Anda di halaman 1dari 4

LEARNING JOURNAL NASIONALISME

NAMA : HELWI MUNTAZAT, S.S.T.Ars.


NIP : 19951028 202012 2 017
ANGKATAN : XXXIII (33)
KELOMPOK : 4
NOMOR DAFTAR HADIR : 34
INSTANSI : Pemerintah Kab. Kotabaru
UNIT KERJA : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Kotabaru
NAMA MATA PELATIHAN : Agenda 2
LEMBAGA PENYELENGGARA : BPSDM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

A. Nasionalisme

Nasionalisme berasal dari kata "Nasional" yang artinya bangsa, negara, dan "Isme" yang
artinya paham atau ajaran. Sehingga, secara harfiah Nasionalisme adalah paham atau ajaran
bagaimana kita mencintai bangsa dan negara kitasendiri.

Suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan,
dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa
tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.

 Nasionalisme ialah cinta pada tanah air, ras, bahasa atau sejarah budaya bersama.
 Nasionalisme ialah suatu keinginan akan kemerdekaan politik, keselamatan dan prestise
bangsa.
 Nasionalisme adalah dogma yang mengajarkan bahwa individu hanya hidup untuk
bangsa dan bangsa demi bangsa itu sendiri.
 Nasionalisme pada hakekatnya adalah untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama,
karena nasonalisme menentang segala bentuk penindasan terhadap pihak lain, baik itu
orang per orang, kelompok-kelompok dalam masyarakat, maupun suatu bangsa.
 Nasionalisme tidak membeda-bedakan baik suku, agama, maupun ras.

Nasionalisme pancasila merupakan implementasi rasa cinta kita sebagai rakyat Indonesia
terhadap tanah air, bangsa dan negara yang didasari pada nilai- nilai Pancasila. Kecintaan
terhadap tanah air dengan mengingat dan menghargai jasa para pahlawan yang telah
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan tumpah darahnya maka tugas kita
melanjutkan perjuangan dan mempertahankan kedaulatan kemerdekaan dan mengisinya
dengan pembangunan. Sebagai ASN kita harus memiliki rasa nasionalisme dan wawasan
kebangsaan yang kuat yang kemudian diaktualisasikan ke dalam fungsi dan tugas kita yang
didasari Pancasila dan UUD 1945. Selanjutnya diharapkan Nasionalisme dapat menjadikan kita
sebagai ASN yang berorientasi pada kepentingan publik, bangsa, negara, dan menghindari
pemikiran yang mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.
Nilai-nilai yang senantiasa berorientasi pada kepentingan publik (kepublikan) mejadi nilai dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Untuk itu pegawai ASN harus memahami dan mampu
mengkatualisasikan Pancasila dan semangat nasionalisme serta wawasan kebangsaan dalam setiap
pelaksanaan fungsi dan tugasnya, sesuai bidangnya masing-masing.
Nilai dasar nasionalisme sebagai ASN yang menerapkan Pancasila sebagai dasar dalam
menjalankan tugasnya dibagi menjadi lima sesuai dengan jumlah sila dari Pancasila.

ASN yang mampu mengaktualisasikan nilai-nilai


nasionalisme dalam menjalankan profesinya
sebagai pelayanan publik yang berintegritas

ASN sebagai pemersatu ASN sebagai pelaksana


bangsa dan mendahulukan ASN profesional dan
kebijakan publik yang
kepentingan bangsa dan melayani yang
senantiasa mementingkan
negara di atas kepentingan berintegritas
kepentingan publik
lainnya

Sila 1 Sila 2 Sila 3 Sila 4 Sila 5


ASN yang memahami dan memiliki kesadaran mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila
dalam pelaksanaan tugasnya

ASN berwawasan kebangsaan


dan memiliki nasionalisme yang
kuat

1. Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai religious, toleran, transparan, etos kerja,
tanggung jawab, amanah, dan percaya diri.

2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis, tenggang rasa, persamaan
derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.

3. Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban, menjaga ketertiban,
mengutamakan kepentinngan public, dan gotong royong.

4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan memiliki nilai musyawarah mufakat, kekeluargaan, menghargai pendapat, dan
bijaksana.

5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap adil, tidak
serakah, tolong menolong, kerja keras, dan sederhana.

ASN yang memiliki Nasionalisme kuat akan memahami dan memiliki kesadaran unttuk
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam pelaksanaan tugas jabatannya. Sebagai ASN,
nasionalisme diaktualisasikan sesuai dengan fungsi dan tugas antara lain pada ranah berikut:
1. Pelaksana Kebijakan Publik
Pelaksana kebijakan publik merupakan salah satu fungsi ASN (pasal 10 UU No. 5 tahun
2010 tentang Aparatur Sipil Negara. ASN sebagai eksekutor yang melaksanakan segala
peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik di berbagai bidang
dan sektor pemerintahan. Sebagai pelaksana kebijakan publik ASN harus memiliki karakter
dan orientasi kepublikan yang kuat yaitu nilai kepublikan yang berorientasi pada
kepentingan publik, menempatkan kepentingan publik, bangsa dan negara di atas kepentingan
lainnya, kepentingan nasional diatas kepentingan sektoral atau golongan, dan berintegritas tinggi
(konsisten/istiqomah dalam tindakan, nilai, prinsip, dlsb menjadi pribadi yang jujur dan memiliki
karakter kuat) dan mampu mengaktualisasikannya dalam setiap langkah-langkah pelaksanaan
kebijakan publik.

2. Pelayanan Publik
Unsur-unsur dalam pelayanan publik adalah adanya organisasi penyelenggara, penerima
layanan, dan kepuasan pelanggan. ASN harus memiliki integritas tinggi dalam melayani
publik yang disesuaikan dengan kode etik dan kode perilaku ASN. Sebagai pelayan publik
kita harus bersikap adil dan tidak diskriminatif; profesional dan berintegritas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, ASN harus menjunjung tinggi nilai-
nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan memiliki
kinerja yang memuaskan publik dengan motto “melayani dengan amanah memberikan yang
terbaik”. Untuk menjadi ASN Profesional tentunya memerlukan keahlian khusus. ASN
menjadi perhatian dan sorotan masyarakat maka harus diketahui diera keterbukaan
informasi ini adanya tuntutan masyarakat agar bebas KKN, adanya kritik
masyarakat untuk bekerja secara professional dan memahami situasi krisis dengan
memperhatikan aspirasi Masyarakat.

3. Sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa


Sebagai pemersatu bangsa ASN akan senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD 1945, negara dan Pemerintah (UU No. 5 Tahun 2014 pasal 66 ayat 1-2). Adanya Potensi
Perusak Persatuan harus diwaspadai ditanggulangi seperti adanya kelompok yang tidak setuju
dengan ideologi negara Pancasila, penyalahgunaan kemajuan tekonologi informasi dan
komunikasi, konflik pemekaran wilayah, konflik pilkada, pilpres, daerah perbatasan dst. Sebagai
ASN kita harus memiliki jiwa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki
kesadaran yang tinggi untuk menjaga kedaulatan negara, menjadi perekat dan pemersatu
bangsa serta mengupayakan situasi yang damai di seluruh wilayah Indonesia dan terus menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peran ASN dalam menciptakan
kondisi damai adalah dengan bersikap netral dan adil, mengayomi kepentingan kelompok
minoritas dengan tidak membuat kebijakan diskriminatif, dan menjadi figur teladan di lingkungan
masyarakat. Pada akhirnya, rasa nasionalisme yang kuat ini menjadikan ASN yang mampu
mengaktualisasikan wawasan kebangsaan dan jiwa nasionalisme dalam menjalankan profesinya
sebagai pelayanan publik yang berintegritas.
B. Tokoh Millenial Nasionalisme (Sandiaga Salahudin Uno)

Pria yang bernama lengkap Sandiaga Salahudin Uno ini lahir di Rumbai, Pekanbaru, Riau
pada tanggal 28 Juni 1969. Dia merupakan anak dari Razif Halik Uno dan Mein R. Uno.
Ayahnya berasal dari Gorontalo.

Sandiaga Uno merupakan sosok yang cerdas, hal ini terbukti ketika ia kuliah di Wichita
State University di Kansas, Amerika, ia berhasil lulus dengan predikat Summa Cum Laude.
Selepas lulus dari Wichita State University, ia kemudian bekerja di Bank Summa milik William
Soeryadjaya.

Sandiaga Salahuddin Uno, Sekarang dipercaya oleh Presiden Joko


Widodo sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kepala Badan Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif pada Kabinet Indonesia Maju (2019–2024) menggantikan Wishnutama yang
dilantik pada tanggal 23 Desember 2020.

Sandiaga Uno memulai usahanya setelah sempat menjadi seorang pengangguran ketika
perusahaan yang mempekerjakannya bangkrut. Ia banting setir untuk bangkit dari nol, menjalani
awal kariernya menjadi seorang pengusaha. Bersama rekannya, ia mendirikan sebuah
perusahaan di bidang keuangan, PT Saratoga Advisor. Usaha tersebut terbukti sukses dan telah
mengambil alih beberapa perusahaan lain. Pada tahun 2009, ia tercatat sebagai orang terkaya
urutan ke-29 di Indonesia menurut majalah Forbes. Tahun 2011, Forbes kembali merilis daftar
orang terkaya di Indonesia. Ia menduduki peringkat ke-37 dengan total kekayaan US$ 660 juta.
Kegigihannya dalam berjuang untuk bangkit dari kegagalan, keteguhannya dalam
menghadapi tantangan-tantangan, dan pengalamannya menaklukkan kesulitan dalam berbisnis
menjadi motivasi orang lain untuk berjuang pantang menyerah, seperti jargon yang selalu
didengungkannya, yaitu kerja keras, kerja tuntas dan kerja ikhlas menjadi kunci kesuksesan bagi
semua.

Dari sikap Sandiaga Uno tersebut, terlihat bahwa beliau memiliki kecintaan terhadap
tanah air nya dimana tidak mau berpindah kewarganegaraan, meskipun diberikan fasilitas yang
baik dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara melalui ilmu pengetahuannya.
Dengan memulai usaha bisnis di Indonesia maka akan meningkatkan nilai ekonomi bagi
bangsa Indonesia. Dan bukti selanjutnya adalah ketika beliau masuk ke dunia politik untuk
memperjuangkan kehidupan rakyat agar lebih sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai