Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN BERAU

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 123, Rinding Tanjung Redeb Kab. Berau 77311

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA

Kabupaten Berau

TAHUN ANGGARAN 2021


Instansi : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Berau

Program : Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Persampahan Regional

Hasil (Outcome) : Dokumen Lingkungan

Kegiatan :  Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Persampahan di Daerah


Kabupaten/Kota

Indikator Kinerja : Jumlah Capaian Pelayanan Persampahan

Jenis Keluaran : Penyusunan Dokumen Lingkungan TPA Sanitary Landfill


Bujangga

Volume Keluaran : 1 (satu) Kegiatan

Satuan Ukur Keluaran : Laporan Penyusunan Dokumen Lingkungan TPA Sanitary


Landfill Bujangga

I. LATAR BELAKANG
I.1. Dasar Hukum Penyusunan Dokumen Lingkungan
Penyusunan Dokumen Lingkungan Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Lokasi Bujangga, Kabupaten Berau mengacu pada peraturan perundangundangan yang berlaku
sebagai berikut:

1. Undang – undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;


2. Undang – undang No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
3. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
4. Undang – undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya hayati dan
Ekosistemnya;
5. Undang-Undang No.17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2000 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran dan /
atau Perusakan Laut;
12. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 45 / MENLH / II / 1996 Tentang Program
Pantai Bersih;
13. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pelaksanaan Pembangunan dan Kepentingan Umum;
14. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan
Kawasan Hutan Lindung;
15. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 Tentang Jenis
Rencana Usaha dan / atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan;
16. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No KEP-48/MENLH/II/1996 Tentang
Baku Mutu Tingkat Kebisingan;
17. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP.50/MENLH/II/1996 Tentang
Baku Mutu Tingkat Kebauan.
18. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
19. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 tahun 2012 tentang Pedoman
Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin
Lingkungan.
20. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
21. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
22. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 8 tahun 2013 tentang Tata Laksana
Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin
Lingkungan
23. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51/MENLH/II/1991 Tentang Baku
Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Yang Sudah Beroperasi;
24. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP.02/MENLH/II/1998 Tentang
Penetapan Baku Mutu Lingkungan
25. Keputusan Gubernur Propinsi KALTIM, No. 339 Tahun 1988 Tetang Baku Mutu
Lingkungan Dalam Propinsi Kalimantan Timur;
26. Keputusan Gubernur Propinsi Kalimantan Timur No. 22 Tahun 2002 tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri dan Usaha Lainnya dalam Propinsi Kalimantan
Timur.
I.2. Gambaran Umum
Lokasi TPA merupakan tempat pemprosesan akhir sampah yang akan menerima segala
resiko akibat pola pembuangan sampah terutama yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya
pencemaram lindi (leachate) ke badan air maupun air tanah, pencemaran udara oleh gas dan efek
rumah kaca serta berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat (Judith, 1996). Menurut
Qasim (1994) dan Thobanoglous (1993), potensi pencemaran leachate maupun gas dari suatu
landfill ke lingkungan sekitarnya cukup besar mengingat proses pembentukan leachate dan gas
dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama yaitu 20 - 30 tahun setelah TPA ditutup.1

Dengan demikian maka perlu ada suatu upaya yang harus dilakukan untuk pengamanan
pencemaran lingkungan. Pertimbangan utama yang harus selalu dimasukkan dalam penentuan
lokasi TPA menurut EPA 530-R-95-023 adalah:

 Mempertimbangkan penerimaan masyarakat yang akan terkena dampak.


 Konsisten dengan land-use planning (RTRW) di daerah tersebut.
 Mudah dicapai dari jalan utama.
 Mempunyai tanah penutup yang mencukupi.
 Berada pada daerah yang tidak akan terganggu dengan dioperasikan landfill tersebut.
 Mempunyai kapasitas tampung yang cukup besar, biasanya 10 sampai 30 tahun
 Tidak memberatkan dalam pendanaan pada saat pengembangan, pengoperasian,
penutupan, pemeliharaan setelah ditutup, dan bahkan biaya yang terkait dengan upaya
remediasi.
 Rencana pengoperasian hendaknya terkait dengan upaya kegiatan lain yang sangat
dianjurkan, yaitu kegfiatan daur-ulang.
Sesuai dengan UU No. 18/2008 dan Permen PU No. 21/PRT/M?2006, kota besar harus
mengoprasikan TPA dengan sanitary landfill dan kota sedang/kecil harus mengoprasikan TPA
dengan controlled landill. Didalam UU tersebut juga dinyatakan bahwa pada tahun 2013 seluruh
TPA diseluruh kabupaten/kota harus sudah dioiperasikan secara sanitary landfill. Biaya
pengoperasian TPA dengan sanitary dan controlled landfill cukup mahal dan pada umumnya
kota/kabupaten kesulitan dalam biaya operasional dan pemeliharaan di TPA. TPA adalah salah
satu alternatif untuk meringankan kota/kabupaten karena pembiayaan bias ditanggung bersama-
sama. Selain itu juga membantu terutama bagi kota besar mencari lokasi TPA.

Dengan latar belakang kondisi yang ada, diperlukan peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam
penanganan persampahan melalui pengelolaan secara terpadu, dan terkoordinasi dalam satu
sistem. Diperlukan peningkatan kualitas dan kinerja pengelolaan di daerah, serta kerjasama antar
lembaga pemerintah yang terkait.

1
“Pengelolaan TPA Berwawasan Lingkungan”, Materi Pelatihan Persampahan, Direktorat PLP – Ditjen Cipta Karya, Departemen
Pekerjaan Umum Jakarta, 2007.
Untuk Kabupaten Berau saat ini sedang dipersiapkan Pembangunan TPA Bujangga yang
melayani Kabupaten Berau.

Dalam melakukan usaha kegiatan Pembangunan TPA Sampah Bujangga Kabupaten Berau harus
ditegaskan kewajiban yang berkenaan dengan penataan terhadap ketentuan mengenai
pengelolaan lingkungan hidup yang harus dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan.
Kegiatan yang diwajibkan untuk membuat atau melaksanakan analisis mengenai dampak
lingkungan hidup, maka Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan
Lingkungan wajib dilaksanakan. Misalnya kewajiban untuk mengolah limbah, syarat mutu
limbah yang boleh dibuang ke dalam media lingkungan hidup dan kewajiban yang berkaitan
dengan pembuangan limbah, seperti kewajiban melakukan swa-pantau dan kewajiban untuk
melaporkan hasil swa-pantau tersebut kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang
pengendalian lingkungan hidup.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari pekerjaan Penyusunan Dokumen Lingkungan Pembangunan TPA Sampah
Bujangga Kabupaten Berau ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan masukan mengenai program dan rencana kerja yang perlu dilaksanakan
mengenai dampak besar dan penting sebagai akibat dari pembangunan dan beroperasinya
TPA sampah tersebut;
b. Memberikan masukan bagi pemerintah Kabupaten Berau dalam proses pengambilan
keputusan dalam rangka penyelenggaraan usaha dan / atau kegiatan yang dilakukan di
areal TPA sampah tersebut;
c. Memberikan gambaran bagi pemerintah Kabupaten Berau mengenai daya dukung dan
kemampuan lingkungan terkait dengan kawasan perencanaan dan untuk mencapai
kelestarian pengelolaan lingkungan secara makro.

Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah meliputi:

a. Mengidentifikasi rencana kegiatan terutama yang berpotensi menimbulkan dampak besar


dan penting terhadap lingkungan dan mengidentifikasi komponen lingkungan yang
diperkirakan terkena dampak;
b. Memprakirakan dan mengevaluasi dampak besar dan penting yang mungkin akan timbul
dalam merumuskan dan menyusun rencana tindak (action plan) dalam bentuk
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
III. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dengan adanya pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

a. Teridentifikasinya komponen-komponen lingkungan yang diperkirakan mengalami


perubahan mendasar sebagai akibat adanya kegiatan pembangunan TPA Sampah Bujangga
Kabupaten Berau;
b. Teridentifikasinya rencana/kegiatan pembangunan TPA Sampah Bujangga Kabupaten Berau
yang menimbulkan dampak lingkungan baik dampak positif maupun dampak negatif;
c. Memperkirakan dan mengevaluasi segenap dampak lingkungan yang timbul sebagai akibat
adanya kegiatan TPA Sampah Bujangga Kabupaten Berau;
d. Menyusun program Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL);
e. Mengevaluasi secara holistik yang dapat diuraikan secara singkat dan jelas supaya dapat
ditentukan dampak lingkungan strategis yang harus dikelola; dan
f. Tersusunnya Dokumen Lingkungan untuk Pembangunan TPA Sampah Bujangga Kabupaten
Berau.

IV. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Lingkungan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah
Bujangga Kabupaten Berau ini harus mengacu pada peraturan yang berlaku mengenai dokumen
Lingkungan. Lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut:

IV.1. Lingkup Pekerjaan/Studi


Lingkup wilayah studi adalah kawasan areal TPA Bujangga Kabupaten Berau dan kawasan
sekitarnya sesuai dengan kondisi dan peraturan yang berlaku.
IV.2. Lingkup Tugas
Lingkup kegiatan UKL/UPL mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
IV.2.1. Persiapan
Kegiatan pada tahap ini terdiri dari:
a. Pengumpulan data sekunder di daerah.
b. Penyusunan Laporan Pendahuluan, yang merupakan tahapan persiapan yang
memuat :
1. Hasil identifikasi dampak lingkungan.
2. Rencana UKL/UPL atau kegiatan pembangunan TPA Bujangga Kabupaten
Berau yang diperkirakan dan atau menimbulkan dampak lingkungan.
3. Rona lingkungan yang berpotensi berubah dan atau terkena dampak
lingkungan.
4. Komponen lingkungan yang akan diteliti.
5. Uraian singkat batas wilayah studi.
6. Metodologi :
a) Metode pengumpulan data.
b) Metode identifikasi prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan.
7. Rencana pelaksanaan.

IV.2.2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan akan dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Penyusunan Rencana Kerja.
b. Pelaksanaan survey lapangan serta pengumpulan data sekunder dan primer di
daerah dan di lapangan.
c. Penyusunan Dokumen UKL/UPL kegiatan TPA Bujangga Kabupaten Berau ini
secara garis besar meliputi:
1. Menganalisis data Rona Lingkungan Awal.
2. Memprakirakan dampak lingkungan.
3. Mengevaluasi dampak lingkungan.
4. Diskusi tenaga ahli dalam merumuskan dan menyusun dokumen UKL dan
UPL.
5. Merumuskan dan menyusun Dokumen UKL/UPL.
d. Presentasi Draft Dokumen UKL/UPL.

IV.2.3. Pelaporan
1. Laporan Pendahuluan.
2. Laporan Draft Dokumen UKL dan UPL.
3. Laporan Dokumen UKL dan UPL.

V. WAKTU PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan
Penyusunan Dokumen Lingkungan Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bujangga
Kabupaten Berau adalah 4 (empat) bulan (120 hari kalender) terhitung sejak diterbitkannya Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK).

VI. PERSYARATAN PENYEDIA


Untuk melaksanakan tugasnya, penyedia wajib memiliki SBU Jasa Konsultansi
Lingkungan (KL 401).

VII. TENAGA AHLI


Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan harus menyiapkan tenaga profeisonal dalam
jumlah yang cukup dan memenuhi persayaratan yang ditinjau dari lingkup proyek maupun
tingkat kompleksitas pekerjaan. Tenaga profesional tersebut adalah personil berlatar belakang
pendidikan Sarjana (S1) berpengalaman menangani pekerjaan sejenis. Tenaga ahli yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah terdiri dari tenaga ahli dan tenaga
pendukung. Untuk tenaga ahli, penyedia jasa konsultansi diharuskan menyediakan tenaga ahli
menurut kualifikasi dan klasifikasi, pengalaman sesuai bidangnya dan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

- Team Leader, adalah sarjana Teknik Penyehatan/Teknik Lingkungan yang berpengalaman


minimal 5 (lima) tahun dalam masalah pengelolaan persampahan khususnya perencanan
pembangunan TPA dan bersertifikat Ketua Tim Penyusunan AMDAL (KTPA) yang
dikeluarkan oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) serta memiliki Sertifikasi
Tenaga Ahli Teknik Lingkungan (501) – Ahli Madya, bertugas melakukan koordinasi
terhadap seluruh kegiatan, tenaga ahli maupun dengan pihak instansi terkait. Team Leader
akan bertugas selama 4 (empat) bulan orang.
- Ahli Biologi dan Vegetasi, Sarjana Biologi / Kehutanan / Pertanian serta memiliki
pengalaman 2 (dua) Tahun dalam penyusunan dokumen lingkungan dan bersertifikat
Anggota Tim Penyusun AMDAL (ATPA) yang dikeluarkan oleh BNSP (Badan Nasional
Sertifikasi Profesi). Ahli Biologi dan Vegetasi akan bertugas selama 2 (dua) bulan orang.
- Ahli Sosekbud dan Kesehatan Masyarakat, Sarjana Ilmu Sosial / Kesehatan Masyarakat dan
memiliki pengalaman 2 (dua) Tahun dalam melakukan konsultasi publik dan penyusunan
dokumen lingkungan dan bersertifikat Anggota Tim Penyusun AMDAL (ATPA) yang
dikeluarkan oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Ahli Sosekbud dan Kesehatan
Masyarakat akan bertugas selama 2 (dua) bulan orang.
- Tenaga-tenaga ahli tersebut dibantu oleh Tenaga Teknis dan tenaga pendukung, yang terdiri
dari:
a. Surveyor: Tenaga Surveyor Minimal memiliki pendidikan SMA/ SMK/ STM/ Sederajat,
Sebanyak 1 (satu) orang dan akan bertugas selama 1 (satu) bulan orang.
b. CAD Operator: Tenaga CAD Operator Minimal memiliki pendidikan SMA/ SMK/ STM/
Sederajat, Sebanyak 1 (satu) orang dan akan bertugas selama 2 (dua) bulan orang.
c. Operator Komputer: Tenaga Operator Komputer Minimal memiliki pendidikan SMA /
SMK / STM / Sederajat, Sebanyak 1 (satu) orang dan akan bertugas selama 4 (empat)
bulan orang.

VIII. PEMBIAYAAN
Pagu biaya Pekerjaan Penyusunan Dokumen Lingkungan Pembangunan Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Bujangga Kabupaten Berau ini adalah sebesar Rp.
350.000.000,00 (Tiga ratus Lima Puluh Juta rupiah) dan menggunakan dana APBD Kabupaten
Berau.
Untuk Biaya Langsung Personel Tenaga Ahli mengacu pada Keputusan Menteri PUPR
No.897/KPTS/M/2017 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada
Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.

IX. PELAPORAN
Meliputi pelaporan kegiatan sebagai berikut:

1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Draft Dokumen UKL dan UPL.
3. Laporan Dokumen UKL dan UPL.
4. Eksekutif Summary

Dan Pelaporan Dokumen Lingkungan, meliputi:

1. Laporan Survei Sosial Ekonomi


2. Laporan Survei Survei Lingkungan
3. Laporan Kualitas Udara dan Laporan Kualitas Air Permukaan dan Air Tanah
4. Laporan Survei Biologi
5. Laporan PKM

Anda mungkin juga menyukai