“VARIABILITAS”
(Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Evolusi
oleh dosen pengampuh Dr. Frida Maryati Yusuf, M.Pd)
Disusun oleh:
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan secara baik.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya Saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Makalah dengan judul “VARIABILITAS ” disusun dengan maksud
untuk membantu dalam proses belajar para mahasiswa. Saya sangat menyadari
bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnan, karena itu harapan
saya agar makalah ini dapat memenuhi tujuan dan bermanfaat bagi pembaca.
Saran dan kritik sangat saya harapan untuk menyempurnakan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian variabilitas..........................................................................................3
2.2 Faktor-faktor timbulnya variabilitas terkait evolusi.............................................12
2.3 Kemampuan organisme untuk beradaptasi di lingkungan yang berbeda.............12
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan..............................................................................................................19
3.2 Saran.....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evolusi merupakan perubahan pada sifat yang terwariskan pada suatu
populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan ini
disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama, yaitu variasi, reproduksi, dan
seleksi. Sifat yang menjadi dasar evolusi dibawa oleh gen yang diwariskan
kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam
suatu populasi.
Variabilitas (keanekaragaman) merupakan faktor utama dari
evolusi.Variabilitas yang terdapat dalam populasi bisa disebabkan karena
pengaruh lingkungan, yaitu karena kondisi tempat tinggal organisme tersebut
tidak seragam dan konstan. Lingkungan sering mengaburkan sifat genetik
yang dimiliki oleh suatu organisme, sedangkan variabilitas genetik yaitu
keragaman yang disebabkan karena perbedaan genetik akibat adanya segregasi
dan interaksi dengan gen lain. Variabilitas genetik menunjukkan kriteria
keanekaragaman genetik. Variabilitas genetik yang luas merupakan salah satu
syarat efektifnya program seleksi, dan seleksi suatu karakter yang
diinginkan akan lebih berarti apabila karakter tersebut mudah diwariskan
(Safuan, et al.,2014)
Karakteristik yang bervariasi pada makhluk hidup dalam suatu populasi
bisa dilihat dari kenampakan morfologi (fenotipe) maupun yang lebih dalam
lagi adalah variasi secara molekuler yang berkaitan dengan variasi di dalam
protein dan bahan genetik (DNA).Baik variasi di dalam DNA, protein dan
fenotipe dari suatu individu telah diketahui sebenarnya berkaitan erat.Bahan
genetik yang terdapat di dalam sel melalui transkripsi dan translasi
diekspresikan informasinya dalam beberapa bentuk terutama rangkaian asam
amino (polipeptida) yang mempunyai berbagai fungsi di dalam metabolisme
tubuh (Handiwirawan, 2014).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan variabilitas dalam?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab timbulnya variabilitas terkait evolusi ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahuiapa yang di maksud dengan variabilitas
2. Mahasiswa dapat mengetahuiapa saja faktor-faktor penyebab timbulnya
variabilitas terkait evolusi
3. Mahasiswa dapat mengetahuibagaimana kemampuan organisme untuk
beradaptasi di lingkungan yang berbeda?
BAB II
PENDAHULUAN
2.1 Pengertian variabilitas
Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan
suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-
perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Suatu individu tidak dapat mengalami evolusi ,
hanyalah suatu populasi yang dapat mengalami hal tersebut. Komposisi
genetik dari suatu individu sudah ditentukan semenjak terjadinya fertilisasi,
yakni persatuan antara spermatozoid dengan sel sel telur. Kebanyakan dari
perubahan sepanjang hidupnya ialah suatu perubahan dialam eksperesi dari
potensi pertumbuahan yang terkandung didalam gen. Didalam populasi , baik
komposisi genetik maupun dari potensi pertumbuhan dapat berubah.
Perubahan komposisis genetik populasi adalah evolusi.
Keanekaragaman merupakan faktor utama dari evolusi. Meskipun
prosesnya diketahui pada masa dikemukan oleh lamarck dan darwin, tanpa ada
variasi (kenanekaragaman), evolusi tiadak akan terjadi , dialam ada faktor yang
bekerja untuk memepertahankan keutuhan suatu jenis. Bila ada secara sendiri
maka kedua faktor tersebut seakan-akan bertentangan dengan kedua faktor
tersebut bekerja secara harmonis (Zaifbio, 2009).
Teori evolusi modern berpandangan bahwa sifat-sifat benda hidup
berubah dengan bertambahnya waktu dan perubahan ini diarahkan oleh seleksi
alam.Perubahan pada individu sepanjang hidupnya menyangkut suatu populasi
dalam beberapa generasi.bSuatu individu tidak dapat dikatakan mengalami
evolusi, tetapi populasilah yang mengalami hal tersebut.perubahan yang
diperoleh individu adalah perubahan dalam ekspresi dari potensi pertumbuhan
yang dikandung gen yang dibawa. Di dalam populasi baik komposisi maupun
ekspresi dari potensi pertumbuhan dapat mengalami pertumbuhan.Perubahan
komposisi genetis inilah yang disebut evolusi.
2.2 Faktor-faktor penyebab timbulnya variabilitas terkait evolusi
1. Rekombinasi genetik
Seleksi alam dipandang sebagai kekuatan alam yang berperan paling
besar dalam proses evolusi, namun seleksi alam hanya menyeleksi berdasarkan
variasi yang sudah ada dalam suatu populasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa
seleksi alam tidak menciptakan variasi genetik yang baru.Sumber variasi
genetik di alam datang dari mutasi dan kombinasi baru dari alel yang ada
melalui rekombinasi (Snustad, et al. 2012).
Rekombinasi adalah pembentukan molekul DNA baru dari dua molekul
DNA parental atau segmen yang berbeda dari molekul DNA yang sama.
Transposisi merupakan bentuk rekombinasi yang sudah terspesialisasi. Pada
peristiwa trasposisi, satu segmen DNA berpindah dari satu lokasi ke lokasi
yang lain baik dalam satu kromosom atau menuju kromosom yang berbeda
(Lewis-Rogers, et al. 2004).
Rekombinasi melibatkan penyusunan kembali materi genetik dengan
cara menggabungkan fragmen-fragmen DNA yang terpisah melalui
memutuskan dan menyambungkan untai DNA. Rekombinasi biasanya berawal
dari pemisahan untai tunggal atau ganda DNA, dan proses ini diperlukan untuk
perbaikan DNA dan pemisahan kromosom selama meiosis. Antara rekombinasi
dan mutasi tidak ada hubungan kecuali kedua peristiwa tersebut menimbulkan
perubahan materi genetik dan merubah fenotip (Lewis-Rogers, et al. 2012).
8
Mutasi
Mutasi merupakan sumber dari semua variasi genetik, dan menjadi
bahan dari evolusi.Kemampuan organisme untuk beradaptasi pada perubahan
lingkungan tergantung pada adanya variasi genetik pada populasi alami dan
variasi genetik yang sebagian dihasilkan oleh mutasi.Akan tetapi, mutasi juga
memliki efek yang berbahaya dan mutasi juga merupakan sumber dari berbagai
penyakit (Pierce, 2012).
Berdasarkan macam sel yang mengalami mutasi dikenal adanya mutasi
somatic dan mutasi germinal.Mutasi germinal disebut juga mutasi germ line
yaitu mutasi gametik yang terjadi pada sel - sel germinal.Sedangkan mutasi
somatik terjadi pada sel sel somatic.Akibat mutasi somatik pada hewan
(termasuk manusia) hingga saat ini belum dapat diwariskan sedangkan pada
tumbuhan (misalnya tumbuhan dikotil) mutasi somatic dapat diwariskan
melalui reproduksi aseksual maupun seksual.Mutasi germinal, akibat mutasi
yang dominan dapat segera terekspresi pada keturunan.Sebaliknya jika akibat
mutasi germinal itu bersifat resesif, efek mutasinya tidak terdeteksi (sekalipun
sudah terwariskan) karena kondisi heterozigot. Jika mutasi germinal itu terjadi
pada sebuah sel gamet spermatozoa atau ovum, maka hanya satu turunan saja
yang dapat mewarisi gen mutan tersebut jika gamet tersebut terlibat pada
proses fertilisasi tetapi jika yang mengalami mutasi itu adalah satu sel
spermatogonium atau satu oogonium maka beberapa gamet akan mewarisi gen
mutan itu (pada satu putaran meiosis) (Pierce, 2012).
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom dibagi menjadi dua macam yaitu berupa perubahan
struktur kromosom dan perubahan jumlah kromosom. Perubahan struktur
kromosom yang merupakan mutasi kromosom dapat berupa perubahan jumlah 14
gen dan perubahan lokasi gen. Perubahan jumlah gen terjadi karena delesi dan
duplikasi sedangkan perubahan lokasi gen terjadi karena inversi dan
translokasi. Macam mutasi kromosom yang menyebabkan terjadinya
perubahan jumlah kromosom adalah fusi sentrik, fisi sentrik, aneuploidi, serta
monoploidi maupun poliploidi (Pierce, 2012).
Gambar: Mutasi Kromosom Terdiri Atas Chromosome Rearrangements, Aneuploids,
dan Polyploids.Duplikasi, trisomi, dan autotriploidi merupakan contoh dari
masing-masing kategori mutasi kromosom (Pierce, 2012).
Delesi adalah suatu aberasi kromosom (mutasi kromosom) berupa
proses perubahan struktural yang berakibat hilangnya suatu segmen materi
genetic dari suatu kromosom. Jika delesi terjadi dibagian ujung kromosom
maka disebut delesi terminal, sedangkan bila delesi terjadi bukan di ujung
kromosom maka disebut delesi interkalar.
Delesi terjadi akibat pemutusan kromosom yang diinduksi oleh faktor
penyebab seperti panas, radiasi, virus, serta senyawa kimia atau bahkan oleh
kesalahan pada enzim rekombinasi.Deteksi delesi dapat terjadi dengan bantuan
analisis kariotipe, jika bagian kromosom yang mengalami delesi cukup besar,
sehingga dapat terlihat ketika kromosom homolog disandingkan.Deteksi delesi
juga dapat dilakukan dengan bantuan pengamatan tentang ada tidaknya
lengkungan disaat kedua kromosom homolog berpasangan (Klug, dkk. 2012).
Contoh delesi yang telah dilaporkan adalah Drosophila dan
manusia.Delesi pada Drosophila tersebut mengakibatkan efek Notch.Fenotip
dari notch dapat terlihat dengan adanya lekukan sayap pada tepi
posterolateral.Sedangkan pada manusia contoh delesi yang terkenal adalah
yang menimbulkan sindrom Cri-du-chat.Delesi penyebab hal itu bersifat
heterozigot. Mutan Notch pada Drosophila tersebut terpaut kromosom kelamin
X bersifat letal pada kondisi homozigot (betina) dan hemizigot (jantan), jadi
hanya pada individu betina heterozigot saja yang ditemukan fenotip mutan
seperti tersebut. Berkenaan mutan Notch pada Drosophila tersebut sudah
diketahui bahwa pada mutan w (white)akan berperilaku sebagai mutan
dominan jika mutan Notch ada pada kromosom homolognya. Sebenarnya
selain gen mutan w, gen resesif lain yang berada di sekitar loksi w juga
homoognya. fenomena gen-gen mutan resesif sebagaimana layaknya gen
mutan dominan semacam itu disebut sebagai psedodo-minansi.
Psedodominansi tersebut karena gen-gen mutan resesif itu terekspresi sendiri,
lokus-lokus pasangan pada kroosom homolognya tidak ada lagi akibat telah
mengalami delesi.Dalam hubungan inilah psedodominansi merupakan suatu
tanda adanya delesi (Pierce, 2012).