Anda di halaman 1dari 10

PERANCANGAN KAPAL GENERAL CARGO 7000 DWT SEBAGAI

SARANA TOL LAUT UNTUK WILAYAH INDONESIA BAGIAN BARAT


Agil Andrian1, Berlian Arswendo1, Ari Wibawa B.S1
1)
Jurusan S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Email: agilez69@gmail.com, berlianarswendokapal@gmail.com, arikapal@gmail.com

Abstrak
Kapal general cargo adalah kapal yang mengangkut bermacam-macam muatan berupa ba-
rang.Barang yang diangkut biasanya merupakan barang yang sudah dikemas. Kapal general cargo
dilengkapi dengan crane pengangkut barang untuk memudahkan bongkar-muat muatan. Pada penelitian
ini desain ukuran utama kapal didapatkan dengan menggunakan metode regresi yang didasarkan pada data
5 kapal pembanding. kemudian dilakukan pembuatan lines plan, rencana umum, analisa hidrostatik, anali-
sa stabilitas dan analisa olah gerak kapal yang sesuai dengan standar IMO. Setelah dilakukan analisa
dengan menggunakan metode regresi yang didasarkan pada data 5 kapal pembanding yang diambil dari
Register Of Ship (Lloyd’s Register) dihasilkan alternatif ukuran utama kapal, yaitu dengan panjang kapal
keseluruhan (Loa) = 113 m, panjang kapal (Lpp) = 98 m, lebar kapal (B) = 17 m, tinggi kapal (H) = 8,7 m,
sarat kapal (T) = 7,1 m, dan kecepatan kapal (Vd) = 12,2 knot. Pada kecepatan maksimal 12,2 knot ham-
batan yang di terima sebesar = 254,2 kN dan power sebesar 2458 Hp. Hasil analisa stabilitas diperoleh
nilai GZ maksimum kapal = 7,992 m pada 90 deg dengan nilai GM = 8.941 m. Hasil analisa olah gerak,
diperoleh nilai amplitudo pada wave heading 0 dan 180 derajat pada semua kondisi tidak terjadi gerakan
rolling. Semua kondisi Pada heading wave180 derajat mempunyai kecepatan gerakan (velocity) heaving
yang lebih besar dibanding pada heading 0, 45 dan 90 derajat.

Kata kunci :kapal general cargo, ukuran utama kapal, hambatan,, stabilitas, olah gerak kapal

Abstract
The general cargo ship is a ship carrying goods for loading of various cargo.The goods usually
in a boxed or packed.General cargo ship equipped with crane porters to facilitate loading and unloading
of cargo. In this research the researcher plans hull design.. Main dimension is found by regression meth-
od that using 5 ship comparators. From its main demension can be determined a lines plan, general ar-
rangement, hydrostatic analysis, stability analysis, and seakeeping analysis that based on the IMO regu-
lation.The analysis from regression method that using 5 ship comparators from Register Of Ship (Lloyd’s
Register) determines main demension, lenght over all Loa = 113 m, lenght per pendicular LPP =98 m,
breadht B = 17 m, hight H = 8,7 m, draft T = 7,1 m, service speed = 12,2 knots. In this matter the maxi-
mum speed is 12,2 knots that resistance is 254,2 kN, power = 2458 HP, analysis from Stability determined
maximum GZ is 7,992 m on 90 degree then, GM is 8,941 m. Seakeeping result analysis determined value
of amplitudo from wave heading 0 and 180 degree on all conditionsdoes’nt have rolling movement. All
condition on heading wave 180 degree have higher velocity heavingthan heading 0,45,90 degree.

Keywords:General Cargo Ship, Main dimension, Resistance, Stability, Seakeeping


perlu adanya Industri Maritim yang berfokus
1. PENDAHULUAN untuk mengembangkan dan memanfaatkan
1.1. Latar Belakang segenap potensi dan sumberdayanya untuk
Poros maritim ini sangat berkaitan erat berbagai industri dan jasa maritim dunia,
dengan perdagangan dan pelayaran. Maka yang memberikan manfaat ekonomi yang

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No.3 Juli 2016 586


sangat besar dan memberikan manfaat sosial nasi pelayaran asing memang terlihat dari
yang luas. Komponen ini mencakup muatan (freight) kapal asing yang
pengembangan industri perkapalan dan ga- mengangkut muatan luar negeri (ek-
langan kapal, pengembangan jasa-jasa spor/impor), yakni menguasai 90,51 persen
kelautan, ekowisata dan bahari. (522,5 juta ton). Sementara muatan dalam
"Fokus pemerintah pada sektor ke- negeri, kapal asing menguasai 50 persen dari
maritiman membawa tantangan luar biasa seluruh angkutan total barang (89,8 juta
berat tetapi peluang yang juga luar biasa be- ton). [2]
sar," kata Suryo Bambang Sulisto saat Riset Asosiasi Pelayaran Niaga Indone-
membuka Rapat Pimpinan Nasional Kadin sia (INSA) memperkirakan pada tahun 2020
di Jakarta, Senin. Menurut dia, proses logis- RI membutuhkan armada kapal dengan total
tik maritim dinilai masih terkendala dalam volume 45 juta ton bobot mati (DWT) untuk
hambatan infrastruktur yang sangat tinggi. melayani sekitar 370 juta ton muatan laut
Selain itu, ia berpendapat bahwa distribusi domestik dan 550 juta ton muatan laut inter-
sejumlah barang dinilai masih bergantung nasional. [1]
kepada kapal asing. [4] Data Indonesia National Shipowners
Data yang di ungkap oleh Direktorat Association (INSA) menunjukkan penam-
Jenderal Perhubungan Laut Kementerian bahan jumlah kapal yang semakin ber-
Perhubungan menunjukkan bahwa kapal as- tambah dari hari ke hari. Jumlah armada ka-
ing masih mendominasi tata niaga kelautan pal niaga nasional hingga pertengahan tahun
Indonesia. Sementara pemberlakuan asas 2013 tercatat naik 132,8%, menjadi 14,064
cabotage masih terkendala minimnya unit atau dari sebelumnya 6,041 unit di ta-
jumlah kapal berbendera Indonesia. [3] hun 2005. Pertumbuhan jumlah kapal niaga
Menurut data UNCTAD 2013, Bambang ini bisa jadi untuk mengantisipasi rata-rata
menjelaskan, Indonesia menempati urutan pertumbuhan volume kargo yang terus tum-
ke-9 negara dengan volume petikemas di buh di kisaran 15%-25% per tahun. Angka
pelabuhan terbesar di dunia. Dalam data ter- ini menunjukkan masa depan bisnis pe-
sebut disebutkan bahwa lalu-lintas layaran nasional terlihat cerah di masa
perdagangan dunia melalui laut tumbuh mendatang. Apalagi Indonesia akan
sekitar 4 persen per tahun dan telah men- menyasar pembangunan maritim dan akan
capai angka 8,7 miliar ton dengan proporsi menghadapi pasar tunggal ASEAN 2015.
petikemas sekitar 1,4 miliar ton (151 juta [1]
TEU’s). Dari angka tersebut, 60 persen di Kendati kapal niaga terus tumbuh,
antaranya berasal dari negara-negara jumlahnya masih dirasakan kurang memen-
berkembang dengan pola pergerakan utama uhi jumlah ideal. Hal ini harus diantisipasi
Eropa-Asia-Amerika. “Meski muatan do- oleh pelaku pasar dan pemerintah. Untuk
mestik besar, namun umumnya memiliki in- mengantisipasi akan membludaknya angku-
tensitas yang rendah, sehingga cenderung tan ekspor-impor, maka harus bersiap-siap
memilih kapal kecil/sedang yang lebih mengantisipasinya. Setidaknya, INSA mem-
fleksibel,” kata Bambang. Dalam hal ukuran prediksi kurang lebih 1.000 unit kapal per
kapal (DWT), Bambang mengungkapkan, tahun diperlukan oleh industri pelayaran.
Indonesia menempati urutan ke-19 dunia Dengan potensi pasar industri yang be-
dengan proporsi 0,88 persen dari total sar serta perkembangan industri maritim di
muatan perdagangan dunia. Sementara dari masa mendatang sangat prospektif, maka
jumlah kapal menempati posisi ke-2 dunia Kementerian Perindustrian menyiapkan peta
dengan proporsi 7,24 persen dari total dunia. jalan (road map) pembangunan industri
Hal ini mengindikasikan bahwa kapal-kapal perkapalan di Indonesia hingga tahun 2025.
yang beroperasi untuk pergerakan domestik Industri ini pun diharapkan bisa
adalah kapal-kapal kecil. Hal ini juga di- memproduksi dan mereparasi semua jenis
perparah dengan umur rata-rata kapal niaga kapal berukuran kecil hingga besar. Salah
nasional sekitar 20-25 tahun. Adapun domi-

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No.3 Juli 2016 587


satu sasarannya pada 2020, klaster industri k. Perancangan dengan menggunakan Rules
perkapalan nasional sudahmampul BKI 2007.
memproduksi kapal berbobot 200 ribu ton.
[1] 1.4. Tujuan Penelitian
Fakta-fakta tersebut yang melatar Berdasarkan latar belakang di atas maka
belakangi penulis merancang sebuah kapal maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah :
niaga sebagai sarana transportasi laut yang 1. Menentukan ukuran utama kapal
aman, lancar, nyaman, cepat, dan tepat serta 2. Merencanakan lines plan dan rencana
terjangkau sesuai dengan kebutuhan sarana umum
transportasi laut di Indonesia. 3. Menghitung/membuat analisis stabilitas,
hidrostatik, dan olah gerak kapal.
1.2. Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini diambil beberapa
rumusan masalah sebagai berikut : 2. TINJAUAN PUSTAKA
1. Bagaimana menentukan ukuran utama ka- 2.1. Umum
pal Dalam merencanakan atau mendesain kapal
2. Bagaimana merencanakan lines plan dan bangunan baru, ada beberapa hal yang harus di-
rencana umum perhatikan baik dari segi teknis, ekonomis mau-
3. Bagaimana membuat analisis stabilitas, pun segi artistiknya. Hal-hal yang mendasar
hidrostatik, dan olah gerak kapal. yang harus diperhatikan adalah:
a. Type kapal.
1.3. Batasan Masalah b. Jarak tempuh.
Batasan masalah digunakan sebagai acuan c. Jenis dan berat muatan yang diangkut.
dalam penulisan penelitian sehingga sesuai d. Kecepatan kapal.
dengan permasalahan serta tujuan yang e. Dead Weight Tonnage (DWT).
diharapkan. Batasan permasalahan yang di bahas f. Payload (muatan bersih). [16]
dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :
a. Pemilihan kapal pembanding berdasarkan 2.2. Karakteristik Kapal General Cargo
data dari Register Of Ship LR (Lloyd’s Kapal Cargo adalah kapal yang
Register), dengan kisaran kapasitas 7000 mengangkut muatan berupa barang, karena ka-
DWT. pal cargo ini termasuk dalam jenis kapal barang,
b. Kapal yang dirancang merupakan kapal baja. sehingga syarat-syarat yang diperlukan oleh sua-
c. Perhitungan ukuran utama kapal tu kapal laut berlaku pula untuk kapal cargo.
menggunakan Regression excel tahun 2007. Namun demikian berbeda dengan jenis kapal
d. Pembuatan lines plan kapal pada tugas akhir umum lainnya seperti kapal Ikan, kapal Tanker
berdasarkan pada metode Form Data yang mempunyai operasional berbeda. Kapal
sedangkan untuk pemodelan hull form Cargo digunakan untuk mengangkut barang,
menggunakan software Delftship Version dengan demikian kontruksi dan desain kapal
4.03.68 Cargo berbeda dengan kontruksi kapal Ikan
e. Perhitungan stabilitas kapal menggunakan maupun kapal Tanker
software kapal. Pada umumnya kapal-kapal barang teruta-
f. Perhitungan hambatan kapal menggunakan ma general cargo dapat membawa penumpang
software kapal. kelas sampai 12 penumpang dan tetap di-
g. Tidak melakukan perhitungan profile dan lay namakan kapal Cargo. Kapal Cargo mempunyai
out kamar mesin. kecepatan berkisar antara 8 s/d 25 knot. [11]
h. Analisis ekonomis dan analisis kontruksi
tidak dilakukan. 2.3. Tahap Perencanaan
i. Tidak melakukan pengujian towing tank. Tahap-tahap untuk merencanakan kapal (ka-
j. Model lambung yang dipilih adalah pal Cargo) dapat melalui langkah-langkah beri-
monohull. kut:
a. Lines Plan (Rencana Garis)

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No.3 Juli 2016 588


b. Diagram Hidrostatis a. Data primer
c. Floodable Length (Diagram Kebocoran) Data-data yang dikumpulkan meliputi:
d. General Arrangement (Rencana Umum) 1. Ukuran utama kapal (Lpp, lebar kapal, sarat
e. Ship Stability (Stabilitas Kapal) kapal, dan tinggi kapal) untuk membuat
f. Kekuatan Memanjang Kapal lines plan.
g. Olah gerak kapal[11] 2. Kapasitas, ukuran dan tata letak bangunan
atas kapal.
3. Kapasitas, ukuran dan tata letak muatan
3. METODOLOGI PENELITIAN palkah, tanki-tanki, provision, gudang dan
3.1 Identifikasi Permasalahan ruangan lainnya.
b. Data sekunder
3.1.1 Perumusan masalah dan penetapan Untuk data-data yang bersifat sekunder an-
tujuan tara lain:
Pada tahap awal dari proses penelitian dari 1. Studi pustaka.
tugas akhir ini, langkah pertama yang dilakukan 2. Mesin utama dan daya mesin.
adalah mengidentifikasi dengan perumusan ma- 3. Karakteristik daerah pelayaran.
salah. Kemudian ditetapkan tujuan yang ingin 4. Data kapal pembanding.
dicapai dalam penelitian ni. Sebagaimana yang
telah dirumuskan pada bagian Tujuan Penelitian 3.2.2 Teori dan referensi penelitian
Bab 1. Teori dasar dan referensi-referensi yang di-
jadikan dasar mengolah dan membahas data-data
3.1.2 Batasan dan asumsi yang berlaku penelitian antara lain:
Dalam penelitian ini terdapat batasan- 1. Tinjauan mengenai kapal general cargo.
batasan permasalahan agar fokus pembahasann- 2. Karakteristik bentuk lambung kapal general
ya dan tidak terlalu meluas sehingga tidak sesuai cargo.
dengan tujuan awal dari penelitian. 3. Teori hambatan kapal.
4. Teori stabilitas kapal.
3.1.3 Ruang lingkup masalah 5. Teori olah gerak kapal.
Ruang lingkup permasalahan yang akan di- 6. Dan manual book dari beberapa software
analisa dalam Penelitian ini adalah: yang digunakan dalam penelitian ini, antara
a. Menentukan ukuran utama kapal. lain:
b. Membuat Lines Plan (Rencana Garis). a) Delfship Version 4.03
c. Menghitung Hidrostatik. b) Maxsurf Pro Verrsion 13.01
d. Membuat General Arrangemen (Rencana c) Hydromax Pro Version 13.01
Umum). d) Hull Speed Version 13.01
e. Menghitung Stabilitas Kapal. e) Sea Keeper Version 13.01
f. Menganalisa Tahanan Kapal.
g. Menganalisa Olah Gerak Kapal.
3.3 Pengumpulan Data
3.2 Penelitian Dalam pengambilan data metode yang
Karena media untuk penelitian adalah digunakan antara lain:
pendekatan software, maka prosedur yang harus 1. Metode observasi gambar-ganbar teknis
dilakukan adalah mempersiapkan data-data yang bertujuan untuk memperoleh data-data
teknis untuk kemudian dianalisa. yang bersifat primer.
Sebagai langkah awal, untuk pemodelan hull 2. Melakukan analisa dan perhitungan untuk
form kapal adalah sebagai berikut : mendapatakan data-data sekunder yang di-
perlukan.
3.2.1 Materi penelitian
Materi penelitian yang dimaksud dalam
penelitian ini meliputi data-data yang bersifat
primer dan sekunder. 3.4 Analisa dan Pengolahan Data

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No.3 Juli 2016 589


Analisa dan pengolahan data meliputi: 4.1.3 Rencana Garis (Lines Plan)
1. Pembuatan model kapal Dalam merencanakan suatu kapal, tahap
2. Perhitungan hidrostatik kapal awal yang harus dilakukan adalah membuat
3. Perhitungan stabilitas kapal rencana garis. Dalam penelitian ini, pembuatan
4. Perhitungan hambatan kapal lines plan serta pemodelan 3 dimensi kapal dil-
5. Perhitungan olah gerak kapal akukan dengan memnggunakan program Delf-
ship Provfesional Version 4.
3.5 Penyajian Data Hasil Perhitungan Sebelum memulai pemodelan dalam pro-
Semua hasil pengolahan data berupa gam- gram Delfship Profesional Version 4 terlebih
bar, grafik, serta perhitungan dahulu mengetahui lebih dahulu ukuran besar
yang diperoleh hasil dari proses tersebut, kecilnya kapal, seperti panjang, lebar maupun
kemudian dilakukan pengelompokan agar mu- tinggi badan kapal. Berikut adalah perhitungan-
dah dalam penyusunan laporan. perhitungan yang mempengaruhi bentuk kapal.
a. Menentukan nilai Lwl (Length of water
3.6 Penarikan Kesimpulan line)
Tahap ini adalah pengambilan kesimpulan b. Menentukan nilai Cb (Coefisien block)
dari seluruh tahapan di atas sesuai dengan tujuan c. Menentukan nilai Cm (Coefisien midship)
awal yang ditetapkan pada penelitian serta saran d. Menentukan nilai Cp (Coefisien prismatic)
mengenai pengembangan penelitian lanjutan.  Koefisien Prismatik Memanjang (Cp)
 Koefisien Prismatik Tegak (Cpv)
e. Menentukan nilai Cwl(Coefisien water line)
4. PERHITUNGAN&ANALISA DATA
f. Menentukan nilai V (Volume kapal)
4.1. DESIGN HULLFROM KAPAL
g. Menentukan nilai Am (Luas midship)
Dalam pengerjaan penelitian ini, sesuai
h. Menentukan jumlah station dari AP s/d FP
dengan judul penelitian maka objek penelitian
(main part)
adalah perancangan kapal general cargo.
 Perhitungan Main Part
4.1.1 Penentuan Data Kapal Pembanding Panjang kapal dari AP sampai FP (LPP)
Berdasarkan kapal yang akan direncanakan dibagi menjadi 10 station.
yaitu kapal general cargo 7000 DWT, maka di- Jarak Ap sampai 1 dan 19 sampai FP
peroleh kapal pembanding dari klas LR (Lloyd’s dibagi menjadi 4 station.
Register). Jarak 1 sampai 2, 2 sampai 3, 7 sampai 8,
dan 8 sampai 9 dibagi menjadi 2 station
4.1.2 Penentuan Ukuran Utama Kapal  Perhitungan Can Part
Dalam penentuan ukuran utama kapal ini, h Can Part = (LWL-Lpp)/2
metode yang digunakan adalah metode i. Menentukan garis geladak tepi(Sheer)
perbandingan (comparison method) dengan j. Menentukan garis geladag tengah (Cham-
menggunakan metode regresi linier (linier ber)
regression method), yakni perbandingan k. Menentukan garis kubu-kubu (Bulwark)
langsung dengan kapal pembanding.Dan Berdasarkan ketentuan peraturan BKI 1996
didapatkan ukuran utama kapal sebagai berikut : Vol. II tinggi bulwark minimal 600 mm. Dalam
Tipe Kapal : General Cargo perancangan ini tinggi bulwark yang direncana-
Loa : 113m kan 1000 mm.
Lpp : 98 m l. Menentukan geladak kimbul (Poop Deck)
Breadth (Moulded) : 17 m Tinggi geladak kimbul tidak boleh lebih
Depth (Moulded) : 8,7 m rendah dari tinggi orang, tinggi geladak kimbul
Moulded Draft : 7,1 m di ukur dari geladak atau deck yaitu antara 1,9 –
Speed : 12,20 Knots 2,4 m. Dalam perancangan ini geladak kimbul
direncanakan tingginya 2,4 m.
m. Menentukan geladak akil (ForecastlDeck)

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No.3 Juli 2016 590


Tinggi geladak akil sama dengan tinggi ge- Setelah running diketahui bahwa besarnya
ladak kimbul yaitu antara 1,9 – 2,4 m. Pada hambatan yang dialami kapal pada kecepatan
perancangan ini tinggi geladak akil adalah 2,4 maksimum sebesar 254,2 kN dan membutuhkan
m. daya mesin sebesar 2458 HP.
Setelah menghitung nilai-nilai yang
mempengaruhi bentuk kapal, maka langkah se-
lanjutnya adala pembuatan model menggunakan
program Delfship Profesional Version 4. Berikut
ini adalah original model yang dibuat dengan
menggunakan program Delfship Profesional
Version 4. Gambar 4.3.1.1. Grafik perbandingan Re-
sistance-Speed dari uji model

Gambar 4.3.1.2 Grafik perbandingan Power-


Gambar 4.1.3. Rencana Garis Hasil Speed dari uji model
Pemodelan Dalam Program Delfship Profe-
sional Version 4 4.3.2 Pemilihan Mesin Kapal
Pemilihan motor penggerak didasarkan
4.2 HIDROSTATIK KAPAL pada daya yang dibutuhkan pada kecepatan
Lengkungan Hidrostatik merupakan sebuah maksimum dari kapal dengan pertimbangan
gambar kurva yang menggambarkan sifat-sifat antara lain :
badan kapal yang tercelup dalam air atau untuk
mengetahui sifat-sifat careen. Lengkungan- - Berat dan ukuran motor.
lengkungan hidrostatik digambarkan kurvanya - Volume dan ukuran ruang mesin.
sampai sarat penuh dan tidak dalam kondisi - Tinggi mesin.
trim. Gambar hidrostatik mempunyai - Putaran motor.
lengkungan-lengkungan yang masing-masing - Getaran.
menggambarkan sifat-sifat atau karakteristik Berdasarkan perhitungan di atas
badan kapal yang terbenam dalam air. Berikut menunjukkan bahwa kapal memerlukan power
adalah hasil analisa hidrostatik model kapal sebesar 2458 HP. maka kapal ini direncanakan
menggunakan software Hydromax Pro Version menggunakan mesin yang di letakkan di
13.01. belakang lambung kapal dengan power daya
inboard diesel sebesar 2500 HP (MARINE
4.3 HAMBATAN KAPAL PROPULSION ENGINE 3606) dengan data
4.3.1 Besarnya Hambatan Kapal spesifikasi mesin terlampir
Berikut ini merupakan nilai hambatan dan
power (BHP) pada model kapal general cargo
dengan menggunakan metode Holtrop dari paket
perhitungan pada program Hull Speed Version
13.01 dengan kecepatan maksimum sampai
dengan 12,2 knots. Kecepatan ini diambil dari
harga kecepatan maksimum yang direncanakan
untuk kapal ini.

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No.3 Juli 2016 591


b. Untuk keperluan cuci = (80-200)
kg/orang hari
= 12.967 kg
c. Untuk pendingin mesin = (2-5) kg/BHP
= 12.500 kg
Jadi total kebutuhan air tawar (Wfw) ada-
lah:
Wfw total = a+ b+ c
= 26,8 ton
Gambar 4.3.2 Mesin marine propulsion
engine 3606 4.4.6 Berat bahan makanan (Wp)
Wp = 5 kg/orang hari
Wp = 0,5 ton
4.4 Rencana Umum Kapal 4.4.7 Berat crew dan barang bawaan(Wcp)
Spesifilasi dan gambar rencana umum ter- a. Untuk Crew = 75 kg/orang hari
lampir dipersiapkan sebagai petunjuk dasar un- = 2250 kg
tuk menyusun ruangan-ruangan yang dibutuhkan b. Untuk barang = 30 kg/orang hari
dan besarnya tanki-tanki pada kapal. Berikut = 900 kg
adalah perhitungan berat muatan kapal. Wcp = berat Crew + berat barang bawaan
Wcp = 3,15 ton
4.4.1 Perhitungan jumlah Crew
Dengan komposisi yang ada, (dari Ship 4.4.8 Berat cadangan (Wr)
Resistance and Propulsion, hal 168) Dalam Wr = (0,5-1,5)% Displacement (ton)
penentuan jumlah crew. Dan setelah dihitung Dimana Displacement kapal = 8946 ton (hasil
didapatkan hasil jumlah crew adalah 30 orang. analisa hidrostatik)
Wr = 135 ton
4.4.2Berat bahan bakar mesin induk(Wfo)
Setelah dilakukan perhitungan,didapatkan hasil : 4.4.9 Berat muatan bersih (Wpc)
Wfo = 22,64 ton Wpc = Vrm / Sf (ton)
Dan volume bahan bakar Wpc = 6.781,86 ton
Vfo = 23,84 m3 DWT = Wfo + Wfb +Wlo + Wfw + Wp + Wcp
+ Wr + Wpc (ton)
4.4.3 berat bahan bakar mesin bantu(Wfb) = 22,64+ 4,53+ 0,20+ 8,0+ 26.80+ 0,50+
Wfb = 4,528 ton 3,15+ 135,0 + 6.781,86
Volume bahan bakar mesin Bantu (AE): = 6.982,68 ton
Vfb = 4,766 m3
LWT = Displacement – DWT
4.4.4. Berat minyak pelumas (Wlo) LWT = 8.946 – 6.982,68 ton
Wlo = 0,2 ton = 1963,32 ton
Volume minyak pelumas (lo)
Vlo = 0,23 m3 4.5 Stabilitas dan Periode Oleng Kapal
Dari hasil perhitungan Dari tabel dan grafik
4.4.5 Berat air tawar (Wfw) kita dapat lihat bahwa nilai GZ maksimum kapal
Penentuan besarnya volume tanki air tawar terjadi pada kondisi VII dengan berat muatan
direncanakan untuk menampung persediaan air 0%. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat
tawar untuk kebutuhan pendingin mesin utama membawa muatan sedikit, kapal mempunyai
(Wfw) engine dan kebutuhan sehari-hari kru momen pembalik yang paling besar nilainya
kapal (ABK). dikarenakan kapal pada kondisi ini memiliki
a. Untuk diminum = (10-20) kg/orang hari momen kopel (righting moment) yang cukup
= 1.296 kg besar pula.

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No.3 Juli 2016 592


Tabel 4.5. Hasil Analisa Stabilitas Kapal
Pada Tiap-Tiap Kondisi a. Nilai amplitudo pada tiap gerakan kapal
Amplitudo merupakan nilai dari simpangan
terbesar pada saat kapal merespon frekuensi
gelombang. Apabila nilai amplitudo terlalu besar
maka dapat menyebabkan air masuk ke geladag
kapal (deckwetness). Sehingga nilai amplitudo
ini berkaitan dengan masalah keselamatan kapal.
Semakin buruk kondisi gelombang maka nilai
amplitudo semakin besar, sehingga dalam
penulisan tugas akhir ini menggunakan
perhitungan pada kondisi ombak besar (Rough).
Table 4.7.1 Nilai Amplitudo
SLIGHT WATER
Wave Head- Heave Mo- Roll Mo- Pitch Mo-
ing tion ( m ) tion(deg) tion(deg)
0 degrees 0.031 0 0,00462
4.6 Olah Gerak Kapal 45 degrees 0.07 0,03811 0,00692
Pada penelitian ini perhitungan olah gerak 90 degrees 0,226 0,07491 0,00608
180degrees 0,081 0 0,00322
kapal menggunakan program Seakeeper 13.01. MODERATE WATER
Dan data yang diambil sebagai pedoman dalam Wave Head- Heave Mo- Roll Mo- Pitch Mo-
analisa olah gerak kapal General cargo di ing tion ( m ) tion(deg) tion(deg)
0 degrees 0.129 0 0.01350
perairan yang menjadi obyek penelitian 45 degrees 0.217 0,06089 0,01648
menggunakan data gelombang yang telah 90 degrees 0,473 0,13298 0,01512
ditetapkan oleh WMO (World Meteorological 180 degrees 0,388 0 0,01402
ROUGHT WATER
Organization). Wave Head- Heave Mo- Roll Mo- Pitch Mo-
Tabel 4.6.1.. World Meteorological Or- ing tion ( m ) tion(deg) tion(deg)
ganization Sea State Code 0 degrees 0.308 0 0,02483
Sea Wav 45 degrees 0.433 0,08804 0,02789
Significant Wave Sustained Wind 90 degrees 0.802 0,17713 0,02077
Sta e
Height (H1/3)(m) Speed (Knots) Descrip 180 degrees 0.922 0 0,03064
te Peri
tion
Co od
Range Mean Range Mean
de (s)
Slight
Dari hasil nilai amplitudo tersebut tampak
11 – bahwa arah dari gelombang (heading)
0,5 – water
16
1. 1,25 0,875 13,5 7,5 Moder- mempengaruhi respon kapal. Tiap kapal
17 –
2. 1,25 – 1,875 19 8,8 ate
3. 2,5 3,250
21
24,5 9,7 water memiliki respon yang berbeda terhadap masing -
22 –
2,5 – 4
27
Rough masing heading. Tidak semua heading
water membahayakan keselamatan kapal. Selain itu
hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada
Tabel 4.6.2. Number of Wave Heading intervensi gelombang dari arah lain. Sehingga
No. Wave Heading Description pada wave heading 0 dan 180 derajat pada
1. 0 degrees Following Seas semua kondisi tidak terjadi gerakan rolling.
2. 45 degrees Quartering Seas
3. 90 degrees Beam Seas
4. 180 degrees Head Seas b. Nilai kecepatan (velocity) pada tiap gerakan
kapal
4.7 Analisa Olah Gerak Kapal Kecepatan (velocity) yang dimaksud disini
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan adalah fungsi numerik yang terdiri dari 2 (dua)
dengan pendekatan program Seakeeper 13.01, variabel yaitu jarak (m) dan waktu (s) pada tiap-
maka didapatkan hasil dengan mengacu pada 3 tiap gerakan kapal. Semakin cepat gerakan kapal
kondisi ombak. Dalam penelitian ini hasil output mengakibatkan semakin cepat periode gerakan
berupa definisi atas gerakan kapal yaitu heave, kapal pada saat merespon gelombang. Hal ini
pitch, roll yang didefinisikan atas amplitudo dan tentunya membuat kapal semakin tidak nyaman.
velocity. Tabel 4.7.2 Nilai velocity

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No.3 Juli 2016 593


SLIGHT WATER 8,70m; V=12,20 knots; Displacement
Wave Head- Heave Motion Roll Motion Pitch Motion
ing (m/s) (rad/s) (rad/s)
=8.946 ton; LWT = 1.963,32 ton; DWT =
0 degrees 0,012 0 0,00179 69.82,68 ton ; Cb = 0,72; Cm = 0,987
45 degrees 0,035 0,04055 0,00357 2. Hasil analisa perhitungan hambatan kapal
90 degrees 0,077 0,10019 0,00513
180degrees 0,199 0 0,00327
dengan menggunakan program Hullspeed
MODERATE WATER Version 13.01 dengan menggunakan
Wave Head- Heave Motion Roll Motion Pitch Motion metode Holtrop dan dengan kecepatan
ing (m/s) (rad/s) (rad/s)
0 degrees 0,049 0 0,00519
penuh V = 12,200 knot didapatkan nilai re-
45 degrees 0,103 0,06339 0,00811 sisten dan power. Nilai resisten yang di-
90 degrees 0,360 0,1791 0,01179 alami kapal sebesar 254,2 kN dan power
180 degrees 0,380 0 0,01349 sebesar 2458 HP atau 1833,83 kW. Dari
ROUGHT WATER
Wave Head- Heave Motion Roll Motion Pitch Motion hasil tersebut, maka dipilihlah motor peng-
ing (m/s) (rad/s) (rad/s) gerak utama (MARINE PROPULSION
0 degrees 0,114 0 0,00009 ENGINE 3606) yang mempunyaidaya sebe-
45 degrees 0,202 0,09047 0,01329
90 degrees 0,595 0,23492 0,01551 sar 1900 Kw
180 degrees 0,822 0 0,02791 3. Hasil dari rencana umum (General Ar-
rangement) menunjukkan bahwa kapal
Dari hasil analisa velocity diatas memiliki ruangan yang cukup untuk semua
menunjukkan bahwa arah masuk gelombang perlengkapan dan muatan dengan daya jela-
(wave heading) mempengaruhi kenyamanan jah dengan rute ” Jakarta –Tanjung Pan-
kapal. Pada heading 180 derajat di semua dan-Pontianak-Batam” dengan radius 791
kondisi mempunyai kecepatan gerakan seamiles, didapatkan jumlah ABK (crew) =
(velocity) heaving yang lebih besar dibanding 30 orang; total berat bahan bakar = 22,64
pada heading 0, 45 dan 90 derajat. ton; berat minyak lumas = 0,2 ton; berat air
Sehingga tinjauan kenyamanan dari sea tawar = 26,8 ton; berat bahan makanan =
behaviour dari model kapal General Cargo 0,5 ton; berat crew dan barang bawaan =
tersebut tergantung pada beberapa hal : 3,15 ton; berat cadangan = 135 ton; berat
 Tinggi rendahnya simpangan terbesar dari muatan bersih = 6.781,86 ton; DWT kapal
gerakan kapal. Semakin tinggi simpangan =6.982,68 ton dan nilai LWT kapal =
amplitudo kapal berarti semakin besar 1963,32 ton.
kemungkinan air masuk ke geladag kapal. 4. Hasil analisa stabilitas menunjukkan bahwa
Semakin rendah berarti meminimalisir resiko kapal memiliki nilai GZ maksimum terjadi
deck wetness. pada kondisi VII{pada kondisi kapal
 Cepat lambatnya gerakan kapal. Semakin dengan muataan kosong(0%) karena
cepat gerakan kapal berarti respon kapal terlalu menunjukkan nilai momen kopel (Rihting
kaku sehingga meningkatkan resiko mabuk Moment) paling besar.
laut (Motion Sickness of Incident). Semakin 5. Dari hasil analisa olah gerak kapal dengan
lambat berarti nilai MSI semakin rendah menggunakan data gelombang yang telah
sehingga dari tinjauan kenyamanan lebih ditetapkan oleh WMO (World Meteorolog-
tinggi. ical Organization) didapatkan hasil bahwa
nilai amplitudo pada wave heading 0 dan
5. KESIMPULAN 180 derajat pada semua kondisi tidak terjadi
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dil- gerakan rolling. Pada heading 180 derajat di
akukan penulis yaitu Perancangan Kapal Gen- semua kondisi mempunyai kecepatan
eral Cargo 7000 DWT dengan rute pelayaran gerakan (velocity) heaving yang lebih besar
Jakarta - Surabaya, maka dapat disimpulkan be- dibanding pada heading 0, 45 dan 90 dera-
berapa informasi teknis sebagai berikut: jat. Sehingga tinjauan kenyamanan dari sea
1. Menggunakan metode perancangan dengan behaviour dari model kapal General Cargo
menggunakan sistem regresi didapatkan tersebut tergantung pada beberapa hal :
ukuran kapal Loa = 113m; Lpp = 98,00m; a. Tinggi rendahnya simpangan terbesar
Lwl=101,9m; B=17,0m; T=7,10m; H= dari gerakan kapal. Semakin tinggi

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No.3 Juli 2016 594


simpangan amplitudo kapal berarti se- [12] Suhardjito, Gaguk. 2006, Tentang Rencana
makin besar kemungkinan air masuk ke Umum, gagukesha@gmail.com, archimedia
geladak kapal. Semakin rendah berarti 2006
meminimalisir resiko deck wetness. [13] …… 2007, Maxsurf 13 User Manual,
b. Semakin cepat gerakan kapal berarti re- Formation Design System Pty. Ltd.
spon kapal terlalu kaku sehingga [14] …… 2007,Hydromax 13 User Manual,
meningkatkan resiko mabuk laut (Mo- Formation Design System Pty. Ltd.
tion Sickness of Incident) para kru atau [15] …… 2007,Sea Keeper 13 User Manual,
penumpang. Semakin lambat berarti Formation Design System Pty. Ltd.
nilai MSI semakin rendah sehingga dari [16] …… 2007,Hull Speed 13 User Manual,
tinjauan kenyamanan jelas lebih tinggi. Formation Design System Pty. Ltd.
[17] 2002-03. Reigister Of Ships LR (Lloyd’s
Register). LR (Lloyd’s Register).
[18] 2002-03. Reigister Of Ships LR (Lloyd’s
DAFTAR PUSTAKA Register). LR (Lloyd’s Register).
[1] INSA SECO, 2015 “State of Logistics [19] Watson, DGM, 1998, Practical Ship
Indonesia” Jakarta, March 27,2015 Design, The Technical Publishing
[2] UNCTAD, 2014 ”Review of Maritm Company,Uk.
Traansport 2014” Jakarta.
[3] USAID,2012“Impact Of Transport
Logistics On Indonesia’s Trade” Jakart.a
[4] Bambang Prihartono 2015”
PENGEMBANGANTOL LAUT DALAM
RPJMN 2015-2019 DAN
IMPLEMENTASI
2015” Badan Perencanaa Pembangunan
Nasional. Jakarta.
[5] ADB,2012 “Transport Sector Assessment,
Strategy, and Road Map” Metro Manila.
[6] F.B, Robert, 1988, “Motion In Waves and
Controllability”, Principles of Naval Ar-
chitecture Volume III, The Society of Na-
val Architects and Marine Engineers, USA.
[7] IMO. 2002. Code On Intact Stability For
All Types Of Ships.
[8] Khramushin, asily N, 2005, “Technical and
Historical Analysis of Ship Seakeeping”
[9] Maritime New Zealand, 2006, “Barge
Stability Guidelines”.
[10] Ngumar, H.S, 2004, “ Identifikasi Ukuran
Kapal “, Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah, Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan. Jakarta.
[11] Sofi’I, Moch. Indra Kusna Djaja, 2008,
Teknik Kontruksi Kapal Baja Jilid I Untuk
SMK, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No.3 Juli 2016 595

Anda mungkin juga menyukai