1. Pancasila
Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa artinya bahwa merupakan alat untuk menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ini ditunjukkan dengan sila ketiga
Pancasila, Sila Persatuan Indonesia yang menunjukkan Pancasila menjunjung tinggi
persatuan bangsa.
Sila Persatuan Indonesia juga menunjukkan, bahwa bangsa Indonesia memiliki
perbedaan perbedaan dan beragam. Para pemimpin bangsa, terutama mereka yang terlibat
dalam penyusunan dasar negara, sangat mengerti dan sekaligus juga sangat menghormati
perbedaan yang ada di dalam masyarakat berupa perbedaan bahasa, suku bangsa, budaya,
golongan kepentingan, politik, bahkan juga agama.
Pencantuman Sila Persatuan bagi bangsa Indonesia selain menyadari pentingnya
persatuan bagi kelangsungan hidup bangsa, juga menunjukkan adanya pemahaman bahwa
perbedaan itu suatu realita yang tidak mungkin dihilangkan oleh manusia. Perbedaan
sesungguhnya adalah suatu hikmah yang harus disukuri, dan bukan sesuatu yang harus
diingkari. Apalagi harus dihilangkan dari muka bumi ini.
Pancasila menjadi pemersatu tetap utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Kelangsungan hidup negara dan bangsa Indonesia di era globlalisasi, mengharuskan
kita untuk melestarikan alat pemersatu bangsa, agar generasi penerus bangsa tetap dapat
menghayati dan mengamalkannya dan agar intisari nilai-nilai yang luhur itu tetap terjaga dan
menjadi pedoman bangsa Indonesia sepanjang masa.
2. Sumpah Pemuda
Semangat Sumpah Pemuda, harus tetap ada pada saat ini untuk menghadapi dunia
yang berubah dengan cepat dan penuh dengan persaingan. Sumpah Pemuda, juga menjadi
pendorong bahwa dengan bersatu dan bekerja sama adalah kunci untuk mencapai Indonesia
maju.
Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan
Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita
berdirinya negara Indonesia.
Yang dimaksud dengan “Sumpah Pemuda” adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua
yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan ini
menegaskan cita-cita akan ada “tanah air Indonesia”, “bangsa Indonesia”, dan “bahasa
Indonesia”. Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap “perkumpulan
kebangsaan Indonesia” dan agar “disiarkan dalam berbagai surat kabar dan dibacakan di
muka rapat perkumpulan-perkumpulan”.
Berikut ini, 5 faktor penghambat dalam mempererat persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia:
1. Keberagaman pada masyarakat Indonesia
Bangsa Indonesia adalah bangsa majemuk karena masyarakatnya terdiri dari
kelompok-kelompok dengan ciri khas kesukuan yang memiliki beragam budaya dengan latar
belakang suku yang berbeda.
Kemajemukan bangsa Indonesia tidak hanya terlihat dari beragamnya jenis suku
bangsa, namun terlihat juga dari beragamnya agama yang dianut penduduk. Suasana
kehidupan beragama yang harmonis di lingkungan masyarakat heterogen dengan berbagai
latar belakang agama terbangun karena toleransi yang saling menghargai perbedaan.
Keragaman ini diakui atau tidak, akan dapat menimbulkan berbagai macam persoalan
seperti yang ini dihadapi bangsa ini. Seperti konflik karena isu sosial, kekerasan atas dasar
agama, separatisme, perusakan lingkungan dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk selalu
menghargai hakhak orang lain adalah bentuk nyata dari multikulturalisme itu.