DISUSUN OLEH: NAMA : RENY DYAH KURNIAWATI KELAS : XI-7 NO. ABSEN: 27
SMA TARUNA NUSANTARA
BIOGRAFI KIAI HAJI AHMAD DAHLAN
Kiai Haji Ahmad Dahlan yang memiliki julukan kecil Muhammad Darwis ini lahir di Kauman, Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 1868. Beliau lahir sebagai putra keempat dari tujuh bersaudara dimana seluruhnya ialah perempuan kecuali Ahmad Dahlan sendiri dan adik bungsunya. Ayahnya bernama KH. Abu Bakar yang merupakan ulama dan khatib termuka di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta. Sedangkan, ibunya adalah puteri dari H. Ibrahim yang menjabat sebagai penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa itu. Kiai Haji Ahmad Dahlan termasuk keturunan dari Maulana Malik Ibrahim, yakni salah satu Walisongo yang berjasa dalam penyebaran agama Islam di Jawa. Pada umur 15 tahun, Darwis kecil pergi ke tanah suci untuk menunaikan haji dan tinggal di Mekkah selama 5 tahun. Pada periode ini, ia mulai berinteraksi dengan pemikiran- pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Ketika beliau pulang dari Mekkah, beliau mengganti namanya menjadi Ahmad Dahlan. Sepulangnya dari Makkah ini, iapun diangkat menjadi Khatib Amin di lingkungan Kesultanan Yogyakarta.Lalu, pada tahun 19O3 Ahmad Dahlan kembali ke Mekkah dan menetap selama dua tahun. Selama periode ini, beliau berguru kepada Syekh Ahmad Khatib yang juga menjadi guru bagi KH. Hasyim Asyari, pendiri Nahdhatul Ulama. Sepulangnya dari Mekkah, beliau menikah dengan Nyai Siti Walidah yang masih sepupunya sendiri dan dikaruniai 6 orang anak. Kiai Haji Ahmad Dahlan dikenal sebagai salah satu wirausaha batik yang cukup berhasil di kala itu. Selain itu, beliau juga aktif dalam kegiatan masyarakat. Ia memiliki gagasan-gagasan cemerlang sehingga mudah diterima dan dihormati di tengah kalangan masyarakat. Ia juga dengan cepat mendapatkan tempat di berbagai organisasi seperti Jam’iyatul Khair, Budi Utomo, Syarikat Islam, dan Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Ahmad Dahlan bergabung dengan Budi Utomo tepatnya pada tahun 19O9. Di sana beliau memberikan pelajaran-pelajaran untuk memenuhi keperluan anggota. Pelajaran yang diberikannya dirasakan sangat berguna sehingga para anggota Budi Utomo memberikan saran kepada Dahlan untuk mendirikan sekolah sendiri yang diatur dengan rapi dan didukung oleh organisasi yang bersifat permanen. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari nasib seperti pesa;ntren tradisional yang terpaksa ditutup bila kiai pemimpinnya meninggal dunia. Saran tersebut kemudian ditindaklanjuti Dahlan dengan mendirikan organisasi bernama Muhammadiyah tepatnya pada tanggal 18 November 1912. G.1 Lambang Organisasi Muhammadiyah Muhammadiyah didirikan untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di bumi nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. Dia ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur'an dan al-Hadits. Dan sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan. Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga mendapatkan resistensi, baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan dan hasutan datang bertubi-tubi kepadanya. Walaupun berbagai macam fitnah datang, ia tetap teguh dengan cita-cita nya tersebut. Strategi yang dipilihnya untuk mempercepat dan memperluas gagasannya tentang gerakan dakwah Muhammadiyah ialah dengan mendidik para calon pamongpraja (calon pejabat) yang belajar di OSVIA Magelang dan para calon guru yang belajar di Kweekschool Jetis Yogyakarta, karena ia sendiri diizinkan oleh pemerintah kolonial untuk mengajarkan agama Islam di kedua sekolah tersebut. Dengan mendidik para calon pamongpraja tersebut diharapkan akan dengan segera memperluas gagasannya tersebut, karena mereka akan menjadi orang yang mempunyai pengaruh luas di tengah masyarakat. Demikian juga dengan mendidik para calon guru yang diharapkan akan segera mempercepat proses transformasi ide tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, karena mereka akan mempunyai murid yang banyak. Oleh karena itu, Dahlan juga mendirikan sekolah guru yang kemudian dikenal dengan Madrasah Mu’allimin (Kweekschool Muhammadiyah) dan Madrasah Mu’allimat (Kweekschool Putri Muhammadiyah). Dahlan mengajarkan agama Islam dan tidak lupa menyebarkan cita-cita pembaharuannya. Pada tanggal 20 Desember 1912, Ahmad Dahlan mengajukan permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan badan hukum. Permohonan itu baru dikabulkan pada tahun 1914, dengan Surat Ketetapan Pemerintah No. 81 tanggal 22 Agustus 1914. Izin itu hanya berlaku untuk daerah Yogyakarta dan organisasi ini hanya boleh bergerak di daerah Yogyakarta. Dari Pemerintah Hindia Belanda timbul kekhawatiran akan perkembangan organisasi ini. Itulah sebabnya kegiatannya dibatasi. Walaupun Muhammadiyah dibatasi, tetapi di daerah lain seperti Srandakan, Wonosari, Imogiri dan lain-lain tempat telah berdiri Cabang Muhammadiyah. Hal ini jelas bertentangan dengan dengan keinginan pemerintah Hindia Belanda. Untuk mengatasinya, maka K.H. Ahmad Dahlan menyiasatinya dengan menganjurkan agar Cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta memakai nama lain, misalnya Nurul Islam di Pekalongan, Al-Munir di Makassar, dan di Garut dengan nama Ahmadiyah. Sedangkan di Solo berdiri perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathonah (SATF) yang mendapat pimpinan dari Cabang Muhammadiyah.
G.2 Makam KH. Ahmad Dahlan
Pada tahun 1923, KH. Ahmad Dahlan meninggal dunia dan dimakamkan di daerah Karangkajen, Yogyakarta. Atas jasa-jasa K.H. Ahmad Dahlan dalam mem-bangkitkan kesadaran bangsa ini melalui pembaharuan Islam dan pendidikan, maka Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun 1961. Dasar-dasar penetapan itu ialah sebagai berikut : 1. K.H. Ahmad Dahlan telah memelopori kebangkitan ummat Islam untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat. 2. Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan ummat, dengan dasar iman dan Islam. 3. Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam. 4. Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial Ahmad Dahlan adalah seorang yang sangat hati-hati dalam kehidupan sehari- harinya. Ada sebuah nasehat yang ditulisnya dalam bahasa Arab untuk dirinya sendiri: “Wahai Dahlan, sungguh di depanmu ada bahaya besar dan peristiwa-peristiwa yang akan mengejutkan engkau, yang pasti harus engkau lewati. Mungkin engkau mampu melewatinya dengan selamat, tetapi mungkin juga engkau akan binasa karenanya. Wahai Dahlan, coba engkau bayangkan seolah-olah engkau berada seorang diri bersama Allah, sedangkan engkau menghadapi kematian, pengadilan, hisab, surga, dan neraka. Dan dari sekalian yang engkau hadapi itu, renungkanlah yang terdekat kepadamu, dan tinggalkanlah lainnya (diterjemahkan oleh Djarnawi Hadikusumo). DAFTAR PUSTAKA 1. Wikipedia.org.20 November 2019.Ahmad Dahlan. 2. Biografiku.14 Desember 2018.biografi kh ahmad dahlan. 3. http://www.muhammadiyah.or.id/id/5-content-156-det-kh-ahmad-dahlan.html