Anda di halaman 1dari 8

7

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Hakikat Pembelajaran IPS

2.1.1 Pengertian IPS

Menurut Prof. Soemantri dalam Sofa (2010:2) bahwa Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) adalah bidang studi yang terdiri dari bagian-bagian ilmu sosial yang

dipadukan untuk keperluan pendidikan di sekolah. Menurut Winataputra

(2003:123) bahwa Pendidikan IPS adalah suatu penyederhanaan ilmu-ilmu sosial,

idiologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial lainnya

terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pisikologis untuk

tujuan pendidikan pada tingkat dasar dan menengah.

Dari pendapat para ahli diatas menurut penulis IPS adalah ilmu

pengetahuan yang mencakup ilmu-ilmu sosial yang dipadukan di lingkungan

sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

2.1.2 Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan pembelajaran IPS membantu para siswa selaku warga Negara

mengembangkan sikap kritisnya secara rasional yang hasilnya nanti tidak hanya

bermanfaat untuk dirinya sendiri dan keluarga tetapi bisa berguna bagi masyarakat

luas, Negara dan Tuhan Yang Maha Esa sebagai bentuk tanggung jawab kita

sebagai warga. Berpikir kritis juga diperlukan bagi siswa agar mampu menjadi

siswa yang kreatif dan bertanggung jawab (Zamroni, 2003:6).


8

Menurut Sumantri (2001:43) bahwa tujuan IPS di sekolah adalah

menumbuhkan nilainilai kewarganegaraan, moral ideologi negara dan agama.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang

standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah (2006:137) disebutkan

bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungan.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalamkehidupan

sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi

global dalam masyarakat, yang majemuk ditingkat lokal, nasional dan

global.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan

IPS adalah usaha membentuk warga negara untuk menjadi manusia yang memiliki

tanggung jawab, pengetahuan, kemampuan berpikir kritis dan kreatif, mampu

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.


9

2.2 Hakikat Model Pembelajaran

2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing

Menurut Kisworo (2008) model pembelajaran Snowball Throwing adalah

suatu model pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang

diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-

masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan)

lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari

bola yang diperoleh. Menurut Saminanto (2012:37) Model pembelajaran

Snowball Throwing disebut juga model pembelajaran gelundungan bola salju.

Model pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari

siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan

pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkankan bahwa model

pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu model pembelajaran yang diawali

dengan pembentukan kelompok untuk mendapat tugas dari guru, kemudian

masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas

pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain dan siswa menjawab pertanyaan dari bola

yang diperoleh. Guru juga berusaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan keterampilan menyimpulkan isi berita atau informasi yang

mereka peroleh dalam konteks nyata dan situasi yang kompleks. Selain dibentuk

kelompok siswa yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru,

kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola


10

(kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa

menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh secara bergantian.

2.2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Snowball Throwing

Snowball Throwing sebagai salah satu model pembelajaran kooperatif

yang bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut Suprijono (2012:128-129), langkah-

langkah pembelajaran dengan model pembelajaran Snowball Throwing, di

antaranya:

a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

b. Guru membentuk kelompok-kelompok sebagai upaya untuk menjadikan

siswa lebih aktif berdiskusi, dan selanjutnya guru memanggil masing-

masing ketua kelompok yang ditunjuk untuk memberikan penjelasan

tentang materi.

c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-

masing, dan kemudian ketua kelompok menjelaskan materi yang

disampaikan oleh guru kepada temannya untuk berdiskusi mengenai tugas

yang diberikan.

d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk

menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah

dijelaskan oleh ketua kelompok.

e. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan

dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih 15 menit.
11

f. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan

kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas

berbentuk bola tersebut secara bergantian.

g. Evaluasi.

h. Penutup.

2.2.3 Kelebihan Model Pembelajaran Snowball Throwing

Hamdayama (2014: 161) kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe

snowball throwing adalah sebagai berikut.

a) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti

bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain.

b) Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir

karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan pada siswa

lain.

c) Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak

tahu soal yang dibuat temannya seperti apa.

d) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

e) Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung

dalam praktik.

f) Pembelajaran menjadi lebih efektif.

g) Aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dapat tercapai.

Menurut Kurniasih (2016:78) kelebihan model pembelajaran snowball

throwing adalah melatih kesiapan siswa dan saling memberikan pengetahuan.


12

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan kelebihan model

pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing adalah suasana pembelajaran

menjadi lebih menyenangkan, siswa mendapatkan kesempatan untuk

mengembangkan kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat

soal dan diberikan pada siswa lain, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran,

pembelajaran menjadi lebih efektif.

2.2.4 Kekurangan Model Pembelajaran Snowball Throwing

Hamdayama (2014: 161) kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe

snowball throwing adalah sebagai berikut.

a) Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi

sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit.

b) Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu

menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga

diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi

pelajaran.

c) Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa

saat berkelompok kurang termotivasi untuk bekerja sama tapi tidak

menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberian kuis

individu dan penghargaan kelompok.

d) Memerlukan waktu yang panjang.

e) Siswa yang nakal cenderung untuk berbuat onar.

f) Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh siswa.


13

Menurut Huda (2014: 228) kekurangan model pembelajaran tipe snowball

throwing adalah karena pengetahuan yang diberikan tidak terlalu luas dan hanya

berkisaran pada apa yang telah diketahui siswa, seringkali strategi ini berpotensi

mengacaukan suasana dari pada mengefektifkannya. Berdasarkan pendapat di

atas, dapat disimpulkan bahwa kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe

snowball throwing adalah pengetahuan tidak luas hanya berada pada pengetahuan

sekitar siswa, ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu

menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga

diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran,

memerlukan waktu yang panjang, kelas kurang terkondisikan.

2.3 Hasil Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhi

2.3.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2009: 22), Hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Slameto (2010: 2) menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi

Slameto (2010) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil

belajar dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti disiplin belajar,
14

kondisi fisiologis (keadaan fisik dari siswa), kondisi psikologi (kecerdasan, bakat,

minat, motivasi). Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa,

seperti faktor lingkungan, alat instrument (kurikulum, metode pembelajaran,

sarana dan fasilitas serta guru/pengajar). Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua

faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal siswa. Faktor internal siswa

diantaranya meliputi gangguan kesehatan, cacat tubuh, faktor psikologis

(intelegensi, minat belajar, perhatian, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan

peserta didik), dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa meliputi faktor keluarga, sekolah

dan masyarakat (Majid, 2008).

Pada pelaksanaannya keberhasilan proses belajar mengajar belum

sepenuhnya dapat terlaksana dengan baik, seringkali terdapat kendala yang dapat

ditemukan dalam proses belajar mengajar yang mengakibatkan tujuan pengajaran

yang diinginkan belum dapat tercapai secara optimal (Suwardi,N: 2012 : 2).

Anda mungkin juga menyukai