Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
NIM . 09610016
2012
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SALAH SATU
KELUARGA MENDERITA KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SIDOTOPO WETAN SURABAYA
Oleh :
NIM . 09610016
2012
PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Keluarga ini telah dipertahankan di depan tim penguji ujian
Mengesahkan,
Syukur alhamdulillah segala puji milik Allah SWT tuhan semesta alam
yang telah memberikan rahmat dan hidayah – Nya, sehingga penulis dapat
wetan Surabaya” sebagai salah satu tugas akhir Progaram Studi D3 Keperawatan
sehingga nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi seluruh pihak yang
Sebagai manusia biasa, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini
tidak dapat luput dari kesalahan dan jauh dari kesempurnaan sehingga saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Bagaimanapun isi karya
tulis ilmiah ini, penulis berharap apa yang ada dikarya tulis ilmiah ini bisa
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 3
1.3 Tujuan .................................................................................. 4
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................. 4
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................ 4
1.4 Manfaat ................................................................................ 4
1.4.1 Manfaat teoritis ........................................................... 4
1.4.2 Manfaat Praktis .......................................................... 4
1.5 Metode Penelitian Dan Pengumpulan Data............................ 5
1.5.1 Anamnesa....................................................................... 5
1.5.2 Observasi........................................................................ 6
1.5.3 Pemeriksaan ................................................................... 6
1.6 Lokasi...................................................................................... 6
1.7 Waktu...................................................................................... 6
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian ........................................................................... 59
4.2 Perumusan Diagnosa............................................................ 59
4.3 Perencanaan ........................................................................ 60
4.4 Pelaksanaan ......................................................................... 61
4.5 Evaluasi................................................................................ 62
Lampiran 4 Leaflet
Setiadi , 2008, Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga, edisi 1 Graha Ilmu ,
Yogyakarta
Carpenito Juall Lynda, 2001, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC,
Jakarta
PENDAHULUAN
masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi
medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan
sampai saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga dan sebagian petugas
terhadap anggota keluarga yang sakit, sehingga setiap anggota keluarga perlu
mampu memutuskan tindakan yang tepat saat anggota keluarga sakit, keluarga
harus tetap memberikan dukungan positif dan berupaya menjadi narasumber dan
1
fasilitator sebaik mungkin bagi keluarga. Survey Gallop dan Gallop pada tahun
eliminasi kusta sebagai problem kesehatan masyarakat pada tahun 2010, dengan
akhir 2005 adalah 31.699 orang. (Djuanda, 2006). Di Surabaya pada akhir tahun
2011 jumlah penderita yang tercatat sebanyak 256 orang. Dari hasil survey
Puskesmas Sidotopo Wetan Surabaya pada akhir tahun 2009 jumlah penderita
3,12 %, pada tahun 2010 tercatat sebanyak 3,5 %, pada tahun 2011 jumlah
penderita 3,5 % dan tahun 2012 mulai bulan januari sampai bulan juni 2,3 %.
keresahan yang sangat mendalam, tidak hanya penderita sendiri tetapi pada
keluarga, masyarakat dan Negara. Hal ini mendasari konsep prilaku penerimaan
Akibat anggapan yang salah ini penderita kusta merasa putus asa hingga
adalah keluarga merasa malu kepada masyarakat tentang penyakit yang dialami
salah satu anggota keluarganya dan terjadi resiko penularan kepada anggota
tentang penyakit Kusta agar keluarga bisa mengerti dan bisa meningkatkan status
Upaya preventif yang dapat dilakukan oleh perawat adalah dengan cara
pemahaman klien dan keluarga bagaimana cara merawat anggota keluarga yang
terkena kusata dan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat.
kesehatan lain dalam bentuk rujukan agar klien mendapat pengobatan sesuai
dengan program yang telah ditentukan. Selain itu memastikan keluarga mengantar
selama pengobatan.
anggota keluarga cara merawat pasien dengan Kusta dirumah, serta memberikan
tahun 2012.
kasus ini adalah : “ Bagaimana asuhan keperawatan pada salah satu anggota
keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang menderita kusta
Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ini agar penulis mampu :
penelitian serta menerapkan ilmu yang telah didapat selama studi, khususnya
tentang kusta.
Sebagai dasar dan bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut bagi
penulisan deskriptif dalam bentuk study kasus dengan tahapan – tahapan yang
diantaranya :
1.5.1 Anamnesis
Tanya jawab / komonikasi seara langsung dengan klien maupun tak
( Nikmatur, 2012 ).
1.5.2 Observasi
( Nikmatur. 2012 )
1.5.3 Pemeriksaan
a. Fisik
b. Penunjang
( Nikmatur, 2012 )
1.6 Lokasi
Lokasi yang digunakan sebagai sumber bahan karya tulis adalah diwilayah
1.7 Waktu
TINJAUAN
PUSTAKA
1. Pengertian keluarga
tergantungan.
bersama dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
2. Struktur Keluarga
diantaranya adalah :
3. Tipe Keluarga
Terdiri dari :
sebagainya .
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
sebagai berikut :
kusta.
menderita kusta.
kusta.
4) Fasilitator
pemecahanya .
5) Pendidik kesehatan
kusta.
2.2.1 Definisi
kusta (mikobakterium leprae) yang menyerang syaraf tepi, kulit dan jaringan
2.2.2 Etiologi
lainnya.
fisik saja .Penderita kusta adalah seseorang yang menunjukkan gejala klinik
tampak pada kulit. Untuk itu dalam menetapkan diagnosis penyakit kusta
(anestesi ).
saraf tepi (neuritis perifer). gangguan fungsi saraf ini bisa berupa :
paralise).
2.2.4 Patofisiologi
Masuknya kuman kedalam tubuh dapat melalui kulit yang tidak utuh,
masuk kedalam tubuh, kemudian menuju sel schwan pada syaraf tepi
sebagai tempat predileksinya, selnya pecah dan berkembang biak yang
kemudian menginfeksi sel schwan yang lain atau kekulit tergantung pada
kerentangan seseorang. Kalau tidak rentan tidak akan sakit dan sebaliknya
derajat imunitas seseorang. Pada imunitas yang tinggi akan terjadi kusta
tipe tuberkuloid, sedangkan pada imunitas yang rendah akan terjadi kusta
2.2.5 Klasifikasi
dibagi dalam 2 tipe yaitu : Tipe Paucibacillary (PB) dan tipe Multibacillary
modus).
- Hilangnya - Hilangnya
Kerusakan sensasi.
2. sensasi yang
- Banyaknya
syaraf (menyebabkan jelas.
cabang syaraf.
hilangnya sensasi / - Hanya satu
kelemahan otot yang cabang syaraf.
dipersarafi oleh
syaraf yang
terkena).
Untuk para petugas kesehatan di lapangan, bentuk klinis
c. Pada tipe ini lebih sering didapatkan kelainan urat saraf tepi pada,
sering gejala kulit tak begitu menonjol tetapi gangguan saraf lebih
jelas.
dan terjadi pada orang yang daya tahan tubuhnya terhadap kuman
hidung.
e. Kecacatan pada bentuk ini umumnya terjadi pada fase lanjut dari
perjalanan penyakit.
f. Pada bentuk yang parah bisa terjadi ”muka singa” (facies leonina)
Penyakit kusta dapat ditularkan melalui dua macam cara yaitu : secara
lama terlebih kulit yang mengalami kerusakan integritas droplet infection serta
kuman tidak langsung yakni kuman berasal dari penderita melalui obyek
tertentu sebelum masuk ke dalam tubuh calon penderita, misalnya melalui alat-
alat mandi, alat-alat makan dan pakaian penderita ataupun yang mengandung
2.2.7 Komplikasi
rasa (anestesi). Akibat kurang atau mati rasa pada telapak tangan dan kaki
dapat terjadi luka. Sedangkan pada kornea mata akan mengakibatkan kurang
atau hilangnya reflek kedip sehingga mata mudah kemasukan kotoran, benda-
benda asing yang dapat menimbulkan infeksi mata dan akhirnya kebutaan.
Kekuatan otot tangan dan kaki dapat menjadi lemah/lumpuh dan lama-
tangan dan kaki menjadi bengkok (“claw hand/claw toes”) dan akhirnya
fungsi syaraf tidak ditangani secara cepat dan tepat maka akan terjadi cacat
3. Pemeriksaan ulangan dilakukan pada lesi kulit yang sama dan bila
hidung lebih dulu negatif dari pada sediaan kulit ditempat lain.
kusta
yaitu cara zig zag, huruf z, dan setengah atau seperempat lingkaran.
clumps
berikut:
pandang
2.2.9 Penatalaksanaan
pasien kusta dan mencegah timbulnya cacat serta memutuskan mata rantai
penularan dari pasien kusta terutama tipe yang menular kepada orang lain
klofazimin, dan DDS dimulai tahun 1981. Program ini bertujuan untuk
sebagai berikut:
minum 6 dosis dinyatakan RFT meskipun secara klinis lesinya masih aktif.
pengawasan.
Klofazimin:
Bulanan 100mg/bln.
Harian 50mg/2kali/minggu
Bulanan 100mg/bln.
Harian
50mg/3kali/minggu DDS : 1-
2mg /Kg BB
Rifampisin : 10-15mg/Kg BB
pasien kusta tipe PB dengan lesi hanya 1 cukup diberikan dosis tunggal
rifampisin 600 mg, ofloksasim 400mg dan minosiklin 100 mg dan pasien
e) Putus obat
Pada pasien kusta tipe PB yang tidak minum obat sebanyak 4 dosis dari
a. Data Umum
2) Alamat
6) Tipe Keluarga
7) Suku Bangsa
8) Agama
keluarga inti.
kesehatan.
c. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
mempengaruhi kesehatan.
d. Struktur Keluarga
3) Struktur peran
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
keterlambatan penanganan.
2) Fungsi sosialisasi
4) Fungsi reproduksi
a. Jumlah anak.
5) Fungsi ekonomi
Kusta sering terjadi pada keluarga yang mempunyai status ekonomi
tidak sehat.
bulan
permasalahan / stres
g. Pemeriksaan Fisik
h. Harapan Keluarga
dengan salah satu anggota keluarga menderita diabetes adalah sebagai berikut:
keperawatan.
dan Maglaya)
Mudah 2
Sebagian 1 2
Tidak dapat
0
Tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah
1
4. Menonjolnya masalah
1. Kriteria I, yaitu masalah, bobot yang lebih berat yaitu tidak atau sehat
keluarga.
a. Ancaman kesehatan
sebagainya.
keluarga.
c) Polusi udara.
a) Kebisingan.
1) Merokok.
2) Minuman keras.
c. Situasi krisis
1. Perkawinan.
2. Kehamilan.
3. Persalinan.
4. Masa nifas.
7. Abortus.
9. Anak remaja.
10.Kehilangan pekerjaan.
12.Pindah rumah
menangani masalah.
waktu.
masalah.
ada.
2.3.4 Perencanaan
1) Tujuan
2) Kriteria hasil
A. Verbar
B. Afektif
penyakit kusta.
C. Psikomotor
3) Rencana tindakan
kusta.
4) Rasional
kusta
2) Kriteria hasil
A. Verbal
rumah.
B. Afektif
C. Psikomotor
3) Rencana tindakan
kusta.
4) Rasional
sembuh.
sembuh.
1) Tujuan
anggota keluarga.
2) Kriteria Hasil
A. Verbal
teratur
B. Afektif
teratur
C. Psikomotor
puskesmas
3) Renana Tindakan
a. Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang perawatan
luka.
bersih.
setiap hari.
4) Rasional
perawatan kusta.
komplikasi.
1) Tujuan
2) Kriteria Hasil
A. Verbal
yang sakit.
B. Afektif
C. Psikomotor
3) Renana Tindakan
tejadi kusta
4) Rasional
kusta
kusta
kusta.
1) Tujuan
Keluarga mampu memelihara kesehatan pada keluarga yang lebih
baik.
2) Kriteria Hasil
A. Verbal
B. Afektif
teratur
C. Psikomotor
puskesmas
3) Renana Tindakan
4) Rasional
berobat ke puskesmas.
keluarga, 1998 seperti yang diterjemahkan oleh Anis K. Daud, dkk. Bahwa
( Sulistyo, 2012 )
2.3.6 Evaluasi
(out put ) dan penilaian selalu berkaitan dengan tujuan. Evaluasi juga
tindakan keperawatan.
mengatasi masalah.