Anda di halaman 1dari 31

KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

BALITA GANGGUAN PENCERNAAN DIARE

Kelompok :

Yeni Logo Maharani Harahap / P00320119049

Shelvy Amanda / P00320119054

Dosen Pembimbing :

Ns. Misniarti,M.Kep

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII KEPERAWATAN CURUP
TAHUN AJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hanturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul “KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN BALITA
GANGGUAN PENCERNAAN DIARE ”

Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin dengan kerjasama kelompok,
walaupun masih banyak sekali kekurangan-kekurangan yang harus kami perbaiki. Karena
manusia tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu untuk memperbaiki
makalah ini kami mengharapkan saran dari teman-teman semua. Jika terdapat kesalahan
atau kekeliruan yang terdapat di dalam makalah kami ini, kami mohon bantuannya untuk
memberbaiki atau mengkritik makalah yang kami buat.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing kami Ibu Ns.
Misniarti,M.Kep yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada kelompok
kami untuk menyampaikan materi ini.

Penulis, 16 Agustus 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang............................................................................................................

1.3 Tujuan........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi ......................................................................................................................

2.2 Tahap Perkembangan Keluarga.................................................................................

2.3 Tahap Perkembangan Anak.......................................................................................

2.4 Etiologi ......................................................................................................................

2.5 Patofisiologi...............................................................................................................

2. 6 Manisfestasi .............................................................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

3.1 Pengkajian..................................................................................................................

3.2 Analisa Data...............................................................................................................

3.3 Diagnosa....................................................................................................................

3.4 Intervensi....................................................................................................................

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan ...............................................................................................................

4.2 saran...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada usia prasekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak
hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah ini
sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang dulunya tidak
ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yang rentan berbagai
penyakit yang akan mudah menyerang anak usia ini dan menimbulkan masalah yang
dapat mempengaruhi tumbuh kembang jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara
baik oleh para praktisi kesehatan yang juga usaha-usaha pencegahan adalah usaha yang
tetap paling baik dilakukan.

1.2 TUJUAN
1. Tujuan umum :
Agar mahasiswa lebih mengerti askep keluarga dengan anak diare.
2. Tujuan khusus
 Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai teori/konsep
dasar mengenai keperawatan keluarga dengan anak diare.
 Untuk memaparkan kepada mahasiswa, tahap-tahap perkembangan
keluarga dengan anak diare
 Untuk menjelaskan kepada mahasiswa bagaimana proses keperawatan
yang berperan dalam kehidupan keluarga dengan anak diare
 Untuk menjelaskan kepada mahasiswa tentang penatalaksanaan pada anak
diare
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998) Sedangkan Diare adalah buang air
besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian
kandungan air pada tinja lebih ban yak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali
defekasi (Hendarwanto, 1999).

2.2 TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Pasangan Yang Baru Menikah.
a. Menciptakan/membina hubungan yang hamonis/saling menguntungkan
b. Belajar saling menyesuaikan diri dan mulai kegiatan-kegiatan rutin secara
bersama
c. Membina hubungan yang baik dengan keluarga pasangannya.
d. Pasangan mulai merencanakan kapan mereka memengiginkan anak 
e. Kontasepsi apa yang akan mereka pilih? Mencari informasi tentang family
planning
2. Keluarga Dengan Kelahiran Anak Pertama Sampai Umur 30 Bulan.
a. Adaptasi menjadi orang tua, memenuhi kebutuhan bayi/anak.
b. Peran sebagai suami istri sebagai ayah dan ibu.
c. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga baru.
d. Mempelajari dan menerima pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Keluarga Dimana Anak Pertama Usia Pra-sekolah
a. Mengasuh anak
b. Menyediakan kebutuhan anak
c. Persiapan kelahiran anak berikutnya.
4. Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
a. Sosialisasi Anak
b. Mendorong Anak Mencapai Prestasi Disekolah
c. Memelihara Hubungan Perkawinan Yang Harmonis.
d. Menjalin Kembali Hubungan Perkawinan
5. Keluarga Dengan Anak Pertama Usia Remaja
a. Menjaga keseimbangan tanggung jawab dan kebebasan bagi remaja dan
terjadi konflik antara orang tua dan remaja (generation gap)
6. Keluarga Dengan Anak Usia Dewasa Muda
a. Melepaskan anak untuk membina perkawinan
b. Orang tua membantu anaknya untuk tidak tergantung
c. Menerima anggota keluarga baru
d. Menghargai nilai/sikap
e. Bapak mencapai puncak karir 
f. Lebih banyak menghabiskan waktunya dengan pekerjaan.
7. Orang Tua Dengan Usia Pertengahan
a. Menjalin kembali hubungan perkawinan
b. Membina hubungan dengan generasi baru
8. Keluarga Usia Tua
a. Penyesuaian terhadap pensiun
b. Penghasilan yang berkurang
c. Hidup sendiri
d. Salah satu pasangan meninggal

2.3 TAHAP PERKEMBANGAN PADA ANAK 


1. Perkembangan Fungsi Mental dan personality
b. Fase oral (0-1 tahun)
Positif :
1. Memberikan kepuasan/kesenangan
2. Menghisap, menelan, memainkan bibir 
3. Makan kenyang, tidur 

 Negatif

1. Mengigit, mengeluarkan air liur 


2. Marah, menangis.

c. Fase anal (1-3 tahun)


Dengan tubuh memberi kepuasan berkisar sekitar anus
Positif : BAB/BAK dan senang melakukannya sendiri
Negatif : Anak akan menahan dan mempermainkannya

d. Fase phalic (3-6 tahun)


1. Memegang genetalia
2. Oedipus complek 

Positif :

a. Egosentris : sosial interaksi


b. Mempertahankan keinginanya.

2.Perkembangan Psikosial (Ericson)

a. Percaya vs tidak percaya (0-1 tahun)


1. Semua kebutuhan mutlak tergantung pada orang lain
2. Rasa aman dan percaya mutlak pada lingkungan
b. Otonomi vs rasa malu-malu/ragu-ragu (1-3 tahun)
1. Alat gerak dan rasa, telah matang
2. Perkembangan otonomi berfokus pada peningkatan kemampuan mengontrol
tubuhnya, diri dan lingkungan.
3. Menyadari bahwa ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak dan
membuat sesuatu sesuai dengan keinginannya.
c. Inisiatif vs rasa bersalah (3-6 tahun)
1. Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan
2. Rasa inisiatif mulai menguasai anak 
3. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas
4. Kemampuan anak berbahasa meningkat
5. Rasa kecewa dan bersalah.

3.Perkembangan Kongnitif (Piaget)

1. Sensori motorik (lahir  – 2 tahun)


Menggunakan sistem pengindera, motorik dan benda-benda untuk mengenal
lingkungan.
2. Pre operasional (2-7 tahun)
Anak mampu menggunakan simbol kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang
dan yang akan datang.
4. Pertumbuhan dan Perkembangan Usia Toddler 
a. Masa mengeksplorasi lingkungan
b. Tugas tahap ini sukses membutuhkan trust pada saat bayi dan bimbingan orang
tua.
5. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun)
a. Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar
dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
b. Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri : mandi, makan, minum,
mengosok gigi, BAB dan BAK, dll.

2.4 ETIOLOGI (DIARE)


1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare,
meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus,
Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur
(C. albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dap at
menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensefalitis dan sebagainya.

2. Faktor Malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),


monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan
penyebab dia re yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi
malabsorbsi lemak dan protein.

3. Faktor Makanan

Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap
jenis makanan tertentu.

4. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

2.5 PATOFISIOLOGI

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:

1. Gangguan osmotik 

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke
dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare
kerena peningkatan isi lumen usus.

3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap


makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

2.6 MANIFESTASI KLINIS

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus,


hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang
berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang
menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik
yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan
berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit
menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air
yang isotonik. Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa
renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun
sampai tidak terukur.
Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena
kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung. Penurunan tekanan
darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila
keadaan ini tidak 
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GANGGUAN


PENCERNAAN DIARE

3.1 PENGKAJIAN (Tanggal : 16 Agustus 2021)

I. Data umum
1. Kepala keluarga (KK) : Tn.M
2. Usia KK : 43 tahun
3. Alamat dan telepon : Air Bang
4. Pekerjaan KK : Petani
5. Pendidikan KK : SMP
6. Komposisi keluarga : Suami, istri,
anak pertama laki-laki, anak kedua perempuan, anak ketiga
perempuan, anak keempat perempuan.

Status imunisasi
Hub. Um Pen-
Jen Polio DPT Hepatitis Ca K
No Nama Kel. ur didi BC
is mp et
KK Dg. kan G
ak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

1. Ny.N P Istri 42 SM            
P
th
2. Tn.R L Anak 23 SM            
A
th
3. Nn. V P Anak 14 SM            
th P
4. An. H P Anak 7 th SD            
5. An. M P Anak 3 th -            
Ny.S 50

90
Tn.P
Ny. S 45
43
Tn.T
Ny.N 42
23
Tn.R

Ny. P 90
2

Ny. F 32
Nn.V14

Ny.N50

90
Tn.R
47
Tn.B
An.H 7

45
Tn.M
Bln
An.M 1

Ny. S 90
43
Tn.M

7. Tipe keluarga : Keluarga Inti (Nuclear family)

8. Suku bangsa : Klien ber suku Jawa, dan klien sehari-hari

menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi.

9. Agama : Klien beragama Islam

10. Status sosial ekonomi keluarga

Kebutuhan ekonomi keluarga terpenuhi dari hasil bertani, penghasilan keluarga yaitu
Rp.1000.000-, per bulan, tetapi jika tidak ada tanaman yang di panen, maka kepala
keluarga memenuhi kebutuhan rumah tangga dari hasil buruh.

11. Aktivitas rekreasi keluarga

Tn.M mengatakan bahwa Tn.M dan keluarganya sering berkumpul untuk sekedar
bersantai dan menonton televisi bersama di ruang keluarga, mereka pergi berekreasi
hanya saat hari besar/hari raya Idul Fitri, yaitu berkunjung ke tempat wisata terdekat
seperti danau Mas Harun Bastari.

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Tahap perkembangan keluarga saat ini dari anak tertua adalah keluarga mulai melepas
anak sebagai dewasa. Keluarga mengatakan tidak ada hambatan pertumbuhan anak-
anaknya baik fisik maupun psikologis.

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Saat ini keluarga Tn.M memiliki anak tertua yang mulai dewasa. Keluarga
mengatakan masih sedikit sulit mengatur anak tertua mereka, karena anak mereka jarang
pulang kerumah karena hanya fokus kepada teman temannya saja.

3. Riwayat kesehatan keluarga inti

Tn.M mengatakan keluarga nya tidak memiliki riwayat penyakit menahun atau
Riwayat penyakit yang serius, biasanya hanya karena faktor cuaca seperti flu karena
kehujanan, atau karena faktor kelelahan saja. Jika dalam keadaan flu, mereka hanya
mengobati nya sendiri dengan minum air hangat atau makan makanan pedas berkuah
untuk mengeluarkan keringat yang menjadikan badannya menjadi segar kembali, apabila
dalam keadaan kelelahan mereka hanya pergi ke tukang pijat yang berada di sekitar rumah
mereka, tetapi jika flu tak kunjung sembuh maka mereka pergi ke pelayanan Kesehatan
yaitu puskesmas terdekat, begitupun dengan keluarga Ny.N. Menurut penuturan Ny.N,
beliau selalu mengikuti posyandu balita di desa nya setiap bulan. Riwayat kesehatan
keluarga pada 6 bulan lalu baik-baik saja.

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Tn.M mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit kronis atau keturunan, begitu
juga dengan keluarga Ny.N.

2. Data lingkungan

1. Karakteristik rumah

M dan Ny N tinggal dirumah mereka sendiri, jenis bangunan tempat tinggalnya permanen
dengan luas 5x8 Meter, dan tidak memiliki teras rumah. Lantai tempat tinggalnya
menggunakan semen biasa, memiliki ventilasi yang cukup terang dengan jendela yang
bisa dibuka. Tempat tinggalnya memiliki 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu, 1
ruang keluarga, 1 dapur. Penerangan pada malam hari menggunakan listrik, penataan
perabotan teratur. Rumah memiliki halaman rumah cukup luas dan ditanami berbagai
tanaman hias, Kebersihan halaman rumah baik secara umum. Keluarga memanfaatkan air
PAM desa untuk kebutuhan kebersihan diri dan sebagainya. Kebersihan kamar mandi dan
jamban yang cukup, dan secara umum kebersihan rumah cukup, tetapi bagian dapur
tampak kotor.

Denah Rumah/Keterangan :
2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya

Safety Tank
Kamar Dapur
Mandi/ Dapur
WC

Ruang Keluarga Pintu


Kamar samping
Tidur
Ruang Tamu

Kamar Pintu
Tidur depan

Jarak rumah keluarga Tn.M dengan rumah lainnya nya cukup dekat, menurut Ny.N,
beliau sering mengobrol dengan tetangga-tetangga mereka saat sore hari, dan Keluarga
Ny.N juga megikuti pengajian (Yasinan) mingguan di daerah tempat tinggalnya yang
beranggotakan kira-kira 25 orang.

3. Mobilitas geografis keluarga

Menurut Tn.M keluarga mereka tidak pernah berpindah rumah, hanya saja mereka
sering berkunjung kerumah orang tua Tn.M atau kerumah orang tua Ny.N karena jarak
rumah nya tidak jauh dari rumah keluarga Tn.M, mereka tidak pernah di kunjungi oleh
keluarga jauh, karena keluarga mereka juga bertempat tinggal di desa yang sama

2. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Tn.M mengatakan perkumpulan yang keluarganya ikuti adalah pengajian (yasinan)


mingguan yang dilakukan dari rumah ke rumah, Ny,N mengatakan mereka sering
berkumpul dengan tetangga mereka saat sore hari untuk sekedar bercerita dan bersantai,
keluarga mereka sering berkumpul dengan sanak saudara mereka dirumah orang tua
keluarga Tn.M atau Ny.N, interaksi keluarga mereka baik, jika tetangga mereka
mempunyai hajatan mereka selalu menyempatkan diri untuk hadir jika tidak ada urusan
yang penting.

3. Sistem pendukung keluarga

Menurut Ny.N anggota keluarga mereka semua nya sehat, dahulu keluarga mereka
mempunyai asuransi Kesehatan Jamkesda, namun sekarang sudah tidak bisa digunakan
Kembali.

3. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

Tn.M mengatakan keluarga nya berkomunikasi secara terbuka dan secara langsung, jika
salah satu anggota keluarga memiliki kesalahan atau bingung dalam menentukan suatu
pilihan, maka mereka langsung berdiskusi bersama sama tetapi anak tertua mereka hanya
sesekali ikut berdiskusi ketika dirumah saja, dalam keluarga Tn.M pengambil keputusan
yang utama adalah Tn.M tetapi istrinya juga ikut berperan, seluruh anggota keluarga
berperan aktif dalam komunikasi keluarga. Menurut Ny.N jika ada masalah yang sulit
untuk di selesaikan mereka meminta bantuan pada kakak tertua Ny.N karena rumahnya
yang berdekatan dengan keluarga mereka, mereka menggunakan bahasa Jawa dalam
berkomunikasi.

1. Struktur kekuatan keluarga

Tn.M adalah kepala keluarga dan pemegang keputusan dalam keluarga, tetapi Ny.N juga
ikut andil didalamnya, Ny.N lah yang menasehati anggota keluarga apabila terjadi
masalah atau penyimpangan, Ny.N mengatakan dirinya dan suaminya tidak pernah
melakukan kekerasan pada anak-anak mereka, maka cara menasehati dan mengubah
perilaku yang menyimpang hanya dengan lisan saja.

2. Struktur peran (formal dan informal)


Peran Tn.M sebagai suami adalah mencari nafkah juga sebagai pelindung pemberi rasa
aman untuk istri dan anak-anak nya. Ny N sebagai istri berperan utuk mengurus rumah
tangga seperti memasak, beberes rumah, mengatur keuangan, dan lainnya, kadang sesekali
juga membantu suaminya bertani di kebun, anak sulung mereka juga berperan dalam
membantu perekonomian keluarga mereka dengan membantu ayahnya mengolah kebun
walau hanya sesekali saat dirinya mau saja, sementara adik-adiknya mempunyai peran
dalam belajar dan bersekolah untuk masa depan keluarga yang lebih baik.

3. Nilai atau norma keluarga

Sebagai bagian dari masyarakat Jawa dan beragama islam, nilai-nilai dan norma yang
dianut seperti sopan santun kepada orang tua dan juga antara suami dan istri. Keluarganya
mempunyai kebiasaan jika sakit sering kerokan, atau jika sedang batuk meminum air
jeruk nipis yang dibakar bersama kecap manis.

4. Fungsi keluarga

1. Fungsi afeksi

Keluarga mengatakan bahwa merekaselalu berusaha saling menyayangi dan


menghormati, memelihara hubungan baik, dan saling mendukung. Ny.N mengatakan
selalu mengajarkan kepada anak-anak mereka untuk saling menyayangi.

2. Fungsi sosial

Untuk memperoleh status social di masyarakat, Tn.M dam Ny.N berusaha mengikuti
berbagai pengajian dan organisasi di masyarakat. Mereka sudah berusaha dengan menjalin
komunikasi yang baik dengan para tetangga mereka. Sejauh ini hubungan antar Tn.M dan
Ny.N terhadap keluarga mereka masing-masing baik.

3. Fungsi pemenuhan (perawatan/ pemeliharaan) kesehatan

a. Mengenal masalah kesehatan

Ny.N mengatakan jika anggota keluarga nya sedang demam dan panas, beliau
memberikan kompres dengan menggunakan air panas, dan tidak menganjurkan
mengkonsumsi makanan yang dingin seperti es, Ny.N juga mengatakan kalau mereka
kehujanan atau anak-anak bermain diluar rumah saat hari panas terik, bisa menyebabkan
demam.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan

Keluarga tidak pernah mengalami penyakit yang serius, sehingga mereka hanya
melakukan perawatan sendiri di rumah nya.

c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga selalu melakukan perawatan sendiri dirumah apabila masih bisa di lalkukan
sendiri, tetapi jika tidak mereka pergi ke Puskesmas terdekat.

d. Kemampuan keluarga memelihara / memodifikasi lingkungan rumah yang sehat

Keluarga kurang perhatian terhadap lingkungan rumah yang sehat, hanya Ny.N yang
sertiap hari memelihara lingkungan rumah.

e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan Kesehatan

Keluarga mengatakan, biasanya mereka pergi ke puskesmas terdekat apabila ada keluarga
yang sakit cukup lama, karena jika berobat ke pelayanan Kesehatan lebih cepat
kemungkinan untuk sembuh, keluarga biasanya suntik agar cepat sembuh. Keluarga
memilih untuk belum pergi ke puskesmas terdekat karena mempunyai pengalaman yang
tidak menyenangkan dari petugas kesehatan.

4. Fungsi reproduksi

Ny.N mengatakan sebelum hamil dan melahirkan anak bungsunya, beliau menggunakan
Kb implant, juga pernah menggunakan Kb Pil, keluarga mereka mempunyai 1 orang anak
laki-laki yang dewasa dan 1 orang anak perempuan yang masih remaja, Ny.N
mengajarkan pengetahuan tentang sex kepada anak-anaknya terutama pengetahuan
tentang menstruasi kepada putrinya.

5. Fungsi ekonomi

Keluarga memenuhi kebutuhan rumah tangga dari hasil berkebun menanam sayuran,
apabila sedang tidak ada panenan Tn.M ikut bekerja buruh di kebun tetangganya.

6. Fungsi pendidikan
Anak tertua mereka hanya sampai pendidikan SMA, oleh karena itu mereka masih
memikirkan masa depan anak tertua mereka, Keluarga menitipkan mereka di sekolah,
mereka tidak mengikuti bimbel diluar jam sekolah.

7. Fungsi sosialisasi

Keluarga berusaha tetap mempertahankan hubungan baik anggota keluarga, Tn.M dan
Ny.N mengajarkan kepada anak-anak mereka bagaimana berperilaku baik kepada orang-
orang disekitar mereka, mengajarkan bagaimana memanggil orang yang lebih tua seperti
mbah, bude, pakde. Juga berperilaku baik kepada teman-teman mereka.

8. Fungsi religius

Ny.N dan Tn.M mengikuti kegiatan keagamaan yaitu pengajian mingguan, mereka juga
menitipkan anak-anak mereka pada TPQ di dekat rumah mereka untuk belajar mengaji
setiap sorenya.

9. Fungsi rekreasi

Keluarga jarang bepergian untuk rekreasi, hanya Ketika hari raya saja, tetapi mereka
mengaku senang walaupun hanya 1 tahun sekali perginya.

5. Stres Dan Koping Keluarga

1. Stresor jangka pendek dan panjang

Tn.M mengatakan mengalami stress jangka pendek saat anak mereka demam, dan diare
karena keluarga Tn.M belum membawa anaknya kepuskesmas, mereka khawatir kalau
penyakit An.Mtidak sembuh. Mereka mengatakan mengalami stress jangka Panjang jika
anak tertua mereka tidak pulang kerumah karena hanya fokus kepada teman-temannya
saja, mereka juga mengatakan stress jangka panjang saat memikirkan masa depan anak
tertua mereka.

2. Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor

Keluarga Tn.M menyadari bahwa bahwa An.M diare, untuk itu keluarga hanya
memberikan obat warung.

3. Strategi koping yang digunakan


Keluarga menggunakan koping dengan komunikasi terbuka, tetapi tidak dengan anak
tertua mereka yang kurang terbuka dengan keluarga nya, Keluarga mengatakan mereka
hanya bisa menerima setiap masalah yang hadir di keluarga nya, dan mencoba
menghadapi nya dengan kepala dingin.

4. Strategi adaptasi disfungsional

Keluarga cukup mampu ber adaptasi jika ada masalah dalam keluarga.

5. Harapan keluarga

Harapan keluarga untuk pelayanan Kesehatan dan tenaga Kesehatan adalah, semoga
pelayanan yang diberikan makin baik, jangan sampai membuat pasien kecewa dan
menunggu lama tetapi ternyata tidak dilayani dengan baik, harapan mereka adalah
pelayanan yang cepat sigap dan ramah.
7. Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga (Head To Toe)

Aspek Tn. M Ny. N Tn. R Nn.V An.H An.M


TD 120/80 mmHg 140/90 mmHg 110/80 mmHg 90/70 mmHg - -
Pernapasan 20 x/ menit 20 x/ menit 21 x/ menit 18 x/ menit 18 x/ menit 30 x/ menit
Nadi 82 x/ menit 78 x/ menit 87 x/ menit 84 x/ menit 76 x/ menit 100x/menit
Suhu 36,9OC 37OC 37,2OC 37OC 36OC 38OC
Kepala Rambut tumbuh Rambut Rambut tumbuh Rambut Rambut tumbuh Rambut tumbuh
merata, warna tumbuh merata, bersih, tumbuh merata, bersih, warna merata tetapi
hitam merata, merata, warna warna rambut merata, bersih, rambut hitam, tidak belum lebat,
bersih, tidak ada hitam merata, hitam, tidak ada warna rambut ada nyeri tekan bersih, warna
nyeri tekan bersih, tidak nyeri tekan hitam, tidak rambut hitam,
ada nyeri ada nyeri tekan tidak ada nyeri
tekan, ada tekan
kerontokan
namun tidak
banyak
Mata Simetris antara Simetris antara Simetris antara Simetris antara Simetris antara kiri Simetris antara
kiri dan kanan, kiri dan kanan, kiri dan kanan, kiri dan kanan, dan kanan, pupil kiri dan kanan,
pupil isokor, pupil isokor, pupil isokor, pupil isokor, isokor, konjungtiva pupil isokor,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva ananemis, sclera konjungtiva
ananemis, sclera ananemis, ananemis, sclera ananemis, anikterik ananemis, sclera
anikterik sclera anikterik sclera anikterik
anikterik anikterik
Hidung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada pernafasan Tidak ada
pernafasan pernafasan pernafasan pernafasan cuping hidung pernafasan
cuping hidung cuping hidung cuping hidung cuping hidung cuping hidung
Mulut Bibir lembab, Bibir lembab, Bibir lembab, Bibir lembab, Bibir lembab, tidak Bibir kering,
tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi ada lesi tidak ada lesi
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran kelanjar pembesaran
kelanjar thyroid kelanjar kelanjar thyroid kelanjar thyroid dan vena kelanjar thyroid
dan vena thyroid dan dan vena thyroid dan jugularis dan vena
jugularis vena jugularis jugularis vena jugularis jugularis
Thorax Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Dada simetris, Dada simetris, Dada simetris, Dada simetris, Dada simetris, tidak Dada simetris,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada ada retraksi dinding tidak ada
retraksi dinding retraksi retraksi dinding retraksi dada retraksi dinding
dada dinding dada dada dinding dada Auskultasi: dada
Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi: Tidak ada suara Auskultasi:
Tidak ada suara Tidak ada Tidak ada suara Tidak ada napas tambahan Tidak ada suara
napas tambahan suara napas napas tambahan suara napas napas tambahan
tambahan tambahan
Kardiovask Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
uler Bentuk simetris Bentuk Bentuk simetris Bentuk Bentuk simetris Bentuk simetris
Palpasi: simetris Palpasi: simetris Palpasi: Palpasi:
Tidak ada nyeri Palpasi: Tidak ada nyeri Palpasi: Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri
tekan Tidak ada tekan Tidak ada Perkusi: tekan
Perkusi: nyeri tekan Perkusi: nyeri tekan Batas jantung Auskultasi:
Batas jantung Perkusi: Batas jantung Perkusi: normal, tidak ada Suara jantung
normal, tidak Batas jantung normal, tidak Batas jantung pembesaran pada vesikuler
ada pembesaran normal, tidak ada pembesaran normal, tidak jantung
pada jantung ada pada jantung ada
pembesaran pembesaran
pada jantung pada jantung
Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi:
Suara jantung Suara Suara jantung Suara Auskultasi:
vesikuler jantung vesikuler jantung Suara jantung
vesikuler vesikuler vesikuler
Abdomen Inspeksi: Tidak Inspeksi: Inspeksi: Tidak Inspeksi: Inspeksi: Tidak Inspeksi: Tidak
ada lesi. Tidak Tidak ada ada lesi. Tidak Tidak ada ada lesi. Tidak ada lesi. Tidak
ada luka bekas lesi. Tidak ada luka bekas lesi. Tidak ada luka bekas ada luka bekas
operasi ada luka operasi ada luka operasi operasi
bekas bekas operasi
Auskultasi: operasi, Auskultasi: Auskultasi: Palpasi:
Bising usus terdapat Bising usus Auskultasi: Bising usus Ada nyeri
11x/ menit striae. 11x/ menit Bising usus 10x/ menit tekan, tidak ada
Palpasi: Auskultasi: Palpasi: 10x/ menit Palpasi: distensi
Tidak ada nyeri Bising usus Tidak ada nyeri Palpasi: Tidak ada nyeri kandung kemih
tekan, tidak ada 10x/ menit tekan, tidak ada Tidak ada tekan, tidak ada
distensi Palpasi: distensi nyeri tekan, distensi
kandung kemih Tidak ada kandung kemih tidak ada kandung kemih
Perkusi: nyeri tekan, Perkusi: distensi Perkusi:
Tidak ada tidak ada Tidak ada kandung Tidak ada
pembengkakan distensi pembengkakan kemih pembengkakan
pada organ kandung pada organ Perkusi: pada organ
bagian kemih bagian Tidak ada bagian
abdomen Perkusi: abdomen pembengkak abdomen
Tidak ada an pada
pembengkak organ bagian
an pada abdomen
organ bagian
abdomen
Ekstremita Atas: Atas: Atas: Atas: Atas: Atas:
s Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan bentuk kelainan kelainan bentuk kelainan kelainan bentuk kelainan bentuk
pada bentuk pada pada bentuk pada pada pada
ekstremitas ekstremitas, ekstremitas ekstremitas ekstremitas ekstremitas
tidak ada
varises dan
oedema,
tidak ada
nyeri tekan
dan panas
pada betis.
Bawah:
Tidak ada Bawah: Bawah: Bawah: Bawah: Bawah:
kelainan bentuk Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pada kelainan kelainan bentuk kelainan kelainan bentuk kelainan bentuk
Genetalia ekstremitas bentuk pada pada bentuk pada pada pada
eksterna ekstremitas ekstremitas ekstremitas ekstremitas ekstremitas
3.2 ANALISA DATA

NO Data Etiologi Pro


ble
.
m
1. Ds :
- Ny.N mengatakan Terpapar Diare
Bahwa An.M BAB Kontaminan( Makanan)
cair 6x per hari
dengan konsistensi
cair,bau khas tidak
ada lendir

- Ny. N mengatakan
terkadang makanan
jarang ditutup

Do :
- An.M tampak lemas
dan pucat
- Bagian dapur tampak
kotor
2. Ds :
- Ny. N mengatakan resistensi keluarga ketidakmampuan
koping keluarga
anaknya demam dan terhadap pengobatan yang
Ny.N belum kurang kompleks
membawa anaknya
ke puskesmas hanya
di berikan obat
warung saja
Do :
- An.M tampak lemah
- Suhu An. M 38,0 C
a. SCORING
1. Diare berhubungan dengan terpapar kontaminan (Makanan)
N KRITERIA SKOR BOB PERHITU
O OT NGAN
1 Sifat Masalah

Skala : - Tidak / Kurang sehat 3/1x1 = 3


- Ancaman Kesehatan 3 1

- Keadaan sejahtera 2
1

2 Kemungkinan masalah dapat


diubah
Skala : - Mudah 2 2 1/2x2 = 1
1
- Sebagian
0
- Tidak dapat

3 Potensial masalah untuk


dicegah
Skala : - Tinggi 3 1 2/1x3 = 6
2
- Cukup
1
- Rendah

4 Menonjolkan masalah
Skala : - Masalah berat harus
2 1 2/1x2 = 4
segera di tangani

- Ada masalah
tetapi tidak perlu 1
ditangani
- Masalah tidak 0
dirasakan
14
2. ketidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan Resistensi keluarga
terhadap pengobatan yang kurang kompleks

N KRITERIA SKOR BOB PERHITU


O OT NGAN
1 Sifat Masalah

Skala : - Tidak / Kurang sehat 2/1x1= 2


- Ancaman Kesehatan 3 1

- Keadaan sejahtera 2
1

2 Kemungkinan masalah dapat


diubah
Skala : - Mudah 2 2 2/2x1 = 2
1
- Sebagian
0
- Tidak dapat

3 Potensial masalah untuk


dicegah
Skala : - Tinggi 3 1 2/1x3 = 6
2
- Cukup
1
- Rendah

4 Menonjolkan masalah
Skala : - Masalah berat harus
2 1 2/1x2 = 4
segera di tangani

- Ada masalah
tetapi tidak perlu 1
ditangani
- Masalah tidak 0
dirasakan
14
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan terpapar kontaminan (Makanan)
2. ketidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan Resistensi keluarga terhadap
pengobatan yang kurang kompleks

3.4 Intervensi Keperawatan

HARI/ NO.D TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


TANGGAL X HASIL
16 Agustus 1 Setelah dilakukan tindakan observasi
2021 keperawatan selama x24 - Identifikasi penyebab
jam, Diare akan teratasi diare
dengan kriteria hasil : - Identifikasi riwayat
1. Konsistensi urin pemberian makanan
membaik (5) - Identifikasi gejala
2. Frekuensi defekasi invaginasi
membaik(5) - Monitor tanda dan
3. Kontrol gejala hypovolemia
pengeluaran feses - Monitor warna,
membaik (5) volume, frekuensi dan
konsistensi tinja
- Monitor jumlah
pengeluaran feses
- Monitor keamanan
penyiapan makanan
terapetik
- Berikan asupan cairan
oral
- Ambil sampel darah
untuk pemeriksaan
darah lengkap dan
elektrolit
edukasi
- Anjurkan pemberian
asi
- Anjurkan makanan
porsi kecil dan sering
secara bertahap
kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
obat antimotilitas
- Kolaborasi pemberian
obat pengeras feses
16 2 Setelah dilakukan tindakan observasi
Agustus keperawatan selama x24 jam, - Identifikasi respon
2021 ketidakmampuan koping emosional terhadap
keluarga akan teratasi kondisi saat ini
dengan kriteria hasil: - Identifikasi
1. Komitmen pada pemahaman tentang
perawatan / keputusan perawatan
pengobatan - Identifikasi kesesuain
membaik (5) antara harapan pasien,
2. Perilaku menolak keluarga daan tenaga
perawatan / kesehatan
pengobatan terapetik
membaik (5) - Dengarkan masalah,
perasaan, dan
pertanyaan keluarga
- Terima nilai – nilai
keluarga dengan tidak
menghakimi
- Fasilitasi pengambilan
keputusan dalam
merencanakan
perawatan jangka
panjang
edukasi
- Informasikan
kemajuan pasien
secara berkala
- Informasikan fasilitas
perawatan kesehatan
yang tersedia
kolaborasi
- Rujuk untuk terapi
keluarga

3.4 IMPLEMENTASI

Implementsi keperawatan adalah fase ketika perawat mengimplementasi intervensi


keperawatan.Implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan tindakan yang
merupakan tindakan keperawatan khusus Yang diperlukan untuk pelaksanaan intervensi (atau
program keperawatan).

Kegiataan pada tahap implementasi keperawatan:

1. Mengkaji kembali klien


2. Menentukan kebutuhan perawat terhadap bantuan
3. Mengimplementasi intervensi keperawatan
4. Melakukan supervisi terhadap asuhan yang didelegasikan
5. Mendokumentasikan tindakan yang keperawatan

3.5 EVALUASI

Hal hal yang perlu dievaluasi dalam mempersembahkan asuhan keperawatan berfokus pada
kriteria hasil tiap masalah keperawatan dari setiap terbaru pembuatan SOAP pada masalah
yang tidak terselesaikan atau teratasi sebagian.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-masing yang merupakan
bagian dari keluarga (Friedman, 1998) Sedangkan
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah
cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih ban yak dari keadaan normal yakni
100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).

4.2 SARAN

1. Bagi mahasiswa
Untuk mahasiswa yang sedang menuntut ilmu dalam mata kuliah keperawatan
Keluarga ini bisa digunakan sebagai acuan untuk pembelajar.
2. Keluarga
Kepada setiap keluarga diharapkan untuk memperhatikan dan memahami mengenai masalah
kesehatan p ada Keluarga, untuk itu dalam hal ini peran keluaga sangat penting dalam hal ini.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman M. 1998. Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.


Soetjiningsih (1994), Tumbuh Kembang Anak,  Bagian Kesehatan Anak FK
Udayana, Jakarta. EGC,
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh kembang anak.  Jakarta: EGC.
Supartini, Y. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak.  Jakarta: EGC.
Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.
PPNI, 2016. Standar diagnosa keperawatan indonesia. Definisi dan tindakan
keperawatan edisi 1. JAKARTA: DPP PPNI
PPNI, 2018. Standar intervensi keperawatan indonesia. Defnisi dan tindakan
keperawatan edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI, 2018. Standar luaran keperawatan indonesia. Definisi dan kriteria hasil
keperawatan edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai