Anda di halaman 1dari 16

³1HJHUL Rempah-5HPSDK´« Fadly Rahman) 347

´1(*(5, 5(03$+-5(03$+µ
DARI MASA BERSEMI HINGGA GUGURNYA
KEJAYAAN REMPAH-REMPAH
´63,&(6 /$1'µ )520 7+( 635,1* 72 7+( )$// 2) 63,&(6 */25<

Fadly Rahman
Departemen Sejarah dan Filologi
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran
E-mail: fadly.rahman@unpad.ac.id
Naskah Diterima: 3 Mei 2019 Naskah Direvisi: 3 September 2019 Naskah Disetujui : 28 September 2019

DOI: 10.30959/patanjala.v11i3.527

Abstrak
Artikel ini membahas kedudukan rempah-rempah sebagai bagian penting dari sejarah
Indonesia dengan mengkajinya dari perspektif sejarah total. Komoditas seperti cengkeh dan pala
yang dihasilkan di Kepulauan Maluku pada masa lalu pernah dihargai tinggi dalam ekonomi
global. Eksplorasi pelayaran dari berbagai penjuru dunia demi mencari rempah-rempah lantas
PHQFLSWDNDQ ³-DOXU 5HPSDK´ \DQJ PHQMDGLNDQ Nusantara sebagai poros ekonomi global. Selain
berpengaruh besar terhadap berbagai unsur kehidupan dalam lingkup global, eksplorasi rempah-
rempah telah memicu temuan penting dalam bidang ilmu pengetahuan, mulai dari Itinerario karya
kartografi oleh Jan Huygen van Linschoten hingga Herbarium Amboinense karya botanikal oleh
Rumphius. Akan tetapi di balik itu, rempah-rempah memicu terjadinya praktik eksploitasi alam.
Dengan menggunakan pendekatan sejarah total sebagaimana diterapkan oleh Fernand Braudel,
artikel ini menyajikan hubungan sejarah, politik dagang, budaya, alam, dan ilmu pengetahuan di
balik eksplorasi dan eksploitasi rempah-rempah di Nusantara.
Kata kunci: rempah-rempah, eksplorasi, eksploitasi.

Abstract
This article discusses spices as an important part of Indonesian history through the lens of
total historical perspective. In the past, commodities such as cloves and nutmegs which grew in
Moluccas Island have been highly valued in global economic trade. Sea voyage exploration from
all over the world LQ TXHVW RI VSLFHV KDV FUHDWHG WKH ³6SLFH 5RXWH´ WKDW PDNHs nusantara became
the axis of global economy. Besides very influential on so many aspects of life in global scope, the
exploration of spices was also engendering the important discovery in scientific field ranging from
from Itinerario, a cartographical work of Jan Huygen Linschoten to Herbarium Amboinense, a
botanical work of Rumphius. Nevertheless, the exploration was also encourages the exploitation of
nature. By applying total history approach as applied by Fernand Braudel, this article try to trace
the connection of history, trade politics, culture, nature and science behind the story of exploration
and exploitation of spices.
Keywords: spice, exploration, exploitation.

A. PENDAHULUAN Nasional Jakarta (18 ± 25 Oktober 2015);


Beberapa tahun terakhir, di SDPHUDQ ³.HGDWXDQ 6ULZLMD\D 7KH *UHDW
Indonesia mengemuka seminar, pameran, 0DULWLPH´ \DQJ GLKHODW Museum Nasional
diskusi, dan publikasi mengenai rempah- dan PT. Jalur Rempah Nusantara (4 ± 28
UHPSDK 'L DQWDUDQ\D SDPHUDQ ³-DOXU 1RYHPEHU ³(NVSHGLVL -DOXU
5HPSDK 7KH 8QWROG 6WRU\´ GL 0XVHXP Rempah 2018: Sejarah Jalur Rempah dan

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)


348 Patanjala Vol. 11 No. 3 September 2019: 347-362

.HND\DDQ +D\DWL .LH 5DKD´ \DQJ rempah-rempah, lantas melakukan jelajah


diadakan Kementerian Pendidikan dan bahari untuk mencapai letak surga itu. Para
Kebudayaan (28 September ± 10 Oktober petualang bahari dari Tiongkok, India,
2018); pameran dan diskusL ³:DOODFHD Arab, dan Eropa mengembangkan jalur
:HHN´ XQWXN PHPSHULQJDWL WDKXQ The mencapai kepulauan rempah-rempah.
Malay Archipelago karya Alfred Russel Perkembangan kartografi di Eropa pada
Wallace yang dihelat British Council dan abad ke-15 hingga 17, membuka jalan
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (11 yang tidak hanya membantu memandu
± 17 Oktober 2018) di Perpustakaan pelayaran menuju nusantara, tetapi juga
Nasional Jakarta; dan, International Forum memicu persaingan niaga, politik, dan
on Spice Route 2019 di Museum Nasional eksplorasi ilmu pengetahuan
Jakarta (19 ± 24 Maret) yang mengusung antarpetualang Eropa di Nusantara.
tema ³5HYLYLQJ WKH :RUOG¶V 0DULWLPH Maka dari itu, membahas rempah-
Culture through Spice Route as World rempah bukan hanya menyoal eksotisme.
&RPPRQ +HULWDJH ´ Di baliknya, ada berbagai hal yang
³%HEHUDSD NHJLDWDQ WHUVHEXW PHQMDGL mengubah perjalanan Nusantara dan dunia.
bukti adanya spirit menelusuri perjalanan Berbagai hal itu tertuang dari cukup
rempah sebagai bagian dari penelitian banyaknya literatur sejarah yang
sejarah Indonesia. Ini juga bagian dari membahas rempah-rempah. The History of
usaha mengembalikan memori koletif a Temptation (2004) karya Jack Turner,
terhadap rempah-rempah yang pernah Out of the East: Spices and the Medieval
mengharumkan NXVDQWDUD ´. Salah satu hal Imagination (2008) karya Paul Freedman,
PHQDULN DGDODK SHQJJXQDDQ LVWLODK ³1HJHUL dan Spices: a Global History (2009) karya
5HPSDK´ GDQ ³-DOXU 5HPSDK´ ROHK Fred Czarra, misalnya, merupakan buku
Lembaga Negeri Rempah Foundation.1 Hal yang mengulas rempah-rempah dalam
ini menyiratkan bagaimana rempah- lingkup sejarah global. Selain itu ada pula
rempah disimbolkan sebagai kejayaan karya Robin A. Donkin, Between East and
silam Nusantara dan kini dihidupkan West: the Moluccas and the Traffic in
kembali sebagai sarana untuk Spices up to the Arrival of Europeans
membayangkan ke-Indonesia-an. (2003) yang mengkaji lalu lintas niaga
Adanya upaya untuk mengembalikan rempah-rempah dari Maluku sebagai
kejayaan rempah-rempah sebagai identitas pertemuan antara dunia Timur dan dunia
dari ke-Indonesia-an kiranya sejalan Barat. Adapun karya M. Adnan Amal
dengan konsep pembentukan identitas (2016), Sejarah Kepulauan Rempah-
nasional yang menurut Anthony D. Smith Rempah: Perjalanan Sejarah Maluku
(1991: 14) kerap merujuk pada kawasan Utara (1250 ± 1950), membahas
bersejarah (an historic territory) serta perjalanan tujuh abad sejarah Maluku
mitos bersama dan ingatan-ingatan historis Utara sebagai penghasil rempah-rempah.
(common myth and historical memories). Dari beberapa publikasi itu, rempah-
Hingga abad ke-18, Nusantara merupakan rempah dapat ditelaah dalam berbagai
kawasan bersejarah yang menyimpan perspektif geografis, dari lokal (Maluku),
banyak mitos terkait dengan jalur rempah. nasional (nusantara), dan global. Ini
Jalur ini menjadikan Nusantara sebagai menjadi hal yang menarik karena
emporium global di mana bangsa-bangsa membahas keterkaitan berbagai aspek
dari berbagai penjuru dunia yang semula untuk memahami rempah-rempah ketika
hanya membayangkan mitos surga pernah mengalami masa bersemi hingga
akhirnya mengalami masa gugurnya pada
1
Untuk lebih jauh mengetahui profil Negeri abad ke-19.
Rempah Foundation dapat merujuk website Artikel ini mengulas jejak rempah-
lembaga ini https://negerirempah.org/. rempah di Nusantara dengan

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)


³1HJHUL 5HPSDK-5HPSDK´« Fadly Rahman) 349

mengalegorikannya melalui sifat musim hingga 18.2 Braudel merumuskan sejarah


tanaman kala bersemi hingga gugurnya. total ke dalam tiga unsur waktu yang
Dari alegori rempah-rempah, dapat meliputi: masa yang panjang (longue
diketahui ketika masa bersemi sebelum durée) terkait ruang-ruang geografis, masa
abad ke-18, rempah-rempah merupakan yang sedang (conjoncture) terkait siklus
kemasyuran Nusantara. Dampaknya, para ekonomi, dan masa yang pendek (les
petualang bahari dari berbagai penjuru événements) terkait peristiwa-peristiwa
dunia melakukan eksplorasi ke Nusantara. politik.
Dari eksplorasi itu rempah-rempah Apabila pendekatan sejarah total
berkembang menjadi sarana penting yang Braudel direfleksikan ke dalam konteks
memantik perkembangan ilmu lingkup Nusantara melacak kembali jejak
pengetahuan modern sepanjang abad ke-16 rempah-rempah, maka akan tampak
hingga ke-17, mulai dari bidang kartografi keterkaitan aspek geografi, politik,
hingga observasi kekayaan biodiversitas ekonomi, budaya, lingkungan, dan ilmu
Nusantara dalam bidang botani. Akan pengetahuan di dalamnya. Dalam
tetapi di balik spirit eksplorasi ilmu perspektif sejarah total, pelacakan
pengetahuan itu, berkembang pula keterkaitan antaraspek inilah yang dapat
aktivitas eksploitasi alam hingga membuka dijadikan sebagai pola untuk memahami
jalan kekuasaan politik kolonial pada abad dinamika permasalahan dari masa bersemi
ke-19 yang sekaligus meredupkan hingga gugurnya rempah-rempah.
kemasyhuran rempah-rempah di
Nusantara. Melalui artikel ini akan C. HASIL DAN BAHASAN
direfleksikan proses tercerabutnya 1. Musim Semi Rempah-Rempah
rempah-rempah dari akar alam Indonesia Pada masa kuno, rempah-rempah
serta memori kolektif bangsa, sebelum adalah simbol eksotisme, kekayaan,
sekarang pemerintah dan berbagai elemen prestise, dan sarat dengan kesakralan.
berupaya membuatnya kembali bersemi Dalam berbagai catatan kuno di Mesir,
dari musim gugurnya. Tiongkok, Mesopotamia, India, Yunani,
Romawi, serta Jazirah Arab, rempah-
B. METODE PENELITIAN rempah mulanya hanya dipercaya sebagai
Penelitian ini menggunakan metode panacea (obat penyembuh) daripada
sejarah. Diawali dari tahap heuristik, yaitu pecitarasa makanan. Hal ini misalnya
melakukan penelusuran sumber primer dan diungkap oleh filsuf Theophrastus (sekitar
sekunder. Tahap berikutnya kritik dan 372 ± 287 M), bahwa rempah-rempah
interpretasi terhadap sumber. Setelah itu, seperti lada masih banyak digunakan tabib
tahapan akhir adalah historiografi. daripada juru masak. (Turner, 2011: 59).
Sumber yang digunakan terdiri dari Kegunaan rempah-rempah lantas
catatan perjalanan, laporan penelitian, berkembang menjadi bumbu untuk
artikel, dan dokumentasi terkait eksplorasi, menutupi rasa tidak enak dan bau dari
penelitian, dan eksploitasi rempah-rempah. makanan, selain untuk menjaga kondisi
Sebagai komoditas yang sangat dihargai makanan agar tetap segar. Ketika daun,
mahal, dicari sekaligus dibutuhkan oleh biji, akar, dan getah dari rempah-rempah
masyarakat di banyak belahan dunia, memiliki rasa dan aroma yang dinilai
melalui hubungan niaga dan politik, menyenangkan, secara bertahap ini
rempah-rempah telah menghubungkan menjadi cikal bakal komoditas ekonomi
antarkawasan geografis di dunia. Untuk
mengkaji keterhubungan itu, digunakan 2
pendekatan sejarah total (histoire totale) Tiga jilid buku Braudel yang ditelaah di sini
adalah versi terjemahan bahasa Inggrisnya,
dari Fernand Braudel yang diterapkan
Civilization and Capitalism: 15 ± 18th Century,
dalam konteks Mediterania abad ke-15 (London: Collins, 1984).

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)


350 Patanjala Vol. 11 No. 3 September 2019: 347-362

yang memengaruhi kebudayaan barus (Cinnamomum camphora). Barousai


masyarakat kuno. Maka dari itu, tidak adalah nama yang merujuk kepada Barus,
mengherankan jika rempah-rempah pernah sebuah kota pelabuhan di pesisir barat
dihargai setara dengan emas. Dalam Sumatra Utara yang merupakan produsen
sejarah Alkitab dikisahkan pada abad ke- kapur barus terpenting di dunia pada masa
10 SM, Ratu Sheba mengunjungi Raja kuno. (Drakard, 1989; Guillot, et.al., 2008:
Solomon di Yerusalem dan 34; Ambary, 1994).4
menghadiahinya emas, rempah-rempah Catatan Ptolemeus mengenai Barus
meliputi cengkih, kayu cendana, dan kayu menjadi bukti dokumentasi terawal yang
gaharu dan batu permata (Czarra, 2009). menunjukkan telah hidupnya aktivitas
Pada masa sebelum Masehi, rempah- perniagaan global sejak masa kuno di
rempah dari nusantara telah kawasan produsen kapur barus. Selain
diperdagangkan ke kawasan Mediterania Barus, dalam kronik Tiongkok dan India,
yang mula-mula dilabuhkan di Malabar dikisahkan pula bahwa sebelum abad ke-5
(India). Lalu para pedagang India M, para pedagang dari Nusantara telah
membawanya ke Roma dan Venesia. menguasai niaga komoditas berbau harum
Setelah itu para pedagang Arab dengan lainnya, yakni cengkih dan pala. Sriwijaya
perahu-perahu layarnya membawa yang dalam kronik Tiongkok disebut San-
rempah-rempah melintasi Laut Merah dan fo-WV¶L GLZDUWDNDQ VHEDJDL SHQJXDVD
Teluk Persia. (Turner, 2011: 47, 57 ± 63).3 politik dan niaga di kawasan barat hingga
Petualangan mencari rempah-rempah tengah nusantara sejak abad ke-8 hingga
pada mulanya dijejaki oleh para pedagang 10 M. Kerajaan ini mengontrol seluruh
dari India, Tiongkok, dan Arab. Lalu pada lintas laut Barat dan Tiongkok menuju rute
awal Masehi, Claudius Ptolemeus (sekitar kepulauan rempah-rempah di Maluku dan
90 ± 168 M) memberi informasi penting Selat Malaka. Orang-orang Tionghoa dan
dalam karyanya yang ditulis sekitar 150 M, India sendiri dengan kata lain telah
*HÀJUDSKLNº +\SK¼J•VLV (Pedoman mengetahui rute menuju pusat rempah-
Geografi), mengenai jalan menuju rempah (Donkin, 2003: 163). Petualangan
Nusantara. Ahli geografi, matematika, dan bahari inilah yang menjadi cikal bakal
astronomi dari Alexandria, Mesir (koloni terbentuknya jalur rempah, sebagai jalur
Kekaisaran Romawi) ini membuat catatan perniagaan internasional terpenting pada
dan pemetaan yang memperkirakan lokasi abad pertengahan±selain Jalur Sutra.5
Asia melalui rute Venesia, Alexandria,
Teluk Aden (Yaman), India, Barus,
Tiongkok lalu kembali ke Venesia. 4
Kapur barus adalah komoditas rempah yang
3WROHPHXV PHQ\HEXW QDPD ³OLPD SXODX
dipakai di Mesir Kuno untuk mengawetkan
%DURXVDL´ GL DQWDUD NDZDVDQ GL 7LPXU mumi-PXPL )LU¶DXQ 'DODP SHQHOLWLDQ
Jauh, sebagai kota pelabuhan di mana arkeologis, ditemukan bukti penggunaan kapur
kerap berlangsung transaksi minyak wangi barus untuk membalsem mumi-mumi di Mesir
dan keramik dari Yunani dengan kapur pada sekitar 500 SM. Para arkeolog mengaku
mencium aroma kapur barus dari jasad mumi-
3 mumi yang ditelitinya (Czarra, 2009: 31).
Pada awal Masehi pelaut dari Guangzhou 5
Jalur Sutra adalah rute perdagangan kuno
bernama Nan-Yueh untuk pertama kalinya
yang membentang dari Asia Tengah hingga
membawa cengkih dari Maluku ke Tiongkok.
Eropa. Melalui jalur ini, diperdagangkan
Kisah anekdotal menunjukkan bahwa pada
beragam komoditas seperti sutra-sutra halus
abad ke-3 M, orang-orang di istana Tiongkok
dari Tiongkok, rempah-rempah, wewangian,
memiliki kebiasaan membawa cengkih ke
anggur, dan batu koral dari Mediterania hingga
dalam mulut mereka sehingga nafas mereka
menciptakan hubungan ekonomi, politik, dan
terasa harum ketika berbicara di hadapan
budaya antara Asia Timur, Asia Tengah, dan
Kaisar Han. (Czarra, 2009: 35).
Eropa. (Wood, 2009).

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)


³1HJHUL 5HPSDK-5HPSDK´« Fadly Rahman) 351

Setidaknya para pedagang Tionghoa menutupi bau amis daging. Kabar ini
hingga abad ke-13 M menjadi kunci beredar di Eropa pada abad pertengahan.
penyalur niaga rempah-rempah dari Kenyataannya, kemampuan rempah-
Maluku, sebagai pusatnya. Dari Banda, rempah tidaklah seperti dimitoskan,
mereka bergerak ke barat melalui terlebih ketika teknik pengawetan seperti
Sulawesi, Kalimantan, Jawa lalu melintasi penggaraman, pengasapan, pengasaman,
Selat Malaka, dan terus berlayar hingga dan pengasinan mulai diketahui
India menuju pasar rempah-rempah di (Freedman, 2008: 3).
Malabar. Setelah itu, kapal-kapal dari Arab Berita Tiongkok Ying-Yai Sheng-Lan
mengirimkan rempah-rempah melintasi (tinjauan menyeluruh di lautan samudera)
Samudera Hindia menuju Teluk Persia dan dari Ma Huan yang merupakan laporan
Laut Merah. Sejak abad ke-14, rempah- navigasi Zheng He (1405), membuka
rempah akhirnya sampai ke tangan orang- periode baru dunia niaga di Nanyang (Asia
orang Eropa (Freedman, 2008: 2; Turner, Tenggara). Periode ini ditandai impor
2011; 46 ± 47). Dari abad ke abad, massal lada diikuti konsumsinya yang
hubungan niaga ini menjadi simpul terus meningkat di Tiongkok selama abad
berbagai bangsa untuk menuntaskan ke-15. Selain itu periode ini pun menandai
sendiri rasa penasarannya mencapai letak awal dimulainya perkembangan pertukaran
³VXUJD UHPSDK-UHPSDK´ \DQJ VHEHOXPQ\D bahan makanan dengan rempah-rempah
hanya sekedar imaji dan kabar kabur saja. antarlintas benua. 7
Kabar kabur itu misalnya didapati Abad ke-15 dapat dikatakan sebagai
dari perjalanan Marco Polo ke Nusantara ³DEDG UHPSDK-UHPSDK´. Apabila pada
(Komroff, 1953: 271) pada akhir abad ke- abad-abad sebelumnya rempah-rempah
13, kala ia melaporkan suasana di Jawa: kerap dianggap sebagai bahan medis, maka
sejak abad ke-15 citranya bergeser sebagai
³The country abounds with rich
penguat cita rasa hidangan di lingkungan
commodities. Pepper, nutmegs,
monarki Eropa. Pada masa itu mulai
spikenard, galangal, cubebs, cloves
terbangun kesadaran membaharui citra
and all the other valuable spices and
kelam makanan selama abad pertengahan
drugs, are the produce of the
yang tidak berselera. Seiring itu, buku-
island´.
buku masak mulai bermunculan di Eropa
(Negeri ini berlimpah ruah dengan (Freedman, 2008: 19 ± 20).
komoditas. Lada, pala, spikenard 6, Sebuah buku masak di Inggris,
laos, kemukus, cengkih dan segala misalnya, memuat resep jenis ikan Atlantik
jenis rempah-rempah serta obat- (haddock) dengan kuah saus yang diberi
obatan yang dihasilkan di kepulauan QDPD ´gyve´ %XPEX VDXVQ\D GLEXDW GDUL
di negeri ini). cengkih, bunga pala, lada, kayu manis,
Polo tidak mengetahui, bahwa Jawa kismis, kunyit, kayu cendana, dan jahe.
hanyalah entrepot dari komoditas yang Rempah-rempah hampir dominan
disebutkannya itu. Kabar kabur juga terkait membumbui olahan makanan pada Abad
mitos rempah-rempah yang dinilai mampu Pertengahan. Sepanjang abad ke-13 hingga
mengawetkan daging dari kebusukan atau 7
Masa pertukaran tanaman ini kini disebut
dengan istilah ´&ROXPELDQ ([FKDQJH´. Istilah
6
Minyak wangi yang diolah dari bahan ini merujuk rangkaian penjelajahan lintas
tanaman aromatik Nardostachys jatamansi samudera pada abad ke-16 yang dipengaruhi
yang berasal dari India Utara. Spikenard adalah oleh ekspedisi Christoper Columbus (1492).
salah satu komoditas yang diperdagangkan Penjelajahan ini memunculkan dampak
pada masa Yunani dan Rowawi Kuno dan pertukaran a.l. wabah penyakit, ragam tanaman
disebut-sebut pula dalam Injil (Turner, 2004: pangan, dan ide antarbenua. (Nunn & Qian,
70, 84, 92). 2010: 163 ± 188; lihat juga Diamond, 2013).

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)


352 Patanjala Vol. 11 No. 3 September 2019: 347-362

15, sekitar 75% rempah-rempah muncul Lalu tibalah abad ke-15, sebuah
dalam resep-resep di berbagai buku masak. masa penting ketika para petualang Eropa
Buku masak dari Inggris bahkan berlomba-lomba melacak letak kepulauan
mengandung kurang dari 90% resep rempah-rempah. Setelah pada 1511
berempah. Pada abad ke-14, juru masak Portugis berhasil menaklukkan Malaka,
istana Prancis bernama Taillevent $OIRQVR G¶$OEXUTXHUTXH yang menjadi
menyusun buku masak bertajuk Viandier penguasa di Goa, India, memerintahkan
(pemakan daging). Ia manyatakan bahwa Antonio de Abreu dan Francisco Serrao
bahan-bahan masak standar di Eropa untuk menemukan letak kepulauan
biasanya memuat secara terpisah 20 jenis rempah-rempah. Ini menandakan ketika
rempah. (Freedman, 2008: 19 ± 20; lihat Alburquerque memerintahkan Abreau dan
juga Laurioux, 1983: 16 ± 17). Serrao, ia belum mengetahui Maluku
Sejak abad ke-15, Eropa bukan sebagai kepulauan yang dimaksudnya.
hanya disergap kegandrungan terhadap (Pires, 1944: LXXX; Anam, 2016: 142).
rempah-rempah, namun juga hawa nafsu Tome Pires, seorang pakar obat-
dari para penguasa kerajaan, pedagang, obatan dari Portugis yang datang ke
dan petualang untuk turut ambil bagian Malaka±setelah ditaklukkan oleh Portugis,
dalam eksplorasi rempah-rempah menuju mengisahkan ihwal petualangannya di
nusantara. Pada abad ke-16, para petualang Jawa dan Sumatra. Dalam karyanya, Suma
dari Eropa dengan berbagai ekspedisi Oriental (Ikhtisar Wilayah Timur), yang
baharinya mulai serius melakukan ditulis di Malaka sejak 1512 hingga 1515,
eksplorasi rempah-rempah. Ini adalah Pires mencatat percakapannya dengan para
masa yang sangat menentukan bagi awal pedagang Melayu perihal wilayah rempah-
kekuasaan Eropa di Nusantara. rempah:
³7KH 0DOD\ PHUFKDQWV VD\ WKDW *RG
2. Eropa dan Eksplorasi Rempah-
made Timor fod sandalwood, and
Rempah
Banda for mace and the Moluccas
Sejak awal Masehi, Ptolomeus
for cloves, and this merchandise is
sebenarnya telah membuka jalan
not known anywhereelse in the
pengetahuan menuju kepulauan rempah-
world except in these places; and I
rempah untuk dunia Eropa. Meski masih
asked and enquired very diligently
diselimuti banyak keraguan karena ketika
whether they had this merchandise
itu Ptolomeus menganggap Samudera
anywhere else and everyone said
Hindia adalah samudera tertutup.
QRW´ (Pires, 1944: 204; lihat juga
Anggapan ini diyakini di kalangan orang
Anam, 2016: 142).
Eropa sepanjang abad pertengahan. Maka
dari itu, hingga abad ke-13 M di Eropa (Tuhan telah menciptakan Timor
belum berkembang kesadaran untuk meniti untuk kayu cendana dan Banda
jalan pengetahuan itu. 8 Tidak heran jika untuk pala serta Maluku untuk
FHULWD ³.HSXODXDQ 5HPSDK-5HPSDK´ cengkih, dan barang dagangan ini
banyak diselimuti mitos dan imajinasi. tidak dikenal di tempat lain di dunia
ini kecuali di tempat-tempat tadi;
dan telah saya tanyakan dan selidiki
8
dengan teliti apakah barang ini
Pengecualian Marco Polo, pedagang dan terdapat di tempat lain, dan semua
penjelajah Italia yang sejak 1271 hingga 1295
orang katakan tidak).
mendobrak mitos samudera yang tertutup
dengan melakukan pelayaran ke Asia. Informasi dari para pedagang
Perjalanannya dibukukan dalam Il Milione Melayu tentang wilayah asal tanaman kayu
(Sejuta) atau dalam versi Inggris bertajuk cendana, pala dan bunga pala, serta
Travels of Marco Polo (Komroff, 1953).

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)


³1HJHUL 5HPSDK-5HPSDK´« Fadly Rahman) 353

cengkih menunjukkan pada awal abad ke- terakumulasi menjadi pengetahuan bagi
16, orang Eropa seperti Pires belum perkembangan ilmu kartografi di Eropa.
mengetahui pasti lokasi wilayah produsen Para ahli kartografi dari Portugis, Spanyol,
tanaman-tanaman rempah itu berada. Para Italia, Belanda, dan Jerman saling
pedagang Melayu itu menuturkan perlu berlomba melakukan pemetaan kawasan
waktu enam hingga tujuh hari dengan Nusantara dengan segala presisinya. Peta
kondisi angin yang baik untuk menuju menjadi alat navigasi yang diandalkan oleh
Maluku. Setiap tahun para pedagang dari para mualim untuk membawa mereka ke
Malaka dan Jawa datang ke kepulauan ini. kepulauan rempah-rempah. Tidak heran
Mereka mendapatkan kayu cendana yang jika para penguasa di Eropa sejak abad ke-
dibawa ke Malaka. Kayu cendana 15 mengerahkan dan mendanai para
diperjualbelikan sangat baik serta kartograf dan mualim terbaiknya.
dibutuhkan dan dimanfaatkan masyarakat Peta jualah yang membuka jalan
di Nusantara, terutama di kalangan orang Eropa mencapai Nusantara. Setelah
penganut paganisme.9 (Pires, 1944: 204). Portugis berhasil menguasai Malaka,
Wilayah yang menjadi sumber praktis mereka±di samping Spanyol
tanaman cengkih (Eugenia aromatica) menjadi yang sangat menguasai rute
adalah lima pulau kecil di Maluku, yaitu menuju kepulauan rempah-rempah. Rute
Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan; rempah-rempah ini lantas dirahasiakan
selain juga Halmahera, terutama di Jailolo. rapat-rapat oleh Portugis agar tidak
Adapun wilayah produsen tanaman pala diketahui bangsa Eropa lainnya. Dengan
(Myristica fragrans) adalah Banda, selain kata lain, Portugis ingin memonopoli
juga di Halmahera Timur, meliputi Maba, rempah-rempah untuk dirinya sendiri.
Patani, dan Weda (Anam, 2016: 142). Rahasia rute rempah-rempah
Sebagai penghasil dua komoditas rempah- Portugis memicu rasa penasaran para
rempah yang dihargai mahal di Eropa, pesaing Eropa lainnya. Berbagai cara
wilayah-wilayah tersebut tentunya menjadi dilakukan para pesaing demi menyibak
incaran para petualang dan pedagang rahasia itu. Di antaranya bahkan
Eropa. memutuskan masuk ke Portugal hingga
Informasi demi informasi terkait wilayah kekuasaannya di Goa, India,
kepulauan rempah-rempah mulai dari dengan berbagai cara. Aksi fenomenal
catatan Ptolomeus, Polo, hingga Pires dilakukan oleh kartograf Belanda Jan
Huygen van Linschoten. Sepanjang 1583 ±
1588, Linschoten menyusup dengan cara
9
Bukan hanya citra eksotik Kepulauan menyamar menjadi sekretaris biarawan di
Nusantara yang banyak diimajinasikan oleh seminari Portugis di Goa. Sepanjang
para petualang Eropa pada Abad Pertengahan. misinya hingga sekembalinya ke Belanda
Ketika pertama kali melakukan lawatan ke pada 1592, ia berhasil menyalin informasi
Nusantara, para petualang Eropa seperti Pires
pengetahuan navigasi Portugis meliputi
juga melihat sisi gelap kehidupan masyarakat
Nusantara melalui berbagai sebutan semacam
peta-peta, pelabuhan-pelabuhan dagang,
³SHQ\HPEDK EHUKDOD´ ³ELDGDE´ GDQ ³NDQLEDO´ serta berbagai petunjuk penting
Istilah-istilah itu sebenarnya lebih mewakili perdagangan Portugis (Saldanha, 2011:
subyektivitas orang-orang Eropa dalam menilai 153 ± 154).
tradisi, moral, dan kebiasaan yang melekat Selain itu, di Belanda sepanjang
dalam kehidupan masyarakat Nusantara. 1590-an, kartograf Petrus Plancius
Imajinasi orang Eropa tentang kebiadaban melakukan serangkaian aksi spionase dan
masyarakat ini sebenarnya merujuk ke kawasan penyogokan terhadap orang-orang di
yang bukan Islam, mengingat pada akhir abad Semenanjung Iberia dan London demi
ke-12 hingga 13, kawasan Islam diakui orang-
memperoleh berbagai manuskrip peta dan
orang Eropa memiliki peradaban tinggi dalam
bidang ilmu pengetahuan.
pedoman menuju nusantara. Ia lalu

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)


354 Patanjala Vol. 11 No. 3 September 2019: 347-362

menerjemahkan, menggambar ulang, dan West Indies10 diikuti penerjemahannya ke


menerbitkan berbagai manuskrip peta serta dalam bahasa Jerman, Latin, dan Prancis.
pedoman yang diperoleh. Demi Sebuah magnum opus pada masanya
membuktikan data-data Plancius, pada (Masselman, 1967: 15; Saldanha, 2011:
1592 Cornelis de Houtman melakukan 170 ± 171).
petualangan ke Lisbon untuk menggali Di balik kesan eksotisnya, manfaat
informasi lokasi kepulauan rempah- rempah-rempah sebagaimana dinarasikan
rempah. Awal 1594, ia kembali ke dalam Itinerario juga mendorong nilai
Amsterdam tanpa mengetahui bahwa komersilnya sebagai komoditas niaga yang
sebelumnya Linschoten telah terlebih membuat penasaran Inggris diikuti orang-
dahulu mengetahui rute rempah-rempah. orang Eropa lainnya untuk ambil bagian
Meski saling tidak mengetahui, namun dalam perniagaannya. Rasa penasaran dan
berdasarkan informasi yang disadapnya ingin tahu terhadap kepulauan rempah-
dari Portugis, keduanya menyimpulkan rempah, mulai terpecahkan ketika
Banten adalah lokasi tepat untuk membeli Linschoten mendeskripsikan Maluku
rempah-rempah. Pada penghujung 1594, sebagai produsen cengkih, sebagaimana
Houtman berlayar via Tanjung Harapan dituangkan dalam Itinerario (versi
menuju Banten dengan tiga kapal terjemahan Inggris-nya), sebagai berikut:
dagangnya (Hollandia, Amsterdam, dan
Mauritius). Medio 1596 mereka akhirnya ³These Ilands [of Maluco] have no
berlabuh di Banten. (Masselman, 1961, other spice then cloves, but in so
1963, & 1967; Saldanha, 2011). great abundance, that as it
Ketika Houtman berlabuh di Banten, appeareth, by them the whole world
pada tahun yang sama Linschoten is filled therewith. In this Iland are
menerbitkan karyanya, Itinerario: Voyage found firie hilles, thet are very dry
ofte schipvaert van Jan Huygen van and burnt land, they have nothing
Linschoten naer oost ofte Portugaels els but victuals of flesh and fish, but
Indien 1579-1592 atau disingkat Itinerario for Rice, Corne, Onyons, Garlick,
naer Oost ofte Portugaels Indien and such like, and all other
(pedoman perjalanan ke Timur atau Hindia necessaries, some are brought from
Portugis). Rute yang dirahasiakan sekian Portingale, and some from other
lama oleh Portugis akhirnya disingkap oleh places thereabout, which they take
Linschoten. Itinerario adalah karya maha and barter for cloves ´ (Linschoten
penting bagi Belanda. Dikatakan penting, Jilid I [1598] 1885: 117).
karena Linschoten bukan hanya
(Kepulauan ini [Maluku] tidak
menyajikan peta, namun juga
memiliki rempah-rempah lain selain
menerangkan rinci varietas rempah serta
cengkih. Akan tetapi dengan jumlah
wilayah-wilayah yang menumbuhkannya.
cengkih yang melimpah
Tidak heran dengan pengetahuan yang
sebagaimana terlihat, Maluku
dikandung di dalamnya, selain mendorong
memenuhi kebutuhan cengkih untuk
pembentukan Belanda sebagai penguasa
seluruh dunia. Di pulau ini
rempah-rempah, Itinerario juga membantu
ditemukan bebukitan dengan padang
Inggris dalam petualangannya mencari
rumput serta kondisi tanah yang
rempah-rempah. Pada 1598 atau dua tahun
sangat kering dan gersang, mereka
setelah penerbitannya di Belanda, terbit
tidak punya apa-apa selain makanan
edisi terjemahannya dalam bahasa Inggris,
dari daging dan ikan, namun untuk
John Huighen van Linschoten, His
Discours of Voyages into ye Easte and
10
Dalam tulisan ini saya menggunakan edisi
terjemahan Inggris, Itinerario terbitan 1885.

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)


³1HJHUL 5HPSDK-5HPSDK´« Fadly Rahman) 355

beras, jagung, bawang merah, penglihatan, serta jika dicampur susu


bawang putih, dan sejenisnya serta dapat membangkitkan gairah birahi)
kebutuhan lainnya, beberapa di
Bukan hanya cengkih, informasi
antaranya dibawa dari Portugis, dan
jenis-jenis rempah berikut khasiatnya juga
beberapa lainnya dari wilayah
banyak diuraikan Linschoten. Wajar,
sekitar, yang mereka peroleh dan
sebagai buku yang sangat informatif serta
barter dengan cengkih).
sarat dengan pengetahuan rempah-rempah,
Selain mendeskripsikan Maluku para penguasa, petualang, dan pedagang
sebagai produsen cengkih, Linschoten juga Eropa menjadikan Itinerario sebagai
melukiskan bagaimana penduduk Maluku pedoman untuk mencapai Nusantara.
memanfaatkan cengkih. Dalam amatannya, Akan tetapi yang penting untuk
cengkih biasa dimanfaatkan oleh penduduk digarisbawahi dari Itinerario adalah
Maluku sebagai bahan minuman baik bagaimana keberhasilan Linschoten
untuk keperluan medis maupun afrodisiak memusatkan fokus pemetaannya ke Selat
(pembangkit gairah): Sunda yang menghubungkan Samudera
Hindia ke Laut Jawa dan Maluku. Dari
The water of greene Cloves distilled
laporannya, menjadi jelas posisi Sunda
is very pleasant of smel, and
Kelapa dan dan Selat Malaka merupakan
strengthneth the hart, likewise they
entrepot dari komoditas cengkih, pala, dan
procure sweating in men that have
bunga pala yang didatangkan dari Maluku.
the Pox, with Cloves, Nutmegges,
Pemetaannya inilah yang membukakan
Mace, long and black Pepper; some
jalan bagi para petualang bahari Eropa
lay the poulder [powder] of Cloves
menuju kepulauan rempah-rempah.
upon a mans head, that hath a paine
Selang dua tahun setelah terbitnya
in it, that proceedeth of colde. They
Itinerario, pada 1600 berdiri maskapai
strengthen the Liver, the Maw
dagang Inggris, East India Company
[stomach], and the hart, they further
(EIC). Kemudian pada 1602 Belanda
digestion, they procure evacuation
mendirikan maskapai dagangnya,
of the Urine, and stop lascativenes
Vereenigde Oostindische Compagnie
[diarrhea], and being put into the
(VOC)±mengikuti jejak Portugis yang
eyes, preserveth the sight, and foure
sejak awal abad ke-16 mendirikan Estado
Drammes being drunke with Milke,
da Ìndia di Goa. Prancis pun tidak ingin
doe procure lust. (Linschoten Jilid
ketinggalan±meski jelas sangat tertinggal±
II, [1598] 1885: 83±84).
dengan mendirikan Compagnie Française
(Air berwarna hijau dari pour le commerce des Indes Orientales
penyulingan cengkih aromanya atau French East Indian Company pada
sangat menyenangkan, dan dapat 1664 (Malleson, 1909). Niaga rempah-
menguatkan jantung, selain dapat rempah bukan hanya menjadi pendorong
menghasilkan keringat pada berkembangnya sistem perdagangan lintas
penderita cacar jika menggunakan benua, namun juga adalah jalan yang
cengkih, pala, bunga pala, lada penting bagi Eropa untuk memulai
panjang dan lada hitam; beberapa ekspansi kekuasaannya (Pollmer, 2000).
orang meletakkan [serbuk] cengkih
di atas kepala seorang pria yang 3. Musim Gugur
mengalami sakit kepala. Cengkih Linschoten tidak pernah menyangka,
menyehatkan hati, lambung, jantung, karyanya Itinerario telah memicu geliat
pencernaan, melancarkan urine, globalisasi dengan menempatkan
menghentikan diare, jika diteteskan Nusantara sebagai porosnya. Hal ini
ke mata dapat menajamkan ditandai dengan pendirian maskapai

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)


356 Patanjala Vol. 11 No. 3 September 2019: 347-362

dagang EIC dan VOC yang memicu produk-produk yang dapat dihasilkan dari
eksplorasi disertai kian sengitnya setiap jenis tanaman disertai lokasi di mana
persaingan antarmaskapai menguasai niaga tanaman itu bisa ditemukan dan
rempah-rempah.11 Terlebih setelah VOC di dibudidayakan, cara budidayanya, masa
bawah Jan Pieterszoon Coen berhasil panen atau berbunga, hingga kegunaannya
menaklukkan Jayakarta pada 1619±lalu untuk bahan makanan, obat dan hal-hal
mengubah namanya menjadi Batavia pada teknis lainnya.
1621, monopoli terhadap rempah-rempah Peran Rumphius dalam bidang
praktis dikuasai maskapai Belanda ini. botani bukan hanya meneliti karakteristik
Hasrat besar untuk mencapai rempah-rempah, melainkan varietas
kepulauan rempah-rempah sejalan dengan tumbuhan di Ambon yang dibudidayakan,
hasrat besar para petualang bahari Eropa diolah, dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
untuk menjelajahi dunia yang dipantik oleh Jika pengamat terdahulu seperti Linschoten
spirit Renaissance di Eropa pada abad ke- memandang Maluku dari sisi rempah-
17. Sebagai maskapai dagang besar, VOC rempah, maka Rumphius berandil
telah menarik perhatian orang-orang Eropa mengubah citra Maluku menjadi
dari luar Belanda untuk bergabung di ³ODERUDWRULXP´ ERWDQL GL 1XVDQWDUD.
dalamnya. Mereka yang bergabung Rempah-rempah seperti cengkih hanya
memiliki latar belakang profesi dan salah satu teras ekonomi di Ambon. Sektor
motivasi yang beragam, dari militer, subsisten berupa budidaya tanaman pangan
pedagang, misionaris, hingga ilmuwan. adalah intinya (Knaap, 2003: 3).
Meski beragam motivasi, mereka sama- VOC sendiri cenderung memilih
sama memiliki hasrat petualangan yang memuliakan rempah-rempah semata
besar: mencapai Hindia Timur, negeri di sebagai komoditas bisnisnya belaka tanpa
mana mereka menaruhkan harapannya mementingkan aspek ilmu pengetahuan
memperoleh kekayaan dan kemasyhuran. yang ditekuni Rumphius. Hal ini bisa
Orang-orang Jerman adalah yang dibuktikan dari begitu abai dan
paling banyak bergabung dengan VOC. terlambatnya VOC menerbitkan magnum
Salah satunya Georg Everhard Rumpf alias opus penelitian Rumphius, Herbarium
Rumphius (1628? ± 1702). Pada 1652, Amboinense. Setelah sang botanis wafat
Rumphius direkrut VOC. Lalu pada 1653, pada 170212, itikad untuk menerbitkan
ia ditempatkan di Ambon. Pada pandangan karya pentingnya baru terlaksana 39 tahun
pertamanya, ia dibuat jatuh cinta dengan kemudian (1741). Penundaan ini
alam Ambon. Hampir setengah abad disebabkan kecemasan VOC jikalau dalam
hidupnya dihabiskan di Ambon untuk kumpulan naskah hasil penelitian
mencatat beribu jenis tanaman±selain juga Rumphius terkandung sesuatu yang dapat
hewan. Kurang lebih 1200 spesies tanaman menjatuhkan wibawanya. Selain itu VOC
dari jenis pohon, belukar, herbal, hingga juga cemas jika karya Rumphius ini akan
akar umbi ia catatkan namanya dalam memberikan petunjuk kepada para
berbagai nama dalam bahasa Belanda,
Latin, Melayu, (jika mungkin Ternate, 12
Sebelum wafatnya, selama hidup di Ambon,
Banda, Makassar, Jawa, terkadang Arab, beberapa ujian merundung Rumphius. Pada
Tiongkok, Portugis, dan Hindustan). Di 1670 ia mengalami kebutaan permanen akibat
antara 350 spesies tanaman ia buatkan penyakit glaukoma yang dideritanya. Empat
ilustrasinya selain juga menjelaskan tahun kemudian, istri dan anak perempuannya
menjadi korban gempa bumi yang melanda
11 Ambon. Pada 1687 ia diuji musibah kebakaran
Rujuk studi Martine Julia van Ittersum
yang menghabiskan koleksi buku, naskah dan
(2016) mengenai persaingan antara VOC dan
ilustrasinya. Hanya sedikit dari karyanya yang
EIC dalam memperebutkan Banda pada kurun
bisa diselamatkan. (Sirks, 1945).
1609 ± 1621.

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)


³1HJHUL 5HPSDK-5HPSDK´« Fadly Rahman) 357

rivalnya. Pengetahuan yang dikandungnya mencuri informasi dari penduduk Sawu


dikhawatirkan dapat digunakan untuk seputar rempah dan asal-usulnya.
menyaingi VOC serta mengurangi labanya. Parkinson mengatakan bahwa masyarakat
Walhasil, naskah penelitian Rumphius lokal mengetahui betul rempah-rempah
tentang sejarah dan geografi Kepulauan karena mereka memberi nama setiap
Maluku mengalami embargo. Barulah atas rempah dalam bahasanya (Hooker, 1896:
jasa Valentijn±yang mengatasnamakan 339). Geograf Prancis, Bruzen de la
sebagai sahabat Rumphius, naskah-naskah Martinière (dalam Dorléans, 2006: 146),
itu diterbitkan.13 Nasib yang sama juga dalam karyanya Le Grand dictionnaire
menimpa dua belas jilid naskah Herbarium geographique, historique et critique
Amboinense yang sempat tertahan lama di (1768), juga melaporkan perihal penduduk
tangan Gubernur Jenderal Camphuys. Ambon yang mempelajari cara bercocok
Kekaguman sang gubernur pada naskah itu tanam cengkih karena nilai ekonominya
membuat ia harus menyalinnya terlebih menguntungkan. Dalam pengamatannya,
dahulu hingga rampung pada 1697 niaga rempah-rempah telah membuka
sebelum kemudian dikirimkan ke Belanda. pintu bagi masuknya berbagai jenis bahan
Herbarium Amboinense yang terdiri dari makanan ke Ambon. Akan tetapi,
enam jilid (dengan urut tahun terbit 1741 ± peperangan yang terjadi terus-menerus
1750) akhirnya diterbitkan pada 1741. telah menghalangi pembudidayaannya.
Buku ini didedikasikan sebagai anumerta Setelah Prancis mendirikan
bagi Rumphius atas jasanya mencatat maskapai dagangnya pada 1664, para
dunia botani Ambon (Sirks, 1945: 304, ilmuwan Prancis termasuk Martinière
306). mulai ambil bagian dalam penyelidikan
Dalam Herbarium Amboinense, ilmiah rempah-rempah di Maluku. Motif
Rumphius bukan hanya mengarahkan Prancis melakukan eksplorasi rempah-
khalayak pembacanya untuk memuliakan rempah ini bukan semata karena faktor
rempah-rempah, melainkan juga kekayaan niaga, melainkan spirit ilmu pengetahuan
vegetasi di Maluku sebagai ladang dalam meneliti cengkih dan pala sebagai
penelitian ilmu pengetahuan yang dapat komoditas rempah yang tengah populer di
dimanfaatkan bagi khalayak. Pengetahuan Prancis. Seorang ilmuwan Prancis anggota
botani yang dikuasai Rumphius tidak dapat Académie des Sciences, Belle Lettre et Arts
dipisahkan dari kontribusi pengetahuan (Akademi Ilmu Pengetahuan, Sastra, dan
yang diperolehnya dari penduduk pribumi Seni) bernama Henri-Alexandre Tessier
selama ia hidup di Ambon. Dalam hal mengungkapkan perhatiannya terhadap
pengetahuan rempah-rempah, tidak dapat cengkih dan pala berikut pandangannya
dipungkiri penduduk pribumi memiliki terhadap Belanda sebagai penguasa
pengetahuan dalam pembudidayaan dan komoditas ini sebagaimana tertuang dalam
pemanfaatannya. Hal ini misalnya dicatat catatannya pada Juli 1779:
oleh Parkinson ketika pada 1770 ia berada
4XRLTX¶HQ )UDQFH O XVDJH GHV
di pelosok Sawu. Parkinson adalah juru
aromates ait diminué à mesure que
gambar dari ahli botani Inggris, Josep
Banks. Ketika Banks tengah menyelidiki l'abus qu'on en faisoit a été prouvé
rempah-rempah, Parkinson sempat & reconnu, cependant il y en a des
espèces, telles que la muscade & le
clou de gérofle, dont la
13
Valentijn diduga menggunakan namanya consommation est encore
sendiri dengan menggunakan karya Rumphius considérable, & le sera long-tems.
untuk menyusun Verhandelingen der dieren in Ces deux productions exotiques sont
Ambon (pembahasan tentang fauna di Ambon) vendues par les Hollandois, qui les
dan juga Oud en Nieuw-Oost Indien (Hindia récoltent dans une de leurs Isles,
Timur Lama dan Kini, 1724 ± 1726).

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)


358 Patanjala Vol. 11 No. 3 September 2019: 347-362

exclusivement aux autres nations, Sikap Belanda bertolak belakang


par les soins qu'ils prennent dengan Prancis yang lebih menjunjung
d'arracher les plants d'épiceries prinsip ilmiah dan kemanusiaan daripada
dans les lieux où ils ne peuvent les menangguk keuntungan ekonomi belaka.
garder. Etrange effet de l'avidité Cara-cara Belanda yang mengawasi
d'un peuple commerçant, qui veut dengan ketat dan mudah memusnahkan
que la nature ne soit bienfaisante tanaman rempah-rempah semata karena
que pour lui! (Tessier, 1779: 47). persaingan niaga, telah menghancurkan
secara sistematis kawasan penelitian
(Meskipun di Prancis penggunaan
Rumphius di Banda, Ambon, Seram, Buru,
tanaman aromatik14 telah berkurang
dan Alfuru. Setelah Rumphius wafat,
karena pemanfaatannya telah
potensi rempah-rempah di Maluku secara
dibuktikan dan diakui, ada beberapa
alamiah dan ilmiah mengalami
spesies [rempah-rempah], seperti
kemandegan budidaya. Hal ini amat
pala dan cengkeh yang berpeluang
disayangkan oleh Tessier, karena artinya
besar dimanfaatkan untuk jangka
cara-cara eksploitatif VOC ini memutus
panjang. Kedua tanaman eksotis ini
warisan pengetahuan Rumphius. Tessier
dijual Belanda yang mereka peroleh
(1779: 51) sendiri memuji karya
di salah satu kepulauannya dan
Rumphius, sebagaimana ia nyatakan:
diperdagangkan khusus untuk
negara-negara lain, disertai segala ³Parmi les Auteurs qui ont décrit
kecemasannya dengan melakukan le géroflier, on distingue, sur-tout,
penghancuran benih-benih tanaman Valentinus & Rumphius. Ce
rempah yang baru tumbuh agar dernier a vu cet arbre & ses
pihak lain tidak dapat variétés sur les lieux, & il les a
menyimpannya. Efek aneh dari dessinés lui-même. C'est
keserakahan orang yang berdagang, particulièrement d'après lui que
yang menginginkan alam hanya nous allons en donner une juste
bermanfaat untuk dirinya saja!) idée.´
Tidak adanya itikad baik VOC untuk (Di antara para penulis yang telah
membuat tenang kondisi perniagaan dan mendeskripsikan cengkih, kami
lingkungan di kepulauan rempah-rempah membedakan antara Valentinus
jelas membuat heran Tessier. Keheranan [baca: Valentijn] dan Rumphius.
juga menyelimuti pikiran peneliti Prancis Nama yang disebut terakhir
lainnya, Pierre-Marie François de Pagès. langsung melukiskan pohon
Menurut Pagès, meski VOC sudah sejak cengkih dan varietasnya di
lama menguasai negeri rempah-rempah, tempatnya tumbuh, dan ia sendiri
maskapai dagang itu terus memerangi dan yang melukiskannya. Dari
menaklukan bangsa lain, serta menyulut Rumphius-lah kami memperoleh
terus api permusuhan di Maluku. Pagès berbagai pemikiran hebat).
menyindir VOC untuk sejatinya meniru
cara-cara Spanyol dan Portugis dalam
menerapkan kebijakan amalgamasi di
tanah koloninya. 15 dan menciptakan bangsa yang dijajahnya sama
dengan Spanyol. Caranya dengan mendukung
14 perkawinan orang pribumi dan Spanyol. Ini
Tanaman aromatik yang dimaksud
adalah cara tepat untuk melancarkan proyek
contohnya adalah safron, fennel, chervil, basil,
pembentukan koloni nasional dengan bangsa
dill, parsley, dan rosemary.
lain, daripada tabiat Belanda yang hanya selalu
15
Berbeda dengan Spanyol yang menurut membangun maskapai dagang di negeri asing.
Pagès cenderung melindungi orang pribumi (Pagès dalam Dorléans, 2006: 229, 231).

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)


³1HJHUL 5HPSDK-5HPSDK´« Fadly Rahman) 359

Pernyataan Tessier itu menunjukkan le prix. C'est à M. Poivre


pentingnya peran Rumphius yang particulièrement que la France a
menginspirasi Prancis melakukan misi cette obligation, puisque c'est par
eksplorasi rempah-rempahnya ke Maluku. son zèle que le géroflier, ainsi que le
Keseriusan Prancis terwujud berkat muscadier, a été d'abord importé &
instruksi Raja Louis XV yang mengutus planté dans les Isles de France, de
botanis Pierre Poivre (anggota Académie %RXUERQ GH 6HFKHOOHV«´
des Sciences, Belle Lettre et Arts) untuk
(Kami ingin memiliki rincian perihal
melakukan ekspedisi pertamanya ke
pembudidayaan cengkih di
Maluku terhitung sejak 1749 hingga 1756
Kepulauan Prancis (Bourbon,
dengan misi mencari rempah-rempah.
Sechelle dan Cayenne), kondisi
Pencarian itu diupayakan lalu dibawa dan
perkebunannya, serta ekspektasi
ditanam di Mauritius, salah satu pulau
yang dapat diperoleh dari produk
Prancis (ilê de France) di Afrika Timur±
pembudidayaannya. Ketika pohon-
selain pulau-pulau kekuasaan Prancis di
pohon ini cukup waktu untuk
Afrika lainnya, seperti Bourbon, Sechelles,
berbuah secara berlimpah; kami
dan Cayenne±yang dikehendaki Poivre
tentunya puas mengetahui jenis
dapat dibangun sebagai sentra tanaman
rempah-rempah ini (baca: cengkih
budidaya milik Prancis. Segala jenis
dan pala) tumbuh dan membuahkan
tanaman rempah seperti cengkih, pala,
hasil bagi kami, meski tentu tidak
kayumanis, dan lada, (selain aneka jenis
sesempurna di wilayah asalnya,
buah-buahan seperti mangga, nangka,
Maluku atau Ambon. Setidaknya
kelengkeng, leci, rotan, kapulaga, kunyit,
patut bagi kami berkomitmen atas
jahe, pinang, kelapa, kelerak, coklat, dan
segala keuntungan dengan memberi
sukun) berhasil dibawa dan dibudidayakan
penghargaan bagi setiap patriot.
di Mauritius. Pada 1783, proyek budidaya
Khususnya kepada Tuan Poivre,
rempah-rempah Poivre berhasil dilakukan
Prancis memiliki kewajiban ini,
dengan hasil memuaskan (Dorléans , 2006:
karena dengan semangatnya,
265 ± 275). Kesuksesan itu dinyatakan
cengkih dan pala, untuk pertama
Tessier (1779: 53 ± 54) dalam catatannya:
kalinya diimpor & ditanam di
Kepulauan Perancis, Bourbon &
Nous aurions désiré avoir des
Sechelles...´)
détails sur la manière dont on
cultive le géroflier aux Isles de
Prancis sukses memanen rempah-
France, de Bourbon, de Sechelle &
rempah dari misi ilmiahnya. Lalu,
de Cayenne, ainsi que sur l'état
bagaimana musim semi rempah-rempah di
actuel des plantations, & sur les
kepulauan rempah-rempah sendiri? Selama
espérances qu'on peut avoir de leurs
VOC mengalami kemunduran sejak 1720,
produits, lorsque ces arbres auront
kejayaan maskapai ini akhirnya berakhir
acquis assez de force pour donner
pada 1799. Seiring itu, masa musim semi
du fruit abondamment;
rempah-rempah pun berakhir. Suasana
ceséclaircissemens nous manquant,
musim gugur rempah-rempah tersirat dari
il faut nous contenter de savoir que
sepucuk surat bertanggal 23 Mei 1821.
cette espèce d'épicerie croît &
Surat itu ditulis naturalis Jerman,
fructifie dans nos possessions, sinon
Reinwardt, yang ditujukan untuk rekannya
aussi parfaitement que dans les
di Haarlem, M. van Marum. Dalam
Moluques, leur pays natal, ou même
suratnya, Reinwardt melaporkan perihal
à Amboine, au moins assez bien
perjalanan dan hasil penelitiannya di
pour qu'on puisse s'en promettre un
Banda. Ujarnya, pohon-pohon pala hampir
avantage dont tout bon patriote sent

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)


360 Patanjala Vol. 11 No. 3 September 2019: 347-362

menutupi pulau itu. Tanah Banda sendiri D. PENUTUP


tidak begitu subur, sehingga semua bahan Dari catatan Ptolemeus pada awal
makanan harus diimpor dari lain daerah. Masehi hingga Rumphius pada abad ke-17
Reinwardt seakan menyayangkan kondisi hingga 18, rempah-rempah merupakan
ini, karena menurutnya dari rekam jejak kunci penting untuk memahami dinamika
perniagaan, Banda merupakan salah satu sejarah global yang menghubungkan
tempat terkaya di muka bumi. (Heiningen, Nusantara dengan berbagai kawasan di
2011: 436 ± 437). Pada abad ke-19, dunia. Demi rempah-rempah, para
Belanda mulai mendepak rempah-rempah petualang dan pedagang dari berbagai
dan banyak berfokus di Jawa. Pemerintah penjuru dunia mengembara di lautan
Hindia Belanda lebih memilih beralih ke menuju Nusantara. Pengembaraan mereka
komoditas seperti kopi, teh, coklat, dan bukan hanya mencapai kepulauan rempah-
tembakau yang dinilainya lebih rempah, namun juga membuka jalur
menguntungkan di pasaran dunia demi menuju rempah-rempah yang dipantik dari
menutupi hutang-hutang VOC pasca studi pemetaan geografi yang salah
kebangkrutannya jelang akhir abad ke- satunya menghasilkan karya kartografi
18.16 Begitulah, aroma rempah-rempah di penting, Itinerario oleh Jan Huygen van
balik kemasyhuran nama Banda dan Linschoten. Itinerario membuka
wilayah-wilayah di Kepulauan Maluku pengetahuan jalur rempah-rempah yang
lainnya pun meredup ,EDUDWQ\D ´KDELV kemudian memicu pendirian berbagai
PDQLV VHSDK GLEXDQJ´ maskapai dagang Eropa (Portugis, Inggris,
Seandainya Belanda mengikuti Prancis, Belanda, dan Prancis) pada abad ke-16.
bukan tidak mungkin Banda dan wilayah Dalam perkembangannya, orientasi VOC
di Kepulauan Maluku lainnya menjadi tidak hanya berdagang, namun menanam
kawasan yang tenang untuk pengembangan benih-benih kekuasaan di Nusantara ±yang
budidaya dan budaya rempah-rempah. kelak berkembang menjadi negara kolonial
Terlebih ketekunan Rumphius dalam pada abad ke-19.
mencatat pengetahuan botani untuk Orientasi eksplorasi rempah-rempah
memberdayakan kekayaan sumber daya VOC berkembang menjadi eksploitasi
rempah-rempah sedianya menjadi modal ekonomi dan politik yang menarik
untuk dikembangkan secara ilmiah. Akan perhatian para ilmuwan untuk datang
tetapi sayang, karena tidak ada keinginan melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan di
yang tulus terhadap nilai-nilai keilmuan kepulauan rempah-rempah. Herbarium
seperti dimaksudkan Poivre, maka buah Amboinense buah karya Rumphius yang
karya Rumphius akhirnya ibarat oase di mengungkap kekayaan vegetasi di Maluku
padang pasir saja! menjadi oase ilmu pengetahuan di tengah
nafsu kekuasaan VOC dalam
mengeksploitasi kepulauan rempah-
rempah tidak lebih sebagai ladang
ekonomi belaka. Selain mengabaikan
karya Rumphius, VOC juga
16
Pollmer (2000: 67) menilai beralihnya membengkalaikan kekayaan alam di
perhatian Eropa dari rempah-rempah ke kopi, kepulauan rempah-rempah yang
teh, coklat, dan tembakau bukan hanya semata dikuasainya. Akan tetapi di balik itu, karya
faktor keuntungan ekonomi, melainkan juga Rumphius menjadi peletak dasar bagi awal
semakin meningkatnya tren selera konsumsi
perkembangan ilmu botani modern.
masyarakat Eropa terhadap kopi, teh, coklat,
dan tembakau pada abad ke-18. Masyarakat Dengan meretas hubungan narasi
Eropa meyakini empat komoditas konsumsi itu eksplorasi dan eksploitasi rempah-rempah
mengandung zat stimulan yang lebih mudah setidaknya ini menjadi semacam pengantar
dicerna daripada rempah-rempah. untuk memahami keterkaitan politik,

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)


³1HJHUL 5HPSDK-5HPSDK´« Fadly Rahman) 361

ekonomi, lingkungan, dan ilmu 0DVVHOPDQ *HRUJH ³'XWFK &RORQLDO 3ROLF\ LQ


pengetahuan yang menentukan WKH 6HYHQWHHQWK &HQWXU\´ GDODP The
pembentukan pola kolonialisasi Belanda di Journal of Economic History, Vol. 21
Indonesia pada abad ke-19. Gugurnya No. 4. 1961.
rempah-rempah setelah lama berseminya Nunn, Nathan dan Nancy Qian. ³The
pada satu sisi menjadi penghantar bagi Columbian Exchange: A History of
berseminya kolonialisme Belanda, dan Disease, Food, DQG ,GHDV´, dalam
pada sisi lain menjadikan Maluku menjadi Journal of Economic Perspectives, Vol.
wilayah di timur Indonesia yang sejak 24 No. 2 Spring, 2010.
masa kemerdekaan terlupakan jejak-jejak 3ROOPHU 'R] 8GR ³7KH 6SLFH 7UDGH DQG LWV
NHPDV\KXUDQQ\D VHEDJDL ³QHJHUL UHPSDK- ,PSRUWDQFH IRU (XURSHDQ ([SDQVLRQ´
UHPSDK´ 17 dalam Migration & Diffusion, Vol. 1
No. 4. 2000.
DAFTAR SUMBER Saldanha, Arun. ³The Itineraries of Geography:
1. Jurnal, Makalah, dan Disertasi Jan Huygen van Linschoten's Itinerario
and Dutch
$PEDU\ +DVDQ 0XDULI ³7KH (VWDEOLVKPHQW RI
Expeditions to the Indian Ocean, 1594±
Islamic Rule in the Eastern Coast of
1602´, dalam Annals of the Association
Sumatra and its Role in the Maritime Silk
of American Geographers, 101:1, 2011.
Road in the XIIIth ± XVIIth´ Makalah
dalam International Seminar of The
6WRWW 'DYLG $GDP ³,QWHJUDWLRQ DQG &RQIOLFW LQ
Contributions of the Islamic Culture for
,QGRQHVLD¶V 6SLFH ,VODQGV´ GDOam The
the Maritime Silk Route, Quanzhou,
Asia-Pacific Journal, Vol. 15 Issue 11
China, 21±26 February 1994.
No. 4. 2017.
Drakard, Jane "An Indian Ocean Port: Sources
Zuber, Charles. 2005.
for the Earlier History of Barus", dalam
Islands of Imagination: Representations
Archipel, vol. 37, 1989. Hlm. 53±82.
of the Spice Islands from Pre-colonial to
van Ittersum, Martine Julia ´Debating Natural Post-colonial Times. Disertasi.
Law in the Banda Islands: A Case Study Department of International Business
in Anglo±Dutch Imperial Competition in and Asian Studies, Griffith Business
the East Indies, 1609±1621´ dalam School, Griffith University.
History of European Idea, 2016.
Laurioux, Bruno. ³De l'usage des épices dans 2. Buku
l'alimentation médiévale´, dalam
Médiévales, No. 5, 1983. Amal, M. Adnan. 2016.
Kepulauan Rempah - Rempah:
Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250 ±
1950. Jakarta: Kepustakaan Populer
17
Terkait dengan kondisi Maluku pasca- Gramedia.
kemerdekaan Indonesia, dapat merujuk studi Braudel, Fernand. 1981 (Jilid I), 1982 (Jilid II),
Stott (2017) yang mengangkat isu integrasi dan 1984 (Jilid III).
konflik di Maluku dengan mengkaji isu Civilization and Capitalism: 15 ± 18th
separatisme organisasi Republik Maluku Century (judul asli Civilisation matérielle,
Selatan yang menghendaki pemisahan diri dari économie et capitalisme, XVe - XVIIe
Indonesia hingga konflik sektarian pasca- siècle, diterjemahkan oleh Siân Reynolds)
reformasi (1999 ± 2002). Menurut Stott, (Jilid I The Structure of Everyday Life:
konflik-konflik itu adalah warisan dari akar The Limits of the Possible; Jilid II The
masa lalu Maluku yang dijalari berbagai Wheel of Commerce; dan Jilid III The
konflik politik dan ekonomi ketika Belanda Perspectife of the World). London:
menguasai niaga rempah-rempah sejak 1602. Collins, 1984
Lihat juga studi Zuber (2005) yang mengkaji
SHUMDODQDQ ³NHSXODXDQ UHPSDK-UHPSDK´ GDUL Czarra, Fred. 2009.
masa pra-kolonial hingga poskolonial.

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)


362 Patanjala Vol. 11 No. 3 September 2019: 347-362

Spices: a Global History. London: The Money Trees: The Spice Trade. New
Reaktion Books. York: McGraw Hill.
Diamond, Jared. 2013. Pires, Tomé. 1944.
Guns, Germs, & Steel (Bedil, Kuman, & The Suma Oriental of Tomé Pires an
Baja) : Rangkuman Riwayat Masyarakat Account of the East, from The Red Sea to
Manusia. Jakarta: KPG. Japan, Written in Malacca and India in
1512 ± 1515 and the Book of Fransisco
Donkin, Robin A. 2003.
Rodrigues, Rutter of a Voyage in the Red
Between East and West: the Moluccas
Sea, Nautical Rules, Almanack and Maps,
and the Traffic in Spices up to the Arrival
Written and Drawn in the East Before
of Europeans. Philadelphia: Memoirs of
1515 (diterjemahkan oleh Armando
the American Philosophical Society.
Cortesão). London: Hakluyt Society.
Freedman, Paul. 2008.
Sirks, M.J. 1915.
Out of the East: Spices and the Medieval
³* ( 5XPSKLXV´ GDODP 0 - 6LUNV GDQ
Imagination, New Haven & London: Yale
B. Marius Jacob. Indisch
University Press.
natuuronderzoek: academic proefschrift.
Guillot, Claude et.al. 2008. Amsterdam: V.H. Ellerman, Harms & Co
Barus Seribu Tahun yang Lalu. Jakarta:
________. 1945.
Kepustakaan Populer Gramedia.
³5XPSKLXV WKH %OLQG 6HHU RI $PERLQD´
Van Heiningen, Teunis Willem. 2011. dalam Pieter Honing dan Frans Verdoorn
The Correspondence of Caspar Georg (eds.). Science and Scientist in the
Carl Reindwardt (1773 ± 1854) Part One: Nederlands Indies. New York: Riverside.
1802 ± 1819. The Hague: Dutch - History
Smith, Anthony D. 1991.
of Science-Web Centre,
National Identity. London: Penguin.
www.dwc.knaw.nl/wp-
content/bestanden/reinwardt.pdf, Tessier, Henri-Alexandre. 1799.
³0pPRLUH VXU O¶LPSRUWDWLRQ GX *pURIOLHU
Hooker, Joseph D. (ed.).
des Moluques aux Isles de France, de
1896. Journal of the Right Hon. Sir
Bourbon & de Sechelles, & de ces Isles à
Joseph Banks. London: Macmillan.
&D\HQQH ´ Observations sur la Physique,
Knaap, Gerrit . 2004. VXU O¶+LVWRLUH 1DWXUHOOH HW VXU OHV $UWV 14,
De VOC en de Bevolking van Ambon, no. 2 (1779).
1656 ± 1696. Leiden: KITLV.
Turner, Jack. 2004.
Komroff, Manuel. 1953. The History of a Temptation. New York:
The Travels of Marco Polo (The Vintage Books.
Venetian). New York: Random House.
Wood, Frances. 2009.
Jalur Sutra: Dua Ribu Tahun di Jantung
Linschoten, Jan Huygen van . [1598] 1885.
Asia. Jakarta: Elex Media Komputindo.
The Voyage of John Huyghen van
Linschoten to the East Indies. 2 jilid.
(diterjemahkan oleh W. Philip). London:
Hakluyt Society.
Malleson, B. 1909.
History of the French in India: from the
Founding of Pondichery in 1674 to the
Capture of that Place in 1761. Edinburg:
John Grant.
Masselman, George. 1963.
The Cradle of Colonialism. New Haven:
Yale University Press.
______. 1967.

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)

Anda mungkin juga menyukai