1 PB
1 PB
DWIJA CENDEKIA
Jurnal Riset Pedagogik
https://jurnal.uns.ac.id/jdc
Dewi Rakhmawati
SD Negeri Kotagede 5
Cara Mengutip
Rakhmawati, D. (2018). Tim Permainan Turnament (TGT):
Menigkatkan Motivasi Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar.
DWIJA CENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik, 2 (2), 17-20.
PENDAHULUAN
Motivasi sebagai salah satu faktor bagi kemajuan dirinya sebagai individu
yang mempengaruhi belajar seorang maupun sebagai anggota masyarakat.
siswa turut menentukan keberhasilan Berdasarkan pengalaman selama
dalam belajar seperti pendapat Mc. mengajar, salah satu mata pelajaran yang
Donals dalam Sardiman (2006: 73), mengalami beberapa kendala dalam
motivasi adalah perubahan energi dalam mencapai KKM adalah Ilmu Pengetahuan
diri seseorang yang ditandai dengan Sosial. Proses belajar siswa kelas VI SD
munculnya “feeling” dan didahului dengan Negeri Kotagede 5 di Kota Yogyakarta
tanggapan terhadap adanya tujuan. pada mata pelajaran IPS dirasa kurang
Berdasarkan pendapat tersebut optimalnya. Hasil belajar siswa kelas VI
menunjukkan bahwa motivasi merupakan pada mata pelajaran IPS ternyata masih
salah satu hal yang penting, karena jika rendah, hal tersebut dibuktikan dengan
dalam diri anak didik terdapat motivasi, banyaknya siswa yang memperoleh nilai
maka akan timbul semangat dan dibawah nilai KKM yang ditentukan yaitu
dorongan untuk belajar lebih giat 75. Siswa cepat merasa bosan dan ada
sehingga akan dapat berhasil dalam juga yang mengantuk. Hal tersebut
proses belajarnya. Apabila motivasinya menandakan bahwa motivasi siswa
cukup kuat, maka siswa akan dalam belajar IPS kurang. Faktor- factor
memutuskan untuk melakukan perbuatan yang mempengaruhi belajar seorang
belajar. Sebaliknya apabila motivasinya melputi perhatian, minat dan motivasi
tidak cukup kuat, ia akan memutuskan Slameto (2003: 55-58).
untuk tidak melakukan perbuatan belajar. Hamzah B. Uno (2013: 23)
Untuk menumbuhkan motivasi yang menyatakan bahwa motivasi belajar
kuat pada diri siswa dalam kegiatan adalah dorongan internal dan eksternal
pembelajaran, maka guru harus pandai dalam diri siswa yang sedang belajar
dalam memilih media pembelajaran yang untuk mengadakan perubahan tingkah
tepat digunakan khususnya dalam mata laku. Oleh karena itu dapat disimpulkan
pelajaran IPS. Menurut Sardjiyo, dkk bahwa motivasi belajar adalah
(2009: 26) IPS merupakan bidang studi keseluruhan daya penggerak atau
yang mempelajari, menelaah, pendorong yang membuat siswa
menganalisis gejala dan masalah sosial melakukan kegiatan belajar sehingga
di masyarakat dengan meninjau berbagai tujuan dari belajar dapat tercapai. Made
aspek dalam kehidupan. Tujuan dari IPS Wena (2010: 33) mengemukakan bahwa
menurut Awan Mutakin (Supardi, 2011: motivasi belajar dapat dilihat melalui
185) adalah mengembangkan siswa agar beberapa indikator seperti keantusiasan
peka terhadap masalah sosial yang dalam belajar, ketekunan dalam belajar
terjadi di masyarakat, memiliki sikap dan keterlibatan siswa dalam kegiatan
mental yang positif terhadap perbaikan belajar. Hamzah B. Uno dan Nurdin
segala ketimpangan yang terjadi, dan Mohamad (2012: 253) menyebutkan
terampil mengatasi setiap masalah yang indikator motivasi belajar siswa yaitu
terjadi sehari-hari dikehidupannya. ketekunan siswa menyelesaikan tugas
Berdasarkan pengertian diatas yang diberikan guru. Adapun indikator
menunjukkan bahwa dengan mempelajari motivasi belajar IPS yang digunakan
IPS diharapkan dapar memiliki suatu dalam penelitian ini merupakan gabungan
kepekaan terhadap kehidupan dan dari dua pendapat ahli di atas yaitu: 1)
keterampilan untuk menghadapi keantusiasan siswa dalam belajar, 2)
tantangan kehidupan. Sementara keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar,
menurut Saidiharjo (2004: 109) tujuan 3) ketekunan siswa dalam belajar, 4)
dari IPS adalah agar siswa mampu keuletan menghadapi kesulitan yang
mengembangkan pengetahuan, sikap, dijumpai dalam belajar, dan 5) keinginan
dan keterampilan social, yang berguna mendalami materi.
18
D. Rakhmawati / DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik 2 (2) (2018) 17-20
METODE PENELITIAN
PEMBAHASAN
Berikut hasil pre-test pada materi wilayah Indonesia dapat dilihat pada
Perkembangan sistem administrasi tabel 1.
19
D. Rakhmawati / DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik 2 (2) (2018) 17-20
18
Berdasarkan tabel di atas, hasil tetangga sebesar 73,33% dan nilai
prestasi belajar IPS menunjukkan rata-rata sebesar 81,17. Adapun hasil
bahwa ketuntasan belajar IPS pada motivasi belajar IPS dapat dilihat pada
pokok bahasan Kenampakan Alam table 6.
dan keadaan sosial Negara-negara
SIMPULAN
Peningkatan motivasi belajar IPS terjadi tipe TGT disesuaikan dengan sintaks
melalui proses Penerapan Model yang sudah baku, pembagian kelompok
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada yang dilandasi dengan penjelasan dari
kelas VI SD N kotagede 5 Yogyakarta. guru tentang heterogenitas, dan
Peningkatan tersebut dapat dilihat pada pemerataan tingkat kesulitan soal yang
perolehan skor motivasi belajar IPS pada diberikan kepada setiap kelompok.
para siklus sebesar 60%, siklus I sebesar Penggunaan model pembelajaran
66,33 % dan pada siklus II sebesar 90%. kooperatif tipe TGT perlu memperhatikan
Peningkatan itu terjadi karena langkah- tingkat kesulitan soal yang merata dan
langkah Model Pembelajaran Kooperatif pembagian kelompok yang heterogen.
DAFTAR PUSTAKA
Asma, Nur. (2006). Model Pembelajaran Melvin L Silberman (2004). Active
Kooperatif. Jakarta: Departemen Learning, 101 Cara Belajar Siswa
Pendidikan Nasional Direktorat Aktif. Terjemahan Raisul
Jenderal Pendidikan Tinggi. Muttaqien. Bandung: Nusa Media
bekerjasama dengan Nuansa
Departemen Pendidikan Nasional. (2003).
Undang-Undang RI No. 20 Tahun Robert E Slavin (2005). Cooperative
2003 Tentang Sistem Pendidikan Learning Teori, Riset dan Praktek.
Nasional. Jakarta: Direktorat Jakarta: Nusa Media
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Saidiharjo (2004). Diktat Pengembangan
Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Kurikulum Ilmu Pengetahuan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Sosial. Bahan kuliah mahasiswa
Cipta. PPs Universitas Negeri Yogyakarta
Hamzah B. Uno. (2013). Teori Motivasi Sardiman. (2006). Interaksi & Motivasi
dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Belajar Mengajar. Jakarta:
Aksara. RajaGrafindo Persada.
20