´1(*(5, 5(03$+-5(03$+µ
DARI MASA BERSEMI HINGGA GUGURNYA
KEJAYAAN REMPAH-REMPAH
´63,&(6 /$1'µ )520 7+( 635,1* 72 7+( )$// 2) 63,&(6 */25<
Fadly Rahman
Departemen Sejarah dan Filologi
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran
E-mail: fadly.rahman@unpad.ac.id
Naskah Diterima: 3 Mei 2019 Naskah Direvisi: 3 September 2019 Naskah Disetujui : 28 September 2019
DOI: 10.30959/patanjala.v11i3.527
Abstrak
Artikel ini membahas kedudukan rempah-rempah sebagai bagian penting dari sejarah
Indonesia dengan mengkajinya dari perspektif sejarah total. Komoditas seperti cengkeh dan pala
yang dihasilkan di Kepulauan Maluku pada masa lalu pernah dihargai tinggi dalam ekonomi
global. Eksplorasi pelayaran dari berbagai penjuru dunia demi mencari rempah-rempah lantas
PHQFLSWDNDQ ³-DOXU 5HPSDK´ \DQJ PHQMDGLNDQ Nusantara sebagai poros ekonomi global. Selain
berpengaruh besar terhadap berbagai unsur kehidupan dalam lingkup global, eksplorasi rempah-
rempah telah memicu temuan penting dalam bidang ilmu pengetahuan, mulai dari Itinerario karya
kartografi oleh Jan Huygen van Linschoten hingga Herbarium Amboinense karya botanikal oleh
Rumphius. Akan tetapi di balik itu, rempah-rempah memicu terjadinya praktik eksploitasi alam.
Dengan menggunakan pendekatan sejarah total sebagaimana diterapkan oleh Fernand Braudel,
artikel ini menyajikan hubungan sejarah, politik dagang, budaya, alam, dan ilmu pengetahuan di
balik eksplorasi dan eksploitasi rempah-rempah di Nusantara.
Kata kunci: rempah-rempah, eksplorasi, eksploitasi.
Abstract
This article discusses spices as an important part of Indonesian history through the lens of
total historical perspective. In the past, commodities such as cloves and nutmegs which grew in
Moluccas Island have been highly valued in global economic trade. Sea voyage exploration from
all over the world LQ TXHVW RI VSLFHV KDV FUHDWHG WKH ³6SLFH 5RXWH´ WKDW PDNHs nusantara became
the axis of global economy. Besides very influential on so many aspects of life in global scope, the
exploration of spices was also engendering the important discovery in scientific field ranging from
from Itinerario, a cartographical work of Jan Huygen Linschoten to Herbarium Amboinense, a
botanical work of Rumphius. Nevertheless, the exploration was also encourages the exploitation of
nature. By applying total history approach as applied by Fernand Braudel, this article try to trace
the connection of history, trade politics, culture, nature and science behind the story of exploration
and exploitation of spices.
Keywords: spice, exploration, exploitation.
Setidaknya para pedagang Tionghoa menutupi bau amis daging. Kabar ini
hingga abad ke-13 M menjadi kunci beredar di Eropa pada abad pertengahan.
penyalur niaga rempah-rempah dari Kenyataannya, kemampuan rempah-
Maluku, sebagai pusatnya. Dari Banda, rempah tidaklah seperti dimitoskan,
mereka bergerak ke barat melalui terlebih ketika teknik pengawetan seperti
Sulawesi, Kalimantan, Jawa lalu melintasi penggaraman, pengasapan, pengasaman,
Selat Malaka, dan terus berlayar hingga dan pengasinan mulai diketahui
India menuju pasar rempah-rempah di (Freedman, 2008: 3).
Malabar. Setelah itu, kapal-kapal dari Arab Berita Tiongkok Ying-Yai Sheng-Lan
mengirimkan rempah-rempah melintasi (tinjauan menyeluruh di lautan samudera)
Samudera Hindia menuju Teluk Persia dan dari Ma Huan yang merupakan laporan
Laut Merah. Sejak abad ke-14, rempah- navigasi Zheng He (1405), membuka
rempah akhirnya sampai ke tangan orang- periode baru dunia niaga di Nanyang (Asia
orang Eropa (Freedman, 2008: 2; Turner, Tenggara). Periode ini ditandai impor
2011; 46 ± 47). Dari abad ke abad, massal lada diikuti konsumsinya yang
hubungan niaga ini menjadi simpul terus meningkat di Tiongkok selama abad
berbagai bangsa untuk menuntaskan ke-15. Selain itu periode ini pun menandai
sendiri rasa penasarannya mencapai letak awal dimulainya perkembangan pertukaran
³VXUJD UHPSDK-UHPSDK´ \DQJ VHEHOXPQ\D bahan makanan dengan rempah-rempah
hanya sekedar imaji dan kabar kabur saja. antarlintas benua. 7
Kabar kabur itu misalnya didapati Abad ke-15 dapat dikatakan sebagai
dari perjalanan Marco Polo ke Nusantara ³DEDG UHPSDK-UHPSDK´. Apabila pada
(Komroff, 1953: 271) pada akhir abad ke- abad-abad sebelumnya rempah-rempah
13, kala ia melaporkan suasana di Jawa: kerap dianggap sebagai bahan medis, maka
sejak abad ke-15 citranya bergeser sebagai
³The country abounds with rich
penguat cita rasa hidangan di lingkungan
commodities. Pepper, nutmegs,
monarki Eropa. Pada masa itu mulai
spikenard, galangal, cubebs, cloves
terbangun kesadaran membaharui citra
and all the other valuable spices and
kelam makanan selama abad pertengahan
drugs, are the produce of the
yang tidak berselera. Seiring itu, buku-
island´.
buku masak mulai bermunculan di Eropa
(Negeri ini berlimpah ruah dengan (Freedman, 2008: 19 ± 20).
komoditas. Lada, pala, spikenard 6, Sebuah buku masak di Inggris,
laos, kemukus, cengkih dan segala misalnya, memuat resep jenis ikan Atlantik
jenis rempah-rempah serta obat- (haddock) dengan kuah saus yang diberi
obatan yang dihasilkan di kepulauan QDPD ´gyve´ %XPEX VDXVQ\D GLEXDW GDUL
di negeri ini). cengkih, bunga pala, lada, kayu manis,
Polo tidak mengetahui, bahwa Jawa kismis, kunyit, kayu cendana, dan jahe.
hanyalah entrepot dari komoditas yang Rempah-rempah hampir dominan
disebutkannya itu. Kabar kabur juga terkait membumbui olahan makanan pada Abad
mitos rempah-rempah yang dinilai mampu Pertengahan. Sepanjang abad ke-13 hingga
mengawetkan daging dari kebusukan atau 7
Masa pertukaran tanaman ini kini disebut
dengan istilah ´&ROXPELDQ ([FKDQJH´. Istilah
6
Minyak wangi yang diolah dari bahan ini merujuk rangkaian penjelajahan lintas
tanaman aromatik Nardostachys jatamansi samudera pada abad ke-16 yang dipengaruhi
yang berasal dari India Utara. Spikenard adalah oleh ekspedisi Christoper Columbus (1492).
salah satu komoditas yang diperdagangkan Penjelajahan ini memunculkan dampak
pada masa Yunani dan Rowawi Kuno dan pertukaran a.l. wabah penyakit, ragam tanaman
disebut-sebut pula dalam Injil (Turner, 2004: pangan, dan ide antarbenua. (Nunn & Qian,
70, 84, 92). 2010: 163 ± 188; lihat juga Diamond, 2013).
15, sekitar 75% rempah-rempah muncul Lalu tibalah abad ke-15, sebuah
dalam resep-resep di berbagai buku masak. masa penting ketika para petualang Eropa
Buku masak dari Inggris bahkan berlomba-lomba melacak letak kepulauan
mengandung kurang dari 90% resep rempah-rempah. Setelah pada 1511
berempah. Pada abad ke-14, juru masak Portugis berhasil menaklukkan Malaka,
istana Prancis bernama Taillevent $OIRQVR G¶$OEXUTXHUTXH yang menjadi
menyusun buku masak bertajuk Viandier penguasa di Goa, India, memerintahkan
(pemakan daging). Ia manyatakan bahwa Antonio de Abreu dan Francisco Serrao
bahan-bahan masak standar di Eropa untuk menemukan letak kepulauan
biasanya memuat secara terpisah 20 jenis rempah-rempah. Ini menandakan ketika
rempah. (Freedman, 2008: 19 ± 20; lihat Alburquerque memerintahkan Abreau dan
juga Laurioux, 1983: 16 ± 17). Serrao, ia belum mengetahui Maluku
Sejak abad ke-15, Eropa bukan sebagai kepulauan yang dimaksudnya.
hanya disergap kegandrungan terhadap (Pires, 1944: LXXX; Anam, 2016: 142).
rempah-rempah, namun juga hawa nafsu Tome Pires, seorang pakar obat-
dari para penguasa kerajaan, pedagang, obatan dari Portugis yang datang ke
dan petualang untuk turut ambil bagian Malaka±setelah ditaklukkan oleh Portugis,
dalam eksplorasi rempah-rempah menuju mengisahkan ihwal petualangannya di
nusantara. Pada abad ke-16, para petualang Jawa dan Sumatra. Dalam karyanya, Suma
dari Eropa dengan berbagai ekspedisi Oriental (Ikhtisar Wilayah Timur), yang
baharinya mulai serius melakukan ditulis di Malaka sejak 1512 hingga 1515,
eksplorasi rempah-rempah. Ini adalah Pires mencatat percakapannya dengan para
masa yang sangat menentukan bagi awal pedagang Melayu perihal wilayah rempah-
kekuasaan Eropa di Nusantara. rempah:
³7KH 0DOD\ PHUFKDQWV VD\ WKDW *RG
2. Eropa dan Eksplorasi Rempah-
made Timor fod sandalwood, and
Rempah
Banda for mace and the Moluccas
Sejak awal Masehi, Ptolomeus
for cloves, and this merchandise is
sebenarnya telah membuka jalan
not known anywhereelse in the
pengetahuan menuju kepulauan rempah-
world except in these places; and I
rempah untuk dunia Eropa. Meski masih
asked and enquired very diligently
diselimuti banyak keraguan karena ketika
whether they had this merchandise
itu Ptolomeus menganggap Samudera
anywhere else and everyone said
Hindia adalah samudera tertutup.
QRW´ (Pires, 1944: 204; lihat juga
Anggapan ini diyakini di kalangan orang
Anam, 2016: 142).
Eropa sepanjang abad pertengahan. Maka
dari itu, hingga abad ke-13 M di Eropa (Tuhan telah menciptakan Timor
belum berkembang kesadaran untuk meniti untuk kayu cendana dan Banda
jalan pengetahuan itu. 8 Tidak heran jika untuk pala serta Maluku untuk
FHULWD ³.HSXODXDQ 5HPSDK-5HPSDK´ cengkih, dan barang dagangan ini
banyak diselimuti mitos dan imajinasi. tidak dikenal di tempat lain di dunia
ini kecuali di tempat-tempat tadi;
dan telah saya tanyakan dan selidiki
8
dengan teliti apakah barang ini
Pengecualian Marco Polo, pedagang dan terdapat di tempat lain, dan semua
penjelajah Italia yang sejak 1271 hingga 1295
orang katakan tidak).
mendobrak mitos samudera yang tertutup
dengan melakukan pelayaran ke Asia. Informasi dari para pedagang
Perjalanannya dibukukan dalam Il Milione Melayu tentang wilayah asal tanaman kayu
(Sejuta) atau dalam versi Inggris bertajuk cendana, pala dan bunga pala, serta
Travels of Marco Polo (Komroff, 1953).
cengkih menunjukkan pada awal abad ke- terakumulasi menjadi pengetahuan bagi
16, orang Eropa seperti Pires belum perkembangan ilmu kartografi di Eropa.
mengetahui pasti lokasi wilayah produsen Para ahli kartografi dari Portugis, Spanyol,
tanaman-tanaman rempah itu berada. Para Italia, Belanda, dan Jerman saling
pedagang Melayu itu menuturkan perlu berlomba melakukan pemetaan kawasan
waktu enam hingga tujuh hari dengan Nusantara dengan segala presisinya. Peta
kondisi angin yang baik untuk menuju menjadi alat navigasi yang diandalkan oleh
Maluku. Setiap tahun para pedagang dari para mualim untuk membawa mereka ke
Malaka dan Jawa datang ke kepulauan ini. kepulauan rempah-rempah. Tidak heran
Mereka mendapatkan kayu cendana yang jika para penguasa di Eropa sejak abad ke-
dibawa ke Malaka. Kayu cendana 15 mengerahkan dan mendanai para
diperjualbelikan sangat baik serta kartograf dan mualim terbaiknya.
dibutuhkan dan dimanfaatkan masyarakat Peta jualah yang membuka jalan
di Nusantara, terutama di kalangan orang Eropa mencapai Nusantara. Setelah
penganut paganisme.9 (Pires, 1944: 204). Portugis berhasil menguasai Malaka,
Wilayah yang menjadi sumber praktis mereka±di samping Spanyol
tanaman cengkih (Eugenia aromatica) menjadi yang sangat menguasai rute
adalah lima pulau kecil di Maluku, yaitu menuju kepulauan rempah-rempah. Rute
Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan; rempah-rempah ini lantas dirahasiakan
selain juga Halmahera, terutama di Jailolo. rapat-rapat oleh Portugis agar tidak
Adapun wilayah produsen tanaman pala diketahui bangsa Eropa lainnya. Dengan
(Myristica fragrans) adalah Banda, selain kata lain, Portugis ingin memonopoli
juga di Halmahera Timur, meliputi Maba, rempah-rempah untuk dirinya sendiri.
Patani, dan Weda (Anam, 2016: 142). Rahasia rute rempah-rempah
Sebagai penghasil dua komoditas rempah- Portugis memicu rasa penasaran para
rempah yang dihargai mahal di Eropa, pesaing Eropa lainnya. Berbagai cara
wilayah-wilayah tersebut tentunya menjadi dilakukan para pesaing demi menyibak
incaran para petualang dan pedagang rahasia itu. Di antaranya bahkan
Eropa. memutuskan masuk ke Portugal hingga
Informasi demi informasi terkait wilayah kekuasaannya di Goa, India,
kepulauan rempah-rempah mulai dari dengan berbagai cara. Aksi fenomenal
catatan Ptolomeus, Polo, hingga Pires dilakukan oleh kartograf Belanda Jan
Huygen van Linschoten. Sepanjang 1583 ±
1588, Linschoten menyusup dengan cara
9
Bukan hanya citra eksotik Kepulauan menyamar menjadi sekretaris biarawan di
Nusantara yang banyak diimajinasikan oleh seminari Portugis di Goa. Sepanjang
para petualang Eropa pada Abad Pertengahan. misinya hingga sekembalinya ke Belanda
Ketika pertama kali melakukan lawatan ke pada 1592, ia berhasil menyalin informasi
Nusantara, para petualang Eropa seperti Pires
pengetahuan navigasi Portugis meliputi
juga melihat sisi gelap kehidupan masyarakat
Nusantara melalui berbagai sebutan semacam
peta-peta, pelabuhan-pelabuhan dagang,
³SHQ\HPEDK EHUKDOD´ ³ELDGDE´ GDQ ³NDQLEDO´ serta berbagai petunjuk penting
Istilah-istilah itu sebenarnya lebih mewakili perdagangan Portugis (Saldanha, 2011:
subyektivitas orang-orang Eropa dalam menilai 153 ± 154).
tradisi, moral, dan kebiasaan yang melekat Selain itu, di Belanda sepanjang
dalam kehidupan masyarakat Nusantara. 1590-an, kartograf Petrus Plancius
Imajinasi orang Eropa tentang kebiadaban melakukan serangkaian aksi spionase dan
masyarakat ini sebenarnya merujuk ke kawasan penyogokan terhadap orang-orang di
yang bukan Islam, mengingat pada akhir abad Semenanjung Iberia dan London demi
ke-12 hingga 13, kawasan Islam diakui orang-
memperoleh berbagai manuskrip peta dan
orang Eropa memiliki peradaban tinggi dalam
bidang ilmu pengetahuan.
pedoman menuju nusantara. Ia lalu
dagang EIC dan VOC yang memicu produk-produk yang dapat dihasilkan dari
eksplorasi disertai kian sengitnya setiap jenis tanaman disertai lokasi di mana
persaingan antarmaskapai menguasai niaga tanaman itu bisa ditemukan dan
rempah-rempah.11 Terlebih setelah VOC di dibudidayakan, cara budidayanya, masa
bawah Jan Pieterszoon Coen berhasil panen atau berbunga, hingga kegunaannya
menaklukkan Jayakarta pada 1619±lalu untuk bahan makanan, obat dan hal-hal
mengubah namanya menjadi Batavia pada teknis lainnya.
1621, monopoli terhadap rempah-rempah Peran Rumphius dalam bidang
praktis dikuasai maskapai Belanda ini. botani bukan hanya meneliti karakteristik
Hasrat besar untuk mencapai rempah-rempah, melainkan varietas
kepulauan rempah-rempah sejalan dengan tumbuhan di Ambon yang dibudidayakan,
hasrat besar para petualang bahari Eropa diolah, dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
untuk menjelajahi dunia yang dipantik oleh Jika pengamat terdahulu seperti Linschoten
spirit Renaissance di Eropa pada abad ke- memandang Maluku dari sisi rempah-
17. Sebagai maskapai dagang besar, VOC rempah, maka Rumphius berandil
telah menarik perhatian orang-orang Eropa mengubah citra Maluku menjadi
dari luar Belanda untuk bergabung di ³ODERUDWRULXP´ ERWDQL GL 1XVDQWDUD.
dalamnya. Mereka yang bergabung Rempah-rempah seperti cengkih hanya
memiliki latar belakang profesi dan salah satu teras ekonomi di Ambon. Sektor
motivasi yang beragam, dari militer, subsisten berupa budidaya tanaman pangan
pedagang, misionaris, hingga ilmuwan. adalah intinya (Knaap, 2003: 3).
Meski beragam motivasi, mereka sama- VOC sendiri cenderung memilih
sama memiliki hasrat petualangan yang memuliakan rempah-rempah semata
besar: mencapai Hindia Timur, negeri di sebagai komoditas bisnisnya belaka tanpa
mana mereka menaruhkan harapannya mementingkan aspek ilmu pengetahuan
memperoleh kekayaan dan kemasyhuran. yang ditekuni Rumphius. Hal ini bisa
Orang-orang Jerman adalah yang dibuktikan dari begitu abai dan
paling banyak bergabung dengan VOC. terlambatnya VOC menerbitkan magnum
Salah satunya Georg Everhard Rumpf alias opus penelitian Rumphius, Herbarium
Rumphius (1628? ± 1702). Pada 1652, Amboinense. Setelah sang botanis wafat
Rumphius direkrut VOC. Lalu pada 1653, pada 170212, itikad untuk menerbitkan
ia ditempatkan di Ambon. Pada pandangan karya pentingnya baru terlaksana 39 tahun
pertamanya, ia dibuat jatuh cinta dengan kemudian (1741). Penundaan ini
alam Ambon. Hampir setengah abad disebabkan kecemasan VOC jikalau dalam
hidupnya dihabiskan di Ambon untuk kumpulan naskah hasil penelitian
mencatat beribu jenis tanaman±selain juga Rumphius terkandung sesuatu yang dapat
hewan. Kurang lebih 1200 spesies tanaman menjatuhkan wibawanya. Selain itu VOC
dari jenis pohon, belukar, herbal, hingga juga cemas jika karya Rumphius ini akan
akar umbi ia catatkan namanya dalam memberikan petunjuk kepada para
berbagai nama dalam bahasa Belanda,
Latin, Melayu, (jika mungkin Ternate, 12
Sebelum wafatnya, selama hidup di Ambon,
Banda, Makassar, Jawa, terkadang Arab, beberapa ujian merundung Rumphius. Pada
Tiongkok, Portugis, dan Hindustan). Di 1670 ia mengalami kebutaan permanen akibat
antara 350 spesies tanaman ia buatkan penyakit glaukoma yang dideritanya. Empat
ilustrasinya selain juga menjelaskan tahun kemudian, istri dan anak perempuannya
menjadi korban gempa bumi yang melanda
11 Ambon. Pada 1687 ia diuji musibah kebakaran
Rujuk studi Martine Julia van Ittersum
yang menghabiskan koleksi buku, naskah dan
(2016) mengenai persaingan antara VOC dan
ilustrasinya. Hanya sedikit dari karyanya yang
EIC dalam memperebutkan Banda pada kurun
bisa diselamatkan. (Sirks, 1945).
1609 ± 1621.
Spices: a Global History. London: The Money Trees: The Spice Trade. New
Reaktion Books. York: McGraw Hill.
Diamond, Jared. 2013. Pires, Tomé. 1944.
Guns, Germs, & Steel (Bedil, Kuman, & The Suma Oriental of Tomé Pires an
Baja) : Rangkuman Riwayat Masyarakat Account of the East, from The Red Sea to
Manusia. Jakarta: KPG. Japan, Written in Malacca and India in
1512 ± 1515 and the Book of Fransisco
Donkin, Robin A. 2003.
Rodrigues, Rutter of a Voyage in the Red
Between East and West: the Moluccas
Sea, Nautical Rules, Almanack and Maps,
and the Traffic in Spices up to the Arrival
Written and Drawn in the East Before
of Europeans. Philadelphia: Memoirs of
1515 (diterjemahkan oleh Armando
the American Philosophical Society.
Cortesão). London: Hakluyt Society.
Freedman, Paul. 2008.
Sirks, M.J. 1915.
Out of the East: Spices and the Medieval
³* ( 5XPSKLXV´ GDODP 0 - 6LUNV GDQ
Imagination, New Haven & London: Yale
B. Marius Jacob. Indisch
University Press.
natuuronderzoek: academic proefschrift.
Guillot, Claude et.al. 2008. Amsterdam: V.H. Ellerman, Harms & Co
Barus Seribu Tahun yang Lalu. Jakarta:
________. 1945.
Kepustakaan Populer Gramedia.
³5XPSKLXV WKH %OLQG 6HHU RI $PERLQD´
Van Heiningen, Teunis Willem. 2011. dalam Pieter Honing dan Frans Verdoorn
The Correspondence of Caspar Georg (eds.). Science and Scientist in the
Carl Reindwardt (1773 ± 1854) Part One: Nederlands Indies. New York: Riverside.
1802 ± 1819. The Hague: Dutch - History
Smith, Anthony D. 1991.
of Science-Web Centre,
National Identity. London: Penguin.
www.dwc.knaw.nl/wp-
content/bestanden/reinwardt.pdf, Tessier, Henri-Alexandre. 1799.
³0pPRLUH VXU O¶LPSRUWDWLRQ GX *pURIOLHU
Hooker, Joseph D. (ed.).
des Moluques aux Isles de France, de
1896. Journal of the Right Hon. Sir
Bourbon & de Sechelles, & de ces Isles à
Joseph Banks. London: Macmillan.
&D\HQQH ´ Observations sur la Physique,
Knaap, Gerrit . 2004. VXU O¶+LVWRLUH 1DWXUHOOH HW VXU OHV $UWV 14,
De VOC en de Bevolking van Ambon, no. 2 (1779).
1656 ± 1696. Leiden: KITLV.
Turner, Jack. 2004.
Komroff, Manuel. 1953. The History of a Temptation. New York:
The Travels of Marco Polo (The Vintage Books.
Venetian). New York: Random House.
Wood, Frances. 2009.
Jalur Sutra: Dua Ribu Tahun di Jantung
Linschoten, Jan Huygen van . [1598] 1885.
Asia. Jakarta: Elex Media Komputindo.
The Voyage of John Huyghen van
Linschoten to the East Indies. 2 jilid.
(diterjemahkan oleh W. Philip). London:
Hakluyt Society.
Malleson, B. 1909.
History of the French in India: from the
Founding of Pondichery in 1674 to the
Capture of that Place in 1761. Edinburg:
John Grant.
Masselman, George. 1963.
The Cradle of Colonialism. New Haven:
Yale University Press.
______. 1967.