Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan

manusia dalam pengembangan sumber daya manusia dan masyarakat suatu

bangsa. Pendidikan diharapkan mampu menciptakan sumberdaya manusia dan

masyarakat suatu bangsa yang berkualitas, mandiri, berkarakter, serta memberi

dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa dan negara

Indonesia.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1

tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) menyebutkan bahwa

“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk dapat mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (Depdiknas, 2008: 3).

Hasbullah (2012: 7) pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk

meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya,

yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani (panca indra

serta keterampilan-keterampilan). Guna mewujudkan tujuan, maka lembaga

pendidikan perlu melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan


2

serta mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam upaya

tersebut.

IPS adalah mata pelajaran wajib yang diajarkan kepada siswa Sekolah

Dasar (SD). IPS mengkaji seperangkat peristiwa yang berkaitan dengan

pengetahuan dan isu sosial. Tujuan mata pelajaran IPS adalah agar peserta didik

memiliki kemampuan dalam mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan

kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk

berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan

keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap

nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, serta memiliki kemampuan berkomunikasi,

bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal,

nasional dan global (Depdiknas,2007:575).

Model pembelajaran merupakan suatu model yang digunakan guru

dalam rangka memudahkan pemecahan suatu materi yang disampaikan

sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam hasil belajar sesuai dengan

yang diinginkan. Model yang digunakan itu disesuaikan dengan karakteristik

siswa dan materi. Untuk menetapkan apakah sebuah model sesuai atau atau

baik, diperlukan patokan yang bersumber berbagai faktor, faktor utama adalah

tujuan yang ingin dicapai. Belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalami

sendiri apa yang dipelajari, bukan sekedar mengetahui secara teori tetapi harus

ada gambaran tentang materi tersebut, misalkan pada pembelajaran tema

Ekosistem, bagaimana seorang guru dapat membuat siswa lebih memahami

sebuah materi dengan konsep-konsepnya.


3

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SD Negeri

Kwaos selama enam hari yakni sejak tanggal 6 – 11 Mei 2019, siswa kurang

aktif dan kurang perhatian terhadap pembelajaran, dikarenakan proses

pembelajaran dilaksanakan dengan teori saja, tanpa menggunakan model

pembelajaran, atau media yang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hal ini

menyebabkan siswa merasa bosan dan cenderung bermain-main serta

membuat keributan sendiri di kelas. Hal ini di akibatkan oleh guru yang

kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini membuat

pemahaman siswa terhadap pembelajaran berkurang dan pemahaman konsep

terhadap materi pun tidak mereka peroleh.

Berdasarkan hasil observasi, peneliti perlu menggunakan model

pembelajaran yang akan mengaktifkan siswa dan tidak membuat siswa bosan

di dalam kelas. Menurut Ismail, (2008 : 27) Model Pembelajaran Snowball

Throwing berasal dari dua kata yaitu snowball dan throwing. Kata snowball

berarti bola salju, sedangkan throwing berarti melempar, jadi Snowball

Throwing adalah melempar bola salju.

Pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu model dari

pembelajaran kooperatif. Pembelajaran Snowball Throwing merupakan model

pembelajaran yang membagi murid di dalam beberapa kelompok, yang

dimana masing-masing anggota kelompok membuat bola pertanyaan. Dalam

pembuatan kelompok, siswa dapat dipilih secara acak atau heterogen.

Sedangkan menurut Kokom Komalasari (2010:67) model

pembelajaran snowball throwing adalah model pembelajaran yang menggali


4

potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan keterampilan membuat-

menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui suatu permainan imajinatif

membentuk dan melempar bola salju.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melakukan penelitian

penerapan model pembelajaran sebagai salah satu solusi untuk menyelesaikan

masalah yang terdapat dalam pembelajaran tematik dengan melakukan

penelitian yang berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar IPS dengan

Menerapkan Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada Siswa Kelas

V SD Negeri Kwaos Kecamatan Siritaun Wida Timur Kabupaten Seram

Bagian Timur”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, maka

yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui

model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar IPS

IPS SD Negeri Kwaos Kecamatan Siritaun Wida Timur Kabupaten Seram

Bagian Timur?.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hasil belajar IPS melalui model Snowball Throwing

pada siswa kelas IV SD Negeri Kwaos.


5

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan antara lain

adalah:

1) Bagi Siswa

Melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat

meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran IPS di dalam kelas, meningkatkan minat dan motivasi belajar pada

diri setiap siswa, dan meningkatkan penguasaan materi IPS yang telah diajarkan.

2) Bagi Guru

Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat dijadikan

sebagai salah satu strategi dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat serta

dapat meningkatkan kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan,aktif, kreatif, dan efektif.

3) Bagi Sekolah

Pengalaman penerapan model Snowball Throwing dapat menjadi referensi

untuk peningkatan kualitas layanan pendidikan terutama bagi siswa kelas V dalam

peningkatan hasil belajar IPS khususnya penggunaan model pembelajaran

Snowball Throwing.

1.5 Defenisi Operasional

1) Pengertian Pendidikan

Hasbullah (2012: 7) pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk

meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya,


6

yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani (panca indra

serta keterampilan-keterampilan). Guna mewujudkan tujuan, maka lembaga

pendidikan perlu melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan

serta mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam upaya

tersebut.

2) Pengertian IPS

IPS adalah mata pelajaran wajib yang diajarkan kepada siswa Sekolah

Dasar (SD). IPS mengkaji seperangkat peristiwa yang berkaitan dengan

pengetahuan dan isu sosial (Depdiknas,2007:575).

3) Pengertian Model Snowball Throwing

Menurut Kisworo (2008) model pembelajaran Snowball Throwing adalah

suatu model pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang

diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-

masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan)

lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari

bola yang diperoleh.

4) Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2009:22), Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Anda mungkin juga menyukai