PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Gunung Meletus
Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang
didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi,
yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava
yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat
menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius
90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung
berapi aktif.
C. Dampak Negatif
Gunung berapi yang meletus tentu akan membawa material yang berbahaya bagi organisme yang
dilaluinya, Karena itu kewaspadaan mutlak diperlukan. Berikut ini hal negatif yang bisa terjadi saat gunung
meletus:
1. Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari Sulfur
Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S, No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu
yang berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
2. Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk di sekitar wilayah
tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi.
3. Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas akan merusak
pemukiman warga.
3
4. Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini berarti ekosistem
alamiah hutan terancam.
5. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit misalnya saja
ISPA.
6. Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan adanya letusan gunung berapi.
Sebut saja Gunung Rinjani dan juga Gunung Merapi, kedua gunung ini dalam kondisi normal merupakan
salah satu destinasi wisata terbaik bagi mereka wisatawan pecinta alam.
1. Tanah yang dilalui oleh hasil bulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian sebab tanah tersebut
secara alamiah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi
penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.
2. Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah meletus, apa itu? Jawabannya
penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki nilai ekonomis.
3. Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat meletus. Bebatuan tersebut
bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga sekitar gunung.
4. Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi pepohonan yang
membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
5. Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang keluar dari dalam
bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini kabarnya baik bagi kesehatan kulit.
6. Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan mineral yang sangat melimpah.
7. Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi sebab gunung adalah
penangkan hujan terbaik.
8. Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan pembangkit listrik.
4
2.3 Gempa Bumi
Gempa bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng
bumi, patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan batuan. Kekuatan gempa bumi akibat aktivitas gunung
api dan runtuhan batuan pada umumnya relatif kecil, sedangkan untuk gempa akibat gerakan lempeng
mempunyai daya kekuatan yang relative besar.
5
a. Gempa Tektonik
Adalah gempa yang disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik. Lempeng tektonik bumi kita ini terus
bergerak, ada yang saling mendekat di bagi menjadi:
1. Penujaman antara kedua lempeng samudra
2. Penujaman antara kedua lempeng samudra dan lempeng benua
3. Tumbukan antara kedua lempeng benua
Yang Saling menjauh atau saling mendekat. Karena tepian lempeng yang tidak rata, jika bergesekan maka,
timbullah friksi. Friksi inilah yang kemudian melepaskan energy goncangan.
b. Gempa Vulkanik
Adalah gempa yang disebabkan oleh kegiatan gunungapi. Magma yang berada pada kantong di bawah
gunung tersebut mendapat tekanan dan melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran
tanah. Gempa ini disebabkan oleh kegiatan gunungapi. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung
tersebut mendapat tekanan dan melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah.
c. Gempa Reruntuhan
Adalah gempa lokal yang terjadi apabila suatu gua di daerah topografi karst atau di daerah pertambangan
runtuh. Sifat gempa bumi runtuhan : Melalui runtuhan dari lubang-lubang interior bumi.
Sebenarnya mekanisme gempa tektonik dan vulkanik adalah sama. Naiknya magma ke permukaan juga
dipicu oleh pergeseran lempeng tektonik pada sesar bumi. Biasanya ini terjadi pada batas lempeng tektonik
yang bersifat konvergen (saling mendesak). Hanya saja pada gempa vulkanik, efek goncangan lebih ditimbulkan
karena desakan magma, sedangkan pada gempa tektonik, efek goncangan langsung ditimbulkan oleh benturan
kedua lempeng tektonik. Bila lempeng tektonik yang terlibat adalah lempeng benua dengan lempeng samudra,
sesarnya berada di dasar laut, karena itu biasanya benturan yang terjadi berpotensi menimbulkan tsunami.
Ø Menurut Fowler, 1990 mengklasifikasikan gempa berdasarkan kedalaman focus sebagai berikut :
§ Gempa dangkal : kurang dari 70 km
§ Gempa menengah : kurang dari 300 km
§ Gempa dalam : lebih dari 300 km (kadang-kadang > 450 km)
Ø Anatomi Gempa
Ilmu yang mempelajari tentang gempa disebut dengan seismologi. Ilmu ini mengkaji tentang apa yang terjadi
pada permukaan bumi di saat gempa, bagaimana energi goncangan merambat dari dalam perut bumi ke
permukaan, dan bagaimana energi ini dapat menimbulkan kerusakan, serta proses penunjaman antar lempeng
pada sesar bumi yang menyebabkan terjadinya gempa.
Lempeng samudera yang rapat, massanya lebih besar ketika bertumbukkan dengan lempeng benua di zona
tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat
gesekan dari selubung bumi. Perlambatan gerak itu menyebabkan penumpukkan energi di zona subduksi dan
zona patahan. Akibatnya di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas elastisitas
lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses
ini menimbukan getaran partikel ke segala arah yang disebut gelombang gempa bumi.
Hipocenter (focus gempa) adalah istilah yang dugunakan untuk menyebut titik pusat gempa, tempat dimana
sumber energi dilepaskan. Epicenter adalah daerah permukaan yang terdeka dengan Hipocenter. Daerah yang
terletak di epicenter inilah yang merasakan guncangan gempa paling besar. Pada gambar diatas bisa kita pahami
kedua istilah tersebut.
Dikenal terdapat 2 jenis gelombang yang dihasilkan dari proses terjadinya gempa bumi, yaitu gelombang S
(sekunder) dan Gelombang P (Primer).
6
Gempa memiliki kekuatan yang bervariasi,yakni gempa yang berkekuatan rendah,sedang dan tinggi. Apabila
gempa bumi berkekuatan sedang dan tinggi terjadi didekat daratan maka akan menimbulkan kerusakan secara
fisik yang hebat. Contohnya jalan raya terputus, seluruh bangunan terbelah.
Gempa bumi juga dapat menimbulkan bencana sekunder. Contohnya terputusnya listrik,telepon,jaringan air
minum, kebakaran, ledakan dan kekeringan
Gempa bumi yang kuat apabila terjadio di dasar laut dapat menimbulkan gelombang laut yang besar atau
yang biasa disebut TSUNAMI. Tsunami dapat memiliki kecepatan lebih dari 500 km/jam.
Tsunami adalah gelombang besar yang di akibatkan oleh pergeseran bumi di dasar laut. Kata tsunami berasal
dari bahasa Jepang yang berarti gelombang pelabuhan.
Gempa bumi yang terjadi memang menakutkan, namun hal ini tidak bisa dihindari mengingat
Indonesia termasuk negara yang rawan akan gempa. Untuk itu, mempelajari dan mewaspadai ciri-ciri
yang biasanya terjadi sebelum gempa adalah hal yang bijaksana.
Ada beberapa ciri-ciri yang dapat terlihat jika akan terjadi gempa bumi. Beberapa ciri-ciri tersebut
antara lain:
Lihat ke Langit
Jika di langit ada awan yang berbentuk seperti angin tornado, pohon, atau batang, di mana
bentuknya berdiri, itu adalah awan gempa yang biasanya muncul sebelum gempa terjadi. Awan yang
berbentuk aneh itu terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan hebat dari dasar
bumi, sehingga gelombang elektromagnetis tersebut ‘menghisap’ daya listrik di awan, oleh karena itu
bentuk awannya jadi seperti tersedot ke bawah. Gelombang elektromagnetis berkekuatan besar itu
sendiri terjadi akibat adanya patahan atau pergeseran lempeng bumi. Tapi kemunculan awan gempa
seperti itu di langit tidak selalu berarti akan ada gempa. Bisa saja memang bentuknya seperti itu.
Perhatikan hewan-hewan
Cek apakah hewan-hewan seperti “menghilang”, lari atau bertingkah laku aneh/ gelisah. Insting
hewan biasanya tajam dan hewan bisa merasakan gelombang elektromagnetis.
Air tanah
Lihat juga apakah air tanah tiba-tiba menjadi surut tidak seperti biasanya.
Jika empat tanda ini ada atau terlihat dalam waktu bersamaan, segeralah bersiap-siap untuk
evakuasi. Empat tanda tersebut kemungkinan besar menunjukkan memang akan ada gempa
berkekuatan besar. Walaupun demikian, adanya awan gempa yang bentuknya aneh itu, tetap tidak bisa
memastikan kapan gempa terjadi. Oleh karena itu jangan tunggu-tunggu lagi, sebisa mungkin langsung
melakukan tindakan penyelamatan diri untuk menghindari hal-hal yang paling buruk.
Kalau skala gempanya besar dan episentrumnya terletak di laut, kita harus selalu waspada akan
datangnya gelombang tsunami. Tingginya gelombang bisa puluhan meter, bisa juga hanya dua meter.
7
Tapi biarpun hanya dua meter, gelombangnya tidak main-main. Kekuatannya dahsyat (seperti tidak
ada habisnya) dan tekanannya bisa mencapai 190 kilogram.
2.4 Tsunami
Tsunami adalah kata berbahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan(tsu artinya lautan, nami berarti
gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaiangelombang ombak raksasa yang timbul karena adanya
pergeseran di dasar lautakibat gempa bumi.Gelombang ombak yang ditimbulkan memiliki kecepatan 600 mil
per jam(hampir 1.000 km per jam) atau sama dengan kecepatan rata-rata pesawat udara.Tinggi gelombang bisa
mencapai 6 sampai 14 meter untuk ukuran rata-rata, tapi bisa juga mencapai 30 eter. Gelombang tsunami bisa
menghantam daratan selama5 sampai 30 menit.
A. Penyebab Tsunami
Tsunami tidak akan terjadi jika tidak ada faktor pemicu.
Faktor penyebab terjadinya tsunami ini adalah:
Meskipun demikian, tidak semua gempa bumi dibawah laut berpotensimenimbulkan tsunami. Gempa bumi
dasar laut dapat menjadi pernyebabterjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai berikut:
•Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
•Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
•Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR
•Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atauturun).
C. Rambatan Tsunami
Kecepatan rambat gelombang tsunami berbeda-beda, tergantung pada kedalaman laut. Di laut dalam, kecepatan
rambat tsunami mencapai 500 – 1000km per jam atau setara dengan kecepatan pesawat terbang namun
ketinggiangelombangnya hanya sekitar 1 meter.Ketika gelombang tsunami ini sudah mendekati pantai,kecepatan
rambatnya hanya sekitar 30 km per jam, namun ketinggian gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Ini
8
sebabnya banyak orang yang sedang berlayar di laut dalam tak menyadari adanya tsunami. Mereka baru
mengetahui tsunami telah terjadi ketikatiba di daratan dan menyaksikan kehancuran mengerikan yang disebabkan
olehtsunami.
Kerugian akibat Tsunami tentu saja sangat besar, di antaranya adalah rusaknya infrastuktur akibat tejangan air
yang besar dan korban jiwa yang tentu tidak sedikit.
9
2.5 Tanah Longsor
Longsoran atau tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi yang merupakan salah satu jenis gerakan massa
tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya
kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi karena ada gangguan kestabilan pada
tanah/batuan penyusun lereng. yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan
jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.
Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor
pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah
faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi
yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh :
· Erosi yang disebabkan sungai-sungai atau gelombang laut yang menciptakan lereng-lereng yang terlalu
curam
· Lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
· Gempa Bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng yang lemah
· Gunung Berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
· Getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
· Berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju.
Dampak yang diakibatkan oleh bencana tanah longsor adalah korban meninggal dan hancurnya
rumah yang tertimpa longsoran tanah. Dampak negative yang lain yaitu rusaknya lahan hutan dan
pertanian yang berada dilokasi tanah longsor. Akibat longsoran tanah kadang menutup badan jalan
sehingga terhambatnya arus lalu lintas yang menghubungkan ke wilayah yang lain.
a. Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman dan fasilitas utama
lainnya.
b. Mengurangi tingkat keterjalan lereng.
10
c. Meningkatkan/memperbaiki dan memelihara drainase baik air permukaan maupun air tanah.
Fungsi drainase adalah untuk menjauhkan airn dari lereng, menghidari air meresap ke dalam lereng
atau menguras air ke dalam lereng ke luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai
tersumbat atau meresapkan air ke dalam tanah.
d. Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling.
e. Terasering dengan sistem drainase yang tepat (drainase pada teras - teras dijaga jangan
sampai menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah).
f. Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam yang tepat
(khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari 40 derajat atau sekitar 80% sebaiknya
tanaman tidak terlalu rapat serta diseling-selingi dengan tanaman yang lebih pendek dan ringan , di
bagian dasar ditanam rumput).
g. Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat.
h. Melakukan pemadatan tanah disekitar perumahan.
i. Pengenalan daerah rawan longsor.
j. Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall).
k. Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat kedalam tanah.
l. Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari bahaya liquefaction.
m. Utilitas yang ada didalam tanah harus bersifat fleksibel.
n. Dalam beberapa kasus relokasi sangat disarankan.
11
2.6 Banjir
Banjir adalah kondisi air yang menenggelamkan atau mengenangi suatu area atau tempat yang luas.
Banjir juga dapat mengacu terendamnya daratan yang semula tidak terendam air menjadi terendam akibat
volume air yang bertambah seperti sungai atau danau yang meluap, hujan yang terlalu lama, tidak adanya
saluran pembuangan sampah yang membuat air tertahan, tidak adanya pohon penyerap air dan lain
sebagainya.
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran
pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-
orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga daerah
yang rendah terkena dampak kiriman banjir.
A. Jenis – Jenis Banjir
Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir
dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.
a. Banjir Sungai
Terjadi karena air sungai meluap.
b. Banjir Danau
Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol.
Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering terjadi. Banjir sering terjadi
terutama pada musim hujan dengan intensitas yang sering dan lebat. Daerah yang menjadi langganan
banjir terutama pada daerah sekitar arus sungai. Namun daerah yang jauh dari sungai pun kadang
terkena musibah banjir juga jika curah banjir terjadi hujan yang datang terus menerus dan sungai tidak lagi
sanggup menampung banyaknya air hujan.
Bencana banjir yang datang tentu tidak kita harapkan, namun saat musibah banjir menimpa kita, tentu
kita tidak bisa hanya berdiam diri saja dan pasrah menghadapinya. Ada banyak cara untuk menghadapi
banjir tersebut, Di antaranya yaitu:
12
Ø Selamatkan orang-orang yang kita sayangi setelah itu jika memungkinkan tolong juga orang-orang di sekitar
tempat tinggal kita
Ø Pindahkan barang-barang penting seperti barang elektronik, tempat tidur, dan alat rumah tangga ke tempat
yang lebih tinggi, misalnya lantai dua rumah atau loteng.
Ø Jika kita tidak memiliki loteng maka bawalah pergi barang-barang penting seperti selimut, uang, perhiasan,
dan bahan makanan sebisanya.
C. Dampak bencana banjir yang terjadi di Indonesia.
Bencana banjir yang terjadi di Indonesia menimbulkan dampak yang sangat merugika, baik kerugian
yang bersifat materi maupun kerugian yang bersifat psikologis. Adapun efek atau akibat dari banjir yang
terjadi di Indonesia adalah :
Namun, ketika terjadi hujan dan air di sekitar kita semakin tinggi, lakukan hal-hal berikut ini :
1.Bawalah dokumen berharga dan perlengkapan pengungsian yang penting.
13
2.Matikan listrik, kompor, dan pastikan rumah dalam kondisi terkunci.
3. Segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
4.Hati-hatilah saat melewati kabel-kabel atau benda-benda yang mengandung listrik. Untuk
sementara waktu mungkin akan kesulitan air bersih. Namun, jangan coba minum atau
mandi dengan air banjir. Kamu bisa sakit gatal dan terkena radang.
2.7 Kekeringan
Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang berkepanjangan
(beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Biasanya kejadian ini muncul bila suatu wilayah secara terus-
menerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata. Musim kemarau yang panjang akan menyebabkan
kekeringan karena cadangan air tanah akan habis akibat penguapan (evaporasi), transpirasi, ataupun
penggunaan lain oleh manusia.
14
Misalnya: Akibat perubahan kondisi iklim, menyebabkan musim kemarau berjalan lebih lama daripada
musim penghujan, dengan musim kemarau yang lebih lama tentunya akan memungkinkan terjadinya
bencana kekeringan. Karena kebutuhan air kurang terpenuhi di musim kemarau.
5. Vegetasi
Vegetasi juga mempunyai andil terhadap terjadinya kekeringan .Jenis vegetasi tertentu seperti ketela pohon
yang menyerap air tanah dengan intensitas yang lebih banyak,daripada tanaman lain, tentunya akan sangat
menguras kandungan air dalam tanah. Dan lebih parahnya, penanaman ketela pohon banyak terjadi di daerah
pegunungan karst yang rawan akan bencana kekeringan. Vegetasi lain yang dapat memicu kekeringan adalah
tanaman bambu. Bambu memiliki struktur yang sangat rumit, dan menutupi permukaan tanah (lapisan tanah
atas) di sekitar bambu itu tumbuh. Sehingga kemungkinan tanaman lain untuk tumbuh sangat kecil. Dengan
demikian tanaman yang seharusnya berfungsi untuk menyimpan air tidak ada atau terbatas jumlahnya.
6. Topografi
Topografi atau tinggi rendah suatu daerah sangat berpengaruh terhadap kandungan air tanah yang
dimiliki. Biasanya daerah yang rendah akan memiliki kandungan air tanah yang lebih banyak daripada di
daerah dataran tinggi. Hal ini disebabkan karena air hujan yang diserap oleh tanah akan mengalir dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah. Oleh karena itu air akan lebih banyak terserap oleh tanah di dataran yang
lebih rendah. Dengan kata lain.di dataran tinggi kemungkinan terjadi bencana kekeringan lebih besar
daripada di dataran rendah. Karena dataran tinggi tidak mampu menyimpan air lebih lama
C. Dampak Kekeringan
1. Fisik
a. Kerusakan terhadap habitat spesies ikan dan binatang.
b. Erosi-erosi angin dan air terhadap tanah.
c. Kerusakan spesies tanaman.
d. Pengaruh-pengaruh terhadap kualitas air (salinisasi).
e. Pengaruh-pengaruh terhadap kualitas udara (debu, polutan, berkurangnya daya pandang).
f. Kekeringan juga menjadikan tanah menjadi mengeras dan retak-retak, sehingga sulit untuk dijadikan
lahan pertanian.
g. Keadaan suhu siang hari pada saat kekeringan akibat musim kemarau menjadikan suhu udara sangat
tinggi dan sebaliknya pada malam hari suhu udara sangat dingin. Perbedaan suhu udara yang berganti secara
cepat antara siang dan malam menyebabkan terjadinya pelapukan batuan lebih cepat.
2. Non fisik
a. Ekonomi
1) Kerugian-kerugian produksi tanaman pangan, susu, ternak, kayu, dan perikanan.
2) Kerugian pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
3) Kerugian pendapatan petani dan lain-lain yang terkena secara langsung.
4) Kerugian-kerugian dari bisnis turisme dan rekreasi.
5) Kerugian pembangkit listrik tenaga air dan meningkatkan biaya-biaya energi.
6) Kerugian-kerugian yang terkait dengan produksi pertanian.
7) Menurunya produksi pangan dan meningkatnya harga-harga pangan.
8) Pengangguran sebagai akibat menurunnya produksi yang terkait dengan kekeringan.
9) Kerugian-kerugian pendapatan pemerintah dan meningkatnya kejenuhan pada lembaga-lembaga
keuangan.
b. Sosial Budaya
1) Saat terjadi kekeringan, tanah menjadi kering dan pasir lembut atau debu mudah terbawa angin. Hal ini
menyebabkan debu ada dimana, sehingga menimbulkan banyak gejala penyakit yang berhubungan dengan
pernafasan. Banyak orang yang akan sakit flu dan batuk.
2) Pengaruh-pengaruh kekurangan pangan ( kekurangan gizi, kelaparan).
3) Hilangnya nyawa manusia karena kekurangan pangan atau kondisi- kondisi yang terkait dengan
kekeringan.
4) Konflik di antara penggunan air.
5) Masalah kesehatan karena menurunnya pasokan air.
6) Ketidakadilan dalam distribusi akibat dampak-dampak kekeringan dan bantuan pemulihan.
7) Menurunnya kondisi-kondisi kehidupan di daerah pedesaan.
15
8) Meningkatnya kemiskinan, berkurangnya kualitas hidup.
9) Kekacauan social, perselisihan sipil.
10) Pengangguran meningkat, karena yang tadinya bertani kehilangan mata pencaharian.
11) Migrasi penduduk untuk mendapatkan pekerjaan atau bantuan pemulihan,banyaknya TKI (tenaga kerja
indonesia) yang memilih keluar negeri.
c. Politik
Pemerintah harus bekerja keras untuk membuat kebijakan penanggulangan bencana kekeringan.
Badan khusus penanggulangan bencana juga harus dibentuk, seperti yang sudah dibentuk di Indonesia yaitu
BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti
letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia,
akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan
dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk
mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka.
Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran,
yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri
peradaban umat manusia.
Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang
paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus
direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dan juga terhambatnya laju perekonomian daerah
tersebut.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://tugassekolahnurfa.blogspot.com/2015/10/v-behaviorurldefaultvmlo_67.html
17