Anda di halaman 1dari 7

Tugas PKL 2021

Jawablah pertanyaan dibawah ini!

1. Jelaskan syarat lemari narkotika/ psikotropika menurut peraturan perundang-undangan!


2. Jelaskan prosedur penentuan jenis obat yang akan digunakan di rumah sakit!
3. Jelaskan cara penyimpanan produk vaksin!
4. Sebutkan 5 contoh obat LASA dan cara penanganan masalahnya!
5. Jelaskan apa yang dimaksud Floor Stock & UDD!
6.
dr. Moh. Indrawan
DOKTER UMUM
Jl. KH. Ahmad Dahlan no.86, Pontianak
Telp. (0561) 745486

Pontianak, 24 Juli 2021

R/
Parasetamol 500 mg
Vit. B2 50 mg
SL q.s.
m.f pulv da caps dtd no. XXX
Sign. tdd caps I

Pro : Yudi S
Alamat : Jl. Teuku Umar no.22, Pontianak

Obat tidak boleh diganti tanpa sepengetahuan Dokter

1. Cek kelengkapan Resep


2. Cek Kebutuhan obat jika di Apotek hanya ada Tablet paracetamol 250 mg & Vitamin B2 20 mg.
3. Buatkan Copy Resepnya jika pasien hanya meminta setengahnya saja dengan alas an tidak cukup
membawa uang.
4. Buatkan Etiketnya
7.
PUSKESMAS KOTA
Jl. KH. Ahmad Dahlan no.86, Pontianak
Telp. (0561) 745486

Tanggal : 24 Juli 2021


Dokter : dr. Andre

R/
Amoksisilin 100 mg
Parasetamol 100 mg
Gliseril guaiakolat¼ tab
CTM ¼ tab
Metilprednisolon ½ tab

m.f. la pulv dtd no XV


S 3 dd pulv I
Pro: Ina (2 thn)
Alamat: Jl. Adisucipto no.2, Pontianak

Obat tidak boleh diganti tanpa sepengetahuan Dokter

1. Cek kelengkapan Resep

2. Hitung kebutuhan obatnya (cari potensi umum dari obat2 tsb)

3. Buatkan Etiketnya
Jawaban:

NAMA : RESKI KURNIAWAN

KELAS : VI B

NIM : 189368

1. Menurut PERMENKES RI NOMOR 3 TAHUN 2015 Pasal 25 ayat (1) Lemari khusus
narkotika dan psikotropika harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. terbuat dari bahan yang kuat.
b. tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang berbeda.
c. harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, untuk Instalasi Farmasi
Pemerintah.
d. d.diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk Apotek,
Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi Klinik, dan Lembaga
Ilmu Pengetahuan.
e. kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker yang
ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.

2. Analisis perencanaan persediaan farmasi rumah sakit adalah sebagai berikut


(Kepmenkes, 2008) :

1. Analisis ABC
Berdasarkan berbagai pengamatan dalam pengelolaan obat, yang paling banyak
ditemukan adalah tingkat konsumsi pertahun hanya diwakili oleh relative sejumlah item.
Sebagai contoh, dari pengamatan terhadap pengadaan obat dijumpai bahwa sebagian
besar daba obat (70%) digunakan untuk pengadaan, 10% dari jenis/item obat yang paling
banyak digunakan sedangkan sisanya sekitar 90% jenis/item obat menggunakan dana
sebesar 30%.
Oleh karena itu analisa ABC mengelompokkan item obat berdasarkan kebutuhan
dananya, dibagi dalam tiga kelompok yaitu:
a. Kelompok A :Adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya
menunjukkan penyerapan dana sekitar 70% dari jumlah dana obat keseluruhan.
b. Kelompok B :Adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya
menunjukkan penyerapan dana sekitar 20%.
c. Kelompok C :Adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya
menunjukkan penyerapan dana sekitar 10% dari jumlah dana obat keseluruhan.
Langkah-langkah menentukan kelompok A, B dan C :
1) Hitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk masing-masing obat dengan cara
mengalikan kuantum obat dengan harga obat
2) Tentukan rankingnya mulai dari yang terbesar dananya sampai yang terkecil
3) Hitung persentasenya terhadap total dana yang dibutuhkan
4) Hitung kumulasi persennya
5) Obat kelompok A termasuk dalam kumulasi 70%
6) Obat kelompok B termasuk dalam kumulasi 70% - 90% 7) Obat kelompok C termasuk
dalam kumulasi 91% - 100%

2. Analisis VEN
Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat yang terbatas
adalah dengan mengelompokkan obat yang didasarkan kepada dampak tiap jenis obat
pada kesehatan. semua jenis obat yang tercantum dalam daftar obat dikelompokkan tiga
kelompok berikut:
a. Kelomok Vital (V) : Adalah kelompok obat yang vital, yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain: obat penyelamat (life saving drugs), obat untuk pelayanan
kesehatan pokok (vaksin, dll) dan obat untuk mengatasi penyakit-penyakit penyebab
kematian terbesar.
b. Kelompok Esensial (E) : Adalah kelompok obat yang bekerja kausal, yaitu obat yang
bekerja pada sumber penyebab penyakit.
c. Kelompok Non-esensial (N) : Merupakan obat penunjang yaitu obat yang kerjanya
ringan dan biasa dipergunakan untuk menimbulkan kenyamanan atau untuk mengatasi
keluhan ringan.
Adapun penggolongan obat sistem VEN dapat digunakan untuk:
1. Penyesuaian rencana kebutuhan obat dengan alokasi dana yang tersedia.
2. Dalam penyusunan rencana kebutuhan obat yang masuk kelompok vital agar
diusahakan tidak terjadi kekosongan obat.
3. Untuk menyususn daftar VEN perlu ditentukan terlebih dahulu kriteria penentuan
VEN. Dalam penentuan kriteria perlu mempertimbangkan kebutuhan masing-masing
spesialisasi (Febriawati, 2013).
Langkah-langkah menentukan VEN, sebagai berikut:
1. Menyusun kriteria menentukan VEN’
2. Menyediakan data pola penyakit
3. Standar pengobatan

3. Kombinasi ABC dan VEN


Jenis obat yang termasuk kategori A dari analisis ABC adalah benar-benar jenis obat
yang diperlukan untuk penanggulangan penyakit terbanyak dan obat tersebut statusnya
harus E dan sebagian V dari analisa VEN. Sebaliknya jenis obat dengan status N
harusnya masuk dalam kategori C, digunakan untuk menetapkan prioritas pengadaan
obat dimana anggaran yang ada tidak sesuai kebutuhan. Metode gabungan ini digunakan
untuk melakukan pengurangan obat. Mekanismenya adalah sebagai berikut:
a. Obat yang termasuk kategori NC menjadi prioritas pertama untuk dikurangi atau
dihilangkan dari rencana kebutuhan, bila dana masih kurang, maka obat kategori NB
menjadi prioritas berikutnya. Jika setelah dilakukan dengan pendekatan ini dana yang
tersedia masih juga kurang, lakukan langkah selanjutnya.
b. Pendekatan sama sengan pada saat pengurangan obat pada kriteria NC, NB, NA
dimulai dengan pengurangan obat kategaori EC, EB dan EA.

3. Untuk menjaga kualitas vaksin tetap tinggi sejak diterima sampai didistribusikan
ketingkat berikutnya (atau digunakan), vaksin harus selalu disimpan pada suhu yang
telah ditetapkan, yaitu:
a. Provinsi
 Vaksin Polio Tetes disimpan pada suhu -15°C s.d. -25°C pada freeze room atau
freezer.
 Vaksin lainnya disimpan pada suhu 2°C s.d. 8°C pada cold room atau vaccine
refrigerator
b. Kabupaten/Kota
 Vaksin Polio Tetes disimpan pada suhu -15°C s.d. -25°C pada freezer
 Vaksin lainnya disimpan pada suhu 2°C s.d. 8°C pada cold room atau vaccine
refrigerator.
c. Puskesmas
 Semua vaksin disimpan pada suhu 2°C s.d. 8°C pada vaccine refrigerator
 Khusus vaksin Hepatitis B, pada bidan desa disimpan pada suhu ruangan,
terlindung dari sinar matahari langsung.

4. Menurut KEMENKES RI tahun 2018, Contoh obat LASA


 Histapan
 Bio ATP
 Mertigo tab
 Rhinos sirup
 Iliadin drop
cara penanganan masalahnya:
 Obat disimpan pada tempat yang jelas perbedaannya, terpisah/diantarai
dengan 1 (satu) item/obat lain.
 Beri label dengan tulisan obat yang jelas pada setiap kotak penyimpanan obat
dan menampilkan kandungan aktif dari obat tersebut dan berikan label
penanda obat dengan kewaspadaan tinggi atau LASA/NORUM.
 Obat LASA diberi stiker warna berbeda (contohnya: warna biru) dengan
tulisan obat LASA (contohnya: warna hitam) dan ditempelkan pada kotak
obat.
 Jika obat LASA nama sama memiliki 3 (tiga) kekuatan berbeda, maka masing-
masing obat tersebut diberi warna yang berbeda dengan menggunakan stiker.
Misalnya, pemberian warna dilakukan seperti berikut:
a. Obat LASA kekuatan besar diberi stiker menggunakan warna biru.
b. Obat LASA kekuatan sedang diberi stiker menggunakan warna kuning.
c. Obat LASA kekuatan kecil diberi stiker menggunakan warna hijau.
 Jika obat LASA nama sama tetapi hanya ada 2 (dua) kekuatan yang berbeda,
maka perlakuannya sama seperti obat LASA nama sama dengan 3 kekuatan
berbeda. Misalnya, menggunakan warna biru dan hijau saja seperti berikut:
a. Obat LASA dengan kekuatan besar diberi stiker menggunakan warna biru.
b. Obat LASA dengan kekuatan kecil diberi stiker menggunakan warna hijau.
 Tenaga farmasi harus membaca resep yang mengandung obat LASA dengan
cermat dan jika tidak jelas harus dikonfirmasi kembali kepada penulis resep,
dalam hal ini yang dimaksud dokter.
 Tenaga farmasi harus menyiapkan obat sesuai dengan yang tertulis pada resep
 Sebelum menyerahkan obat pada pasien, tenaga farmasi disarankan mengecek
ulang atau membaca kembali kebenaran resep dengan obat yang akan
diserahkan.
 Perawat hendaknya membaca etiket obat sebelum memberikan kepada pasien.
 Etiket obat harus dilengkapi dengan hal-hal seperti berikut ini.
a. Tanggal resep.
b. Nama, tanggal lahir dan nomor RM pasien.
c. Nama obat.
d. Aturan pakai.
e. Tanggal kadaluwarsa obat

5. Menurut:
 Floor stock (FS) adalah stok obat yang ada di setiap nurse station yang berisi
bahan medis dan alkes dissposible yang digunakan habis pakai dan merupakan
bagian dari pelayanan keperawatan. Sistem pendistribusian floor stock
merupakan pedistribusian obat dimana seluruh persediaan obat kebutuhan pasien
disimpan di dalam ruamg perawatan dan pengelolaannya menjadi tanggung jawab
perawat. Kebutuhan obat pasien langsung dilayani oleh perawat di ruang rawat,
sehingga farmasis tidak terlibat dalam proses pengkajian resep (Dianita dkk,
2017).
 UDD ( Unit Dose Dispensing) adalah sistem dimana obat dipesan oleh dokter
untuk pasien dan dikemas dalam dosis tunggal untuk suatu waktu tertentu oleh
farmasi. ( Nugroho P.N dkk, 2020).
6. Menurut:
1. Kelengkapan resep : kekurangan diresep tersebut yaitu tidak ada nomor surat izin
praktek, umur pasien, dan berat badan pasien.
2. Pengambilan bahan :
 Paracetamol = 60 tablet
 Vitamin B2 = 75 tablet
3. copy resep

APOTEK AKADEMI FARMASI YARSI


PONTIANAK
JI. Panglima Aim No 2 Pontianak
Telp /Fax : (0561) 745486
Apoteker : apt.Erwan Kurnianto,M.Farm
SIPA : 189368

COPY RESEP
No. : 01 Tgl :
Dari dokter : dr. Moh. Indrawan 24/07/2021
Alamat : Jl. KH. Ahmad
Dahlan no.86, Pontianak

Pro : Yudi S

R/ Parasetamol 500 mg
Vit. B2 50 mg
SL q.s.
m.f pulv da caps dtd no. XXX
Sign. tdd caps I

did

paraf
4. etiket

APOTEK AKADEMI FARMASI YARSIPONTIANAK JL.


PANGLIMA AIM
telp. 0561-745486
APA: apt.Erwan Kurnianto,M.Farm
SIPA: 189368

No : 1 Tanggal : 24/07/2021
Nama : Yudi S

3 xsehari 1(cap)
Sesudah makan
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

7. Menurut :
1. Kelengkapan Resep : kekurangan diresep tersebut berdasarkan resep pada umum
nya yakni tidak ada nomor surat izin praktek dan berat badan pasien
2. pengambilan bahan : Amoksisilin : 3 tablet
Paracetamol : 3 tablet
Gliseril guaiakolat : 4 tablet
CTM : 4 tablet
Metilprednisolon : 13 tablet

3. etiket
APOTEK AKADEMI FARMASI YARSIPONTIANAK JL.
PANGLIMA AIM
telp. 0561-745486
APA: apt.Erwan Kurnianto,M.Farm
SIPA: 189368

No : 1 Tanggal : 24/07/2021
Nama : Ina
Umur : 2 th dihabiskan

3xsehari 1(bks)
Sesudah makan
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Anda mungkin juga menyukai