Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

BARISAN DAN DERET

KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah.

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


1. Menjelaskan pola dari suatu barisan bilangan
2. Menghitung suku ke-n barisan aritmatika
3. Menghitung jumlah suku ke-n deret aritmatika
4. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan barisan dan deret aritmatika
5. Menghitung suku ke-n barisan geometri
6. Menghitung jumlah suku ke-n dan jumlah tak hingga deret geometri
7. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan barisan dan deret geometri

URAIAN MATERI
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui benda-benda di sekitar kita baik tanaman, batu,
hewan, dan lain-lain yang memiliki keteraturan tertentu, sebagai contoh penomoran rumah di suatu
BTN. Keteraturan suatu bentuk disebut pola. Dalam hal ini yang dibahas adalah keteraturan yang
berkaitan dengan bilangan.
1. POLA BILANGAN
Barisan bilangan adalah kumpulan bilangan yang diurutkan dengan aturan tertentu. Tiap-tiap
bilangan yang terdapat pada barisan bilangan disebut suku. Sedangkan aturan pengurutan suku-
suku barisan bilangan disebut pola bilangan.
Perhatikan dua barisan bilangan di bawah ini.
a) 1, 2, 4, 8, 16, 32, . . .
b) 1, 3, 6, 10, 15, . . .
Aturan pembentukan barisan bilangan tersebut sebagai berikut.
a. Barisan bilangan 1, 2, 4, 8, 16, 32, . . .
Aturan pembentukannya dikalikan 2.
Suku ke-1 adalah 1
Suku ke-2 adalah 2 (1 × 2 = 2) Suku ke-3 adalah 4 (2 × 2 = 4) Suku ke-4 adalah 8 (4 × 2 = 8)
Suku ke-5 adalah 16 (8 × 2 = 16).
b. Barisan bilangan 1, 3, 6, 10, 15, . . .
Aturan pembentukannya adalah ditambah dengan bilangan asli berurutan yang dimulai dari 2.
Suku ke-1 adalah 1
Suku ke-2 adalah 3 (1 + 2 = 3)

Bab 2 Barisan dan Deret | Matematika Dasar 1


Suku ke-3 adalah 6 (3 + 3 = 6)
Suku ke-4 adalah 10 (6 + 4 = 10)
Suku ke-5 adalah 15 (10 + 5 = 15)

Untuk menentukan suku-suku barisan bilangan dapat dicari dengan melihat suku-suku barisan
bilangan yang telah diketahui. Untuk lebih jelasnya perhatikan beberapa contoh berikut.
Contoh 2.1
Tulislah dua suku berikutnya dari masing-masing barisan bilangan berikut.
a. 2, 6, 12, 20, ….
b. 1, 5, 9, 13, ……
Penyelesaian:
a. 2, 6, 12, 20, . . .
Barisan bilangan berikutnya dapat dicari dengan menambahkan bilangan asli genap berurutan
yang dimulai dari 4 pada suku di depannya. Dua suku berikutnya adalah 30 dan 42.
b. 1, 5, 9, 13, . . .
Barisan bilangan berikutnya dapat dicari dengan menambah … pada suku di depannya. Dua
suku berikutnya adalah … dan ….

Pada contoh di atas, kita menentukan suku-suku barisan berdasarkan nilai suku-suku
sebelumnya. Sedangkan untuk menentukan suku ke-n, dinotasikan Un, untuk n cukup besar akan
tidak efisien kalau kita mengurutkan sampai suku yang dicari. Untuk itu akan lebih praktis jika
ditentukan melalui rumus yang dapat diidentifikasi melalui pola barisan bilangan.
Contoh 2.2
a. Tentukan suku ke-50 dari barisan bilangan 6, 8, 10, 12, . . . .
b. Tentukan suku ke-30 dari barisan bilangan 4, 9, 16, 25, . . .
Penyelesaian:
a. Barisan bilangan 6, 8, 10, 12, …..
Karena dilihat dari aturan pembentukan dari suku satu ke suku berikutnya ditambah 2, maka
rumus suku ke-n memuat 2n, yaitu:
U1 = 6 = 2 × 1 + 4
U2 = 8 = 2 × 2 + 4
Jadi, Un = 2 × n + 4 = 2n + 4
Sehingga U50 = 2 × 50 + 4 = 104

Bab 2 Barisan dan Deret | Matematika Dasar 2


b. Barisan bilangan 4, 9, 16, 25, . . . .
Perhatikan bahwa
U1 = 4 = 22 = (1 + 1)2
U2 = 9 = 32 = (2 + 1)2
U3 = 16 = 42 = (3 + 1)2
U4 = 25 = 52 = (4 + 1)2
Berdasarkan aturan pembentukan barisan bilangan terlihat bahwa pangkatnya selalu 2,
sedangkan bilangan pokoknya adalah urutan suku ditambah 1, maka Un = (n + 1)2. Jadi, U30 =
(30 + 1)2 = 312 = 961.

2. BARISAN DAN DERET ARITMATIKA


2.1. Pengertian Barisan Aritmatika
Dalam pembahasan sebelumnya, telah diketahui bahwa barisan bilangan dinyatakan dalam
bentuk U1, U2, U3, U4, ..., Un. Barisan bilangan ini disebut sebagai barisan bilangan
aritmatika, jika selisih dua suku yang berurutan selalu tetap. Hasil pengurangan suatu suku
dengan suku sebelumnya dinamakan beda dan dilambangkan dengan "b".
b = U2 – U1 = U3 – U2 = U4 – U3 = …. = Un – Un-1
Jika dalam barisan aritmatika tersebut suku pertama dinyatakan dengan a, maka bentuk
umum barisan aritmatika adalah:
a, a + b, a + 2b, a + 3b, . . . , a+(n–1)b

Contoh 2.3
Barisan 1, 4, 7, 10, . . .
Perhatikan bahwa
U2 – U1 = 4 -1 = 3
U3 – U2 = 7 -1 = 3
U4 – U3 = 10 – 7 = 3
Karena barisan bilangan tersebut mempunyai beda yang tetap yaitu 3, maka barisan itu
merupakan barisan aritmatika.

Bab 2 Barisan dan Deret | Matematika Dasar 3


2.2. Menentukan suku ke-n Barisan Aritmatika
Apabila a menyatakan suku pertama, n menyatakan banyak suku, dan b adalah beda suatu
barisan aritmatika, maka:
U1 = a
U2 =a + b
U3 = a + 2b
...
Un = a + (n – 1)b
Jadi, suku ke-n barisan aritmatika (Un) dirumuskan sebagai: Un = a + (n-1)b

Contoh 2.4
Tentukan suku ke-50 barisan aritmatika 1, 4, 7, 10, ….
Penyelesaian:
Perhatikan bahwa suku pertamanya a = …, dan bedanya b = …
Maka U50 = a + (n-1)b = a + …b = …
Jadi suku ke-50 adalah …

2.3. Pengertian Deret Aritmatika


Dari pengertian barisan bilangan pada pembahasan sebelumnya, jika semua suku-suku pada
barisan aritmatika dijumlahkan akan terbentuk suatu deret aritmatika atau deret hitung.
Sehingga bentuk umum deret aritmatika adalah:
a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + …. + (a + (n-1)b)

Deret aritmatika yang mempunyai beda lebih dari nol atau positif, maka deretnya disebut
deret aritmatika naik. Sedangkan deret aritmatika yang mempunyai beda kurang dari nol
atau negatif, maka deretnya disebut deret aritmatika turun.

Contoh 2.5
Apakah 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + . . . merupakan deret aritmatika?
Penyelesaian:
Perhatikam bahwa
U2 – U1 = 5 – 2 = 3
U3 – U2 = 11 – 8 = 3
U4 – U3 = 8 – 5 = 3
Bab 2 Barisan dan Deret | Matematika Dasar 4
U5 – U4 = 14 – 11 = 3
Karena bedanya selalu tetap yaitu 3, maka 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + . . . adalah deret
aritmatika.

2.4. Jumlah n Suku Pertama Deret Aritmatika


Untuk memudahkan perhitungan, berikut ini akan dicari rumus menentukan jumlah n suku
pertama deret aritmatika.
U1= a
U2=a + b
U3= a + 2b
...
Un = a + (n – 1)b
Perhatikan bahwa
Sn = a + (a+b)+(a+2b) + ... + (a+(n-1)b)
Sn = a+(n-1)b + (a+(n-2)b) + ... + a
Jumlah 2Sn = (2a+(n-1)b)+(2a+(n-1)b)+ ... +(2a+(n-1)b), sebanyak n suku.
= n x (2a + (n-1)b)

Jadi, rumus jumlah n suku pertama deret aritmatika adalah:

Contoh 2.6
Tentukan jumlah sampai suku ke-50 deret aritmatika 2 + 6 + 10 + 14 + 18 + . . .
Penyelesaian:
Perhatikan bahwa deret aritmatika tersebut mempunyai suku pertama a = 2 dan beda b = 4.
Selanjutnya

Latihan 2 nomor 1

Bab 2 Barisan dan Deret | Matematika Dasar 5


2.5. Sisipan pada Deret Aritmatika
Misalkan U1 + U2 + U3 + U4 + . . . + Un adalah deret aritmatika dengan suku pertama U1=a,
beda = b, dan banyaknya suku = n.
Apabila di antara dua suku deret aritmatika tersebut disisipkan k buah bilangan (suku baru)
sehingga membentuk deret aritmatika baru, maka:
Deret semula:
a + (a + b) + (a + 2b) + …..
Deret baru:
a + (a + b’) + (a + 2b’) + (a + kb’) + (a + (k+1)b’) + …
dimana a + (k+1)b’ = a + b
Dari deret semula dan deret baru diperoleh hubungan

1) Beda deret baru:

2) Banyaknya suku deret baru:

3) Jumlah n suku pertama deret baru sesudah sisipan:

Latihan 2 nomor 3

3. BARISAN DAN DERET GEOMETRI


3.1. Pengertian Barisan Geometri
Suatu barisan U1, U2, U3, U4, ..., Un disebut barisan geometri jika perbandingan dua suku
yang berurutan selalu tetap. Hasil bagi suatu suku oleh suku sebelumnya disebut rasio,
biasanya dilambangkan dengan r, yaitu

Jika suku pertama dinyatakan dengan a, maka bentuk umum barisan geometri adalah:

Contoh 2.7
Tentukan apakah 2, 4, 8, 16, . . . merupakan barisan geometri.
Penyelesaian:
Kita tentukan berapakah rasio dua suku yang berurutan adalah

Bab 2 Barisan dan Deret | Matematika Dasar 6


Karena rasio dua suku yang berurutan sama, maka barisan tersebut merupakan barisan
geometri.

3.2. Rumus Suku ke-n Barisan Geometri


Apabila a menyatakan suku pertama, n menyatakan banyak suku, dan r adalah rasio suatu
barisan geometri, maka:

Jadi, suku ke-n barisan geometri (Un) dirumuskan sebagai:

Contoh 2.8
Tentukan suku ke-10 barisan geometri: , , ,…
Penyelesaian:
Suku pertama =

Rumus suku ke-n adalah


Jadi suku ke-10 adalah

3.3. Pengertian Deret Geometri


Seperti halnya deret aritmatika, apabila suku-suku pada barisan geometri dijumlahkan maka
akan terbentuk deret geometri atau deret ukur. Sehingga bentuk umum deret geometri
adalah:

Pada deret geometri , jika maka deretnya disebut


deret geometri naik, dan jika maka deretnya disebut deret geometri turun.

Bab 2 Barisan dan Deret | Matematika Dasar 7


Contoh 2.9
Misalkan deret 2 + 6 + 18 + 54 + 162 + . . .
Maka

Karena rasionya selalu tetap yaitu 3, maka deret 2 + 6 + 18 + 54 + 162 + . . . disebut deret
geometri. Karena , maka 2 + 6 + 18 + 54 + 162 + . . . juga disebut deret geometri
naik.

3.4. Jumlah pada Deret Geometri


Jumlah n suku pertama (Sn) dari deret geometri dengan suku pertama a dan rasio r adalah

atau dapat ditulis

Untuk rasio r, dengan |r|<1, deret tak hingganya konvergen dengan jumlah deret tak
hingganya,

dimana |r|<1.

Contoh 2.10
Tentukan jumlah 6 suku pertama dari deret geometri 3 + 6 + 12 + 24 + ...
Penyelesaian:
Perhatikan bahwa a = 3, dan r = 2.
Maka jumlah deret geometri,

Jadi, jumlah 6 suku pertama dari deret geometri 3 + 6 + 12 + 24 + . . . adalah 189.

Bab 2 Barisan dan Deret | Matematika Dasar 8


Contoh 2.11
Tentukan jumlah deret geometri tak hingga

Penyelesaian:
Perhatikan bahwa a = 1, dan

Maka

Latihan 2 nomor 2

3.5. Sisipan pada Deret Geometri


Misalkan diketahui deret geometri . Apabila di antara dua
suku yang berurutan disisipkan k buah suku baru sehingga membentuk deret geometri yang
baru, r adalah rasio deret awal, dan n banyaknya suku awal, maka diperoleh:
1) Rasio baru: √
2) Banyaknya suku baru: n'=n+(n-1)k
3) Jumlah n suku pertama deret geometri sesudah sisipan:
( ( ) ) (( ) )
atau dapat ditulis

4. MEMECAHKAN MASALAH BARISAN DAN DERET


Dalam kehidupan sehari-hari kadang banyak kita temui permasalahan-permasalahan dalam
bentuk barisan dan deret. Untuk menyelesaikan permasalahanpermasalahan tersebut tentunya
juga menggunakan aturan-aturan yang ada pada deret dan barisan.
Berikut ini adalah beberapa contoh permasalahan kontekstual sehari-hari yang berkaitan dengan
barisan dan deret.
Contoh 2.12
Tiga buah bilangan membentuk deret aritmatika. Jumlah ketiga bilangan tersebut adalah 36 dan
hasil kalinya 1.536. Tentukan bilangan-bilangan tersebut.
Penyelesaian:
Misalkan tiga buah bilangan tersebut adalah a – b, a, a + b, maka:
(a - b)+ a +(a+b) =36.
3a =36
a =12
Selanjutnya

Bab 2 Barisan dan Deret | Matematika Dasar 9


(a -b) x a x (a+b) =1.536
(a2 -b2) x a = 1.536
(122 -b2)12 = 1.536
(114 - b2)12 = 1.536
(114 - b2) = 128
b2 = 16
b=4
Selanjutnya diperoleh a – b = 12 – 4= 8 dan a + b = 12 + 4 = 16.
Jadi tiga buah bilangan tersebut adalah: 8, 12, dan 16

Bab 2 Barisan dan Deret | Matematika Dasar 10


Latihan 2
1. Jika pada suatu deret aritmetika, diketahui suku ke-5 sama dengan 40 dan suku ke-8 sama
dengan 25, maka tentukan jumlah 12 suku pertama dari deret aritmetika tersebut.

2. Jika jumlah deret geometri 2 + 22 + 23 + … + 2n = 254, berapakah n?

3. Diantara dua suku yang berurutan pada deret 2 + 10 + 18 + 26 + 34 + 42 disisipkan tiga bilangan
sehingga membentuk deret aritmatika yang baru. Tentukan:
a. beda deret yang baru,
b. banyak suku pada deret yang baru,
c. jumlah deret yang baru.

4. Pak Budi meminjam uang sebesar Rp 700.000,- pada pak Amir. Pak Amir minta pak Budi
mengangsur setiap bulan utang tersebut sebesar Rp 52.000,- Rp 50.000, Rp 48.000, Rp 46.000,
dan seterusnya. Pak Budi diminta mulai membayar angsurannya pada bulan Agustus 2011. Pada
bulan dan tahun berapakah pak Budi terakhir mengangsur hutang sehingga lunas.

5. Firli menabung di sebuah bank. Pada bulan Januari ia menabung sebesar Rp150.000,- bulan
Februari sebesar Rp210.000,- bulan Maret sebesar Rp270.000,- dan seterusnya. Berapakah
jumlah uang yang ditabung Firli sampai bulan Desember pada tahun yang sama?

6. Sebuah konveksi pakaian jadi, pada bulan Maret dapat menyelesaikan 500 baju, pada bulan April
525 baju, bulan Mei 550 baju, dan seterusnya. Berapakah banyak baju yang dapat dihasilkan
pada bulan Desember tahun yang sama?

7. Dalam suatu gedung pertemuan terdapat 10 kursi pada baris pertama, dan bertambah 6 kursi
untuk baris-baris seterusnya. Jika gedung itu dapat memuat 15 baris kursi, maka tentukan:
a. rumus suku ke-n yang menyatakan banyak kursi pada baris ke-n,
b. banyak kursi pada baris terakhir,
c. banyak kursi dalam gedung tersebut.

Bab 2 Barisan dan Deret | Matematika Dasar 11

Anda mungkin juga menyukai