Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN EKOLOGI HEWAN

ESTIMASI POPULASI HEWAN

NAMA : Wilya Putri Yani

NIM : 19032105

PRODI/KELAS : BIOLOGI (NK) / BIOLOGI A

DOSEN : Irma Leilani Eka Putri S.Si, M.Si

ASISTEN DOSEN : 1. Gilang Leonardo

2. Mallvino Kentino

3. Nur Aqsha

4. Ridwan Syarif

5. Yunico Armadi

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
PRAKTIKUM VII

ESTIMASI POPULASI HEWAN

A. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui estimasi populasi hewan dengan menerapkan metode Capture-Mark-
Release-Recapture.

B. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Senin / 16 November 2020

Pukul : 13.20 - 15.50 WIB

Tempat : Laboratorium Biologi Ekologi Hewan, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Universitas Negeri Padang

C. Dasar Teori

Ekologi berasal dari dua akar kata Yunani, yaitu oikos (rumah) dan logos (ilmu), sehingga
secara harfiah bisa diartikan sebagai kajian organisme hidup dalam rumahnya. Secara lebih
formal ekologi didefinisikan sebagai kajian yang mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme-organisme hidup dengan lingkungan fisik dan biotik secara menyeluruh. Jadi dalam
hal ini dapat disimpulkan bahwa ekologi itu adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya (biotik dan abiotik) (Hasmar, 2003).

Ekologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari makhluk hidup seperti
manusia, hewan dan tumbuhan yang hidup bersama dan saling mempengaruhi di dalam
lingkungannya. Makhluk hidup tunggal biasa disebut individu, dan populasi merupakan
kumpulan individu sejenis yang berinteraksi pada tempat dan waktu yang sama. Berbagai
populasi dari spesies yang berbeda dan hidup bersama disebut komunitas. Satu kelompok yang
memiliki ciri khas tertentu dan terdiri dari beberapa komunitas yang berbeda dikenal dengan
ekosistem (Eka, 2013).

Populasi adalah sehimpunan individu atau kelompok individu dalam satu spesies atau
kelompok lain yang dapat melangsungkan interaksi genetik dengan jenis yang bersangkutan, dan
pada waktu tertentu menghuni suatu wilayah atau tata ruang tertentu. Populasi memiliki
karakterisitik kelompok (statistical measure) yang tidak dapat diterapkan pada individu.
Karakteristik dasar populasi yang banyak didiskusikan adalah kepadatan (density). Empat
parameter populasi yang mengubah kepadatan populasi adalah natalitas (kelahiran), mortalitas
(kematian), imigrasi dan emigrasi (Tarumingkeng, 1994).
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga
mempengaruhi struktur umur dan populasi. Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sabagai suatu
kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk
yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat
dibagi menjadi deme, atau populasi setempat. Kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi,
satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan. Populasi memiliki beberapa karakteristik
berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi.
Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan (Junaidi,2010).
Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa
populasi mempertahankan ukuran populasi mempertahankan ukuran populasi, yang relatif
konstan sedangkan populasi lain berfluktuasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok
adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi tersebut. Penyelidikan
tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian
dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam (Naughton, 2007).
Populasi adalah sekelompok organisme yang mempunyai spesies sama (takson tertentu)
serta hidup/menempati kawasan tertentu pada waktu tertentu. Suatu populasi memiliki sifat-sifat
tertentu; seperti kepadatan (densitas), laju/tingkat kelahiran (natalitas), laju/tingkat kematian
(mortalitas), sebaran umur dan sex (rasio bayi, anak, individu muda, dewasa dengan jenis
kelamin betina atau jantan), dll. Sifat-sifat ini dapat dijadikan sebagai parameter untuk
mengetahui / memahami kondisi suatu populasi secara alami maupun perubahan kondisi populasi
karena adanya pengaruh perubahan lingkungan. Sebagai salah satu sifat populasi, densitas
merupakan cerminan ukuran populasi (jumlah total individu) yang hidup dalam kawasan tertentu
(Tobing, 2008).
Populasi terdiri dari banyak individu yang tersebar pada rentangan goegrafis. Tetapi
individu itu tidak selalu tersebar merata. Ada pola penyebaran, yaitu menggerombol, acak dan
tersebar. Pola distribusi ini disebabkan oleh tipe tingkah laku individu yang berbeda. Disatu
pihak, menggerombol sebagai akibat dari tertariknya individu-individu pada tempat yang sama,
apakah karna lingkungan yang cocok atau tempat berkumpul untuk fungsi sosial. Misalnya
perkawinan, dipihak lain tersebar sebagai interaksi antagonis antar individu. Dalam hal tidak
adanya daya tarik bersama/penyebaran sosial individu-individu lain dalam populasi. Contoh
pertumbuhan potensial populasi manusia yang terdiri dari banyak wanita umur 15-35 tahun
adalah lebih besar pada populasi yang terdiri dari kebanyakan laki-laki tua/anak-anak. Tingkat
pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi
struktur umur dan populasi (Hadisubroto, 1989).
Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam
bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan
penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas dan
untuk membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam
unit tersebut (Fitri, 2013).
Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara :
1. Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah
makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut
semuanya.
2. Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsil kecil populasi.
(Fitri, 2013).
Estimasi populasi adalah suatu metode yang digunakan untuk melakukan perhitungan
kepadatan suatu populasi dengan cara memprediksinya. Populasi memiliki beberapa karakteristik
berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi.
Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan (Sukarsono, 1992).
Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang,
yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per
satuan isi. Kadang kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik
(kerapatan spesifik). Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa per satuan ruang total,
sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa per satuan ruang habitat
(Hadisubroto, 1989).
Capture Mark Release Recapture (CMMR) yaitu menandai, melepaskan dan menangkap
kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi. Merupakan metode yang umumnya
dipakai untuk menghitung perkiraan besarnya populasi. Capture-mark-recapture (CMR)
merupakan eksperimen yang dikembangkan untuk mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan
estimasi ukuran populasi pada hewan. Umum Prinsip CMR percobaan adalah untuk menandai
individu dalam sesi capture pertama dan kemudian merekam proporsi individu yang ditandai
dalam sesi merebut kembali berikutnya (Williams, 2007).
Dalam kejadian yang tidak praktis, untuk menerapkan kerapatan mutlak suatu populasi,
ternyata dianggap cukup bila diketahui kerapatan nisbi suatu populasi. Kerapatan populasi dapat
dihitung dengan dua cara, yaitu secara absolut dan secara relatif. Pada kerapatan relatif jumlah
individu tidak dapat dinyatakan secara pasti melainkan dibandingkan dengan jenis lain atau
frekuensinya per satuan waktu. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase.
Cara mengukur kerapatan absolut ada, yaitu:
a. Mengitung seluruh individu di suatu daerah, contoh: sensus
b. Metode sampling, dengan metode Peterson atau metode Eschmeyer (capture and
recapture methode)
(Williams,2007).
Penerapan metode CMRR diasumsikan sebagai berikut:
1. Hewan yang ditandai tidak terpengaruh oleh tanda dan tanda tidak mudah hilang.
2. Hewan yang ditandai harus tercampur secara homogen dalam populasi.
3. Populasi harus dalam sistem tertutup (tidak ada migrasi atau migrasi dapat dihitung).
4. Tidak ada kelahiran atau kematian selama periode sampling.
5. Hewan yang ditangkap sekali atau lebih, tidak mempengaruhi hasil sampling selanjutnya.
6. Populasi sampling secara random dengan asumsi semua kelompok umur dan jenis
kelamin dapat ditangkap serta semua individu mempunyai kemampuan yang sama untuk
ditangkap.
7. Sampling dilakukan dengan interval waktu yang tetap
(Clement, 2015).
Untuk mengetahui jumlah individu populasi hewan di tempat tertentu, ada berbagai cara
penaksiran yang dapat digunakan. Salah satunya adalah menggunakan metode CMRR. Rumus
dasar yang digunakan untuk penghitungan adalah rumus Peterson yaitu:
N = (M . n)

R
Dimana:
N : Jumlah populasi
M : Jumlah individu yang tertangkap pada tangkapan pertama
n : Jumlah individu yang tertangkap pada tangkapan kedua
R : Jumlah individu yang tertangkap kembali
(Samuel,2011).
D. Alat dan Bahan
1. Alat
- Baki
- Botol selai
- Pinset
- Alat pengukur (rol)
- Tally counter
- Cat penanda (cat air/tipe x)
- Buku dan alat tulis

2. Bahan
- Kumbang beras (Sitophylus oryzae)
- Tepung terigu 500 gram
E. Cara Kerja

Memasukkan tepung terigu ke baki.

Melepaskan kumbang beras ke dalam baki lalu


mengaduk sampai rata.

Mencampurkan tepung terigu dengan kumbang


kemudian meratakannya dalam baki, membagi
menjadi 8 petakan.

Mendiamkan kurang lebih selama 1 jam


Melakukan 4 penangkapan secara acak

Memberi tanda pada bagian dorsal kumbang


beras yang diperoleh dari tangkapan 1 (F1),
kemudian melepaskan kembali

Setelah 1 jam mengambil kembali tangkapan


sampel tadi (F2).

Menghitung dan mencatat jumlah semua


populasi pada penangkapan 1 dan 2.
F. Hasil Pengamatan
Data Hasil Pengamatan
No. Jlh Populasi Jlh populasi Jlh Populasi yg Keterangan
Tangkapan I Tangkapan II tertangkap
kembali
1. 9 5 3 -
Pengolahan data

N = (M . n)/R

= (9.5)/3

= 15
G. Pembahasan
Pada praktikum ketujuh yang dilaksanakan pada hari Senin, 16 November 2020, kami
membahas tentang estimasi populasi hewan. Pengamatan pada praktikum mandiri ini
dilaksanakan pada hari Senin, 16 November 2020 di Toboh Cubadak, Kecamatan Sintuk Toboh
Gadang pada saat cuaca berawan dengan suhu 28 ºC dan kelembapan udara 78% .
Pada pengamaan kali ini kami mengamati, mencatat dan menghitung besarnya estimasi
populasi hewan dengan menggunakan medium tepung terigu. Adapun metode yang digunakan
pada pengamatan kali ini adalah metode Capture-mark-release-recapture. Metode Capture-mark-
release-recapture ini secara sederhana adalah menangkap hewan, menandai, melepaskan, dan
menangkap kembali. Pada metode CMRR sendiri kami menganalisis data dengan menggunakan
rumus Peterson.

Pada praktikum ini kami menggunakan tepung terigu sebagai simulasi individu yang akan
diamati. Individu yang ditangkap itu diberi tanda dengan cat tipe x kemudian dilepaskan kembali
dalam beberapa waktu yang singkat. Setelah itu dilakukan penangkapan kembali terhadap
sejumlah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua diidentifikasi individu yang
bertanda yang berasal dari penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda merupakan
dari hasil penangkapan ke dua. Pada penangkapan pertama diperoleh jumlah individu sebanyak 9
ekor kutu beras. Pada penangkapan ke 2 jumlah individu yang tertangkap adalah sebanyak 5
ekor. Jumlah individu yang tertangkap kembali yaitu sebanyak 2 ekor.Dengan demikian
diperoleh estimasi populasi hewan yaitu berjumlah 15.

Kondisi tepung yang rapat memungkinkan kutu yang berada dalam lapisan tepung tertahan,
dalam kondisi kekurangan udara dan butuh waktu lebih lama untuk keluar menembus permukaan
tepung. Dan kutu yang telah ditandai pada pengamatan pertama tidak muncul lagi pada
pengamatan berikutnya. Hal ini dapat terjadi karena kutu sudah tertimbun tepung atau sudah mati
saat tubuhnya akan diberi tanda dari tipe-x yng ditekan ke punggungnya.

Metode ini mengasumsikan bahwa setiap individu yang ditandai memiliki peluang yang sama
menjadi tertangkap seperti halnya dengan individu yang tidak ditandai. Tetapi asumsi ini tidak
selalu benar. Hewan yang telah tertangkap sekali, misalnya, mungkin akan lebih waspada
terhadap perangkap tersebut di kemudian hari. Perubahan ukuran populasi mencerminkan laju
relatif proses penambahan individu kedalam populasi tersebut.

.
H. Kesimpulan
1. Estimasi populasi adalah suatu metode yang digunakan untuk melakukan perhitungan
kepadatan suatu populasi.
2. Metode CMR yaitu metode yang dilakukan dengan cara menangkap, menandai,
melepaskan, dan menangkap kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi.
3. Setiap individu yang ditandai memiliki peluang yang sama menjadi tertangkap seperti
halnya dengan individu yang tidak ditandai.
DAFTAR PUSTAKA

Eka Nila, Bayu Prihandono, Helmi. 2013. Analisis Dinamika Model Kompetisi Dua Populasi
yang Hidup Bersama di Titik Kesetimbangan Tidak Terdefinisi. Bimaster, 2(3): 197-204.

Clement, Louis. 2015. Seasonal Variation in Size Estimates Of Aedes Albopictus Population
Based on Standard Mark–Release–Recapture Experiments in an Urban Area On Reunion
Island. Acta Tropica, 143(9): 89–96.

Fitri Rahmi . 2013. Kepadatan Populasi dan Struktur Kelompok Simpai (Presbytis melalophos)
serta Jenis Tumbuhan Makanannya di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi (HPPB)
Universitas Andalas Padang. Jurnal Biologi, 2(1) : 25-30.

Hadisubroto, Tisno . 2011. Azas-azas dan Konsep mengenai Organisasi pada Tingkat Populasi.
Padang : Universitas Negeri Padang.
Junaidi, Endri. 2010. Kelimpahan Populasi dan Pola Distribusi Remis (Corbicula sp.) di Sungai
Borang Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Sains, 13(3) : 123-124.
Naughton. 2007. Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton di Berbagai Kedalaman Waduk
Sutami Karangkates Malang. Malang: Universitas Muhamadiyah Malang.
Samuel, G. 2011. Testing The Effectiveness Of Capture Mark Recapture Population Estimation
Techniques Using A Computer Simulation With Known Population Size. Elsevier B.V.
Department of Natural and Social Sciences 222(3), 3293– 3294.
Sukarsono. 1992. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Rusmendro, Hasmar. 2003. Seri Diktat Kuliah Ekologi Tumbuhan. Jakarta: Fakultas Biologi,
Universitas Nasional.
Tarumingkeng, R. C. 1994. Dinamika Populasi Kajian Ekologi Kuantitatif. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Tobing. 2008. Teknik Estimasi Ukuran Populasi Suatu Spesies Primata. Jurnal VIS VITALIS,
1(2) :43.
Williams, Gauduchon M, Bronstein JL 2007. Analysis and Management of Animal Populations.
Ecol Lett, 10(24): 115-126.

Anda mungkin juga menyukai