Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki masalah dalam air. Masalah yang pertama perpipaan yang
sudah tua sehinggga terjadi korosi pada pipa atau adanya sambungan yang bocor,
yang kedua meter air yang kurang diperhatikan sehingga mengalami kerugian
dalam pendapatan produksi air minum. Air baku yang digunakan berasal dari air
permukaan, air bawah tanah, air sumur maupun sungai. Namun, disaat ini air sungai
mengalami pencemaran terutama yang diakibatkan oleh limbah domestik tanpa
adanya pengolahan terlebih dahulu. Salah satu contohnya membuang sampah ke
sungai. Hal ini berdampak kepada dana yang dibutuhkan semakin meningkat untuk
mengolah air baku menjadi produksi air minum. Ini merupakan masalah yang
paling utama. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum.
Salah satu yang direncakanan untuk bangsa Indonesia ini adalah menyejahterakan
rakyatnya dengan merencanakan sistem penyedian air minum. Kebutuhan air bersih
akan terus meningkat sesuai dengan perkembangan kota. Penyediaan air bersih
untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan
kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni mempunyai peranan dalam
menurunkan angka penderita penyakit, khususnya yang berhubungan dengan air,
dan berperan dalam meningkatkan standar atau taraf/kualitas hidup masyarakat.
Masyarakat membutuhkan air minum untuk kehidupan sehari – hari, seperti minum,
mandi, cuci dan masih banyak membutuhkan air minum. Oleh karena itu,
Mahasiswa Teknik Lingkungan harus memahami bagaimana suatu pembangunan
sistem penyediaan air minum yang mampu menyediakan air minum dalam jumlah
yang cukup merupakan hal yang penting mengingat sulitnya mendapatkan air baku
untuk air minum. Karena banyaknya pencemaran yang terjadi di bumi ini yang
menyebabkan rusaknya badan – badan air dan kualitas air.
Pada tanggal 15 April 2019, dilakukan kunjungan Kuliah Lapangan di Balai
Teknik Air Minum, Kota Bekasi. Kunjungan ini dalam rangka pelatihan dan

1
pemahaman mengenai jenis-jenis pipa, fitting jaringan pipa serta bagaimana cara
akurasi water meter. Pada kunjungan tersebut, dijelaskan mengenai tata cara
operasional mendeteksi kebocoran pipa di suatu kota, serta teknik bagaimana
menyambung pipa dan memotong pipa.

1.2 Tujuan Kunjungan


Adapun tujuan laporan kunjungan ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahuu pemasangan pipa transmisi dari sumber hingga distribusi
hingga ke pelanggan.
2. Mengetahui apa saja jenis pipa, fitting dan kelengkapan operasional dalam
jaringan pipa.
3. Mengetahui bagaimana cara mendeteksi kebocoran pipa pada suatu kota?
4. Mengetahui bagaimana teknik menyambung pipa PE dan memtong pipa
besi.
5. Menambah wawasan mengenai sistem penyediaan air minum sebagai
bagian dari bidang teknik lingkungan.

1.3 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan dalam pemasangan sistem
jaringan pipa dsitribusi.
2. Agar mampu secara aktif dan memahami teknik pengoperasian
pemotongan dan penyambungan pipa.
3. Agar mampu secara aktif dan memahami teknik mendeteksi kebocoran
pipa.
4. Untuk mengetahui teknik penyambungan pipa PE dan memotong pipa besi.

2
1.4 Manfaat
Manfaat dari kunjungan ini bagi mahasiswa adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mengetahui langsung operasional balai teknik air minum
Bekasi.
2. Mahasiswa mengetahui secara langsung peralatan yang digunakan dalam
mendistribusikan air minum.
3. Mahasiswa dapat menambah wawasan baru terkait sistem penyediaan air
minum.
4. Mahasiswa mengetahui cara pengecekkan kebocoran dengan alat yang
tersedia.

1.5 Waktu dan Lokasi


Lokasi kunjungan lapangan yaitu Balai Teknik Air Minum dan Kementrian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang berlokasi di Bekasi yang
dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Senin, 15 April 2019
Pukul : 09.00 – 16.00 WIB
Lokasi : Jalan Balai Cipta Karya Pelatihan Sanitasi dan Air Minum
Wilayah 1. Jl. Chairil Anwar No 12, Margahayu, Bekasi
Timur, Jawa Barat, Indonesia.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Bidang Mesin dan


Listrik
K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja. Secara umum keselamatan kerja dapat
dikatakan sebagai ilmu yang penerapannya berkaitan dengan mesin, pesawat,
alat kerja, bahan dan proses pengolahannya. Landasan tempat kerja dan
lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin
keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan
dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan Alat
Pelindung Diri (APD), perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang
manusiawi. Pada umumnya penyebab kecelakaan adalah faktor manusia
sendiri, dan peralatan yang rusak adalah sebagai hasil dari seseorang yang tidak
melaksanakan pekerjaan dengan baik, karena itu, keuntungan yang paling besar
yang dapat diperoleh dalam suatu program keselamatan kerja, adalah dengan
memusatkan perhatian pada faktor manusia.
Sebab-sebab terjadinya kecelakaan kerja :
1. Kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition) yang mengakibatkan 20
% faktor kecelakaan
2. Tindakan kerja yang tidak aman (unsafe action) yang mengakibatkan 80 %
faktor kecelakaan
• Faktor manusia :
 Kurangnya pengetahuan tentang K-3, bahkan tidak tau sama sekali
 Kurangnya keterampilan dalam pelaksanaan aspek-aspek K-3
 Kurangnya kepedulian terhadap pelaksanaan aturan K-3
10 penyebab terjadinya kecelakaan :
1. Tidak menuruti perintah
2. Tidak mengetahui peraturan

4
3. Tidak memperhatikan pekerjaan atau kurang waspada
4. Instruksi kurang lengkap
5. Tidak mengikuti instruksi
6. Gangguan dari orang lain
7. Tidak memakai alat pelindung atau alat keselamatan
8. Kurang cakap atau kurang pengalaman
9. Penilaian yang salah
10. Mengambil resiko
2.1.1 Alat Pelindung Diri
Adalah alat yang digunakan oleh tenaga kerja saat bekerja dan di
lingkungan kerja untuk melindungi seluruh / sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya / kecelakaan kerja
2.1.2 Penempatan Peralatan K3
• Lokasinya Mudah Dilihat Dan Dijangkau
• Lokasinya Diberi Tanda Jika Terhalang Pandangan
• Posisi Atau Besar Tempat Peletakan Harus Disesuaikan Dengan
Jumlah Peralatan Dan Besarnya
• Jumlah Alat Pengaman Kerja (APK) Dan Alat Pelindung Diri (APD)
Harus Mencukupi, Seperti Jumlah Sepatu Kerja, Helm, Sarung
Tangan, Dll
• Diberikan Denah Atau Lay Out Tata Ruang Lokasi Yang
Menggambarkan Perusahaan Dan Peletakan Alat Pengaman Kerja
(APK) Dan Alat Pelindung Diri (APD)
• Di Lokasi Penempatan Peralatan Diberi Label Cara Penggunaan,
Penyimpanan Dan Peringatan
2.1.3 Faktor Penyebab Terjadinya Penyakit Akibat Kerja
Golongan fisik, yang disebabkan antara lain :
 Suara gaduh, bising dapat mengakibatkan pekak atau tuli
 Tekanan yang berubah rubah dapat menyebabkan penyakit caisson
 Suhu yang tinggi dapat menyebabkan heat stroke, heat cramp

5
 Suhu yang terlalu rendah dapat mengakibatkan “fosbite”, “white
finger disease”
 Getaran dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah tepid an
gangguan system syaraf, antara lain ; “syndrome vibrasi”, “white
finger”, lumbrago, dll
 Sinar infra merah dapat menyebabkan kekeruhan lensa mata
 Sinar ultra violet dapat menyebabkan peradangan mata
 Radiasi sinar radio aktiv dapat menyebabkan tumor ganas pada kulit
dan darah “leukemia” dan aplastik anemia
2.1.4 Langkah Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
• Substitusi, yaitu mengganti bahan yang berbahaya dengan yang tidak
berbahaya, tetapi kualitas tidak boleh dikurangi
• Isolasi, yaitu menjauhkan atau memisahkan pekerjaan yang
menimbulkan bahaya
• Ventilasi, harus ada pertukaran udara kotor dan bersih dalam ruangan
kerja, yaitu dengan memberikan ventilasi yang cukup sehingga udara
bersih akan selalu mengalir ke tempat kerja
• Memakai alat pelindung diri (APD), alat pelindung diri ini dapat
berupa pakaian kerja, helm, sarung tangan, sepatu lapangan, dll
• Menggunakan alat pengaman kerja (APK), alat ini dapat
dipergunakan untuk melindungi pekerja dari hal-hal yang tidak
diinginkan pada waktu bekerja. emeriksaan kesehatan, pemeriksaan
kesehatan dapat dimulai sebelum memulai pekerjaan tau pemeriksaan
berkala u8ntuk dapat mencari faktor penyebab yang mengakibatkan
gangguan pada keselamatan kerja
• Penyuluhan dan penyampaian informasi sebelum informasi sebelum
mulai bekerja, hal ini sangat penting dilakukan agar pekerja lebih
berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya
• Pelatihan tentang keselamatan dan kesehatan kerja

6
2.2 Peralatan Mekanik
Bahaya yang paling besar dari bagian mesin yang berputar adalah bahwa
pakaian longgar yang dipakai oleh seorang operator dapat tersangkut pada
bagian yang berputar sehingga dapat melilit tubuh dan mencekik operator yang
bersangkutan. Jika ada baut yang longgar pada bagian mesin yang berputar,
baut tersebut bisa terpental dan melukai orang. Hal seperti ini bisa juga terjadi
pada kunci dan peralatan lainnya yang ditinggalkan diatas bagian-bagian yang
berputar. V-belt yang berputar dan tidak ada tutup pengamanya akan selalu
menjadi ancaman bagi keselamatan kerja operator. Getaran yang kuat harus
segera dihentikan karena dapat menyebabkan bagian dari mesin pecah dan
berterbangan sehingga menimbulkan bahaya.

2.2.1 Peralatan Mekanik yang Dapat Jatuh :


Berikut adalah cara – cara pencegahan bagian peralatan mekanik yang
dapat jatuh :
1. Jika ada bagian yang hanya sebagian saja dipasang bautnya atau yang
tidak ada bautnya sama sekali maka bagian tersebut harus dibuka dan
diletakkan dilantai untuk mencegah supaya bagian itu tidak jatuh dan
melukai tangan atau kaki.
2. Perkakas dan peralatan yang berat setelah dipakai harus diletakkan
dilantai atau di bengkel, untuk mencegah supaya tidak jatuh.
3.Sebaiknya peralatan tidak diletakkan di tempat yang tergantung pada
dinding yang hanya diberi baut pengikat, karena getaran dapat melepas
baut-baut.
Faktor – faktor penyebab kecelakaan kerja benda jatuh :
1. Kelalaian
2. Membiarkan minyak berserakan di lantai, perkakas dan alat-alat
bergelimpangan di lantai, lupa memasang peralatan dengan baik.
2.3 Bidang Kelistrikan
Keselamatan ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah-langkah
pengamanan instalasi penyediaan tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat

7
tenaga listrik untuk mewujudkan kondisi andal dan aman bagi instalasi dan
kondisi aman dari bahaya bagi manusia dan mahluk hidup lainnya, serta
kondisi ramah lingkungan, di sekitar instalasi tenaga listrik.
2.3.1 Keselamatan Kerja Untuk Teknisi Listrik
Listrik secara potensial sangat berbahaya, penanganan peralatan yang
salah dapat mengakibatkan :
- Kematian
- Luka Bakar
- Kebakaran
- Kerusakan Instalasi
2.3.2 Tindakan Preventif
• Menghindari agar tidak menyentuh konduktor berarus
• Mencegah kawat agar tidak saling berhubungan
• Mencegah kelebihan beban listrik
• Perlengkapan pertanahan yang baik
• Menggunakan peralatan kerja yang baik
2.3.3 Pencegahan Kawat Agar Tidak Saling Berhubungan
 Instalasi harus dalam keadaan baik
 Jangan melepas isolasi dari ujung – ujung kabel jika tidak akan
melakukan penyambungan
 Penyambungan di terminal harus dilakukan dengan teliti dan kuat
 Jangan membengkokkan kabel terlalu tajam, sebab di bagian dalam
bisa rusak dan dapat menimbulkan hubung singkat
 Hindari agar kabel jangan terinjak atau tergilas, pipa – pipa pelindung
kabel diatas lantai bisa menimbulkan kecelakaan.
 Hindari semua instalasi dalam keadaan basah
 Jika bekerja di panel, hubungan ke main switch harus selalu
diputuskan dan sekring harus dilepas untuk menghindari agar tidak
ada yang mamasang switch sebelum pekerjaan di panel selesai
2.3.4 Pencegahan Kelebihan Beban
 Sekring yang baik harus putus bila kelebihan beban

8
 Periksa ampere meter, bila penunjukan ampere meter yang terlalu
tinggi, menandakan adanya kelebihan beban di suatu tempat
 Perlindungan terhadap kelebihan beban motor listrik harus dicek
setiap saat, overload hanya mungkin diterapkan dalam waktu singkat.
2.3.5 perlengkapan pentahan yang baik
 Umumnya seluruh bagian luar perlengkapan listrik harus
dihubungkan ke tanah.
 Besar tahanan tanah harus kurang dari 0,5 ohm
 Instalasi yang baik dilengkapi dengan perlengkapan yang disebut
Earth Leakage protection.
2.4 Struktur dan Karakteristik Pompa
Pompa adalah suatu peralatan mekanik fluida yang memiliki fungsi
memindahkan atau menaikkan fluida dengan cara mendorong fluida langsung
secara mekanik, atau dengan cara mengubah energi mekanik menjadi energi
tekan atau energi kinetik fluida yang dapat menghisap fluida dari satu tempat
dan memancarkannya ke tempat yang diinginkan.
Prinsip kerja pompa :
 Pompa sentrifugal
 Pompa desak
 Pompa ulir
 Pompa aliran pusar
 Pompa jenis lain
Pompa berdasarkan arah aliran :
 Pompa sentrifugal radial flow
 Pompa mix flow
 Pompa aksial flow

9
Klasifikasi pompa :

Gambar 2.1 klasifikasi pompa


Klasifikasi pompa berdasarkan ciri hidrolis :
 Pada pompa sentrifugal jenis radial flow, zat cair meninggalkan impeller
dalam bidang tegak lurus terhadap sumbu poros akibat dari gaya
sentrifugal.
 Pada pompa aliran campur, zat cair meninggalkan impeller dengan arah
diagonal terhadap poros.
 Pada pompa aliran aksial zat cair mengalir melalui impeller jenis propeller
atau permukaan bentuk silinder.
Jenis – jenis pompa khusus :
 Pompa self priming
Pompa yang dipasang suction water level, digunakan pompa sentrifugal
kecil.
 Pompa submersible
Pompa yang dipasang dengan motor listrik secara kople dan dimasukkan
dalam sumur dalam (deep well)

10
Instalasi pompa :
Pompa dan Perpipaan Pompa untuk berbagai keperluan, mencakup :
 Konstruksi Sistem Instalasi
 Pemasangan Kering
 Pemasangan Basah
 Submersible
 JENIS POMPA
(Berdasarkan Kriteria Umum)
 Prinsip Kerja ( rot dyn, displacement)
 Aliran air Terhadap Poros (radial, axial, mixed)
 Kedudukan Poros (vertikal , horizontal)
 Sistem Hisap (single, double)
 Khusus ( submersible, noncloging, turbin)
Efisiensi pompa ;
Secara umum adalah perbandingan antara input daya dengan hasil output,
dinyatakan dalam %, Efisiensi pompa dipengaruhi oleh :
1.Operasi
2. Keausan pada wear/liner ring
3. Keausan pada poros
4. Gesekan bantalan

11
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Jenis Pipa


Jenis-jenis pipa yang terdapat pada bawah tanah, selain pipa PDAM, agar
pada saat dilapangan sebagai sarjana Teknik Lingkungan dapat membedakan pipa-
pipa yang terdapat dibawah tanah. Jenis-jenis pipa tersebut antara lain :
1. Pipa berwarna hitam polos merupakan pipa air bersih PDAM termasuk pipa
hydrant. Pipa berwarna hitam ini adalah pipa jenis PE. Jenis pipa ini yang saat
ini yang banyak digunakan untuk penyediaan air karena tidak memerlukan
banyak sambungan karena sifatnya fleksibel dan pipa ini kuat terhadap tekanan.
Kelemahan pipa jenis ini ialah tidak tahan panas.
2. Pipa berwarna dan bergaris. Pipa ini merupakn pipa kabel telepon.
3. Pipa kuning polos merupakan pipa untuk mengalirkan gas milik Perusahaan
Migas.

3.2 Pemasangan Pipa


Setiap pemasangan pipa transmisi dari sumber hingga pipa distribusi ke
pelanggan, terdapat jenis sambungan pipa. Jenis sambungan yang biasa digunakan
adalah mechanical joint, push on joint, dan dart (ulir). Jika terdapat keruskaan pada
sambungan digunakan repair clamp. Berikut kelengkapan operasional dan fitting
serta fungsi dalam pemasangan sistem jaringan perpipaan air minum.
Tabel 3.1 Kelengkapan Operasional dan Fitting Perpipaan Air Minum
No. Nama Alat Gambar Keterangan
1. Clamp Alat ini untuk jenis
Saddle pipa PE. Digunakan
untuk penyambungan
pipa pada titik tapping.

12
No. Nama Alat Gambar Keterangan
2. Electro Alat ini untuk jenis
fusion pipa PE. Digunakan
untuk penyambungan
pipa pada jaringan
lurus.
3. Tee 900 dan Untuk percabangan
Tee 450 pipa. Ketebalan lebih
tipis, digunakan untuk
pipa air kotor.

4. Sambungan
shuffle
semen

5. Sambungan Dengan rubber


push on joint

6. Sambungan Dengan ujung ulir


shuffle (dart)
semen

7. Reducer Dengan ujung rubber

8. Sambungan Dari pabrik sudah


shuffle diproduksi untuk air
semen untuk buangan berwarna
air buangan coklat

13
No. Nama Alat Gambar Keterangan
9. Alat Hanya untuk jenis pipa
penyambung PE saja. Penggunaan
pipa otomatis sangat mudah hanya
dorong saja untuk
menyambung pipa.
Alat ini untuk pipa
diameter kecil saja atau
digunakan dalam
sambungan rumah saja.
10. Alat untuk Digunakan untuk jenis
penyambung pipa PVC. Terdapat
pipa di bor pipa dan katup
tapping airnya.
11. Water meter Harus dicek 5 tahun
pelanggan sekali.

12. Water meter Lebih tahan lama, bisa


induk mencapai 20 tahun.

13. Katup udara


(Air valve)

14. Globe valve

14
Dalam pemasangan pipa, para pekerja juga wajib memakai alat pelindung
diri. Adapun kelengkapan keselamatan kerja yang wajib digunakan adalah.
1. Sarung tangan
2. Sepatu boots, yang dilengkapi dengan besi untuk melindungi kaki dari kejatuhan
pipa.
3. Helm
4. Kacamata las
5. Baju spotlight. Dipakai pekerja di malam hari. Fungsinya untuk memantulkan
cahaya agar diketahui terdapat proses pengerjaan pipa pada jalan tersebut.

3.3 Pengecekan Kebocoran Pipa


Untuk mengecek kebocoran pipa. Tahapan pertama yang dilakukan adalah
cek kondisi lapangan. Pengecekan ini dilakukan controlling terhadap water meter
pelanggan. Dilakukan akurasi water meter setiap pelanggan apakah masih bagus
atau tidak dan mencatat data water meter setiap pelanggan. Selanjutnya pengecekan
District Area Meter (DAM), sesuaikan jumlah pembayaran semua pelanggan
dengan keluaran air di DMA. Jika ada perbedaan, dihitung. Lalu, pengecekan ke
jaringan pipa distribusi dengan dilakukannya sounding. Sounding dilakukan di
malam hari, pada saat tekanan tertinggi karena pelnggan tidak memakai air lagi,
sehingga dengan sounding didapatkan indikasi-indikasi letak kebocoran pipa
dimana saja.
Berikut kelengkapan operasional yang digunakan dalam pengecekan
kebocoran pipa.
1. Acoustic Leak Detector (Acoustic Rod)
Alat ini berupa tiang besi dengan ujung tajam dan ujung lainnya berupa
karet bulat penangkap sensor. Alat ini tidak mempunyai display visual. Sensor
berupa membran yang bergetar jika terkena gelombang suara, karena itu alat ini
sangat mengandalkan kepekaan pendengaran. Agar didapatkan suara kebocoran
yang benar, harus sering menggunakannya. Pengecek harus bisa membedakan
mana suara aliran, mana suara tekanan yang menandakan terdapat kebocoran.
Biasanya kebocoran ditandai dengan suara berdesis dikarenakan penurunan tekanan

15
karena pipa yang bocor. Sedangkan untuk aliran yang tidak terdapat kebocoran
terdengar suara aliran yang stabil.

Gambar 3.1 Sounding menggunakan Akustik Rod


Cara menggunakannya adalah, tempelkan ujung pipa yang tajam, lalu
dengarkan suara melalui membrane. Biasanya alat ini digunakan untuk memastikan
titik kebocoran setelah dilakukan pengecekan menggunakan water leak detector.

2. Water Leak Detector


Alat ini dilengkapi degan display visual (digital) untuk memperlihatkan
besaran kekuatan suara yang ditangkap oleh sensor, sehingga tidak mengandalkan
kepekaan pendengaran. Alat ini bekerja dengan daya baterai. Berikut langkah kerja
menggunakan water leak detector.

3. Leak Noise Slogger


Alat ini merupakan alat penangkap gelombang suara yang dipasang di
setiap percabangan. Alat ini dipasang pada malam hari untuk mendapatkan data
prevensi. Jika didapatkan prevensi/gelombang suara tinggi, diindikasikan terdapat
kebocoran pada cabang tersebut. Cara kerja alat ini setiap slogger diletakkan
disemua cabang. Selanjutnya, pada malam hari, dihidupkan semua slogger tersebut,
slogger akan memberikan sinyal pada alat display digital lalu dicocokan kode
slogger dan letak slogger. Sehingga diketahui dimana letak indikasi kebocoran pipa
berada.

16
Gambar 3.2 Leak Noise Slogger

Gambar 3.3 Satu Set Perlengkapan Leak Noise Slogger


4. AML Pro
Alat ini merupakan alat pendeteksi jaringan pipa yang menggunkan laser
untuk mencari jaringan pipa pada jalan. Jika terdengar suara denging yang panjang
dan lampu indicator menyala menandakan adanya jaringan pipa diarea tersebut.
Alat ini dapat mendeteksi semua jenis pipa dan maksimal kedalaman pipa sebesar
2 meter. Seperti yang sudah diatur dalam Peraturan Kementerian PUPR untuk
kedalaman pipa pada jalan raya maksimal sedalam 2 meter dari permukaan jalan.

Gambar 3.4 Penggunaan AML Pro

Gambar 3.5 Layar Display AML Pro

17
5. Pipe Line Cable Locater
Alat ini merupakan alat deteksi jaringan pipa besi dan kabel. Cara kerja alat
ini memberikan sinyal pada pipa sehingga dapat memberikan juga data
kedalaman pipa tersebut.

Gambar 3.6 Pipe Line Cable Locater

6. Flow meter
Alat ini untuk mengukur debit aliran dalam pipa. Debit aliran perlu
diketahui untuk mendukung akurasi water meter. Alat ini menggunkan alat sensor
berbentuk huruf V atau W yang dipasang di pipa. Pipa sebelumnya diberikan gel
agar lebih sensitif dan alat sensor di klem agar tertempel dengan sempurna.
7. Dynamic Ultrasonic Thickness
Alat ini untuk mengukur ketebalan pipa. Ketebalan pipa perlu diukur karena
untuk mengukur debit aliran dalam jaringan perpipaan diperlukan data jenis pipa
dan ketebalan pipa dalam jaringan tersebut.

3.4 Akurasi Water Meter


Fungsi meter air adalah sebagai alat pencatat jumlah pemakaian air oleh
pelanggan PDAM. Tetapi dalam lapangan, petugas sering mendapatkan complain
jumlah tagihan yang cukup besar. Sehingga, water meter sebagai alat pengukur
merupakan alat yang perlu diperhatikan dalam hal ini. Diindikasikan water meter
ini sudah berjalan tidak normal. Oleh karena itu, perlu dilakukan akurasi water
meter dengan proses kalibrasi. Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan untuk
menetukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur
dengan cara membandingkannyadengan standar ukurnya. Kalibrasi water meter

18
pelu dilakukan secara rutin terhadap meter-meter yang sudah berusia dua tahun
sampai lima tahun, tergantung besaran diameter meter air. Proses kalibrasi terhadap
meter air di rumah pelanggan menggunakan Portable Test Bench.

Gambar 3.7 Kalibrasi Meter Air

3.5 Teknik Penyambungan Pipa


Berikut adalah tata cara penyambungan pipa jenis PE.
Tabel 3.2 Tahapan Penyambungan Pipa
No. Langkah Kerja Gambar
1. Potong pipa PE dengan
menggunakan mesin pemotong
sesuai ukuran yang diinginkan.

2. Pipa yang telah dipotong,


ujungnya dirapihkan sehingga
ketebalannya rata. Sebelumnya,
ukur ketebalan untuk disesuaikan
dengan pipa yang akan
disambung.
3. Jika ketebalan sudah rata, ujung
pipa tersebut dibersihkan dengan
lap yang sudah diberikan larutan
alkohol.

19
No. Langkah Kerja Gambar
4. Panaskan alat pemanas pipa
dengan suhu 250℃ hingga lampu
indicator berwarna hijau.

5. Pindahkan alat pemanas pipa ke


alat penyambung pipa. Dorong
tuas, tekan pipa dengan alat
pemanas pipa hingga terbentuk
bip.
6. Tarik tuas, angkat alat pemanas
dan dorong kembali tuas untuk
menyambungkan sambungan
agar lebih kuat.

7. Kunci tuas. Lamanya tekanan


yang diberikan harus sesuai
dengan ketebalan pipa, dan
tunggu untuk proses pendinginan
pipa. Pipa siap digunakan.

20
3.6 Teknik Pemotongan Pipa Besi
Berikut adalah tahapan pemotongan pipa besi menggunakan mesin Atsuro.
Tabel 3.4 Tahapan Pemotongan Pipa Besi
No. Langkah Kerja Gambar
1. Masukkan pipa ke dalam mesin.

2. Putar tuas roda, hingga diameter


tengahnya menyesuaikan dengan
ukuran diameter pipa.

3. Berikan minyak pada pipa.


Pasang alat pemotong pada pipa.
Nyalakan mesin. Roda akan
berputar untuk proses
pemotongan pipa.
4. Setelah pipa terpotong, pasang
tuas untuk pembuat ulir . Atur
sesuai diameter pipa. Nyalakan
mesin. Ulir akan terbentuk
hingga mesin otomatis berhenti.

21
No. Langkah Kerja Gambar

5. Jika ulir sudah jadi. Pasang tuas


untuk menghaluskan ujung pipa.
Nyalakan mesin dan proses
menghaluskan ujung pipa akan
hingga mesin berhenti secara
otomatis

22
BAB IV
PENUTUP

Dalam kunjungan lapangan ini berkunjung ke Balai Teknik Air Minum dan
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang berlokasi di Bekasi
yang dilaksanakan pada yang berlokasi di Jalan Balai Cipta Karya Pelatihan
Sanitasi dan Air Minum Wilayah 1. Jl. Chairil Anwar No 12, Margahayu, Bekasi
Timur, Jawa Barat, Indonesia. Balai teknik air minum berdiri ttanggal 29 Mei 1990
bantuan dari pemerintahan Jepang. Pada saat itu balai teknik air minum disebut
sebagai unit pelatihan air bersih dan penyehatan pemukiman lingkungan dan
menjadi balai teknik air minum satu-satunya milik pemerintah. Balai teknik ini
melatih kurang lebih 1000 org/thn yang berasal dari PDAM, UPTD dan masyarakat.
Balai teknik ini dilengkapi dengan sarana dan prasarana lengkap yang sudah tua
namun masi bisa digunakan dengan pemeliharaan yang baik. Balai teknik ini
terkenal dengan green office nya dan sudah memproduksi air minum dengan
metode riverosmosis (RO) namun hanya dapat dikonsumsi oleh lingkungan balai
teknik saja bukan untuk umum.
Dari kunjungan Balai Teknik Air Minum ini, sangat bermanfaat untuk
mahasiswa Teknik Lingkungan agar dapat lebih memahami teori yang telah
diberikan di kampus, diberikan praktiknya dalam kunjungan ini. Dalam pelayanan
penyediaan air minum kepada masyarakat, tiap tahun ke tahun target persentase
kehilangan air harus berkurang, sehingga dalam kunjungan ini diberikan materi
sebagai bekal ilmu sebagai sarjana Teknik Lingkungan nantinya. Materi-materi
yang diberikan sangat penting diketahui salah satunya bagaimana cara kerja pompa,
teknik penyambungan pipa yang baik dan, agar tidak terjadi kesalahan yang
menyebabkan kebocoran pipa.
Mekanikal dan Elektrikal dalam bangunan adalah sistem-sistem pendukung
bangunan yang memerlukan sebuah sistem mekanis dan sistem yang memerlukan
tenaga listrik untuk pengoperasiannya. Pompa adalah suatu alat atau mesin yang
digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui
suatu media perpipaan, yang terdiri dari bagian suction (masuk) dan discharge

23
(keluar). Struktur pompa yaitu memindahkan/menaikkan fluida, mengubah energi
mekanik menjadi energi kineti/tekan. Prinsip kerja pompa beragam yaitu
sentrifugal, desak, ulir, aliran pusar dan jenis lainnya. Klasifikasi arah aliran yaitu
sentrifugal (gaya yang timbul akibat perputaran), radial flow, mix flow, aksial flow.
Pompa submersible sumur dalam : adalah perangkat yang memiliki motor tertutup
rapat dekat atau digabungkan dengan tubuh pompa. Seluruh komponen terendam
dalam cairan/air yang akan dipompa. Keuntungan utama dari jenis pompa
submersible adalah mencegah kavitasi pompa. Pompa sentrifugal adalah pompa
yang memiliki elemen utama berupa motor penggerak dengan impeller yang
berputar dengan kecepatan tinggi. Pompa yang dioperasikan dan dipelihara dengan
baik akan kelihatan dari : kondisi instalasi pompa stabil dalam waktu yang lama,
kebocoran kecil, getaran dan bunyi kurang, jarang mengalami gangguan dan
kerusakan yang memerlukan perbaikan berat, dan pemakaian energi efisien.
Untuk mengetahui bagaimana cara mendeteksi kebocoran dengan alat–alat
yang sudah disediakan oleh pengajar di lapangan, hanya saja pengajar memberi
tahu bagaimana bunyi air apabila ada kebocoran. Biasanya terjadinya kebocoran
apabila saat pendengaran debit airnya sangat kencang. Kemudian juga
mahasiswa/mahasiswi bisa mengetahui dimana letak pipa yang terjadi kebocoran
untuk segera membenarkan pipa tersebut dengan alat cable locator. Selain itu,
prosedur dalam mengecek kebocoran pipa di suatu wilayah, dimulai dengan
pengecekan lapangan yang dilakukan di siang hari yaitu melakukan pengumpulan
data water meter tiap pelanggan, yang disesuaikan pemakaian yang ada di DMA.
Jika ada perbedaan diindikasikan terdapat kebocoran pipa. Jika sudah ada indikasi
kebocoran pada wilyah tersebut, pada malam harinya dilakukan sounding untuk
mengetahui dimana letak titik kebocoran pipa sehingga kebocoran pipa dapat
diatasi dan target kehilangan air di Indonesia dapat tercapai.
Di balai teknik juga diajarkan cara pemotongan pipa dan pemasangan pipa
yang baik dan benar dengan dibimbing oleh pembimbing di Balai. Saat pemotongan
pipa, ujung pipa harus dihaluskan atau dirapikan untuk menyamakan kedua ujung
pipa ketika saat pemasangan tidak ada perbedaan tebal ujung pipa dengan pipa yang
lainnya. Saat pemasangan pipa, pipa harus dipanaskan lalu jangan terlalu lama

24
didiamkan, langsung tempelkan dengan pipa yang satunya agar kelengketan tadi
masih melekat kuat. Saat memanaskan pipa, kita harus melihat ring pipa apakah
sudah terlihat muncul atau belum, ketika sudah muncul jangan menunggu sangat
lama, dikarenakan ring pipa akan memuai sangat tebal akibat panas tadi, sehingga
menyebabkan headloss yang cukup tinggi apabila terjadi ketebalan pada ring. Ini
dimana para perencanaan air minum harus juga memperhatikan headloss tersebut
yang dikarenakan ada standar headloss yang ditentukan ialah kurang dari 50 m.
Pada asesoris pipa dapat mengetahui fungsi dari push on joint yang selama ini
dipelajari dalam mata kuliah Menggambar Teknik dan Sistem Penyediaan Air
Minum. Dimana push on joint ini berbentuk karet elastis dan harus dipasang
dengan benar dikarenakan akan disambungkan dengan pipa yang satunya lagi.
Untuk mengetahui push on joint ini baik atau tidak adalah dengan melakukan
putaran pada pipa yang dipasangkan tadi. Apabila pipa yang dipasangkan tadi
mudah diputar, berarti pemasangan push on joint sudah benar dan apabila salah
pemasangan, bisa dikatakan telah terjadi kesalahan dalam pemasangan ataupun
push on joint tersebut sudah rusak atau robek sehingga tidak dapat digunakan yang
diharuskan diganti dengan yang baru.

25
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil data laporan kuliah kunjungan lapangan ini dapat disimpulkan
sebagai berikut :
5. Jenis pompa secara umum itu ada 2 yaitu pompa submersible dan pompa
sentrifugal.
6. Sistem pengaliran air dari reservoir itu ada 2 yaitu secara gravitasi dan dengan
pompa. Diharapkan secara gravitasi untuk menghemat biaya dan juga
menghemat pemakaian alat-alat mekanik.
7. Alat gerak pada pompa itu ada 2 yaitu : motor listrik dan diesel.
8. Jenis pipa FE adalah jenis pipa yang lebih sering digunakan untuk sekarang
karena memiliki beberapa kelebihan yaitu kuat, fleksibel (mudah ditekuk) dan
ramah lingkungan.
9. Terdapat berbagai macam cara penyambungan untuk pipa FE yaitu dengan
menggunakan Electro fussion (pemanasan) dan Butt Fussion Joint
10. Cara penyambungan pipa yang paling sering digunakan adalah dengan electro
fusion karena mudah dalam pengerjaannya.
11. Pipa jenis PVC merupakan pipa yang tidak bisa disambungkan dengan cara
pemanasan karena bahan yang digunakan tidak cukup kuat untuk menahan
panas.
12. Alat-alat untuk mendeteksi kebocoran bermacam-macam yaitu AML pro,
Pipeline and Cable Locater, Leak Noise Logger, dan Water Leak Detector.

26
DAFTAR PUSTAKA

Yanidar, Ramadhani dan Winarni . 2006. Perancangan Sistem Jaringan


Perpipaan Air Minum. Universitas Trisakti. Jakarta.

27

Anda mungkin juga menyukai