Anda di halaman 1dari 11

I.

Definisi
Tauhidullah adalah : mengesakan Allah SWT, beribadah, memohon,
tunduk hanya pada Allah SWT.
II. Macam-macam Tauhid
1. Tauhid Rububiyah
Adalah : Meyakini bahwa, tidak ada pencipta dan tidak ada pemberi
rizqi, tidak ada penguasa alam selain Allah.
Firman Allah : Q.S Al Baqoroh : 21-22
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang
menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap,
dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan
dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu
janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui.”
Firman Allah : Q.S Al Baqoroh : 284
“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau
kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan
dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa
yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
2. Tauhid Uluhiyah
Adalah : Meyakini Allah sebagai satu-satunya sembahan, tujuan hidup,
dan beribadah hanya kepada Nya.
Firman Allah : Q.S Al Anbiya : 25
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan
Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.
3. Tauhid Asma’ wa Sifat
Adalah : beriman terhadap segala apa yang terkandung dalam Al-
Qur’anul Karim dan hadits shahih tentang sifat-sifat Allah dan tidak ada
yang menyerupai dengan-Nya.
Firman Allah : Q.S As Syuura : 11
(dia) Pencipta langit dan bumi. dia menjadikan bagi kamu dari jenis
kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak
pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak
dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan
Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat.
III. Keutamaan Tauhid
Firman Allah : Q.S Al An’am : 82
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka
dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan
mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Sabda Rosulullah :
Iman memiliki lebih dari enam puluh cabang. Cabang yang paling utama
adalah ‘Laa Ilaaha Illallah’dan cabang paling rendah adalah
menyingkirkan kotoran dari jalan.” (HR. Muslim)
Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Allah semata, tiada sekutu bagiNya, dan Muhammad adalah
hamba dan utusanNya, dan kalimatNya yang disampaikanNya kepada
Maryam serta ruh daripadaNya, dan (bersaksi pula bahwa) Surga
adalah benar adanya dan Neraka pun benar adanya maka Allah pasti
memasukkannya ke dalam Surga, apapun amal yang diperbuatnya. (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
Hai anak Adam, seandainya engkau datang kepadaKu dengan dosa
sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika menemuiKu dalam keadaan
tidak menyekutukanKu sedikitpun, niscaya Aku berikan kepadamu
ampunan sepenuh bumi pula. (HR. At-Tirmidzi dan Adh-Dhayya’, hadits
hasan)
Barangsiapa meninggal dunia (dalam keadaan) tidak berbuat syirik
kepada Allah sedikit pun, niscaya akan masuk Surga. Dan barangsiapa
meninggal dunia (dalam keadaan) berbuat syirik kepada Allah, niscaya
akan masuk Neraka.
(HR. Muslim)
v  Tauhid adalah inti da’wah ajaran para Rosul
Firman Allah : Q.S An Nahl : 36
Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu”,
Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh
Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang Telah pasti kesesatan
baginya[826]. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
[826] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari
Allah s.w.t.
Ibnul Qayyim berkata, “Thaghut adalah suatu keadaan yang melebihi
batasan-batasan seorang hamba, seperti diibadahi, diikuti atau ditaaati
(dalam hal yang melanggar syariat)
v   Memerdekakan manusia dari perbudakan dan tunduk kepada selain
Allah.
Semua makhluk adalah ciptaan Allah. Mereka tidak kuasa untuk
menciptakan, bahkan keberadaan mereka karena diciptakan. Mereka
tidak bisa memberi manfaat atau bahaya kepada dirinya sendiri. Tidak
mampu mematikan, menghidupkan atau membangkitkan.
Tauhid memerdekakan manusia dari segala perbudakan dan
penghambaan kecuali kepada Tuhan yang menciptakan dan membuat
dirinya dalam bentuk yang sempurna. Memerdekakan hati dari tunduk,
menyerah dan menghinakan diri. Memerdekakan hidup dari kekuasaan
para Fir’aun, pendeta dan dukun yang menuhankan diri atas hamba-
hamba Allah.
Karena itu, para pembesar kaum musyrikin dan thaghut-thaghut
jahiliyah menentang keras dakwah para nabi, khususnya dakwah
Rasulullah. Sebab mereka mengetahui makna laa ilaaha illallah sebagai
suatu permakluman umum bagi kemerdekaan manusia. Ia akan
menggulingkan para penguasa yang zhalim dan angkuh dari singgasana
dustanya, serta meninggikan derajat orang-orang beriman yang tidak
bersujud kecuali kepada Tuhan semesta alam.
v  Membentuk Kepribadian Yang Kokoh
Tauhid membantu dalam pembentukan kepribadian yang kokoh. Ia
menjadikan hidup dan pengalaman seorang ahli tauhid begitu
istimewa. Arah hidupnya jelas, tidak mempercayai Tuhan kecuali hanya
kepada Allah. KepadaNya ia menghadap, baik dalam kesendirian atau
ditengah keramaian orang. Ia berdo’a kepadaNya dalam keadaan
sempit atau lapang.
Berbeda dengan seorang musyrik yang hatinya terbagi-bagi untuk
tuhan-tuhan dan sesembahan yang banyak. Suatu saat ia menghadap
dan menyembah kepada orang hidup, pada saat lain ia menghadap
kepada orang yang mati. Sehubungan dengan ini, Nabi Yusuf berkata:
“Hai kedua penghuni penjara, manakah yang lebih baik tuhan-tuhan
yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Mahaesa lagi
Mahaperkasa?”
(Yusuf: 39)
Orang mukmin menyembah satu Tuhan. Ia mengetahui apa yang
membuatNya ridha dan murka. Ia akan melakukan apa yang
membuatNya ridha, sehingga hatinya tenteram. Adapun orang musyrik,
ia menyembah tuhan-tuhan yang banyak. Tuhan ini menginginkannya
ke kanan, sedang tuhan lainnya menginginkannya ke kiri. Ia terombang-
ambing di antara tuhan-tuhan itu, tidak memiliki prinsip dan ketetapan.
v  Sumber Keamanan Manusia
Sebab tauhid memenuhi hati para ahlinya dengan keamanan dan
ketenangan. Tidak ada rasa takut kecuali kepada Allah. Tauhid menutup
rapat celah-celah kekhawatiran terhadap rizki, jiwa dan keluarga.
Ketakutan terhadap manusia, jin, kematian dan lainnya menjadi sirna.
Seorang mukmin yang mengesakan Allah hanya takut kepada satu,
yaitu Allah. Karena itu, ia merasa aman ketika manusia ketakutan, serta
merasa tenang ketika mereka kalut. Hal itu diisyaratkan oleh Al-Qur’an
dalam firmanNya:
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman
mereka dengan kezhaliman (syirik) mereka itulah orang-orang yang
mendapat keamanan dan mereka itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (Al-An’am: 82)
Keamaan ini bersumber dari dalam jiwa, bukan oleh penjaga-penjaga
polisi atau pihak keamanan lainnya. Dan keamanan yang dimaksud
adalah keamanan dunia. Adapun keamanan akhirat maka lebih besar
dan lebih abadi mereka rasakan. Yang demikian itu mereka peroleh,
sebab mereka mengesakan Allah, mengikhlaskan ibadah hanya untuk
Allah dan tidak mencam-puradukkan tauhid mereka dengan syirik,
karena mereka mengetahui, syirik adalah kazhaliman yang besar.
v  Sumber Kekuatan Jiwa
Tauhid memberikan kekuatan jiwa kepada pemiliknya, karena jiwanya
penuh harap kepada Allah, percaya dan tawakkal kepadaNya, ridha atas
qadar (ketentuan)Nya, sabar atas musibahNya, serta sama sekali tak
mengharap sesuatu kepada makhluk. Ia hanya menghadap dan
meminta kepadaNya. Jiwanya kokoh seperti gunung. Bila datang
musibah ia segera mengharap kepada Allah agar dibebaskan darinya. Ia
tidak meminta kepada orang-orang mati. Syi’ar dan semboyannya
adalah sabda Rasulullah:
“Bila kamu meminta maka mintalah kepada Allah. Dan bila kamu
memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada
Allah.” (HR. At-Tirmidzi)
Dan firman Allah : QS Al An’am : 17
Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka
tidak ada yang menghilangkannya melainkan dia sendiri. dan jika dia
mendatangkan kebaikan kepadamu, Maka dia Maha Kuasa atas tiap-
tiap sesuatu.
v  Melapangkan Kehidupan
Seseorang yang mengenal Allah akan merasakan kehidupan yang
lapang walau bagaimanapun keadaannya. Seandainya ia orang miskin,
ia bersabar, sebab ia tahu bahwa dibalik kehidupan fana ini ada
kehidupan abadi,muara segala kenikmatan. Seandainya ia kaya, ia akan
bersyukur, sebab harta yang ada padanya hanyalah titipan dari Allah
swt.
Sabda Rosulullah saw :
“Amat mengherankan terhadap urusan orang mukmin, dan tidak
terdapat kecuali pada orang mukmin. Bila ditimpa musibah ia sabar,
bila diberi nikmat ia bersyukur” (HR Muslim)
Lain halnya dengan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Ia akan
merasakan kehidupan dunia ini sempit bagaimanapun keadaannya.
Firman Allah QS Ath Thaaha : 124
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya
baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya
pada hari kiamat dalam keadaan buta.
IV. Bukti-bukti Eksistensi Allah
1. Dalil Fitrah
QS Al A’raf : 172
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku Ini Tuhanmu?” mereka
menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi”. (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
“Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap Ini (keesaan Tuhan)”
QS Al Ankabut : 61
Dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang
menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?”
tentu mereka akan menjawab: “Allah”, Maka betapakah mereka
(dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).
2. Dalil Sejarah
QS Ali ‘imron : 137
Sesungguhnya Telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah[230];
Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
[230] yang dimaksud dengan sunnah Allah di sini ialah hukuman-
hukuman Allah yang berupa malapetaka, bencana yang ditimpakan
kepada orang-orang yang mendustakan rasul.
QS Al A’raf : 176
Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami tinggikan
(derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia
dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya
seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika
kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah
perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka
Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
3. Dalil Aqli (Akal / Rasional)
· Fenomena Terjadinya Alam
Setiap sesuatu yang ada pasti ada yang mengadakan, begitu pula
dengan alam semesta ini. Lihatlah gunung yang kokoh berdiri, aliran
sungai yang kesemuanya bermuara ke laut, langit yang tegak tanpa
tiang, planet yang beredar penuh denga keteraturan.
QS Ath Thuur : 35-36
35. Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang
menciptakan (diri mereka sendiri)?
36. Ataukah mereka Telah menciptakan langit dan bumi itu?;
Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).
· Fenomena Kehendak yang tinggi
Apakah kita dapat membayangkan andai saja di atas lapis permukaan
bumi tidak terdapat lapisan ozon yang melindungi dari sengatan
ultraviolet matahari, melindungi dari jatuhnya benda-benda langit yang
tidak terhitung jumlahnya. Lalu apakah hal itu terjadi begitu saja?
QS Ali ‘imron : 190
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
· Fenomena Petunjuk dan Ilham
Hal apakah yang mendorong ikan salmon berenang melawan arus
sungai untuk kembali ke tempat asal mereka dilahirkan? Bagaimana
mereka tahu jalan yang harus dilalui sepanjang puluhan, ratusan
bahkan mungkin ribuan meter. Bagaimana caranya seekor lebah yang
keluar dari saranganya untuk mencari makanan begitu jauh terbang
dari sarangnya tapi dapat kembali ke tempatnya semula tanpa
tersesat?
QS Thahaa : 50
Musa berkata: “Tuhan kami ialah (Tuhan) yang Telah memberikan
kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, Kemudian memberinya
petunjuk[925].
[925] Maksudnya: memberikan akal, instink (naluri) dan kodrat
alamiyah untuk kelanjutan hidupnya masing-masing.
· Fenomena Terkabulnya Doa
Manusia yang penuh kelemahan akan menemui saat-saat dimana ia
tidak mungkin bergantung pada siapa pun kecuali Allah. Baik muslim
maupun kafir, ketika menghadapi bahaya, pasti ia akan berdoa. Saat
doa dikabulkan, adalah saat seharusnya manusia merenungkan siapa
yang mendengarkan doa dan mengabulkannya.
QS Al Isra’ : 67
Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa
yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala dia menyelamatkan kamu ke
daratan, kamu berpaling. dan manusia itu adalah selalu tidak berterima
kasih.
QS Yunus : 22-23
22. Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan,
(berlayar) di lautan. sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera,
dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di
dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira
karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari
segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka Telah
terkepung (bahaya), Maka mereka berdoa kepada Allah dengan
mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (mereka berkata):
“Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini,
Pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur”.
23. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka
membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai
manusia, Sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu
sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi,
Kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu kami kabarkan kepadamu
apa yang Telah kamu kerjakan.
Dengan dalil-dalil yang telah diungkapkan di atas, seharusnya manusia
beriman kepada Allah swt. Sayang sekali banyak dari mereka yang
karena mengandalkan akal yang terbatas, merasa sombong, dan
mengingkari Allah. Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al Baqarah
ayat 13-19 :
13. Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana
orang-orang lain Telah beriman.” mereka menjawab: “Akan
berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu Telah
beriman?” Ingatlah, Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh;
tetapi mereka tidak tahu.
14. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman,
mereka mengatakan: “Kami Telah beriman”. dan bila mereka kembali
kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya
kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.”
15. Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan
mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.
16. Mereka Itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk,
Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka
mendapat petunjuk.
17. Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api,
Maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya
(yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan,
tidak dapat Melihat.
18. Mereka tuli, bisu dan buta, Maka tidaklah mereka akan kembali (ke
jalan yang benar),
19. Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit
disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya
dengan anak jarinya, Karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan
mati. dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.
sumber :

Anda mungkin juga menyukai