Anas
Anas
memberikan deskripsi yang bervariasi tentang anastomosis arteri sinus maksilaris dan jarak
dari ridge alveolar ke anastomosis ekstraosseus dan intraoseus pada daerah gigi premolar dan
Arteri Alveolar Posterior Superior dan arteri infra orbital beranastomosis memasuki
sinus maksilaris. Lokasinya sangat penting selama operasi, terutama selama augmentasi sinus
untuk implan gigi di rahang atas posterior. Metode diseksi anatomi yang digunakan untuk
penilaian struktur anatomi adalah metode yang paling sering digunakan (Kqiku, et al., 2015).
Sinus maksilaris dimasuki oleh cabang-cabang arteri (MA), yaitu arteri alveolar superior
posterior (PSAA), arteri infraorbital (IOA), dan arteri palatina desendens. PSAA dan IOA
cabang gingiva PSAA beranastomosis pada 90% dengan cabang terminal ekstraosseus dari
IOA dan membentuk gabungan arteri yang dikenal sebagai anastomosis ekstraosseus (EA);
NS cabang gigi PSAA yang dianastomosis dengan cabang intraosseous (arteri alveolar
superior anterior/ASAA) dari IOA untuk membentuk gabungan arteri yang dikenal sebagai
Surgical drain adalah saluran yang mengalirkan berbagai cairan tubuh dan telah
digunakan dalam operasi selama beberapa tahun. Aplikasi Surgical drain dapat
Surgical drain juga dapat difungsikan menjadi drain tertutup atau terbuka, aktif atau
pasif tergantung pada situasi dan fungsinya. drain tertutup selanjutnya diklasifikasikan ke
dalam vakum dan varietas non vakum. Kekurangan drain yang tertutup mendorong
lingkungan anaerobik yang dapat mendorong pertumbuhan bakteri tertentu. Drain aktif yaitu
drain yang memiliki tekanan negatif (Durai et al., 2009). Indikasi dalam penggunaan drain
bedah dibagi menjad dua, yakni profilaksis dan terapeutik. Untuk indikasi profilaksis adalah
(1) Untuk megeliminasi darah dan serum. (2) Untuk menghilangkan nanah, darah dan eksudat
serous, chyle dan empedu. (3) Untuk membentuk fistula, misalnya setelah eksplorasi saluran
empedu. Untuk indikasi terapeutik antara lain (1) Untuk mengalirkan nanah, darah, eksudat
serosa, chyle atau empedu (2) Untuk mengalirkan udara dari rongga pleura (3) Untuk
sangatlah kompleks melebihi dari yang dibayangkan, dan tidak mengejutkan bila dapat terjadi
suatu kesalahan saat penggunaannya. Seorang ahli bedah memang harus bertanggung jawab
penuh terhadap penggunaan diathermy, namun ahli anastesi juga harus menanggung sebagian
anastesi. Surgical diathermy menghasilkan frekuensi tinggi yang bervariasi antara 250
kilohertz sampai 10 megahertz yang akan menghasilkan panas. Sangat penting untuk
membuat bentuk busur diantara elektroda diathermy dan dengan jaringan yang akan diambil
pada saat pemotongan. Saat jaringan dipegang menggunakan forsep arteri, penggumpalan
darah akan terjadi karena bentuk busur tersebut menghilang. Saat memotong, bentuk busur
dijaga sehingga elektroda tidak menyentuh jaringan, panas yang kuat akan terbentuk di
daerah bentuk busur tersebut dan membuat jaringan menguap. Saat koagulasi, panas akan
terbentuk di dalam jaringan, tetapi jauh lebih tidak panas dibandingkan dengan saat dilakukan
menggunakan transistor oscillators. Penggunaan plat pada saat operasi adalah untuk
mendapat resistensi yang rendah dan densitas arus rendah untuk menghindari terjadinya luka
Rujukan Pustaka
Durai R., Mownah A., Philip CHN. Use of Drains in Surgery: a review. Open
learning 2009;19(6): 180-185.
Girkar F., Mittal G., Kalra P. Microvascular anastomosis in oral and maxillofacial
surgery. Archives of International Surgery. 2016: 6(2): 65-73.
Kqiku L., Biblekaj R., Weiglein AH. Location of the extraosseous and intraosseous
arterial anastomosis of the maxillary sinus in edentulous specimens. Clin Oral Invest. 2015.