Pertemuan 5 Aspek Legal Dan Pendokumentasian Keperawatan Vioni Hanera Savitri
Pertemuan 5 Aspek Legal Dan Pendokumentasian Keperawatan Vioni Hanera Savitri
DOSEN : EL RAHMAYATI,.S.Kp,.M.Kes.
Disusun Oleh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan petunjuk untuk
menyelesaikan tugas makalah ini . Tanpa pertolongan-Nya saya tidak akan bias
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Yang kita nanti-nantikan syafa’at
nya diakhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya, baik itu
berupa kesehatan fisik maupun akal fikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan tugas pertemuan kelima dari mata kuliah Dokumentasi Keperawatan.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun
BAB I
1.2 Contoh Di Lapangan Tentang Implikasi Hukum Dan Aspek Legal Dokumentasi
Keperawatan
1. Contoh Tuntutan Pidana
Tuntutan pidana tentang perampokan korban mengali luka pada bagian
abdomen.Catatan perawat pada pemeriksaan dapat diajukan sebagai
bukti dalam persidangan.
2. Contoh Tuntutan Perdata
Seorang wanita menderita luka bakar serius karena ledakan oven kue di
rumahnya kemudian menggugat pabrik oven .Catatan di ruang gawat
darurat tentang luka bakar tersebut diakui sebagai bukti selama
persidangan yang memberikan kesaksian tentang luas atau derajat luka
bakar,perawatan dan pengobatan luka bakar.
BAB II
1. Otonomi (Autonomi)
prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Penulis menggunakan prinsip ini untuk memberikan
hak kepada klien dalam meberikan keputusan sendiri untuk ikut serta sebagai sasaran
asuhan penulis.
3. Justice (Keadilan)
nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan. Penulis akan menuliskan hasil didalam dokumentasi asuhan
keperawatan sesuai dengan hukum dan standar praktik keperawatan.
prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien. Penulis
akan sangat memperhatikan kondisi klien agar tidak menimbulkan bahaya atau cidera fisik
pada saat dilakukan tindakan keperawatan.
5. Veracity (Kejujuran)
nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien. untuk meyakinkan
agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.
Penulis akan menggunakan Kebenaran yang merupakan dasar membina hubungan saling
percaya. Klien memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia
ingin tahu dari penulis.
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Perawat akan menjaga informasi Dokumentasi klien tentang keadaan kesehatan klien
hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi
tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.
8. Accountability (Akuntabilitasi)
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali. Penulis menggunakan prinsip ini untuk
memberikan jawaban kepada otoritas yang lebih tinggi atas tindakan yang telah diberikan
oleh penulis kepada klien.
menurut Serri (2010), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perizinan atau
perjanjian yang sesuai dengan standar dokumentasi keperawatan adalah:
1. Surat perjanijian yang telah diterima harus diarsipkan pada tempat yang tepat untuk
menghindari hal yang tidak diinginkan. Surat perjanjian harus mencantumkan
tanggal, waktu, prosedur, tanda tangan yang lengkap dan jelas serta beberapa
format yang memuat atau mencatat sejumlah adanya alergi sesuai dengan keadaan
pasien pada saat itu.
2. Jika persetujuan diberikan secara lisan maka fakta harus diarsipkan dan dicatat oleh
dokter dan perawat serta harus ada sksi lain. Dapat juga berupa rekaman.
3. Catatan perkembangan pasien harus memuat pernyataan tentang penjelasan yang
telah diberikan, termasuk media apa yang digunakan,, tanggal dan waktu surat
perjanjian tersebut ditandatangani.
B. Adanya Perjanjian
Perjanjian yang dimaksud ialah jika seorang pasien ingin melakukan tindakan
pengambilan sempel darah pasien,maka perawat harus meminta izin kepada pasien
maupun kepada keluarga pasien terlebih dahulu.
C. Tanggung Jawab
Disini tanggung jawab yang dimaksud ialah sebagai seorang perawat sudah menjadi
tangguang jawab kita untuk memastikan bahwa pasien akan mendapatakan
pelayanan yang terbaik semasa pengobatan.
BAB III
4.1 Kesimpulan
Dokumentasi keperawatan dikatakan mempunyai hukum apabila dokumen
catatan perawatan kesehatan pasien diakui secara hukum dan dapat
dijadikan bukti dalam persidangan.
Aspek etik merupakan cara pandang dalam
mengkaji,menganalisa,menempatkan sikap dan tindakan keperawatan
dipandang dari sisi etika serta landasan aturan norma hukum yang berlaku.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/Dokument
asi-Keperawatan.pdf
https://nsmayalegaletikkeperawatan.blogspot.com/2015/02/makalah-legal-etik-
keperawatan-dan-kasus.html
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Dokumentasi-Keperawatan.pdf
https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/modul-1-dokumen-keperawatan-kb4