Bahasa Indonesia di SD
2. a.Metode Eja
A a, B b, C c, D d, E e, F f, G g,
Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk berkenalan dengan suku kata
dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya
ba – du dilafalkan badu
b, u, k, u menjadi:
Proses pembelajaran membaca permulaan pada sistem pelafalan abjad atau huruf
dengan metode bunyi adalah:
b dilafalkan /eb/
d dilaflakan /ed/ : dilafalkan dengan e pepet seperti pengucapan pada kata; benar,
keras, pedas, lemah dan sebagainya
c dilafalkan /ec/
g dilafalkan /eg/
en,a na
Dari penjelasan metode di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran MMP melalui
metode bunyi adalah bagian dari metode eja. Prinsip dasar dan proses pembelajaran
tidak jauh berbeda dengan metode eja/abjad di atas. Demikian juga dengan
kelemahan-kelemahannya, perbedaannya terletak hanya pada cara atau sistem
pembacaan atau pelafalan abjad.
Dalam perencanaan atau penyusunan suatu program pengajaran, hal pertama yang
perlu diperhatikan adalah kurikulum terutama perangkat pembelajarannya. Dalam
perangkat pembelajaran telah tercantum Standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok, tujuan pembelajaran, indikator serta alokasi waktu untuk mengajar
materi tersebut.
2. Kondisi Sekolah
4. Keadaan Guru
Guru dituntut memiliki kemampuan dalam segala hal yang berkenaan dengan
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Kalau pada suatu saat seorang guru memiliki
kekurangan, maka ia dituntut untuk segera belajar/ meningkatkan kemampuan
dirinya. Bagi guru-guru yang masih sangat sedikit pengalaman mengajarnya, perlu
mendapat perhatian dengan diikutkan dalam pelatihan-pelatihan sehingga
kemampuannya dapat ditingkatkan.