• Baik corcom maupun marcom dapat menjalankan fungsi
PR untuk mengkomunikasikan pesan kepada masing- masing stakeholder sebagai target audience-nya
• Banyak kesamaan skill dasar yang diperlukan, namun
dalam implementasinya berbeda secara spesifik karena perbedaan tujuan komunikasi dan frekuensi jenis kegiatan. Misalnya dalam penulisan untuk media sosial, Corcom lebih cenderung bergaya content writing, sedangkan di Marcom lebih ke copywriting.
Peran PR dapat diterapkan sebagai Marcom apabila: • Kebutuhan perusahaan akan fungsi PR masih lebih banyak untuk mendukung kegiatan marketing
• Perusahaan bukan emiten atau perusahaan publik atau jasa
keuangan, atau jenis industri lain sehingga tidak terikat dengan aturan-aturan dari bursa maupun regulator.
• Job desc yang diberikan mengarah ke fungsi untuk mendukung
kegiatan marketing dengan jumlah sumber daya manusia sesuai load kerjanya.
• Hubungan dengan stakeholder selain pelanggan sudah
ditempatkan di unit kerja lain. Misalnya komunikasi internal dan CSR di bagian human capital, investor relation di bagian strategy & finance. Jangan lupa dengan crisis communication (!).
• Perusahaan adalah emiten atau perusahaan public, yang
harus patuh pada berbagai regulasi yang harus dipatuhi, terutama untuk perusahaan jasa keuangan. • Perusahaan memandang perlu meningkatkan fungsi PR yang terkait erat dengan penerapan GCG, risk management dan compliance (GRC). • Perusahaan memiliki banyak stakeholder yang memerlukan pengelolaan hubungan dengan intens, sehingga fungsi PR yang diperlukan semakin spesifik tugasnya. Misalnya fungsi public affairs, government relation, investor relation, community relation. • Perusahaan memandang penting peran PR dalam pengelolaan risiko terutama risiko reputasi
Mengapa Fungsi Corcom Harus Menjadi Concern Manajemen
• Tantangan dalam menjaga reputasi semakin beragam,
dengan semakin banyaknya stakeholder yang harus dimaintain hubungannya dan semakin beragamnya saluran komunikasi yang digunakan
• Peran corcom semakin besar dalam penerapan GCG, risk
management dan compliance (GRC). Dalam GCG, corcom berperan dalam unsur transparansi. Dalam risk management corcom memegang peran sentral dalam mengeloka risiko reputasi. Sedangkan di bidang compliance, adalah banyaknya regulasi yang harus dipatuhi terkait pekerjaan corcom.
Fungsi corcom yang tidak dikelola dengan baik akan
meningkatkan risiko bagi perusahaan, yakni:
• Risiko reputasi: reputasi perusahaan dapat tercoreng akibat
fungsi Corcom tidak berjalan dengan baik, khususnya saat terjadi situasi krisis.
• Risiko kepatuhan. Sejumlah tugas corcom di perusahaan
yang merupakan emiten dan perusahaan public tidak semata bertujuan untuk pencitraan positif di mata publik, namun juga sebagai bentuk kepatuhan terhadap regulasi. Contohnya adalah pengelolaan situs web perusahaan, laporan tahunan, dan laporan keberlanjutan.
Pembahasan lebih dalam mengenai PR, Corcom dan Marcom
dapat dibaca di literatur berikut: • Corporate Communication Theory & Practice karya Joep Cornelisson • Essential of Corporate Communications karya Cees B.M. van Riel dan Charles J. Fombrun • Jim Macnamara’s Public Relations Handbook karya Jim Macnamara • Marketing Management karya Philip Kotler & Kevin Lane Keller • Situs web International Public Relation Association (IPRA) https://www.ipra.org
Catatan • Content ini dibuat berdasarkan pengalaman penulis dan literatur di halaman sebelumnya. Berhubung penulis adalah praktisi corcom, maka content ini ditulis dari sisi corcom, tentunya tanpa mengurangi rasa hormat pada para praktisi marcom. • Silakan membagikan content ini dan semoga memberikan manfaat bagi yang membacanya • Jika ada yang ingin ditanyakan silakan menghubungi via DM akun LinkedIn dan Instragram Terima kasih dan salam, Krisna Maharani, M.I.Kom, CIB® Pengalaman 17 tahun di dunia Corcom, Magister Ilmu Komunikasi, BSMR Level 4, Certified Investment Banker