Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AKHIR MODUL 3

NAMA : RATRI RAHAYU NINGTYAS


NOMOR PESERTA : 19040318710376

SEKOLAH : SMK 45 WONOSARI

PENGORGANISASIAN INFORMASI/ PENGETAHUAN DALAM INGATAN MANUSIA

A. PENDAHULUAN

Belajar merupakan tindakan yang dilakukan seseorang untuk membekali diri dengan
pengetahuan, keterampilan dan sikap mulia yang bermanfaat bagi kehidupannya. Menurut
Bloom (1988) defenisi belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil
dari pengalaman secara praktis dan diasosiasikan sebagai proses memperoleh informasi.
Pengorganisasian informasi berkaitan dengan bagaimana seseorang menerima sebuah
informasi, mempersepsi, mengorganisasi, menyimpan dalam bentuk ingatan dan memanggil
kembali informasi yang tersimpan dalam ingatan tersebut saat dibutuhkan. Pengorganisasian
informasi merupakan bidang kajian dari psikologi kognitif yang mengkaji tentang sesuatu yang
berkaitan dengan bagaimana kita memperoleh informasi mengenai dunia, bagaimana informasi
tersebut direpresentasikan dan ditransformasikan sebagai pengetahuan, bagaimana informasi
itu disimpan dan bagaimana pengetahuan tersebut digunakan untuk mengarahkan perhatian
dan perilaku kita (Solso, 1991).

Psikologi kognitif ini penting kita pelajari karena memiliki ruang lingkup pembahasan
tentang memori, persepsi, pengambilan keputusan, bahasa, problem solving, inteligensi, emosi
dan kognisi, penalaran, konsep, pengetahuan (prosedural). Yang mana aspek-aspek tersebut
sangat berkaitan erat dengan aplikasi teori-teori belajar dan berperan penting dalam
keberhasilan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang individu. Oleh karena
itu dalam makalah ini penulis akan mengkaji bagaimana proses pengolahan sebuah
informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia.
B. PEMBAHASAN
1.    Pengorganisasian Informasi
            Proses terjadinya pengorganisasian informasi diawali dengan masuknya sebuah
stimulus informasi yang berupa benda, suara, maupun gambar visual melalui panca indera
manusia. Stimulus tersebut selanjutnya diteruskan oleh syaraf sensoris menuju ke pusat
susunan syaraf (otak) yang berperan sebagai pusat kesadaran.
Informasi yang masuk ke dalam otak tersebut kemudian diproses dalam otak sehingga
individu tersebut mengerti, menyadari, menafsirkan, dan menilai stimulus yang diterima
tersebut. Jika stimulus yang masuk mendapat perhatian dan dianggap bermakna maka akan
diingat dan disimpan di dalam memori manusia, sedangkan stimulus yang tidak mendapat
perhatian maka akan dengan cepat dilupakan. Jadi perhatian terhadap suatu objek tertentu
menjadi syarat awal kesediaan seseorang menyimpan sebuah informasi.
Perhatian dibagi menjadi tiga jenis: yang pertama adalah involuntary yakni perhatian yang
tidak dikehendaki dikarenakan suatu stimulus itu sangat mengganggu kesadaran seseorang
dan sesungguhnya dia tidaklah menginginkan hal tersebut. Dalam kasus ini, perhatian
didapatkan pada basis dari intensitas dari stimulus itu, seperti; suara yang keras/bising, cahaya
yang benderang, dan sebaginya. Yang kedua adalah nonvoluntary, yakni perhatian yang tidak
disengaja atau disebut juga perhatian yang secara spontan terjadi bila seorang tertarik terhadap
suatu stimulus tertentu yang dirasa menarik untuk dirinya. Dalam situasi ini seseorang ingin
menolak/melawan stimulus tertentu namun perhatiannya tertarik terhadap stimulus tersebut
karena stimulus tersebut memiliki suatu keuntungan untuk dirinya. Dan yang terakhir
adalah voluntary yakni perhatian yang disengaja karena seseorang dengan penuh kesadaran
mengarahkan perhatian pada objek tertentu.

2.    Sistem Memori Manusia


Memori adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menyimpan atau memelihara
informasi sepanjang waktu, dan memproduksi kembali informasi/pengetahuan yang disimpan
pada saat tertentu. Apa yang telah dialami manusia tidak seluruhnya hilang, tetapi disimpan
dalam jiwanya dan apabila suatu waktu dibutuhkan dapat dimunculkan kembali.
Dengan demikian ingatan adalah gejala psikologi yang berhubungan dengan masa
lampau, berhubungan dengan yang pernah diamati dan dialami. Ingatan juga meliputi
kemampuan untuk menerima (encoding), menyimpan/perekaman (retention/storage), dan
menimbulkan/pemanggilan (remembering/retrieval) kembali srimulus yang pernah dialami dan
diamati. Oleh karenanya maka definisi dari ingatan (memory) adalah kekuatan jiwa untuk
menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan  yang telah lampau. 

Jadi proses terjadinya memori mulai stimulus diterima oleh paca indera hingga informasi
tersebut dimunculkan kembali dibagi kedalam tiga tahap:
1)    Menerima informasi (encoding):
Sebagaimana penjelasan sebelumnya proses encoding ini bisa terjadi secara sengaja
maupun tidak disengaja. Proses encoding ini butuh beberapa waktu dan bisa berbeda-
beda kecepatannya untuk masing-masing individu. Contohnya orang dengan tingkat
kecerdasan tinggi akan lebih cepat menyerap informasi jika dibandingkan dengan orang
yang tingkat kecerdasan lebih rendah yang mungkin membutuhkan waktu lebih lama.
2)    Menyimpan informasi (storage)
Storage adalah penyimpanan informasi yang didapat yang telah diproses dalam proses
enconding sebelumnya. Setiap proses belajar akan meninggalkan jejak-jejak dalam diri
seseorang dan jejak ini akan disimpan sementara dalam ingatan dan dapat ditimbulkan
kembali saat dibutuhkan. Sistem penyimpanan ini terbagi menjadi tiga jenis memori
yakni apakah informasi yang masuk hanya masuk dalam pencatatan indera sebagai
ingatan sekilas (sensory memory), ataukah masuk ke dalam memori jangka pendek
(short term memory), atau bahkan bisa masuk ke dalam memori jangka panjang (long
term memory). Informasi yang disimpan ini ini bisa mudah menghilang apabila tidak
sering digunakan, dan apabila jejak memori tersebut hilang maka memori akan cukup
sulit untuk dikembalikan atau terjadi kelupaan.
3)    Memanggil kembali (retrieval)
Adalah proses pemanggilan kembali atau mengingat kembali informasi yang telah
disimpan sebelumnya. Proses ini merupakan suatu proses mencari informasi di dalam
otak, menemukan kembali informasi yang tersimpan di dalam memori untuk selanjutnya
digunakan kembali pada waktu diperlukan. Cara yang digunakan untuk mengembalikan
ingatan yang tersimpan yaitu melalui proses berikut:
 Recall: yaitu proses mengingat kembali informasi dari masa lalu tanpa petunjuk yang
ada pada individu. Misalnya mengingat nama orang yang saat itu tidak berada di
depannya.
 Recognize: yaitu proses mengenali informasi yang pernah disimpan melalui petunjuk
seperti jejak jejak pada ingatan individu. Proses ini bisa berlangsung dengan cepat
atau berjalan beberapa saat.
 Redintegrative: yaitu proses mengingat tentang suatu kompleks cerita yang panjang.
Proses ini yang memberikan respon pada manusia dapat menceritakan suatu
kejadian dengan runtut. Misalnya menceritakan isi buku yang telah dibacanya.

Manusia memiliki kemampuan untuk mengingat dan menimbulkan kembali segala


yang tersimpan yang pernah dialami. Namun tidak semua yang pernah dialami itu akan
tetap tinggal seluruhnya dalam ingatannya karena ingatan merupakan kemampuan yang
bersifat terbatas, hal inilah yang biasanya disebut dengan lupa atau kegagalan
seseorang didalam menggali atau mengingat kembali informasi yang telah disimpan di
gudang ingatan (Solso;1968). Adapun beberapa penyebab orang mengalami kegagalan
dalam mengingat kembali informasi yang ada diantaranya:
(1)  Decay Theory: (teori kerusakan), bahwa lupa dapat terjadi karena informasi yang
pernah disimpan di dalam ingatan tidak pernah atau jarang digunakan, sehingga
mengalami kerusakan (hilang dengan sendirinya).
(2)  Interference Theory: (teori halangan), bahwa lupa terjadi karena interferensi atau
terhalang oleh informasi yang lain:
 Retroactive Inhibition: Apabila informasi baru menghalangi seseorang untuk
mengingat informasi lama.
 Proactive Inhibition: Apabila informasi yang lama menghalangi seseorang untuk
mengingat informasi yang baru.
(3)  Cue-Dependent Forgetting Theory: lupa terjadi disebabkan oleh terlalu jauh letak /
lemah isyarat sesuatu yang ingin diingat kembali oleh seseorang.
3.    Aplikasi Pengolahan Informasi dalam Pembelajaran
Pengolahan informasi erat kaitannya dengan proses belajar. Pengolahan informasi
merupakan kemampuan psikis atau mental berupa mengamati, melihat, menyangka,
memperhatikan, berpikir, mempertimbangkan, dan menilai. Sedangkan di dalam belajar
sendiri melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan, yaitu memperoleh
informasi baru, transformasi, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan (Dahar,
1989).
Belajar menurut Ausubel (1961) ada empat macam tipe belajar yakni:
(1)  belajar dengan menerima saja (reception learning): si pelajar hanya menyerap bahan-
bahan yang tersedia baginya sehingga di masa yang akan datang ia bisa memproduksi
kembali.
(2)  Belajar dengan menemukan seseuatu (discovery learning): si pelajar menemukan
sendiri materi yang harus dipelajari. Ia tidak hanya menyerap, tetapi mengorganisasi
dan mengintegrasikan materi-materi yang dipelajarinya ke dalam struktur kognitifnya.
Pengulangan dari discovery learning meningkatkan kemampuan penemuan dari individu
yang bersangkutan.
(3)  Belajar dengan menghafal (rote learning): si pelajar mengingat-ingat bahan yang
dipelajari secara verbatim, yaitu sebagai rangkaian kata-kata.
(4)  Belajar dengan mengartikan (meaningful learning): si pelajar berada dalam situasi yang
mengandung setidak-tidaknya dua sifat, yakni (a) bahan yang akan dipelajari secara
potensial mempunyai arti; (b) si pelajar sudah mempunyai kecenderungan berpikir untuk
menghubungkan informasi-informasi atau konsep-konsep baru yang struktur kognitif
yang sudah ada dan relevan.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa belajar dengan menerima saja biasanya juga
disebut belajar dengan menghafal. Sebaliknya, belajar dengan menemukan adalah
belajar dengan mengartikan. Kalau ada belajar dengan menemukan yang tergolong
menghafal, maka itu adalah belajar dengan coba-salah (trial and error learning).
Sebaliknya, jika belajar dengan menemukan itu tergolong mengartikan, maka itu adalah
belajar yang menggunakan wawasan (insightful problem solving).
Maka aplikasi pengelolahan informasi dalam sebuah proses pembelajaran dapat
ditekankan pada:
1)    guru membimbing para peserta didik dalam penerimaan stimulus dengan cara
bagaimana membuat topik pembelajaran yang menarik bagi peserta didik agar menjadi
perhatian peserta didik
2)    guru menyusun metode pembelajaran yang membuat peserta didik lebih mudah
mengingat materi pelajaran yang diajarkan, misalnya menggunakan gambar visual,
grafik, kode-kode atau singkatan-singkatan yang dapat mempermudah peserta didik
dalam menyimpan materi pelajaran di dalam ingatan mereka.
3)    Meningkatkan motivasi belajar peserta didik karena mengingat akan lebih efektif
apabila peserta didik memiliki minat yang besar dan motivasi yang kuat untuk
mengulang kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari.

C.   KESIMPULAN
Pengorganisasian informasi berkaitan dengan bagaimana seseorang menerima sebuah
informasi, mempersepsi, mengorganisasi, menyimpan dalam bentuk ingatan dan memanggil
kembali informasi yang tersimpan dalam ingatan tersebut saat dibutuhkan. Proses terjadinya
pengorganisasian informasi diawali dengan masuknya sebuah stimulus informasi yang berupa
benda, suara, maupun gambar visual melalui panca indera manusia (encoding). Stimulus
tersebut selanjutnya diteruskan oleh syaraf sensoris menuju ke pusat susunan syaraf (otak)
yang berperan sebagai pusat kesadaran untuk diingat (retention/storage). Informasi yang
masuk ke dalam otak tersebut kemudian diproses dalam otak sehingga individu tersebut
mengerti, menyadari, menafsirkan, dan menilai stimulus yang diterima tersebut untuk
ditimbulkan kembali (remembering/retrieval).
Pengolahan informasi erat kaitannya dengan proses belajar. Dimana pelajar menerima
sebuah informasi melalui panca indera, kemudian mereka menyerap informasi tersebut dan
mengorganisasikan materi-materi yang dipelajarinya ke dalam struktur kognitifnya sehingga
mereka mengingat bahan yang dipelajari, dan selanjutnya menghubungkan informasi-informasi
atau konsep-konsep baru ke dalam struktur kognitif yang sudah ada dan relevan.
Dan aplikasi pengolahan informasi ke dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan cara
guru membuat topik pembelajaran yang menarik bagi peserta didik untuk menarik perhatian
peserta didik, guru menyusun metode pembelajaran yang membuat peserta didik lebih mudah
mengingat materi pelajaran yang diajarkan, dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik
karena mengingat akan lebih efektif apabila peserta didik memiliki minat yang besar dan
motivasi yang kuat untuk mengulang kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai