tp
s:
//s
or
on
gk
ot
a.
bp
s.
go
.id
ht
tp
s:
//s
or
on
gk
ot
a.
bp
s.
go
.id
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI
KOTA SORONG 2019
ISSN : 2339-2606
No. Publikasi : 91710.1920
Katalog : 7102025.9171
.id
Penyunting : Seksi Statistik Distribusi Kota Sorong
go
Gambar Kulit : Seksi Statistik Distribusi Kota Sorong
ps.
.b
ta
sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersil tanpa izin tertulis dari Badan Pusat
ht
Satatistik.
ii
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI
KOTA SORONG 2019
Tim Penyusun:
.id
go
ps.
.b
o ta
gk
on
or
//s
s:
tp
ht
iii
KATA PENGANTAR
Indeks Kemahalan Konstruks (IKK) adalah suatu indeks yang menggambarkan tingkat
perbandingan harga barang konstruksi antar wilayah pada periode waktu tertentu. Indeks
Kemahalan Konstruksi (IKK) tahun 2019 merupakan salah satu komponen utama yang digunakan
dalam penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun Anggaran 2020. Maka, Badan Pusat
Statistik (BPS) Kota Sorong memandang perlu untuk menerbitkan Publikasi Indeks Kemahalan
Konstruksi Kota Sorong 2019 guna memenuhi kebutuhan para pengambil keputusan serta
pengguna data.
Dengan adanya publikasi ini dharapkan informasi didalamnya dapat berguna, terutama bagi
para pengambil keputusan, penyusun rencana dan evaluasi dalam penyusunan program
pembangunan infrastruktur di Kota Sorong.
.id
BPS Kota Sorong tidak lupa memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta
go
s.
menyampaikan terima kasih atas bantuan dari berbagai pihak selama proses pengerjaan hingga
p
.b
publikasi ini dapat terbit. Kritik dan saran sangat diharapkan dari penguna publikasi ini guna
ta
Kepala
ht
iv
DAFTAR ISI
.id
go
1.2 Maksud dan Tujuan ……………………………………………………………………………………………………………………………….. 5
p s.
1.3 Batasan Penulisan …………………………………………………………………………………………………………………………………. 6
.b
ta
o
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2. IKK Kabupaten/Kota Se-Papua Barat Tahun 2014, 2015, 2016, 2017, 2018 dan 2019 ……………………. 26
.id
go
p s.
.b
o ta
gk
on
or
//s
s:
tp
ht
vi
DAFTAR GAMBAR
IKK Kabupaten/Kota Se-Papua Barat Tahun 2014, 2015, 2016, 2017, 2018 dan 2019
Tabel 1. 27
…………………………………….
.id
go
ps.
.b
o ta
gk
on
or
//s
s:
tp
ht
vii
ht
tp
s:
//s
or
on
gk
ota
.b
p s.
go
.id
viii
BAB 1 PENDAHULUAN
Pembangunan daerah jika dilihat dari sisi terminologi adalah suatu proses di mana pemerintah
.id
daerah bersama masyarakatnya mengelola berbagai sumberdaya yang tersedia, serta membentuk
go
suatu pola kemitraan dengan sektor swasta untuk kemudian dapat menciptakan suatu lapangan
p s.
kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) di wilayah
.b
ta
yang bersangkutan. Sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Garis-garis Besar Haluan Negara
o
gk
(GBHN), proses tersebut telah diupayakan untuk dilaksanakan secara merata dan
on
daerah ini secara lebih spesifik sangat banyak digunakan sejak masuknya Indonesia dalam era
//s
s:
otonomi daerah yang ditandai dengan diberlakukannya UU Nomor 22 Tahun 1999 yang
tp
ht
LETAK GEOGRAFIS
Secara astronomis Kota terletak pada 131.017’ timur dan 0.053’ Lintang serta
dilalui garis Jika dilihat dari geografisnya, Kota berada di ujung barat daya
Pulau Papua dan menjadi pintu gerbang masuknya berbagai sarana transportasi yang menuju wilayah
Papua. Akses transportasi yang lancar, menempatkan Kota Sorong menjadi penghubung/jalur distribusi
barang dari luar Pulau untuk kabupaten lainnya di kawasan Provinsi Papua Barat. Posisi geografis yang
strategis ini pula yang menjadikan Kota Sorong banyak menarik investor di berbagai sektor ekonomi,
sehingga Kota Sorong menjadi salah satu kota termaju di kawasan Provinsi Papua Barat.
.id
adalah dana yang bersumber dari
go
penghitungan DAU antara lain, Alokasi Dasar
pendapatan APBN yang dialokasikan
s.
(Dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai
p
kepada daerah berdasarkan angka
.b
.id
• Dibagi kepada semua Kabupaten/
go
Kota (90%)
• s.
Dibagi kepada semua Provinsi (10%)
p
.b
o ta
gk
Dana Alokasi Umum (DAU) yang ditujukan untuk seluruh kabupaten/kota yaitu sebesar 90
on
persen dari total jumlah besaran DAU, akan dialokasikan sesuai dengan formula yang tercantum
or
//s
dalam UU Nomor 33 Tahun 2004. Formula tersebut menunjukkan bahwa Dana Alokasi Umum
s:
(DAU) adalah penjumlahan antara Alokasi Dasar (AD) dan Celah Fiskal (CF), dimana penghitungan
tp
ht
Alokasi Dasar (AD)didasarkan pada realisasi gaji PNS daerah, kenaikan gaji pokok, tunjangan
keluarga, dan tunjangan PPh pasal 21 dengan rata-rata 15 persen, kenaikan tunjangan jabatan
fungsional dan struktural, tingkat pertumbuhan (accres) sebesar 2,5 persen, gaji bulan 13 dan
formasi CPNS daerah.
Dana Alokasi Umum (DAU) = Alokasi Dasar (AD) + Celah Fiskal (CF)
.id
DBH Pajak = Dana Bagi Hasil Pajak
go
DBH SDA s.
= Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
p
.b
Perubahan kebijakan sejak tahun anggaran 2008 yang menghapus adanya dana
o ta
penyesuaian berdampak pada perolehan DAU, sehingga sejak saat itu besaran DAU sepenuhnya
gk
on
berdasar formula DAU (penghitungan DAU murni). Dengan berlakunya aturan tersebut maka
or
ada beberapa kemungkinan skenario yang akan didapatkan oleh masing-masing kabupaten/kota:
//s
s:
1. Apabila Celah Fiskal positif (CF>0) atau kebutuhan fiskal lebih besar daripada
tp
ht
kapasitas fiskal, maka daerah akan menerima DAU sebesar alokasi dasar ditambah dengan
nilai Celah Fiskal.
2. Apabila Celah Fiskal sama dengan nol (CF=0) atau kebutuhan fiskal sama dengan kapasitas
fiskal, maka daerah akan menerima DAU sebesar alokasi dasar.
3. Apabila Celah Fiskal negatif (CF<0) atau kebutuhan fiskal lebih kecil daripada kapasitas
fiskal dan nilai celah fiskal lebih kecil dari alokasi dasar, maka daerah akan menerima DAU
sebesar alokasi dasar dikurangi dengan nilai celah fiskal.
4. Apabila Celah Fiskal negatif (CF<0) atau kebutuhan fiskal lebih kecil daripada kapasitas
fiskal dan nilai celah fiskal sama atau lebih besar dari alokasi dasar, maka hasil
penghitungan DAU adalah nol atau negatif. Untuk kasus negatif akan disesuaikan menjadi
nol yang berarti daerah tidak menerima DAU.
.id
go
maka semakin tinggi pula tingkat harga di daerah tersebut.
ps.
Mengingat kebutuhan akan pentingnya angka IKK sebagai komponen penghitungan DAU
.b
ta
maka disusunlah publikasi “Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Sorong 2019” ini, dengan harapan
o
gk
bahwa data yang termuat dalam publikasi ini dapat digunakan sebagai acuan bagi para decision
on
makers di Kota Sorong dalam merumuskan kebijakan dalam rangka penghitungan DAU, serta
or
//s
bagi masyarakat, akademisi, atau pelaku usaha yang ingin melihat keterbandingan Kota Sorong
s:
terhadap daerah-daerah lainnya dalam hal yang berkaitan dengan besaran biaya konstruksi.
tp
ht
Memperhatikan latar belakang seperti diuraikan di atas, maka maksud dan tujuan
penyusunan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kota Sorong 2019 adalah untuk:
2. Menyajikan data Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kota Sorong periode Tahun 2019.
Penghitungan Indeks Kemahalan Kostruksi (IKK) Kota Sorong ini akan dilakukan untuk
periode tahun 2018-2019, berdasarkan survei serentak serta penghitungan diagram timbang
yang disusun pada tahun 2018.
Sistematika penulisan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kota Sorong 2019 ini dibagi atas
tiga bab. Bab I berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang, maksud dan tujuan, batasan
penulisan dan sistematika penulisan; Bab II menyajikan metodologi dan konsep definisi; dan Bab
III berisi tentang ulasan singkat profil dan perkembangan angka Indeks Kemahalan Konstruksi
(IKK) Kota Sorong.
.id
go
s.
p
.b
ta
o
gk
on
or
//s
s:
tp
ht
BAB 2 metodologi
2.1 Metode Penghitungan IKK
.id
go
s.
Untuk tujuan membandingkan harga konstruksi antar wilayah/ daerah, dikenal ada dua
p
.b
metode penghitungan, yang pertama dengan pendekatan input dan yang kedua pendekatan
o ta
harga output. Pendekatan harga input yaitu dengan mencatat semua material penting yang
gk
on
digunakan digabung dengan upah dan sewa peralatan sesuai dengan bobotnya masing-masing.
or
Kelemahan metoda ini adalah bahwa kegiatan konstruksi dianggap mempunyai produktivi-
//s
tas yang sama dan tidak mempertimbangkan overhead cost. Pendekatan output dilakukan
s:
tp
dengan cara menanyakan harga konstruksi yang sudah jadi. Pada harga output kelemahannya
ht
adalah bahwa dalam harga bangunan sudah termasuk biaya manajemen dan keuntungan kon-
traktor yang bervariasi antar daerah dan antar proyek sehingga tidak memadai untuk tujuan
membandingkan kemahalan konstruksi antar wilayah.
masing kabupaten/kota.
Penghitungan IKK 2019 dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah
penghitungan nilai komponen konstruksi masing-masing sistem dari suatu bangunan untuk se-
tiap kabupaten/kota. Nilai komponen tersebut dihitung menggunakan nilai tertimbang dengan
rumus sebagai berikut:
Dengan:
.id
NK = Nilai Komponen
go
pk = Harga material/harga/sewa alat ke-k s.
p
.b
ta
metode regresi Country Product Dummy (CPD). Model regresi CPD adalah sebagai berikut:
or
//s
s:
tp
ht
NK = Nilai Komponen
Ci = dummy kab/kota
IKK sudah dihitung sejak tahun 2003. Penimbang yang digunakan untuk menghitung
IKK adalah BoQ tahun 2003. Perkembangan teknik sipil sangat cepat ditambah lagi dengan
pesatnya industri bahan bangunan. Saat ini material yang digunakan untuk kegiatan konstruksi
sudah banyak yang berubah atau muncul model baru seperti batako ringan, atap baja ringan,
kusen aluminium, dsb. Peraturan Pemerintah baik pusat maupun daerah yang mempengaruhi
kegiatan konstruksi juga banyak berubah. Hal-hal tersebut mengakibatkan BoQ 2003 yang
selama ini digunakan untuk menghitung IKK tidak lagi sesuai dengan kondisi di lapangan. Oleh
.id
karena itu mulai tahun 2013 penghitungan IKK sudah menggunakan BoQ terbaru yang dikumpul-
go
s.
kan pada tahun 2012. Sedangkan IKK tahun 2019 menggunakan penimbang yang lebih lengkap
p
.b
IKK tahun 2019 menggunakan data harga komoditi konstruksi, sewa alat berat dan upah
gk
on
jasa konstruksi yang dikumpulkan dalam 4 periode pencacahan yaitu Juli 2018, Oktober 2018,
or
Januari 2019, dan April 2019. Seperti halnya IKK tahun 2018, IKK tahun 2019 menggunakan 4
//s
s:
Komponen konstruksi adalah output fisik konstruksi yang diproduksi sebagai tahap
intermediate dalam proyek konstruksi. Elemen kunci dalam proses pendekatan ini adalah semua
harga yang diestimasi berhubungan dengan komponen yang dipasang, termasuk biaya material,
tenaga kerja, dan peralatan. Tujuan penggunaan pendekatan BOCC adalah memberikan
Pendekatan BOCC didasarkan pada harga 2 jenis komponen, yakni komponen gabungan
dan input dasar. Selanjutnya untuk tujuan estimasi perbandingan antar wilayah,
komponen-komponen tersebut dikelompokan dalam bentuk sistem-sistem konstruksi. Sistem-
sistem tersebut selajutnya dikelompokan ke dalam basic heading.
Konstruksi
.id
go
Gedung dan Jalan, Irigasi dan
s. Bangunan Lainnya
Bangunan Bangunan
p
.b
ota
gk
Gedung dan Bangunan yang termasuk dalam lingkup penghitungan diagram timbang
on
1. Konstruksi gedung tempat tinggal, meliputi: rumah yang dibangun sendiri, real estate,
s:
tp
Klasifikasi jalan, irigasi, dan jaringan yang termasuk dalam penghitungan diagram
timbang adalah sebagaiberikut:
a. Bangunan elektrikal, meliputi: pembangkit tenaga listrik, transmisi dan transmisi tegan-
gan tinggi.
.id
go
c. Konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api, pembangunan konstruksi sinyal dan
telekomunikasi kereta api.
p s.
.b
ta
e. Instalasi air, meliputi: instalasi air bersih dan air limbah dan saluran drainase pada ge-
s:
tp
dung.
ht
f. Instalasi listrik, meliputi: pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan lemah dan
pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan kuat.
g. Instalasi gas, meliputi: pemasangan instalasi gas pada gedung tempat tinggal dan
pemasangan instalasi gas pada gedung bukan tempat tinggal.
h. Instalasi listrik jalan, meliputi: instalasi listrik jalan raya, instalasi listrik jalan kereta api,
dan instalasi listrik lapangan udara.
i. Instalasi jaringan pipa, meliputi: jaringan pipa gas, jaringan air, dan jaringan minyak.
Sedangkan jenis bangunan yang tercakup dalam klasifikasi bangunan lainnya adalah
sebagai berikut: bangunan terowongan, bangunan sipil lainnya (lapangan olahraga, lapangan
parkir, dan sarana ling- kungan pemukiman), pemasangan perancah, pemasangan bangunan
konstruksi prefab dan pemasangan kerangka baja, pengerukan, konstruksi khusus lainnya,
instalasi jaringan pipa, instalasi bangunan sipil lainnya, dekorasi eksterior, serta bangunan sipil
Indeks Kemahalan Konstruksi Kota Sorong 2019 11
lainnya termasuk peningkatan mutu tanah melalui pengeringan dan pengerukan.
Sistem Konstruksi
Sistem menurut konsep pendekatan BOCC adalah suatu kumpulan komponen dalam
suatu proyek konstruksi yang bisa menjalankan suatu fungsi tertentu. Sistem adalah struktur
dalam sebuah bangunan yang diklasifikasikan kembali kedalam kumpulan komponen bertujuan
untuk mendukung bangunan seperti pondasi, atap, eksterior dan interior, dan lainnya. Sistem
konstruksi pada bangunan rumah dan gedung berbeda dengan klasifikasi jenis bangunan
lainnya. Berikut adalah jenis sistem untuk bangunan rumah dan gedung, dan sistem untuk
klasifikasi jenis bangunan lainnya.
.id
berhubungan dengan pekerjaan persiapan dalam
go
rangka pembangunan suatu proyek.
Substructure
p s.
Sistem yang berisi komponen struktur dan jenis
.b
Exterior Shell/ Building Envelope Sistem yang berisi komponen konstruksi yang menyelimuti
ht
.id
distribusi tena- ga listrik, distribusi panel, pusat control pencahayaan,
go
komunikasi dan lainnya.
Underground Utility s.
Jaringan bawah tanah, sistem atau fasilitas yang digunakan untuk
p
memproduksi, menyim- pan, transmisi dan distribusi komunikasi atau
.b
ta
dan lainnya. Peralatan ini termasuk pipa, kabel, fiber optic cable, dan
gk
Komponen Konstruksi
//s
s:
Komponen adalah kombinasi dari beberapa material pada lokasi akhir yang dapat
tp
ht
diidentifikasikan secara jelas pada tujuannya dalam sebuah proyek bangunan dan juga
sistemnya. Contoh komponen adalah beton, pengecatan eksterior, pengecatan interior, pondasi
kolom, dan lainnya. Sebuah kompo- nen secara umum terdiri dari beberapa material, tenaga
kerja dan peralatan.
Proyek
Material
Material Tenag
Tenag Kerja
Kerja Peralatan
Peralatan
.id
Pendekatan BOCC menggunakan 3 sistem penimbang. Macam-macam jenis penimbang
go
tersebut adalah sebagai berikut:
p s.
.b
1. W1 adalah penimbang yang digunakan pada level agregasi jenis bangunan seperti
o ta
bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, bangunan umum untuk pertanian,
gk
on
3. W3 adalah penimbang untuk agregasi pada level komponen yang termasuk upah tenaga
ht
Langkah awal yang dilakukan untuk menghitung penimbang IKK adalah mengumpul-
kan Bill of Quantity (BoQ). Pengumpulan BoQ ini dilakukan melalui survei diagram timbang IKK
tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015. BoQ yang dikumpulkan dalam survei ini adalah BoQ realisasi
pembangunan suatu konstruksi selama tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 di kabupaten/kota
yang bersangkutan. BoQ ini dikumpulkan dari masing-masing kabupaten/kota agar setiap
kabupaten/kota memiliki penimbang yang sesuai dengan karakteristik pembangunan di
wilayahnya masing-masing.
Pengkodean merupakan langkah awal yang dilakukan dalam pengolahan data BoQ.
Terdapat beberapa macam kode yang diberikan, diantaranya:
b) Melakukan pengkodean sistem pada setiap uraian pekerjaan yang terdapat dalam BoQ
c) Melakukan pengkodean jenis komponen dari setiap uraian pekerjaan yang terdapat dalam
BoQ. e uraian pekerjaan BoQ terdapat volume, harga, dan nilai dari beberapa bahan
bangunan, tenaga kerja yang digunakan, dan sewa peralatan.
Penimbang untuk penghitungan IKK yang berasal dari data BoQ ada dua jenis penimbang
.id
go
yakni penimbang material dan penimbang sistem. Penimbang material digunakan untuk
s.
menghitung nilai komponen yaitu volume dari material, sewa alat berat, dan upah jasa
p
.b
konstruksi. Penimbang sistem digunakan untuk menghitung PPP bangunan yaitu share nilai
o ta
Selain dari data BoQ, penghitungan IKK 2019 juga menggunakan data realisasi Anggaran
or
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2009-2018. Penimbang realisasi APBD digunakan
//s
s:
untuk tahap proyek. Secara garis besar proses penghitungan IKK 2019 melalui beberapa tahapan,
tp
diantaranya:
ht
1. Mencari paket komoditas, klasifikasi komponen, dan diagram timbang material dari data
BoQ
2. Menghitung nilai komponen yakni jumlah dari perkalian antara data harga hasil
survei harga kemahalan konstruksi (VIKK) dengan diagram timbang material.
3. Melakukan regresi CPD dari keseluruhan nilai komponen setiap proyek, bangunan,
dan sistem untuk memperoleh PPP sistem.
4. Melakukan rata-rata tertimbang geometrik antara PPP sistem dengan penimbang sistem
setiap proyek dan bangunan untuk memperoleh PPP bangunan.
5. Melakukan rata-rata geometrik dari PPP bangunan untuk memperoleh PPP Proyek.
6. Melakukan rata-rata tertimbang geometrik antara PPP Proyek dengan rata-rata data
realisasi APBD tahun 2009-2018 untuk memperoleh angka IKK.
Beberapa konsep dan definisi umum yang digunakan dalam proses pengumpulan
data dan penghitungan indeks kemahalan konstruksi (IKK) antara lain: konsep mengenai harga
barang konstruksi termasuk harga sewa alat berat, pedagang besar, pedagang campuran,
kegiatan konstruksi, tingkat ke- mahalan konstruksi, diagram timbang, dan indeks kemahalan
konstruksi.
Harga perdagangan besar (HPB) adalah harga transaksi yang terjadi antara pedagang
besar pertama sebagai penjual dengan pedagang besar berikutnya sebagai pembeli secara
party/grosir di pasar pertama atas suatu barang.
HPB bahan bangunan/konstruksi adalah harga berbagai jenis bahan bangunan yang
digunakan dalam kegiatan konstruksi dalam jumlah besar (party) yang merupakan hasil
transaksi antara pedagang besar/distributor/supplier bahan bangunan/konstruksi dengan
.id
go
pengguna bahan bangunan tersebut.
p s.
Pedagang Besar (PB) adalah pedagang/distibutor yang menjual bahan bangunan/
.b
ta
Pedagang campuran adalah pedagang yang dapat menjual barang dagangannya dalam
on
Party/grosir atau jumlah besar yang dimaksud adalah bukan eceran. Batasan ini relatif
s:
tp
meng- ingat sulit menentukan besarannya, baik kuantitas maupun nilai dari suatu komodi-
ht
tas. Hal ini san- gat tergantung dari karakteristik komoditasnya sendiri.
Kegiatan Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/
konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya baik digunakan sebagai
tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Hasil kegiatan antara lain: gedung, jalan jem-
batan, rel dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase,
bangunan sanitasi, landasan pesawat terbang, dermaga, bangunan pembangkit
listrik, transmisi, distribusi dan bangunan jaringan komunikasi. Kegiatan konstruksi
meliputi perencanaan, persiapan, pembuatan, pembongkaran, dan perbai- kan bangunan.
Berdasarkan KBLI 2005 yang disusun Badan Pusat Statistik yang merupakan revisi KBLI
2000, secara umum jenis bangunan konstruksi dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu:
ii. Prasarana Pertanian meliputi pembuatan kolam pemeliharaan ikan, pintu pengendali air,
bagan, percetakan tanah sawah, pembukaan hutan, irigasi, dan sejenisnya.
iii. Jalan, Jembatan, dan Pelabuhan, mencakup pembuatan sarana jalan dan jembatan untuk
angkutan jalan raya maupun kereta api, pelabuhan laut dan udara, dermaga, landasan pe-
sawat terbang, tempat parkir, trotoar dan sejenisnya.
iv. Bangunan & Instalasi Listrik, Gas, Air Minum dan Komunikasi Mencakup Bangunan
.id
go
Pengolahan Penyaluran dan Penampungan Air Bersih/Air Limbah/Drainase,
Bangunan Pengolahan/Penyaluran dan s.
Penampungan
p Barang Migas, Bangunan El-
.b
ektrikal, Konstruksi Telekomunikasi Sarana Bantu Navigasi Laut dan Rambu Sungai, Kon-
o ta
struksi Telekomunikasi Navigasi Udara, Konstruksi Sinyal dan Telekomunikasi Kereta Api,
gk
on
buatan/Pengeboran Sumur Air tanah, Instalasi Listrik Bangunan Sipil, Instalasi Navigasi Laut
//s
dan Sungai, Instalasi Meteorologi dan Geofisika, Instalasi Navigasi Udara, Instalasi Sinyal
s:
tp
dan Telekomunikasi Kereta Api, Instalasi Sinyal dan Rambu - Rambu Jalan Raya, Instalasi
ht
Telekomunikasi.
Berdasarkan asas keterbandingan penghitungan IKK, bahwa untuk setiap daerah ha-
rus mempunyai bobot nilai di setiap jenis bangunan sedangkan pada kenyataannnya tidak setiap
kabupaten/kota memiliki kelima jenis bangunan tersebut, maka dalam penghitungan IKK jenis
bangunan dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu:
• Konstruksi gedung bukan tempat tinggal, meliputi: konstruksi gedung perkantoran, indus-
tri, kesehatan, pendidikan, tempat hiburan, tempat ibadah, terminal, stasiun dan bangunan
monumental.
2. Bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan dan pelabuhan terdiri ri:
• Bangunan jalan dan jembatan kereta.
• Bangunan sipil, pembangunan lapangan olah raga, lapangan parkir dan sarana lingkungan
.id
pemukiman.
go
• Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian meliputi: s.
p
.b
jaringan irigasi, pintu air, sipon dan drainase irigasi, talang, check dam, tanggul pengen-
gk
bangunan pengeringan.
tp
ht
• Bangunan elektrikal meliputi: pembangkit tenaga listrik, transmisi dan transmisi tegangan
tinggi.
• Konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api, pembangunan konstruksi sinyal dan tele-
komunikasi kereta api.
• Instalasi air meliputi instalasi air bersih dan air limbah dan saluran drainase pada gedung.
• Instalasi listrik meliputi: pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan lemah dan
pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan kuat.
• Instalasi jaringan pipa: jaringan pipa gas, jaringan air dan jaringan minyak.
Harga sewa alat berat konstruksi adalah har ga yang terjadi ketika seseorang/organisasi/
institusi menyewa alat-alat berat yang digunakan untuk kegiatan konstruksi dalam periode
tertentu seperti dalam waktu jam, hari, minggu, atau bulan. Satuan/unit yang digunakan
dalam harga sewa ini adalah satu unit/hari.
Upah adalah uang dan sebagainya yang dibayarkan sebagai pembalas jasa atau sebagai
pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu. Dalam kegiatan kon-
struksi, upah jasa konstruksi meliputi upah mandor, kepala tukang, tukang, pembantu
.id
tukang. Satuan/unit yang digunakan dalam upah jasa ini adalah satu orang/hari.
go
Tingkat Kemahalan Konstruksi (TKK) merupakan cerminan dari suatu nilai bangunan /
p s.
konstruksi yang akan dibandingkan antar daerah, yaitu besarnya biaya yang dibutuhkan un-
.b
ta
tuk membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan ukuran luas di suatu kabupaten/kota
o
gk
atau provinsi yang diukur melalui sekelompok barang dan jasa yang digunakan.
on
or
Paket komoditas adalah sejumlah barang terpilih yang digunakan sebagai komponen penghi-
//s
tungan IKK. Komoditas/jenis barang tersebut dipilih karena memenuhi asas representative-
s:
tp
ness dan comparibility yaitu andil yang cukup besar dan data harganya dapat dipantau dan
ht
mempunyai tingkat keterbandingan antar kabupaten/kota. Paket komoditas disebut juga se-
bagai kualitas nasional.
Kualitas provinsi adalah kualitas yang dominan disuatu provinsi tetapi tidak dominan bila
ditinjau secara nasional. Kualitas provinsi digunakan sebagai dasar konversi kedalam kualitas
nasional untuk kualitas nasional yang memang tidak terdapat di provinsi tersebut.
Diagram Timbang atau bobot yang digunakan dalam penghitungan IKK terdiri dari diagram
timbang IKK menurut kelompok jenis bangunan (3 kelompok) dan diagram timbang Umum.
Diagram timbang kelompok jenis bangunan adalah bobot setiap jenis barang dan jasa dalam
memperoleh nilai TKK masing-masing kelompok jenis bangunan. Diagram timbang umum
adalah bobot setiap jenis bangunan dalam memperoleh IKK umum setelah diperoleh IKK
masing-masing kelompok jenis bangunan.
Inflator merupakan nilai yang digunakan sebagai penyesuaian IKK terhadap kenaikan bahan
bangunan/konstruksi. Pada penghitungan IKK tahun 2005 sampai tahun 2009 inflator meng-
gambarkan kenaikan IHPB bahan bangunan/konstruksi pada Februari 2004 sampai dil-
aksanakan survei serentak periode berjalan. Penghitungan IKK tahun 2010 tidak
menggunakan inflator melainkan menggunakan Kota Samarinda sebagai kota acuan. Tahun
2011 kembali digunakan inflator yang mencerminkan kenaikan IHPB konstruksi selama peri-
ode 2010-2011, serta Kota Samarinda tetap sebagai kota acuan.
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Bahan Bangunan/ Konstruksi yang merupakan sa-
lah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk keperluan perencanaan pembangunan
.id
yang dapat mengambarkan perkembangan statistik harga bahan bangunan/ konstruksi di
go
suatu daerah. Manfaat IHPB bahan bangunan/konstruksi semakin diperlukan terutama dida-
p s.
.b
lam penghitungan eskalasi nilai kontrak sesuai dengan Keppres No. 80 Tahun 2003 dan telah
ta
Nopember 2005, serta didukung oleh Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 11/SE/
on
Paket komoditas yang akan digunakan dalam penghitungan IHPB Bahan Bangunan/
s:
tp
Konstruksi terdiri dari 25 kelompok barang mencakup 54 jenis barang konstruksi terpilih.
ht
Jenis barang tersebut dipilih karena mempunyai nilai pemakaian yang cukup berarti (share
yang besar terhadap pembangunan suatu bangunan/konstruksi) dan data harganya dapat
dipantau secara berkesinambungan. Pengelompokan barang/komoditas dan jenis bangunan
dilakukan berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dan atas kebutuhan
lainnya.
Ada 2 (dua) macam diagram timbang yang digunakan dalam proses penghitungan IHPB Ba-
han Bangunan/Konstruksi, yaitu:
Diagram timbang kelompok jenis bangunan disusun berdasarkan besarnya volume mas-
ing-masing jenis bahan bangunan untuk membangun satu unit bangunan per satuan
ukuran luas.
Untuk melakukan penghitungan IHPB konstruksi diperlukan series data harga yang
berkesinambungan. Lima puluh empat jenis barang akan dikumpulkan melalui survei di se-
luruh kabupaten/kota yang ada di Indonesia yang dilakukan setiap bulannya melalui Survei
Harga Perdagangan Besar (SHPB).
Dalam penghitungan IHPB Bahan digunakan formula Indeks Laspeyres yang dimodifikasi,
sebagai berikut :
.id
Keterangan:
go
In = IHPB konstruksi periode berlaku
ps.
.b
ta
j = Kelompok komoditas
tp
ht
Penyajian data IHPB konstruksi dibuat menjadi dua bentuk penyajian, yaitu :
Jumlah kelompok jenis barang yang dihitung dalam kelompok IHPB bahan bangunan
adalah sebanyak 25 kelompok barang, yaitu kayu gelondongan; barangg alian segala
jenis; kayu gergajian dan awetan; kayu lapis dan sejenisnya; bahan bangunan dari kayu;
kertas dan sejenisnya; cat, vernis, dan lak; aspal; hasil kilang minyak lainnya; barang-
barang dari karet; barang-barang dari plastik; kaca lembaran; bahan bangunan dari
keramik dan tanah liat; semen; batu split; barang-barang lainnya dari buhan bukan
logam; barang- barang dari besi dan baja dasar; barang- barang dari logam dasar bukan
besi; alat pertukangan dari logam; bahan bangunan dari logam; barang-barang logam
lainnya; alat-alat berat dan perlengkapannya; mesin pembangkit dan motor listrik; per-
lengkapan listrik lainnya; dan aki .
iv) Bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum dan komunikasi;
v) Bangunan lainnya.
IHPB konstruksi yang digunakan dalam penyesuaian IKK secara nasional adalah IHPB
konstruksi Umum yang merupakan indeks tertibang dari seluruh indeks kelompok
bangunan di atas.
.id
go
ps.
.b
o ta
gk
on
or
//s
s:
tp
ht
.id
berstatus kota di Provinsi Papua Barat. Kota Sorong yang
Tahun Angka IKK
go
sebelumnya merupakan salah satu distrik (kecamatan) dari
Kabupaten Sorong yang kemudian menjadi
p s.
Kota
(1) (2)
2015 108,86
.b
ta
ari 2000 Kota Sorong secara resmi terpisah dari Kabupaten 2018 119,87
//s
s:
.id
lurahan Klablim menjadi dua kelurahan yaitu Kelurahan Klablim dan Kelurahan Kalasuat.
go
Kemudian melalui Peraturan Walikota Sorong No. 1 tahun 2015, Kota Sorong terbagi menjadi
10 distrik dengan 41 Kelurahan.
ps.
.b
ta
Berdasarkan Undang-undang No. 45 Tahun 1999, luas Kota Sorong adalah sebesar 1.105
o
gk
•
or
•
ht
Jika dilihat berdasarkan keadaan topografi wilayah, Kota Sorong memiliki kontur yang
sangat bervariasi, terdapat beberapa wilayah dengan kategori perbukitan dan wilayah dengan
kategori dataran rendah atau pantai. Pada wilayah dengan kontur perbukitan, Kota Sorong kaya
akan bahan galian golongan C seperti pasir, batu gunung dan tanah urug. Sedangkan di wilayah
pantai banyak ditemukan populasi batu karang yang seringkali dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai bahan bangunan untuk konstruksi. Jenis tanah yang ada di Kota Sorong adalah tanah
latosal putih yang banyak dijumpai di pinggiran daerah pantai pesisir Sorong Barat dan tanah
fudsolik merah atau kuning yang terdapat hampir di seluruh kawasan timur Kota Sorong
(Bappeda Kota Sorong). Tanah fudsolik ini banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan
batu bata merah/batu tela oleh masyarakat setempat.
.id
Keadaan iklim ekonomi pasar yang cukup stabil serta kondisi keamanan yang sangat baik,
go
mendorong banyak investor baik domestik maupun asing untuk menanamkan modal pada
s.
p
berbagai sektor ekonomi di Kota Sorong. Hal ini juga mendorong semakin tingginya
.b
ta
pertumbuhan ekonomi di sektor konstruksi di Kota Sorong, karena pada dasarnya mayoritas
o
gk
usaha/perusahaan akan membutuhkan tempat untuk digunakan sebagai kantor, gudang, pabrik,
on
dan tempat usaha lainnya. Tercatat pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi sektor konstruksi
or
//s
adalah sebesar 19,15 persen, pada tahun 2015 mengalami perlambatan menjadi 16,72 persen,
s:
dan pada tahun 2016 mengalami perlambatan menjadi 14,21 persen (BPS Kota Sorong). Namun
tp
ht
demikian, kategori konstruksi di kota Sorong masih memberikan andil tertinggi untuk kategori
konstruksi di Provinsi Papua Barat. Semakin banyaknya kegiatan konstruksi yang dilakukan,
maka semakin tinggi pula permintaan terhadap bahan-bahan baku yang digunakan dalam
kegiatan tersebut. Sehingga banyak bermunculan kegiatan-kegiatan usaha pendukung sektor
konstruksi seperti perdagangan bahan bangunan, industri batu split, penggalian tanah, pasir
dan batu, pembuatan batu bata merah/batu tela, dan lain sebagainya.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah angka
indeks yang menggambarkan perbandingan Tingkat Kemahalan Konstruksi suatu kabupaten/
kota atau provinsi terhadap Tingkat Kemahalan Konstruksi rata-rata Nasional, maka IKK dapat
digunakan sebagai pendekatan untuk melihat tingkat kesulitan geografis serta lancar atau
Berdasarkan hasil penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) pada tahun 2015,
2016, 2017, 2018 dan 2019 didapatkan angka-angka untuk kabupaten/kota di Provinsi Papua
Barat adalah sebagai berikut:
Tabel 2. IKK Kabupaten/Kota Se-Papua Barat Tahun 2015, 2016, 2017, 2018 dan 2019
IKK
No Kabupaten/Kota
2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
.id
4 Kabupaten Teluk Bintuni 128,17 138,91 147,63 146,60 156,26
go
5 Kabupaten Manokwari 116,71 123,66 131,26 120,93 120,13
6 Kabupaten Sorong Selatan 120,90
p s.
121,55 125,79 124,54 129,04
.b
Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa Kota Sorong memiliki angka IKK terendah di
Provinsi Papua Barat lima tahun terakhir (2015-2019). Kota Sorong seringkali memiliki angka IKK
terendah disebabkan oleh kondisi geografis Kota Sorong yang relatif mudah jika dibandingkan
Kabupaten lainnya di Provinsi Papua Barat. Kemudian untuk angka IKK tertinggi di miliki oleh
Kabupaten Pegunungan Arfak yang merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten
Manokwari tahun 2013. Angka IKK tertinggi kedua dimiliki oleh Kabupaten Tambrauw selama
tahun 2015-2016, Kabupaten Maybrat pada tahun 2017 dan Kabupaten Teluk Bintuni pada
tahun 2018 dan 2019.
Selain itu, arus distribusi barang termasuk bahan-bahan konstruksi di Kota Sorong sangat
lancar Karena didukung oleh fasilitas transportasi yang sangat baik, dari segi transportasi darat,
laut, maupun udara. Sehingga, Kota Sorong seringkali menjadi tempat tujuan bagi kabupaten di
sekitarnya untuk dapat mengakses barang-barang konstruksi yang utamanya barang pabrikan dan
didatangkan dari luar Provinsi Papua Barat. Aspek geografis dan fasilitas transportasi yang mudah
ini membuat harga barang-barang konstruksiyang merupakan barang pabrikan, hampir di semua
komoditi selalu lebih murah dibandingkan dengan harga barang serupa di kabupaten lainnya di
.id
Provinsi Papua Barat.
go
Jika dilihat dari asal barang, mayoritas barang-barang konstruksi pabrikan yang ada di Kota
ps.
.b
Sorong didatangkan dari Kota Surabaya. Sedangkan untuk kayu balok atau papan sebagian besar
ta
berasal dari Kabupaten Sorong dan Kabupaten Raja Ampat. Kayu lapis yang beredar di Kota
o
gk
Sorong sebagian besar didatangkan dari Kabupaten Sorong. Untuk berbagai bahan bangunan/
on
kostruksi yang bersifat alami, seperti batu gunung, pasir, tanah urug, dan batu split tersedia
or
//s
cukup banyak, mengingat kondisi geologi Kota Sorong yang cukup mendukung ketersediaan
s:
tp
barang-barang tersebut.
ht
Gambar 1. IKK Kabupaten/Kota Se-Papua Barat Tahun 2015, 2016, 2017, 2018 dan 2019
BPS Kota Sorong, 2015. Statistik Daerah Kota Sorong 2015, BPS Kota Sorong, Sorong Papua
Barat, Indonesia.
BPS Kota Sorong, 2015. Produk Domestik Regional Bruto Kota Sorong 2015, BPS Kota
Sorong, r g Papua Barat, Indonesia.
BPS Kota Sorong, 2014. Statistik Daerah Kota Sorong 2014, BPS Kota Sorong, Sorong Papua
Barat, Indonesia.
BPS Kota Sorong, 2014. Produk Domestik Regional Bruto Kota Sorong 2014, BPS Kota
Sorong, r g Papua Barat, Indonesia.
BPS Kota Sorong, 2013. Statistik Daerah Kota Sorong 2013, BPS Kota Sorong, Sorong Papua
.id
go
Barat, In esia.
p s.
BPS Kota Sorong, 2013. Produk Domestik Regional Bruto Kota Sorong 2013, BPS Kota Sorong,
.b
ta
Bappeda Kota Sorong, 2010. Profil Kota Sorong, Bappeda Kota Sorong, Sorong Papua Barat,
on
Indonesia.
or
//s
s:
tp
ht