id
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 26 pasien dengan hemoroid sirkuler gr. III dan
IV yang berusia 18 - 65 tahun, yang dilakukan hemoroidektomi Whitehead di
Bagian Bedah RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan RSUD Jejaring (RSUD
Sragen, RSUD Wonogiri, RSUD Boyolali). Cara pengelompokan subjek yang
mendapat kelompok I (diberikan analgetik ketoprofen suppositoria) dan
kelompok II (diberikan analgetik ketoprofen injeksi) adalah dengan cara undian.
Pasien yang datang dengan urutan ganjil masuk dalam kelompok I dan urutan
genap masuk dalam kelompok II. Dengan penyebaran pasien pada masing-masing
Rumah Sakit sebagai berikut :
- RSUD Dr. Moewardi Surakarta : 3 pasien hemoroid gr. IV
- RSUD RSUD Sragen : 7 pasien, 3 pasien dengan hemoroid
gr. III dan 4 pasien hemoroid gr. IV
- RSUD Wonogiri : 9 pasien, 3 pasien dengan hemoroid
gr. III dan 6 pasien hemoroid gr. IV
- RSUD Boyolali : 7 pasien, 3 pasien dengan hemoroid
gr. III dan 4 pasien hemoroid gr. IV
commit to user 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Perlakuan
Variabel Ketoprofen Ketoprofen Total p-value
suppositoria Injeksi
Usia 0,173
Dewasa Awal 2 (15.4%) 2 (15.4%) 4 (15.4%)
Dewasa Akhir 2 (15.4%) 4 (30.8%) 6 (23.1%)
Lansia Awal 5 (38.5%) 7 (53.8%) 12(46.2%)
Lansia Akhir 4 (30.8%) 0 (0,0%) 4 (30,8%)
Keterangan : uji Mann Whitney (data ordinal)
commit to user 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
7
6
5
5
4 4
Frekuensi
4
Ketoprofen Supp
3 Ketoprofen Injeksi
2 2 2
2
1
0
0
Dewasa Dewasa Lansia Awal Lansia Akhir
Awal Akhir
Perlakuan
Variabel Ketoprofen Ketoprofen Total p-value
suppositoria Injeksi
commit to user 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14 13 13
12
10
Frekuensi
8 Ketoprofen Supp
Ketoprofen Injeksi
6
2
0 0
0
Laki-laki Perempuan
Perlakuan
Variabel Ketoprofen Ketoprofen Total p-value
Suppositoria Injeksi
Diagnosis 0,202
Hemoroid gr III 2 (15,4%) 6 (46,2%) 8 (30,8%)
Hemoroid gr IV 11 (84,6%) 7 (53,8%) 18 (69,2%)
Keterangan : Uji fisher exact test (Data Nominal)
commit to user 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12 11
10
8 7
Frekuensi
6 Ketoprofen Supp
6
Ketoprofen Injeksi
4
2
2
0
Hemoroid gr III Hemoroid gr IV
2. Uji Hipotesis
commit to user 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Perlakuan
VAS 24 Jam Ketoprofen Ketoprofen p-value
suppositoria Injeksi
commit to user 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5 4.54
4
Rata-rata VAS 3.15
3 Ketoprofen Supp
Ketoprofen Injeksi
2
0
Ketoprofen Supp Ketoprofen Injeksi
B. Pembahasan
commit to user 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
faktor penting dalam pemberian obat. Perubahan metabolik pada orang yang lebih
tua mempengaruhi respon terhadap analgesik opioid. Washington, Gibson dan
Helme (2000) menemukan bahwa lansia membutuhkan intensitas lebih tinggi dari
rangsangan nyeri dibandingkan orang usia muda. Menurut Edwards & Fillingham
(2000) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan persepsi nyeri antara orang muda
dengan orang tua, sedangkan menurut Li, Green-wald dan Gennis (2001)
menemukan bahwa nyeri pada lansia pasien merupakan bagian dari proses
penuaan. Pasien usia lanjut melaporkan nyeri kurang signifikan dibandingkan
pasien yang lebih muda.
Pada penelitian ini semua berjenis kelamin laki-laki untuk menghomogenkan
sampel karena respon nyeri di pengaruhi oleh jenis kelamin. Logan dan Rose
(2004) melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk mengetahui
perbedaan respon nyeri antara laki-laki dan perempuan. Hasilnya menunjukkan
bahwa ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam merespon nyeri yaitu
perempuan mempunyai respon nyeri lebih baik dari pada laki-laki.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa diagnosis pasien hemoroid mayoritas
hemoroid gr IV dengan jumlah 18 pasien (69,2%) dan sisanya dengan hemoroid
gr III yaitu ada 8 pasien (30,8%). Pada kelompok kedua kelompok didapatkan
mayoritas dengan hemoroid gr IV yaitu ada 11 pasien (84,6%) pada kelompok
ketoprofen suppositoria, begitu juga pada kelompok ketoprofen injeksi yaitu 7
pasien (53,8%) dengan hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,202 (p>0,05) yang
berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan karakteristik pasien berdasarkan
diagnosis antara kelompok ketoprofen suppositoria dengan ketoprofen injeksi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ketoprofen suppositoria memiliki
efektifitas yang lebih baik dibandingkan dengan ketoprofen injeksi dalam
menurukan rasa nyeri pada pasien hemoroid sirkuler pasca hemoroidektomi
Whitehead. Skor nyeri (VAS) pasien hemoroid pada kelompok ketoprofen
suppositoria dengan rata-rata 3,15+0,90, dimana VAS minimum 2 (nyeri ringan)
dan VAS maksimum 5 (nyeri sedang). Pada kelompok ketoprofen injeksi dengan
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
VAS rata-rata 4,54+1,13, dimana VAS minimum 2 (nyeri ringan) dan VAS
maksimum 6 (nyeri sedang).
Nyeri pasca bedah terjadi akibat adanya kerusakan jaringan yang nyata
(actual tissue damage) yang diikuti proses inflamasi. Nyeri yang terjadi pasca
hemoroidektomi terkait dengan area sensitif terhadap luka irisan operasi di distal,
mulai di bawah linea dentate hingga kulit perianal (Ho YH et al, 2006). Watt et al
(1964), membandingkan lima metode hemoroidektomi berbeda (excision with
high ligation, excision with low ligation, excision with primary suture,
submucosal excision, excision with clamp and cautery). Pada luka intra-anal yang
luas, penyembuhan mukosal dari kanalis analis terjadi dengan cepat. Tidak
terdapat perbedaan nyeri dari metode operasi yang berbeda, kecuali pada eksisi
dengan primary suture didapatkan lebih nyeri. Eksisi menggunakan diathermy
pada hemoroid tidak mengurangi nyeri pasca opersi dibandingkan dengan eksisi
menggunakan scissors (Seow-Choen et al. 1992; Andrews et al. 1993).
Ketoprofen merupakan NSAID turunan dari asam propionate. Ketoprofen
juga digunakan meredakan nyeri pasca operasi. Ketoprofen diabsorbsi secara baik
jika diberikan melalui intramuskular atau rektal, dan sedikit diabsorbsi jika
diberikan secara topikal (Reynold, 1993).
Mekanisme kerja NSAID termasuk ketoprofen yaitu menghambat sintesis
prostaglandin sehingga dapat memiliki efek analgesik, anti inflamasi, dan
antipiretik. Diketahui prostaglandin mempunyai dua isoform yaitu COX-1 dan
COX-2, dimana COX-2 ekspresinya meningkat pada keadaan inflamasi
sedangkan COX-1 bertindak mempertahankan mukosa lambung dan trombosit
dalam keadaan utuh. Ketoprofen merupakan NSAID yang tidak selektif sehingga
dapat menghambat kedua isoform sehingga tidak hanya memberikan efek
analgesic anti inflamasi tetapi efek samping terhadap gastrointestinal juga
meningkat. Ketoprofen mempunyai efek terhadap gastrointestinal baik secara
langsung karena obat ini bersifat asam maupun secara sistemik yang menghambat
commit to user 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 68