ID Penerapan Family Center Nursing Theory P
ID Penerapan Family Center Nursing Theory P
Applying Family-Center Nursing Theory At Family Case With Children Under Five
Years Old Eating Disorders (Case Study)
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Bendungan Sutami 188A Malang 65145
e-mail: yybekti_pras@yahoo.com
ABSTRAK
Masalah sulit makan merupakan masalah yang umum terjadi pada anak usia prasekolah. Struktur peran
anggota keluarga terutama ibu sangat berpengaruh terhadap gangguan sulit makan pada anak. Tujuan studi
kasus untuk mengetahui diagnosa keperawatan keluarga, mengidentikasi tindakan keperawatan, melakukan
evaluasi pada kasus keluarga dengan balita sulit makan. Metode yang digunakan dengan pendekatan
asuhan keperawatan keluarga meliputi tahapan yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Hasil berupa diagnosa keperawatan yang dapat diidentifikasi ada dua yaitu: kurang pengetahuan dan resiko
gangguan nutrisi. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah aplikasi terapi modalitas (terapi
perilaku, food combining), konseling dan choaching. Kesimpulan dan saran meliputi strategi intervensi
meliputi penerapan terapi modalitas (food combining), terapi perilaku, konseling dan (coaching),
pemberdayaan masyarakat untuk mencapai kompetensi komunitas, membangun koalisi untuk mencapai
tujuan yang diinginkan dengan berbagai pihak yang potensial. Penerapan terapi modalitas food combining
pada agregat balita sulit makan memerlukan modifikasi dan kombinasi dengan terapi modalitas perubahan
perilaku. Pemberian menu seimbangan dan modifikasi perilaku yang maladaptif menjadi perliku adaptif akan
menciptakan suatu terapi yang handal untuk mengatasi masalah sulit makan pada agregat balita.
ABSTRACT
Difficult problem eat is common problem happened at age child of prasekolah. Structure role of
family member especially mother very have an effect on to difficult trouble eat at child. Target of case study
to know diagnosa treatment of family, treatment action mengidentikasi, evaluate at family case with
difficult balita eat. Used method with approach of upbringing treatment of family cover step that is study,
planning, execution, and evaluation. Result of in the form of diagnosa treatment of which can identified
by there is two that is: less and trouble risk of nutrisi. Action treatment of which can conducted by is
therapy application of modalitas (behavioral therapy, combining food), and konseling of choaching.
Conclusion and suggestion cover intervention strategy cover applying of therapy of modalitas (combining
food), behavioral therapy, and konseling ( coaching), enableness of society to reach community interest,
developing coalition to reach wanted target by various potential side. Applying of therapy of modalitas
combining food at aggregate of balita difficult eat to need combination and modification with therapy of
modalitas change of behavior. Gift of well-balanced menu and behavioral modification which is maladaptif
become my innuendo of adaptif will create an reliable therapy to overcome difficult problem eat at
aggregate of balita.
Penerapan Family-Center Nursing Theory pada Kasus Keluarga dengan Balita Sulit Makan (Studi Kasus) 207
Yoyok Bekti Prasetyo JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071
Rendahnya IPM ini sangat dipengaruhi oleh keluarga ini didasarkan pada: 1) keluarga ini
rendahnya status gizi dan status kesehatan adalah keluarga muda yang masih memiliki 1
penduduk. Lebih dari separuh kematian bayi orang anak, yaitu anak D dengan usia 21
dan anak balita disebabkan oleh buruknya bulan; 2) anak D selain mengalami sulit makan
status gizi anak balita (Azwar, 2005). juga didiagnosa menderita TBC dan sedang
Salah satu konsep solusi untuk menjalani pengobatan bulan ke-5; 3) keluarga
mengatasi masalah tersebut adalah membuat Ibu E tinggal dengan keluarga ayah dan ibu
kebijakan-kebijakan yang terkait dengan beserta keluarga saudara dari ibu E. Di antara
masalah sulit makan di negara maju yang anggota keluarga ini ada kebiasaan yang tidak
dapat diklasifikasikan menjadi kebijakan pada baik bagi kesehatan yaitu merokok; 4)
tataran penelitian, pendidikan dan keluarga ibu E termasuk dalam keluarga
pencegahan, serta penanganan (WHO, rawan gizi dengan pendapatan perkapita di
2006). Kebijakan-kebijakan dalam tataran bawah upah minimum regional.
penelitian meliputi identifikasi jumlah,
membentuk institusi pusat pelatihan, tindakan HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian, pencegahan dengan setting
sekolah, komunitas, dan rumah. Kebijakan Pengkajian
yang direkomendasikan untuk pendidikan,
pencegahan, dan penanganan meliputi Pengkajian Tahap Satu
pendidikan dan pelatihan untuk semua tenaga
kesehatan, pelatihan dan pendidikan untuk Data umum: anak D usia 21 bulan.
tenaga edukasi, pendidikan untuk publik, dan Pekerjaan kepala keluarga tidak tetap,
kerjasama. Kebijakan pemerintah dalam pendidikan bapak dan ibu adalah SMU dan
menangani masalah gizi antara lain melalui Perguruan Tinggi.
pemberian makanan tambahan dalam jaring Riwayat dan tahapan keluarga: ibu E
pengaman sosial (JPS) dan peningkatan mengatakan anaknya pada umur satu tahun
pelayanan gizi melalui pelatihan-pelatihan pernah sakit batuk, dan sering demam.
tatalaksana gizi buruk kepada tenaga Demam tidak turun-turun. Ibu E mengatakan
kesehatan, berhasil menurunkan angka gizi setelah obat habis maka akan muncul demam
buruk menjadi 10,1% pada tahun 1998 dan dan batuk. Hal ini terjadi hampir dalam waktu
8,1% tahun pada tahun 1999 serta 6,3% pada 4 bulan. Anak D mendapatkan pengobatan
tahun 2001. Namun pada tahun 2002 terjadi TBC dengan meminum obat selama 6 bulan.
peningkatan kembali menjadi 8%, hal ini Saat ini pengobatan sudah berjalan bulan ke-
disebabkan angka kemiskinan di Indonesia 5.
semakin meningkat (DepKes RI, 2003). Lingkungan: keluarga tinggal dengan
keluarga ayah dan ibu, keluarga saudara ibu
METODE E. Ada kebiasaan merokok dari anggota
keluarga yang lain. Lingkungan depan rumah
Metode yang digunakan adalah asuhan terdapat kandang ayam dan menurut
keperawatan keluar ga yang meliputi: keterangan ibu E tetangganya ada yang sakit
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan batuk-batuk lama dan penderita putus obat
evaluasi. Pengkajian pada asuhan TBC.
keperawatan keluarga terdiri dari 2 (dua) Struktur keluarga: pola komunikasi baik,
tahap yaitu: penjajagan I dan penjajagan II. keputusan keluarga juga melibatkan anggota
Selanjutnya akan diuraikan secara singkat 2 keluarga yang lain seperti orang tua dari ibu
permasalahan dari 5 permasalahan yang E. Fungsi keluarga: ibu E menderita gastritis,
ditemukan pada keluarga ibu E. Pemilihan sangat perhatian terhadap kesehatan anak D.
Penerapan Family-Center Nursing Theory pada Kasus Keluarga dengan Balita Sulit Makan (Studi Kasus) 209
Yoyok Bekti Prasetyo JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071
Stres dan koping keluarga: ibu E dan Pada saat pengkajian nampak ibu dengan
ayah merasa pasrah, pusing, dan tidak tahu serius memperhatikan pola makan anaknya.
harus berbuat apalagi dengan permasalahan
sulit makan dan penyakit TBC yang diderita Diagnosa Keperawatan Keluarga
oleh anak.
Harapan keluarga: keluarga berharap Analisa data yang dilakukan dari hasil
dengan pengobatan yang rutin penyakit pada pengkajian tahap satu dan pengkajian tahap
anaknya bisa sembuh dan nafsu makan dua dirumuskan diagnosa keperawatan
anaknya meningkat. keluarga adalah sebagai berikut:
Pemeriksaan fisik: tidak ada batuk dan • Kurang pengetahuan di keluarga bapak
dahak. Pemeriksaan penunjang yang I (37 tahun) berhubungan dengan
dilakukan oleh dokter adalah foto polos thorax ketidakmampuan keluarga merawat
yang hasilnya terjadi proses spesifik pada paru anggota keluarganya yang sedang sakit
anaknya. Pemeriksaan penunjang lain yang khususnya anak D (21 bulan) dengan
dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap TBC.
dan ditemukan LED meningkat. Tanda-tanda • Resiko tinggi terjadinya gangguan
vital pada anak D adalah nadi = 128 x/mnt, pemenuhan nutrisi kurang dari
pernapasan = 21 x/mnt, tekanan darah = 100/ kebutuhan tubuh pada anak D (21 bulan)
60 mmHg, berat badan = 11 kg (berat badan karena sulit makan di keluarga bapak I
normal = 9-13,7 kg), tinggi badan = 85 cm. berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarganya
Pengkajian Tahap Dua yang sedang mengalami sulit makan
khususnya anak D.
Ibu E mengatakan tidak tahu tentang • Resiko terjadinya kekambuhan penyakit
pengertian, perawatan penyakit TBC. Ibu E kronis pada ibu E (34 tahun) di keluarga
mengatakan bahwa anaknya sakit pilek biasa. bapak I (37 tahun) berhubungan dengan
Ibu E menanyakan apakah sakit pilek itu sama ketidakmampuan keluarga merawat
dengan sakit TBC. Ibu E mengatakan anak anggota keluarganya yang memiliki
D yang masih balita mengalami sulit makan. riwayat penyakit maag khususnya pada
Ibu sudah berusaha untuk meningkatkan nafsu ibu E.
makan anaknya dengan cara memberikan • Resiko terjadi putus obat pengobatan
variasi menu makanan, mencoba untuk TBC pada anak D di keluarga bapak I
membujuk dan merayu anaknya untuk makan, berhubungan dengan ketidakmampuan
dan memberikan susu sebanyak-banyaknya. keluarga merawat anggota keluarga
Menurut ibu E, ASI adalah pengganti dari yang menjalani pengobatan TBC.
makan yang sedikit pada anaknya. Ibu E • Potensi terjadi stres pada keluarga
mengatakan belum mengetahui kenapa anak bapak I berhubungan dengan
D sulit makan. Ibu E mengatakan pernah ketidakmampuan keluarga merawat
disarankan oleh tetangganya bahwa anak sulit anggota keluarga yang mengalami sulit
makan pada anak seusia anak D adalah hal makan yaitu anak D.
biasa karena mulai bermain dan beraktivitas
banyak. Hal seperti inilah yang kadang- Analisa masalah didasarkan pada
kadang membuat ibu E tidak ter lalu faktor-faktor yang dapat menyebabkan
memikirkan sulit makan pada anaknya,dan gangguan sulit makan pada tingkat keluarga
cenderung membiarkan keadaan tersebut. Ibu meliputi: faktor lingkungan, faktor struktur
E menanyakan apa yang harus diperbuat keluarga, fungsi keluarga, stres dan koping
untuk meningkatkan nafsu makan anaknya.
Penerapan Family-Center Nursing Theory pada Kasus Keluarga dengan Balita Sulit Makan (Studi Kasus) 211
Yoyok Bekti Prasetyo JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071
Penerapan Family-Center Nursing Theory pada Kasus Keluarga dengan Balita Sulit Makan (Studi Kasus) 213
Yoyok Bekti Prasetyo JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071
pengertian, tanda dan gejala, faktor resiko, TB Paru (tingkat pengetahuan); 2) keluarga
pencegahan dan perawatan penyakit TBC, dapat mendeskripsikan tujuan dan cara kerja
akibat bila tidak dilakukan perawatan, tujuan pengobatan TB Paru (tingkat komprehensif);
dan manfaat pengobatan yang rutin. Pelatihan 3) keluarga dapat mengatur dan mengontrol
cara mengidentifikasi keberhasilan dari rutinitas pengobatan dan menghindari putus
pengobatan. Waktu pemberian materi dan obat (tingkat aplikasi); 4) keluarga
pelatihan seluruhnya 5 kali kunjungan dengan mendiskusikan hubungan pengobatan TB
waktu 45 menit setiap kali kunjungan. Media Paru, diet, aktivitas, dan kebersihan
yang digunakan lembar balik, leaflet, brosur, lingkungan (tingkat analisa); 5) keluarga
dan handout yang diberikan kepada keluarga; mampu mengembangkan sebuah
2) melakukan review pengetahuan keluarga perencanaan, terlibat aktif dalam proses
setelah dilakukan pendidikan kesehatan, pembelajaran untuk menyembuhkan penyakit
dilakukan setelah materi selesai diajarkan yang diderita anak D dengan membuat jadual
atau ditengah-tengah pemberian materi; 3) tema mater i yang diperlukan selama
mendemonstrasi dan redemonstrasi cara pembinaan keluarga (tingkat sintesa); 6)
melakukan identifikasi perilaku yang sudah keluarga mampu membandingkan kemajuan
berhasil dan perilaku yang belum kesehatan yang dicapai oleh anak dengan
dilaksanakan dan mendiskusikan penyebab usaha yang telah dilakukan (tingkat evaluasi);
dan jalan keluarnya. Keluarga menerapkan 7) keluarga mampu mendiskusikan
perilaku yang lebih kondusif menunjang keuntungan dan kelemahan dari berbagai
pengobatan dan perawatan pada anak. intervensi untuk penyembuhan penyakit TB
Residen melihat format terapi perilaku yang Paru pada anak D; 8) keluarga mampu
telah diisi keluarga dan format ditinggal di memahami dan menerima tanggung jawab
keluarga untuk diisi secara rutin. Residen untuk melaksanakan inter vensi yang
memberikan penghargaan atas perilaku diharapkan; 9) konsisten mengontrol
positif yang berhasil dilakukan dengan pengobatan; 10) keluarga
reinforcement, dan mendiskusikan perilaku mendemonstrasikan dan menjelaskan
yang belum berhasil di lakukan; 4) perawatan dan pengobatan TB Paru pada
menganjurkan kepada keluarga untuk anak D dengan indikator: memperbanyak
membuat catatan tindakan yang telah ventilasi, menjemur tempat tidur, mengakses
dilakukan; 5) melakukan kunjungan yang tidak pengobatan secara rutin.
direncanakan untuk memantau perawatan
yang telah dilakukan keluarga. Kunjungan ini Evaluasi dampak
dilakukan setelah intervensi selesai
dilaksanakan, kunjungan bertujuan untuk Anak terlihat sehat dan berat badan/
monitoring terhadap perawatan yang telah umur = 11 kg/2,5 tahun kategori normal.
dilakukan keluarga. Kunjungan dilakukan 1 Batuk sudah tidak dialami oleh anak setelah
bulan sekali; 6) memotivasi keluarga untuk dilakukan intervensi, keluarga berada pada
melakukan perawatan secara rutin. tingkat kemandirian III yaitu menerima
residen, menerima semua materi yang
Evaluasi diberikan, dapat menyatakan masalah dengan
benar, memanfaatkan posyandu untuk
Evaluasi hasil penimbangan dan pemberian vitamin A pada
bulan Februari 2007, melakukan perawatan
Meliputi: 1) keluarga mengenal masalah dengan pengobatan TBC secara rutin dan
TB Paru dengan menyebutkan pengertian, melakukan tindakan pencegahan secara aktif
tanda dan gejala, penyebab, dan penularan dengan menjaga keber sihan rumah,
Penerapan Family-Center Nursing Theory pada Kasus Keluarga dengan Balita Sulit Makan (Studi Kasus) 215
Yoyok Bekti Prasetyo JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071
Penerapan Family-Center Nursing Theory pada Kasus Keluarga dengan Balita Sulit Makan (Studi Kasus) 217
Yoyok Bekti Prasetyo JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071
memerlukan modifikasi dan kombinasi dengan keperawatan dengan didasarkan pada teori
terapi modalitas perubahan perilaku. yang kuat akan meningkatkan kualitas
Pemberian menu seimbangan dan modifikasi layanan dan integritas dari perawat. Salah
perilaku yang maladaptif menjadi perliku satu teori untuk menangani masalah sulit
adaptif akan menciptakan suatu terapi yang makan pada agregat balita adalah dengan
handal untuk mengatasi masalah sulit makan menggunakan family-center nursing. Model
pada agregat balita. Terapi komplementer ini memberikan panduan yang mendalam dan
yang sesuai dengan masalah sulit makan pada jelas pada proses keperawatan mulai dari
agregat balita salah satunya adalah massage. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi,
Terapi massage pada anak yang mengalami dan evaluasi. Kepada institusi pendidikan
gangguan dalam hal makan dapat keperawatan diperlukan untuk membantu
meningkatkan self-image anak, mencarikan sumber-sumber penyandang
meningkatkan pola makan anak, menurunkan dana untuk melaksanakan proyek program
kecemasan, dan meningkatkan kasih sayang penanganan balita sulit makan yang sampai
dan pada akhirnya dapat membantu sekarang ini belum menjadi program di
mengatasi permasalah ini. Family-center departemen kesehatan. Mahasiswa dapat
nursing theory dalam kontek gangguan sulit lebih berperan secara aktif untuk membuat
makan pada agregat balita adalah dengan proposal dengan kajian-kajian ilmiah, profil
melihat keluarga yang memiliki balita sulit statistik, kontak agensi lain untuk
makan merupakan unit dasar untuk mendapatkan informasi dalam membuat
perawatan individu dari anggota keluarga dan proposal secara bersama-sama. Fakultas lebih
dari unit yang lebih luas. Pengkajian, berperanan dalam membantu mahasiswa
perencanaan, implementasi, dan evaluasi menulis proposal, menyusun sebuah rencana
perawatan pada anak dan keluarga dengan strategis, kemudian mempresentasikan
mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi, program dalam konferensi dengan
politik, sosial, dan budaya. Mengatasi masalah penyandang dana. Kepada penelitian
ini memerlukan pemberdayaan dan keperawatan perlu adanya kegiatan penelitian
membangun koalisi dengan berbagai pihak keperawatan dengan perkembangan
yang. Publikasi hasil evaluasi kepada globalisasi, suatu daerah yang pada awalnya
khalayak umum termasuk media massa adalah daerah rural, menjadi daerah urban.
menjadi penting. Semakin menyebarnya Perubahan ini membawa konsekuensi pada
informasi dapat mempercepat pr oses perubahan lingkungan fisik, ekonomi,
kerjasama dengan pemegang kebijakan untuk komunikasi, politik dan pemerintahan,
membuat proyek program penanganan pendidikan, pelayanan kesehatan dan sosial.
masalah sulit makan pada agregat balita. Dengan adannya perubahan pada sektor ini
Rencana tindak lanjut yang diperlukan adalah akan berdampak secara komplek kepada
memperkuat jaringan kerjasama antara dinas agregat balita. Penelitian lebih banya
kesehatan, puskesmas, kelurahan, dan diarahkan kepada dampak dari perubahan
Pokjakes untuk melaksankan upaya tersebut. Seperti menguji efektifitas
preventive dan promotive. Mempublikasikan penurunan kekuatan finansial dan kualitas
keuntungan tindakan melalui media massa, lingkungan dalam pemilihan makanan sehat
artikel kepada masyarakat luas. dan gaya hidup sehat terhadap upaya
Saran yang dapat diberikan kepada pencegahan gizi kurang dan buruk. Kepada
praktek pelayanan keperawatan menangani pengembangan kebijakan keperawatan atau
masalah sulit makan pada agregat balita kesehatan membuat sebuah regulasi dengan
memerlukan pendekatan teori keperawatan ruang lingkup peningkatan kesehatan,
keluarga yang profesional. Praktek pelayanan pencegahan penyakit, dan ketentuan
Penerapan Family-Center Nursing Theory pada Kasus Keluarga dengan Balita Sulit Makan (Studi Kasus) 219
Yoyok Bekti Prasetyo JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071
Naidoo, J., Wills, J. 2000. Health Promotion Wright, L.M., Leahey, M. 1994. Nurses and
Foundation for Practice Second Edition. Families a Guide to Family Assessment
Philadelphia: Bailliere Tindall. and Intervention. 2 nd edition.
Natenshon, A. 2002. Know Thyself. Philadelphia: F.A. Davis Company.
www.empoweredparents.com/pages/ Zodda, J.J. 2003. Causes of Eating Disorder.
aboutthebook.htm. Diperoleh pada 25 http://www. Rit.edu. Diperoleh pada 7
November 2005. November 2005).
Pender., Murdaugh., Parson. 2002. Health
Promotion in Nursing Practice. 4 th
edition. New Jersey: Pearson Education,
Inc.
Pillitteri, A. 1999. Child Health Nursing
Care of the Child and Family.
Philadelphia: JB. Lippincott Company.
Pritts, S.D. & Susman, J. 2003. Diagnosis of
Eating Disorders in Primary Care.
Journal of the American Academy of
Family Physician. 67 (2).
Sediaoetama, AD. 1996. Ilmu Gizi untuk
Mahasiswa dan Profesi. Jilid I. Jakarta:
Dian Rakyat.
Stanhope & Lancaster. 2004. Community &
Public Health Nursing. 6 th edition.
Mosby: New Jersey.
Stone, S.C., McGuire, S.L. & Eigsti, D.G.
2002. Comprehensive Community
Health Nursing Family, Aggregate, &
Community Practice. 6 th edition.
Philadelphia: Mosby.
Swanson, J.M. & Nies, M.A. 1997.
Community Health Nursing: Promoting
the Health Aggregate. 2nd edition. USA:
W.B. Saunders.
Tasmin, M.R. 2002. Menyiasati Anak Sulit
Makan. http://www. e-psikologi.com/
anak/index.htm. Diperoleh pada 7
Pebruari 2006.
Tones, K., Tilford, K., Robinson, Y.K. 1990.
Health Education Effectiveness and
Efficiency. Chapman Hall http://
www.s under land. a c. uk/~ hs 0b gr /
lectures/lec3.htm. Diperoleh pada 7
Pebruary 2006.
Walsh, J., Person, C. & Wieck, L. 1987.
Manual of Home Health Care Nursing.
Philadelphia: JB. Lippincott Company.
Wong, D.L., Perry, S.E., Hockenberry, M.J.
2002. Maternal Child Nurses Care. 2nd
edition. St Louis: Mosby Inc.
Penerapan Family-Center Nursing Theory pada Kasus Keluarga dengan Balita Sulit Makan (Studi Kasus) 221