Anda di halaman 1dari 2

Nama : M.

Imam Ghozali
NIM :1994074005
Prodi : S1 Teknik Mesin
Mata Kuliah : Filsafat
Tugas Resume
1. Aspek Ontologi
Empiris adalah sifat kejadian yang terjangkau fitrah pengalaman manusia. Fakta
empiris adalah fakta yang dapat dialami langsung oleh manusia dengan mempergunakan
panca inderanya. Ruang lingkup kemampuan panca indera manusia dan peralatan yang
dikembangkan sebagai pembantu panca indera tersebut membentuk apa yang dikenal
sengan dunia empiris. Individu-individu dalam suatu kelas tertentu mempunyai ciri-ciri
yang serupa, maka ilmu tidak berbicara mengenai kasus individu melainkan suatu kelas
tertentu. Istilah manusia umpamanya memberikan pengertian tentang suatu kelas yang
anggota-anggotanya mempunyai ciri-ciri tertentu yang serupa.
Pengakuan bahwa benda-benda dalam jangka panjang akan mengalami perubahan dan
jangka waktu ini berbeda-beda untuk tiap benda. Kelestarian relatif dalam jangka waktu
tertentu ini memungkinkan kita untuk melakukan pendekatan keilmuan terhadap obyek
yang sedang diselidiki.
Kita menganggap tiap gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat
kebetulan. Tiap gejala mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap dengan urut-urutan
kejadian yang sama. Determinisme dalam pengertian ilmu mempunyai konotasi yang
bersifat peluang (probabilistik). Statistika merupakan metode yang menyatakan hubungan
probabilistik antara gejala-gejala dalam penelaahan keilmuan. Sesuai dengan peranannya
dalam kegiatan ilmu, maka dasar statistika adalah teori peluang.
2. Aspek Epistemologi
Epistemologi, atau teori pengetahuan, membahas secara mendalam segenap proses
yang terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan. Ilmu merupakan
pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan.
Metode inilah yangmembedakan ilmu dengan buah pemikiran yang lainnya. Atau dengan
perkataan lain, ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dengan menerapkan metode
keilmuan. Ilmu lebih bersifat merupakan kegiatan dari pada sekedar produk yang siap
dikonsumsikan. Kata sifat "keilmuan" lebih mencerminkan hakekat ilmu dari pada istilah
ilmu sebagai kata benda. Kegiatan ilmu juga dinamis dan tidak statis. Kegiatan dalam
mencari pengetahuan tentang apapun, selama hal itu terbatas pada obyek empiris dan
pengetahuan tersebut diperoleh dengan mempergunakan metode keilmuan, adalah syah
untuk disebut keilmuan. Orang bisa membahas suatu kejadian sehari-hari secara keilmuan,
asalkan dalam proses pengkajian masalah tersebut, dia memenuhi persyaratan yang telah
digariskan. Sebaliknya tidak semua yang diasosiasikan dengan eksistensi ilmu adalah
keilmuan.
Metode kelimuan, ditinjau dari segi perkembangannya, seperti juga semua unsur
kebudayaan manusia, ilmu merupakan gabungan dari cara-cara manusia sebelumnya
dalam mencari pengetahuan. Pada dasarnya , ditinjau dari sejarah cara berfikir manusia,
terdapat dua pola dalam memperoleh pengetaahuan. Yang pertama adalah berfikir
rasional.
Konsep dalam ilmu, tujuan utama kegiatan keilmuan adalah mencari pengetahuan
yang bersfiat umum dalam bentuk teori, hukum, kaidah, asas, dan sebagainya. Logika
sebagai suatu metode penarikan kesimpulan telah berkembang dengan pesat. Hukum-
hukum matematika pada dasarnya adalah pernyataan-pernyataan logika. Hipotesisi adalah
dugaan mengenai hubungan antara faktor-faktor yang terlibat dalam suatu masalah.
Pemikiran keilmuan dengan dmeikian mencakup dua ruang lingkup kegiatan, yakni
penyusunan dan pengujin teori. Metode keilmuan merupakan prosedur dalam
mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu didapat dari metode ilmiah. Tidak
semua pengetahuan disebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara
mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu. kerangka kumpulan karangan, bacaan
yang dianjurkan, kata penutup, jalan ke arah keagungan, tak ada jalan lain, bayangan
zaman kegelapan.
3. Aspek Aksiologi
Ilmu dan Moral, Ontologi diartikan sebagai pengkajian mengenai hakikat realitas dari
objek yang di telaah dalam membuahkan pengetahuan, aksiologi diartikan sebagai teori
nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Sokrates minum
racun, John Huss dibakar sebagai contoh betapa ilmuan memiliki landasan moral, jika
tidak ilmuan sangat mudah tergelincir dalam prostitusi intelektual.
Tanggung Jawab Sosial Ilmuan, Seorang ilmuan mempunyai tanggung jawab sosial di
bahunya. Bukan saja karena ia adalah warga masyarakat yang kepentingannya terlibat
secara langsung dengan di masyarakat yang yang lebih penting adalah karena dia
mempunyai fungsi tertentu dalam keberlangsungan hidup manusia.
Nuklir dan Pilihan Moral, Seorang ilmuan secara moral tidak akam membiarkan hasil
penemuannya dipergunakan untuk menindas bangsa lain meskipun yang mempergunakan
itu adalah bangsanya sendiri. Seorang ilmuan tidak boleh berpangku tangan, dia harus
memilih sikap, berpihak pada kemanusiaan. Pilihan moral memang terkadang getir sebab
tidak bersifat hitam di atas putih. Seperti halnya yang terjadi pada Albert Einstein
diperintahkan untuk membuat bom atom oleh pemerintah negaranya.
Revolusi Genetik merupakan babakan baru dalam sejarah keilmuwan manusia sebab
sebelum ini ilmu tidak pernah menyentuh manusia sebagai objek penelaah itu sendiri. Hal
ini buka berarti bahwa sebelumnya tidak pernah ada penelaahan ilmiah yang berkaitan
dengan jasad manusia, tentu saja banyak sekali, namun penelaahan-penelaahan itu
dimaksudkan untuk mengembangkan ilmu dan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai