Anda di halaman 1dari 6

DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik 2 (2) (2018) 17-20

DWIJA CENDEKIA
Jurnal Riset Pedagogik
https://jurnal.uns.ac.id/jdc

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT): IMPROVE MOTIVATION OF STUDYING


SOCIAL STUDY ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS

Dewi Rakhmawati

SD Negeri Kotagede 5

Sejarah Artikel Abstrak


This research aims to describe Teams Games Tournament
Diterima 20 Oktober 2018 (TGT) to improve motivation of studying social students
Disetujui 26 Desember 2018 grade VI SD Negeri Kota Gede 5. Increase the motivation of
Diterbitkan 31 Desember 2018 studying IPS imposes on the results of the study. This
research includes class action research model Kemmis and
Mc Taggart. The subject in this study are students of class
Kata Kunci VI SD Negeri Kota Gede 2017-2018 Lesson 5 years. The
Motivasi Belajar, IPS, number of students there are 30 consisting of self-11 male
TEAMS GAMES students and female students. The success of researchers
TOURNAMENT (TGT) this action is marked by changes in the direction of the
improvement that is 80% of students have a very high level
of motivation. The results showed that an increase in the
learning motivation of students who reach the very high
category from 60% to 90%. The results of the study, IPS
also experienced an increase based on the number of
students who achieved the KKM of 9 students to 22
students.

Cara Mengutip
Rakhmawati, D. (2018). Tim Permainan Turnament (TGT):
Menigkatkan Motivasi Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar.
DWIJA CENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik, 2 (2), 17-20.

Korespondensi Penulis: p-ISSN 2581-1843


dewirakhmawati764@gmail.com e-ISSN 2581-1835
D. Rakhmawati / DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik 2 (2) (2018) 17-20

PENDAHULUAN

Motivasi sebagai salah satu faktor bagi kemajuan dirinya sebagai individu
yang mempengaruhi belajar seorang maupun sebagai anggota masyarakat.
siswa turut menentukan keberhasilan Berdasarkan pengalaman selama
dalam belajar seperti pendapat Mc. mengajar, salah satu mata pelajaran yang
Donals dalam Sardiman (2006: 73), mengalami beberapa kendala dalam
motivasi adalah perubahan energi dalam mencapai KKM adalah Ilmu Pengetahuan
diri seseorang yang ditandai dengan Sosial. Proses belajar siswa kelas VI SD
munculnya “feeling” dan didahului dengan Negeri Kotagede 5 di Kota Yogyakarta
tanggapan terhadap adanya tujuan. pada mata pelajaran IPS dirasa kurang
Berdasarkan pendapat tersebut optimalnya. Hasil belajar siswa kelas VI
menunjukkan bahwa motivasi merupakan pada mata pelajaran IPS ternyata masih
salah satu hal yang penting, karena jika rendah, hal tersebut dibuktikan dengan
dalam diri anak didik terdapat motivasi, banyaknya siswa yang memperoleh nilai
maka akan timbul semangat dan dibawah nilai KKM yang ditentukan yaitu
dorongan untuk belajar lebih giat 75. Siswa cepat merasa bosan dan ada
sehingga akan dapat berhasil dalam juga yang mengantuk. Hal tersebut
proses belajarnya. Apabila motivasinya menandakan bahwa motivasi siswa
cukup kuat, maka siswa akan dalam belajar IPS kurang. Faktor- factor
memutuskan untuk melakukan perbuatan yang mempengaruhi belajar seorang
belajar. Sebaliknya apabila motivasinya melputi perhatian, minat dan motivasi
tidak cukup kuat, ia akan memutuskan Slameto (2003: 55-58).
untuk tidak melakukan perbuatan belajar. Hamzah B. Uno (2013: 23)
Untuk menumbuhkan motivasi yang menyatakan bahwa motivasi belajar
kuat pada diri siswa dalam kegiatan adalah dorongan internal dan eksternal
pembelajaran, maka guru harus pandai dalam diri siswa yang sedang belajar
dalam memilih media pembelajaran yang untuk mengadakan perubahan tingkah
tepat digunakan khususnya dalam mata laku. Oleh karena itu dapat disimpulkan
pelajaran IPS. Menurut Sardjiyo, dkk bahwa motivasi belajar adalah
(2009: 26) IPS merupakan bidang studi keseluruhan daya penggerak atau
yang mempelajari, menelaah, pendorong yang membuat siswa
menganalisis gejala dan masalah sosial melakukan kegiatan belajar sehingga
di masyarakat dengan meninjau berbagai tujuan dari belajar dapat tercapai. Made
aspek dalam kehidupan. Tujuan dari IPS Wena (2010: 33) mengemukakan bahwa
menurut Awan Mutakin (Supardi, 2011: motivasi belajar dapat dilihat melalui
185) adalah mengembangkan siswa agar beberapa indikator seperti keantusiasan
peka terhadap masalah sosial yang dalam belajar, ketekunan dalam belajar
terjadi di masyarakat, memiliki sikap dan keterlibatan siswa dalam kegiatan
mental yang positif terhadap perbaikan belajar. Hamzah B. Uno dan Nurdin
segala ketimpangan yang terjadi, dan Mohamad (2012: 253) menyebutkan
terampil mengatasi setiap masalah yang indikator motivasi belajar siswa yaitu
terjadi sehari-hari dikehidupannya. ketekunan siswa menyelesaikan tugas
Berdasarkan pengertian diatas yang diberikan guru. Adapun indikator
menunjukkan bahwa dengan mempelajari motivasi belajar IPS yang digunakan
IPS diharapkan dapar memiliki suatu dalam penelitian ini merupakan gabungan
kepekaan terhadap kehidupan dan dari dua pendapat ahli di atas yaitu: 1)
keterampilan untuk menghadapi keantusiasan siswa dalam belajar, 2)
tantangan kehidupan. Sementara keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar,
menurut Saidiharjo (2004: 109) tujuan 3) ketekunan siswa dalam belajar, 4)
dari IPS adalah agar siswa mampu keuletan menghadapi kesulitan yang
mengembangkan pengetahuan, sikap, dijumpai dalam belajar, dan 5) keinginan
dan keterampilan social, yang berguna mendalami materi.

18
D. Rakhmawati / DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik 2 (2) (2018) 17-20

Upaya untuk menanggulangi kelompok lain yang setarakemampuan


permasalahan yang terkait dengan akademiknya berdasarkan kinerja
motivasi siswa adalah pemilihan model sebelumnya. Komponen-komponen
yang tepat agar pembelajaran menjadi dalam TGT yang diungkapkan Robert E.
lebih menarik. Penerapan Model Slavin meliputi: Presentasi Kelas, Tim,
Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Game, Turnamen dan Rekognisi Tim.
Teams Games Tournament (TGT) Penelitian ini bertujuan untuk
diharapkan dapat menjadi solusi dari mendeskripsikan penggunaan Model
hambatan pembelajaran IPS. Menurut Pembelajaran Kooperatif tipe Teams
Robert E. Slavin (2005: 166) model Games Tournament (TGT) dapat
pembelajaran kooperatif tipe TGT meningkatkan motivasi belajar siswa
menggunakan permainan akademik. kelas VI SD Negeri Kotagede 5 pada
Pada kegiatan turnamen ini, masing- Mata Pelajaran IPS.
masing kelompok bertanding dengan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan untuk tindakan,tindakan dan observasi, dan


meningkatkan motivasi belajar IPS refleksi. Pada penelitian ini terdapat dua
melalui penerapan model pembelajaran variabel. Veriabel pertama adalah
kooperatif tipe TGT (Teams Games variabel terikat yaitu motivasi belajar IPS.
Tournament) pada siswa kelas VI SD Variabel kedua adalah variabel bebas
Negeri Kotagede 5 Yogyakarta. Penelitian yaitu model pembelajaran tipe TGT.
ini termasuk penelitian tindakan kelas Teknik pengumpulan data yang
(Classroom action research). Model PTK digunakan dalam penelitian ini adalah
yang digunakan adalah model Kemmis observasi dan angket. Penelitian ini
dan Mc Taggart dengan siklus yang menggunakan teknik analisis data secara
dilakukan secara berulang dan kuantitatif dengan menggunakan teknik
berkelanjutan (siklus spiral). Keempat rerata. Data motivasi belajar siswa dalam
aspek pokok dalam siklus penelitian mata pelajaran IPS di analisis dengan
tindakan kelas meliputi; perencanaan menggunakan persentase.

PEMBAHASAN

Berikut hasil pre-test pada materi wilayah Indonesia dapat dilihat pada
Perkembangan sistem administrasi tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pre Test Prestasi Belajar IPS


Keterangan Pretest
Nilai tertinggi 89
Nilai terendah 30
Nilai rata-rata 60,67
Jumlah siswa tuntas 9
Persentase ketuntasan 30 %
Jumlah siswa tidak tuntas 21
Persentase ketidaktuntasan 70 %
Sedangkan untuk hasil motivasi saat kegiatan belajar mengajar yang
belajar IPS pada kegiatan pra siklus sama dapat dilihat di table 2.
diperoleh dari hasil pengamatan pada

19
D. Rakhmawati / DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik 2 (2) (2018) 17-20

Tabel 2. Kategori motivasi belajar IPS


Persentase Kriteria Jumlah
siswa
81 ≤ p Sangat Tinggi 12
61 ≤ p ≤ 80 Tinggi 3
41 ≤ p ≤ 60 Sedang 10
21 ≤ p ≤ 40 Rendah 5
p ≤ 20 Sangat Rendah 0

Berdasarkan nilai prestasi belajar IPS siswa siklus I dapat


belajar IPS siklus I, dapat dianalisis dilihat pada tabel 3.
ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan

Tabel 3. Ketuntasan Belajar IPS Siklus I


Presentase Nilai
Jumlah Ketuntasan
Ketuntasan Rata-
Siswa
T BT T BT rata
30 16 14 53,33% 46,67% 75,77

Berdasarkan tabel 3, hasil observasi motivasi belajar IPS siswa


prestasi belajar IPS menunjukkan selama proses pembelajaran siklus I
bahwa baru 53,335% siswa yang seperti yang tertera pada tabel 4.
mencapai KKM. Adapun hasil

Tabel 4. Hasil Observasi Motivasi Belajar IPS Siklus I


Persentase Kriteria Jumlah siswa
81 ≤ p Sangat Tinggi 19
61 ≤ p ≤ 80 Tinggi 5
41 ≤ p ≤ 60 Sedang 6
21 ≤ p ≤ 40 Rendah 0
p ≤ 20 Sangat Rendah 0

Pada siklus I aktivitas guru pada kategori “ sangat baik” yakni


dalam menerapkan pembelajaran terletak pada rentang skor >72.
kooperatif tipe TGT adalah 100 yang Berdasarkan nilai prestasi hasil
secara kualitas berdasarkan kriteria belajar IPS siklus II, dapat dianalisis
penilaian yang dikembangkan oleh ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan
Saifuddin Azwar (2005: 163) berada belajar IPS siswa siklus II dapat dilihat
pada table 5.

Tabel 5. Ketuntasan Belajar IPS Siklus II


Jumlah Ketuntasan Presentase Nilai rata-
siswa ketuntasan rata
T BT T BT
30 22 8 73,33% 36,67% 81,17

18
Berdasarkan tabel di atas, hasil tetangga sebesar 73,33% dan nilai
prestasi belajar IPS menunjukkan rata-rata sebesar 81,17. Adapun hasil
bahwa ketuntasan belajar IPS pada motivasi belajar IPS dapat dilihat pada
pokok bahasan Kenampakan Alam table 6.
dan keadaan sosial Negara-negara

Tabel 6. Hasil Observasi Motivasi Belajar IPS Siklus II


Persentase Kriteria Jumlah siswa
81 ≤ p Sangat Tinggi 27
61 ≤ p ≤ 80 Tinggi 3
41 ≤ p ≤ 60 Sedang 0
21 ≤ p ≤ 40 Rendah 0
p ≤ 20 Sangat Rendah 0

Aktivitas guru dalam kemungkinan bisa dia lakukan karena


menerapkan pembelajaran kooperatif adanya penghargaan prestasi di meja
tipe TGT pada siklus II adalah 100 turnamen berupa kompetisi untuk bisa
yang secara kualitas berdasarkan promosi ke maupun degradasi, sesuai
kriteria penilaian yang dikembangkan dengan teori Hamzah B. Uno yang
oleh Saifuddin Azwar (2005: 163) menyebutkan motivasi ekstrinsik
berada pada kategori “ sangat baik” sebagai motivasi yang timbul karena
yakni terletak pada rentang skor >72. rangsangan dari luar individu seperti
Penelitian ini dilaksanakan adanya penghargaan, lingkungan
untuk meningkatkan motivasi belajar belajar yang kondusif, dan kegiatan
IPS melalui penerapan model belajar yang menarik.
pembelajaran kooperatif tipe TGT Sedangkan untuk motivasi yang
(Teams Games Tournament) pada berasal dari siswa dapat dilihat dari
siswa kelas VI SD Negeri Kotagede 5 keinginan untuk bersaing dengan
Yogyakarta. Penelitian dilakukan kelompok lain dan berusaha untuk
selama 2 siklus, siklus pertama terdiri bisa berada di peringkat tinggi ketikan
dari 2 pertemuan dan siklus kedua dilakukan aktivitas game atau
terdiri dari 2 pertemuan. Model turnamen. Hal ini sesuai dengan
Pembelajaran kooperatif tipe TGT pendapat Hamzah B. Uno yang
dilaksanakan dalam lima tahap yaitu menyebutkan bahwa motivasi intrinsik
presentasi kelas, belajar kelompok, adalah motivasi yang telah ada dalam
game, turnamen dan penghargaan. diri individu misalnya keinginan
Berdasarkan hasil observasi berhasil. Motivasi belajar siswa yang
motivasi belajar siswa, maka terdapat meningkat maka berdampak pada
peningkatan mulai dari pra siklus, prestasi belajar IPS siswa yang juga
siklus 1 dan siklus 2. Pada pra siklus, mengalami peningkatan. Hal tersebut
persentase motivasi belajar IPS yang dapat dilihat dari jumlah siswa yang
berada pada ketegori sangat tinggi meningkat dalam mencapai KKM dari
sebesar 60 %, kemudian untuk siklus pra siklus sebesar 30%, siklus 1
I meningkat menjadi 63,33%, dan sebesar 53,33% dan siklus 2 sebesar
terjadi peningkatan lagi pada siklus II 73,33%. Peningkatan prestasi belajar
menjadi 90%. Hal itu terjadi karena IPS tersebut terjadi karena siswa
kondisi belajar yang menarik, merasa senang ketika menerima
sehingga anak menjadi lebih materi pelajaran IPS. Hal ini sesuai
termotivasi untuk melakukan yang dengan teori Made Wena bahwa
D. Rakhmawati / DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik 2 (2) (2018) 17-20

motivasi belajar adalah suatu bersemangat, dan senang belajar


dorongan internal maupun external secara serius dan terus menerus
yang membuat siswa bergerak, selama kegiatan proses belajar.

SIMPULAN
Peningkatan motivasi belajar IPS terjadi tipe TGT disesuaikan dengan sintaks
melalui proses Penerapan Model yang sudah baku, pembagian kelompok
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada yang dilandasi dengan penjelasan dari
kelas VI SD N kotagede 5 Yogyakarta. guru tentang heterogenitas, dan
Peningkatan tersebut dapat dilihat pada pemerataan tingkat kesulitan soal yang
perolehan skor motivasi belajar IPS pada diberikan kepada setiap kelompok.
para siklus sebesar 60%, siklus I sebesar Penggunaan model pembelajaran
66,33 % dan pada siklus II sebesar 90%. kooperatif tipe TGT perlu memperhatikan
Peningkatan itu terjadi karena langkah- tingkat kesulitan soal yang merata dan
langkah Model Pembelajaran Kooperatif pembagian kelompok yang heterogen.

DAFTAR PUSTAKA
Asma, Nur. (2006). Model Pembelajaran Melvin L Silberman (2004). Active
Kooperatif. Jakarta: Departemen Learning, 101 Cara Belajar Siswa
Pendidikan Nasional Direktorat Aktif. Terjemahan Raisul
Jenderal Pendidikan Tinggi. Muttaqien. Bandung: Nusa Media
bekerjasama dengan Nuansa
Departemen Pendidikan Nasional. (2003).
Undang-Undang RI No. 20 Tahun Robert E Slavin (2005). Cooperative
2003 Tentang Sistem Pendidikan Learning Teori, Riset dan Praktek.
Nasional. Jakarta: Direktorat Jakarta: Nusa Media
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Saidiharjo (2004). Diktat Pengembangan
Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Kurikulum Ilmu Pengetahuan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Sosial. Bahan kuliah mahasiswa
Cipta. PPs Universitas Negeri Yogyakarta

Hamzah B. Uno. (2013). Teori Motivasi Sardiman. (2006). Interaksi & Motivasi
dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Belajar Mengajar. Jakarta:
Aksara. RajaGrafindo Persada.

____________. & Nurdin Mohamad. Sardjiyo, Didih Sugandi, Ischak (2009).


(2012). Belajar dengan Pendekatan Pendidikan IPS SD. Jakarta:
Pembelajaran Aktif Inovatif Universitas Terbuka
Lingkungan Kreatif Efektif Menarik
(PAIKEM). Jakarta: Bumi Aksara. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhinya.
Made Wena. (2010). Strategi Jakarta: Rineka Cipta
Pembelajaran Inovatif Kontemporer.
Jakarta: Bumi Aksara.

Martinis Yamin. (2006). Strategi


Pembelajaran Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Gaung
Persada Press.

20

Anda mungkin juga menyukai