Anda di halaman 1dari 17

Laboratorium Separasi Termal dan Difusi

Semester V 2019/2020

LAPORAN PRAKTIKUM
FALLING FILM EVAPORATOR

Pembimbing : Tri Hartono, LRSC, M.ChemEng


Kelompok : 4 ( Empat )
Tgl. Praktikum : 20 dan 27 November 2019
Kelas : 3A
Nama (NIM) : Muyassarah (33117005)
Sastriani (33117010)
Ardiansyah (33117014)
Intan Natalia Towawo (33117016)
Sri Wahyuni (33117019)
Riska wahyunengsi (33117023)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2019
FALLING FILM EVAPORATOR

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat mengoperasikan Falling Film Evaporator (FFE).
2. Dapat menentukan konsentrasi umpan dan produk.
3. Dapat menghitung karakteristik teknik alat FFE, antara lain :
a. Konsumsi uap.
b. Persentase dan kadar produk.
c. Koefisien perpindahan panas
d. Efiseiensi.

II. PERINCIAN KERJA


1. Mengoperasikan falling film evaporator.
2. Menghitung volume umpan, distilat dan kondensat.
3. Menitrasi umpan dan produk.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Alat yang digunakan
a. Serangkaian alat Falling Film Evaporator
b. Gelas kimia 50 ml dan 250 ml
c. Buret 50 ml
d. Erlenmeyer 250 ml
e. Pipet ukur 25 ml
f. Bola isap
g. Pipet tetes
h. Labu semprot
i. Timbangan
j. Sendok
k. Stopwatch
l. Baskom
m. Jeregen
n. Spatula
o. Beker plastik 2 liter
p. Sarung tangan anti panas.
2. Bahan yang digunakan
a. Padatan KOH
b. Akuades
c. Larutan HCl 0,05 N
d. Indicator PP
e. Air

IV. DASAR TEORI


Falling film Evaporator adalah salah satu jenis alat untuk proses
evaporasi yang diklasifikasikan dalam kelas long tube vertical evaporator
(LTVE) bersama-sama dengan climbing film evaporator (CFE). Sedangkan
berdasarkan tipe pemanasan dapat diklasifikasikan ke dalam sistem
pemanasan dipisahkan oleh dinding pertukaran panas, yaitu jenis kolom
calandria shell and tube.
FFE memiliki efektivitas yang baik untuk :
a. Pengentalan larutan-larutan yang jernih
b. Pengentalan larutan berbusa
c. Pengentalan larutan-larutan yang korosif
d. Beban penguapan yang tinggi
e. Temperatur operasi yang rendah
Kinerja suatu evaporator ditentukan oleh beberapa factor lainnya
a. Konsumsi uap
b. Steam ekonomi
c. Kadar kepekata
d. Persentasi produk
Untuk tujuan teknik dan karakteristik evaporator yang perlu diperhatikan
adalah :
a. Neraca massa dan energi
b. Koefisien perpindahan panas
c. Efisiensi
Prinsip falling film evaporator adalah mengatur agar seluruh
permukaan evaporator terbasahi secara kontinyu, dan film yang dihasilkan
mempunyai ketebalan yang seragam. Sehingga distributor umpan yang
akan dipakai harus didesain secara tepat. Berbagai cara distribusi umpan,
dibuat untuk menjamin keseragaman tebal film, antara lain memakai
distributor tipe overflow weir, peletakan evaporator harus benar-benar
tegak.

Proses penguapan di dalam FFE


Umpan dimasukkan melalui bagian atas kolom secara gravitasi. Jika
vakum tidak dioperasikan turun dan membasahi dinding bagian dalam
kolom dan dinding-dinding bagian luar tabung-tabung penukar panas dan
dalam kolom sebagian lapisan tipis (film), maka panas yang diberikan oleh
medium pemanas di dalam penukar panas akan dipakai untuk memanaskan
larutan mencapai titik didihnya. Penguapan pelarut membawa temperatur
uap dari titik temperatur di atasnya, sehinggga di dalam kolom evaporator
akan terdapat campuran antara larutan pada temperatur penguapan pelarut
atau sedikit lebih tinggi atau rendah dari uap pelarut. Karena temperatur
pada tangki pemisah dan pendingin (kondensor) lebih rendah daripada
temperatur pada bagian bawah kolom maka sistem pada bagian kolom
tersebut akan mengalami evakuasi yang dalam arti sebenarnya terjadi
penurunan tekanan sehingga kondisi seperti vakum terjadi oleh karena
campuran tersebut akan terhisap menuju tangki pemisah dimana bagian
campuran yang berupa larutan produk yang lebih berat dan pekat turun
menuju tangki pengumpul produk, sehingga uap pelarut menuju kondensor
dikondensasikan dan turun menuju tangki destilat.
Pada sistem dimana kondisi vakum dioperasikan oleh pompa vakum
proses akan berlangsung serupa, tetapi titik didih yang dicapai akan lebih
rendah dari pada kondisi atmosfer. Selain itu, kemungkinan aliran balik
karena pembentukan uap pelarut dan tekanan parsial yang dikandungnya
lebih kecil.
Alat ini diklasifikasikan dalam kelas long tube vertical evaporator
(LTVE) bersama-sama dengan Climbing film evaporator (CFE).
Sedangkan berdasarkan tipe pemanasan dapat diklasifikasikan ke dalam
sistem pemanasan dipisahkan oleh dinding pertukaran panas, yaitu jenis
kolom calandria shell and tube. FFE memiliki effektivitas yang baik untuk
:
1) Pengentalan larutan-larutan yang jernih
2) Pengentalan larutan-larutan yang korosif
3) Beban penguapan yang tinggi
4) Temperatur operasi yang rendah
Kinerja suatu suatu evaporator ditentukan oleh beberapa faktor lainnya :
1) Konsumsi uap
2) Steam ekonomi
3) Kadar kepekatan
4) Persentasi produk
Proses penguapan berlangsung pada kalandria shell and tube. Di
dalam kalandria tersebut terdapat tabung berjumlah tiga, umpan masuk
didistribusi ke masing-masing tube kemudian membentuk lapisan tipis
pada selimut bagian dalam tube. Sementara pemanas berada di luar tube,
bahan umpan yang turun secara gravitasi menyerap panas maka terjadi
penguapan pelarut sehingga keluar dari kalandria terdiri dari dua fasa (fasa
uap pelarut dan larutan pekat) kemudian dipisahakan di evaporator.
Penguapan yang terjadi akan berada di bawah titik didih air atau pelarut
lain dalam kondisi curah. Penguapan akan memerlukan kalor yang lebih
sedikit untuk umpan yang memang sedikit karena umpan mengalir dalam
bentuk lapisan tipis (film).
Keuntungan yang lebih dari FFE ialah sangat terbatasnya waktu
tinggal dari liquid. Waktu tinggal di dalam tube terhitung dalam satuan
detik, membuatnya ideal juga untuk produk-produk yang sensitif akan
panas seperti susu, sari buah, obat-obatan dan lain sebagainya.

Pada dasarnya evaporator adalah alat dimana pertukaran panas terjadi.


Laju perpindahan panas dinyatakan dalam persamaan umum :

Q = U A dT

dengan U = koefisien keseluruhan perpindahan panas dalam sistem.

Perhitungan Teoritikal FFE


Kinerja suatu evaporator ditentukan oleh beberapa factor antara lain :
1) Konsumsi uap
2) Ekonomi uap atau ratio penguapan
3) Kadar kepekatan, konsentrasi produk
4) Persentase produk
Untuk tinjauan teknik dan karateristik evaporator yang perlu
diperhatikan adalah:
a) Neraca massa dan neraca panas
b) Koefisien perpindahan panas, dan
c) Efisiensi
Pada dasarnya evaporator adalah alat dimana pertukaran panas terjadi.
Laju perpindahan panas dinyatakan dalam persamaan umum :

Q = U . A . ΔT

Dimana :
U = Koefisien seluruh perpindahan panas dalam system
Q = Kalor atau panas yang dibutuhkan
A = Luas permukaan benda
ΔT = Perbedaan suhu
Untuk sistem tumpak tunggal, kalor laten kondensasi uap sebagai
medium pemanas, merambat melalui permukaan pemanasan untuk
menguapkan pelarut dan memisahkannya dari larutan yang mendidih.
Sehingga kesetimbangan panas terjadi disusun untuk proses kondensasi
uap di dalam tabung-tabung penukar panas dan untuk memanaskan lapisan
larutan pada dinding luar penukar panas, proses penguapan pelarut dan
menaikkan temperatur uap pelarut.

Sebenarnya di dalam kolom evaporator juga akan terjadi kontak


antara uap pelarut pada temperaturnya dengan larutan yang diumpankan
dan membasahi dinding sebelah dalam kolom, sehingga terjadi
perpindahan panas dan massa serta ada panas yang dipindahkan dari
bagian dalam dinding ke bagian luar dinding luar kolom ke lingkungan
yaitu berupa panas yang hilang. Karena proses perpindahan panas dan
massa yang terjadi di dalam kolom adalah factor minor dan dapat
diabaikan maka tinggal kehilangan panas ke lingkungan dari system yang
diamati yang diperhatikan. Maka secara umum dapat dituliskan neraca
panas yang terjadi dalam system sebagai berikut :

Qsi = Qse + Qe + QL

yang diturunkan dari perkiraan bahwa jumlah panas yang diberikan oleh
medium pemanas dari penular panas digunakan untuk memanaskan
seluruh larutan hingga titik didihnya dan untuk memanaskan sejumlah
pelarut dalam bentuk uapnya dan panas total yang hilang ke lingkungan.

Jumlah panas yang diberikan uap dalam hal ini, Q adalah seluruh
panas yang sudah berada di dalam system, yang berbeda atau lebih rendah
dari jumlah total panas yang dihasilkan oleh ketel uap sehingga panas
yang hilang selama dalam aliran menuju ke system diabaikan. Maka
jumlah panas yang diberikan ke system adalah:

Qst = Mst . λst


dimana jumlah massa uap Mst adalah sejumlah massa kondensatnya M dan
λst adalah kalor laten kondensasi pada tekanan uap dalam sistem.
Mempertimbangkan panas yang hilang dalam proses kondensasi , QL
yang tidak dapat diabaikan, maka persamaan yang lebih lengkap adalah:
Qst = Mst . λst - QL
Pada seksi yang di dalam kolom, panas yang dipancarkan dari dinding
bagian luar penukar panas hasil dari kondensasi uap di atas diambil oleh
Sistem dengan 2 cara:
1) Panas pendidihan, Qse
2) Panas penguapan, Qe
Qse adalah jumlah panas yang diperlukan oleh sejumlah volume
larutan yang berupa selaput tipis (film) yang membasahi dinding-dinding
tabung penukar panas sampai titik didihnya. Pada tahap ini panas yang
hilang hanya terjadi pada wal proses dan selanjutnya dikompensasi oleh
uap yang terbentuk sehingga kehilangan panas sangat kecil dan diabaikan.
Sehingga persamaan untuk jumlah panas Qse adalah:
Qse = (Md + Mp). Cpair . ΔT
Dalam hal ini Md dan Mp adalah jumlah massa larutan umpan M yang
dihasilkan berupa larutan pekat dan larutan pelarutnya dan adalah jenis
larutan di dalam evaporator. Maka koefisien perpindahan panas
keseluruhan proses dapat dihitung dengan persamaan:
Qse = Use . Ase . ΔLMTD
dimana ΔT adalah beda temperatur rata-rata logaritmik. Harga ini
bergantung pada besar beda temperatur pada saat pengumpanan dan beda
temperatur pada saat evaporasi mulai. Juga tergantung pada system
pengaliran yaitu aliran searah atau berlawanan arah.
Qe adalah panas yang dipindahkan oleh system untuk proses
penguapan sejumlah pelarut dimana massa uap pelarut dapat diketahui
secara tidak langsung dari distilat hasil kondensasinya, jadi:
Qe = Me . λe
Dimana Me massa terevaporasi dianggap sama dengan Md massa
distilat, massa uap pelarut yang terkondensasi. Penganggapan ini
dilakukan karena dalam proses sebenarnya terjadi kehilangan massa baik
pada perjalanan uap tersebut menuju ke kondensator atau pada proses
kondensasi itu antara lain adanya bagian uap ataupun bentuk cairnya yang
menempel pada dinding-dinding kondensator. Karena itu neraca massa
harus dibuat untuk menghitung jumlah keseluruhan massa yang hilang M,
seperti:
Mumpan = Mp + Md + ML
Pada proses diatas maka koefisien perpindahan panasnya U, dihitung
dengan persamaan:
Q = U. Ae . ΔT
Sehingga untuk koefisien perpindahan panas total dari evaporator itu dapat
diambil harga rata-rata dari Use dan Ua.
Keuntungan yang lebih dari falling film evaporator ialah sangat
terbatasnya waktu tinggal dari liquid. Waktu tinggal di dalam tube terhitung
dalam satuan detik, membuatnya ideal juga untuk produk-produk yang
sensitif akan poanas seperti susu, sari buah, obat-obatan dan lain
sebagainya. Berrikut adalah contoh aplikasi falling film evaporator pada
industri susu

Gambar 2. FFE di industri susu


V. GAMBAR ALAT
Berikut adalah PFD FFE yang ada di PNUP

T7
FEED TANK

Treating
CIRCULATED HEATING Agent Inlet
WATER INLET TI7 FI9
VENT
V12

V14
TI4 V8
V7 P2 V13
DRAIN
BLEED
V6

W2 VENT

W3 V16 TI14
FI5 TI6 TI8

V5
BLEED PI13
TI1 V3 TI10 FI15
V4 DRAIN
T6
V2 VENT
W1 V10 T5
V1 PI 02

TI11 TI12
STEAM MAIN DRAIN BY PASS
VALVE
DRAIN
V9 PI3 DRAIN
STREAM MAIN VALVE
V11
V15
P1
PI10
STEAM KONDENSAT TI T2 T3 T4
VACUUM COOLANT

PRODUK DESTILAT

Keterangan:
Aliran Steam
Aliran Umpan
VI. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menimbang padatan KOH 50 gram.
3. Melarutkan KOH 50 gram tersebut dalam 1 liter air.
4. Memasukkan larutan tersebut ke dalam labu umpan.
5. Memasukkan air hampir penuh ke dalam tangki umpan, kemudian
menambahkan indikator PP hingga menjadi merah muda lalu
dihomogenkan (dengan menyalakan pompa umpan).
6. Mengambil umpan (sampel) sebanyak 25 ml sebelum memulai
pengoperasian.
7. Menyalakan control panel.
8. Menunggu tekanan hingga konstan.
9. Setelah tekanan konstan, membuka katup steam dan katup udara tekan
untuk mengatur laju alirnya agar tidak terlalu kencang maupun terlalu
lambat
10. Setelah umpan menetes pada evaporator, stopwatch dinyalakan hingga
2 menit lalu masing-masing temperatur dicatat yaitu T-01, T-04, T-06,
T-07, T-08, T-10, T-11, T-12, dan T-14 serta tekanan (P) setiap 2 menit
11. Melakukan prosedur nomor 10 sampai jeregen kondensat hampir
penuh.
12. Menimbang produk, kondensat dan destilat yang diperoleh
13. Mengambil produk (sampel) sebanyak 25 ml untuk dititrasi
14. Melakukan titrasi pada umpan dan produk dengan menggunakan HCl
0,01 N ( dilakukan secara triplo)
15. Mencatat hasil titrasi yang diperoleh.

VII. DSSATA PENGAMATAN

Tabel 7.1 : Suhu dan tekanan dibeberapa titik selama FFE berjalan

T1-01 T1-04 T1-06 T1-07 T1-08 T1-10 T1-11 T1-12 T1-14 P


153.5 145.8 145.4 33.9 44 89.8 43 37 40.7 3.8
152.7 144.5 143.7 33.8 46.4 95.8 77 41 40.6 4.4
155.9 148.1 147.8 32.7 47.3 95.8 74 50 40.9 4.3
155.2 147.3 147.1 32.1 48.2 95.8 76 52 41.7 4.2
153.1 145.2 144.9 31.8 49 95.8 79 54 42.5 4.1
155 147.1 146.8 44.4 48.4 92.5 79 54 43.3 4.7
158.6 150.8 150.6 46.4 47.4 84.6 68 52 44 4.7
158.9 150.8 150.4 40.1 49.9 95.7 88 50 44.7 4.9
159.1 151.3 150.9 66.3 50.2 95.7 87 51 44.8 4.9
157 149.1 148.7 32.7 50.5 95 91 52 44.6 4.3
155.1 147.3 147 32 50.4 95.5 94 53 44.4 4.1
154.1 146.1 146 32.1 50.4 95.7 93 55 44.3 4
153.5 145.5 145.2 32.1 50.7 96.2 89 57 44.1 3.7
139.8 133.3 131.2 31.9 49.3 95.7 93 56 44.2 1.7
131.5 124.3 119.1 31.8 48.6 95 94 53 44.2 1.4
129 121 113.7 31.9 48.1 88.5 94 50 44.1 1.3
126.7 118.7 111.5 32 48 94.2 93 48 43.9 1.2
126.9 118.7 113.3 32.1 47.6 93.6 93 47 43.6 1.2
Rata-rata:
148.6 140.8 139.1 36.1 48.6 93.9 83.6 50.7 43.4 3.5
Keterangan:

T1-01 = Steam temperature (°C)


T1-04 = stem inlet (°C)
T1-06 = steam outlet (°C)
T1-07 = feed inlet (°C)
T1-08 = cooling water out (°C)
T1-10 = vapour in(°C)
T1-11 = buttont product (°C)
T1-12 = destilate (°C)
T1-14 = cooling water in (°C)
P = Tekanan (bar)

Tabel 7.2. volume titrasi umpan dan produk

Data Titrasi: V1 V2 V3 rata rata


sampel awal 9,9 10 9,6 9,83
produk 10,1 10,2 9,9 10,07

Table 7.3

VIII. PERHITUNGAN

1. Menentukan Nilai Logarithmic Mean Temperature Difference (LMTD)


a. LMTDEvap
(T 4−T 7)−(T 4−T 10)
LMTD=
(T 4−T 7)
ln
(T 4−10)
( 418 ,8−312 ,6 ) K −( 418 , 8−368,8) K
LMTD=
( 418,8−312,6 ) K
ln
(418,8−368,8)K
LMTD=74 ,52110 K

b. LMTDCond
(T 10−T 8)−(T 12−T 14)
LMTD=
( T 10−T 8)
ln
(T 12−14)
( 368,8−312,9 ) K −( 310,4−309,2 ) K
LMTD=
( 368,8−312,9 ) K
ln
(310,4−309,2 ) K
LMTD=14,10664 K

2. Menentukan Laju Perpindahan Panas (Q)


Tekanan 4,14 bar
a. Qsteam
hfg steam (T4) =2129, 804721 kJ/kg
Qsteam = mc x hfg steam
Qsteam = 0,008 kg/s x 2129, 804721 kJ/kg
Qsteam = 16,55764482 kJ/s
Qsteam = 16557,64482 J/s

b. Qsen
Cp steam (T4) = 2,275925094 kJ/kg(K)
Qsen = (mc + mp) × cp × (T10 – T7)
Qsen = (0,008 + 0,016) kg/s × 2,275925094 kJ/kg(K) × (
368,8−312,6) K
Qsen = 2,220731385 kJ/s
Qsen = 2220,731385 J/s
c. QEvap
hfg steam (T4) = 2129, 804721 kJ/kg
QEvap = md x hfg
QEvap = 0,002 kg/s × 2129, 804721 kJ/kg
QEvap = 3,88956 kJ/s
QEvap = 3889,56 J/s
3. Menentukan Nilai Overall Heat Transfer Coefficient (U)
a. Usen
AEvap = 0.258 m2
Qse
Usen =
Aevap × LMTDEvap
2,220731385 kJ / s
Usen =
0.258 m² ×7 4,52110 K
Usen = 0,11550 kW/m2K
Usen = 115,50400 W/m2K

b. UEvap
ACond = 2.5 m2
Qevap
UEvap =
Acond × LMTDcond
3,88956 kJ / s
UEvap =
2.5 m² ×14 ,10663 K
UEvap = 0,11029 kW/m2K
UEvap = 110,29W/m2K

4. Menentukan Laju Perpindahan Panas yang Hilang (QLoss)


Qloss = Qsteam – (Qsen + Qevap )
Qloss =16,55764– (2,22073 + 3.88956)
Qloss = 10,4474 kJ/s
Qloss = 10447,4 J/s
5. Efficiency
Q steam−Qlos s
Efficiency = x 100
Q steam
16,55764 kJ /s−10,4474 kJ /s
Efficiency = x 100
16,55764 kJ / s
Efficiency = 36,90 %

6. Menentukan Konsentrasi Produk dan Umpan


a. Umpan
N1 × V1 = N2 × V2
0,05 N × 9,83 mL = N2 × 25 mL
N2 = 0,019667 N
b. Produk
N1 × V1 = N2 × V2
0,05 N × 10,07 mL = N2 × 25 mL
N2 = 0,020133 N
IX. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum didapatkan nilai dari beberapa karakteristik FFE :
1. Qsteam = 16.557,64482 J/s, Qsen = 2220,152674 J/s, Qloss = 10447,9 J/s

2. Usen = 115,47391W/m2K, UEvap = 110,29025 W/m2K

3. Efficiency = 36,90 %

4. Konsentrasi umpan sebesar 0,0196 N dan konsentrasi produk sebesar 0,0201


N.

.
DAFTAR PUSTAKA

Zulmanwardi. 2007. Petunjuk Praktikum Satuan Operasi 2. Jurusan Teknik


Kimia. Politeknik Negeri Ujung Pandang: Makassar.

Ihsan. 2018. “Laporan FFE”. (Diakses pada tanggal 27 November 2019

https://www.scribd.com/document/374037533/LAPORAN-
FFE1)

Anda mungkin juga menyukai