Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN PALIATIF

ETIK KEPERAWATAN PALIATIF

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1

1. ALMAS FILZAH
2. ARIA UL-HAJ
3. BALQIS MUTHI'AH
4. BAIQ RISTA ANANTA PRATIWI
5. FADHLIA YUNITASARI
6. GAMAR
7. HABIBI
8. IRMA ZULHAFNI TRIANTARI
9. NANI ROSITA
10. OKTAVIANA MIA RINANTI
11. RESTI KOMALASARI
12. SITI NURRAKHMAH

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN MATARAM
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapa Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah
dan rahmat-Nya kami telah berhasil menyusun makalah yang berjudul “Etik Keperawatan
Paliatif” yang merupakan tugas mata kuliah kami yaitu Keperawatan Paliatif.
Makalah ini menghimpun materi dari berbagai sumber seperti yang tertera di daftar
pustaka. Dengan adanya makalah ini semoga dapat menambah referensi bagi semua
teman-teman, dan penulisan makalah ini menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
di mengerti. Dan dengan adanya makalah ini semoga dapat mempermudah teman-teman
untuk memahami materi tentang etik keperawatan paliatif dalam mata kuliah Keperawatan
Paliatif.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi tercapainya suatu
kesempurnaan dalam makalah ini.

Mataram, 05 Agustus 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Keperawatan Paliatif...........................................................3
B. Dasar Hukum Keperawatan Paliatif......................................................3
C. Kajian Etik Tentang Keperawatan........................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran ............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Palliative Care adalah suatu perawatan kesehatan terpadu yang menyeluruh
dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi. Tujuannya adalah untuk
mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas
hidupnya, dan juga memberikan support kepada keluarganya. Dari definisi tersebut
didapatkan bahwasannya salah satu tujuan dasar dari palliative care adalah mengurangi
penderitaan pasien yang termasuk didalamnya adalah menghilangkan nyeri yang
diderita oleh pasien tersebut.
Terdapat banyak alasan mengapa pasien dengan penyakit stadium lanjut tidak
mendapatkan perawatan yang memadai, namun semua alasan itu pada akhirnya berakar
pada konsep terapi yang eksklusif dalam menyembuhkan penyakit daripada
meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi penderitaan. Itulah mengapa, seringkali
keputusan untuk mengambil tindakan paliatif baru dilakukan setelah segala usaha
penyembuhan penyakit ternyata tidak efektif. Padahal seharusnya, palliative care
dilakukan secara integral dengan perawatan kuratif dan rehabilitasi baik pada fase dini
maupun lanjut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keperawatan paliatif?
2. Bagaimana dasar hokum keperawatan paliatif?
3. Bagaimana etik keperawatan paliatif?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui keperawatan paliatif.
2. Untuk mengetahui dasar hokum keperawatan paliatif.
3. Untuk mengetahui etik keperawatan paliatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup
pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit
yangmengancam jiwa, dengancara meringankan penderitaan rasa sakit melalui
identifikasi dini, pengkajian yang sempurna,dan penatalaksanaan nyeri serta masalah
lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual.(World Health Organization (WHO)
2016).
Perawatan paliatif adalah perawatan pada seorang pasien dan keluarganya yang
memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan cara memaksimalkan kualitas
hidup pasien serta mengurangi gejala yang mengganggu, mengurangi nyeri dengan
memperhatikan aspek psikologis dan spiritual. Perawatan ini juga menyediakan sistem
pendukung untuk menolong keluarga pasien menghadapi kematian dari anggota
keluarga yang dicintai sampai pada proses perkabungan. Dimulai sejak penyakit
terdiagnosis.
Etik adalah kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem nilai standar
perilaku individu dan atau kelompok tentang penilaian terhadap apa yang benar dan
apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, apa yang merupakan kejahatan,
apa yang dikehendaki dan apa yang ditolak. kejahatan, apa yang dikehendaki dan apa
yang ditolak.
Etika Keperawatan adalah Kesepakatan / peraturan tentang penerapan nilai moral
dan keputusan keputusan yang ditetapkan untuk profesi keperawatan moral dan
keputusan keputusan yang ditetapkan untuk profesi keperawatan (Wikipedia,2008).

B. Dasar Hukum Keperawatan Paliatif


Dasar hukum keperawatan paliatif diantanya meliputi:
1. Aspek Medikolegal dalam perawatan paliatif (Kep. Menkes NOMOR:
812/Menkes/SK/VII/2007)
a. Persetujuan tindakan medis/infomend consent untuk pasien paliatif
Pasien harus memahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan perawatan Pasien
harus memahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan perawatan paliatif.
b. Resusitasi/Tidak resisutasi pada pasien paliatif
Keputusan dilakukan atau tidak dilakukan tindakan resusitasi dapat dibuat
Keputusan dilakukan atau tidak dilakukan tindakan resusitasi dapat dibuat oleh
pasien yang kompeten atau oleh Tim perawatan paliatif. Informasi oleh pasien
yang kompeten atau oleh Tim perawatan paliatif. Informasi tentang hal ini
sebaiknya telah di informasikan pada saat pasien memasuki tentang hal ini
sebaiknya telah di informasikan pada saat pasien memasuki atau memulai
perawatan paliatif.
c. Perawatan pasien paliatif di di ICU
Pada dasarnya perawatan paliatif pasien di ICU mengikuti ketentuan Pada
dasarnya perawatan paliatif pasien di ICU mengikuti ketentuan umum yang
berlaku.
d. Masalah medikolegal lainnya pada perawatan pasien paliatif
Tindakan yang bersifat kedokteran harus dkerjakan oleh tenagamedis, ang
bersifat kedokteran harus dkerjakan oleh tenagamedis, tetapi dengan
pertimbangan yang mempertimbangkan keselamatan pasien tetapi dengan
pertimbangan yang mempertimbangkan keselamatan pasien tindakan tindakan
tertentu dapat didelegasikan kepada tenaga kesehatan tindakan tindakan
tertentu dapat didelegasikan kepada tenaga kesehatan yang terlatih.
2. Medikolegal Euthanasia
Euthanasia berasal dari bahasa Yunani yang berarti “good death”. Euthanasia
berarti tindakan dokter secara sadar untuk mengakhiri hidup seseorang yang
menderita secara fisik tanpa rasa sakit. Tidak semua orang bisa melakukan praktik
ini.
Euthanasia hanya untuk pasien yang sakit parah dan hampir tidak memiliki
harapan hidup. Misalnya mereka sudah koma selama beberapa bulan dan hanya
bergantung pada alat yang menempel di tubuhnya. Terdapat lima jenis Euthanasia
yaitu:
a. Euthanasia volunter yaitu ketika pasien tersebut yang meminta untuk
mengakhiri hidupnya dengan alasan medis yang kuat.
b. Euthanasia non-volunter yang dilakukan ketika pasien sudah tidak mampu
untuk membuat pilihan antara hidup dan mati sehingga orang terdekat yang
memutuskannya.
c. Euthanasia involuntary yang terjadi saat pilihan yang dibuat bertolak belakang
dengan keinginan pasien. Ini sering dianggap sebagai pembunuhan
d. Euthanasia aktif yang berarti mengakhiri hidup seseorang secara sadar dengan
obat yang sudah ditentukan.
e. Euthanasia pasif yaitu pembiaran yang dilakukan dokter agar pasien
meninggal dengan sendirinya. Ini bisa dilakukan dengan mencopot alat medis,
menghentikan infus, dan lainnya.

C. Etik Keperawatan Paliatif


1. Prinsip dasar dari perawatan paliatif
Perawatan paliatif terkait dengan sluruh bidang perawatan mulai dari medis,
perawatan, psikologis sosial, budaya dan spiritual, sehingga secara praktis, prinsip
dasar perawatan paliatif dapat dipersamakan dengan prinsip pada praktek medis
yang baik. Prinsip dasar perawatan paliatif: (Rasjidi, 2010)
a. Sikap peduli terhadap pasien
Termasuk sensifitas dan empati. Perlu dipertmbangkan segala aspek dari
penderitaan pasien, bukan hanya masalah kesehatan. Pendekatan yang
dilakukan tidak boleh bersifat menghakimi .Faktor karakteristik, kepandaian,
suku, agama, atau faktor induvidal lainnya tidak boleh mempengaruhi
perawatan.
b. Menganggap pasien sebagai seorang individu
Setiap pasien adalah unik. Meskipun memiliki penyakit ataupun gejala-gejala
yang sama, namun tidak ada satu pasienpun yang sama persis dengan pasien
lainnya. Keunikan inilah yang harus inilah yang harus dipertimbangkan dalam
merencanakan perawatan paliatif untuk tiap individu.
c. Pertimbangan kebudayaan
Faktor etnis, ras, agama, dan faktor budaya lainnya bisa jadi mempengaruhi
penderitaan pasien. Perbedaan ini harus diperhatikan dalam perencanaan
perawatan .
d. Persetujuan
Persetujuan dari pasien adalah mutlak diperlukan sebelum perawatan dimulai
atau diakhiri. Pasien yang telah diberi informasi dan setuju dengan perawatan
yang akan diberikan akan lebih patuh mengikuti segala usaha perawatan.
e. Memilih tempat dilakukannya perawatan
Untuk menentukan tempat perawatan, baik pasien dan keluarganya harus ikut
serta dalam diskusi ini. Pasien dengan penyakit terminal sebisa mungkin
diberi perawatan di rumah.
f. Komunikasi
Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien maupun dengan keluarga
adalah hal yang sangat penting dan mendasr dalam pelaksanaan perawatan
paliatif.
g. Aspek klinis: perawatan yang sesuai
Semua perawatan paliatif harus sesuai dengan stadium dan prognosis dari
penyakit yang diderita pasien .hal ini penting karena karena pemberian
pareawatan yang tidak sesuai, baik itu lebih maupun kurang, hanya akan
menambah penderitaan pasien. Pemberian perawatn yang berlebihan beresiko
untuk memberikan harapan palsu kepada pasien. Hal ini berhubungan dengan
masalah etika yang akan dibahas kemudian. Perawatan yang diberikan hanya
karena dokter merasa harus melakukan sesuatu meskipun itu sia sia adalah
tidak etis.
h. Perawatan komprehensif dan terkoordinasi dari berbagai bidang profesi
perawatan palitif memberikan perawtan yang bersifat holistik dan intergratif
sehingga dibutuhkan sebuah tim yang mencakup keseluruhan aspek hidup
pasien serta koordinasi yang baik dari masing masing anggota tim tersebut
untuk memberikan hasil yang maksimal kepada pasien dan keluarga .
i. Kualitas perawatan yang sebaik mungkin
Perawatan medis secara konsisten, terkoordinasi dan berkelanjutan. Perawatn
medis yang konsisten akan mengurangi kemungkinan terjadinya perubahan
kondisi yang tidak terduga, dimana hal ini akan sangat mengganggu baik
pasien maupun keluarga.
j. Perawatan yang berkelanjutan
Pemberian perawtan simtomatis dan suportif dari awal hingga akhir
merupakan dasr tujuan dari parawtan paliatf. Masalah yang sering terjadi
adalah pasien dipindahkan dari satu tempat ketempat lain sehingga sulit untuk
mempertahankan komunitas perawatan .
k. Mencegah terjadinya kegawatan
Perawatan paliatif yang baik mencakup perencanaan teliti untuk mencegah
terjadinya kegawatan fisik dan emosional yang mungkin terjadi dalam
perjalanan penyakit. Pasien dan keluarga harus diberitahukan sebelumnya
mengenai masalah yang sering terjadi dan membentuk rencana untuk
meminimalisasi stress fisik dan emosional.
l. Bantuan kepada sang perawat
Keluarga pasien dengan penyakit lanjut sering kali rentan terhadap stress fisik
dan emosianal terutama apabila pasien dirawat di rumah sehingga perlu
diberikan perhatian khusus kepada mereka, mengingat keberhasilan dari
perawatan paliatif tergantung dari pemberi perawatan.
m. Pemeriksaan ulang
Perlu dilakukan pemeriksaan mengenai kondisi pasien secara terus menerus
mengingat pasien dengan penyakit lanjut karena kondisinya akan cenderung
dari waktu ke waktu.
2. Prinsip – prinsip etik
a. Autonomy (otonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri.prinsip otonomi merupakan
bentuk respek terhadap seseorang atau dipandang sebagai persetujuan tidak
memaksa dan bertindak secara rasional.
b. Non maleficenci (tidak merugikan)
Prinsip ini berati tidak menimbulkan bahya / cedera fisik dan psikologis pada
klien. Prinsip tidak merugikan, bahwa kita berkwaiban jika melakukan suatu
tindakan agar jangan sampai merugikan orang lain.
c. Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran .Nilai ini diperlikan oleh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
pasien dan untuk menyakinkan bahwa pasien sangat mengerti.
d. Beneficence (berbuat baik)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang yang baik. Kebaikan
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang
lain.Terkadang dalam situsi pelayanan kesehatan, terjadi konflikantara prinsip
ini dengan otonomi.
e. Justice (keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang
lain yang enjunjung prinsip–prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam praktek profesional ketika tim perawatan paliatif bekerja
untuk terapi yang benar sesuai hukum,standar praktek dan keyakinan yang
benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
f. Kerahasiaaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang pasien
harus dijaga privasinya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
pasien hanya boleh dibacadalam rangka pengobatan pasien. Tak ada satu
orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali diijinkan oleh pasien
dengan bukti pesetujuannya.
g. Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung
jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang
lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
kehidupan pasien dan keuarganya dalam menghadapi masalah masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa, dengan mencegah dan
meringankan penderitaan melalui identifikasi awal serta terapi dan masalah lain, fisik,
psikososial dan spirittual. Etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap prilaku
yang dapat dipertanggungjawabkan, didalam etik terdapat nilai nilai moral yang
merupakan dasar dari perilaku manusia (niat). Yang terpenting adalah rambu -rambu
etika, moral maupun hukum yang tegas tentang euthanasia, agar terdapat kejelasan.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
mengikuti proses pembelajaran dan dapat meningkatkan pelayanan perawatan pasien
paliatif baik di instansi rumah sakit maupun di pelayanan lanjutan atau home care,serta
menerapkan prinsip etik perawatan paliatif berdasarkan hukum perawatan paliatif.
DAFTAR PUSTAKA

Achadiat. Chritiono M, 2010. Dinamika Etika & Hukum Kedokteran dalam Tantangan
Zaman, ECG. Jakarta
Asshiddiqie. Jimly, 2010, Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia, Ketua Mahkamah
Konstitusi
Republik Indonesia dan Guru Besar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas
Indonesia.
Guwandi, 2011, Bioethics & Biolaw, Faultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Komalawati. D. Veronica, 2013, Hukum dan Etika dalam Praktek Dokter, Pustaka
Harapan, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai