Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PASIEN DENGAN GANGGUAN PERTUKARAN GAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu


Praktek Klinik Keperawatan Dasar
Di Kecamatan Karangrejo Magetan

Oleh:
Nama : Niken Rizki Saputri
NIM : P17210192031

PRODI D-III KEPERAWATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Masalah Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Periode 9 s/d 14 Tahun Ajaran 2020/2021

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal 14 Bulan Agustus Tahun 2021

Malang, 14 Agustus 2021

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

………………………….. (Joko Pitoyo S.Kep., M.Kep.)


Laporan Pendahuluan

Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Pertukaran Gas

BAB 1

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH GANGGUAN


KEBUTUHAN OKSIGENASI : GANGGUAN PERTUKARAN GAS

1.1 Definisi
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses kehidupan
karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen
didalam tubuh harus terpenuhi karena apabila berkurang maka akan terjadi kerusakan pada
jaringan otak dan apabila berlangsung lama akan menyebabkan kematian Proses pemenuhan
kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui
saluran pernafasan, pembebasan jalan nafas dari sumbatan yang menghalangi masuknya
oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara normal
(Khoirunisak, n.d.)
Oksigenasi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar pada manusia, pemenuhan
kebutuhan oksigenasi ditujukan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahan
hidupnya dan melakukan aktivitas sebagai organ atau sel (Selviana, 2015)
1.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi
A. Faktor fisiologis
1. Menurunnya kapasitas Oksigen seperti pada penderita anemia
2. Menurunnya Konsentrasi Oksigen yang di inspirasi seperti pada obstruksi saluaran
napas bagian atas.
3. Hipovolemia sehingga sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2
terganggu
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi,demam,ibu hamil, luka.
5. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,
obesitas, musculoskeletal yang abnormal, serta penyakit kronis seperti TB paru.
B. Faktor perkembangan
1. Bayi premature
2. Bayi dan toodler
3. Anak usia sekolah dan pertengahan
4. Dewasa tua
C. Faktor perilaku
1. Nutrisi
2. Latihan fisik
3. Merokok
4. Penyalahgunaan substansi kecemasan
D. Faktor lingkungan
1. Tempat kerja
2. Suhu lingkungan
3. Ketinggian dari tempat permukaan laut
(Haswita, 2017)
1.3 Patofisiologis dan mekanisme
Patofisiologi dari asma yaitu adanya faktor pencetus seperti debu, asap rokok, bulu
binatang, hawa dingin terpapar pada penderita. Benda-benda tersebut setelah terpapar
ternyata tidak dikenali oleh sistem di tubuh penderita sehingga dianggap sebagai benda asing
(antigen). Anggapan itu kemudian memicu dikeluarkannya antibody yang berperan sebagai
respon reaksi hipersensitif seperti neutropil, basophil, dan immunoglobulin E. masuknya
antigen pada tubuh yang memicu reaksi antigen akan menimbulkan reaksi antigen-antibodi
yang membentuk ikatan seperti key and lock (gembok dan kunci). Ikatan antigen dan
antibody akan merangsang peningkatan pengeluaran mediator kimiawi.
Peningkatan mediator kimia tersebut akan merangsang peningkatan permiabilitas kapiler,
pembengkakan pada mukosa saluran pernafasan (terutama bronkus). Pembengkakan yang
hampir merata pada semua bagian pada semua bagian bronkus akan menyebabkan
penyempitan bronkus (bronkokontrikis) dan sesak nafas. Penyempitan bronkus akan
menurunkan jumlah oksigen luar yang masuk saat inspirasi sehingga menurunkan ogsigen
yang dari darah. kondisi ini akan berakibat pada penurunan oksigen jaringan sehingga
penderita pucat dan lemah. Pembengkakan mukosa bronkus juga akan meningkatkan sekres
mucus dan meningkatkan pergerakan sillia pada mukosa. Penderita jadi sering batuk dengan
produksi mucus yang cukup banyak (Harwina Widya Astuti 2010).
1.4 Tanda dan Gejala
A. Tanda dan Gejala Mayor
1) Subjektif
Dipsnea
2) Objektif
a. PCO2 meningkat/menurun
b. PO2 menurun
c. Takikardia
d. pH arteri meningkat/menurun
e. bunyi nafas tambahan
B. Tanda dan Gejala Minor
1) Subjektif
a. Pusing
b. Penglihatan kabur
2) Objektif
a. Sianosis
b. Diaphoresis
c. Gelisah
d. Pola nafas abnormal (cepat, lambat, regular/ireguler, dangkal)
e. Warna kulit abnormal (pucat/kebiruan)
f. Kesadaran menurun
1.5 Pathway
Infeksi Merokok Polusi Alergen Genetik

Masuk saluran pernafasan

Iritasi mukosa saluran pernafasan

Reaksi inflamasi

Hipertropi dan hyperplasia mukosa bronkus

Metaplasia sel globet

Penyempitan saluran pernafasan

Jalan nafas tidak efektif

Obstruksi

Penularan udara ke alveoli

Vasokontriksi pembuluh darah paru-paru

MK : Gangguan Pertukaran Gas


BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ASMA
2.1 Pengkajian
2.1.1 Identitas Klien

Data yang dikumpulkan saat pengkajian meliputi nama, umur, dan jenis kelamin.
Hal ini perlu dilakukan pada pasien asma karena sangat berkaitan. Status atopik
sangat mungkin terjadi pada serangan asma di usia dini karena dapat memberikan
implikasi, sedangkan faktor non-atopik menyerang pada usia dewasa. Lingkungan
klien akan tergambarkan berdasarkan kondisi tempat tinggal menggambarkan
kondisi lingkungan klien berada.

2.1.2 Riwayat Kesehatan


A. Riwayat Penyakit Pasien Saat ini
Klien dengan serangan asma datang mencari pertolongan terutama
dengan keluhan sesak napas yang hebat dan mendadak, kemudian
diikuti dengan gejala-gejala lain seperti wheezing, penggunaan otot
bantu napas, kelelahan, gangguan kesadaran, sianosis, dan perubahan
tekanan darah.
B. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa dahulu seperti adanya
infeksi saluran napas atas, sakit tenggorokan, amandel, sinusitis, dan
polip hidung. Riwayat serangan asma, frekuensi, waktu, dan alergen-
alergen dicurigai sebagai pencetus serangan, serta riwayat pengobatan
yang dilakukan untuk meringankan gejala asma.
C. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit asma memiliki hipersensitivitas yang lebih ditentukan oleh
faktor genetik dan lingkungan, sehingga perlu dikaji tentang riwayat
penyakit asma dan alergi pada anggota keluarga.
2.1.3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: hal yan perlu dikaji perawat mengenai tentang kesadaran
klien, kecemasan, kegelisahan, kelemahan suara bicara, denyut nadi,
frekuensi pernapasan yang meningkat, penggunaan otot-otot bantu
pernapasan, sianosis, batuk dengan lendir lengket, dan posisi istirahat
klien.
2.2 Diagnosa yang mungkin muncul
No Dx Kep Definisi Etiologi Tanda dan Gejala Kondisi Klinis terkait
1. Gangguan Kelebihan atau a. Ketidak Gejala dan tanda mayor a. Penyakit
Pertukaran kekurangan seimbangan Subjektif obstruksi paru
Gas oksigenasi dan/atau ventelasi-perfusi Dipsnea kronis (PPOK)
(D.0003) eliminasi b. Perubahan Objektif b. Gagal jantung
karbondioksida pada membrane a. PCO2 meningkat/menurun kongestif
membrane alveolus- alveolus-kapiler b. PO2 menurun c. Asma
kapiler. c. Takikardia d. Pneumonia
d. pH arteri e. Tuberculosis
meningkat/menurun paru
e. bunyi nafas tambahan f. Penyakit
Tanda dan Gejala Minor membrane
Subjektif hialin
a. Pusing g. Asfiksia
b. Penglihatan kabur h. Prematuritas
Ojektif i. Infeksi saliuran
a. Sianosis nafas
b. Diaforesis
c. Gelisah
d. Pola nafas abnormal (cepat,
lambat, regular/ireguler,
dangkal)
e. Warna kulit abnormal
(pucat/kebiruan)
f. Kesadaran menurun

2. Bersihan jalan Ketidakmampuan Fisiologis Tanda dan Gejala Mayor a. Gullian barre
nafas tidak membersihkan secret a. Spasme jalan Subjektif syndrome
efektif atau obstruksi jalan nafas (tidak tersedia) b. Sklerosis
(D.0001) nafas untuk b. Hipersekresi Objektif multipel
mempertahankan jalan nafas a. Batuk tidak efektif c. Myasthenia
jalan nafas tetap paten c. Disfungsi b. Tidak mampu batuk gravis
neuromuskuler c. Sputum berlebih d. Depresi sistem
d. Benda asing d. Mengi, wheezing dan/atau saraf pusat
dalam jalan ronkhi kering e. Cidera kepala
nafas e. Meconium di jalan nafas f. Stroke
e. Adanya jalan (pada neonatus) g. Sindrom
nafas buatan Tanda dan Gejala Minor aspirasi
f. Sekresi yang Subjektif meconium
tertahan a. Dispnea h. Infeksi saluran
g. Hiperplasi b. Sulit bicara nafas
dinding jalan c. Ortopnea
nafas
h. Proses infeksi Objektif
i. Respon alergi a. Gelisah
j. Efek agen b. Sianosis
farmakologis c. Bunyi nafas menurun
(mis. anastesi) d. Frekuensi nafas berubah
Situasional e. Pola nafas berubah
a. Merokok pasif
b. Merokok aktif
c. Terpajan
polutan
2.3 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Observasi Teraupetik Edukasi Kolaborasi


1. Gangguan - Monitor frekuensi - Antur interval - Jelaskan tujuan Tidak ada
Pertukaran Gas dan kedalaman pemantauan dan prosedur
(Pemantauan nafas respirasi sesuai pemantauan
Respirasi) - Monitor pola nafas kondisi pasien - Informasikan
(seperti bradipnea, - Dokumentasi hasil
takipnea, hasil pemantauan pemantauan, jika
hiperventelasi, perlu
Kussmaul)
- Monitor saturasi
oksigen
- Monitor adanya
produksisputum
2. Bersihan jalan nafas - Monitor pada nafas - Posisikan semi - Anjurkan asupan - Kolaborasi
tidak efektif (frekuensi, fowler atau cairan pemberian
(Manajemen Jalan kedalaman, usaha fowler 2000ml/hari,jika bronkodilator,
Nafas) nafas) - Berikan minuman tidak kontra ekspektoran,
- Monitor bunyi hangat indikasi mukolitik, jika
nafas tambahan - Lakukan - Ajarkan teknik perlu
(mis. Gurgling, fisioterapi dada, batuk efektif
mengi, wheezing, jika perlu
ronkhi kering) - Lakukan
- Monitor sputum penghisapan
(jumlah,warna,aro lendir kurang dari
ma) 15 detik
Daftar Pustaka

Haswita, S. R. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Dan

Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.

KHOIRUNNISAK, L. (n.d.). LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DASAR PADA Tn. D DENGAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.

Selviana, B. Y. (2015). Effect of coffee and stress with the incidence of gastritis. Jurnal

Majority, 4(2).

Anda mungkin juga menyukai