Anda di halaman 1dari 69

SIMULASI TKB 1

Soal 1
Pelayanan KB termasuk kedalam pelayanan ....
a. Kuratif
b. Preventif
c. Promotif
d. Promotif – preventif
e. Promotif – kuratif

Jawaban benar D

Prosedur Berobat > Pelayanan Preventif Dan Promotif

Pelayanan preventif dan promotif meliputi :


1. Penyuluhan kesehatan perorangan, mengenai perilaku hidup bersih dan sehat
2. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis-
B (DPT-HB), Polio, dan Campak
3. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, tubektomi, termasuk
komplikasi KB bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana
4. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar
5. Pelayanan skrining kesehatan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak
lanjutan, yaitu:
 Diabetes mellitus tipe II;
 Hipertensi;
 Kanker leher rahim;
 Kanker payudara; dan
 Penyakit lain yang ditetapkan Menteri.
6. Pemeriksaan penunjang pelayanan skrining kesehatan meliputi:
 Pemeriksaan Gula Darah;
 Pemeriksaan IVA untuk kasus Ca Cervix ; dan
 Pemeriksaan Pap Smear
7. Pelayanan Terapi Krio

Soal 2
Seorang perempuan (37 tahun) datang ke puskesmas untuk memeriksakan kesehatannya. Hasil
pengkajian : pasien post melahirkan 1 bulan yang lalu, anak lahir sehat secara pervaginam, pasien
ingin berkonsultasi tentang kontrasepsi yang cocok untuk dirinya. Pasien saat ini menysui eksklusif,
belum mau steril, dan pasien memiliki riwayat varises. Apakah kontrasepsi yang cocok untuk
pasien?
a. Tubektomi
b. IUD
c. Suntik KB
d. Pil KB
e. Implant
Jawaban benar B

Data fokus:
• pasien post melahirkan 1 bulan yang lalu,
• anak lahir sehat secara pervaginam,
• pasien ingin berkonsultasi tentang kontrasepsi yang cocok untuk dirinya.
• Pasien sedang menyusui ASI eksklusif,
• pasien memiliki riwayat varises.

Berdasarkan data fokus alat kontrasepsi yang cocok untuk pasien adalah IUD yaitu alat kontrasepsi
dalam rahim

Pasien mengalami varises. Varises merupakan suatu kondisi dimana terjadi pembengkakan dan
pelebaran pembuluh darah vena yang biasanya terjadi pada bagian kaki akibat penumpukan darah.
Pada dasarnya penderita varises tidak dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang
mengandung hormonal terutama estrogen. Karena dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal
dapat menyebabkan keluhan varises semakin memberat.

IUD merupakan kontrasepsi yang terbuat dari plastik atau plastik dan tembaga , diletakkan di dalam
rahim dan tidak mengandung hormon. IUD juga tidak mengganggu produksi ASI sehingga proses
menyusui tidak terganggu.

Tinjauan opsi lain:


Opsi jawaban “ Tubektomi” tidak tepat. Tubektomi merupakan kontrasepsi bersifat permanen
dengan cara mengikat dan atau memotong saluran telur wanita. Sementara pasien belum ingin
untuk steril.

Opsi jawaban “ suntik KB” tidak tepat. Suntik KB merupakan kontrasepsi yang mengandung
hormon, sementara pasien mengalami varises . Penderita varises tidak dianjurkan untuk
menggunakan kontrasepsi yang bersifat hormonal

Opsi jawaban “ Pil KB” tidak tepat. Pil KB juga merupakan kontraspsi yang mengandung hormon
yang tidak dianjurkan untuk penderita varises

Opsi jawaban “ implant” tidak tepat. Implan juga merupakan kontrasepsi yang mengandung hormon
yang tidak dianjurkan untk penderita varises

Soal 3
Tujuan program KB menurut UU RI no 52 tahun 2009, Kecuali....
a. Mengatur kelahiran yang diinginkan
b. Menjaga kesahatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak
c. Meningkatkan akses kualitas informasi KB
d. Mempromosikan penyusuan bayi
e. Memfasilitasi pembangunan keluarga
Jawaban benar E

Tujuan KB
Menurut Undang-undang RI nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga, kebijakan keluarga berencana bertujuan untuk:
1. Mengatur kehamilan yang diinginkan
2. Menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak
3. Meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan dan konseling pelayanan keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi
4. Meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek keluarga berancana
5. Mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jrak kehamilan

Soal 4
Berikut ini yang merupakan lingkup dari KB alami adalah …
a. tidak berhubungan intim sama sekali
b. menggunakan implan
c. memberikan ASI eksklusif pada bayi
d. memakai kondom saat berhubungan
e. menopause

Jawaban benar C

Program KB alami ini bisa menjadi pilihan bagi mereka yang tidak ingin tubuhnya disisipi benda
asing. tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi, atau takut pada efek sampingnya. KB alami ini
dapat dilakukan dengan tiga cara, di antaranya: tidak berhubungan intim saat masa subur, menarik
penis sebelum mengeluarkan sperma atau ejakulasi saat penetrasi, dan memberikan ASI eksklusif
pada bayi.

Soal 5
Pasien seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke Poli Kebidanan untuk konsultasi penggunaan
kontrasepsi. Pasien mengatakan telah memiliki tujuh orang anak dan tidak ingin punya anak lagi.
Sebelumnya pasien pernah menggunakan implan, namun menstruasinya menjadi tidak teratur.
Pasien ingin menggunakan metode KB yang efektif. Apakah metode KB yang tepat untuk pasien ?
a. PIL
b. Suntik
c. Implan
d. IUD
e. Tubektom

Jawaban benar E

Pembahasan:
DS : Pasien mengatakan tidak ingin punya anak lagi dan telah memiliki 2 orang anak, usia saat ini 40
tahun. Pasien ingin menggunakan metode KB yang efektif.
Keluarga Berencana (KB) merupakan metode kontrasepsi yang digunakan untuk menunda dan
menjarangkan kehamilan. Jawaban yang tepat “Tubektomi” karena merupakan kontrasepsi
permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara mengikat atau memotong pada kedua
saluran tuba falopi.
Tubektomi tepat bagi perempuan yang sudah memiliki banyak anak dan dalam USIA YANG BERISIKO
UNTUK HAMIL DAN BERSALIN

Tinjauan Opsi Lain:

Option A “Pil KB” tidak tepat. Pil KB merupakan alat kontrasepsi wanita yang berbentuk pil yang
berisi hormon estrogen dan progesteron dengan cara menekan ovulasi untuk mencegah lepasnya sel
telur wanita dari indung telur. dianjurkan pada pasien usia 20-30 tahun.

Option B “KB suntik” Tidak Tepat. Metode KB suntik terdiri dari 2 jenis (cyclofem dan DMPA) cara
kerjanya sama dengan metode kb pil namun menimbulkan efek samping seperti gangguan haid,
jerawat keputihan dan lain lain.

Option C “Implan” tidak tepat. Implan merupakan alat yang diselipkan dibawah kulit yang biasanya
dilengan atas bagian dalam. cara kerja nya sama dengan KB Pil dengan jangka waktu 5 tahun
dianjurkan pada pasien usia < 40 tahun.

Option D “IUD” tidak tepat. Alat kontrasepsi ini dimasukkan kedalam rahin. efektifitasnya tinggi
dengan cara kerja meninggikan getaran saluran telur.

Soal 6
Apakah tiga nilai revolusi mental yang terkandung dalam visi misi BKKBN ?
a. Integritas, Etos Kerja dan Gotong Royong
b. Profesional, Gotong Royong dan Merakyat
c. Etos Kerja, Inovatif dan Berkualitas
d. Gotong Royong, Integritas dan Merakyat
e. Etos Kerja, Solutif dan Dinamis

Jawaban benar a

Tiga Nilai Revolusi Mental


1) Integritas (jujur, dipercaya, disiplin, bertanggung jawab, dan tidak munafik)
Integritas berasal dari bahasa Perancis intégrité atau Latin integritas, yang memiliki akar kata
integer, yang berarti utuh, menyatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga
memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran. Pada intinya,
integritas berarti kata menjadi satu dengan perbuatan. Hal ini harus dimaknai sebagai apa
yang kita lakukan sesuai dengan apa yang kita ucapkan.
2) Etos kerja (kerja keras, kerja cerdas, berdaya saing, optimis, inovatif, dan produktif)
Etos berasal dari bahasa Latin modern, Yunani ethos, yang berarti karakter asli, karakter
bawaan, yang membedakan seseorang atau kelompok dari yang lain. Menurut KBBI, etos
adalah pandangan hidup yang khas dari suatu golongan social, sementara etos kerja berarti
semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.
3) Gotong royong (kerja sama, solidaritas, komunal, dan berorientasi pada kemaslahatan umum)
Menurut KBBI, gotong royong, berarti bekerja bersama-sama (tolong-menolong, bantu-
membantu). Makna nilai gotong royong mirip dengan nilai kerja sama, yang merupakan
salah satu nilai yang dianut BKKBN. Dengan menerapkan gotong royong, berarti kita dapat
meninggalkan mentalitas silo, kondidi di mana salah satu atau banyak bagian organisasi
bekerja secara terpisah dari yang lain. Dengan bergotong royong, kita akan dapat
bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi

Soal 7
Klien postpartum P2A0 berusia 26 tahun, post-partum hari ke-25 datang ke RS bersama suami untuk
konsultasi kontrasepsi. Klien menginginkan kontrasepsi yang efektif dan efisien karena sering tidak
disiplin. Klien juga ingin tetap menyusui bayinya hingga usia 2 tahun. Klien berencana memiliki
momongan setelah anak kedua berusia 3 tahun. Klien dengan riwayat perdarahan post-partum pada
persalinan pertama. Apakah metode kontrasepsi yang tepat untuk klien ?
a. Pil KB
b. AKDR (IUD)
c. Suntik 3 bulan
d. Tubektomi
e. Implant

Jawabam benar E
Pembahasan:
Jawaban yang tepat adalah Implant.
Keuntungan: Bisa dipakai selama 3 tahun, tidak mengganggu ASI, tidak mempengaruhi tekanan
darah.
Efek Samping: Gangguan haid, perdarahan di luar haid, rasa pegal pada tempat pemasangan.
Tidak disarankan bagi: Penderita DM, kelainan jantung, kelainan fungsi hati, penderita hipertensi,
menyusui kurang dari 6 minggu, ibu yang mengalami perdarahan per vaginam yang tidak diketahui
penyebabnya, ibu yang diduga hamil, penderita tumor/keganasan.

Tinjauan Opsi yang lain:

Pil KB dan Suntik KB tidak cocok karena menimbulkan efek samping, dan tidak efektif apabila klien
lupa meminum pil/melakukan suntik
Sedangkan AKDR/IUD bersifat kontraindikasi pada klien dengan riwayat perdarahan postpartum.
Tubektomi tidak disarankan pada pasangan yang masih berencana untuk memiliki momongan atau
tidak memiliki indikasi tertentu yang mengharuskan dilakukan tubektomi.
Soal 8
Apakah aturan utama diselenggarakannya program BPJS Kesehatan ?
a. Undang-Undang no. 8 tahun 1999
b. Undang-Undang no. 29 tahun 2004
c. Undang-Undang no. 44 tahun 2009
d. Undang-Undang no. 24 tahun 2011
e. PMK no. 56 tahun 2016

Jawaban benar D

1. Undang-Undang no. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen


2. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Undang-Undang no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Undang-Undang no. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) serta
menunjuk PT Askes (Persero) sebagai penyelenggara program jaminan sosial di bidang
kesehatan. Sehingga PT Askes (Persero) berubah menjadi BPJS Kesehatan.
5. PMK No. 56 tahun 2016 tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit

Soal 9
Pada pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) jika terjadi kasus emergensi dengan diagnosis
yang sesuai dengan kriteria gawat darurat maka dapat dilayani dengan jaminan BPJS Kesehatan di...
a. Rumah Sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
b. Rumah Sakit yang belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
c. Fasilitas kesehatan yang belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
d. Seluruh Rumah Sakit Swasta
e. Semua Benar

Jawaban yang tepat adalah E. Semua Benar

Dalam keadaan gawat darurat, maka :


a. Peserta JKN dapat dilayani di Faskes tingkat pertama maupun Faskes tingkat lanjutan yang
bekerjasama maupun yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
b. Pelayanan harus segera diberikan tanpa diperlukan surat rujukan
c. Peserta yang mendapat pelayanan di Fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan harus segera dirujuk ke Fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan setelah keadaan gawat daruratnya teratasi dan pasien dalam kondisi dapat
dipindahkan
d. Pengecekan validitas peserta maupun diagnosa penyakit yang termasuk dalam kriteria gawat
darurat dilakukan oleh Fasilitas kesehatan
e. Fasilitas kesehatan tidak diperkenankan menarik biaya pelayanan kesehatan kepada peserta
Soal 10
Pembayaran BPJS kepada Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat I (PPK I) dilakukan dgn sistem ?
a. Paket
b. Limited
c. Kapitasi
d. INA CBGs
e. Asuransi Gotong Royong

Jawaban yang tepat adalah C. kapitasi

Terdapat dua sistem pembayaran yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan kepada fasilitas kesehatan :
1) Bagi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), sistem pembayaran yang diterapkan adalah
sistem kapitasi
2) Bagi Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKTRL), sistem pembayaran yang
digunakan adalah sistem tarif paket INA CBG’s. Sistem INA CBGs adalah tarif paket pelayanan
kesehatan yang mencakup seluruh komponen biaya RS, mulai dari pelayanan non medis
hingga tindakan medis.

Referensi : https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/unduh/index/269

Soal 11
Apakah yang dimaksud dengan Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage/UHC) ?
a. seluruh masyarakat memiliki akses ke pelayanan kesehatan kapan saja dan dimana saja
b. seluruh masyarakat memiliki akses kesehatan secara gratis
c. seluruh masyarakat memiliki akses ke pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan
d. seluruh masyarakat memiliki akses ke pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan, kapan saja,
dimana saja namun harus membayar iuran JKN dulu
e. seluruh masyarakat memiliki akses ke pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan, kapan
saja dan dimana saja mereka membutuhkannya tanpa kesulitan finansial

Jawaban Benar e
Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage/UHC) mempunyai arti bahwa seluruh
masyarakat memiliki akses ke pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan, kapan saja dan dimana
saja mereka membutuhkannya tanpa kesulitan finansial

Soal 12
Berikut yang bukan merupakan jenjang pangkat jabatan fungsional perawat kategori keahlian adalah

a. Perawat Ahli Pertama
b. Perawat Ahli Muda
c. Perawat Ahli Madya
d. Perawat Ahli Penyelia
e. Perawat Ahli Utama
Jawaban benar D

Berdasarkan pasal 5 PERMENPAN RB no. 35 tahun 2019 menjelaskan bahwa jenjang terendah
sampai dengan jenjang tertinggi, yaitu:
a. Perawat Ahli Pertama;
b. Perawat Ahli Muda;
c. Perawat Ahli Madya; dan
d. Perawat Ahli Utama

Soal 13
Seorang wanita (29 tahun ) datang ke puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil
pengkajian: pasien mengatakan bahwa ini merupakan kehamilan ketiga dan pasien meiliki riwayat
kehamilan mola hidatidosa.
Bagaimanakah status obstetri pasien tersebut?
a. G3P1A1
b. G3P1A0
c. G3P2A0
d. G3P0A1
e. G3P2A1

Jawaban Benar A

Data fokus :
- Pasien mengatakan saat ini merupakan kehamilan ketiga
- pernah mengalami kehamilan mola hidatidosa.

STATUS OBSTETRI

Penulisan status obstetri yaitu : GPA


- G (Gravida) yaitu jumlah kehamilan yang diawali wanita. Diikuti dengan jumlah seluruh kehamilan
ini.
- P ( Para) yaitu jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin yang memnuhi syarat untuk
melangsungkan kehidupan ( 28 minggu atau 1000 gram)
- A ( Abortus ) yaitu jumlah kelahiran yang diakhiri dengan aborsi spontan atau terinduksi pada usia
kehamilan < 20 minggu atau berat < 500 gram.

NB : Kehamilan kembar, maka G1, P2 (catatan kembar 2 lahir)


Mola hidatidosa (dihitung abortus)

G (gravida / kehamilan) = 3 (G3)


P (para) = 1 (P1)
A (abortus) = 1 (A1) riwayat kehamilan mola hidatidosa

Jadi status obstetri : G3P1A1


Soal 14
Berdasarkan aturan PERMENPAN RB terbaru, Jabatan Fungsional Perawat terbagi atas 2 kategori
diantaranya …
a. Kategori Vokasional dan Kategori Profesional
b. Kategori Keterampilan dan Kategori Keahlian
c. Kategori Diploma dan Kategori Ners
d. Kategori Pelaksana dan Kategori Manajerial
e. Kategori Perawat Pelaksana dan Kategori Kepala Ruangan

Jawaban benar B
Berdasarkan Pasal 5 PERMENPAN RB no. 35 tahun 2019 menjelaskan bahwa Jabatan Fungsional
Perawat merupakan jabatan fungsional kategori keterampilan dan kategori keahlian

Soal 15
24. Berikut adalah jenis imunisasi yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan, yaitu …
a. BCG
b. DPT-HIB
c. Polio
d. Campak
e. varisela

Jawaban benar e

Jenis Imunisasi yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan, meliputi :


1) DPT-HIB BCG 1 kali
2) DPT-HIB 3 kali
3) Polio 4 kali
4) Campak 1 kali

Soal 16
Imunisasi yang diberikan untuk melindungi seseorang dan masyarakat terhadap penyakit tertentu
pada situasi tertentu. Situasi tertentu berupa persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umroh,
persiapan perjalanan menuju atau dari negara endemis penyakit tertentu, dan kondisi kejadian luar
biasa/wabah penyakit tertentu disebut Imunisasi…
a. Imunisasi Dasar
b. Imunisasi Lanjutan
c. Imunisasi Tambahan
d. Imunisasi Khusus
e. Imunisasi Pilihan

Jawaban benar D
Imunisasi Rutin Lengkap di Indonesia
Kini, konsep imunisasi di Indonesia diubah dari imunisasi dasar lengkap menjadi imunisasi rutin
lengkap. Imunisasi rutin lengkap atau imunisasi wajib terdiri dari imunisasi dasar dan imunisasi
lanjutan, dengan rincian sebagai berikut:

Imunisasi dasar
Usia 0 bulan: 1 dosis hepatitis B
Usia 1 bulan: 1 dosis BCG dan polio
Usia 2 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB, dan polio
Usia 3 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB, dan polio
Usia 4 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB, dan polio
Usia 9 bulan: 1 dosis campak/MR

Imunisasi lanjutan
Usia 18-24 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB, dan campak/MR
Kelas 1 SD/sederajat: 1 dosis campak dan DT
Kelas 2 dan 5 SD/sederajat: 1 dosis Td

Imunisasi Khusus
Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk
melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu. Situasi
tertentu yang dimaksud tersebut antara lain persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umroh,
persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu dan
kondisi kejadian luar biasa (KLB). Jenis imunisasi khusus antara lain terdiri atas
imunisasi Meningitis Meningokokus, imunisasi Yellow Fever (demam kuning),
dan imunisasi Anti Rabies (VAR)

Imunisasi pilihan
munisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada
seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dari penyakit menular tertentu. Imunisasi pilihan adalah imunisasi
lain yang tidak termasuk dalam imunisasi wajib, namun penting diberikan pada
bayi, anak, dan dewasa di Indonesia mengingat beban penyakit dari masingmasing penyakit. Jenis
imunisasi pilihan dapat berupa imunisasi Haemophilus
Influenza tipe b (Hib), Pneumokokus, Rotavirus, Influenza, Varisela, Measles
Mump Rubella (MMR), Demam Tifoid, Hepatitis A, Human Papiloma Virus
(HPV), dan Japanese Encephalitis

Soal 17
Pada satu rumah sakit diketahui terdapat 15 perawat baru yang sedang melakukan orientasi ruangan
serta penjelasan sasaran keselamatan pasien yang merupakan target pencapaian rumah sakit oleh
kepala divisi keperawatan. Kepala divisi mengatakan bahwa target ini merupakan tujuan bersama
untuk direalisasikan kedepannya. Apakah jenis tindakan yang dilakukan oleh kepala divisi
keperawatan?
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengelolaan Staff
d. Pengarahan
e. Pengendalian

Jawaban benar C

Peran dan fungsi manajemen keperawatan :


1. Planning (Perencanaan)
Pada proses perencanaan, menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan, prosedur, dan peraturan-
peraturan dalam pelayanan keperawatan, kemudian membuat perkiraan proyeksi jangka
pendek dan jangka panjang serta menentukan jumlah biaya dan mengatur adanya perubahan
berencana.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah menetapkan struktur organisasi, menentukan
model penugasan keperawatan sesuai dengan keadaan klien dan ketenagaan,
mengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan dari unit, bekerja dalam struktur
organisasi yang telah ditetapkan dan memahami serta menggunakan kekuasaan dan otoritas
yang sesuai.
3. Staffing (Pengelolaan Staff)
Meliputi kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian diantaranya adalah rekruitmen,
wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan dan mengsosialisasikan pegawai baru serta
pengembangan staf.
4. Directing (Pengarahan)
Meliputi pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya konflik, pendelegasian, cara
berkomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi.
5. Controlling (Pengendalian)
Meliputi pelaksanaan penilaian kinerja staf, pertanggungjawaban keuangan, pengendalian
mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta pengendalian profesionalisme asuhan
keperawatan.

Pada soal diketahui bahwa perawat baru sedang melakukan orientasi ruangan serta penjelasan
sasaran keselamatan pasien yang merupakan target pencapaian rumah sakit oleh kepala divisi
keperawatan dimana kepala divisi mengatakan bahwa target ini merupakan tujuan bersama untuk
direalisasikan kedepannya.
Berdasarkan pernyataan ini, diketahui bahwa kepala divisi melakukan fungsi peran manajemen
pengelolaan staf yang meliputi pengorientasian staf baru, menjadwalkan dan mengsosialisasikan
pegawai baru serta pengembangan staf.

Soal 18
Seorang anak (4 bulan) dibawa ibunya untuk imunisasi. Ibu mengatakan anak sudah mendapatkan
imunisasi HB0 saat lahir. Anak sudah diimunisasi Polio 1 dan BCG saat berusia 1 bulan, namun belum
mendapat imunisasi lagi karena anak sering demam saat jadwal imunisasi. Apakah imunisasi yang
harus diberikan kepada anak saat ini?
a. DPT1, HB1, HiB1, Polio 1
b. DPT1, HB1, HiB1, Polio 2
c. DPT2, HB2, HiB2, Polio 3
d. DPT2, HB2, HiB2, Polio 3
e. DPT3, HB3, HiB3, Polio 4

Jawaban benar B

Berdasarkan MTBS (2015), imunisasi yang diberikan pada anak umur 4 bulan adalah DPT-HB-HiB 3,
Polio 4, dan IPV.
Namun, pada kasus, anak baru mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1 saja. Oleh karena itu, anak
harus melakukan Catch-up dan memulai imunisasi dari DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2 meskipun anak
sudah berusia 4 bulan. (Opsi B)

Soal 19
Imunisasi HPV diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit …
a. cacar air
b. demam tifoid berat
c. influenza berat
d. kanker leher rahim
e. infeksi saluran nafas berat (pneumonia) dan radang otak (meningitis)

Jawaban benar d

Tujuan Pemberian Imunisasi :


1. Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat menyerang
dan merusak hati. Bila virus ini menjangkit sampai dewasa dapat menjadi kanker hati.
2. Imunisasi Polio adalah imunisasi anak untuk mencegah serangan virus polio yang dapat
menyebabkan kelumpuhan.
3. Imunisasi BCG adalah imunisasi anak untuk mencegah tuberkulosis paru, kelenjar, tulang dan
radang otak yang bisa menimbulkan kematian atau kecacatan.
4. Imunisasi DPT adalah imunisasi anak untuk mencegah 3 penyakit: Difteri, Pertusis dan Tetanus.
Penyakit Difteri dapat menyebabkan pembengkakan dan sumbatan jalan nafas, serta
mengeluarkan racun yang dapat melumpuhkan otot jantung. Penyakit Pertusis berat dapat
menyebabkan infeksi saluran nafas berat (pneumonia). Sedangkan Tetanus mengeluarkan racun
yang menyerang syaraf otot tubuh, sehingga otot menjadi kaku, sulit bergerak dan bernafas.
5. Imunisasi Hib dan Pneumokokus dapat mencegah infeksi saluran nafas berat (pneumonia) dan
radang otak (meningitis).
6. Imunisasi influenza adalah imunisasi anak yang dapat mencegah influenza berat.
7. Vaksin demam tifoid adalah imunisasi yang mencegah penyakit demam tifoid berat.
8. Imunisasi MMR. Vaksin ini mencegah penyakit: Mumps (gondongan, radang buah zakar),
Morbili (campak) dan Rubela (campak Jerman).
9. Imunisasi cacar air (varisela) untuk mencegah penyakit cacar air.
10. Imunisasi Hepatitis A adalah untuk mencegah radang hati karena virus hepatitis A.
11. Imunisasi HPV adalah imunisasi mencegah kanker leher rahim.
Soal 20
Seorang anak kelas 3 SD, ketika di sekolah ada pemberian imunisasi bulan November. Anak tersebut
kemungkinan mendapat imunisasi ....
a. Td
b. TT
c. Campak
d. Hepatitis A
e. BCG

Jawaban benar A

Suspensi kolodial homogen berwarna putih susu mengandung toksoid tetanus dan toksoid difteri
murni yang terabsorpsi ke dalam alumunium fosfat. Indikasi: Imunisasi ulangan terhadap tetanus
dan difteri pada individu mulai usia 7 tahun.

Soal 21
Ibu hamil (26 tahun) datang ke puskesmas untuk memeriksakan kesehatannya. Hasil pengkajian
status obstetri G2P1A0, usia kehamilan 27 – 28 minggu, tanda vital dalam batas normal. Perawat
melakukan pemeriksaan palpasi abdomen, menemukan bagian bulat melenting dan keras di bagian
fundus uteri. Apakah tindakan yang dilakukan oleh perawat?
a. Leopold I
b. Leopold II
c. Leopold III
d. Leopold IV
e. Leopold V

Jawaban benar A
Data fokus : status obstetri G2P1A0, usia kehamilan 27 – 28 minggu, tanda vital dalam batas normal.
Perawat melakukan pemeriksaan palpasi abdomen, menemukan bagian bulat melenting dan keras di
bagian fundus uteri.
Dari hasil pemeriksaan perawat telah melakukan pemeriksaan LEOPOLD I. Leopold I bertujuan untuk
menentukan bagian yang terdapat di fundus uteri dan tinggi fundus uteri.

Tinjauan opsi lain:


Opsi jawaban “leopold II” tidak tepat. Tindakan ini betujuan untuk menentukan bagian yang
terdapat dikedua sisi abdomen

Opsi jawaban “ leopold III” tidak tepat. Tindakan ini bertujuan untuk menentukan apakah
presentase janin sudah masuk PAP atau belum

Opsi jawaban “ Leopold IV” tidak tepat. Tindakan ini bertujuan untuk menentukan sejauh mana
presentase janin masuk PAP.

Opsi jawaban “leopold V” tidak tepat. Tidak ada pemeriksaan leopold V.


Soal 22
Apakah aturan baru yang menjabarkan tentang jabatan fungsional perawat ahli pertama (Ners)
sebagai IIIb ?
a. PERMENPAN NO. 25 TAHUN 2019
b. PERMENPAN NO. 45 TAHUN 2019
c. PERMENPAN NO. 35 TAHUN 2019
d. PERMENPAN NO. 25 TAHUN 2014
e. PERMENPAN NO. 35 TAHUN 2014

Jawaban benar C

Soal 23
Imunisasi BCG yang diberikan kepada bayi usia 1 bulan bertujuan untuk mencegah agar anak tidak
mengalami …
a. Difteri
b. Pertusis
c.Tuberkulosis Paru
d. Hepatitis
e. Demam Tifoid

Jawaban benar C

Tujuan Pemberian Imunisasi :


1. Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat menyerang
dan merusak hati. Bila virus ini menjangkit sampai dewasa dapat menjadi kanker hati.
2. Imunisasi Polio adalah imunisasi anak untuk mencegah serangan virus polio yang dapat
menyebabkan kelumpuhan.
3. Imunisasi BCG adalah imunisasi anak untuk mencegah tuberkulosis paru, kelenjar, tulang dan
radang otak yang bisa menimbulkan kematian atau kecacatan.
4. Imunisasi DPT adalah imunisasi anak untuk mencegah 3 penyakit: Difteri, Pertusis dan Tetanus.
Penyakit Difteri dapat menyebabkan pembengkakan dan sumbatan jalan nafas, serta
mengeluarkan racun yang dapat melumpuhkan otot jantung. Penyakit Pertusis berat dapat
menyebabkan infeksi saluran nafas berat (pneumonia). Sedangkan Tetanus mengeluarkan racun
yang menyerang syaraf otot tubuh, sehingga otot menjadi kaku, sulit bergerak dan bernafas.
5. Imunisasi Hib dan Pneumokokus dapat mencegah infeksi saluran nafas berat (pneumonia) dan
radang otak (meningitis).
6. Imunisasi influenza adalah imunisasi anak yang dapat mencegah influenza berat.
7. Vaksin demam tifoid adalah imunisasi yang mencegah penyakit demam tifoid berat.
8. Imunisasi MMR. Vaksin ini mencegah penyakit: Mumps (gondongan, radang buah zakar),
Morbili (campak) dan Rubela (campak Jerman).
9. Imunisasi cacar air (varisela) untuk mencegah penyakit cacar air.
10. Imunisasi Hepatitis A adalah untuk mencegah radang hati karena virus hepatitis A.
11. Imunisasi HPV adalah imunisasi mencegah kanker leher rahim.
Soal 24
Seorang perempuan (40 tahun) sedang dirawat di kamar bersalin 1,5 jam postpartum pervaginam.
Perawat melakukan observasi dan vagina tuse (VT), tiba-tiba pasien mengalami perdarahan ± 800 cc,
darah berwarna merah segar. Hasil palpasi abdomen uterus lembek dan 3 jari di bawah umbilikus.
Apakah penyebab perdarahan postpartum yang dialami pasien?
a. Retensio plasenta
b. Laserasi jalan lahir
c. Involusi uteri
d. Koagulopati
e. Atonia uteri

Jawaban benar E

Data fokus : 1,5 jam postpartum pervaginam, dilakukan VT, tiba – tiba terjadi perdarahan ± 800 cc,
hasil palpasi abdomen uterus lembek dan 3 jari di bawah umbilikus. Key words dari kasus ini adalah
uterus lembek (kontraksi jelek) dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Atonia uteri sehingga
terjadi perdarahan post partum. Perdarahan postpartum didefinisikan sebagai kehilangan 500 ml
atau lebih darah setelah persalinan pervaginam atau 1000 ml atau lebih setelah seksio sesaria
(Leveno, 2009; WHO, 2012).
ATONIA UTERI adalah ketidakmampuan uterus khususnya miometrium untuk berkontraksi setelah
plasenta lahir. Perdarahan postpartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serat-serat
miometrium terutama yang berada di sekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat
perlengketan plasenta (Wiknjosastro, 2006). Kegagalan kontraksi dan retraksi dari serat miometrium
dapat menyebabkan perdarahan yang cepat dan parah serta syok hipovolemik.

Tinjauan opsi yang lain:


Opsi “retensio plasenta” tidak tepat. Retensio plasenta merupakan plasenta belum lahir hingga atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Pada kasus telah dijelaskan pasien berada pada kala 4
persalinan ( palsenta telah lahir).
Opsi “ Laserasi jalan lahir” tidak tepat. Laserasi jalan lahir yaitu robekan jalan lahir biasanya akibat
episiotomi, robekan spontan perineum, trauma forsep atau vakum ekstraksi, atau karena versi
ekstraksi (Prawirohardjo, 2010). Pada kasus tidak ada dijelaskan adanya robekan pada jalan lahir saat
persalinan.
Opsi “Involusi Uteri” tidak tepat. Involusi uteri (pengerutan uterus) adalah proses dimana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai setelah plasenta
lahir akibat kontraksi otot – otot polos uterus ( Ambarwati dan Wulandari, 2008).
Opsi “Koagulopati” tidak tepat. Koagulopati adalah kelainan dalam pembekuan darah yang dapat
berupa hipofibrinogenemia, trombositopenia, Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP), HELLP
syndrome (hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet count), Disseminated Intravaskuler
Coagulation (DIC), dan Dilutional coagulopathy (Wiknjosastro, 2006; Prawirohardjo, 2010). Pada
kasus, tidak ada dijelaskan pasien mengalami masalah dalam pembekuan darah.
Soal 25
Apakah vaksin utama yang diberikan pada kegiatan Pekan Imunisasi Nasional ? -
a. HB0
b. DPT
c. DPT-HB-Hib 1
d. Polio
e. DPT-HB-Hib 2

Jawaban benar d

Pekan Imunisasi Nasional (PIN) adalah Pekan dimana setiap balita termasuk bayi baru lahir yang
bertempat tinggal di Indonesia diimunisasi dengan vaksin polio, tanpa mempertimbangkan status
imunisasi sebelumnya. Pemberian imunisasi dilakukan 2 kali masing-masing 2 tetes dengan selang
waktu satu bulan. Pemberian imunisasi polio secara serentak terhadap semua sasaran akan
mempercepat pemutusan siklus kehidupan virus polio liar.

Note
STATUS OBSTETRI (GPA)
 G (Gravida) Status kehamilan, yang menunjukan jumlah berapakali seorang perempuan
pernah hamil, baik hamilnya sampai melahirkan maupun kehamilanya gagal
 P (Para) menunjukkan jumlah kelahiran janin pada usia yang layak untuk hidup (*meski
lahirnya ga hidup)
 A (Abortus) untuk menunjukkan jumlah abortus (Kegagalan dalam kehamilan, pada usia
kehamilan kurang dari 20 weeks, dan berat janin rerata berkisar 500 gram atau kurang

Jika sudah melewati usia 20 Minggu dan bayi terpaksa dilahirkan karena sudah meninggal di dalam
Rahim, disebut dengan stillbirth/IUFD (Intra Uterin Fetal Death), dan itu terhitungnya sebagai PARA
(P) bukan ABORTUS (A)

Contoh peran dan fungsi dalam pengelolaan unit/ ruang keperawatan ya


 Dimulai dengan penetapan visi misi ruang rawat, disesuaikan dengan visi misi RS ( planning ).
Penetapan ini perlu dilakukan untuk menyusun langkah strategis yang harus dilakukan agar
visi misi tercapai. Kemudian menyusun kebutuhan tenaga, kebutuhan alat, kebutuhan blanko
dsb.
 Lanjut dgn menetapkan struktur, karu katim pelaksana. Trus mau pakai metoda asuhan apa,
misal metoda tim primer ( organizing )
 Lanjut menyusun jadwal dinas atau orientasi perawat baru, atau menyusun rencana
pengembangan terkait pelatihan apa amsaja yang dibutuhkan untuk memenuhi visi misi
( staffing )
 Melakukan supervisi pd staf, mengelola konflik bila ada, memberi arahan pd staf ( directing )
 Melakukan evaluasi terhadap kinerja staf, telaah ketercapaian standar mutu dan keselamatan
ps ( pengendalian )
Soal 26
18. Seorang perempuan (24 tahun) dirawat dengan pneumonia, saat ini pasien terpasang ventilator hari
ke-4. Hasil AGD menunjukkan pH 7,55 , PO2 60 mmHg, PCO2 25 mmHg. Frekuensi nadi: 122x/menit
dan frekuensi napas 32x/menit. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?
a.Gangguan ventilasi spontan
b.Penurunan curah jantung
c.Pola napas tidak efektif
d.Gangguan pertukaran gas
e.Bersihan jalan napas tidak efektif

Jawaban tepat: D. Gangguan pertukaran gas

DS : -
DO :
- Terpasang ventilator hari ke -4
- AGD : pH 7,55; PO2: 60 mmHg; PCO2: 25 mmHg (pH meningkat = alkalosis)
- Frekuensi nadi : 122x/menit (Takikardi)
- Frekuensi napas : 32x/menit (Dipsnea)

Berdasarkan kasus diatas, maka diagnosa prioritas pada masalah tersebut adalah “Gangguan
pertukaran gas” (D). Definisi : Kelebihan atau kekurangan oksigenase dan atau eliminasi
karbondioksida pada membran alveolus-kapiler.

Tinjauan opsi lain :


 Opsi “Gangguan ventilasi spontan” : Tidak terdapat data terkait kelemahan otot bantu
pernapasan
 Opsi “Penurunan curah jantung” : Tidak ada data yang menunjang untuk diangkatnya diagnosa
tersebut
 Opsi “Pola napas tidak efektif” : tidak tepat karena pasien sudah terbantu pola napasnya
dengan ventilator
 Opsi “Bersihan jalan napas tidak efektif” : Tidak terdapat data yang menunjukkan adanya
obstruksi jalan napas.
Sumber : SDKI, 2016.

Soal 27
12. Seorang anak (3 tahun) dibawa ke Puskesmas dengan keluhan BAB cair dengan frekuensi 10x, malas
minum, dan mata cekung. Hasil pemeriksaan: anak tampak rewel, cubitan kulit perut kembali
lambat, suhu 36,3 C, frekuensi napas 32x/menit, frekuensi nadi 110x/menit. BB: 14 kg.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada anak tersebut ?
a.Kekurangan volume cairan
b.Hipotermi
c.Defisit Nutrisi
d.Resiko Syok
e.Diare
Jawaban yang benar: d. Resiko syok

Pembahasan:
DS:
1.Ibu mengatakan BAB anak cair dengan frekuensi 10x
2.Ibu mengatakan anak malas minum
3.Ibu mengatakan mata anak cekung.

DO:
1.Anak tampak rewel
2.Cubitan kulit perut kembali lambat
3.Suhu 36,3 C
4.Frekuensi napas 32x/menit
5.Frekuensi nadi 110x/menit. BB: 14 kg.

Data data ini telah menunjukkan klien mengalami dehidrasi/kehilangan cairan pada anak dan dapat
menimbulkan syok Hipovolemi jika tidak ditangani.

Tanda gejala yang ditemui mengarah pada diare dehidrasi berat. Manifestasi klinis dari diare
dehidrasi berat yaitu mata cekung, anak tidak bisa minum atau malas minum dan cubitan kulit perut
kembali sangat lambat (MTBS, 2015).

Tinjauan Opsi yang lain:


 Opsi kekurangan volume cairan kurang tepat. pasien memang sudah mengalami kekurangan
cairan atau dehidrasi berat. Tetapi pada tahapan ini, kondisi pasien mendekati syok
hipovolemik sehingga perlu pencegahan agar tidak jatuh pada kondisi syok. Maka dari itu MK
resiko syok lebih tepat
 Opsi “Hipotermi” (tidak tepat), karena tidak terdapat data penguat diangkatkannya diagnosis
berupa suhu tubuh dibawah 35,5°C (pada neonatus <36,5°C), menggigil dan kulit teraba
dingin. Suhu tubuh anak normal 36,1°C
 Opsi “Defisit Nutrisi” (tidak tepat), karena tidak terdapat data penguat diangkatkannya
diagnosis berupa berat badan menurun di bawah rentang ideal, nafsu makan menurun, nyeri
abdomen, dan membran mukosa pucat
 Opsi “diare” (tidak tepat), karena anak sudah mengalami dehidrasi berat dan memerlukan
perbaikan pada status hidrasinya.

Soal 28
20. Hipertensi sudah menjadi penyakit PTM yang menyerang masyarakat indonesia sejak lama dan
masih bertahan sampai saat ini, ini berdasarkan Data hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun
2018 yang menunjukkan prevalensi peyakit hiperetensi sebesar 34,1%. Nilai ini dominan meningkat
setiap tahunnya. Berdasarkan kasus diatas kejadian epidemiologi apakah yang terjadi?
a.Epidemi
b.Pandemi
c.Virulensi
d.Endemi
e.KLB

Jawaban tepat: d. Endemi

Pembahasan:
Berdasarkan kasus diatas penyakit hipertensi sudah menjadi ENDEMI di masyarakat. Dimana
endemic itu adalah Keadaan dimana penyakit atau penyebab penyakit tertentu secara terus
menerus tetap ada pada populasi manusia dalam suatu arena geografis tertentu.

Tinjauan opsi lainnya:


 Epidemi adalah Terjadinya kasus-kasus dengan sifat-sifat yang sama pada sekelompok
manusia pada suatu geografis tertentu dengan efek yang nyata pada masyarakat tersebut
melebihi dari insidensi yang normal dari penyakit tersebut
 Pandemi Wabah yang terjangkit setara serentak disuatu daerah.
 Virulensi Ukuran keganasan atau derajat yang ditimbulkan bibit penyakit.
 Kejadian Luar Biasa ( KLB ) Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan / kematian yang
bermakna pada suatu daerah atau kelompok masyarakat dalam kurun waktu tertentu,
merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.

Soal 29
15. Seorang perempuan (25 tahun) dirawat di bangsal interna RS. Pasien opname dikarenakan demam
selama 14 hari lalu. Hasil pengkajian : kulit teraba hangat dan tampak merah. Tekanan darah 100/80
mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 39,8 C. Pasien menggunakan
selimut dan berpakaian tipis. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?
a.Gangguan integritas kulit
b.Keletihan
c.Risiko infeksi
d.Hipotermia
e.Hipertermia

Jawaban tepat: E. Hipertermia

DS:
- Pasien opname dikarenakan demam selama 14 hari sampai saat ini.

DO:
-kulit teraba hangat dan tampak merah.
-frekuensi nadi 110x/menit,
-suhu 39,8 C.

Masalah keperawatan yang tepat yaitu hipertermia yang ditandai dengan adanya peningkatan suhu
tubuh di atas normal, kulit teraba hangat, kulit tampak merah, takikardi. Hipertermia adalah suhu
tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh, yang disebabkan karena dehidrasi, proses penyakit,
peningkatan laju metabolism tubuh, ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan (SDKI, 2017).
Tinjauan opsi lainnya:
 Opsi gangguan integritas kulit (tidak tepat) karena tidak ada data kerusakan yang terjadi pada
kulit (epidermis dan dermis).
 Opsi keletihan (tidak tepat) karena tidak ada data terjadinya penurunan kapasitas kerja fisik
dan mental yang tidak pulih dengan istirahat yang disebabkan oleh penyakit kronis, anemia,
gangguan tidur, pengobatan jangka panjang, stress berlebihan.
 Opsi risiko infeksi (tidak tepat) karena pada kasus belum berisiko mengalami peningkatan
terserang mikroorganisme yang dikarenakan adanya factor penyakir kronis, malnutrisi, efek
prosedur invasive, peningkatan paparan organisme pathogen, ketidakadekuatan pertahanan
tubuh primer dan sekunder.
 Opsi hipotermia (tidak tepat) karena tidak ada data suhu tubuh di dibawah rentang normal.

SDKI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi I.
Jakarta: DPP PPNI.

Soal 30
22. Terdapat 7 langkah penting dalam menjalankan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yaitu, kecuali :
a.Melakukan aktivitas fisik
b.Makan buah dan sayur
c.Konsumsi susu 2 gelas/hari
d.Tidak merokok
e.Cek kesehatan berkala

Jawaban tepat: c. Konsumsi susu 2 gelas/hari

Pembahasan:
Setidaknya terdapat 7 langkah penting dalam rangka menjalankan Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat. Ketujuh langkah tersebut merupakan bagian penting dari pembiasaan pola hidup sehat dalam
masyarakat guna mencegah berbagai masalah kesehatan yang beresiko dialami oleh masyarakat
Indonesia.
1.Melakukan aktivitas fisik
2.Makan buah dan sayur
3.Tidak merokok
4.Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol
5.Melakukan cek kesehatan berkala
6.Menjaga kebersihan lingkungan
7.Menggunakan jamban

Soal 31
32. Status COVID 19 sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia/ Public Health
Emergency of Internasional Concern oleh WHO ditetapkan pada..
a.31 Desember 2019
b.15 Januari 2020
c.30 Januari 2020
d.1 Februari 2020
e.12 Februari 2020

Jawaban tepat: c. 30 Januari 2020

Pembahasan:
Seperti kita ketahui pada awal tahun 2020, COVID-19 menjadi masalah kesehatan dunia. Kasus ini
diawali dengan informasi dari Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) pada
tanggal 31 Desember 2019 yang menyebutkan adanya kasus kluster pneumonia dengan etiologi
yang tidak jelas di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kasus ini terus berkembang hingga akhirnya
diketahui bahwa penyebab kluster pneumonia ini adalah novel coronavirus. Kasus ini terus
berkembang hingga adanya laporan kematian dan terjadi importasi di luar China. Pada tanggal 30
Januari 2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Pada
tanggal 12 Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit novel coronavirus pada manusia ini
dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID-19)

Soal 32
17. Seorang laki-laki (58 tahun) mengalami gagal ginjal kronis. Pasien mengeluh berat badannya
meningkat 5 kilogram dalam 2 hari, kedua telapak kaki membengkak dan pasien mengeluh urin yang
keluar saat BAK sedikit. Frekuensi nadi 87x/menit dan frekuensi napas: 32x/menit.
Apakah masalah keperawatan yang tepat?
a.Berat badan lebih
b.Gangguan eliminasi urin
c.Inkontinensia
d.Pola napas tidak efektif
e.Kelebihan volume cairan

Jawaban tepat: E. Kelebihan volume cairan

DS :
- berat badan meningkat 5 kilogram dalam 2 hari
- kedua telapak kaki membengkak
- melaporkan BAK sedikit
DO :
- frekuensi nadi: 87 x/menit
- frekuensi napas: 32x/menit.

Berdasarkan kasus diatas maka masalah keperawatan yang tepat adalah “Kelebihan volume cairan”
(E). Definisi : Peningkatan volume cairan intravaskuler, intersisial, dan/atau intraselular.

Tinjauan opsi lain :


 Opsi “Berat badan lebih” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk diangkat menjadi
diagnosa utama
 Opsi “Gangguan eliminasi urin” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk diangkat menjadi
diagnosa utama
 Opsi “Inkontinensia” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk diangkat menjadi diagnosa
utama
 Opsi “Pola napas tidak efetif” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk diangkat menjadi
diagnosa utama.
Sumber : SDKI, 2016.

Soal 33
14. Seorang laki-laki (34 tahun) dirawat dengan stroke hemoragik hari ke-5 mengalami kelemahan pada
keempat ekstremitasnya. Pasien mengeluh perut terasa penuh dan tidak bisa BAB selama satu
minggu. Hasil pemeriksaan fisik perawat, peristaltik usus pasien : 5x/menit.
Apakah masalah keperawatan yang tepat?
a.Kelelahan
b.Gangguan mobilitas fisik
c.Risiko konstipasi
d.Gangguan motilitas gastrointestinal
e.Konstipasi

Jawaban tepat: E. Konstipasi

DS :
- perut terasa penuh
- tidak bisa BAB selama satu minggu

DO :
- Kelemahan pada keempat ekstremitas (immobilisasi)
- peristaltik usus pasien: 5x/menit. (peristaltik menurun)

Berdasarkan data diatas, maka masalah keperawatn yang tepat adalah “Konstipasi” (E). Definisi
Penurunan defekasi normal yang disertai pengeluaran feses sulit dan tidak tuntas serta feses kering
dan banyak.

Tinjauan opsi lain :


 Opsi “Kelelahan” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk diangkat menjadi diagnosa
utama
 Opsi “Gangguan mobilitas fisik” : pasien memang mengalami quadriplegia, namun pada saat
ini evakuasi feses lebih diutamakan agar fungsi fisiologis pencernaan dapat dinormalkan
kembali
 Opsi “Resiko konstipasi” : Kurang tepat untuk diangkat menjadi diagnosa, karena berdasarkan
kasus bukan lagi merupakan diagnosa resiko
 Opsi “Gangguan mobilitas gastrointestinal” : pasien memang mengalami hipoperistaltik (< 6x /
menit), namun pada kasus, pasien sudah 1 minggu tidak BAB sehingga masalah konstipasinya
lebih menonjol dan perlu dievakuasi terlebih dahulu fesesnya.

Sumber : SDKI, 2016


Soal 34
37. Seorang laki-laki (22 tahun) dirawat di RSJ sejak 6 hari yang lalu dengan keluhan masuk marah-
marah, bicara dan tertawa sendiri. Hasil pengkajian: klien selalu mendominasi ketika diajak bicara
tetapi apa yang dibicarakan oleh klien berbelit-belit dan tidak jelas maksud yang disampaikan itu
apa. Apakah gangguan proses pikir yang dialami oleh klien?
a.Sirkumstansial
b.Flight of idea
c.Blocking
d.Tangensial
e.Inkoheren

Jawaban tepat : D. Tangensial

Pembahasan:
Data fokus pada kasus: klien selalu mendominasi ketika diajak bicara tetapi apa yang dibicarakan
oleh klien berbelit-belit dan tidak jelas maksud yang disampaikan itu apa.

Dari pilihan jawaban:

(a) Tidak tepat, karena sirkumstansial adalah pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada
tujuan pembicaraan,

(b) Tidak tepat, karena flight of idea adalah pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke topik
lainnya, masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan,

(c) Tidak tepat, karena blocking adalah pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal
kemudian dilanjutkan kembali,

(d) Tepat, karena tanda yang muncul pada klien menunjukkan klien mengalami masalah tangensial.
Tangensial adalah pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai tujuan,

(e) Tidak tepat, inkoheren adalah gangguan dalam bentuk bicara, sehingga satu kalimatpun sulit
ditangkap maknanya

Soal 35
59. Yang termasuk obat antiemetik adalah…
a.ibuprofen, parasetamol
b.Amilorid, Furosemid
c.Betametason, Hidrokortison
d.Domperidon, ondansetron
e.Loratadin, Setirizin

Jawaban: D. domperidon dan Ondan


Pembahasan:
a.Ibuprofen, parasetamol : ANALGESIK NON-NARKOTIK
b.Amilorid, Furosemid : DIURETI
c.Betametason, Hidrokortison : ANTIINFLAMAS
d.Domperidon, ondansetron : ANTIEMETIK
e.Loratadin, Setirizin : ANTIALERGI

Soal 36
13. Seorang anak (8 tahun) dirawat dengan Asma Bronchial dalam serangan ringan. Hasil pengkajian :
anak tampak sesak, batuk berdahak sejak 1 hari yang lalu, sulit mengeluarkan sekret, badan lemah
dan tidak nafsu makan, diet hanya habis 1/4 porsi. Suhu tubuh 36,1 C, frekuensi napas 42x/menit,
frekuensi nadi 120x/menit, ronkhi (+). Anak mendapatkan terapi nebu combivent setiap 4 jam dan
ambroxol 3x1 sdt. Apakah masalah keperawatan utama pada anak tersebut ?
a.Defisit Nutrisi
b.Pola napas tidak efektif
c.Bersihan jalan napas tidak efektif
d.Intoleransi Aktivitas
e.Resiko Infeksi

Jawaban yang tepat: C. Bersihan jalan napas tidak efektif

DS:
- batuk berdahak sejak 1 hari yang lalu
- sulit mengeluarkan sekret
- badan lemah
- tidak nafsu makan

DO:
- Anak tampak sesak
- suhu tubuh 36,1 C
- frekuensi napas 42x/menit
- frekuensi nadi 120x/menit
- ronkhi (+).

Bersihan jalan napas tidak efektif adalah Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau
obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten. Pada kasus anak dengan
riwayat batuk berdahak, sulit mengeluarkan sekret dan terdapat ronkhi pada suara pernapasan.

Tinjauan Opsi Lainnya:


 Pola napas tidak efektif: tidak tepat, karena tidak terdapat tanda-tanda ventilasi yang tidak
adekuat berupa adanya dispnea dan penggunaan otot-oto bantu napas
 Defisit nutrisi: tidak tepat, karena tidak ada data penurunan berat badan yang signifikan pada
anak
 Intoleransi Aktivitas: : kurang tepat, karena tidak terdapat data penguat diangkatkannya
diagnosis pada kasus
 Resiko infeksi : tidak tepat, karena belum ada tanda yang menunjukan adanya indikasi
terjadinya infeksi.

Soal 37
44. Seorang anak (1 tahun) dirawat di RS dengan GEA Dehidrasi ringan. Hasil pengkajian: suhu 36,2 C,
pernafasan 30x/menit dan frekuensi nadi 138x/menit. Saat ini anak terpasang IVFD 2 A 200 cc.
Cairan habis dalam waktu 13 jam. Berapakah tetes infus per menit yang akan dimonitor perawat?
a.15 tts/menit
b.16 tts/menit
c.17 tts/menit
d.18 tts/menit
e.19 tts/menit

Jawaban: a. 15 TPM

Pembahasan:
Jawaban yang tepat adalah A. 15x/menit.

DO: Anak terpasang cairan Kaen 1 B 500 cc. Cairan habis dalam waktu 24 jam.

Rumus tetesan infus pada anak sebagai berikut: Pasien anak-anak= (jumlah cairan (kolf) x Faktor
tetes) : (lamanya waktu x 60)

=(200 x 60 ) : (13 x 60)


=12.000 : 780
=15,38 tetes/menit ( bulatkan menjadi 15 tetes per menit )

Soal 38
19. Dalam teori demografi, hasil reproduksi nyata dari seorang perempuan atau sekelompok perempuan
disebut...
a.Mortalitas
b.Fertilitas
c.Produktivitas
d.Inkubasi produksi
e.Migrasi

Jawaban tepat : B. Fertilitas

Pembahasan:
Dalam teori demografi, fertilitas adalah hasil reproduksi nyata dari seorang perempuan atau
sekelompok perempuan. Dengan kata lain.

Fertilitas adalah kemampuan perempuan untuk melahirkan bayi lahir hidup. Fertilitas memiliki
sinonim yaitu natalitas yang memiliki arti yang sama.
Soal 39
54. Seorang ibu hamil ( 30 tahun) datang ke IGD dengan keluhan keluar air bercampur darah dari vagina.
Hasil pengkajian: status obstetri G2P0A1 usia kehamilan 38 – 39 minggu, keluar air bercampur lendir
sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit, nyeri pinggang menjalar ke ari – ari, pemeriksaan VT
pembukaan 3. Apakah fase persalinan yang sedang dijalani pasien?
a.Kala I fase laten
b.Kala I fase aktif
c.Kala II
d.Kala III
e.Kala IV

Jawaban: a. Kala I fase laten

Pembahasan:
Data fokus :
- Pasien dengan status obstetri G2P0A1 usia kehamilan 38 – 39 minggu.
- Keluar air bercampur lendir sejak 6 jam yang lalu
- Nyeri pinggang menjalar ke ari – ari
- Pemeriksaan VT pembukaan 3
Berdasarkan data fokus, pasien berada pada persalinan kala I fase laten
Fase laten :
- Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan servikx
- Berlangsung hingga serviks membuka < 4 cm
- Berlangsung hampir atau hingga 8 jam.

Tinjauan opsi lain :


Opsi jawaban “ kala 1 fase aktif” tidak tepat. Fase ini dimulai dari pembukaan 4 – 10.

Soal 40
38. Seorang laki-laki (28 tahun) masuk RSJ sejak 4 hari yang lalu. Klien masuk RS dengan keluhan marah-
marah, mengamuk, dan memukul ibunya. Hasil pengkajian: klien terlihat selalu teriak-teriak ketika
meminta sesuatu kepada perawat, bicara dengan ketus dan pandangan mata tajam.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat diberikan pada klien?
a.Tarik nafas dalam
b.Pukul benda lunak (bantal)
c.Curhat kepada orang lain
d.Latihan cara bicara yang baik
e.Bercakap-cakap dengan orang lain

Jawaban tepat: d. latihan berbicara yang baik

Pembahasan:
Data fokus pada kasus: klien terlihat selalu teriak-teriak ketika meminta sesuatu kepada perawat,
bicara dengan ketus, dan pandangan mata tajam.
Dari pilihan jawaban:
a) tidak tepat, karena pada kasus yang dibutuhkan oleh klien bukan pengurangan emosi dengan
cara relaksasi,
b) tidak tepat, karena pada kasus yang dibutuhkan oleh klien bukan pengurangan emosi dengan
cara relaksasi,
c) tidak tepat, karena pada kasus yang dibutuhkan oleh klien bukan pengurangan emosi dengan
cara curhat,
d) Tepat, karena dari tanda dan gejala yang muncul klien perlu diajarkan bagaimana cara
berbicara yang baik,
e) tidak tepat, karena dari data yang muncul tindakan lainnya yang dibutuhkan

Soal 41
48. Seorang anak (7 tahun) dirawat di RS dengan Asma Bronchial. Hasil pengkajian: suhu 36,5 C,
pernafasan 40x/menit dan frekuensi nadi 120x/menit. Saat ini anak terpasang cairan Kaen 1 B 500
cc. Cairan dihabiskan dalam waktu 24 jam.
Berapa tetes infus per menit yang akan dimonitor perawat?
a.18 tts/menit
b.21 tts/menit
c.23 tts/menit
d.26 tts/menit
e.29 tts/menit

Jawaban: b. 21 TPM

Pembahasan:
Jawaban yang tepat adalah B. 21x/menit.

DO: Anak terpasang cairan Kaen 1 B 500 cc. Cairan habis dalam waktu 24 jam.

Rumus tetesan infus pada anak sebagai berikut: Pasien anak-anak= (jumlah cairan (kolf) x Faktor
tetes) : (lamanya waktu x 60)
=(500 x 60 ) : (24 x 60)
=30.000 : 1440
=20,83 tetes/menit ( bulatkan menjadi 21 tetes per menit )

Soal 42
31. Isu kesehatan yang harus diselesaikan selaras dengan pelaksanaan RPJMN tahun 2020 adalah kecuali

a.Stunting, AKI dan AKB
b.Jaminan Kesehatan Nasional
c.Penguatan Pelayanan Kesehatan
d.Obat dan Alat Kesehatan
e.Peningkatan kewaspadaan terhadap wabah COVID-19

Jawaban: e. Peningkatan kewaspadaan terhadap wabah COVID-19


Soal 43
53. Seorang bayi laki-laki baru lahir dengan usia gestasi 35 minggu. Pada saat pemeriksaan, bayi meringis
saat diberikan stimulasi. Tampak seluruh warna tubuh bayi pucat. Frekuensi jantung bayi 88x/menit
dan upaya bernapas bayi tampak lemah dan tidak teratur. Bayi tampak diam dan tidak bergerak.
Berapa skor APGAR yang didapat oleh bayi tersebut?
a.6
b.5
c.4
d.3
e.2

Jawaban: D. 3

Pembahasan:
Penilaian APGAR Score :
Appearance atau warna kulit :
0 : jika kulit bayi biru pucat atau sianosis
1 : jika tubuh bayi berwarna merah muda atau kemerah merahan sedangkan ekstremitas ( tangan
dan kaki) berwarna biru pucat.
2 : jika seluruh tubuh bayi berwarna merah muda atau kemerahan.

Pulse atau denyut jantung


0 : jika bunyi denyut jantung tidak ada atau tidak terdengar
1 : jika bunyi denyut jantung lemah dan kurang dari 100 x/menit
2 : jika denyut jantung bayi kuat dan lebih dari 100 x/menit

Gremace atau kepekaan reflek bayi


0 : jika bayi tidak berespon saat di beri stimulasi
1 : jika bayi meringis, merintih atau menangis lemah saat di beri stimulasi (respon lemah terhadap
stimulasi).
2 : jika bayi menangis kuat/batuk/bersin saat bayi diberi stimulasi (respon kuat terhadap stimulasi)

Activity atau tonus otot


0 : jika tidak ada gerakan
1 : jika gerakan bayi lemah dan sedikit.
2 : jika gerakan bayi kuat

Respiration atau pernafasan


0 : jika tidak ada pernafasan
1 : jika pernafasan bayi lemah dan tidak teratur.
2 : jika pernafasan bayi baik dan teratur

Klasifikasi Penilaian Apgar Score :


0 – 3 : Asfiksia berat = Pada kasus ini bayi memerlukan perawatan yang lebih intensif dan
memerlukan alat bantu penafasan agar tidak terjadi gagal naafas atau henti nafas.
4 – 6 : Asfiksia sedang = Pada kasus ini bayi hanya membutuhkan tidakan pertolongan ringan, seperti
membersihkan lendir yang menutupi jalan pernafasan bayi.

7 – 10 : Normal/vigorous baby

Pada kasus didapatkan data :


- bayi meringis saat diberikan stimulasi (1)
- Tampak seluruh warna tubuh bayi pucat (0)
- Frekuensi jantung bayi 88x/menit (1)
- upaya bernapas bayi tampak lemah dan tidak teratur (1)
- Gerakan bayi tidak ada (0)

TOTAL APGAR SCORE = 3 (Opsi D)

Soal 44
30. Akibat mewabahnya infeksi virus korona didunia membuat negara Indonesia menetapkan masa
observasi atau karantina bagi masyarakat yang dinyatakan positif (Covid-19) selama 14 hari dan
dilanjutkan surveilans tracking oleh Pemerintah Daerah pada 14 hari berikutnya.
Apakah yang dimaksud dengan Surveilans Tracking ?
a. melakukan pemantauan bukan hanya untuk WNI yang diobservasi tapi juga untuk kontak
dengan orang terdekatnya dalam keluarga. Kegiatan ini disebut juga sebagai surveilans
aktif.
b. melakukan pemantauan terhadap WNI yang balik dari luar negeri
c. melakukan pemantauan terhadap WNI yang memiliki riwayat bepergian ke Wuhan selama 3
bulan terakhir
d. melakukan pemantauan terhadap WNI yang diindikasikan suspect terinfeksi covid-19
e. melakukan pemantauan terhadap WNI yang memiliki riwayat bepergian ke Wuhan selama 1
bulan terakhir

Jawaban tepat: opsi A

Pembahasan:
Surveilans tracking adalah melakukan pemantauan bukan hanya untuk WNI yang diobservasi tapi
juga untuk kontak dengan orang terdekatnya dalam keluarga. Kegiatan ini disebut juga sebagai
surveilans aktif.

Soal 45
16. Seorang laki-laki (38 tahun) mengalami cedera kepala berat. Hasil pemeriksaan perawat, frekuensi
nadi 108x/menit, frekuensi napas 30x/menit, pasien nampak bernapas pendek-pendek, napas
cuping hidung dan tampak otot aksesorius kontraksi. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?
a.Bersihan jalan napas tidak efektif
b.Pola napas tidak efektif
c.Resiko syok
d.Gangguan ventilasi spontan
e.Gangguan sirkulasi spontan

Jawaban tepat: b. pola napas tidak efektif

DO :
- frekuensi nadi: 108x/menit
- frekuensi napas: 30x/menit (Napas abnormal)
- pasien nampak bernapas pendek-pendek (Napas abnormal)
- napas cuping hidung
- nampak otot aksesorius kontraksi (penggunaan otot bantu pernapasan)

Berdasarkan analisa kasus diatas, maka masalah keperawatan prioritas adalah “Pola napas tidak
efektif” (B) definisi : Inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.

Tinjauan Opsi lain :


 Opsi “Bersihan jalan napas tidak efektif” : Tidak ada data yang menunjukkan adanya obstruksi
jalan napas
 Opsi “Resiko syok” : tidak terdapat faktor resiko diangkatnya diagnosa tersebu
 Opsi “Gangguan ventilasi spontan” : Tidak terdapat data analisa PCO2, PO2 dan SaO
 Opsi “Gangguan sirkulasi spontan” : Tidak ada data yang menunjang untuk diangkatnya
diagnosa tersebut.
Sumber : SDKI, 2016

Soal 46
36. Seorang laki-laki ( 32 tahun) mengeluhkan 2 minggu terakhir jantung sering berdebar-debar,
mengaku sulit tidur, pikiran tidak tenang dan khawatir karena akan ujian proposal, klien mengatakan
harus lebih giat belajar dan harus bisa mengatur waktu antara bekerja dan belajar agar bisa melalui
ujiannya dengan baik.
Apakah tingkat ansietas yang dialami pasien?
a.Ansietas ringan
b.Ansietas sedang
c.Ansietas berat
d.Panik
e.Depresi

Jawaban yang tepat adalah: a. ansietas ringan

Pembahasan:
Data fokus:
 pasien mengeluhkan 2 minggu terakhir jantung sering berdebar-debar,
 mengaku sulit tidur, pikiran tidak tenang dan khawatir karena akan ujian proposal,
 klien mengatakan harus lebih giat belajar dan harus bisa mengatur waktu antara bekerja dan
belajar agar bisa melalui ujiannya dengan baik.
Data-data diatas menunjukkan bahwa pasien mengalami masalah keperawatan ansietas, dimana jika
dilihat dari tanda dan gejalanya merupakan tingkat <b>ansietas ringan.</b>
Ansietas adalah kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas
dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman. (SDKI, 2016).

Ansietas dibagi menjadi beberapa tingkat diantaranya yaitu ansietas ringan.


Ansietas ringan biasanya berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari yang
menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. ansietas ringan
dapat memotivasi belajar dan menghasilkan perumbuhan dan kreativitas. Selama tahap ini individu
menjadi waspada dan kesadaranya menjadi lebih ajam terhadap lingkungan.

Tinjauan opsi lainnya:


 Opsi "ansietas sedang" (Tidak Tepat), karena berdasarkan kasus lapang persepsi individu
masih luas sehingga pasien masih termotivasi untuk belajar. Pada ansietas sedang individu
biasanya berfokus pada hal-hal penting, dan mengesampingkan yang lain.
 Opsi "ansietas berat " (Tidak Tepat), karena berdasarkan kasus lapang persepsi individu masih
luas, dan masih termotivasi untuk belajar. Pada anisetas berat lapang persepsi individu
biasanya sangat sempit, individu cvendrung fokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta
tidak berfikir tentang hal lain
 Opsi "panik" (Tidak Tepat), karena berdasarkan kasus lapang persepsi masih luas, sehingga
masih termotivasi untuk belajar. Pada kasus pasien tidak kehilangan kendali ataupun tidak
mampu melakukan sesuatu
 Opsi "depresi" (tidak tepat), karena bukan merupakan tingkat ansietas
Sumber: Persatuan Perawat nasional Indonesia, 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Jagakarsa.

Soal 47
47. Seorang anak (6 tahun) dirawat dengan Demam Thypoid. Hasil pengkajian: anak demam hilang
timbul, anak merasa mual, badan lemah dan tidak mau makan. Anak mendapatkan terapi
ceftriaxone 500mg/12 jam dengan sediaan obat ceftriaxone berisi 1 gram/vial yang diencerkan
dengan aquades hingga 10 cc.
Berapakah dosis obat yang diinjeksikan pada anak ?
a.0,05 cc
b.2,5 cc
c.5 cc
d.20 cc
e.50 cc

Jawaban: c. 5 cc

Pembahasan:
Data fokus:
- Anak mendapatkan terapi ceftriaxone 500 mg/12 jam,
- sediaan obat ceftriaxone berisi 1 gram (1000 mg) dengan pelarut aquades 10 cc.
- jumlah sediaan = 10 cc

Rumus dosis obat;

dosis order
------------------- x jumlah sediaan
Dosis sediaan

500 mg
------------- x 10 cc = 5 cc
1000 mg

Jadi, obat yang diinjeksikan kepada anak adalah sebanyak 5 cc

Soal 48
21. Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk tgl 1 Juni 2019 sebanyak 100.000 orang semua rentan
terhadap penyakit Diare ditemukan laporan penderita baru sebagai berikut : bulan januari 50 orang,
Februari 100 orang, Maret 150 orang, April 10 orang dan Mei 90 orang.
Berapakah incidence rate pada kasus diatas?
a.0,04%
b.0,4%
c.0,1%
d.0,01%
e.0,9%

Jawaban tepat: B. 0,4 %

Pembahasan:
Incidence Rate adalah jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu
tertentu. Incidence Rate adalah frekuensi timbulnya kasus baru suatu penyakit yang terjadi pada
sekelompok penduduk/masyarakat selama waktu tertentu. Incidence rate biasa dinyatakan dalam
periode waktu tertentu seperti bulan, tahun, dan lain-lain. Incidence rate biasanya digunakan untuk
mengetahui etiologi.

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih
dahulu tentang :
a. Data tentang jumlah penderita baru.
b. Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru(Population at Risk).

Manfaat Incidence Rate adalah :


a. Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
b. Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
c. Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas pelayanan kesehatan
Rumus :
Incidence Rate (IR) = (Jumlah kasus suatu penyakit pada periode waktu tertentu : Populasi yang
menjadi resiko pada periode waktu yang sama) x 100%

Pada kasus :
Jumlah kasus suatu penyakit pada periode waktu tertentu = 400 orang
Populasi yang menjadi resiko pada periode waktu yang sama (1 Juni 2019) = 100.000 orang

Maka :
Incidence rate
= 400
----------- x 100%
100.000
= 0,4 %

Soal 49
57. Seorang laki-laki (22 tahun) dirawat di RSJ sejak 4 hari yang lalu dikarenakan marah-marah dan
mengamuk dirumah. Hasil pengkajian : klien tampak tremor, bicara cadel, tidak bisa tenang dan
cemas dengan kondisinya, serta sedih terus-terusan. Hal ini terjadi setelah klien mengkonsumsi obat.
Berdasarkan kasus, efek samping dari obat apakah yang dirasakan oleh klien ?
a.Chlorpromazine
b.Trihexiphenidyl
c.Haloperidol
d.Clozapine
e.Risperidone

Jawaban: c. HLP

Pembahasan:
Data fokus pada kasus: klien trelihat tremor, bicara cadel, tidak bisa tenang, cemas dengan
kondisinya, serta sedih terus-terusan.

Dari pilihan jawaban :


Opsi (a) tidak tepat, tidak terdapat efek samping obat ini yang ditunjukkan oleh klien,

Opsi (b) tidak tepat, tidak terdapat efek samping obat ini yang ditunjukkan oleh klien.

Opsi (c) Tepat, karena efek samping obat haloperidol adalah tremor, bicara cadel, mengalami
kecemasan, dan kesedihan. Hal ini sama dengan tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh klien.

Opsi (d) Tidak tepat, tidak terdapat efek samping obat ini yang ditunjukkan oleh klien,

Opsi (e) Tidak tepat, tidak terdapat efek samping obat ini yang ditunjukkan oleh klien.
Soal 50
45. Seorang anak (5 tahun) dibawa dengan keluhan sesak nafas. Anak memiliki riwayat asma
sebelumnya. Saat pemeriksaan terdengar mengi. Anak mendapatkan terapi aminofilin 240 mg
dalam NaCl 0,9% 100 cc drip selama 30 menit IV. Sediaan yang aminofilin yang disediakan farmasi
adalah 24 mg/mL. Berat badan anak 20 kg.
Berapa mL aminofilin yang harus diberikan perawat kepada pasien?
a.10 mL
b.20 mL
c.100 mL
d.200 mL
e.300 mL

Jawaban: a. 10 ml

Pembahasan:
Diketahui :
- Order/dosis yang diinginkan : 240 mg
- Dosis sediaan : 24 mg/mL

Penghitungan :
Jumlah yang diberikan
= dosis yang diinginkan
-------------------------- X sediaan
dosis sediaan

= 240 mg
----- ------ X 1 mL
24 mg

= 10 mL (Opsi A)

Soal 51
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh
Posbindu PTM, dibagi menjadi 2 kelompok diantaranya …
a.Posbindu Awal dan Posbindu Lanjutan
b.Posbindu Dasar dan Posbindu Utama
c.Posbindu Dasar dan Posbindu Lanjutan
d.Posbindu Awal dan Posbindu Paripurna
e.Posbindu Primer dan Posbindu Madya

Jawaban: B. Posbindu Dasar dan Posbindu Utama


Pembahasan:
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh
Posbindu PTM, maka dapat dibagi menjadi 2 kelompok Tipe Posbindu PTM, yaitu;
1. Posbindu PTM Dasar meliputi pelayanan deteksi dini faktor risiko sederhana, yang dilakukan
dengan wawancara terarah melalui penggunaan instrumen untuk mengidentifikasi riwayat penyakit
tidak menular dalam keluarga dan yang telah diderita sebelumnya, perilaku berisiko, potensi
terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, pengukuran berat badan, tinggi badan,
lingkar perut, Indeks massa tubuh (IMT), alat analisa lemak tubuh, pengukuran tekanan dara,
pemeriksaan uji fungsi paru sederhana serta penyuluhan mengenai pemeriksaan payudara sendiri

2. Posbindu PTM Utama yang meliputi pelayanan Posbindu PTM Dasar ditambah pemeriksaan
gula darah, kolesterol total dan trigliserida, pemeriksaan klinis payudara, pemeriksaan IVA
(Inspeksi Visual Asam Asetat), pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfetamin urin bagi
kelompok pengemudi umum, dengan pelaksana tenaga kesehatan terlatih (Dokter, Bidan, perawat
kesehatan/tenaga analis laboratorium/lainnya) di desa/kelurahan, kelompok masyarakat,
lembaga/institusi. Untuk penyelenggaraan Posbindu PTM Utama dapat dipadukan dengan Pos
Kesehatan Desa atau Kelurahan siaga aktif, maupun di kelompok masyarakat/lembaga/institusi yang
tersedia tenaga kesehatan tersebut sesuai dengan kompetensinya.

Soal 52
Berikut yang bukan termasuk dalam perilaku CERDIK yang dijadikan sebuah slogan untuk
pengendalian faktor risiko PTM adalah …
a.Cek Kesehatan Secara Rutin
b.Enyahkan Asap Rokok
c.Rajin Berolahraga
d.Diet yang seimbang
e.Kurangi mengkonsumsi makanan berlemak

Jawaban: e

Pembahasan:
Pengendalian faktor risiko PTM dilakukan melalui perilaku CERDIK yaitu :
1. Cek kesehatan secara rutin,
2. Enyahkan asap rokok,
3. Rajin olahraga,
4. Diet yang seimbang,
5. Istirahat cukup,
6. Kelola stress dengan baik.

Soal 53
Tujuan 3 dari SDG’s yang akan dicapai pada tahun 2030 adalah …
a. Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari 70 per 100.000
kelahiran
b. Tahun 2030 berhasil memberikan perlindungan yang substansial bagi kelompok miskin dan
rentan
c. Memastikan adanya akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi dan hak
reproduksi
d. Pada tahun 2030, mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan perkapita di perkotaan,
termasuk dengan memberikan perhatian khusus kepada kualitas udara dan manajemen limbah
lainnya
e. Pada tahun 2030, mengakhiri segala macam bentuk malnutrisi

Pembahasan:
SDGs 03 : Memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk
semua usia
TARGET:
1. Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari 70 per 100.000
kelahiran
2. Pada tahun 2030, mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru lahir dan balita,
dimana setiap negara menargetkan untuk mengurangi kematian neonatal setidaknya menjadi
kurang dari 12 per 1000 kelahiran dan kematian balita menjadi serendah 25 per 1000 kelahiran
3. Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberculosis, malaria, dan penyakit tropis lainnya
dan memerangi hepatitis, penyakit yang ditularkan lewat air dan penyakit menular lainnya
4. Pada tahun 2030, mengurangi sepertiga dari kematian dini yang disebabkan oleh penyakit tidak
menular, melalui tindakan pencegahan dan pengobatan serta menaikkan kesehatan mental dan
kesejahteraan
5. Memperkuat pencegahan dan pengobatan dari penyalahgunaan zat berbahaya, termasuk
penyalahgunaan narkotika dan penggunaan yang berbahaya dari alkohol
6. Pada tahun 2020, secara global mengurangi setengah dari angka kematian dan cedera akibat
kecelakaan lalu lintas
7. Pada tahun 2030, memastikan akses universal terhadap layanan kesehatan sexual dan
reproduksi, termasuk untuk perencanaan, informasi, dan pendidikan keluarga, dan
mengintegrasikan kesehatan reproduksi kedalam strategi dan program nasional
8. Mencapai cakupan layanan kesehatan universal, termasuk lindungan resiko finansial, akses
terhadap layanan kesehatan dasar yang berkualitas dan akses terhadap obatobatan dan vaksin
yang aman, efektif, berkualitas dan terjangkau bagi semua
9. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi angka kematian dan penyakit yang disebabkan
oleh bahan kimia berbahaya dan juga polusi dan kontaminasi udara, air dan tanah

Soal 54
Berdasarkan laporan kunjungan di sebuah puskesmas, 60% masyarakat datang ke puskesmas
dengan gejala batuk lebih dari 3 minggu. Perawat berencana melakukan penjaringan kasus TB
dengan melakukan pemeriksaan BTA pada masyarakat yang memiliki gejala batuk lebih dari 3
minggu dan memiliki faktor risiko TB.
Apa tindakan pencegahan yang akan dilakukan oleh perawat ?
a.Pencegahan primer
b.Pencegahan sekunder
c.Pencegahan tersier
d.Promotif
e.Protektif

Jawaban: b. Pencegahan sekunder


Pembahasan:
Data fokus : Perawat berencana melakukan penjaringan kasus TB dengan melakukan pemariksaan
BTA pada masyarakat yang memiliki gejala batuk lebih dari 3 minggu dan memiliki faktor risiko
Berdasarkan kasus tindakan yang akan dilakukan oleh perawat alah pencegahan sekunder.
Pencegahan sekunder adalah tindakan yang dilakukan untuk mendeteksi penyakit. Pemeriksaan BTA
merupakan salah satu bentuk deteksi penyakit TB.

Tinjauan opsi lainnya :


 Opsi “Pencegahan primer” (tidak tepat) karena tidak ada data yang menjelaskan perawat
melakukan tindakan seperti penyuluhan kesehatan atau proteksi seperti imunisasi
 Opsi “Pencegahan tersier” (tidak tepat) karena tidak ada data menunjukkan perawat
memberikan program rehabilitas.
 Opsi “Promotif” (tidak tepat) karena tidak ada data yang menunjukkan perawat melakukan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan.
 Opsi “ Proteksi” (tidak tepat) karena tidak ada data yang menunjukkan perawat melakukan
proteksi terhadap suatu penyakit seperti imunisasi.

Soal 55
Berdasarkan hasil pengkajian perawat dengan kelompok Wanita Usia Subur di suatu wilayah
ditemukan 80% tidak mengetahui tentang IVA, 5% melakukan pemeriksaan IVA. Berdasarkan
laporan kader terdapat seorang warga yang menderita kanker serviks.
Apakah intervensi yang tepat dilakukan oleh perawat ?
a.Melakukan pemeriksaan IVA massal
b.Pendidikan kesehatan/ health promotion tentang kanker serviks dan pentingnya deteksi dini.
c.Merujuk WUS ke pelayanan kesehatan
d.Membentuk kelompok peduli kanker serviks
e.Skrining Kesehatan

Jawaban: b. Pendidikan kesehatan/ health promotion tentang kanker serviks dan pentingnya
deteksi dini.
Pembahasan:
Data Fokus :
- 80% tidak mengetahui tentang IVA
- 5% melakukan pemeriksaan IVA
- Laporan kader terdapat seorang warga dengan kanker serviks.

Pembahasan :
Berdasarkan data di atas kelompok WUS mengalami Kurang Pengetahuan terkait pemeriksaan IVA,
sehingga rendahnya cakupan pemeriksaan IVA. Tindakan sosialisasi dapat dilakukan dengan
memberikan Pendidikan Kesehatan. Oleh karena itu tindakan yang tepat adalah memberikan
pendidikan kesehatan tentang kanker serviks dan pentingnya deteksi dini. Ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang pemeriksaan IVA serta meningkatkan motivasi untuk
melakukan pemeriksaan IVA untuk deteksi dini.
Pendidikan kesehatan/health promotion adalah suatu strategi intervensi keperawatan komunitas
yang yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan
masyarakat agar memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Ratnawati, 2017).

Tinjauan opsi lainnya :


 opsi “Melakukan pemeriksaan IVA massal ” tidak tepat karena termasuk pencegahan sekunder
dan tidak ada data yang menunjukkan adanya gejala pada WUS.
 opsi “Merujuk WUS ke pelayanan kesehatan” tidak tepat karena tidak ada data WUS yang
mengalami gejala penyakit yang membutuhkan pemeriksaan lanjut”
 opsi “Membentuk kelompok peduli kanker serviks” tidak tepat karena tidak ada data yang
berhubungan dengan kelompok penderita/ peduli kanker
 opsi “Skrining Kesehatan” tidak tepat karena termasuk pencegahan sekunder dan tidak ada
data yang menunjukkan adanya gejala penyakit tertentu pada WUS.

Soal 56
Berikut adalah aturan mengenai Hak Pasien di Rumah Sakit, kecuali …
a.Undang-Undang no. 8 tahun 1999
b.Undang-Undang no. 29 tahun 2004
c.Undang-Undang no. 44 tahun 2009
d.PERMENKES no. 4 tahun 2018
e.PERMENKES no. 41 tahun 2014

Jawaban: e. PERMENKES no. 41 tahun 2014

Pembahasan:
1. Undang-Undang no. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen mengatur tentang hak-hak
konsumen termasuk didalamnya adalah pasien.
2. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran juga merupakan Undang-
Undang yang bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi pasien. Hak-hak pasien diatur
dalam pasal 52 UU No. 29/2004 adalah:
a) mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud
dalam pasal 45 ayat (3);
b) meminta pendapat dokter atau dokter lain;
c) mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
d) menolak tindakan medis;
e) mendapatkan isi rekam medis.
3. Undang-Undang no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit juga mengandung informasi mengenai
hak-hak pasien di Rumah Sakit.
4. Permenkes Nomor 4 Tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien juga
mencakup terkait Hak Pasien didalamnya.
5. PERMENKES no. 41 tahun 2014 adalah peraturan tentang pedoman gizi seimbang

Soal 57
Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas, seorang perawat komunitas berencana untuk
melakukan home care pada keluarga pasien yang mengidap penyakit Hepatitis B.
Apakah tindakan selanjutnya yang harus dilakukan oleh perawat?
a.Memberikan penyuluhan tentang penyakit Hepatitis B
b.merencanakan tindakan keperawatan
c.Melakukan pengkajian
d.Merawat pasien yang mengidap penyakit Hepatitis B
e.Mengunjungi dan membuat kontrak dengan pasien dan keluarga

Jawaban: Mengunjungi dan membuat kontrak dengan pasien dan keluarga

Pembahasan:
Data fokus : Seorang perawat komunitas berencana untuk melakukan home care pada keluarga
pasien yang mengidap penyakit Hepatitis B.

Berdasarkan data maka tindakan selanjutnya yang dilakukan oleh perawat adalah Mengunjungi dan
membuat kontrak dengan pasien dan keluarga.

Sebelum melakukan asuhan keperawatan pada anggota keluarga tersebut terlebih dahulu perawat
harus mengunjungi pasien dan keluarga untuk membuat kontrak dengan pasien dan keluarga untuk
di lakukan asuhan keperawatan.

TINJAUAN OPSI LAIN


 Opsi “Memberikan penyuluhan tentang penyakit Hepatitis B” (kurang tepat) karena opsi ini
merupakan bagian dari intervensi keperawatan.
 Opsi “ merencanakan tindakan keperawatan” (kurang tepat) karena opsi ini dapat dilakukan
setelah dilakukan pengkajian dan menetapkan diagnosis keperawatan.
 Opsi “melakukan pengkajian” (kurang tepat) karena pengkajian dilakukan ketika sudah
mendapatkan persetujuan dari pasien dan keluarga untuk dilakukan asuhan keperawatan.
 Opsi “Merawat pasien yang mengidap penyakit Hepatitis B” (kurang tepat) karena tindakan
ini dilakukan setelah pengkajian, menetapkan diagnosis keperawatan.

Soal 58
Dalam menjalankan program Posbindu PTM, peranan kader dibagi berdasarkan kriteria dan
tugasnya. Berikut adalah peran kader Posbindu PTM yang ideal, kecuali …
a.Koordinator
b.Penggerak
c.Pelaksana Kegiatan
d.Pemantau
e.Pencatat

Jawaban: Pelaksana Kegiatan

Pembahasan:
Pembagian peran kader Posbindu PTM idealnya sebagai berikut :
1. Koordinator : Ketua dari perkumpulan dan penanggungjawab kegiatan serta berkoordinasi
terhadap Puskesmas dan Para Pembina terkait di wilayahnya.
2. Penggerak : Anggota perkumpulan yang aktif,berpengaruh dan komunikatif bertugas
menggerakkan masyarakat, sekaligus melakukan wawancara dalam penggalian informasi.
3. Pemantau : Anggota perkumpulan yang aktif dan komunikatif bertugas melakukan pengukuran
Faktor risiko PTM
4. Konselor/ Edukator : Anggota perkumpulan yang aktif, komunikatif dan telah menjadi panutan
dalam penerapan gaya hidup sehat, bertugas melakukan konseling, edukasi, motivasi serta
menindaklanjuti rujukan dari Puskesmas.
5. Pencatat : Anggota perkumpulan yang aktif dan komunikatif bertugas melakukan pencatatan
hasil kegiatan Posbindu PTM dan melaporkan kepada koordinator Posbindu PTM

Soal 59
Berikut merupakan pernyataan yang benar tentang kobalamin (Vitamin B12) adalah kecuali…
a.Vitamin B12 berfungsi untuk pembentukan sel darah merah.
b.Vitamin B12 bersumber dari ikan, susu, telur, makanan laut, ayam dan daging.
c.Vitamin B12 berfungsi untuk pembentukan tulang dan gigi.
d.Vitamin B12 membantu sintesis materi DNA
e.Vitamin B12 termasuk vitamin larut air.

Jawaban: c. Vitamin B12 berfungsi untuk pembentukan tulang dan gigi.

Pembahasan:
Proses pembentukan tulang dan gigi dibantu oleh vitamin D.

Soal 60
Apakah dasar permasalahan kesehatan yang mendesak yang menjadi alasan dibuatnya program
Nusantara Sehat oleh Kementerian Kesehatan ?
a.Mewabahnya virus corona
b.Angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi
c.Tingginya angka penyebaran penyakit menular
d.Tingginya angka LGBT di daerah-daerah perifer
e.Timpangnya kualitas layanan kesehatan antara daerah perkotaan dan daerah terpencil

Jawaban: b. Angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi

Pembahasan:
Fokus kebijakan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk periode 2015 – 2019 adalah
penguatan Pelayanan Kesehatan (Yankes) Primer. Prioritas ini didasari oleh permasalahan kesehatan
yang mendesak seperti angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi, angka gizi buruk, serta angka
harapan hidup yang sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan primer.

Soal 61
Seorang laki-laki (43 tahun) dirawat di RS dengan stroke hari ke 1. Hasil pengkajian; disfagia (+),
pasien dipasang NGT untuk pemenuhan nutrisi. Perawat kemudian menyiapkan alat pemasangan
NGT. Ketika selang dimasukkan melalui hidung, pasien mengatakan ingin muntah.
Apakah tindakan selanjutnya yang tepat dilakukan perawat?
a.Memberi jeda sebentar hingga pasien tidak merasa mual
b.Tetap memasukkan dengan gerakan memutar
c.Tarik selang keluar dari hidung
d.Meminta pasien menelan ngt
e.Menambah jelly pada selang

Jawaban: c. Tarik selang keluar dari hidung

Pembahasan:
Prosedur pemasangan NGT
1. Identifikasi pasien
2. Menyiapkan alat
3. Memberikan salam dan memperkenalkan diri, menjelaskan prosedur yang akan dilakukan,
menjaga privacy pasien
4. Mengenalkan tujuan
5. Bawa alat ke dekat pasien
6. Cuci tangan
7. Bantu pasien dengan posisi high fowler
8. Pasang handuk pada dada pasien, letakkan tissue wajah dalam jangkauan pasien.
9. Pasang sarung tangan
10. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal, pilih nasal yang memiliki saluran yang adekuat
11. Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan
12. Memberi tanda pada selang yang sudah diukur
13. Oleskan jelly pada selang sepanjang 10-20 cm
14. Ingatkan pasien untuk mengatur posisi kepala ekstensi, memasukkan selang melalui lubang
hidung yang telah ditentukan
15. Lanjutkan memasukkan slang sepanjang rongga hidung. Jika terasa agak tertahan, putarlah
selang dan jangan dipaksakan untuk masuk.
16. Lanjutkan memasang selang sampai melewati nasofaring (3-4 cm) anjurkan pasien untuk
menekuk leher dan menelan
17. Anjurkan pasien untuk menelan,tekankan pada pasien untuk bernapas lewat mulut.
18. Jangan memaksakan slang untuk masuk. Jika ada tahanan atau pasien tersedak, sianosis, atau
pasien muntah hentikan mendorong selang dan tarik kembali selang
19. Jika telah selesai memasang NGT sampai ujung yang telah ditentukan dan anjurkan pasien rileks
dan bernapas normal
20. Periksa letak selang
21. Fiksasi selang dengan plester dan hindari penekanan pada hidung
22. Evaluasi pasien setelah terpasang NGT
23. Membereskan alat-alat
24. Buka sarung tangan
25. Cuci tangan
26. Evaluasi reaksi pasien saat dan setelah tindakan
27. Membuat kontrak selanjutnya dan membuat dokumentasi tindakan keperawatan.
Sehingga jawaban yang tepat pada kasus diatas adalah C. Berhenti memasukkan selang dan tarik
kembali selang.

Soal 62
Bentuk pencegahan stunting yang melibatkan kolaborasi multi sektoral Kementerian dan diharapkan
berdampak luas terhadap penurunan angka stunting disebut ...
a.Intervensi Publik
b.Intervensi sensitive
c.Intervensi medis
d.Intervensi Keperawatan
e.Intervensi Presiden

Jawaban: b. Intervensi sensitif

Pembahasan:
Dalam mengatasi stunting, telah ditetapkan program percepatan pencegahan stunting secara
konvergensi, melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi Spesifik merupakan
tanggung jawab Kementerian Kesehatan, sedangkan intervensi sensitif menjadi tanggungjawab
Kementerian maupun Lembaga lain, terkait ketersediaan sumber pangan, ketersediaan air bersih
dan sanitasi, pemberdayaan masyarakat, peningkatan pengasuhan di tingkat keluarga dan
masyarakat, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak mampu.

Untuk ketersediaan sumber pangan diperlukan kolaborasi dan sinergi program dengan Kementerian
Pertanian, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Kementerian
Dalam Negeri.

Pemberdayaan masyarakat dibutuhkan kerjasama dan sinergi programnya dengan Kementerian


Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan Kementerian Dalam Negeri.

Sementara itu Kementerian Agama serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dibutuhkan
untuk peningkatan pengasuhan di tingkat keluarga dan masyarakat.

''Kolaborasi ini dirasakan sangat berperan penting mengingat intervensi spesifik yang menjadi
tanggungjawab Kementerian Kesehatan hanya berkontribusi sebesar 30% dalam penanganan
stunting, sedangkan 70% merupakan kontribusi dari multisektoral dalam bentuk intervensi sensitif,''
kata Menkes Terawan pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2020 di JIEXPO
Kemayoran, Jakarta, Rabu (19/2).

Soal 63
Apakah lingkup penguatan yankes primer yang menjadi misi dari program Nusantara sehat ?
a. Fisik (pembenahan infrastruktur), Sarana (pembenahan fasilitas), dan Sumber Daya Manusia
(penguatan tenaga kesehatan)
b. Fisik (pembenahan infrastruktur) dan Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga kesehatan).
c. Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga kesehatan).
d. Sarana (pembenahan fasilitas) dan Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga kesehatan).
e. Fisik (pembenahan infrastruktur), Sarana (pembenahan fasilitas), Ekonomi (Kesejahteraan
Masyarakat) dan Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga kesehatan)

Jawaban: a. Fisik (pembenahan infrastruktur), Sarana (pembenahan fasilitas), dan Sumber Daya
Manusia (penguatan tenaga kesehatan)

Pembahasan:
Penguatan yankes primer dalam program Nusantara Sehat KEMENKES RI mencakup tiga hal:
1.Fisik (pembenahan infrastruktur),
2.Sarana (pembenahan fasilitas), dan
3.Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga kesehatan).

Soal 64
Apakah dasar hukum yang mengatur tentang penanggulangan penyakit tidak menular yang terjadi di
Indonesia ?
a.Peraturan Pemerintah no. 74 tahun 2013
b.Peraturan Pemerintah no. 28 tahun 2004
c.Peraturan Presiden no. 2 tahun 2015
d.Peraturan Menteri Kesehatan no. 71 tahun 2015
e.Peraturan Menteri Kesehatan no. 30 tahun 2013

Jawaban: d. Peraturan Menteri Kesehatan no. 71 tahun 2015

Pembahasan:
1. Peraturan Pemerintah no. 74 tahun 2013 : Tentang Pengendalian Alkohol
2. Peraturan Pemerintah no. 28 tahun 2004 : Tentang Keamanan Mutu dan Gizi Pangan
3. Peraturan Presiden no. 2 tahun 2015 : Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional
4. Peraturan Menteri Kesehatan no. 71 tahun 2015 : Tentang Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular
5. Peraturan Menteri Kesehatan no. 30 tahun 2013 : Tentang Pencantuman Informasi Kandungan
Gula, Garam dan Lemak pada Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji

Soal 65
Dalam menilai status gizi digunakan salah satu metode yang berpatokan kepada ukuran tubuh
manusia yang disebut.....
a.Metode klinis
b.Pengukuran konsumsi pangan
c.IMT
d.Antropometri
e.AKG

Jawaban: d. Antropometri
Pembahasan:
Antropometri adalah alat atau metode untuk menilai status gizi dengan menggunakan ukuran tubuh
manusia.

Tinjauan opsi:
 Metode klinis yaitu melakukan pemeriksaan kondisi individu ( palpasi, auskultasi, observasi
maupun anamnesa) untuk menilai status gizi
 Pengukuran konsumsi pangan yaitu mengukur asupan gizi atau pola makan seseorang.
 IMT merupakan alat sederhana yang dapat digunakan untuk memantau status gizi orang
dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Salah
satu bagian dari antropometri.
 Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah kebutuhan tubuh secara umum untuk rata – rata orang
Indonesia.

Soal 66
Apakah infrastruktur dasar yang menjadi pondasi dari gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) ?
a. Pembangunan akses untuk memenuhi kebutuhan air minum, instalasi kesehatan masyarakat
serta pembangunan pemukiman yang layak huni.
b. Pembangunan akses untuk memenuhi kebutuhan air minum dan pemukiman yang layak huni.
c. Pembangunan instalasi kesehatan masyarakat
d. Pembangunan instalasi kesehatan masyarakat dan pembangunan pemukiman yang layak huni.
e. Pembangunan akses untuk memenuhi kebutuhan air minum, instalasi kesehatan masyarakat,
pembangunan pemukiman yang layak huni serta pembangunan rumah sakit daerah yang
mendukung

Jawaban: a. Pembangunan akses untuk memenuhi kebutuhan air minum, instalasi kesehatan
masyarakat serta pembangunan pemukiman yang layak huni.

Pembahasan:
Program GERMAS ini memiliki beberapa fokus seperti membangun akses untuk memenuhi
kebutuhan air minum, instalasi kesehatan masyarakat serta pembangunan pemukiman yang layak
huni. Ketiganya merupakan infrastruktur dasar yang menjadi pondasi dari gerakan masyarakat hidup
sehat.

Soal 67
Seorang perempuan (57 tahun) dirawat di RS dengan Ca. Colon. Hasil pengkajian, kolostomi pasien
tampak kotor sehingga perlu dilakukan perawatan kolostomi. Perawat telah menyiapkan alat dan
telah membuang isi kantong kolostomi pasien.
Apakah tindakan selanjutnya yang tepat dilakukan perawat ?
a.Gunakan tissue untuk mengangkat sisa feses dari stoma
b.Lepaskan kantong secara perlahan
c.Periksa tampilan kulit sekitar stoma
d.Bersihkan dan keringkan kulit sekitar stoma
e.Mengganti handscoon baru
Jawaban: b. Lepaskan kantong secara perlahan

Pembahasan:
Prosedur perawatan kolostomi
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Ambil semua peralatan yang diperlukan dan letakkan di dekat perawat
3. Cuci tangan dan pakai handscoon
4. Berikan privasi dan bantu pasien pada posisi yang nyaman (fowler, semifowler,berdiri atau
duduk di kamar mandi)
5. Kosongkan kantong yang sudah terisi sebagian ke dalam pispot bila kantung tersebut
mempunyai saluran pembuangan
6. Lepaskan kantong secara perlahan mulai dari bagian atas sambil mengencangkan kulit perut.
Jika ada tahanan, gunakan air hangat atau zat anti perekat untuk memudahkan pelepasan
7. Gunakan kertas tissue untuk mengangkat sisa feses dari stoma. Tutup stoma dengan kassa
8. Bersihkan dan keringkan kulit di sekitar stoma secara perlahan. Sabun dan zat pembersih
ringan dapat digunakan sesuai peraturan institusi
9. Periksa tampilan kulit di sekitar stoma dan stoma itu sendiri. Stoma berwarna pink
kemerahan dan agak basah dianggap normal
10. Oleskan pelindung kulit jenis pasta (Zink oksida) jika diperlukan dan biarkan pasta mengering
selama 1 – 2 menit
11. Tempelkan pelindung kulit dan kantung secara bersamaan
a. Pilih ukuran lubang stoma dengan memakai panduan ukuran stoma
b. Samakan dengan ukuran lingkaran pada bagian belakang tengah pelapis kulit
c. Gunakan gunting untuk memotong lubang 6 mm atau 3 mm lebih besar dari stoma
d. Lepaskan bagian belakang pelapis kulit untuk memaparkan bagian yang lengket
e. Angkat kasa yang menutupi stoma
f. Rekatkan pelapis kulit dan kantung stoma dan tekan ke kulit secara perlahan sambil
meratakan kerutan. Tahan kantung pada tempatnya selama 5 menit.
12. Masukkan pengharum ke dalam kantong jika perlu
13. Tutup kantung bila ada saluran pembuangnya dengan cara melipat ujungnya ke atas dan
gunakan klem atau penjepit sesuai petunjuk
14. Buang pada tempatnya peralatan yang sudah dipakai, buang handscoon, dan cuci tanga
15. Dokumentasikan penampakan stoma, kondisi kulit di sekitar stoma, dan respon pasien
terhadap prosedur.

(Jacob , A. et al. 2014. Buku ajar : clinical nursing procedures. Edisi II. Diterjemahkan oleh :Estrada,
R. Tangerang : Binarupa Aksara)

Soal 68
Seorang anak (5 tahun) dibawa ke IGD dengan kondisi tidak sadarkan diri setelah kejang. Hasil
pengkajian: tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 112x/menit, frekuensi napas 30x/menit, dan
suhu 40,2 C. Saat ini anak kembali mengalami kejang.
Apakah tindakan pertama yang dilakukan perawat?
a.Melonggarkan pakaian dan posisikan anak telentang dengan kepala dimiringkan
b.Memberi kompres hangat
c.Kolaborasi pemberian paracetamol
d.Kolaborasi pemberian diazepam
e.Observasi dan catat lama dan bentuk kejang.

Jawaban: a. Melonggarkan pakaian dan posisikan anak telentang dengan kepala dimiringkan

Pembahasan:
Jawaban yang tepat adalah: a. Melonggarkan pakaian dan posisikan anak telentang dengan kepala
dimiringkan

Kejang demam adalah suatu kondisi pada bayi/anak biasanya terjadi pada usia 3 bulan sampai 5
tahun, bangkitan kejang yang disertai demam (suhu rektal diatas 38 C) namun tidak terbukti adanya
infeksi intrakranial ataupun penyebab tertentu.

Pada fase akut kejang, prosedur tindakan yang tepat dilakukan adalah sebagai berikut:
 Melonggarkan pakaian terutama disekitar leher.
 Bila anak tidak sadar: posisikan anak telentang dengan kepala dimiringkan tujuannya adalah
untuk menghindari terjadinya aspirasi akibat sekret yang tidak disadari anak
 Bersihkan muntahan/lendir dari mulut/hidung, jalan napas harus bebas agar oksigenasi tetap
paten
 Monitor TTV dan tingkat kesadaran.
 Observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
 Tetap bersama klien selama kejang.
 Kolaborasi dengan dokter terkait pemberian diazepam.

Tinjauan opsi lain:


 Memberi kompres hangat pada anak kurang tepat karena pemberian kompres hangat bukan
merupakan tindakan pencegahan kejang namun sebagai pencegahan demam
 Kolaborasi pemberian paracetamol pada anak kurang tepat karena pemberian kompres hangat
bukan merupakan tindakan pencegahan kejang namun sebagai pencegahan demam
 Kolaborasi pemberian diazepam kurang tepat karena pemberian diazepam bukan merupakan
tindakan pencegahan pertama dari demam kejang
 Observasi dan catat lama dan bentuk kejang kurang tepat karena melakukan observasi kejang
bukan merupakan tindakan pencegahan pertama dari demam kejang.

(Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005).

Soal 69
Perawat mengkaji seorang lansia (60 tahun) di suatu panti jompo. Hasil pengkajian : klien mengeluh
lelah dan tidak bersemangat. Klien juga mengeluh nyeri dan bengkak pada kaki dengan skala nyeri 6
(sedang) serta klien tampak meringis menahan nyeri. Klien juga memiliki riwayat DM sejak 2 tahun
yang lalu
Apakah tindakan keperawatan utama yang tepat dilakukan ?
a.Memberikan terapi analgetik
b.Melakukan pemeriksaan asam urat
c.Memberikan pendkes terkait aktivitas fisik lansia
d.Melakukan pemeriksaan kadar gula darah
e.Memberikan terapi kompres hangat

Jawaban: e. Memberikan terapi kompres hangat

Pembahasan:
Data fokus masalah : Klien juga mengeluh nyeri dan bengkak pada kaki. Skala nyeri 6 (sedang) dan
klien tampak meringis menahan nyeri.

Masalah keperawatan : Nyeri Akut.


Salah satu tindakan keperawatan yang tepat dilakukan yaitu tindakan non farmakologi (terapi
kompres hangat) (NANDA, 2015). Menurut Riyadi (2012), kompres hangat adalah tindakan yang
dilakukan untuk melancarkan sirkulasi darah juga untuk menghilangkan rasa sakit. Pemberian
kompres dilakukan pada radang persendian.

Tinjauan opsi lain:


 Opsi “Memberikan terapi analgetik“ (kurang tepat), karena pada kasus skala nyeri 6
(sedang). Pemberian analgetik apabila nyeri hebat dan tidak tertahankan dan telah dilakukan
tindakan manajemen nyeri non farmakologi, namun sensasi nyeri tidak berkurang.
 Opsi “Melakukan pemeriksaan asam urat” (kurang tepat), Pemeriksaan asam urat memang
akan dilakukan setelah diberikan terapi kompres hangat pada klien. Atasi nyeri klien terlebih
dahulu.
 Opsi “Memberikan pendkes terkait aktivitas fisik lansia” (tidak tepat), karena data pada
kasus tidak mendukung untuk dilakukan tindakan tersebut.
 Opsi “Melakukan pemeriksaan kadar gula darah“ (kurang tepat), Melakukan cek gula darah
akan dilakukan, karena klien memiliki riwayat DM, keluhan lelah juga termasuk gejala DM

(NANDA, 2015). Tapi kembali pada inti pertanyaan "tindakan utama".

Soal 70
Dalam UU Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, lembaga yang dibentuk untuk
meningkatkan mutu praktik tenaga kesehatan serta untuk memberikan perlindungan dan kepastian
hukum kepada tenaga kesehatan dan masyarakat adalah :
Kolegium Tenaga Kesehatan
a.Institusi Pendidikan Kesehatan
b.Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan
c.Komite Tenaga Kesehatan
d.Konsil Tenaga Kesehatan
e.Konsil Tenaga Kesehatan

Jawaban yang tepat adalah E. Konsil Tenaga Kesehatan

Pembahasan:
Pasal 34 ayat 1 UU Tenaga Kesehatan Nomor 36 Tahun 2014 menerangkan bahwa Untuk
meningkatkan mutu Praktik Tenaga Kesehatan serta untuk memberikan pelindungan dan kepastian
hukum kepada Tenaga Kesehatan dan masyarakat, dibentuk Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia.

Soal 71
Data dari puskesmas di RW 02 didapatkan data 70% lansia di wilayah tersebut menderita Gout
Artritis. Perawat merencanakan akan melakukan penyuluhan tentang diet untuk penderita Gout
Artritis.
Apakah diet yang harus dilakukan oleh penderita Gout Artritis ?
a.Diet rendah garam
b.Kacang-kacangan seperti produk kedelai, kacang tanah, kacang hijau, melinjo
c.diet rendah purin
d.tempe, bayam, kol
e.Jagung, singkong, sagu

Jawaban: c. diet rendah purin

Pembahasan:
Data fokus : 70% lansia di wilayah tersebut menderita Gout Artritis. Perawat merencanakan akan
melakukan penyuluhan tentang diet untuk penderita Gout Artritis.

Penyakit gout atau athirtis gout adalah penyakit yang disebabkan oleh tumpukan asam urat/kristal
urat pada jaringan, terutama pada jaringan sendi Junaidi (2012). Asam urat merupakan hasil
metabolisme di dalam tubuh yang kadarnya tidak boleh berlebih, setiap orang memiliki asam urat di
dalam tubuhnya, karena metabolisme normal akan dihasilkan asam urat sedangkan pemicunya
adalah faktor makanan dan senyawa lain yang mengandung purin (Damayanti, 2012).
Menurut Kristina (2008) Penatalaksanaan diet asam urat dapat diatasi selain melalui pemberian obat
juga dengan pengaturan makanan yang dapat mengurangi asam urat didalam darah. Pengaturan
makanan sangat perlu dilakukan oleh penderita gout. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang
tinggi kandungan nukleotida purin akan meningkatkan produksi asam urat. Sebaliknya, mengurangi
makanan dengan kandungan nukleotida purin tinggi dan memperbanyak konsumsi makanan dengan
kandungan nukloetida purin rendah akan dapat mengurangi resiko hiperurisemia atau gout.

Jenis makanan kaya purin biasanya makanan bersumber protein hewani (seperti daging sapi,
kambing, seafood), kacangkacangan, bayam, jamur dan kembang kol (kusmayanti, dewi,dkk. 2014)

Berdasarkan data maka diet yang harus dilakukan adalah diet rendah purin.

TINJAUAN OPSI LAIN :


 Opsi “diet rendah garam” tidak tepat karena diet jenis ini lebih tepat untuk pasien Hipertensi,
stroke
 Opsi “Kacang-kacangan seperti produk kedelai, kacang tanah, kacang hijau, melinjo” tidak
tepat karena merupakan makanan yang mengandung purin tinggi
 Opsi “tempe, bayam, kol” tidak tepat karena makanan yang banyak mengandung purin.
 Opsi “Jagung, singkong, sagu” kurang tepat karena merupakan makanan yang mengandung
karbohidrat.

Soal 72
Seorang ibu hamil (28 tahun) berada di kamar bersalin. Perawat akan melakukan pertolongan pada
pasien tersebut. Hasil pengkajian : pasien dengan pembukaan lengkap dan kandung kemih
mengalami distensi.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat ?
a.Mengosongkan kandung kemih
b.Melanjutkan pertolongan persalinan
c.Membimbing pasien untuk proses meneran
d.Memberikan posisi yang nyaman
e.Melakukan episiotomi

Jawaban: a. Mengosongkan kandung kemih

Pembahasan:
Data fokus masalah : kandung kemih mengalami distensi (penuh) saat dilakukan pertolongan
persalinan. Kandung kemih yang penuh akan menghambat jalan lahir dan, akan menekan uterus
sehingga tidak dapat berkontraksi secara maksimal (Leveno, 2012). Maka tindakan yang dilakukan
perawat adalah dengan mengosongkan kandung kemih pasien terlebih dahulu.

Tinjauan opsi lain:


Opsi jawaban “ melanjutkan pertolongan persalinan” tidak tepat. Ditemukan hal penyulit
pertolongna persalinan yaitu distensi kandung kemih, maka untuk memudahkan pertongan
persalainan maka distensi kandung kemih harus diatasi terlebih dahulu

Opsi jawaban “ Mebimbing untuk proses meneran” tidak tepat. Hal ini dilaksanakan jika psien
mengalami keinginan untuk mengeran yang semakin kuat

Opsis jawaban “ memberikan posisi yang nyaman” tidak tepat. Posisi yang nyaman memang
dibutuhkan untuk pasien dalam proses melahirkan, tetapi tidak bisa mengatasi masalah distensi
kandung kemih

Opsi jawaban “ melakukan episiotomi” tidak tepat, karena tindakan ini hanya dilakukan jika perinium
pasien kaku sehingga pintu lahir bayi sempit.

Soal 73
Seorang wanita ( 37 tahun) dirawat di RSJ sejak 5 hari yang lalu karena marah marah tanpa sebab,
kadang tampak bicara dan tertawa sendiri. Hasil pengkajian: pasien mengatakan mendengar suara
nenek nenek yang sering membuatnya takut dan marah, pasien tampak kotor serta badan pasien
berbau menyengat karena menolak mandi.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat ?
a.Latihan pukul bantal dan kasur
b.Menghardik halusinasi
c.Minum obat secara teratur
d.Melatih cara merawat diri
e.Latihan tarik nafas dalam

Jawaban: b. Menghardik halusinasi

Pembahasan:
DO: Pasien tampak kotor, terlihat bicara sendiri, pasien mengatakan mengatakan selalu merasa
takut karena sering melihat bayangan hitam yang mengikutinya

Data-data diatas menunjukkan bahwa pasien mengalami masalah gangguan persepsi sensori atau
halusinasi, dan berada pada tahap dimana halusinasi terlihat menakutkan sehingga tindakan
keperawatan yang tepat adalah b. melatih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
Halusinasi adalah perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang
disertai dengan respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi ( SDKI,2016).

Tanda dan gejala halusinasi adalah mendengar bisikan atau melihat bayangan, merasakan sesuatu
melalui indra perabaan, penciuman, atau pengecapan, distorsi sensori, respon tidk sesuai, dan
bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap, meraba, atau mencium sesuatu.

Adapun tindakan keperawatan halusinasi ialah berupa strategi pelaksnaan halusinasi yang terdiri
dari:
SP1 Membantu pasien mengenal halusinasi, melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
SP2 melatih pasien minum obat secara teratur
SP3 melatih pasien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain
SP4 melatih pasien mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas terjadwal.

Tinjauan opsi lainnya:


Opsi "latihan pukul bantal dan kasur" (Tidak Tepat), karena merupakan SP 1 resiko perilaku
kekerasan dan perilaku kekerasan
Opsi "minum obat secara teratur " (Tidak Tepat), karena merupakan SP 2 halusinasi
Opsi "melatih cara merawat diri" (Tidak Tepat), karena merupakan SP untuk pasien DPD
Opsi "melatih tarik nafas dalam" (Tidak Tepat), karena merupakan SP untuk pasien dengan PK dan
RPK

Soal 74
Seorang laki-laki (23 tahun) dirawat post kecelakaan lalu lintas hari rawatan ke-3. Pasien didiagnosis
dengan fraktur tibia sinistra dan terpasang bidai di sepanjang ekstrimitas sinistra. Hasil pengkajian:
pasien mengeluah nyeri saat menggerakkan ektrimitas dengan skala nyeri 6, sering kesemutan dan
merasa hilang sensasi. Kulit ekstrimitas sinistra tampak pucat dan teraba dingin.
Apakah tindakan keperawatan yang tidak tepat terhadap pasien?
a.Memantau status neurovaskular ekstrimitas yang fraktur secara berkala
b.Menginformasikan staf medis jika ditemukan keabnormalan pada pasien
c.Melakukan monitoring pemasangan bidai
d.Mengkaji pulsasi dorsalis area ekstrimitas yang mengalami fraktur
e.Melakukan penekanan pada area yang fraktur dengan balutan

Jawaban: e. Melakukan penekanan pada area yang fraktur dengan balutan

Pembahasan:
Sindrom kompartemen merupakan salah satu komplikasi yang terjadi pada pasien yang mengalami
fraktur. Kondisi ini ditandai dengan adanya kulit yang terlihat pucat, bengkak, hilang sensasi, tidak
baiknya perfusi ke perifer, dan adanya kesemutan.

Saat pasien sudah terpasang alat bidai terdapat beberapa tindakan yang harus dilakukan yaitu:
- Memantau status neurovaskular ekstrimitas yang fraktur secara berkala;
- Menginformasikan staf medis jika ditemukan keabnormalan pada pasien ;
- Melakukan monitoring pemasangan bidai dan
- Mengkaji pulsasi dorsalis area ekstrimitas yang mengalami fraktur.

Sedangkan “melakukan penekanan pada area fraktur” merupakan tindakan yang tidak tepat karena
dapat memperparah kondisi sindrom kompartemen pada pasien.

Soal 75
Seorang anak (7 tahun) dibawa oleh ibunya ke IGD RS terdekat akibat tertelan kelereng saat bermain
bersama teman-temannya. Kondisi anak saat ini tampak sianosis, sulit bernapas, frekuensi napas
40x/menit dan obesitas.
Apakah manuever pembebasan jalan napas yang tepat pada anak tersebut?
a.Abdominal thrust
b.Jaw Thrust
c.Chest Thrust
d.Back Bows
e.Suction

Jawaban: c. Chest Thrust

Pembahasan:
Berdasarkan kasus di atas, pasien adalah anak-anak dan mengalami tersedak akibat adanya benda
asing berupa kelereng yang menghambat jalan napas pasien. Hal ini ditandai dengan adanya
kesulitan bernapas,tampak adanya sianosis, dan adanya takipnea.

Untuk mengeluarkan benda asing pada anak tersebut maka manuever yang tepat dilakukan adalah
dengan melakukan abdominal trust. Namun jika anak obesitas, maka manuver yang tepat adalah
chest thrust.

Tinjauan opsi lain:


- Abdominal thrust dilakukan untuk pasein dewasa yang sadar, tidak sedang hamil dan tidak
obesitas.
- Jaw thrust dilakukan untuk membuka jalan napas apda pasien trauma.
- Back bows manuever tersedak pada bayi.
- Suction dilakukan untuk membebaskan jalan napas dari cairan.

Soal 76
RPJMN bidang kesehatan yang diadaptasi dari tujuan SDGs kedua yaitu mengatasi masalah …
a.JKN
b.Stunting
c.AKI
d.Pemerataan tenaga kesehatan
e.Obesitas

Jawaban: b. Stunting

Pembahasan:
Target SDGs yang di-adopt ke dalam dokumen perencanaan pembangunan (RPJMN 2020-2024):
Tujuan 1: Tanpa kemiskinan
- JKN
- Imunisasi
- CPR
- Air minum dan sanitasi

Tujuan 2: Tanpa kelaparan:


- Stunting
- Wasting
- Anemiaibuhamil
- ASI ekslusif

Tujuan 3: Kehidupan sehat dan sejahtera


- AKI, AKBa, AKN, AKB, Imunisasi
- HIV, TB, malaria, NTD,
- Merokok, obesitas, Hipertensi, kesehatan jiwa
- CPR, ASFR, TFR
- JKN, vaksin dan obat, tenaga kesehatan

Tujuan 4: Pendidikan berkualitas


- Sekolah dengan akses ke sanitasi dasar, air minum layak, dan cuci tangan

Tujuan 5: Kesetaraan gender


- Layanan korban kekerasan
- ASFR, unmet need KB
- Pengetahuan metoda kontrasepsi
- Regulasi layanan dan edukasi kespro

Tujuan 6: Air bersih dan sanitasi layak


- Air minum layak
- Fasilitas cuci tangan
- Sanitasi layak, STBM, BABS, sistem pengelolaan tinja

Tujuan 8: Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi


- Penerapan norma K3

Tujuan 9: Industri, inovasi dan Infrastuktur


- Perubahan emisi CO2

Tujuan 11: Kota dan pemukiman yang berkelanjutan


- Korban bencana
- Sampah perkotaan

Tujuan 12: Konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab


- Limbah B3

Tujuan 13: Penanganan perubahan iklim


- Korban bencana

Tujuan 16: Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh


- Kekerasan anak laki-laki dan perempuan

Tujuan 17: Kemitraan untuk mencapai tujuan


- Korba bencana

Soal 77
Berikut ini yang merupakan lingkup dari KB alami adalah …
a. tidak berhubungan intim sama sekali
b. menggunakan implan
c.memberikan ASI eksklusif pada bayi
d. memakai kondom saat berhubungan
e. menopause

Jawaban benar C

Program KB alami ini bisa menjadi pilihan bagi mereka yang tidak ingin tubuhnya disisipi benda
asing. tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi, atau takut pada efek sampingnya. KB alami ini
dapat dilakukan dengan tiga cara, di antaranya: tidak berhubungan intim saat masa subur, menarik
penis sebelum mengeluarkan sperma atau ejakulasi saat penetrasi, dan memberikan ASI eksklusif
pada bayi.

Soal 78
Seorang perempuan (37 tahun) datang ke puskesmas untuk memeriksakan kesehatannya. Hasil
pengkajian : pasien post melahirkan 1 bulan yang lalu, anak lahir sehat secara pervaginam, pasien
ingin berkonsultasi tentang kontrasepsi yang cocok untuk dirinya. Pasien saat ini menysui eksklusif,
belum mau steril, dan pasien memiliki riwayat varises. Apakah kontrasepsi yang cocok untuk
pasien?
a. Tubektomi
b. IUD
c. Suntik KB
d. Pil KB
e. Implant

Jawaban benar B

Data fokus:
• pasien post melahirkan 1 bulan yang lalu,
• anak lahir sehat secara pervaginam,
• pasien ingin berkonsultasi tentang kontrasepsi yang cocok untuk dirinya.
• Pasien sedang menyusui ASI eksklusif,
• pasien memiliki riwayat varises.

Berdasarkan data fokus alat kontrasepsi yang cocok untuk pasien adalah IUD yaitu alat kontrasepsi
dalam rahim

Pasien mengalami varises. Varises merupakan suatu kondisi dimana terjadi pembengkakan dan
pelebaran pembuluh darah vena yang biasanya terjadi pada bagian kaki akibat penumpukan darah.
Pada dasarnya penderita varises tidak dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang
mengandung hormonal terutama estrogen. Karena dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal
dapat menyebabkan keluhan varises semakin memberat.

IUD merupakan kontrasepsi yang terbuat dari plastik atau plastik dan tembaga , diletakkan di dalam
rahim dan tidak mengandung hormon. IUD juga tidak mengganggu produksi ASI sehingga proses
menyusui tidak terganggu.

Tinjauan opsi lain:

Opsi jawaban “ Tubektomi” tidak tepat. Tubektomi merupakan kontrasepsi bersifat permanen
dengan cara mengikat dan atau memotong saluran telur wanita. Sementara pasien belum ingin
untuk steril.

Opsi jawaban “ suntik KB” tidak tepat. Suntik KB merupakan kontrasepsi yang mengandung hormon,
sementara pasien mengalami varises . Penderita varises tidak dianjurkan untuk menggunakan
kontrasepsi yang bersifat hormonal

Opsi jawaban “ Pil KB” tidak tepat. Pil KB juga merupakan kontraspsi yang mengandung hormon yang
tidak dianjurkan untuk penderita varises

Opsi jawaban “ implant” tidak tepat. Implan juga merupakan kontrasepsi yang mengandung hormon
yang tidak dianjurkan untk penderita varises.
Soal 79
Pasien seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke Poli Kebidanan untuk konsultasi penggunaan
kontrasepsi. Pasien mengatakan telah memiliki tujuh orang anak dan tidak ingin punya anak lagi.
Sebelumnya pasien pernah menggunakan implan, namun menstruasinya menjadi tidak teratur.
Pasien ingin menggunakan metode KB yang efektif. Apakah metode KB yang tepat untuk pasien ?
a. PIL
b. Suntik
c. Implan
d. IUD
e. Tubektomi

Jawaban benar E

Pembahasan:
DS : Pasien mengatakan tidak ingin punya anak lagi dan telah memiliki 2 orang anak, usia saat ini 40
tahun. Pasien ingin menggunakan metode KB yang efektif.
Keluarga Berencana (KB) merupakan metode kontrasepsi yang digunakan untuk menunda dan
menjarangkan kehamilan. Jawaban yang tepat “Tubektomi” karena merupakan kontrasepsi
permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara mengikat atau memotong pada kedua
saluran tuba falopi.
Tubektomi tepat bagi perempuan yang sudah memiliki banyak anak dan dalam USIA YANG BERISIKO
UNTUK HAMIL DAN BERSALIN

Tinjauan Opsi Lain:

Option A “Pil KB” tidak tepat. Pil KB merupakan alat kontrasepsi wanita yang berbentuk pil yang
berisi hormon estrogen dan progesteron dengan cara menekan ovulasi untuk mencegah lepasnya sel
telur wanita dari indung telur. dianjurkan pada pasien usia 20-30 tahun.

Option B “KB suntik” Tidak Tepat. Metode KB suntik terdiri dari 2 jenis (cyclofem dan DMPA) cara
kerjanya sama dengan metode kb pil namun menimbulkan efek samping seperti gangguan haid,
jerawat keputihan dan lain lain.

Option C “Implan” tidak tepat. Implan merupakan alat yang diselipkan dibawah kulit yang biasanya
dilengan atas bagian dalam. cara kerja nya sama dengan KB Pil dengan jangka waktu 5 tahun
dianjurkan pada pasien usia < 40 tahun.

Option D “IUD” tidak tepat. Alat kontrasepsi ini dimasukkan kedalam rahin. efektifitasnya tinggi
dengan cara kerja meninggikan getaran saluran telur.

Soal 80
Tujuan program KB menurut UU RI no 52 tahun 2009, Kecuali....
a. Mengatur kelahiran yang diinginkan
b. Menjaga kesahatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak
c. Meningkatkan akses kualitas informasi KB
d. Mempromosikan penyusuan bayi
e. Memfasilitasi pembangunan keluarga

Jawaban benar E

Tujuan KB
Menurut Undang-undang RI nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga, kebijakan keluarga berencana bertujuan untuk:
1. Mengatur kehamilan yang diinginkan
2. Menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak
3. Meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan dan konseling pelayanan keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi
4. Meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek keluarga berancana
5. Mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jrak kehamilan.

Soal 81
Imunisasi yang diberikan untuk melindungi seseorang dan masyarakat terhadap penyakit tertentu
pada situasi tertentu. Situasi tertentu berupa persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umroh,
persiapan perjalanan menuju atau dari negara endemis penyakit tertentu, dan kondisi kejadian luar
biasa/wabah penyakit tertentu disebut Imunisasi…
a. Imunisasi Dasar
b. Imunisasi Lanjutan
c. Imunisasi Tambahan
d. Imunisasi Khusus
e. Imunisasi Pilihan

Jawaban benar D

Imunisasi Rutin Lengkap di Indonesia

Kini, konsep imunisasi di Indonesia diubah dari imunisasi dasar lengkap menjadi imunisasi rutin
lengkap. Imunisasi rutin lengkap atau imunisasi wajib terdiri dari imunisasi dasar dan imunisasi
lanjutan, dengan rincian sebagai berikut:

Imunisasi dasar
Usia 0 bulan: 1 dosis hepatitis B
Usia 1 bulan: 1 dosis BCG dan polio
Usia 2 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB, dan polio
Usia 3 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB, dan polio
Usia 4 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB, dan polio
Usia 9 bulan: 1 dosis campak/MR

Imunisasi lanjutan
Usia 18-24 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB, dan campak/MR
Kelas 1 SD/sederajat: 1 dosis campak dan DT
Kelas 2 dan 5 SD/sederajat: 1 dosis Td

Imunisasi Khusus
Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk melindungi masyarakat
terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu. Situasi tertentu yang dimaksud tersebut antara
lain persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umroh, persiapan perjalanan menuju negara
endemis penyakit tertentu dan kondisi kejadian luar biasa (KLB). Jenis imunisasi khusus antara lain
terdiri atas imunisasi Meningitis Meningokokus, imunisasi Yellow Fever (demam kuning), dan
imunisasi Anti Rabies (VAR)

Imunisasi pilihan
munisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai dengan
kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari penyakit menular tertentu.
Imunisasi pilihan adalah imunisasi lain yang tidak termasuk dalam imunisasi wajib, namun penting
diberikan pada bayi, anak, dan dewasa di Indonesia mengingat beban penyakit dari masing masing
penyakit. Jenis imunisasi pilihan dapat berupa imunisasi Haemophilus Influenza tipe b (Hib),
Pneumokokus, Rotavirus, Influenza, Varisela, Measles Mump Rubella (MMR), Demam Tifoid,
Hepatitis A, Human Papiloma Virus (HPV), dan Japanese Encephalitis

Soal 82
Apakah tiga nilai revolusi mental yang terkandung dalam visi misi BKKBN ?
a.Integritas, Etos Kerja dan Gotong Royong
b. Profesional, Gotong Royong dan Merakyat
c. Etos Kerja, Inovatif dan Berkualitas
d. Gotong Royong, Integritas dan Merakyat
e. Etos Kerja, Solutif dan Dinamis

Jawaban benar a

Tiga Nilai Revolusi Mental


a. Integritas (jujur, dipercaya, disiplin, bertanggung jawab, dan tidak munafik)
Integritas berasal dari bahasa Perancis intégrité atau Latin integritas, yang memiliki akar kata
integer, yang berarti utuh, menyatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga
memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran. Pada intinya,
integritas berarti kata menjadi satu dengan perbuatan. Hal ini harus dimaknai sebagai apa
yang kita lakukan sesuai dengan apa yang kita ucapkan.
b. Etos kerja (kerja keras, kerja cerdas, berdaya saing, optimis, inovatif, dan produktif)
Etos berasal dari bahasa Latin modern, Yunani ethos, yang berarti karakter asli, karakter
bawaan, yang membedakan seseorang atau kelompok dari yang lain. Menurut KBBI, etos
adalah pandangan hidup yang khas dari suatu golongan social, sementara etos kerja berarti
semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.
c. Gotong royong (kerja sama, solidaritas, komunal, dan berorientasi pada kemaslahatan
umum)
Menurut KBBI, gotong royong, berarti bekerja bersama-sama (tolong-menolong, bantu-
membantu). Makna nilai gotong royong mirip dengan nilai kerja sama, yang merupakan
salah satu nilai yang dianut BKKBN. Dengan menerapkan gotong royong, berarti kita dapat
meninggalkan mentalitas silo, kondidi di mana salah satu atau banyak bagian organisasi
bekerja secara terpisah dari yang lain. Dengan bergotong royong, kita akan dapat
bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi

Soal 83
Berdasarkan aturan PERMENPAN RB terbaru, Jabatan Fungsional Perawat terbagi atas 2 kategori
diantaranya …
a. Kategori Vokasional dan Kategori Profesional
b. Kategori Keterampilan dan Kategori Keahlian
c. Kategori Diploma dan Kategori Ners
d. Kategori Pelaksana dan Kategori Manajerial
e. Kategori Perawat Pelaksana dan Kategori Kepala Ruangan

Jawaban benar B

Berdasarkan Pasal 5 PERMENPAN RB no. 35 tahun 2019 menjelaskan bahwa Jabatan Fungsional
Perawat merupakan jabatan fungsional kategori keterampilan dan kategori keahlian

Soal 84
Seorang wanita (29 tahun ) datang ke puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil
pengkajian: pasien mengatakan bahwa ini merupakan kehamilan ketiga dan pasien meiliki riwayat
kehamilan mola hidatidosa.
Bagaimanakah status obstetri pasien tersebut?
a. G3P1A1
b. G3P1A0
c. G3P2A0
d. G3P0A1
e. G3P2A1

Jawaban Benar A

Data fokus :
- Pasien mengatakan saat ini merupakan kehamilan ketiga
- pernah mengalami kehamilan mola hidatidosa.

STATUS OBSTETRI
Penulisan status obstetri yaitu : GPA
- G (Gravida) yaitu jumlah kehamilan yang diawali wanita. Diikuti dengan jumlah seluruh kehamilan
ini.
- P ( Para) yaitu jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin yang memnuhi syarat untuk
melangsungkan kehidupan ( 28 minggu atau 1000 gram)
- A ( Abortus ) yaitu jumlah kelahiran yang diakhiri dengan aborsi spontan atau terinduksi pada usia
kehamilan < 20 minggu atau berat < 500 gram.

NB : Kehamilan kembar, maka G1, P2 (catatan kembar 2 lahir)


Mola hidatidosa (dihitung abortus)

G (gravida / kehamilan) = 3 (G3)


P (para) = 1 (P1)
A (abortus) = 1 (A1) riwayat kehamilan mola hidatidosa

Jadi status obstetri : G3P1A1

Soal 85
Berikut yang bukan merupakan jenjang pangkat jabatan fungsional perawat kategori keahlian adalah

a. Perawat Ahli Pertama
b. Perawat Ahli Muda
c. Perawat Ahli Madya
d. Perawat Ahli Penyelia
e. Perawat Ahli Utama

Jawaban benar D

Berdasarkan pasal 5 PERMENPAN RB no. 35 tahun 2019 menjelaskan bahwa jenjang terendah
sampai dengan jenjang tertinggi, yaitu:
a. Perawat Ahli Pertama;
b. Perawat Ahli Muda;
c. Perawat Ahli Madya; dan
d. Perawat Ahli Utama

Soal 86
Seorang anak (4 bulan) dibawa ibunya untuk imunisasi. Ibu mengatakan anak sudah mendapatkan
imunisasi HB0 saat lahir. Anak sudah diimunisasi Polio 1 dan BCG saat berusia 1 bulan, namun belum
mendapat imunisasi lagi karena anak sering demam saat jadwal imunisasi. Apakah imunisasi yang
harus diberikan kepada anak saat ini?
a. DPT1, HB1, HiB1, Polio 1
b. DPT1, HB1, HiB1, Polio 2
c. DPT2, HB2, HiB2, Polio 3
d. DPT2, HB2, HiB2, Polio 3
e. DPT3, HB3, HiB3, Polio 4

Jawaban benar B

Berdasarkan MTBS (2015), imunisasi yang diberikan pada anak umur 4 bulan adalah DPT-HB-HiB 3,
Polio 4, dan IPV.
Namun, pada kasus, anak baru mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1 saja. Oleh karena itu, anak
harus melakukan Catch-up dan memulai imunisasi dari DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2 meskipun anak
sudah berusia 4 bulan. (Opsi B)

Soal 87
Seorang laki-laki (45 tahun) dirawat di ruang bedah karena kesulitan berkemih. Pasien akan
dilakukan pemasangan kateter urin. Setelah pelumasan kateter dengan jelly, kateter dimasukkan
dengan mudah dan tanpa hambatan, segera urin terlihat keluar dan ditampung dalam bengkok.
Apakah tindakan selanjutnya yang tepat dilakukan perawat ?
a. Mengisi balon kateter dengan cairan aquadest
b. Mengangkat duk bolong
c. Menyambungkan kateter ke urin bag
d. Menarik selang kateter secara perlahan
e. Fiksasi kateter ke salah satu paha pasien

Jawaban benar A
Prosedur Pemasangan Kateter Pria
1. Cuci tangan dan gunakan APD sesuai kebutuhan
2. Pasang sampiran
3. Gantung urin bag di sisi tempat tidur pasien
4. Buka pakaian bawah pasien (celana/kain sarung)
5. Pasang perlak dan atur posisi pasien sesuai kebutuhan
6. Dekatkan nierbeken di antara kedua paha dan lakukan penis hygiene
7. Dekatkan nierbeken yang kedua untuk menampung urin
8. Ganti handscoon bersih dengan steril, pasang duk bolong
9. Olesi ujung kateter dengan kassa jelly.
10. Masukkan kateter yang sudah diberi jelly ke uretra sepanjang 15 – 25 cm, sampai urin mengalir,
sambil pasien menarik napas dalam ketika kateter dimasukkan
11. Tampung urin dengan menggunakan nierbeken
12. Perhatikan respon pasien
13. <b>Isi balon kateter dengan cairan aquades sesuai dengan kebutuhan</b> dan tarik selang
kateter secara perlahan sampai ada tahanan
14. Angkat duk bolong, sambungkan kateter ke urin bag, fiksasi ke salah satu paha pasien
15. Bersihkan alat-alat, lepaskan APD, dan cuci tangan
16. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan PROSEDUR TINDAKAN

Soal 88
Apakah yang dimaksud dengan Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage/UHC) ?
a. seluruh masyarakat memiliki akses ke pelayanan kesehatan kapan saja dan dimana saja
b. seluruh masyarakat memiliki akses kesehatan secara gratis
c. seluruh masyarakat memiliki akses ke pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan
d. seluruh masyarakat memiliki akses ke pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan, kapan
saja, dimana saja namun harus membayar iuran JKN dulu
e. seluruh masyarakat memiliki akses ke pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan, kapan
saja dan dimana saja mereka membutuhkannya tanpa kesulitan finansial
Jawaban Benar e
Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage/UHC) mempunyai arti bahwa seluruh
masyarakat memiliki akses ke pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan, kapan saja dan dimana
saja mereka membutuhkannya tanpa kesulitan finansial

Soal 89
Imunisasi HPV diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit …
a. cacar air
b. demam tifoid berat
c. influenza berat
d. kanker leher rahim
e. infeksi saluran nafas berat (pneumonia) dan radang otak (meningitis)

Jawaban benar d

Tujuan Pemberian Imunisasi :


1. Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat menyerang
dan merusak hati. Bila virus ini menjangkit sampai dewasa dapat menjadi kanker hati.
2. Imunisasi Polio adalah imunisasi anak untuk mencegah serangan virus polio yang dapat
menyebabkan kelumpuhan.
3. Imunisasi BCG adalah imunisasi anak untuk mencegah tuberkulosis paru, kelenjar, tulang dan
radang otak yang bisa menimbulkan kematian atau kecacatan.
4. Imunisasi DPT adalah imunisasi anak untuk mencegah 3 penyakit: Difteri, Pertusis dan Tetanus.
Penyakit Difteri dapat menyebabkan pembengkakan dan sumbatan jalan nafas, serta
mengeluarkan racun yang dapat melumpuhkan otot jantung. Penyakit Pertusis berat dapat
menyebabkan infeksi saluran nafas berat (pneumonia). Sedangkan Tetanus mengeluarkan racun
yang menyerang syaraf otot tubuh, sehingga otot menjadi kaku, sulit bergerak dan bernafas.
5. Imunisasi Hib dan Pneumokokus dapat mencegah infeksi saluran nafas berat (pneumonia) dan
radang otak (meningitis).
6. Imunisasi influenza adalah imunisasi anak yang dapat mencegah influenza berat.
7. Vaksin demam tifoid adalah imunisasi yang mencegah penyakit demam tifoid berat.
8. Imunisasi MMR. Vaksin ini mencegah penyakit: Mumps (gondongan, radang buah zakar),
Morbili (campak) dan Rubela (campak Jerman).
9. Imunisasi cacar air (varisela) untuk mencegah penyakit cacar air.
10. Imunisasi Hepatitis A adalah untuk mencegah radang hati karena virus hepatitis A.
11. Imunisasi HPV adalah imunisasi mencegah kanker leher rahim.

Soal 90
Seorang perempuan (48 tahun) dirawat di HCU Interne dengan stroke hemmoragic. Hasil pengkajian;
tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi napas 28x/menit, GCS E2M4V2, suara napas gurgling, dan
tampak slem pada mulut. Perawat akan melakukan tindakan suction, saat ini perawat telah
memasukan kateter suction kedalam mulut pasien. Apakah tindakan yang tepat dilakukan perawat
selanjutnya ?
a. Membasahi ujung kateter dengan cairan normal salin
b. Menyambungkan kateter suction dengan regulator vacum
c. Melakukan penghisapan di sekitar rongga mulut
d. Menyumbat port suction dengan ibu jari
e. menghidupkan regulator vacum

Jawaban benar C

Prosedur Tindakan Suction


1. Cuci tangan
2. Menggunakan handscoon
3. Mengatur posisi pasien
4. Memasang handuk pada bantal atau dibawah dagu pasien
5. Pilih tekanan dan tipe unit vacum yang tepat
6. Menuangkan normal salin/air ssteril dalam wadah steril
7. Sambungkan kateter penghisap dengan regulator vacum
8. Basahi ujung kateter dengan normal salin
9. Lakukan penghisapan, masukan kateter suction secara lembut sampai ujung kateter menyentuh
karina yang ditandai dengan respon batuk. Dahulukan penghisapan di ETT untuk pasien yang
menggunakan ETT/Ventilasi mekanik kemudian diteruskan penghisapan disekitar rongga mulut.
10. Sumbat “port” penghisap dengan ibu jari. Dengan perlahan rotasi kateter saat menariknya, tidak
boleh lebih dari 15 detik
11. Bilas kateter dengan larutan steril. Bila klien tidak mengalami distress pernapasan, istirahat 20-30
detik, sebelum memasukkan ulang kateter.
12. Bila diperlukan penghisapan ulang, ulangi langkah 8-9
13. Bila klien mampu minta untuk nafas dalam dan batuk efektif diantara penghisapan
14. Hisap sekret pada mulut atau dibawah lidah setelah peghisapan orofaringeal
15. Buang kateter penghisap bersamaan dengan pelepasan handscoon
16. Cuci tangan

Soal 91
Seorang perempuan (36 tahun) dirawat di RS dengan asma bronkial.Hasil pengkajian; pasien sesak
nafas dengan frekuensi 28 x/menit. Perawat kemudian mempersiapkan pemberian oksigen dengan
nasal kanul. Saat ini perawat telah menghubungkan nasal kanul ke tabung oksigen. Apakah tindakan
selanjutnya yang dilakukan oleh perawat ?
a. Mengecek fungsi flow meter
b.Mengecek aliran oksigen pada ujung nasal kanul
c. Memasangkan nasal kanul ke pasien dan memfiksasi
d. Mengisi air humidifier
e. Membuka pengatur aliran O2 antara tabung dan pressure regulator

Jawaban benar b

prosedur pemasangan nasal kanul :


1. Verifikasi order
2. Menyiapkan alat
3. Cuci tangan
4. Memberi salam dan menyebutkan nama pasien
5. Menjelaskan tindakan dan kontrak
6. Menjaga privasi
7. Isi glass humidifier dengan water for irigation setinggi batas air
8. Buka pengatur aliran O2 antara tabung dan pressure regulator, kemudian cek fungsi flow meter
9. Menghubungkan selang dan alirkan oksigen
10. Cek aliran oksigen pada ujung nasal kanul
11. Olesi ujung kateter nasal kanul dengan jeli
12. Pasangkan nasal kanul dan fiksasi
13. Evaluasi atau tanyakan aliran oksigen ke pasien
14. Membereskan alat
15. Cuci tangan
16. Dokumentasi

Dari prosedur diatas, setelah perawat memasang nasal kanul ke tabung, tindakan selanjutnya adalah
B. Mengecek aliran oksigen pada ujung nasal kanul.

Soal 92
Seorang perempuan (40 tahun) sedang dirawat di kamar bersalin 1,5 jam postpartum pervaginam.
Perawat melakukan observasi dan vagina tuse (VT), tiba-tiba pasien mengalami perdarahan ± 800 cc,
darah berwarna merah segar. Hasil palpasi abdomen uterus lembek dan 3 jari di bawah umbilikus.
Apakah penyebab perdarahan postpartum yang dialami pasien?
a. Retensio plasenta
b. Laserasi jalan lahir
c. Involusi uteri
d. Koagulopati
e. Atonia uteri

Jawaban benar E

Data fokus : 1,5 jam postpartum pervaginam, dilakukan VT, tiba – tiba terjadi perdarahan ± 800 cc,
hasil palpasi abdomen uterus lembek dan 3 jari di bawah umbilikus. Key words dari kasus ini adalah
uterus lembek (kontraksi jelek) dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Atonia uteri sehingga
terjadi perdarahan post partum. Perdarahan postpartum didefinisikan sebagai kehilangan 500 ml
atau lebih darah setelah persalinan pervaginam atau 1000 ml atau lebih setelah seksio sesaria
(Leveno, 2009; WHO, 2012).
ATONIA UTERI adalah ketidakmampuan uterus khususnya miometrium untuk berkontraksi setelah
plasenta lahir. Perdarahan postpartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serat-serat
miometrium terutama yang berada di sekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat
perlengketan plasenta (Wiknjosastro, 2006). Kegagalan kontraksi dan retraksi dari serat miometrium
dapat menyebabkan perdarahan yang cepat dan parah serta syok hipovolemik.

Tinjauan opsi yang lain:


Opsi “retensio plasenta” tidak tepat. Retensio plasenta merupakan plasenta belum lahir hingga atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Pada kasus telah dijelaskan pasien berada pada kala 4
persalinan ( palsenta telah lahir).
Opsi “ Laserasi jalan lahir” tidak tepat. Laserasi jalan lahir yaitu robekan jalan lahir biasanya akibat
episiotomi, robekan spontan perineum, trauma forsep atau vakum ekstraksi, atau karena versi
ekstraksi (Prawirohardjo, 2010). Pada kasus tidak ada dijelaskan adanya robekan pada jalan lahir saat
persalinan.
Opsi “Involusi Uteri” tidak tepat. Involusi uteri (pengerutan uterus) adalah proses dimana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai setelah plasenta
lahir akibat kontraksi otot – otot polos uterus ( Ambarwati dan Wulandari, 2008).
Opsi “Koagulopati” tidak tepat. Koagulopati adalah kelainan dalam pembekuan darah yang dapat
berupa hipofibrinogenemia, trombositopenia, Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP), HELLP
syndrome (hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet count), Disseminated Intravaskuler
Coagulation (DIC), dan Dilutional coagulopathy (Wiknjosastro, 2006; Prawirohardjo, 2010). Pada
kasus, tidak ada dijelaskan pasien mengalami masalah dalam pembekuan darah.

Soal 93
Hasil rontgen toraks seorang perempuan (21 tahun) adalah tampak bercak infiltrat di perihiler
bilateral dan parakardial kanan. Pasien telah dirawat 1 hari sebelumnya dan tampak batuk produktif
terus menerus tanpa mengeluarkan dahak. Apakah pemeriksaan indikator spesifik lainnya yang perlu
dikolaborasikan oleh perawat ?
a.Sputum BTA
b. Laringoskopi
c. Darah lengkap
d. Uji tuberkulin
e. Analisis cairan pleura

jawaban benar a

Pemeriksaan sputum BTA adalah golden standar penegakan diagnosis melalui pengumpulan 3
spesimen dahak yang dikumpulkan dalam 2 hari kunjungan yang berurutan berupa sewaktu-pagi-
sewaktu (SPS). Teknik ini dapat dilakukan dalam waktu yang relatif cepat.

Soal 94
Berikut adalah jenis imunisasi yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan, yaitu …
a. BCG
b. DPT-HIB
c. Polio
d. Campak
e varisela

Pembahasan ;
Jenis Imunisasi yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan, meliputi :
1) DPT-HIB BCG 1 kali
2) DPT-HIB 3 kali
3) Polio 4 kali
4) Campak 1 kali

Soal 95
Pada satu rumah sakit diketahui terdapat 15 perawat baru yang sedang melakukan orientasi ruangan
serta penjelasan sasaran keselamatan pasien yang merupakan target pencapaian rumah sakit oleh
kepala divisi keperawatan. Kepala divisi mengatakan bahwa target ini merupakan tujuan bersama
untuk direalisasikan kedepannya. Apakah jenis tindakan yang dilakukan oleh kepala divisi
keperawatan?
a. Perencanaan
b.Pengorganisasian
c. Pengelolaan Staff
d. Pengarahan
e. Pengendalian

Jawaban benar C

Peran dan fungsi manajemen keperawatan :


1. Planning (Perencanaan)
Pada proses perencanaan, menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan, prosedur, dan peraturan-
peraturan dalam pelayanan keperawatan, kemudian membuat perkiraan proyeksi jangka pendek
dan jangka panjang serta menentukan jumlah biaya dan mengatur adanya perubahan berencana.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah menetapkan struktur organisasi, menentukan model
penugasan keperawatan sesuai dengan keadaan klien dan ketenagaan, mengelompokkan aktivitas-
aktivitas untuk mencapai tujuan dari unit, bekerja dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan
dan memahami serta menggunakan kekuasaan dan otoritas yang sesuai.
3. Staffing (Pengelolaan Staff)
Meliputi kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian diantaranya adalah rekruitmen,
wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan dan mengsosialisasikan pegawai baru serta
pengembangan staf.
4. Directing (Pengarahan)
Meliputi pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya konflik, pendelegasian, cara
berkomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi.
5. Controlling (Pengendalian)
Meliputi pelaksanaan penilaian kinerja staf, pertanggungjawaban keuangan, pengendalian mutu,
pengendalian aspek legal dan etik serta pengendalian profesionalisme asuhan keperawatan.

Pada soal diketahui bahwa perawat baru sedang melakukan orientasi ruangan serta penjelasan
sasaran keselamatan pasien yang merupakan target pencapaian rumah sakit oleh kepala divisi
keperawatan dimana kepala divisi mengatakan bahwa target ini merupakan tujuan bersama untuk
direalisasikan kedepannya.
Berdasarkan pernyataan ini, diketahui bahwa kepala divisi melakukan fungsi peran manajemen
pengelolaan staf yang meliputi pengorientasian staf baru, menjadwalkan dan mengsosialisasikan
pegawai baru serta pengembangan staf.
Soal 96
Seorang bayi (1 bulan) dibawa ibunya ke puskesmas untuk pemeriksaan tumbuh kembang. Perawat
memeriksa refleks bayi dengan mengusap kaki bagian bawah, bayi merespon dengan jari-jari kaki
seperti mencengkram. Apakah jenis refleks yang diperiksa oleh perawat tersebut ?
a. Refleks Palmar
b. Refleks Babinski
c. Refleks Glabela
d. Refleks Moro
e. Refleks Galant

Jawaban yang tepat: b. Babibnski

Data fokus pengkajian: Perawat memeriksa refleks bayi dengan mengusap kaki bagian bawah, bayi
merespon dengan jari-jari kaki seperti mencengkram.

Reflex Babinski merupakan refleks ditimbulkan pada telapak kaki, dimulai pada tumit, gores sisi
lateral telapak kaki kearah atas kemudian gerakkan jari sepanjang telapak kaki. Semua jari kai
hiperekstensi dengan ibu jari dorsifleksi dicatat sebagai tanda positif. Refleks primitif pada bayi
berupa gerakan jari-jari mencengkram ketika bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang
dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.

Tinjauan opsi lain :


Opsi Refleks palmar grasping (tidak tepat), Bayi baru lahir menggenggam/merenggut jari ibu jika ibu
menyentuh telapak tangannya. Genggaman tangan ini sangat kuat hingga ia bisa menopang seluruh
berat badan jika ibu mengangkatnya dengan satu jari tergenggam dalam setiap tangannya. Gerakan
refleks ini juga terdapat ditelapak kaki yang melengkung saat di sentuh. Gerakan refleks ini hilangs
etelah beberapa bulan. Ia harus belajar menggenggam dengan sengaja. Menurun setelah 10 hari dan
biasanya menghilang setelah 1 bulan.Untuk gerakan kaki berlanjut hingga 8 bulan

Opsi Reflex Glabella (tidak tepat), Refleks Glabella merupakan pengetukan ringan di antara mata.
Jika pasien merespon dengan spasme otot-otot mata terus-menerus dan menutup mata,
berartiglabella posotif. Hal ini mungkin menunjukkan kerusakan pada koneksi antara korteks
frontalis dan kompleks saraf wajah di pons. Refleks ini terlihat pada penyakit Parkinson, tumor lobus
frontalis dan sering muncul dengan demensia.

Opsi Refleks Moro (tidak tepat), Jika bayi dikagetkan oleh suara keras, gerakan mendadak atau
seperti memeluk bila ada rangsangan, cahaya atau posisi secara mendadak, seluruhtubuhnya
bereaksi dengan gerakan kaget , yaitu gerakan mengayunkan/merentangkan lengan dan kaki seolah
ia akan meraih sesuatu dan menariknya dengan cepat ke arah dada dengan posisi tubuh meringkuk
seperti berpegangan dengan erat, mendorong kepala ke belakang, membuka mata, dan mungkin
menangis. Terjadi pada usia 1-2 minggu dan akan menghilang ketika berusia 6 bulan.

Opsi Refleks Gallant (Inkurvasi batang tubuh) (tidak tepat), Sentuhan pada punggung bayi sepanjang
tulang belakang menyebabkan panggul bergerak ke arah sisi yang terstimulasi
Soal 97
Seorang laki-laki (17 tahun) datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada area lengan atas. Hasil
pengkajian: satu bulan yang lalu pasien mengalami fraktur humerus akibat kecelakaan. Saat ini
masih terpasang mitela pada lengan pasien. Hasil rontgen menunjukkan terjadinya dislokasi pada
sendi di daerah yang mengalami fraktur. Apakah tindakan yang bukan merupakan teknik untuk
mengatasi dislokasi sendi pada pasien?
a.Reduksi
b. Rest
c. Decompression
d. Compression
e. Ice

Jawaban benar C

Dislokasi sendi dapat saja terjadi sebagai akibat dari proses pembidaian yang tidak tepat. Dislokasi
sendi menyebabkan pasien akan mengalami nyeri hebat yang menetap.

Terdapat beberapa cara yang dilakukan untuk mengatasi dislokasi sendi yaitu
- Reduksi (memperbaiki dislokasi sendi dengan prosedur anestesi) ;;
- Rest (mengistirahatkan sendi yang mengalami dislokasi);
- Compression (melakukan pemasangan balut tekan) ;
- Ice (melakukan kompres dengan es).

Decompression bukan merupakan tindakan untuk mengatasi dislokasi sendi.


(Sumber: Surratun,dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Sistem.Muskuloskeletal. Jakarta : EGC)

Soal 98
Pembayaran BPJS kepada Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat I (PPK I) dilakukan dgn sistem ?
a. Paket
b.Limited
c. Kapitasi
d. INA CBGs
e. Asuransi Gotong Royong

pembahasan :
Terdapat dua sistem pembayaran yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan kepada fasilitas kesehatan :
1. Bagi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), sistem pembayaran yang diterapkan adalah
sistem kapitasi
2. Bagi Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKTRL), sistem pembayaran yang digunakan
adalah sistem tarif paket INA CBG’s. Sistem INA CBGs adalah tarif paket pelayanan kesehatan
yang mencakup seluruh komponen biaya RS, mulai dari pelayanan non medis hingga tindakan
medis.

Referensi : https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/unduh/index/269
Soal 99
Seorang laki-laki (50 tahun) dirawat di RS dengan CKD on Hemodialisis dan riwayat CHF. Hasil
pengkajian ; pasien mengeluh badan lemah, pusing, merasa tidak enak pada dada sebelah kiri,
beberapa kali pemeriksaan nadi cenderung rendah < 60 kali/menit (bradikaridia), tekanan darah
150/70 mmHg dan frekuensi napas 22 kali/menit. Apakah pemeriksaan laboratorium yang tepat
untuk menunjang diagnosis pada kasus diatas ?
a. Troponin I
b. Hb, Leukosit, dan trombosit
c. Natrium dan Kalium
d. Ureum dan Kreatinin
e. CKMB

Jawaban benar c

Pembahasan ;
Data fokus;
• Pasien dengan CKD on Hemodialisis dan riwayat CHF
• Pasien mengeluh badan lemah, merasa tidak enak pada dada sebelah kiri
• Beberapa kali pemeriksaan nadi cenderung rendah < 60 kali/menit (bradikaridia), tekanan darah
150/70 mmHg

Berdasarkan data pada kasus diatas, pasien mengalami bradikardi dengan frekuensi nadi < 60
kali/menit. Bradikardi adalah gangguan irama jantung di mana jantung berdenyut lebih lambat dari
normal, yaitu 60x/menit. Adapun diferensial diagnosis pada bradikardia adalah DIE (Drugs, Ischemia,
dan Electrolytes).

• Drugs ; digoxin, Non-dihydropidineCalcium Channel Blocker (Verapamil), Beta Blockers, Cionidine.


• Ischemia ; heartblock; AV block derajat I-III, sick sinus syndrome. Heart block dengan sinkop dan
nyeri dada harus dipantau ketat karena iskemik miokardium adalah proses dinamik.
• Electrolytes; hyperkalemia adalah penyebab utama terjadinya bradikardi.

Pada kasus dikatakan pasien dengan CKD/gagal ginjal kronis, hal ini bisa menjadi penyebab
terjadinya hyperkalemia. Dimana ginjal tidak mampu mengekskresikan kalium dari dalam tubuh,
sehingga terjadi penumpukan kadar ion kalium darah.

Peningkatan kadar kalium dalam darah akan mempengaruhi kerja otot jantung, dimana ion kalium
berperan dalam potensial aksi pacu jantung. Hiperkalemia menyebabkan perataan sudut bagian
potensial aksi ini yang dapat menyebabkan detak jantung lebih lambat. <b>Sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan kadar kalium darah.</b>

Tinjauan opsi lain ;

Opsi Troponin I dan CKM (kurang tepat), karena ini adalah pemeriksaan penanda jantung, dimana
indikasi pemeriksaan ini adalah pasien yang dicurigai mengalami coroner akut dengan manifestasi;
Nyeri dada substernal, Lama lebih dari 20 menit , Keringat dingin, Gambaran EKG abnormal, dapat
disertai penjalaran nyeri hingga ke lengan kiri, punggung, rahang dan ulu hati.

Opsi Hb, Leukosit, dan trombosit (kurang tepat), ini merupakan pemeriksaan hematologi yang
menggambarkan jumlah komponen sel-sel darah, bukan pemeriksaan yang tepat untuk mengetahui
gangguan keseimbangan elektrolit tubuh.

Opsi Ureum dan Kreatinin (kurang tepat), karena ini merupakan pemeriksaan penunjang
laboratorium untuk mengetahui gangguan fungsi ginjal.

Soal 100
Seorang laki-laki ( 30 tahun) dirawat di RS dengan keluhan: BB menurun sejak 3 bulan ini, nafsu
makan menurun, batuk berdahak tidak kunjung sembuh. Pasien direncanakan untuk dilakukan test
TB Skin Test. Apakah tujuan dilakukan tes tersebut pada pasien?
a. Untuk mengidentifikasi virus yang menginfeksi pasien
b. Untuk menentukan antibiotik yang tepat pada pasien
c. Menentukan adanya Mycobacterium TB aktif pada pasien
d. Untuk mendeteksi adanya infeksi Mycobacterium tubeculosis
e. Untuk mendeteksi adanya infeksi Salmonella thypii

pembahasan :
Data fokus:
- Pasien dirawat di RS dengan keluhan BB menurun sejak 3 bulan ini, nafsu makan menurun, batuk
berdahak tidak kunjung sembuh
- Pasien direncanakan untuk dilakukan test TB Skin Test.

Uji tuberkulin atau mantoux test adalah salah satu metode yang digunakan untuk mendiagnosis atau
mendeteksi infeksi Mycobacterium tuberkulosis.
Uji tuberkulin dilakukan untuk melihat seseorang mempunyai kekebalan terhadap basil TB, sehingga
sangat baik untuk mendeteksi infeksi TB.

Tetapi uji tuberkulin ini tidak dapat untuk menentukan Mycobacterium tuberculosis tersebut aktif
atau tidak aktif (laten).

Tinjauan opsi lain:


 Opsi Untuk mengidentifikasi virus yang menginfeksi pasien (tidak tepat), karena tes mantoux
merupakan uji spesifik pada kuman TB.
 Opsi Untuk menentukan antibiotik yang tepat pada pasien (tidak tepat), karena tujuan utama dari
mantoux tes adalah untuk mengetahui infeksi kuman TB. Untuk mengetahui jenis antibiotik pada
pasien dengan keluhan infeksi paru biasanya dilakukan kultur sputum
 Opsi Menentukan adanya Mycobacterium TB aktif pada pasien (tidak tepat), karena tes mantoux
tidak mampu mengidentifikasi apakah kuman TB aktif atau laten
 Opsi Untuk mendeteksi adanya infeksi Salmonella thypii (tidak tepat), karena tes yang digunakan
untuk mengetahui Salmonella thypii adalah tes widal dan Anti Salmonela IgM (TuBex).

Anda mungkin juga menyukai