NAMA KELOMPOK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2021
SOAL:
Pilih satu perusahaan/organisasi, boleh di Indonesia maupun di luar negeri, dan jawab
pertanyaan-pertanyaan berikut :
1.Jelaskan profil perusahaan/organisasi yang anda pilih
2.Apakah budaya perusahaan/ budaya organisasi tersebut, berdasarkan teori yang telah kita
pelajari?
3.Jelaskan bukti-bukti yang mendukung pernyataan anda di atas.
4.Menurut anda, apakah budaya perusahaan/organisasi tersebut masih relevan untuk bertahan
dalam situasi perekonomian saat ini? Berikan alasan anda.
ANSWER:
Visi
Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian
nasional dan terbaik di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.
Misi
1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter
dan bauran Kebijakan Bank Indonesia;
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan
makroprudensial Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan makroprudensial
Otoritas Jasa Keuangan;
3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan
sistem pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta
mitra strategis lain;
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan melalui sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan
fiskal dan reformasi struktural Pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain;
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas
kebijakan Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional;
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di
tingkat daerah;
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui
penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang
handal, serta peran internasional yang proaktif.
C. Business History
Asal mula terbentuknya Bank Indonesia berawal dari kedatangan bangsa Eropa ke Asia
Tenggara dengan misi mencari rempah-rempah di nusantara, yang kondisinya beberapa
kerajaan sudah memiliki mata uangnya sendiri dan beredar pula mata uang asing dari hasil
perdagangan. Bangsa Eropa tadi membentuk maskapai dagang berupa VOC dan mata uang
Real Spanyol mulai masuk ke Nusantara. Pada masa penjajahan belanda, dibentuk bank
pertama untuk menunjang kegiatan perdagangan pada 1746 berupa Bank van Courant yang
kemudian namanya disempurnakan menjadi De Bank van Courant en Bank van Leening.
Bank ini memberikan pinjaman kepada VOC untuk dapat memutarkan uang tetapi tidak dapat
bertahan lama karena krisis keuangan. Tidak lama setelahnya, dibuat kembali De Javasche
Bank yang kemudian menjadi cikal bakal Bank Indonesia.
De Javasche Bank diberikan hak istimewa oleh belanda sebagai bank sirkulasi dimana
memiliki kewenangan untuk mencetak dan mengedarkan uang di Hindia Belanda, Untuk
menunjang kebijakan tanam paksa oleh belanda, dibuatlah kantor cabang di beberapa kota di
Hindia Belanda. Akibat eksploitasi ekonomi oleh belanda dari kegiatan tanam paksa, timbul
gerakan politik balas budi atau lebih dikenal sebagai Politik Etis. Masuk ke era penjajahan
Jepang, tugas DJB sebagai bank sirkulasi digantikan oleh Nanpo Kaihatsu Ginko (NKG).
Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, belanda berusaha men take over Indonesia
kembali melalui NICA yang kemudian mendirikan kembali DJB untuk mengacaukan
ekonomi indonesia. Pemerintah Indonesia akhirnya membentuk Bank Negara Indonesia
sebagai bank sirkulasi dan menerbitkan uang bernama Oeang Republic Indonesia (ORI). Tak
lama setelahnya, indonesia mengakui kedaulatan RIS melalui Konferensi Meja Bundar
(KMB) yang juga menetapkan kembali DJB sebagai bank regulasi RIS.
Pada tahun 1951, terjadi proses nasionalisasi DJB sebagai wujud kedaulatan ekonomi
Republik Indonesia dengan membeli saham DJB dengan besaran mencapai 97%. Dengan
terbitnya UU No.11 Tahun 1953, DJB resmi berganti nama menjadi Bank Sentral Republik.
Pada tahun 1968, fungsi Bank Sentral Indonesia kembali sebagai bank sirkulasi dan
mendapatkan fungsi baru sebagai agen pembangunan dan pemegang kas negara. Pada tahun
1988, Bank Indonesia mengeluarkan paket deregulasi perbankan yang mempermudah
perizinan pendirian bank baru. Pada saat krisis moneter 1998 , Bi menerapkan kebijakan
floating exchange rate untuk nilai tukar, penutupan bank-bank bermasalah, dan restrukturisasi
bank-bank yang tidak sehat.
Setelah krisis ekonomi 1998, Bank Indonesia ditetapkan sebagai Bank Sentral yang bersifat
independen untuk memelihara kestabilan nilai rupiah dan tidak lagi sebagai agen
pembangunan. Pada tahun 2009, DPR mengesahkan UU No.6 Tahun 2009 sebagai pengganti
UU No.2 Tahun 2008 untuk memperjelas peran BI sebagai lender of the last resort. DPR jug
mengesahkan UU No.21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan(OJK) untuk
menyerahkan fungsi pengawasan perbankan dari BI kepada OJK.
D. Kebijakan Perusahaan
Gubernur Bank Indonesia secara khusus menekankan terdapat 5 (lima) kebijakan untuk
memperkuat pemulihan ekonomi nasional, yaitu: (i) pembukaan sektor produktif dan aman,
(ii) percepatan realisasi stimulus fiskal, (iii) peningkatan kredit/pembiayaan kepada dunia
usaha, (iv) keberlanjutan stimulus moneter dan makroprudensial, serta (v) digitalisasi
ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM.
Bank Indonesia mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui stimulus kebijakan moneter
yang akan dilanjutkan di tahun 2021 yang antara lain ditempuh melalui (i) stabilitas nilai
tukar Rupiah sesuai fundamental dan mekanisme pasar tetap dijaga, (ii) suku bunga yang
akan tetap rendah, sampai dengan muncul tanda-tanda tekanan inflasi meningkat, dan (iii)
melanjutkan pembelian SBN dari pasar perdana untuk pembiayaan APBN Tahun 2021
sebagai pembeli siaga (non-competitive bidder) dan kebijakan makroprudensial yang juga
tetap akan akomodatif pada tahun 2021. Bank Indonesia juga akan terus mengakselerasi
implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, mempercepat
Pendalaman pasar uang sesuai Blueprint Pendalaman Pasar Uang (BPPU) 2025, terus
mendukung pengembangan ekonomi-keuangan Syariah dan UMKM, dan terus aktif dalam
berbagai forum internasional dari sisi kebijakan internasional. Bank Indonesia juga akan terus
mengarahkan seluruh instrumen kebijakan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional,
yang terkoordinasi erat dengan Pemerintah dan KSSK, dengan tetap menjaga stabilitas
makroekonomi dan sistem keuangan.
PTBI diselenggarakan rutin setiap akhir tahun untuk menyampaikan pandangan Bank
Indonesia mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, serta
arah kebijakan Bank Indonesia. Paparan ini sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi
Bank Indonesia. Pertemuan dihadiri oleh Presiden RI, Joko Widodo, Anggota DPR RI
khususnya Komisi XI, Pimpinan Lembaga Negara, Menteri Kabinet Indonesia Maju,
Gubernur Kepala Daerah, pimpinan perbankan dan korporasi nonbank, akademisi, pengamat
ekonomi, serta perwakilan sejumlah lembaga internasional. Tema yang diangkat dalam PTBI
2020 adalah " Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi".
E. Board of Director
- Stabilitas Keuangan
Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan
nasional berfungsi efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap kerentanan internal dan
eksternal, sehingga alokasi sumber pendanaan atau pembiayaan dapat berkontribusi pada
pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional. Sebagai bank sentral, Bank Indonesia
memiliki kepentingan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dalam rangka menopang
stabilitas perekonomian. Hal ini juga terkait dengan fungsi BI sebagai Lender of Last Resort
(LoLR), yaitu otoritas yang berwenang menyediakan likuiditas pada saat krisis. Di sisi lain,
Bank Indonesia juga merupakan otoritas yang memegang mandat moneter serta sistem
pembayaran. Gejolak di sektor moneter dapat mengganggu SSK, demikian juga sebaliknya.
Sistem pembayaran yang bermasalah pada akhirnya dapat menyebabkan instabilitas sistem
keuangan, begitu pula gejolak sistem keuangan dapat menghambat kelancaran sistem
pembayaran. Keterkaitan inilah yang melatarbelakangi kepentingan Bank Indonesia untuk
selalu berupaya menjaga SSK di Indonesia.