedalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang
dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan
mencoba untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan
membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang
kreativitasnya untuk semakin berkembang.
5. Perkembangan Kesadaran Diri
Melalui bermain, anak mengembangkan kemampuannya dalam
mengatur mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal
kemampuannya dan membandingkannya dengan orang lain dan
menguji kemampuannya dengan mencoba peran-peran baru dan
mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain. Misalnya,
jika anak mengambil mainan temannya sehingga temannya menangis,
anak akan belajar mengembangkan diri bahwa perilakunya menyakiti
teman. Dalam hal ini penting peran orang tua untuk menanamkan nilai
moral dan etika, terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk
memahami dampak positif dan negatif dari perilakunya terhadap orang
lain
6. Perkembangan Moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama
dari orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak
akan mendapatkan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut
sehingga dapat diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri
dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya.
Melalui kegiatan bermain anak juga akan belajar nilai moral dan etika,
belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta
belajar bertanggung-jawab atas segala tindakan yang telah
dilakukannya. Misalnya, merebut mainan teman merupakan perbuatan
yang tidak baik dan membereskan alat permainan sesudah bermain
adalah membelajarkan anak untuk bertanggung-jawab terhadap
tindakan serta barang yang dimilikinya. Sesuai dengan kemampuan
kognitifnya, bagi anak usia toddler dan prasekolah, permainan adalah
media yang efektif untuk mengembangkan nilai moral dibandingkan
dengan memberikan nasihat. Oleh karena itu, penting peran orang tua
untuk mengawasi anak saat anak melakukan aktivitas bermain dan
mengajarkan nilai moral, seperti baik/buruk atau benar/salah.
7. Bermain Sebagai Terapi
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut,
cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari
hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor
yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan
permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan depat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi
melalui kesenangannya melakukan permainan. Dengan demikian,
permainan adalah media komunikasi antar anak dengan orang lain,
termasuk dengan perawat atau petugas kesehatan dirumah sakit.
Perawat dapat mengkaji perasaan dan pikiran anak melalui ekspresi
nonverbal yang ditunjukkan selama melakukan permainan atau melalui
interaksi yang ditunjukkan anak dengan orang tua dan teman
kelompok bermainnya.

c.    Klasifikasi Bermain

1. Berdasarkan Isi Permainan

a) Social affective play


Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang
menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan
mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang
menyenangkan dengan orang tuanya atau orang lain. Permainan
yang biasa dilakukan adalah “Cilukba”, berbicara sambil
tersenyum dan tertawa, atau sekadar memberikan tangan pada
bayi untuk menggenggamnya, tetapi dengan diiringi berbicara
sambil tersenyum dan tertawa. Bayi akan mencoba berespons
terhadap tingkah laku orang tuanya misalnya dengan tersenyum,
tertawa, dan mengoceh.
b) Sense of pleasure play
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa
senang pada anak dan biasanya mengasyikkan. Misalnya,
dengan menggunakan pasir, anak akan membuat gunung-
gunungan atau benda-benda apa saja yang dapat dibentuknya
dengan pasir . Bisa juga dengan menggunakan air anak akan
melakukan macam-macam permainan, misalnya memindah-
mindahkan air ke botol, bak, atau tempat lain. Ciri khas
permainan ini adalah anak akan semakin asyik bersentuhan
dengan alat permainan ini dan dengan permainan yang
dilakukannya sehingga susah dihentikan
c) Skill play
Sesuai dengan sebutannya, permainan ini akan meningkatkan
ketrampilan anak, khususnya motorik kasar dan halus. Misalnya,
bayi akan terampil memegang benda-benda kecil, memindahkan
benda dari satu tempat ke tempat yang lain, dan anak akan
terampil naik sepeda. Jadi, keterampilan tersebut diperoleh
melalui pengulangan kegiatan permainan yang di lakukan.
Semakin sering melakukan latihan, anak akan semakin terampil.
d) Games
Games atau permainan adalah jenis permainan yang
menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan atau
skor. Permainan ini bisa dilakukan oleh anak sendiri atau dengan
temannya. Banyak sekali jenis permainan ini mulai dari yang
sifatnya tradisional maupun yang modern.misalnya, ular tangga,
congklak, puzzle, dan lain-lain.
e) Unoccupied behavior
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir,
tersenyum, tertawa, jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan
kursi, meja, atau apa saja yang ada di sekelilingnya. Jadi,
sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu, dan
situasi atau obyek yang ada di sekelilingnya yang digunakannya
sebagai alat permainan. Anak tampak senang, gembira, dan
asyik dengan situasi serta lingkungannya tersebut.
f) Dramatic play
Sesuai dengan sebutannya, pada permainan ini anak memainkan
peran sebagai orang lain melalui permainannya. Anak berceloteh
sambil berpakaian meniru orang dewasa, misalnya ibu guru,
ibunya, ayahnya, kakaknya, dan sebagainya yang ingin ia tiru.
Apabila anak bermain dengan temannya, akan terjadi
percakapan di antara mereka tentang peran orang yang mereka
tiru. Permainan ini penting untuk proses identifikasi anak
terhadap peran tertentu .

2. Berdasarkan Karakter Sosial


a) Onlooker play
Pada jenis permainan ini, anak hanya mengamati temannya yang
sedang bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi
dalam permainan. Jadi, anak tersebut bersifat pasif, tetapi ada
proses pengamatan terhadap permainan yang sedang dilakukan
temannya.
b) Solitary play
Pada permainan ini, anak tampak berada dalam kelompok
permainan, tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan
yang dimilikinya, dan alat permainan tersebut berbeda dengan
alat permainan yang digunakan temannya, tidak ada kerja sama,
ataupun komunikasi dengan teman sepermainannya.
c) Parallel play
Pada permainan ini, anak dapat menggunakan alat permainan
yang sama, tetapi antara satu anak dengan anak lainnya tidak
terjadi kontak satu sama lain sehingga antara anak satu dengan
anak lain tidak ada sosialisasi satu sama lain. Biasanya
permainan ini dilakukan oleh anak usia toddler.
d) Associative play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak
dengan anak lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin
atau yang memimpin permainan, dan tujuan permainan tidak jelas.
Contoh permainan jenis ini adalah bermain boneka, bermain hujan-
hujanan dan bermain masak-masakan.

e) Cooperative play
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada
permainan jenis ini, juga tujuan dan pemimpin permainan. Anak
yang memimpin permainan mengatur dan mengarahkananggotanya
untuk bertindak dalam permainan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan dalam permainan tersebut. Misalnya, pada permainan
sepak bola, ada anak yang memimpin permainan, aturan main
harus dijalankan oleh anak dan mereka harus dapat mencapai
tujuan bersama, yaitu memenangkan permainan dengan
memasukkan bola ke gawang lawan mainnya.

B.     Konsep Dasar Anak Usia Sekolah


a. Anak usia 3 Tahun sampai dengan 10 Tahun
Kemampuan sosial anak semakin meningkat. Mereka lebih mampu
bekerja sama dengan teman sepermainannya. Seringkali pergaulan
dengan teman menjadi tempat belajar mengenal norma baik atau
buruk. Dengan demikian, permainan pada anak tidak hanya
bermanfaat untuk meningkatkan ketrampilan fisik atau
intelektualnya, tetapi juga dapat mengembangkan sensitivitasnya
untuk terlibat dalam kelompok dan bekerja sama dengan
sesamanya. Mereka belajar mengenal lingkungan sehingga dapat
diterima dalam kelompoknya. Sisi lain manfaat bermain bagi anak
adalah mengembangkan kemampuannya untuk bersaing secara
sehat serta keingintahuannya. Bagaimana anak dapat menerima
kelebihan orang lain melalui permainan yang ditunjukkannya.
Karakteristik permainan untuk anak dibedakan menurut jenis
kelaminnya. Anak laki-laki lebih tepat jika diberikan mainan jenis
mekanik yang akan menstimulasi kemampuan kreativitasnya dalam
berkreasi sebagai seorang laki-laki, misalnya mobil-mobilan. Anak
perempuan lebih tepat diberikan permainan yang dapat
menstimulasinya untuk mengembangkan perasaan, pemikiran dan
sikapnya dalam menjalankan peran sebagai seorang perempuan,
misalnya alat untuk memasak dan boneka.

b. Reaksi Hospitalisasi
1. Menghindarkan adsanya kontak dengan orang sakit,dan
menghilangkan kejenuhan pada anak disaat orangtuanya berobat
2. Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan
yang dicintai, keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan
kecemasan
3. Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dalam
keluarga, kehilangan kelompok sosial, perasaan takut mati,
kelemahan fisik;
4. Reaksi nyeri bisa digambarkan dengan verbal dan non verbal
BAB III
KEGIATAN BERMAIN

A.  Rancangan bermain

Kegiatan Taman bermain yang kelompok buat kali ini Kegiatannya


terdiri dari 3 sesi yaitu :
1. pada sesi pertama tentang pemaparan cerita mengunakan boneka
tangan yang menceritakan tentang bahayanya adanya penyakit.
2. Pada sesi kedua, ANAK diajak untuk Menyusun balok serta membuat
gambar yang disediakan oleh kelompok.
3. Pada sesi ketiga, anak diajak untuk melipat kertas yang sudah
disediakan. Pemilihan bentuk lipatan pada sesi ketiga ini tidak
dibatasi. Kemudian hasil kreasi lipatan yang telah selesai, diberikan
tali untuk digantung ditempat tiap tidur anak.

B.  Media dan Alat


1.    Boneka Tangan
2.    Boneka Karet
3. Balok susun
3.    Kertas origami
5.    Tali

C.  Sasaran
a.    Kelompok Anak diatas 1 Tahun sampai dengan 5 Tahun
b.    Kriteria anak:
1. Anak Sehat
2. Anak yang ikut dengan Orangtuanya (menyususi)
3. Anak yang tidak memiliki masalah intoleransi aktivitas

D.  Waktu Pelaksanaan


a.    Hari / Tanggal : Senin sampai dengan Rabu
b.    Waktu : Pukul 09.00 s/d 11.00
c.    Tempat : Poliklinik RSUD Ragab Begawe Caram

Waktu yang dipilih untuk memberikan permainan ini pada anak,


yaitu pada saat anak tersebut sedang ikut berobat atau ikut dengan orang
tuanya keRumah Sakit.Durasi atau lamanya bermain adalah sekitar 40
menit untuk menghindari anak merasa bosan dengan permainan tersebut.

G.Kegiatan Yang akan disampaikan

No Waktu Terapis Anak Ket

1 5 Pembukaan :
menit - Co-Leader membuka Menjawab salam
dan mengucapkan
salam Mendengarkan
- Memperkenalkan diri
terapis Mendengarkan
- Memperkenalkan
pembimbing Mendengarkan dan
- Memperkenalkan anak saling berkenalan
satu persatu dan anak
saling berkenalan Mendengarkan
- Kontrak waktu dengan Mendengarkan
anak
- Mempersilahkan Leader

2 25 Kegiatan bermain :
menit - Leader menjelaskan Mendengarkan
cara permainan
- Menanyakan pada anak, Menjawab
anak mau bermain atau pertanyaan
tidak
- Membagikan permainan
- Leader ,co-leader, dan Menerima
Fasilitator memotivasi permainan
anak Bermain
- Fasilitator
mengobservasi anak Bermain
- Menanyakan perasaan
anak Mengungkapkan
perasaan

3 10 Penutup :
menit - Leader Menghentikan Selesai bermain
permainan
- Menanyakan perasaan Mengungkapkan
anak perasaan
Mendengarkan
- Menyampaikan hasil
permainan Senang
- Memberikan hadiah
pada anak yang cepat
menyelesaikan
gambarnya dan bagus Senang
- Membagikan
souvenir/kenang-
kenangan pada semua
anak yang bermain Mengungkapkan
- Menanyakan perasaan perasaan
anak Mendengarkan
Menjawab salam
-

H. Evaluasi
a. Evaluasi struktur yang diharapkan :
1. Adanya Taman bermain lengkap,dengan resiko rendah
2. Alat-alat yang digunakan lengkap
3. kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
b. Evaluasi proses yang diharapkan
1. Terapi dapat berjalan dengan lancar
2. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
3. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
4. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai
tugasnya

c. Evaluasi hasil yang diharapkan


1. Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan
satu origami, kemudian digantung
2. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
3. Anak merasa senang
4. Anak tidak takut lagi dengan perawat
5. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
6. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan
aktifitas bermain

  
BAB IV

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang


mencerminkan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak
tersebut, tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan atau
memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan
imajinasi anak, dimana dalam bermain anak akan menemukan kekuatan
serta kelemahannya sendiri, minatnya, serta cara menyelesaikan tugas-
tugas dalam bermain. Bermain bagi anak adalah suatu kebutuhan
selayaknya bekerja pada orang dewasa, oleh sebab itu bermain di rumah
sangat diperlukan guna untuk mengatasi adanya dampak hospitalisasi
yang diasakan oleh anak. Dengan bermain, anak tetap dapat melanjutkan
tumbuh kembangnya tanpa terhambat oleh adanya dampak hospitalisasi
tersebut.

B.  Saran

1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak
agar anak dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang
tepat dapat menjadi poin penting dari stimulus yang akan didapat dari
permainan tersebut. Faktor keamanan dari permainan yang dipilih
juga harus tetap diperhatikan.

2. Rumah Sakit
Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat
meminimalkan trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi
dengan menyediakan ruangan khusus untuk melakukan tindakan.

DIREKTUR RSUD RAGAB BEGAWE CARAM


KABUPATEN MESUJI

Dr. HOTMAIDA VERAWATI,S


NIP. 19730505 200212 2 001
CONTOH WAHANA TAMAN BERMAIN

Anda mungkin juga menyukai