Anda di halaman 1dari 10

SOAL KREDENSIAL BPJS

1. Apabila pasien mendapatkan resep obat diluar Formularium Nasional, maka :


a. Pasien mendapatkan copy resep untuk membeli obat-obatan tersebut di apotek luar
b. Obat tersebut diberikan kepada pasien karena tidak masuk dalam Formularium
Nasional
c. Pasien membayar iur biaya sebesar harga obat diluar Formularium Nasional
tersebut, namun obat lain yang termasuk dalam Formularium Nasional masuk dalam
satu paket tidak perlu membayar
d. Obat diluar Formularium Nasional setelah mendapat rekomendasi dari Ketua Komite
Farmasi dan Terapi dengan persetujuan Komite Medik atau Kepala Direktur Rumah
Sakit

(PMK 524)

2. Penetapan status kecelakaan lalu lintas dilakukan berdasarkan :


a. Surat kronologis dari pasien
b. Surat keterangan kecelakaan lalu lintas
c. Laporan polisi
d. Surat pernyataan dari kepolisian

(PERMENKEU 141 PMK 2018)

3. Pada saat ini, dalam hal Peserta dan / atau Pemberi Kerja menunggak/ terlambat membayar
iuran, maka :
a. Semua salah
b. Dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak status kepesertaan aktif Kembali,
peserta wajib membayar denda iuran kepada BPJS Kesehatan
c. Denda layanan rawat inap akibat keterlambatan pembayaran iuran yaitu sebesar 5%
dari perkiraan biaya paket INA-CBGs berdasarkan diagnose dan prosedur awal
pemeriksaan
d. Denda layanan rawat inap akibat keterlambatan pembayaran iuran yaitu sebesar
2,5% dari perkiraan biaya paket INA-CBGs berdasarkan diagnose dan prosedur awal
pemeriksaan

(PANDUAN LAYANAN JKN-KIS)


4. Yang tercantum dalam daftar Formularium Nasional (FORNAS) obat antara lain adalah :
a. Harga obat, sub kelas terapi, peresepan maksimal
b. Retriksi, sub kelas terapi, harga obat
c. Retriksi, nama generic, peresepan maksimal
d. Retriksi, peresepan maksimal, merk obat
(PMK 524)

5. Program Rujuk Balik (PRB) wajib dilakukan bila kondisi pasien sudah dalam keadaan stabil
pada penyakit-penyakit kronis berikut :
a. Diabetes melitus, hipertensi, jantung, epilepsy, skizofren, osteoarthritis dan
Sindroma Lupus Eritematous
b. Diabetes melitus, hipertensi, jantung, asma , epilepsy,anemia, skizofren, stroke, dan
Sindroma Lupus Eritematous
c. Diabetes melitus, hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).
Epilepsy, skizofren, stroke, dan Sindroma Lupus Eritematous
d. Diabetes melitus, hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK),
epilepsy, skizofren dan Sindroma Lupus Eritematous
(PANDUAN LAYANAN JKN-KIS)

6. Pelayanan Kesehatan yang tidak dijamin oleh Program JKN meliputi :


a. Pelayanan Kesehatan akibat kejadian luar biasa/ wabah sesuai dengan indikasi medis
b. Pelayanan darah
c. Pelayanan ambulans darat atau air
d. Pemulasaran jenasah peserta yang meninggal di Fasilitas Kesehatan

(PANDUAN LAYANAN JKN-KIS)

7. Ketentuan pemberian obat kronis di FKRTL yang benar adalah sebagai berikut, kecuali :
a. Bila diperlukan tambahan hari pengobatan, obat diberikan terpisah di luar paket
INA-CBG serta diklaimkan sebagai tarif Non INA-CBG
b. Obat penyakit kronis di FKRTL diberikan maksimum untuk 30 (tiga puluh) hari sesuai
indikasi medis
c. Obat penyakit kronis di FKRTL diberikan maksimum untuk 30 (tiga puluh) hari sesuai
indikasi medis dan semua termasuk dalam paket INA-CBGs
d. Obat kronis diberikan sebagai bagian dari paket INA-CBG, diberikan minimal 7
(tujuh) hari
(PMK NO 59 TH 2014)

8. Dalam hal pasien dirawat inap di RS dan ruang rawat inap yang menjadi hak peserta penuh,
maka :
a. Peserta dapat dirawat di kelas perawatan satu tingkat lebih tinggi paling lama 3
(tiga) hari dan selanjutnya dikembalikan ke ruang perawatan yang menjadi haknya.
b. Semua jawaban benar
c. Apabila perawatan di kelas yang lebih rendah dari haknya lebih dari 3(tiga) hari,
maka BPJS Kesehatan membayar ke FKRTL sesuai dengan kelas dimana pasien
dirawat
d. Apabila kelas sesuai hak peserta penuh dan kelas satu tingkat diatasnya penuh,
peserta dapat dirawat di kelas satu tingkat lebih rendah paling lama 3(tiga) hari dan
kemudian dipindahkan sesuai dengan kelas perawatan yang menjadi haknya

(PMK 28 TH 2014)
9. Rujukan Vertikal adalah rujukan dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan
pelayanan yang lebih tinggi dan tidak dilakukan untuk kondisi :
a. Pasien meminta untuk dirujuk ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi
b. Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pasien karena keterbatasan permintaan dan atau ketenagaan
c. Pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau sub spesialistik
d. Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pasien karena keterbatasan fasilitas

(SISTEM RUJUKAN BERJENJANG)


10. Berikut adalah ketentuan terkait dengan episode rawat jalan, kecuali :
a. Pasien yang datang ke rumah sakit mendapatkan pelayanan rawat jalan pada satu
atau lebih klinik spesialis pada hari yang sama terdiri dari satu atau lebih diagnosis
b. Pelayanan IGD yang kurang dari 6 jam dan/atau belum mendapatkan pelayanan
rawat inap, termasuk dalam satu episode rawat jalan
c. Pasien yang mendapatkan pemeriksaan penunjang dan hasil pemeriksaan tersebut
tidak dapat diselesaikan pada hari yang sama akan mendapatkan pelayanan
konsultasi dokter
d. Pada pemeriksaan penunjang yang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama yaitu
pemeriksaan penunjang yang sesuai indikasi medis memerlukan persiapan khusus
(PMK 27 TH 2014 )

11. Yang dimaksud pasien probable pada PMK 446 Tahun 2020, yaitu :
a. Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus Covid-19 yang dibuktikan dengan
pemeriksaan laboratorium RT-PCR
b. Kasus suspek dengan ISPA berat/ARDS/meninggal dengan gambaran klinis yang
meyakinkan Covid-19 dan belum ada hasil pemeriksaan RT-PCR
c. Suatu keadaan dimana pasien telah memiliki penyakit yang sudah diderita
sebelumnya, bersifat kronis dan akan memperbaharui perjalanan Covid-19 nya
d. Penyakit yang timbul akibat dari perawatan pasien Covid-19 yang tidak ada
sebelumnya dan/atau merupakan perjalanan penyakitnya

(PMK 446 TH 2020)


12. Jumlah iuran yang dibayarkan oleh peserta PBPU kelas 2 pada saat ini adalah :
a. Rp. 125.500
b. Rp. 150.000
c. Rp. 45.000
d. Rp. 100.000
13. Untuk peningkatan kelas perawatan yang sesuaI dengan ketentuan adalah :
a. Untuk kenaikan kelas pelayanan rawat inap ke kelas VIP, tambahan pembayaran
adalah sebesar selisih antara tarif kamar rawat inap kelas VIP terhadap tarif rawat
inap kelas hak pasien
b. Jika naik ke kelas perawatan VIP, maka diberlakukan urun biaya sebesar selisih tarif
VIP RS dengan tarif INA-CBGs kelas perawatan yang menjadi haknya
c. Untuk kenaikan kelas pelayanan rawat inap dari kelas 3 ke kelas 1, tambahan
pembayaran adalah sebesar selisih setara tarif INA-CBGs pada kelas rawat inap yang
lebih tinggi
d. Untuk pasien yang melakukan pindah kelas perawatan atas permintaan sendiri
dalam satu episode perawatan hanya diperbolehkan untuk satu kali pindah kelas
perawatan

(PMK 28 TH 2014)
14. Tarif Non INA-CBG merupakan tarif diluar tarif paket INACBG untuk beberapa item
pelayanan tertentu, kecuali :
a. Obat diluar Formularium Nasional
b. Alat bantu Kesehatan
c. Obat kemoterapi, obat penyakit kronis
d. CAPD
(NO 3 TH 2017 KLAIM JKN)

15. Alat bantu Kesehatan berupa collarneck, diberikan :


a. Paling cepat 1 tahun sekali atas indikasi medis dengan tarif maksimal Rp. 150.000
b. Paling cepat 2 tahun sekali atas indikasi medis dengan tarif maksimal Rp. 350.000
c. Paling cepat 1 tahun sekali atas indikasi medis dengan tarif maksimal Rp. 350.000
d. Paling cepat 2 tahun sekali atas indikasi medis dengan tarif maksimal Rp. 150.000

(PELAYANAN ALAT KESEHATAN )


16. Status kepesertaan pasien harus dipastikan sejak awal masuk Fasilitas Kesehatan Rujukan
Lanjutan (FKRTL). Pasien dapat dijamin oleh Program JKN, kecuali :
a. Pasien telah membayar tunggakan iuran sehingga status kepesertaanya aktif
b. Pasien telah terdaftar sebagai peserta JKN dan ke RS sesuai dengan alur pelayanan
yang berlaku
c. Pasien mendaftar sebagai peserta JKN pada saat dirawat di RS serta membayar iuran
pada saat itu juga
d. Menunjukkan nomor identitas peserta JKN selambat-lambatnya 3 x 24 jam hari kerja
sejak yang bersangkutan dirawat atau sebelum pasien pulang (bila pasien dirawat)
(PMK 28 TH 2014 PEDOMAN JKN)
17. Tugas dan tanggung jawab DPJP dan Koder yang benar adalah :
a. Dokter menegakkan dan menuliskan diagnose primer dan diagnose sekunder sesuai
ICD IX
b. Koder melakukan kodifikasi dari diagnose dan prosedur atau tindakan yang ditulis
oleh dokter yang merawat sesuai ICD 10 CM untuk Tindakan
c. Tidak ada pernyataan yang benar
d. Koder melakukan kodifikasi dari diagnose sesuai ICD X dan Tindakan sesuai ICD 9 CM

(PMK 27 TH 2014 )
18. Berikut pernyataan yang benar terkait rujukan parsial, kecuali :
a. Rujukan parsial yang dilakukan oleh FKRTL perujuk menjadi satu rangkaian
pelayanan di FKRTL perujuk dan ditagihkan sebagai klaim luar paket INA CBGs
b. Pada pelayanan rujukan parsial, tagihannya merupakan bagian dari paket INA CBGs
dan beban biaya menjadi tanggung jawab fasilitas kesehatan perujuk
c. BPJS Kesehatan membayar tagihan pelayanan rujukan parsial kepada fasilitas
kesehatan perujuk
d. FKRTL yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dapat merujuk pasien untuk
pemeriksaan penunjang/specimen atau tindakan saja di FKRTL lainnya dengan
system rujukan
(SISTEM RUJUKAN BERJENJANG)

19. Pada kondisi kegawat daruratan, maka penyataan berikut ini benar, kecuali :
a. Pada keadaan kegawatdaruratan (emergency), fasilitas kesehatan yang tidak
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan tidak bisa menerima pasien JKN
b. Fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan harus segera
merujuk ke fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan setelah
keadaan pasien stabil
c. Fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan gawat darurat tidak diperkenankan
menarik biaya kepada peserta
d. Dapat dilayani di fasilitas kesehatan baik yang bekerja sama maupun yang tidak
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan

(PENJAMINAN PELAYANAN GAWAT DARURAT)

20. Kriteria pasien suspect covid rawat inap yang dapat diklaim biaya pelayanannya berdasarkan
PMK 446 tahun 2020, adalah sebagai berikut, kecuali :
a. Usia tidak ditentukan, baik dengan atau tanpa komorbid/ penyakit penyerta
b. Usia ≥ 60 tahun dengan atau tanpa komorbid/ penyakit penyerta
c. ISPA berat/ pneumoni berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak
ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan
d. Usia kurang dari 60 tahun dengan komorbid/ penyakit penyerta

(PMK 446 TH 2020)

Anda mungkin juga menyukai