Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Bencana alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan. Sayangnya kejadian pun terus saja ada.
Berbagai usaha tidak jarang dianggap maksimal tetapi kenyataan sering tidak terelakkan. Masih untung bagi
kita yang mengagungkan Tuhan sehingga segala kehendak-Nya bisa dimengerti, meski itu berarti derita.
Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang
paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus
direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam arti mudah difahami dan mudah diterima oleh
mereka yang mengalami. Bayangkan saja harta yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, dipelihara bertahun-
tahun lenyap seketika.

1.2  Rumusan Masalah


Masalah – masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1.      Apa devinis bencana alam itu ?
2.      Apa saja macam – macam bencana alam di sekitar kita kita dan cara mengatasinya ?
3. Apa saja dampak dari Gunung Meletus, Tsunami, Tanah Longsor, Kekeringan, Gempa Bumi, dan Banjir
1.3  Tujuan
1.      Menjelaskan devinisi bencana alam.
2.      Menjelaskan macam – macam bencana alam di sekitar kita kita dan cara mengatasinya.
3. Menjelaskan dampak dari Gunung Meletus, Tsunami, Tanah Longsor, Kekeringan, Gempa Bumi, dan
Banjir

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Definisi Bencana Alam


Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti
letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia,
akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan
dan struktural, bahkan sampai kematian.
Bencana alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam. Sebenarnya
gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi. Namun, hanya ketika gejala
alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita
baru dapat menyebutnya sebagai bencana.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana
dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman
bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan
menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak
berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan
hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada
bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa
tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki
kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika
manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan
bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah
& menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan
bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang
cukup.

2
2.2   Gunung Meletus
Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang
didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi,
yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava
yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat
menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius
90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung
berapi aktif.

A. Ciri-ciri gunung berapi akan meletus


Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain
·         Suhu di sekitar gunung naik.
·         Mata air menjadi kering
·         Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
·         Tumbuhan di sekitar gunung layu
·         Binatang di sekitar gunung bermigrasi

B. Hasil letusan gunung berapi


Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
·         Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO),
Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat
membahayakan manusia.
·         Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui
kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat
dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
·         Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya
bagi penduduk di lereng gunung berapi.
·         Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu
letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa
menganggu pernapasan.
·         Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang
panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan
luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan
sesak napas.

C. Dampak Negatif 
Gunung berapi yang meletus tentu akan membawa material yang berbahaya bagi organisme yang
dilaluinya, Karena itu kewaspadaan mutlak diperlukan. Berikut ini hal negatif yang bisa terjadi saat gunung
meletus: 
1.      Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari Sulfur
Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S, No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu
yang berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
2.      Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk di sekitar wilayah
tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi.
3.      Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas akan merusak
pemukiman warga.

3
4.      Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini berarti ekosistem
alamiah hutan terancam.
5.      Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit misalnya saja
ISPA.
6.      Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan adanya letusan gunung berapi.
Sebut saja Gunung Rinjani dan juga Gunung Merapi, kedua gunung ini dalam kondisi normal merupakan
salah satu destinasi wisata terbaik bagi mereka wisatawan pecinta alam.

D. Dampak Positif Letusan Gunung Berapi


Selain dampak negatif, jika ditelaah, letusan gunung berapi juga sebenarnya membawa berkah
meski hanya bagi penduduk yang ada di sekitar. Apa saja? Berikut uraiannya: 

1. Tanah yang dilalui oleh hasil bulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian sebab tanah tersebut
secara alamiah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi
penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.

2. Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah meletus, apa itu? Jawabannya
penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki nilai ekonomis.

3. Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat meletus. Bebatuan tersebut
bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga sekitar gunung.

4. Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi pepohonan yang
membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.

5. Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang keluar dari dalam
bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini kabarnya baik bagi kesehatan kulit.

6. Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan mineral yang sangat melimpah.

7. Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi sebab gunung adalah
penangkan hujan terbaik.

8. Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan pembangkit listrik.

4
2.3 Gempa Bumi
Gempa bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng
bumi, patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan batuan. Kekuatan gempa bumi akibat aktivitas gunung
api dan runtuhan batuan pada umumnya  relatif kecil, sedangkan untuk gempa akibat gerakan lempeng
mempunyai daya kekuatan yang relative besar.

A. PENYEBAB DAN PROSES TERJADINYA GEMPA BUMI

1. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan
oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan
dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan
terjadi.
Gempa  bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah
biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam
kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi  pada
kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa
bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunungapi. Gempa juga dapat terjadi dari
peledakan bahan peledak yang mempunyai kekuatan yang besar. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia
seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
Ø      Hiposenter dan episenter (Focus and Epicenter)
Titik dalam perut bumi yang merupakan sumber gempa dinamakan hiposenter atau fokus. Proyeksi tegak
lurus hiposenter ini ke permukaan bumi dinamakan episenter. Gelombang gempa merambat dari hiposenter ke
patahan sesar fault rupture. Bila kedalaman fokus dari permukaan adalah 0 – 70 km, terjadilah gempa dangkal
(shallow earthquake), sedangkan bila kedalamannya antara 70 – 700 km, terjadilah gempa dalam (deep
earthquake). Gempa dangkal menimbulkan efek goncangan yang lebih dahsyat dibanding gempa dalam. Hal ini
dikarena letak fokus lebih dekat ke permukaan, dimana batu-batuan bersifat lebih keras sehingga melepaskan
lebih besar regangan (strain).
Ø      Sesar Bumi (Eart Fault)
Sesar (fault) adalah celah pada kerak bumi yang berada di perbatasan antara dua lempeng tektonik. Gempa
sangat dipengaruhi oleh pergerakan batuan dan lempeng pada sesar ini. Bila batuan yang menumpu merosot ke
bawah akibat batuan penumpu di kedua sisinya bergerak saling menjauh, sesarnya dinamakan sesar normal
(normal fault). Bila batuan yang menumpu terangkat ke atas akibat batuan penumpu di kedua sisinya bergerak
saling mendorong, sesarnya dinamakan sesar terbalik (reverse fault). Bila kedua batuan pada sesar bergerak
saling menggelangsar, sesarnya dinamakan sesar geseran-jurus (strike-slip fault).
Sesar normal dan sesar terbalik, keduanya menghasilkan perpindahan vertikal (vertical displacement),
sedangkan sesar geseran-jurus menghasilkan perpindahan horizontal (horizontal displacement).
Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia, Eurasia, dan
Pasifik. Lempeng Eurasia dan Australia bertumbukan di lepas pantai barat Pulau Sumatera, lepas pantai selatan
pulau Jawa, lepas pantai Selatan kepulauan Nusatenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan Maluku
sebelah selatan. Antara lempeng Australia dan Pasifik terjadi tumbukan di sekitar Pulau Papua. Sementara
pertemuan antara ketiga lempeng itu terjadi di sekitar Sulawesi. Itulah sebabnya mengapa di pulau-pulau sekitar
pertemuan 3 lempeng itu sering terjadi gempabumi.
Berikut ini adalah 25 Daerah Wilayah Rawan Gempabumi Indonesia yaitu: Aceh, Sumatera Utara
(Simeulue), Sumatera Barat – Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten Pandeglang, Jawa Barat, Bantar Kawung,
Yogyakarta, Lasem, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kepulauan Aru, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sangir Talaud, Maluku Utara, Maluku Selatan, Kepala Burung-Papua Utara,
Jayapura, Nabire, Wamena, dan Kalimantan Timur.
Berdasarkan atas penyebabnya, gempa bumi dapat dikelompokkan sebagai berikut :

5
a. Gempa Tektonik

Adalah gempa yang disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik. Lempeng tektonik bumi kita ini terus
bergerak, ada yang saling mendekat di bagi menjadi:
1.   Penujaman antara kedua lempeng samudra
2.   Penujaman antara kedua lempeng samudra dan lempeng benua
3.   Tumbukan antara kedua lempeng benua
Yang Saling menjauh atau saling mendekat. Karena tepian lempeng yang tidak rata, jika bergesekan maka,
timbullah friksi. Friksi inilah yang kemudian melepaskan energy goncangan.

b. Gempa Vulkanik

Adalah gempa yang disebabkan oleh kegiatan gunungapi. Magma yang berada pada kantong di bawah
gunung tersebut  mendapat tekanan dan  melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran
tanah. Gempa ini disebabkan oleh kegiatan gunungapi. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung
tersebut  mendapat tekanan dan  melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah.

c. Gempa Reruntuhan

Adalah gempa lokal yang terjadi apabila suatu gua di daerah topografi karst atau di daerah pertambangan
runtuh. Sifat gempa bumi runtuhan : Melalui runtuhan dari lubang-lubang interior bumi.
Sebenarnya mekanisme gempa tektonik dan vulkanik adalah sama. Naiknya magma ke permukaan juga
dipicu oleh pergeseran lempeng tektonik pada sesar bumi. Biasanya ini terjadi pada batas lempeng tektonik
yang bersifat konvergen (saling mendesak). Hanya saja pada gempa vulkanik, efek goncangan lebih ditimbulkan
karena desakan magma, sedangkan pada gempa tektonik, efek goncangan langsung ditimbulkan oleh benturan
kedua lempeng tektonik. Bila lempeng tektonik yang terlibat adalah lempeng benua dengan lempeng samudra,
sesarnya berada di dasar laut, karena itu biasanya benturan yang terjadi berpotensi menimbulkan tsunami.
Ø      Menurut Fowler, 1990 mengklasifikasikan gempa berdasarkan kedalaman focus sebagai berikut :
§   Gempa dangkal : kurang dari 70 km
§   Gempa menengah : kurang dari 300 km
§   Gempa dalam : lebih dari 300 km (kadang-kadang > 450 km)
Ø      Anatomi Gempa
Ilmu yang mempelajari tentang gempa disebut dengan seismologi. Ilmu ini mengkaji tentang apa yang terjadi
pada permukaan bumi di saat gempa, bagaimana energi goncangan merambat dari dalam perut bumi ke
permukaan, dan bagaimana energi ini dapat menimbulkan kerusakan, serta proses penunjaman antar lempeng
pada sesar bumi yang menyebabkan terjadinya gempa.

2. Proses Gempa Bumi

Lempeng samudera yang rapat, massanya lebih besar ketika bertumbukkan dengan lempeng benua di zona
tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat
gesekan dari selubung bumi. Perlambatan gerak itu menyebabkan penumpukkan energi di zona subduksi dan
zona patahan. Akibatnya di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas elastisitas
lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses
ini menimbukan getaran partikel ke segala arah yang disebut gelombang gempa bumi.
Hipocenter (focus gempa) adalah istilah yang dugunakan untuk menyebut titik pusat gempa, tempat dimana
sumber energi dilepaskan. Epicenter adalah daerah permukaan yang terdeka dengan Hipocenter. Daerah yang
terletak di epicenter inilah yang merasakan guncangan gempa paling besar. Pada gambar diatas bisa kita pahami
kedua istilah tersebut.
Dikenal terdapat 2 jenis gelombang yang dihasilkan dari proses terjadinya gempa bumi, yaitu gelombang S
(sekunder) dan Gelombang P (Primer).

B. Dampak Terjadinya Gempa Bumi

6
Gempa memiliki kekuatan yang bervariasi,yakni gempa yang berkekuatan rendah,sedang dan tinggi. Apabila
gempa bumi berkekuatan sedang dan tinggi terjadi didekat daratan maka akan menimbulkan kerusakan secara
fisik yang hebat. Contohnya jalan raya terputus, seluruh bangunan terbelah.
Gempa bumi juga dapat menimbulkan bencana sekunder. Contohnya terputusnya listrik,telepon,jaringan air
minum, kebakaran, ledakan dan kekeringan
Gempa bumi yang kuat apabila terjadio di dasar laut dapat menimbulkan gelombang laut yang besar atau
yang biasa disebut TSUNAMI. Tsunami dapat memiliki kecepatan lebih dari 500 km/jam.
Tsunami adalah gelombang besar yang di akibatkan oleh pergeseran bumi di dasar laut. Kata tsunami berasal
dari bahasa Jepang yang berarti gelombang pelabuhan.

C. Ciri-Ciri Terjadinya Gempa Bumi

Gempa bumi yang terjadi memang menakutkan, namun hal ini tidak bisa dihindari mengingat
Indonesia termasuk negara yang rawan akan gempa. Untuk itu, mempelajari dan mewaspadai ciri-ciri
yang biasanya terjadi sebelum gempa adalah hal yang bijaksana.
Ada beberapa ciri-ciri yang dapat terlihat jika akan terjadi gempa bumi. Beberapa ciri-ciri tersebut
antara lain:

Lihat ke Langit
Jika di langit ada awan yang berbentuk seperti angin tornado, pohon, atau batang, di mana
bentuknya berdiri, itu adalah awan gempa yang biasanya muncul sebelum gempa terjadi. Awan yang
berbentuk aneh itu terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan hebat dari dasar
bumi, sehingga gelombang elektromagnetis tersebut ‘menghisap’ daya listrik di awan, oleh karena itu
bentuk awannya jadi seperti tersedot ke bawah. Gelombang elektromagnetis berkekuatan besar itu
sendiri terjadi akibat adanya patahan atau pergeseran lempeng bumi. Tapi kemunculan awan gempa
seperti itu di langit tidak selalu berarti akan ada gempa. Bisa saja memang bentuknya seperti itu.

Coba diuji medan elektromagnetis di dalam rumah


Cek siaran teve, apakah ada suara brebet-brebet ataukah tidak. Jika terdapat mesin fax, cek apakah
lampunya blinking biarpun lagi tidak transmit data. Lalu coba minta orang lain mengirim fax ke kita,
cek apakah teksnya yang diterima berantakan atau tidak. Coba matikan juga aliran listrik. Cek apakah
lampu neon tetap menyala redup atau remang-remang biarpun tak ada arus listrik. Kalo tiba-tiba teve
brebet-brebet, lampu fax blinking, padahal sedang tidak transmitting, teks yang kita terima berantakan
dan neon tetap menyala biarpun tidak ada arus listrik, itu berarti memang sedang ada gelombang
elektromagnetis luar biasa yang sedang terjadi tapi kasat mata dan tidak dapat dirasakan oleh manusia.

Perhatikan hewan-hewan
Cek apakah hewan-hewan seperti “menghilang”, lari atau bertingkah laku aneh/ gelisah. Insting
hewan biasanya tajam dan hewan bisa merasakan gelombang elektromagnetis.

Air tanah
Lihat juga apakah air tanah tiba-tiba menjadi surut tidak seperti biasanya.
Jika empat tanda ini ada atau terlihat dalam waktu bersamaan, segeralah bersiap-siap untuk
evakuasi. Empat tanda tersebut kemungkinan besar menunjukkan memang akan ada gempa
berkekuatan besar. Walaupun demikian, adanya awan gempa yang bentuknya aneh itu, tetap tidak bisa
memastikan kapan gempa terjadi. Oleh karena itu jangan tunggu-tunggu lagi, sebisa mungkin langsung
melakukan tindakan penyelamatan diri untuk menghindari hal-hal yang paling buruk.
Kalau skala gempanya besar dan episentrumnya terletak di laut, kita harus selalu waspada akan
datangnya gelombang tsunami. Tingginya gelombang bisa puluhan meter, bisa juga hanya dua meter.

7
Tapi biarpun hanya dua meter, gelombangnya tidak main-main. Kekuatannya dahsyat (seperti tidak
ada habisnya) dan tekanannya bisa mencapai 190 kilogram.
2.4 Tsunami
Tsunami adalah kata berbahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan(tsu artinya lautan, nami berarti
gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaiangelombang ombak raksasa yang timbul karena adanya
pergeseran di dasar lautakibat gempa bumi.Gelombang ombak yang ditimbulkan memiliki kecepatan 600 mil
per jam(hampir 1.000 km per jam) atau sama dengan kecepatan rata-rata pesawat udara.Tinggi gelombang bisa
mencapai 6 sampai 14 meter untuk ukuran rata-rata, tapi bisa juga mencapai 30 eter. Gelombang tsunami bisa
menghantam daratan selama5 sampai 30 menit.

A. Penyebab Tsunami
Tsunami tidak akan terjadi jika tidak ada faktor pemicu.
 Faktor penyebab terjadinya tsunami ini adalah:

1.Gempa bumi yang berpusat di bawah laut

Meskipun demikian, tidak semua gempa bumi dibawah laut berpotensimenimbulkan tsunami. Gempa bumi
dasar laut dapat menjadi pernyebabterjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai berikut:
•Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
•Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
•Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR 
•Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atauturun).

2.Letusan Gunung Berapi


Letusangunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik (gempa akibat letusan gunung berapi).
Tsunami besar yang terjadi padatahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung Krakatau yang berada diSelat
Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat padatanggal 10-11 April 1815 juga memicu
terjadinya tsunami yang melandaJawa Timur danMaluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang beradadi
wilayah
ring of fire
(sabuk berapi) dunia tentu harus mewaspadaiancaman ini.
3.Longsor bawah laut.
Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempengsamuderadan lempeng benua. Proses ini
mengakibatkan terjadinya palunglaut dan pegunungan. Tsunami karena longsoran bawah laut ini dikenaldengan
nama
tsunamic submarine landslide

4.Hantaman Meteor di Laut


Jatuhnyameteor berukuran besar di laut juga merupakan penyebabterjadinya tsunami.

B. Tanda-tanda akan terjadi Tsunami

Tanda-tanda akan datangnya tsunami di daerah pinggir pantai adalah :


•Air laut yang surut secara tiba-tiba.
•Bau asin yang sangat menyengat.
•Dari kejauhan tampak gelombang putih dan suara gemuruh yang sangatkeras.

C. Rambatan Tsunami

Kecepatan rambat gelombang tsunami berbeda-beda, tergantung pada kedalaman laut. Di laut dalam, kecepatan
rambat tsunami mencapai 500 – 1000km per jam atau setara dengan kecepatan pesawat terbang namun
ketinggiangelombangnya hanya sekitar 1 meter.Ketika gelombang tsunami ini sudah mendekati pantai,kecepatan
rambatnya hanya sekitar 30 km per jam, namun ketinggian gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Ini

8
sebabnya banyak orang yang sedang berlayar di laut dalam tak menyadari adanya tsunami. Mereka baru
mengetahui tsunami telah terjadi ketikatiba di daratan dan menyaksikan kehancuran mengerikan yang disebabkan
olehtsunami.

D. Kerugian akibat Tsunami.

Kerugian akibat Tsunami tentu saja sangat besar, di antaranya adalah rusaknya infrastuktur akibat tejangan air
yang besar dan korban jiwa yang tentu tidak sedikit.

9
2.5 Tanah Longsor
Longsoran atau tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi yang merupakan salah satu jenis gerakan massa
tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya
kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi karena ada gangguan kestabilan pada
tanah/batuan penyusun lereng. yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan
jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.

A. Sebab terjadinya tanah longsor

Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor
pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah
faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi
yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh :

·           Erosi yang disebabkan sungai-sungai atau gelombang laut yang menciptakan lereng-lereng yang terlalu
curam

·           Lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat

·           Gempa Bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng yang lemah

·           Gunung Berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu

·           Getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir

·           Berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju.

B. Dampak yang diakibatkan tanah longsor

Dampak yang diakibatkan oleh bencana tanah longsor adalah korban meninggal dan hancurnya
rumah yang tertimpa longsoran tanah. Dampak negative yang lain yaitu rusaknya lahan hutan dan
pertanian yang berada dilokasi tanah longsor. Akibat longsoran tanah kadang menutup badan jalan
sehingga terhambatnya arus lalu lintas yang menghubungkan ke wilayah yang lain.

C. Cara penanggulangan bencana tanah longsor

a.         Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman dan fasilitas utama
lainnya.
b.        Mengurangi tingkat keterjalan lereng.

10
c.         Meningkatkan/memperbaiki dan memelihara drainase baik air permukaan maupun air tanah.
Fungsi drainase adalah untuk menjauhkan airn dari lereng, menghidari air meresap ke dalam lereng
atau menguras air ke dalam lereng ke luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai
tersumbat atau meresapkan air ke dalam tanah.
d.        Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling.
e.         Terasering dengan sistem drainase yang tepat (drainase pada teras - teras dijaga jangan
sampai menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah).
f.         Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam yang tepat
(khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari 40 derajat atau sekitar 80% sebaiknya
tanaman tidak terlalu rapat serta diseling-selingi dengan tanaman yang lebih pendek dan ringan , di
bagian dasar ditanam rumput).
g.        Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat.
h.        Melakukan pemadatan tanah disekitar perumahan.
i.          Pengenalan daerah rawan longsor.
j.          Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall).
k.        Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat kedalam tanah.
l.          Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari bahaya liquefaction.
m.      Utilitas yang ada didalam tanah harus bersifat fleksibel.
n.        Dalam beberapa kasus relokasi sangat disarankan.

11
2.6 Banjir

Banjir adalah kondisi air yang menenggelamkan atau mengenangi suatu area atau tempat yang luas.
Banjir juga dapat mengacu terendamnya daratan yang semula tidak terendam air menjadi terendam akibat
volume air yang bertambah seperti sungai atau danau yang meluap, hujan yang terlalu lama, tidak adanya
saluran pembuangan sampah yang membuat air tertahan, tidak adanya pohon penyerap air dan lain
sebagainya.

Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran
pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-
orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga daerah
yang rendah terkena dampak kiriman banjir.
A. Jenis – Jenis Banjir
Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir
dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.

a. Banjir Sungai
   Terjadi karena air sungai meluap.

b. Banjir Danau
    Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol.

c. Banjir Laut pasang


   Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi.
B. Penyebab Terjadinya Banjir di Indonesia
Pernahkah kita mengalami banjir? Bagaimana kita menghadapinya? Di antara kita mungkin ada yang tinggal
di sekitar sungai yang rawan banjir. Atau mungkin tidak tinggal di sekitar sungai tapi tetap mengalami
banjir. Tahukah kita penyebabnya?

Secara umum, penyebab terjadinya banjir di Indonesia adalah sebagai berikut:  

a) Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,


b) Pendangkalan sungai,
c) Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai maupun gotong royong,
d) Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,
e) Pembuatan tanggul yang kurang baik,
f) Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.

Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering terjadi. Banjir sering terjadi
terutama pada musim hujan   dengan  intensitas   yang   sering   dan lebat. Daerah yang menjadi langganan
banjir terutama pada daerah sekitar arus sungai. Namun   daerah   yang   jauh   dari   sungai   pun kadang
terkena musibah banjir juga jika curah banjir   terjadi hujan yang datang terus menerus dan sungai tidak lagi
sanggup menampung banyaknya air hujan.

          Bencana banjir yang datang tentu tidak kita harapkan, namun saat musibah banjir menimpa kita, tentu
kita tidak bisa hanya berdiam diri saja dan pasrah menghadapinya. Ada banyak cara untuk menghadapi
banjir tersebut, Di antaranya yaitu:

Ø  Selamatkan barang-barang berharga

12
Ø  Selamatkan orang-orang yang kita sayangi setelah itu jika memungkinkan tolong juga orang-orang di sekitar
tempat tinggal kita
Ø  Pindahkan barang-barang penting seperti barang elektronik, tempat tidur, dan alat rumah tangga ke tempat
yang lebih tinggi, misalnya lantai dua rumah atau loteng.
Ø  Jika kita tidak memiliki loteng maka bawalah pergi barang-barang penting seperti selimut, uang, perhiasan,
dan bahan makanan sebisanya. 
C. Dampak bencana banjir yang terjadi di Indonesia.
            Bencana banjir yang terjadi di Indonesia menimbulkan dampak yang sangat merugika, baik kerugian
yang bersifat materi maupun kerugian yang bersifat psikologis. Adapun efek atau akibat dari banjir yang
terjadi di Indonesia adalah :

1.Merusak struktur bangunan beserta isinya


2. Menyebabkan tanah longsor.
3. Air bersih sulit dicari,
4. Berkurangnya pasokan makanan bagi tumbuhan, hewan dan manusia karena terisolasi oleh
banjir dan
5. Tanaman hancur akibat terendam banjir.
6. Hilangnya nyawa,
7. Kerusakan bangunan termasuk jembatan, sistem pembuangan limbah, jalan raya, dan
kanal.

8. Kerusakan infrastruktur juga sering kerusakan transmisi listrik dan kadang-kadang


pembangkit listrik, yang dapat mematikan daya.
9. Kurangnya air bersih dikombinasikan dengan kotoran manusia di perairan banjir
meningkatkan risiko penyakit ditularkan melalui air, yang dapat mencakup penyakit tifus,
giardia, cryptosporidium, kolera dan penyakit lainnya tergantung pada lokasi banjir.
10.Kerusakan jalan dan infrastruktur transportasi dapat membuat sulit untuk memobilisasi
bantuan kepada mereka yang terkena dampak atau untuk memberikan pengobatan darurat
kesehatan.
11.Banjir biasanya menggenangi lahan pertanian, sehingga tanah tidak bisa dijalankan dan
mencegah tanaman dari yang ditanam atau dipanen, yang dapat menyebabkan kekurangan
makanan baik untuk manusia dan hewan ternak.
12.Kesulitan ekonomi akibat penurunan sementara di bidang pariwisata, membangun kembali
biaya, atau kekurangan makanan menyebabkan kenaikan harga setelah efek banjir yang
parah. Dampak pada mereka yang terkena dampak dapat menyebabkan kerusakan
psikologis kepada para korban, khususnya kematian, luka-luka serius dan kehilangan harta.

D. Cara mengatasi bencana banjir di Indonesia.


            Ada   ungkapan   lebih   baik   mencegah   daripada   mengobati. Itu merupakan ungkapan yang
bijaksana mengingat upaya pencegahan lebih mudah dilakukan daripada mengobati itu sendiri. Hal ini pun
bisa kita terapkan dalam hal pencegahan banjir. Ada beberapa upaya untuk mencegah terjadinya banjir,
yaitu:

1. Membuang sampah pada tempatnya


2. Membersihkan saluran air di sekitar rumah kita
3. Mengadakan kerja bakti untuk membersihkan seluruh saluran air di desa kita
4. Mengadakan bakti sosial untuk membersihkan sungai-sungai
5. Menanam pohon-pohon untuk membantu menyerap air hujan
6. Menyediakan lahan berupa tanah untuk penyerapan air di kala hujan, dengan kata lain
tidak menembok seluruh lahan di sekitar rumah, sebagian lagi dibiarkan berupa tanah.
7. Membuat sumur-sumur resapan untuk menampung air hujan.

Namun, ketika terjadi hujan dan air di sekitar kita semakin tinggi,   lakukan   hal-hal berikut ini :   
1.Bawalah dokumen berharga dan perlengkapan pengungsian yang penting.

13
2.Matikan listrik, kompor, dan pastikan rumah dalam kondisi terkunci.
3. Segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
4.Hati-hatilah saat melewati kabel-kabel atau benda-benda yang mengandung listrik. Untuk
sementara waktu mungkin akan kesulitan air bersih. Namun, jangan coba minum atau
mandi dengan air banjir. Kamu bisa sakit gatal dan terkena radang.

2.7 Kekeringan

Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang berkepanjangan
(beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Biasanya kejadian ini muncul bila suatu wilayah secara terus-
menerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata. Musim kemarau yang panjang akan menyebabkan
kekeringan karena cadangan air tanah akan habis akibat penguapan (evaporasi), transpirasi, ataupun
penggunaan lain oleh manusia.

A. Tanda-Tanda Umum Kekeringan


Gejala terjadinya kekeringan adalah sebagai berikut:
1.      Kekeringan berkaitan dengan menurunnya tingkat curah hujan dibawah normal dalam satu musim.
Pengukuran kekeringan Meteorologis merupakan indikasi pertama adanya bencana kekeringan.
2.      Tahap kekeringan selanjutnya adalah terjadinya kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah.
Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi muka air sungai, waduk, danau dan air tanah. Kekeringan
Hidrologis bukan merupakan indikasi awal adanya kekeringan.
3.      Kekeringan pada lahan pertanian ditandai dengan kekurangan lengas tanah (kandungan air di dalam tanah)
sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah
yang luas yang menyebabkan tanaman menjadi kering dan mengering.

B. Faktor – Faktor Terjadinya Kekeringan


Faktor-faktor penyebab terjadinya bencana kekeringan:
1.      Lapisan tanah tipis
Dengan lapisan tanah yang tipis, air hujan yang terkandung dalam tanah tidak akan bertahan lama. Hal ini
dapat terjadi karena air akan lebih cepat mengalami penguapan oleh panas matahari.  Biasanya bencana
kekeringan sering terjadi di daerah pegunungan kars, karena di daerah ini memiliki lapisan tanah atas yang
tipis.
2.      Air tanah dalam
Air hujan yang jatuh pada saat musim penghujan, akan meresap jauh ke dalam lapisan bawah tanah
mengingat selain hanya mampu menyimpan air dengan intensitas yang terbatas, tanah juga tidak mampu
menyimpan air dengan jangka waktu yang lebih lama.Hal ini menyebabkan aliran-aliran air di bawah tanah
(sungai bawah tanah) yang dalam, sehingga tanaman tidak mampu menyerap air  pada saat musim
kemarau, karena akar yang dimiliki tidak mampu menjangkaunya. Air tanah yang dalam menyebabkan
sumber-sumber mata air mengalami kekeringan di musim kemarau, karena air yang terdapat jauh di bawah
lapisan tanah tidak mampu naik, sehingga kalaupun ada sumber mata air yang tidak mengalami kekeringan
pada musim kemarau, itu jumlahnya terbatas.
3.      Tekstur tanah kasar
Tekstur tanah yang kasar, tidak mampu menyimpan air dengan jangka waktu yang lama. Karena air hujan
yang turun akan langsung mengalir ke dalam, karena tanah tidak mampu menahan laju air. Di lain sisi, air
yang terkandung dalam tanah yang memiliki tekstur yang kasar akan mengalami penguapan relatif lebih
cepat, karena rongga-rongga tanah jelas lebih lebar dan sangat mendukung terjadinya proses penguapan.
4.      Iklim
Dalam hal ini iklim berkaitan langsung dengan bencana kekeringan. Keadaan alam yang tidak menentu akan
berpengaruh terhadap kondisi iklim yang terjadi. Sehingga mengakibatkan perubahan musim.

14
Misalnya: Akibat perubahan kondisi iklim, menyebabkan musim kemarau berjalan lebih lama daripada
musim penghujan, dengan musim kemarau yang lebih lama tentunya akan memungkinkan terjadinya
bencana kekeringan. Karena kebutuhan air kurang terpenuhi di musim kemarau.
5.      Vegetasi
Vegetasi juga mempunyai andil terhadap terjadinya kekeringan .Jenis vegetasi tertentu seperti ketela pohon
yang menyerap air tanah dengan intensitas yang lebih banyak,daripada tanaman lain, tentunya akan sangat
menguras kandungan air dalam tanah. Dan lebih parahnya, penanaman ketela pohon banyak terjadi di daerah
pegunungan karst yang rawan akan bencana kekeringan. Vegetasi lain yang dapat memicu kekeringan adalah
tanaman bambu. Bambu memiliki struktur yang sangat rumit, dan menutupi permukaan tanah (lapisan tanah
atas) di sekitar bambu itu tumbuh. Sehingga kemungkinan tanaman lain untuk tumbuh sangat kecil. Dengan
demikian tanaman yang seharusnya berfungsi untuk menyimpan air tidak ada atau terbatas jumlahnya.
6.      Topografi
Topografi atau tinggi rendah suatu daerah sangat berpengaruh terhadap kandungan air tanah yang
dimiliki. Biasanya daerah yang rendah akan memiliki kandungan air tanah yang lebih banyak daripada di
daerah dataran tinggi. Hal ini disebabkan karena air hujan yang diserap oleh tanah akan mengalir dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah. Oleh karena itu air akan lebih banyak terserap oleh tanah di dataran yang
lebih rendah. Dengan kata lain.di dataran tinggi kemungkinan terjadi bencana kekeringan lebih besar
daripada di dataran rendah. Karena dataran tinggi tidak mampu menyimpan air lebih lama
C.  Dampak Kekeringan
1.    Fisik
a.    Kerusakan terhadap habitat spesies ikan dan binatang.
b.    Erosi-erosi angin dan air terhadap tanah.
c.    Kerusakan spesies tanaman.
d.   Pengaruh-pengaruh terhadap kualitas air (salinisasi).
e.    Pengaruh-pengaruh terhadap kualitas udara (debu, polutan, berkurangnya         daya pandang).
f.    Kekeringan juga menjadikan tanah menjadi mengeras dan retak-retak, sehingga sulit untuk dijadikan
lahan pertanian.
g.    Keadaan suhu siang hari pada saat kekeringan akibat musim kemarau menjadikan suhu udara sangat
tinggi dan sebaliknya pada malam hari suhu udara sangat dingin. Perbedaan suhu udara yang berganti secara
cepat antara siang dan malam menyebabkan terjadinya pelapukan batuan lebih cepat.
2.    Non fisik
a.    Ekonomi
1)   Kerugian-kerugian produksi tanaman pangan, susu, ternak, kayu, dan perikanan.
2)   Kerugian pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
3)   Kerugian pendapatan petani dan lain-lain yang terkena secara langsung.
4)   Kerugian-kerugian dari bisnis turisme dan rekreasi.
5)   Kerugian pembangkit listrik tenaga air dan meningkatkan biaya-biaya energi.
6)   Kerugian-kerugian yang terkait dengan produksi pertanian.
7)   Menurunya produksi pangan dan meningkatnya harga-harga pangan.
8)   Pengangguran sebagai akibat menurunnya produksi yang terkait dengan kekeringan.
9)   Kerugian-kerugian pendapatan pemerintah dan meningkatnya kejenuhan pada lembaga-lembaga
keuangan.
b.   Sosial Budaya
1)   Saat terjadi kekeringan, tanah menjadi kering dan pasir lembut atau debu mudah terbawa angin. Hal ini
menyebabkan debu ada dimana, sehingga menimbulkan banyak gejala penyakit yang berhubungan dengan
pernafasan. Banyak orang yang akan sakit flu dan batuk.
2)    Pengaruh-pengaruh kekurangan pangan ( kekurangan gizi, kelaparan).
3)   Hilangnya nyawa manusia karena kekurangan pangan atau kondisi-     kondisi yang terkait dengan
kekeringan.
4)   Konflik di antara penggunan air.
5)   Masalah kesehatan karena menurunnya pasokan air.
6)   Ketidakadilan dalam distribusi akibat dampak-dampak kekeringan dan bantuan pemulihan.
7)   Menurunnya kondisi-kondisi kehidupan di daerah pedesaan.

15
8)   Meningkatnya kemiskinan, berkurangnya kualitas hidup.
9)    Kekacauan social, perselisihan sipil.
10) Pengangguran meningkat, karena yang tadinya bertani kehilangan mata  pencaharian.
11)  Migrasi penduduk untuk mendapatkan pekerjaan atau bantuan pemulihan,banyaknya TKI (tenaga kerja
indonesia) yang memilih keluar negeri.
c.    Politik
Pemerintah harus bekerja keras untuk membuat kebijakan penanggulangan bencana kekeringan.
Badan khusus penanggulangan bencana juga harus dibentuk, seperti yang sudah dibentuk di Indonesia yaitu
BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).
BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti
letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia,
akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan
dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk
mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka.
Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran,
yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri
peradaban umat manusia.
Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang
paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus
direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dan juga terhambatnya laju perekonomian daerah
tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://tugassekolahnurfa.blogspot.com/2015/10/v-behaviorurldefaultvmlo_67.html

17

Anda mungkin juga menyukai