Anda di halaman 1dari 3

2.

1 Anastomosis pembuluh darah mikro dalam Bedah Mulut dan Maksilofasial

Memahami Anastomosis pembuluh darah mikro merupakan aspek yang penting

untuk mencegah perdarahan selama prosedur bedah di daerah oromaksilofasial, termasuk

osteotomi, implantasi gigi/augmentasi sinus, dan trauma. Sejumlah penelitian telah

memberikan deskripsi yang bervariasi tentang anastomosis arteri sinus maksilaris dan jarak

dari ridge alveolar ke anastomosis ekstraosseus dan intraoseus pada daerah gigi premolar dan

molar rahang atas (Kqiku, et al., 2015).

Arteri Alveolar Posterior Superior dan arteri infra orbital beranastomosis memasuki

sinus maksilaris. Lokasinya sangat penting selama operasi, terutama selama augmentasi sinus

untuk implan gigi di rahang atas posterior. Metode diseksi anatomi yang digunakan untuk

penilaian struktur anatomi adalah metode yang paling sering digunakan (Kqiku, et al., 2015).

Sinus maksilaris dimasuki oleh cabang-cabang arteri (MA), yaitu arteri alveolar superior

posterior (PSAA), arteri infraorbital (IOA), dan arteri palatina desendens. PSAA dan IOA

membentuk vaskular anastomosis di dinding anterolateral sinus [6-10]. NS

cabang gingiva PSAA beranastomosis pada 90% dengan cabang terminal ekstraosseus dari

IOA dan membentuk gabungan arteri yang dikenal sebagai anastomosis ekstraosseus (EA);

NS cabang gigi PSAA yang dianastomosis dengan cabang intraosseous (arteri alveolar

superior anterior/ASAA) dari IOA untuk membentuk gabungan arteri yang dikenal sebagai

anastomosis intraosseous (IA) pada 100% kasus.

2.2 Surgical drain

Surgical drain adalah saluran yang mengalirkan berbagai cairan tubuh dan telah

digunakan dalam operasi selama beberapa tahun. Aplikasi Surgical drain dapat

diklasifikasikan berdasarkan fungsinya sebagai profilaksis dan terapeutik. Surgical drain


berfungsi mengeluarkan cairan tubuh sehingga mencegah akumulasi cairan serosa (seroma),

dan memperbaiki luka penyembuhan. (Durai et al., 2009).

Surgical drain juga dapat difungsikan menjadi drain tertutup atau terbuka, aktif atau

pasif tergantung pada situasi dan fungsinya. drain tertutup selanjutnya diklasifikasikan ke

dalam vakum dan varietas non vakum. Kekurangan drain yang tertutup mendorong

lingkungan anaerobik yang dapat mendorong pertumbuhan bakteri tertentu. Drain aktif yaitu

drain yang memiliki tekanan negatif (Durai et al., 2009). Indikasi dalam penggunaan drain

bedah dibagi menjad dua, yakni profilaksis dan terapeutik. Untuk indikasi profilaksis adalah

(1) Untuk megeliminasi darah dan serum. (2) Untuk menghilangkan nanah, darah dan eksudat

serous, chyle dan empedu. (3) Untuk membentuk fistula, misalnya setelah eksplorasi saluran

empedu. Untuk indikasi terapeutik antara lain (1) Untuk mengalirkan nanah, darah, eksudat

serosa, chyle atau empedu (2) Untuk mengalirkan udara dari rongga pleura (3) Untuk

mengalirkan cairan rongga abdomen.

2.3 Diathermy Bedah: Prinsip dan Kehati-Hatian

Penggunaan diathermy terutama yang berhubungan dengan penggunaan instrumen lain

sangatlah kompleks melebihi dari yang dibayangkan, dan tidak mengejutkan bila dapat terjadi

suatu kesalahan saat penggunaannya. Seorang ahli bedah memang harus bertanggung jawab

penuh terhadap penggunaan diathermy, namun ahli anastesi juga harus menanggung sebagian

tanggung jawab tersebut karena penggunaan dhiatermy berhubungan dengan perlengkapan

anastesi. Surgical diathermy menghasilkan frekuensi tinggi yang bervariasi antara 250

kilohertz sampai 10 megahertz yang akan menghasilkan panas. Sangat penting untuk

membuat bentuk busur diantara elektroda diathermy dan dengan jaringan yang akan diambil

pada saat pemotongan. Saat jaringan dipegang menggunakan forsep arteri, penggumpalan

darah akan terjadi karena bentuk busur tersebut menghilang. Saat memotong, bentuk busur

dijaga sehingga elektroda tidak menyentuh jaringan, panas yang kuat akan terbentuk di
daerah bentuk busur tersebut dan membuat jaringan menguap. Saat koagulasi, panas akan

terbentuk di dalam jaringan, tetapi jauh lebih tidak panas dibandingkan dengan saat dilakukan

pemotongan. Metode untuk mmenghasilkan gelombang yang terbaru adalah dengan

menggunakan transistor oscillators. Penggunaan plat pada saat operasi adalah untuk

mendapat resistensi yang rendah dan densitas arus rendah untuk menghindari terjadinya luka

bakar ataupun sengatan listrik (Watson, 1978).

Rujukan Pustaka

Durai R., Mownah A., Philip CHN. Use of Drains in Surgery: a review. Open
learning 2009;19(6): 180-185.

Girkar F., Mittal G., Kalra P. Microvascular anastomosis in oral and maxillofacial
surgery. Archives of International Surgery. 2016: 6(2): 65-73.

Kqiku L., Biblekaj R., Weiglein AH. Location of the extraosseous and intraosseous
arterial anastomosis of the maxillary sinus in edentulous specimens. Clin Oral Invest. 2015.

Watson, A.B., Loughman, J. The Surgical Dhiatemy: Principles Of Operation And


Safe Use. Anaesthesia and Intensive Care.1978; 6(4).

Anda mungkin juga menyukai