Anda di halaman 1dari 11

KUIS 1

PERANCANGAN ORGANISASI DAN PSIKOLOGI INDUSTRI

NAMA KELOMPOK

Daniawan Izzan M (2006537066)

Farid Afwan (2006537072)

Rifa Salsabila (1906382454)

Yohanna Gracia Christie (1906382504)

PROGRAM SARJANA PARALEL TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2021
SOAL:

Pilih satu perusahaan/organisasi, boleh di Indonesia maupun di luar negeri, dan jawab
pertanyaan-pertanyaan berikut :
1.Jelaskan profil perusahaan/organisasi yang anda pilih
2.Apakah budaya perusahaan/ budaya organisasi tersebut, berdasarkan teori yang telah kita
pelajari?
3.Jelaskan bukti-bukti yang mendukung pernyataan anda di atas.
4.Menurut anda, apakah budaya perusahaan/organisasi tersebut masih relevan untuk bertahan
dalam situasi perekonomian saat ini? Berikan alasan anda.

ANSWER:

1. Profile Bank Indonesia:


● Secara hukum

Lembaga Negara yang Independen​


Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya di mulai ketika sebuah undang-undang baru, yait​u
UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 6/ 2009.
Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang
independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan
Pemerint​​ah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam
undang-undang ini.
Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap
tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar
tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga
berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak
manapun juga.
Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.

Sebagai Badan Hukum


Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata
ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang
menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang
yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai
badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam
maupun di luar pengadilan. ​
● Secara bagan:
A. Latar belakang, Visi, Misi

Visi​​

Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian
nasional dan terbaik di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.

Misi

1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter
dan bauran Kebijakan Bank Indonesia;
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan
makroprudensial Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan makroprudensial
Otoritas Jasa Keuangan;
3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan
sistem pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta
mitra strategis lain;
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan melalui sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan
fiskal dan reformasi struktural Pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain;
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas
kebijakan Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional;
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di
tingkat daerah;
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui
penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang
handal, serta peran internasional yang proaktif.

B. Layanan yang Ditawarkan

● Permohonan informasi: sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi untuk setiap


tugas, wewenang, dan anggaran serta publikasi peraturan, laporan, kajian, dan kalender
Bank Indonesia yang berdasarkan Undang-Undang Bank Indonesia No. 23/1999.
Seluruh informasi tersebut dapat diakses melalui http://www.bi.go.id.
● Pengaduan konsumen: mekanisme lengkapnya dapat diakses langsung melalui
Pengaduan Konsumen (bi.go.id).
● E-licensing: sistem aplikasi berbasis web yang berfungsi memfasilitasi pengajuan
perizinan di Bank Indonesia secara digital dengan dua fungsi utama, yaitu administratif
dan tracking. (E-licensing (bi.go.id))
● Informasi perizinan: transparansi data terkait perizinan pasar keuangan serta sistem
pembayaran dan pengelolaan uang rupiah. (Informasi Perizinan (bi.go.id))
● Perpustakaan: perpustakaan fisiknya berlokasikan di Kantor Pusat Bank Indonesia,
Menara Sjafruddin Prawiranegara Lt. 2, Jl. MH Thamrin 2, Jakarta Pusat yang berisikan
buku-buku bidang moneter, makroprudensial, stabilitas sistem keuangan, sistem
pembayaran, pengelolaan Rupiah, ekonomi digital, hukum, manajemen, koleksi bahasa,
TOEFL, IELTS, komputer, psikologi, agama, hobi, entrepreneur, fiksi, dan non-fiksi.
Selain itu, terdapat juga Perpustakaan Digital iBI Library yang dapat diunduh melalui
perangkat android di Google Playstore dan http://ibilib.moco.co.id untuk versi
deskstopnya. Bukan hanya buku saja, tersedia juga e-journal, database online, serta
majalah dan berita online.
● Layanan Kas Bank Indonesia: pelayanan setoran-tarikan perbankan dan penukaran
uang tidak layak edar.
● Pengadaan Barang dan Jasa: pelaksanaan Bank Indonesia e-Procurement, yaitu sistem
yang digunakan Bank Indonesia dalam menjalankan fungsi otomasi proses bisnis
pengadaan dan pengelolaan rekanan yang terintegrasi dengan laporan keuangan Bank
Indonesia.​​
● Kunjungan Kantor Pusat dan Museum BI: untuk mekanisme dan requirements
selanjutnya dapat diakses langsung di Kunjungan BI.

C. Business History

Asal mula terbentuknya Bank Indonesia berawal dari kedatangan bangsa Eropa ke Asia
Tenggara dengan misi mencari rempah-rempah di nusantara, yang kondisinya beberapa
kerajaan sudah memiliki mata uangnya sendiri dan beredar pula mata uang asing dari hasil
perdagangan. Bangsa Eropa tadi membentuk maskapai dagang berupa VOC dan mata uang
Real Spanyol mulai masuk ke Nusantara. Pada masa penjajahan belanda, dibentuk bank
pertama untuk menunjang kegiatan perdagangan pada 1746 berupa Bank van Courant yang
kemudian namanya disempurnakan menjadi De Bank van Courant en Bank van Leening.
Bank ini memberikan pinjaman kepada VOC untuk dapat memutarkan uang tetapi tidak dapat
bertahan lama karena krisis keuangan. Tidak lama setelahnya, dibuat kembali De Javasche
Bank yang kemudian menjadi cikal bakal Bank Indonesia.

De Javasche Bank diberikan hak istimewa oleh belanda sebagai bank sirkulasi dimana
memiliki kewenangan untuk mencetak dan mengedarkan uang di Hindia Belanda, Untuk
menunjang kebijakan tanam paksa oleh belanda, dibuatlah kantor cabang di beberapa kota di
Hindia Belanda. Akibat eksploitasi ekonomi oleh belanda dari kegiatan tanam paksa, timbul
gerakan politik balas budi atau lebih dikenal sebagai Politik Etis. Masuk ke era penjajahan
Jepang, tugas DJB sebagai bank sirkulasi digantikan oleh Nanpo Kaihatsu Ginko (NKG).

Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, belanda berusaha men take over Indonesia
kembali melalui NICA yang kemudian mendirikan kembali DJB untuk mengacaukan
ekonomi indonesia. Pemerintah Indonesia akhirnya membentuk Bank Negara Indonesia
sebagai bank sirkulasi dan menerbitkan uang bernama Oeang Republic Indonesia (ORI). Tak
lama setelahnya, indonesia mengakui kedaulatan RIS melalui Konferensi Meja Bundar
(KMB) yang juga menetapkan kembali DJB sebagai bank regulasi RIS.

Pada tahun 1951, terjadi proses nasionalisasi DJB sebagai wujud kedaulatan ekonomi
Republik Indonesia dengan membeli saham DJB dengan besaran mencapai 97%. Dengan
terbitnya UU No.11 Tahun 1953, DJB resmi berganti nama menjadi Bank Sentral Republik.
Pada tahun 1968, fungsi Bank Sentral Indonesia kembali sebagai bank sirkulasi dan
mendapatkan fungsi baru sebagai agen pembangunan dan pemegang kas negara. Pada tahun
1988, Bank Indonesia mengeluarkan paket deregulasi perbankan yang mempermudah
perizinan pendirian bank baru. Pada saat krisis moneter 1998 , Bi menerapkan kebijakan
floating exchange rate untuk nilai tukar, penutupan bank-bank bermasalah, dan restrukturisasi
bank-bank yang tidak sehat.

Setelah krisis ekonomi 1998, Bank Indonesia ditetapkan sebagai Bank Sentral yang bersifat
independen untuk memelihara kestabilan nilai rupiah dan tidak lagi sebagai agen
pembangunan. Pada tahun 2009, DPR mengesahkan UU No.6 Tahun 2009 sebagai pengganti
UU No.2 Tahun 2008 untuk memperjelas peran BI sebagai lender of the last resort. DPR jug
mengesahkan UU No.21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan(OJK) untuk
menyerahkan fungsi pengawasan perbankan dari BI kepada OJK.

D. Kebijakan Perusahaan

Gubernur Bank Indonesia secara khusus menekankan terdapat 5 (lima) kebijakan untuk
memperkuat pemulihan ekonomi nasional, yaitu: (i) pembukaan sektor produktif dan aman,
(ii) percepatan realisasi stimulus fiskal, (iii) peningkatan kredit/pembiayaan kepada dunia
usaha, (iv) keberlanjutan stimulus moneter dan makroprudensial, serta (v) digitalisasi
ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM.

Bank Indonesia mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui stimulus kebijakan moneter
yang akan dilanjutkan di tahun 2021 yang antara lain ditempuh melalui (i) stabilitas nilai
tukar Rupiah sesuai fundamental dan mekanisme pasar tetap dijaga, (ii) suku bunga yang
akan tetap rendah, sampai dengan muncul tanda-tanda tekanan inflasi meningkat, dan (iii)
melanjutkan pembelian SBN dari pasar perdana untuk pembiayaan APBN Tahun 2021
sebagai pembeli siaga (non-competitive bidder) dan kebijakan makroprudensial yang juga
tetap akan akomodatif pada tahun 2021. Bank Indonesia juga akan terus mengakselerasi
implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, mempercepat
Pendalaman pasar uang sesuai Blueprint Pendalaman Pasar Uang (BPPU) 2025, terus
mendukung pengembangan ekonomi-keuangan Syariah dan UMKM, dan terus aktif dalam
berbagai forum internasional dari sisi kebijakan internasional. Bank Indonesia juga akan terus
mengarahkan seluruh instrumen kebijakan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional,
yang terkoordinasi erat dengan Pemerintah dan KSSK, dengan tetap menjaga stabilitas
makroekonomi dan sistem keuangan.

PTBI diselenggarakan rutin setiap akhir tahun untuk menyampaikan pandangan Bank
Indonesia mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, serta
arah kebijakan Bank Indonesia. Paparan ini sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi
Bank Indonesia. Pertemuan dihadiri oleh Presiden RI, Joko Widodo, Anggota DPR RI
khususnya Komisi XI, Pimpinan Lembaga Negara, Menteri Kabinet Indonesia Maju,
Gubernur Kepala Daerah, pimpinan perbankan dan korporasi nonbank, akademisi, pengamat
ekonomi, serta perwakilan sejumlah lembaga internasional. Tema yang diangkat dalam PTBI
2020 adalah " Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi".

Dalam kesempatan penyelenggaraan PTBI, Bank Indonesia juga memberikan penghargaan


(BI Award) tahun 2020 sejumlah 44 penghargaan dalam 4 area dan 13 kategori di bidang
pengelolaan stabilitas moneter dan sistem keuangan, sistem pembayaran dan pengelolaan
uang Rupiah, pengembangan UMKM dan ekonomi keuangan syariah, serta pendukung
kebijakan Bank Indonesia dan kontribusi perorangan. Penghargaan ini dilakukan secara
tahunan, disatukan dengan acara PTBI, sebagai apresiasi dan sekaligus pengakuan nasional
kepada para mitra kerja yang telah mendukung pelaksanaan tugas-tugas Bank Indonesia.
Penghargaan ini juga merefleksikan jalinan sinergi antara BI dan para pelaku ekonomi yang
bersama-sama Pemerintah, OJK, dan LPS sebagai upaya mendukung pemulihan ekonomi
nasional, dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

E. Board of Director

F. Portofolio dan Pencapaian Bank Indonesia

● BANK INDONESIA RAIH PENGHARGAAN REGULATOR MAKRO


EKONOMI TERBAIK DI ASIA PASIFIK TAHUN 2020 Bank Indonesia Raih
Penghargaan Regulator Makroekonomi Terbaik di Asia Pasifik Tahun 2020
(bi.go.id)
● Bank Indonesia kembali meraih prestasi dalam ajang Contact Center World APAC
Award 2019. Kompetisi tahunan yang mempertemukan praktisi contact center terbaik
dari negara-negara di Asia Pasifik ini berlangsung di Phuket pada tanggal 15 - 18 Juli
2019. Dari region Asia Pasifik, terdapat 9 negara yang mendaftar dengan total 183
peserta. BI meraih 19 medali untuk kategori individu dan corporate, dan kembali
memperoleh Recognition Award untuk kategori DREAM Team Award 2019, sebuah
penghargaan khusus bagi perusahaan yang telah berkontribusi nyata dalam
pengembangan Contact Center (Develop, Reward, Energize, Appreciate, Motivate).
Dari 19 medali, Bank Indonesia meraih 2 Gold, 6 Silver, 4 Bronze dan 7 Runner Up.
Perolehan ini menjadi bukti nyata bahwa Bank Indonesia selalu memberikan
pelayanan terbaik kepada publik guna mendukung terwujudnya keterbukaan informasi
di Bank Indonesia. Bank Indonesia Kembali Raih Prestasi dalam Ajang Contact
Center World APAC 2019 (bi.go.id)
● Bank Indonesia Dapat Penghargaan Sebagai Bank Sentral Terbaik di Asia
Pasifik Bank Indonesia Dapat Penghargaan Sebagai Bank Sentral Terbaik di
Asia Pasifik - kumparan.com
● Bank Indonesia (BI) melalui QR Code Indonesian Standard (QRIS) meraih
penghargaan dalam kategori inovasi sistem pembayaran tahun 2020 dari Central
Banking Publications dalam kegiatan Central Banking’s Fintech and Regtech Global
Awards. QRIS Raih Penghargaan Inovasi Sistem Pembayaran (bi.go.id)
● BI Dapat Penghargaan Sebagai Pengelola Cadangan Devisa Terbaik BI Dapat
Penghargaan Sebagai Pengelola Cadangan Devisa Terbaik - Bisnis Tempo.co
7. Opsional: Keunikan bisnis
● Bank Indonesia peduli dengan pendidikan lanjut karyawannya untuk meningkatkan
kompetensi masing-masing pekerja yang dirasa potensial. Hal tersebut ditindak
nyatakan dengan adanya program beasiswa untuk para karyawan BI.
2. Profil (bi.go.id) : Bank Indonesia menganut budaya Hierarchy Culture.

● Characteristics of hierarchy culture:Bank sentral


- structurized & stability ( not flexible)
- internal focus & integration
- clear chain of command
- multiple management tiers that seperate employees & leadership
- “customer mengalah” terhadap kebijakan company

● Nilai-nilai strategis Bank Indonesia:


1. Kejujuran dan integritas (trust and integrity)
2. Profesionalisme (professionalism)
3. Keunggulan (excellence)
4. Mengutamakan kepentingan umum (public interest)
5.Koordinasi dan kerja sama tim (coordination and teamwork) yang berlandaskan
keluhuran nilai-nilai agama (religi).
Berdasarkan Nilai Strategis dari Bank Indonesia diatas ini, kita dapat menyimpulkan bahwa
kategori/tipe budaya organisasi pada perusahaan ini adalah Hierarchy Culture, yang berfokus
pada internal and integration serta stability and control.

3. Bukti pendukung bahwa Bank Indonesia menganut budaya Hierarchy Culture:


● Tujuan Tunggal Bank Indonesia
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal,
yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini
mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta
kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin
pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan
tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta
batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank
Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.
● Tiga Pilar Utama Bank Indonesia
​Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan
tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas tersebut perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Berikut tugas dan
fungsi Bank Indonesia yang telah dituangkan dalam bentuk gambar berisi tiga pilar. ​

- Menetapkan & Melaksanakan Kebijakan Moneter


Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah.
Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia,
yang sebagaimana diubah melalui UU No. 3 Tahun 2004 dan UU No. 6 Tahun 2009 pada
pasal 7. Kestabilan Rupiah yang dimaksud mempunyai dua dimensi. Dimensi pertama
kestabilan nilai Rupiah adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang
tercermin dari perkembangan laju inflasi. Sementara itu, dimensi kedua terkait dengan
kestabilan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara lain. Indonesia menganut sistem
nilai tukar mengambang (free floating). Bank Indonesia sejak 1 Juli 2005 menerapkan
kerangka kebijakan moneter Inflation Targeting Framework (ITF). Kerangka kebijakan
tersebut dipandang sesuai dengan mandat dan aspek kelembagaan yang diamanatkan oleh
Undang-Undang. Dalam kerangka ini, inflasi merupakan sasaran yang diutamakan
(overriding objective). Bank Indonesia terus melakukan berbagai penyempurnaan kerangka
kebijakan moneter, sesuai dengan perubahan dinamika dan tantangan perekonomian yang
terjadi, guna memperkuat efektivitasnya.​​

- Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran


Sistem Pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan
mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana, guna memenuhi suatu
kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Sistem Pembayaran lahir bersamaan
dengan lahirnya konsep 'uang' sebagai media pertukaran (medium of change) atau
intermediary dalam transaksi barang, jasa dan keuangan. Pada prinsipnya, sistem pembayaran
memiliki 3 tahap pemrosesan yaitu otorisasi, kliring, dan penyelesaian akhir (settlement).

- Stabilitas Keuangan
Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan
nasional berfungsi efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap kerentanan internal dan
eksternal, sehingga alokasi sumber pendanaan atau pembiayaan dapat berkontribusi pada
pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional. Sebagai bank sentral, Bank Indonesia
memiliki kepentingan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dalam rangka menopang
stabilitas perekonomian. Hal ini juga terkait dengan fungsi BI sebagai Lender of Last Resort
(LoLR), yaitu otoritas yang berwenang menyediakan likuiditas pada saat krisis. Di sisi lain,
Bank Indonesia juga merupakan otoritas yang memegang mandat moneter serta sistem
pembayaran. Gejolak di sektor moneter dapat mengganggu SSK, demikian juga sebaliknya.
Sistem pembayaran yang bermasalah pada akhirnya dapat menyebabkan instabilitas sistem
keuangan, begitu pula gejolak sistem keuangan dapat menghambat kelancaran sistem
pembayaran. Keterkaitan inilah yang melatarbelakangi kepentingan Bank Indonesia untuk
selalu berupaya menjaga SSK di Indonesia.

4. Apakah budaya perusahaan/organisasi tersebut masih relevan untuk bertahan dalam


situasi perekonomian saat ini?
Bank Indonesia menganut Hierarchy Culture, penerapan budaya perusahaan secara
Hierarchy Culture masih sangat relevan dengan perekonomian saat ini, karena Bank
Indonesia sendiri adalah Regulator keuangan di Indonesia.
Dimana tujuan tunggalnya menjaga kestabilan nilai mata uang rupiah baik terhadap
barang dan jasa serta kestabilan terhadap nilai kurs mata uang negara lain, maka dari itu sifat
dari Bank Indonesia yang merupakan Bank Sentralnya indonesia itu sendiri bersifat Absolute.
Kekuasan tertinggi harus dipegang oleh seorang gubernur karena berhubungan langsung
dengan pemimpin negara dalam menjaga stabilitas mata uang serta perekonomian negara.

Anda mungkin juga menyukai