Anda di halaman 1dari 18

MONITORING DAN NOTIFIKASI REAL-TIME PADA WIRELESS

SENSOR NETWORK UNTUK MENDETEKSI ANOMALI RUANGAN


TERTUTUP MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC

PROPOSAL TUGAS AKHIR

DISUSUN OLEH:

ANDIKA ATMANEGARA PUTRA

NIM 09011281419055

SISTEM KOMPUTER

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2018
I. Latar Belakang

Ruang server atau yang sering disebut sebagai data center adalah
struktur industri dengan skala bervariasi dari ukuran yang dilengkapi untuk
mengakomodasi kebutuhan server dan perangkat keras suatu jaringan.
Sedangkan server sendiri adalah perangkat-perangkat atau program yang dapat
memungkinkan adanya komunikasi antar data pada sebuah jaringan melalui
satelit atau kabel fiber optic yang membantu server untuk terhubung ke sesama
server dibelahan bumi lainnya [1].

Dengan beroperasinya berbagai jenis perangkat ini dalam waktu yang


bersamaan serta tanpa henti (24 X 7), perangkat-perangkat ini terutama server
akan mengalami overheat atau panas berlebih yang dapat menurunkan
performa dari server ini maupun keawetan / umur dari perangkat tersebut.
Terlebih jika hal tersebut dibiarkan akan membuat perangkat-perangkat ini
dapat langsung pada posisi shutdown [2]. Sehingga, setiap ruang server
biasanya dilengkapi dengan detector suhu ruang yang berfungsi memberikan
alarm berupa suara dan lampu indikator yang berkedip disekitar alat tersebut
sebagai tanda bahwa suhu di ruang tersebut mengalami kenaikan yang tidak
wajar atau bahkan sudah berada di dalam kondisi butuh penanganan petugas
yang mengawasi ruang server.

Detector suhu yang pada umumnya hanya bisa memberikan alarm


berupa suara dan lampu indikator yang berkedip [3]. Hal ini menjadikan
seorang petugas dalam hal ini adalah administrator yang mengawasi ruang
server secara berkala akan kesulitan mengawasi ruang server jika petugas
tersebut sedang tidak berada di tempat. Dimana seharusnya, ruang server selalu
diawasi selama (24 x 7) agar dapat mengetahui jika ada permasalahan yang
butuh penanganan langsung. Namun dikarenakan tugas dari seorang
administrator ruang server tidak hanya melakukan pengawasan ruang server
namun juga mendiagnosis permasalahan pada performa server itu sendiri
ataupun server di tempat lain [4], maka situasi seperti ini menjadi sangat tidak
efektif bagi admin data center tersebut.

Melihat kondisi diatas, penulis berinisiatif menciptakan sistem detector


yang dapat melakukan proses remote monitoring dan memberikan alarm /

1
notifikasi berupa email langsung kepada admin ruang data center tersebut. Hal
ini dimaksudkan agar admin data center tetap dapat mengawasi kondisi ruang
data center jika tidak sedang berada di tempatnya bekerja. Detector yang
dimaksudkan ini memiliki fungsi selain mendeteksi perubahan suhu melainkan
juga mendeteksi keberadaan asap dan api. Dikarenakan jika hanya
mengandalkan satu sensor saja yaitu sensor suhu, keberadaan suatu api yang
biasanya dimulai dari api kecil sebelum membesar menjadi tidak terdeteksi.
Selain itu, sensor suhu tidak dapat mendeteksi keberadaan suatu asap yang bisa
saja berasal dari suatu perangkat di dalam ruang data center mengalami
kerusakan seperti hubungan arus pendek listrik. Sehingga keberadaan ketiga
sensor ini (suhu, asap, dan api) akan saling melengkapi dan menutup
kekurangan masing-masing sensor.

Untuk bisa melakukan fungsinya sebagai detector dari tiga parameter


(suhu, asap, dan api) yang dapat melakukan remote monitoring maka ketiga
sensor ini haruslah saling terhubung ke base station yang telah ditentukan dan
dari sinilah akan terhubung ke internet [5]. Data yang dihasilkan dari sensor
akan dikirimkan ke base station dan kemudian dikirimkan ke internet sehingga
user / admin dapat melihat nilai-nilai ini bahkan dari tempat yang jauh
sekalipun. Metode pengiriman data ke internet dari base station menggunakan
sebuah modul Wi-Fi untuk dapat terhubung ke internet melalui access point.
Sistem ini yang sering disebut sebagai WSN (Wireless Sensor Network).

Fungsi kedua dari detector ini adalah memberikan notifikasi berupa


email yang langsung menuju kepada user / admin yang telah ditentukan
sebelumnya. Metode pengiriman notifikasi ini adalah pengiriman yang
dilakukan dari platfrom-platform berjenis IoT (Internet of Things) yang mana
platform ini memberikan layanan push notification yang langsung menuju
kepada perangkat user secara gratis hanya dengan cukup mendaftar saja [6].
Selain itu, metode logika fuzzy mamdani digunakan sebagai metode acuan nilai
keluaran notifikasi. Hal ini perlu dilakukan, sebagai acuan dari nilai-nilai
sensor yang digunakan. Dengan menambahkan aturan-aturan fuzzy pada hasil
nilai bacaan sensor ini maka hasil yang optimal bisa didapatkan.

2
II. Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Merancang sistem detector yang dapat melakukan remote monitoring dan


notifikasi secara real-time untuk mendeteksi perubahan-perubahan tidak
wajar pada ruang data center
2. Menggunakan logika fuzzy sebagai tolak ukur nilai ketidakpastian dari
suatu sensor
3. Menggunakan konsep jaringan WSN saat proses remote monitoring
4. Sebagai syarat kelulusan dan mendapatkan gelar sarjana Fasilkom Unsri

III. Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Detector dapat diimplementasikan langsung pada ruang data center
terutama pada ruang yang memiliki detector suhu tanpa sistem notifikasi
yang memadai
2. Detector dengan fitur remote monitoring dan notifikasi diharapkan dapat
meningkatkan mobilitas dari admin itu sendiri serta mengefisiensikan
kinerja kerjanya dikarenakan dapat melakukan monitoring ruang data
center kapanpun dan dimanapun selama detector masih terhubung ke
internet
3. Dengan menggunakan logika fuzzy, detector diharapkan dapat
mengklasifikasikan berbagai bentuk bahaya sesuai dengan aturan atau
batas-batas nilai suhu yang sudah ditetapkan sebelumnya.

IV. Rumusan dan Batasan Masalah


Rumusan masalah yang diangkat dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang dan membangun sistem detector yang dapat
melakukan monitoring dan memberikan notifikasi secara real time pada
waktu yang bersamaan
2. Bagaimana menggunakan logika fuzzy sebagai metode pengklasifikasian
batas-batas nilai (treshold) pada base station sebagai pusat pengatur ketiga
jenis sensor

3
3. Bagaimana membangkitkan alarm / notifikasi kepada user berupa email
pada saat yang bersamaan dengan sistem tetap terus melakukan monitoring

Adapun batasan-batasan masalah yang digunakan pada tugas akhir ini adalah:

1. Tiga jenis sensor (suhu, asap, dan api) diletakan pada tempat yang saling
berdekatan satu sama lain dan masing-masing sensor bekerja secara
bersamaan
2. Tidak ada batasan jumlah power supply yang digunakan dalam sistem
detector ini
3. Menggunakan platform-platform IoT (Internet of Things) berbasis web
sebagai tempat dimana data sensor ditampilkan / monitoring serta
memberikan layanan notifikasi langsung kepada user

V. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 6 tahapan yang akan dilalui, diantaranya:
1. Studi pustaka
Pada tahap studi pustaka ini adalah tahap pengumpulan informasi mengenai
segala bentuk dasar dari sistem yang akan dibangun, diantaranya: mengenal
jenis-jenis perangkat keras yang digunakan, termasuk di dalamnya
membaca datasheet tentang perangkat keras dan modul yang digunakan,
mempelajari penelitian-penelitian sebelumnya dan berkaitan dengan sistem
yang akan dibangun melalui jurnal atau paper-paper yang sudah ada.
Selain kedua hal diatas ialah melakukan konsultasi dengan dosen-dosen
pemimbing yang mengetahui tentang bidang keilmuan berkaitan dengan
sistem yang akan dibangun ini.
2. Awal Perancangan
Disaat seluruh informasi yang dibutuhkan sudah terkumpul, barulah mulai
proses awal dari perancangan sistem yang dimaksudkan. Hal ini
diantaranya tidak luput juga dengan menentukan rumusan serta batasan-
batasan masalah terhadap sistem yang dibuat.

4
3. Perancangan Sistem
Pada tahap ini, setelah menentukan rumusan serta batasan masalah yang
diinginkan, sistem akan dibangun dimulai dari membangun
infrastrukturnya terlebih dahulu dan melakukan pemeriksaan mendasar
terkait performa dari beberapa perangkat keras saat digabungkan menjadi
suatu sistem baru. Pada tahap inipun, belum dilakukannya proses
penginputtan aturan-aturan (rules) logika fuzzy sebagai tolak ukur dan
pengelompokkan dari nilai-nilai yang didapatkan oleh berbagai jenis sensor
di sistem baru ini.
4. Integrasi Sistem
Setelah segala pengecekan awal dilakukan terhadap kinerja sensor dan base
station (mikrokontroller), barulah kemudian mulai melakukan proses
integrasi dengan memasukkan aturan-aturan (rules) fuzzy dan juga
menghubungkan sistem ini ke platform-platform IoT yang akan digunakan
melalui media internet. Integrasi inipun termasuk didalamnya pengujian
layanan notifikasi email dilakukan, untuk mengukur kecepatan data yang
dibaca dan membandingkannya dengan kecepatan respon dari layanan
notifikasi email ini.
5. Hasil dan Analisa
Tahap ini merupakan tahap pengambilan data akan dilakukan secara
langsung dengan cara turun ke lokasi yang sudah ditentukan sebelumnya.
Lokasi ini berupa ruang server yang mana sebaiknya memang telah
memiliki detector suhu umumnya dan akan dibandingkan hasilnya dengan
sistem detector yang dibuat untuk kemudian hasil pengambilan data ini
akan dianalisa.
6. Kesimpulan dan Saran
Pada tahap ini, data yang telah dianalisa akan berujung kepada kesimpulan
dan saran terhadap performa sistem yang dibuat. Kesimpulan dan saran
yang telah didapatkan ini bisa menjadi masukan untuk memperbaiki sistem
detector ini menjadi lebih baik lagi atau bahkan memperbaruinya dengan
menambahkan lebih banyak fitur yang lebih baik.

5
VI. Tinjauan Pustaka
5.1. Wireless Sensor Network (WSN)

WSN secara umum dapat didefinisikan sebagai jaringan dari node-


node yang bekerja sama dalam mendeteksi dan mengontrol lingkungan
sekitar node tersebut [7]. Node-node ini terhubung melalui media wireless.
Node menggunakan media wireless ini untuk saling terhubung dan
berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Arsitektur umum dari WSN terdiri
dari 3 komponen, diantaranya: sensor node, gateway, dan Transceiver.
Berikut adalah penggambaran komponen-komponennya:

Gambar 1. Komponen WSN

Seluruh data yang telah dikumpulkan oleh sensor node dikirimkan


kepada node utama. Node utama ini terhubung ke komputer multifungsi yang
bertujuan agar komputer user dapat mengakses data di node lainnya. Jika
user mengirimkan perintah pada komputernya, maka perintah diteruskan
kepada komputer multifungsi tersebut melalui media internet. Hal ini
berlanjut pada komputer multifungsi memberikan perintah kepada node
utama dan node utama melanjutkan pada node-node kecil yang saling
terhubung dan sedang melakukan proses pengambilan data [5].

Teknologi WSN memiliki kelebihan dan kekurangan pada


penerapannya. Keuntungan WSN terdapat pada komunikasi wireless
dibandingkan dengan menggunakan media seperti kabel. Dengan
menggunakan media wireless, maka dari segi biaya dapat ditekan. Selain itu
6
dari segi penggunaan power terbilang kecil dikarenakan perangkat WSN
biasanya berada dalam mode sleep untuk menghemat energi. Lebih jauh lagi,
perangka WSN sangat kompatibel dengan perangkat lainya untuk menunjang
performa. Fitur ini meningkatkan penggunaan pada area luas dan
fungsionalitasnya.

Kelemahan pada WSN yaitu kecepatan komunikasi pada media


wireless terbilang lebih pelan dibandingkan dengan menggunakan media lain
seperti kabel, memiliki memory yang terbatas, dan bandwidth yang sedikit.
Mayoritas memiliki ketergantungan pada baterai sebagai sumber daya
perangkat. Dikarenakan memiliki desain yang menggunakan sedikit daya,
perangkat WSN memiliki kelemahan pada bidang keamanan terkait dengan
kebijakan penggunaan energi yang sedikit.

5.2. Sensor Node

Sensor node merupakan salah satu komponen utama dari WSN yang
biasanya terdiri dari kumpulan sensor yang berukuran kecil. Meskipun
memiliki keterbatasan dalam hal sumber daya, namun node memiliki fitur
pemrosessan dan memiliki harga yang cukup terjangkau [5] . Cara kerja
sensor node adalah dengan saling terhubungnya antar sensor ke sesamanya
masing-masing sehingga membentuk jaringan baru dan pada akhirnya
terhubung ke microkontroler atau personal computer sebagai tempat data
diproses sebelum akhirnya dikirimkan melalui transmitter ke tujuan.

Dalam penempatan masing-masing node ini dalam suatu jaringan,


sering kali node disusun ke dalam topologi-topologi jaringan seperti topologi
star, mash, dan bus. Node dalam topologi jaringan ini pun akan memiliki jarak
pancaran sinyal hanya sejauh 30 meter. Sehingga dalam penempatannya,
sensor diletakan tidak saling berjauhan. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terputusnya koneksi antar node.

7
5.3. Sensor-Sensor Pembentuk Node

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa kumpulan sensor-


sensor dapat membentuk suatu jaringan dengan memiliki suatu topologi
khusus. Sensor-sensor yang digunakan pada tugas akhir ini sebanyak 3
jenis, diantaranya:

5.3.1. Sensor Gas (MQ-2)

Sensor gas MQ-2 dapat digunakan untuk memonitor keberadaan


asap dalam ruangan dan gas yang mudah terbakar [8]. Sensor berjenis MQ
ini memiliki beberapa seri, namun tipe MQ-2 lah yang paling cocok
digunakan dalam proses monitoring asap maupun gas yang mudah
terbakar. Gas yang mudah terbakar disini berarti sekumpulan jenis gas
yang dapat dengan mudah terbakar diantaranya adalah: LPG, Propana,
Hidrogen, Karbon Monoksida, Metana, dan Alkohol. Sebagai tambahan
dari fungsi sensor ini adalah dan mendeteksi keberadaan suatu gas atau
asap pada konsentrasi 300 hingga 10000 ppm, yang mana sensor ini
termasuk sensor dengan harga yang cukup murah namun memiliki waktu
respon yang tinggi [9].

Sensor ini bekerja dengan meningkatnya tegangan output disaat


terdeteksinya suatu asap atau gas yang mudah terbakar. Proses
peningkatan tegangan antara asap dan gas yang mudah terbakar ini
memiliki perbedaan yang signifikan sehingga tegangan output yang
dihasilkan dapat dibedakan dengan jelas. Berikut adalah penampang dari
sensor MQ-2:

Gambar 2. Sensor gas MQ-2

8
Prinsip kerja dari sensor MQ-2

MQ-2 memiliki konduktifitas yang rendah pada udara yang bersih,


Dengan terdetesinya suatu gas maka konduktivitas dari sensor ini akan
meningkat dan merubah sinyal output dari konsentrasi gas tersebut [10].
Sensor gas seri MQ-2 terdiri dari sebuah semikonduktor dioksida yang
tipis dan dipermukaannya dilapisi dengan ion tipe N semikonduktor.
Ketika pada suhu sekitar 200-300 derajat Celcius, lapisan tipis dioksida ini
menyerap anion oksigen di udara sekiarnya sehingga menyebabkan
pengurangan kepadatan nilai elektron pada semikonduktor dan
berpengaruh pada meningkatnya nilai resistansi semikonduktor tersebut.

Kalibrasi tegangan ouput dari sensor MQ-2

Didasarkan pada [8] [11] didapatkanlah persamaan:

𝑅
𝑈= 𝑥 𝑉𝑐𝑐
(𝑅 + 𝑅𝑠)

Dimana R merupakan resistor eksternal, VCC adalah tegangan


rangkaian atau bisa dikatakan sebagai tegangan dari power supply. U
adalah tegangan output dan Rs adalah resistivitas volume sensor. Jika
konsentrasi suatu gas meningkat maka terjadi penurunan pada nilai Rs.
Dan jika nilai Rs menurun maka nilai tegangan output juga akan
meningkat.

5.3.2. Sensor Suhu (DHT-11)

DHT11 merupakan sensor yang sangat effisien dikarenakan dapat


mendeteksi hingga 3 parameter sekaligus yaitu suhu, kelembaban, dan
index panas [8]. Sensor ini terdiri dari komponen suhu tipe koefisien
negatif dan komponen kelembaban tipe resistif. Oleh karena itu, sensor ini
dapat memberikan hasil pengukuran yang baik, waktu respon yang cepat,
kemampuan tahan noise, dan harga terjangkau. Gambar berikut
menunjukan penampang dari sensor DHT-11:

9
Gambar 3. Sensor suhu DHT-11

Kalibrasi Suhu yang didapatkan sensor DHT-11

Untuk kontroller atau mikrokontroller dengan ADC 10 bit resolusi,


nilai hasil bacaan sensor dapat direpresentasikan dari nilai 0 sampai 1023.
Hasil ini serupa yaitu 0 sampai 4095 untuk mikrokontroller dengan ADC
12 bit reolusi. Untuk projek tugas akhir digunakan mikrokontroller dengan
resolusi 10 bit, dari [10] maka persamaan yang didapatkan adalah:

5.0 𝑥 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑥 1000


𝑆𝑢ℎ𝑢 =
1024 𝑥 10

Dimana, konstanta 5.0 berasal dari tegangan sumber (vcc),


konstanta 1000 digunakan untuk konversi satuan tegangan Volt ke
miliVolt, dan konstanta 10 untuk setiap perubahan tegangan 10 mVolt
akan sama dengan perubahan 1 derajat celcius

5.3.3. Sensor Api (Infra merah)

Sensor ini sangat sensitif pada api dan radiasi. Sensor ini juga
dapat mendeteksi asal sumber cahaya dengan panjang gelombang 760 nm
sampai 1100 nm dengan jarak sampai dengan 100 cm [12]. Dikarenakan
fungsinya, sensor dapat digunakan pada aplikasi-aplikasi alarm yang
digunakan untuk tujuan memperingati area sekitarnya jika ditambahkan
dengan komponen-komponen seperti buzzer dan LED. Sensor inipun
memiliki tegangan output yang dapat berupa sinyal digital maupun analog.
Berikut adalah penampang dari sensor api inframerah:

10
Gambar 4. Sensor api IR

Cara kerja sensor ini adalah mendeteksi perubahan panjang


gelombang yang dihasilkan oleh sumber (baik cahaya atau api) pada jarak
pandangnya sekitar 1 meter (100cm) dan pada sudut bacaan 60 derajat di
depan sensor tersebut.

5.4.Gateway

Gateways memberikan fitur administrator sistem untuk dapat


berinteraksi kepada node-node yang tersebar. Gateway dapat dibedakan
menjadi menjadi 3 jenis yaitu: gateway aktif, pasif, dan hybrid. Gateway aktif
mengizinkan node untuk mengirimkan data ke server secara aktif. Gateway
pasif tidak dapat bertindak sebebas dibandingkan gateway aktif, gateway ini
mengirimkan request terlebih dahulu ke sensor node untuk mengirimkan
datanya. Gateway hybrid merupakan kombinasi dari kedua gateways diatas
yaitu gateway pasif dan aktif, yang mana dapat mengoperasikan kedua fungsi
diatas. Berikut adalah contoh dari gateway dan jaringan WSN:

Gambar 5. merupakan Gateway dan jaringan WSN


11
ESP8266 modul Wi-Fi yang sangat cocok digunakan sebagai
perangkat tambahan fungsionalitas Wi-Fi pada perangkat mikrokontroler
yang dapat terhubung dengan menggunakan koneksi serial UART [13]. FItur-
fitur yang dapat dilakukan modul ini adalah: protokol 802.11 b/g/n, Wi-Fi
Direct (P2P), Soft-AP, dan protokol terintegrasi TCP/IP.

ESP8266 menggunakan transceiver serial (Tx/Rx) untuk


mengirimkan dan menerima data dari buffer ethernet, dan command berupa
serial sebagaicara untuk mengonfigurasi Wi-Fi modul itu sendiri [14]. Dan
hanya memerlukan 2 kabel saja agar modul ini dapat terhubung ke
mikrokontroller yaitu kabel jalur Tx (Transmit) dan Rx (Receive). Untuk
konfigurasi seperti yang disebutkan sebelumnya, memerlukan command
khusus yang biasa disebut 'AT commands' untuk menghubungkan antara
jaringan Wi-Fi dan koneksi terbuka TCP tanpa perlu mempunyai stack
TCP/IP yang beroperasi pada mikrokontroller tersebut. Hanya perlu
menghubungkan langsung antara ESP8266 Wi-Fi modul dengan
mikrokontroller dan beberapa baris command AT, user dapat mengirimkan
data ke internet. Oleh karena berbagai fungsi yang dapat dilakukan oleh
modul ini, gateway pada WSN dapat digantikan fungsinya oleh modul Wi-Fi
ini. Berikut adalah penampang dari ESP8266 Wi-Fi modul:

Gambar 6. ESP8266 Wi-Fi Modul

12
5.5. Logika Fuzzy

Logika Fuzzy adalah sistem logika yang mengikuti cara penalaran


manusia yang cenderung menggunakan sebuah pendetakan dan bukan secara
eksak [15]. Pendekatan ini bersifat tidak pasti atau ambigu dan
mengombinasikan nilai real (0 s/d 1) dan operasi logika . Logika fuzzy ini
lebih menguntungkan dalam penerapannya dikarenakan dapat
mengklasifikasikan suatu nilai antara atau nilai ambigu ke dalam himpunan
awal dibandingkan dengan menggunakan himpunan tegas (crisp). Di dalam
himpunan tegas, keanggotaan suatu unsur di dalam himpunan dinyatakan
dengan tegas apakah suatu objek tersebut anggota himpunan atau bukan.

Contoh kasus impelementasi logika fuzzy: Jika suatu mobil memiliki


kecepatan 100 Km/jam maka dikatakan cepat, Jika dibawah 100 Km/jam
maka dikatakan lambat. Untuk kasus ini, jika didefinisikan dengan himpunan
crisp maka jika mobil tersebut memiliki kecepatan 99,9 Km/jam maka
disebut lambat. Namun pada kenyataannya, 99,9 Km/jam tidaklah berbeda
jauh dengan 100 Km/jam dan masih dikatakan cepat. Dengan menggunakan
logika fuzzy, kecepatan 99,9 Km/jam dapat diklasifikasikan atau dibuat
keanggotaannya namun derajat keanggotaannya diturunkan.

Keuntungan dari logika fuzzy adalah: mudah dimengerti, pemodelan


matematik lebih sederhana, toleransi data-data yang tidak tepat, dapat
memodelkan fungsi-fungsi non-linear yang kompleks, didasarkan pada
bahasa alami [15] .

5.6. Himpunan Fuzzy

Himpunan adalah kumpulan atau koleksi objek-objek yang


mempunyai kesamaan sifat tertentu. Himpunan fuzzy merupakan suatu
pengembangan lebih lanjut tentang konsep himpunan dalam matematika [16].
Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan dalam suatu himpunan
A(µA(x)) memiliki dua kemungkinan, yaitu:

a) Satu (1) yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu
himpunan, atau

13
b) Nol (0) yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu
himpunan.Jika X adalah koleksi dari objek-objek yang secara umum
dilambangkan oleh x, maka suatu himpunan fuzzy A dalam X didefinisikan
himpunan pasangan berurutan:

dengan uA(x) adalah fungsi keanggotaan untuk himpunan fuzzy A. Fungsi


keanggotaan memetakan setiap elemen dari X ke derajat keanggotaan yang
terletak pada rentang 0 s/d 1. Himpunan fuzzy memiliki 2 atribut yaitu:
linguistic dan numeris.

5.7. Fungsi Keanggotaan

Definisi fungsi keanggotaan menurut kusumadewi dan purnomo


adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke
dalam nilai keanggotaan yang memiliki interval antara 0 sampa 1 [16].
Fungsi-fungsi keanggotaan antara lain representasi diskrit, representasi kurva
segitiga, dan representasi kurva trapesium. Berikut adalah salah satu contoh
representasi fuzzy berbentuk segitiga:

14
VII. Jadwal Penelitian

No Uraian Tugas Februari Maret April Mei


2018 2018 2018 2018
1 2 3 41 2 3 4 1 2 3 4 1 2 34
1 Proposal
2 Studi Literatur / Analisa
Permasalahan
3 Alternatif-alternatif
Permasalahan yang
Ditemui
4 Analisa Pemecahan
Masalah
5 Metodologi Pemecahan
Permasalahan
6 Penelitian
7 Analisa & Perancangan
Pemecahan Masalah
8 Bab I
9 Bab II
10 Bab III
11 Bab IV

15
Daftar Pustaka

[1] C. Carey, M. S. Raisinghani, and B. White, “Engineering and Management


of Data Centers,” pp. 1–13, 2017.

[2] X. Wang et al., “Intelligent Sensor Placement for Hot Server Detection in
Data Centers,” IEEE Trans. Parallel Distrib. Syst., vol. 24, no. 8, pp. 1577–
1588, 2013.

[3] D. Loggers, “Data Loggers ®,” Computer (Long. Beach. Calif)., 2010.

[4] N. T. Nguyen, B. Trawiński, and R. Kosala, “Intelligent information and


database systems 7th asian conference, aciids 2015 bali, indonesia, march
23???25, 2015 roceedings, part II,” Lect. Notes Comput. Sci. (including
Subser. Lect. Notes Artif. Intell. Lect. Notes Bioinformatics), vol. 9012, pp.
1–2, 2015.

[5] M. Kocakulak and I. Butun, “An overview of Wireless Sensor Networks


towards internet of things,” 2017 IEEE 7th Annu. Comput. Commun. Work.
Conf., pp. 1–6, 2017.

[6] O. Chieochan and D. Ph, “Internet of things ( IOT ) for smart solar energy :
A case study of the smart farm at Maejo University,” pp. 262–267, 2017.

[7] E. A. Kadir and S. M. Shamsuddin, “Wireless Monitoring for Big Data


Centre Server Room and Equipments,” pp. 187–191, 2015.

[8] P. Jiru, “Design of Intelligent Monitoring System,” 2013 Third Int. Conf.
Instrumentation, Meas. Comput. Commun. Control, pp. 407–410, 2013.

[9] C. Hernández, S. Villagrán, and P. Gaona, “Engineering Applications of


Neural Networks,” vol. 629, pp. 176–185, 2016.

[10] N. Sinha, K. E. Pujitha, and J. S. R. Alex, “Xively based sensing and


monitoring system for IoT,” 2015 Int. Conf. Comput. Commun.
Informatics, ICCCI 2015, pp. 8–13, 2015.

[11] R. Tem, U. Tem, and S. Tem, “Technical Mq-2 Gas Sensor,” Smoke Sens.,
vol. 1, pp. 3–5, 2006.

16
[12] Arduino Egypt., “Flame Sensor Module,” Futur. Electron. Egypt, pp. 1–3,
2017.

[13] K. 8, “ESP8266 WiFi Module Quick Start Guide,” ESP8266 WiFi Modul.
Quick Start Guid., 2015.

[14] B. Das and P. C. Jain, “Real-Time Water Quality Monitoring System using
Internet of Things,” pp. 78–82, 2017.

[15] “Logika Fuzzy Logic i,” pp. 1–59.

[16] A. H. Agustin, G. K. Gandhiadi, and T. B. Oka, “Penerapan Metode Fuzzy


Sugeno Untuk Menentukan Harga Jual Sepeda Motor Bekas,” E-Jurnal
Mat., vol. 5, no. 4, pp. 176–182, 2016.

17

Anda mungkin juga menyukai