Anda di halaman 1dari 10

24 Mukhamad Murdiono: Strategi Pembelajaran Pendidikan Multikultural Berbasis...

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL


BERBASIS BUDAYA LOKAL1

Oleh: Mukhamad Murdiono2

ABSTRAK

N ation Indonesia is a multicultural nation, therefore, education should be


developed in accordance with the conditions of a multicultural society.
Appropriate education for development in a multicultural society is
multicultural education. In a study of multicultural education is necessary to increase
the awareness that all learners have special characteristics because of their age,
religion, gender, social class, ethnic, racial, or cultural characteristic embedded in each
self. Multicultural education deals with the idea that all learners regardless of their
cultural characteristics, should have equal opportunities to learn in school. Differences
that exist between them is a must, and that difference must be received in reasonable
not to discriminate. In order to achieve the goals of multicultural education needs to
develop appropriate learning strategies and appropriate, one of which is based on
learning the local culture. Local culture is a culture that is direct, close, and physically is
all around us. Local culture is usually introduced by family and close relatives. Each
region in Indonesia has a specificity that can be the regional identity. The specificity
could be because of race, history, location, religion, and beliefs espoused. Diversity and
distinctiveness can be used by teachers in developing multicultural education.

KATA KUNCI: pembelajaran, multikultural, budaya lokal

1
Artikel non penelitian
2
Jurusan PKn dan Hukum FISE UNY
PKn Progresif, Vol. 7 No. 1 Juni 2012 25

studi yang berdiri sendiri, melainkan


PENDAHULUAN masih terintegrasi dengan mata
Pendidikan multikultural menjadi pelajaran lain seperti Pendidikan
tema aktual dan menarik untuk Kewarganegaraan. Dalam pasal 6 ayat
diperbincangkan seiring dengan (1) Peraturan Pemerintah Nomor 19
meningkatnya kesadaran akan Tahun 2005 tentang Standar Nasional
kemajemukan yang dimiliki oleh bangsa Pendidikan dinyatakan bahwa kelompok
Indonesia. Sebagai bangsa yang majemuk mata pelajaran kewarganegaraan dan
dari sudut pandang budaya, Indonesia kepribadian merupakan salah satu
memiliki tantangan besar bagaimana bagian yang harus ada dalam
menjaga kemajemukan tersebut agar pengembangan kurikulum untuk jenis
menjadi potensi yang dapat pendidikan umum, kejuruan, dan khusus
menguntungkan bangsa Indonesia. Selain pada jenjang pendidikan dasar dan
itu, bangsa Indonesia juga harus dapat menengah. Kelompok mata pelajaran
menjaga agar kemajemukan tersebut kewarganegaraan dan kepribadian
tidak memicu terjadinya konflik. Disadari mencakup kesadaran dan wawasan
atau tidak benih-benih konflik akan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan
dengan mudah tumbuh di tengah patriotisme bela negara, penghargaan
masyarakat yang memiliki tingkat terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan tinggi. kemajemukan bangsa, pelestarian
Berdasarkan kondisi masyarakat lingkungan hidup, kesetaraan gender,
Indonesia yang majemuk (multikultur), demokrasi, tanggung jawab sosial,
maka perlu mengembangkan jenis ketaatan pada hukum, ketaatan
pendidikan yang cocok untuk bangsa membayar pajak, dan sikap serta
yang multikultur. Jenis pendidikan yang perilaku anti korupsi, kolusi, dan
cocok untuk dikembangkan dalam nepotisme.
masyarakat yang multikultur adalah Untuk dapat mengembangkan
pendidikan multikultural. Pendidikan pendidikan multikultural di sekolah,
multikultural mengakui dan menilai seorang guru (khususnya guru
pentingnya keragaman budaya dan etnis Pendidikan Kewarganegaraan) harus
di dalam membentuk gaya hidup, mampu mengelola dan merencanakan
pengalaman sosial, identitas pribadi, strategi pembelajaran yang tepat agar
kesempatan pendidikan dari individu, tujuan pendidikan multikultural dapat
kelompok maupun negara. Pendidikan tercapai. Salah satu strategi yang dapat
multikultural dapat muncul berbentuk dikembangkan dalam pembelajaran
bidang studi, program, dan praktek yang adalah melalui pemanfaatan budaya lokal
dirrencanakan oleh suatu lembaga sebagai bagian yang tidak terpisahkan
pendidikan untuk merespon tuntutan, dalam pembelajaran pendidikan
kebutuhan, dan aspirasi berbagai multikultural. Pemanfaatan budaya lokal
kelompok. dalam pembelajaran pendidikan
Di persekolahan (SD, SMP, dan multikultural sangat berguna bagi
SMA) pendidikan multikultural belum pemaknaan proses dan hasil belajar,
merupakan mata pelajaran atau bidang karena dengan cara ini peserta didik
26 Mukhamad Murdiono: Strategi Pembelajaran Pendidikan Multikultural Berbasis...

akan mendapatkan pengalaman belajar norma serta kriteria keberhasilan


yang kontekstual. Selain itu, melalui kegiatan belajar mengajar.
pengintegrasian budaya lokal dalam Setelah diberlakukannya Undang-
pembelajaran pendidikan multikultural undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
dapat mengembangkan dan Guru dan Dosen (UUGD), kedudukan
mengukuhkan budaya nasional yang guru dan dosen dihargai sebagai tenaga
merupakan puncak-puncak budaya lokal profesional. Seorang pekerja profesional,
dan budaya etnis yang berkembang. khususnya guru harus dapat dibedakan
dari seorang teknisi, karena di samping
STRATEGI PEMBELAJARAN menguasai sejumlah teknik serta
Istilah strategi pada mulanya prosedur kerja tertentu, seorang pekerja
digunakan dalam dunia kemiliteran. profesional juga ditandai adanya
Strategi berasal dari bahasa Yunani informed responsiveness terhadap
strategos yang berarti jenderal atau implikasi kemasyarakatan dari objek
panglima, sehingga strategi dapat kerjanya. Artinya, seorang pekerja
diartikan sebagai ”ilmu kejenderalan” profesional atau guru harus memiliki
atau ”ilmu kepanglimaan”. Strategi persepsi filosofis dan ketanggapan yang
berbeda dengan taktik. Strategi dalam bijaksana dan lebih mantap dalam
dunia kemiliteran berarti cara yang menyikapi serta melaksanakan
paling efektif untuk memenangkan pekerjaannya. Kalau seorang teknisi
perang. Sedangkan taktik berhubungan memiliki kompetensi yang lebih bersifat
dengan pertempuran yang harus mekanik dalam arti sangat
dilakukan untuk melaksanakan mementingkan kecermatan, maka
peperangan itu. Jadi strategi adalah ilmu seorang guru sebagai tenaga profesional
peperangan, sementara taktik adalah kependidikan harus memiliki
ilmu pertempuran. Strategi dalam dunia kompetensi yang ditandai serentetan
pendidikan (pembelajaran) diartikan diagnosis, rediagnosis, dan penyesuaian
sebagai rencana kegiatan untuk yang terus menerus (Sardiman, 2007:
mencapai tujuan, sedangkan metode 133). Guru seharusnya menyadari,
pengajaran adalah cara yang digunakan bahwa mengajar merupakan suatu
untuk mencapai tujuan. Metode perkerjaan yang tidak sederhana dan
pengajaran adalah alat untuk mudah. Mengajar sifatnya sangat
mengoperasionalkan apa yang kompleks karena melibatkan aspek
direncanakan dalam strategi (Gulo, 2008: pedagogis, psikologis, dan didaktis
3-4). Menurut Djamarah (2002: 9) secara bersamaan. Aspek pedagodis
konsep dasar strategi belajar mengajar menunjuk pada kenyataan bahwa
meliputi: menetapkan spesifikasi dan mengajar di sekolah berlangsung dalam
kualifikasi perubahan tingkah laku, suatu lingkungan pendidikan. Oleh
menentukan pilihan berkenaan dengan karena itu, guru harus mendampingi
pendekatan terhadap masalah belajar peserta didik menuju kesuksesan belajar
mengajar, memilih metode dan teknik atau kedewasaan. Aspek psikologis
belajar mengajar, dan menerapkan menunjuk pada kenyataan bahwa
peserta didik yang belajar pada
PKn Progresif, Vol. 7 No. 1 Juni 2012 27

umumnya memiliki taraf perkembangan yang telah didapatkan di kelas. Oleh


yang berbeda satu dengan yang lainnya, sebab itu diperlukan perangkat tertentu
sehingga menuntut materi, metode, dan untuk dapat mengikat informasi yang
pendekatan yang berbeda satu dengan baru saja diterima oleh peserta didik
yang lainnya (Naim, 2009: 15). (Zaini, 2007: xvii). Seorang guru harus
Sebagai tenaga profesional guru dengan cermat memilih dan memilah
harus memiliki sejumlah kompetensi, strategi pembelajaran yang akan
meliputi: kompetensi pedagogik, diterapkan dalam proses pembelajaran
kompetensi kepribadian, kompetensi di kelas. Dalam pembelajaran pendidikan
sosial, dan kompetensi profesional. multikultural, guru dapat menentukan
Kompetensi-kompetensi tersebut pilihan strategi pembelajaran yang
diperoleh melalui pendidikan profesi sesuai dengan tema yang akan diberikan
(Pasal 10 ayat (1) UUGD). Kompetensi kepada siswa. Salah satu yang dapat
pedagogik berkaitan dengan kemampuan dilakukan adalah dengan
guru dalam mengelola pembelajaran. mengembangkan strategi pembelajaran
Seorang guru yang memiliki kompetensi berbasis budaya lokal. Melalui strategi ini
pedagogik dapat merancang peserta didik dihadapkan pada
pembelajaran dengan baik, termasuk lingkungan dan sumber belajar yang
memahami landasan pendidikan untuk kontekstual dan pembelajaran akan lebih
kepentingan pembelajaran. Selain itu, bermakna.
guru juga dapat menentukan strategi
pembelajaran berdasarkan karakteristik HAKIKAT PENDIDIKAN
peserta didik, menerapkan teori belajar MULTIKULTURAL
dan pembelajaran, memahami Futurolog John Naisbit pernah
kompetensi yang akan dicapai, dan dapat meramalkan bahwa di dunia yang
menyusun rancangan pembelajaran terbuka akibat gelombang globalisasi
berdasarkan strategi pembelajaran yang terdapat kemungkinan lahirnya seribu
dipilih (UPPL UNY, 2008: 14). Melalui negara dalam abad 21. Ramalan tersebut
pemilihan yang tepat dan pemahaman bisa saja dapat terbukti, atau sebaliknya
terhadap strategi pembelajaran yang meleset. Akan tetapi dewasa ini, disadari
akan diterapkan, tujuan pembelajaran atau tidak dalam kehidupan bangsa-
akan dapat dengan mudah dicapai. bangsa di dunia terdapat kecenderungan
Strategi yang perlu dikembangkan dalam ke arah itu. Gelombang demokrasi bukan
pembelajaran pendidikan multikultural saja membawa nilai-nilai positif dalam
adalah strategi yang dapat melibatkan pengertian penghormatan terhadap hak-
peserta didik secara aktif dalam proses hak asasi manusia (HAM), melainkan
pembelajaran. juga mengandung bahaya perpecahan
Pembelajaran yang dapat suatu negara. Perpecahan itu dapat
mengaktifkan peserta didik menjadi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
keniscayaan untuk mendapatkan hasil politik, sosial, budaya, ekonomi, ras,
belajar yang maksimal. Ketika peserta bahkan agama. Melihat fenoma yang
didik pasif, ada kecenderungan untuk demikian itu, maka pendidikan di
cepat dengan mudah melupakan apa Indonesia harus peka menghadapi arus
28 Mukhamad Murdiono: Strategi Pembelajaran Pendidikan Multikultural Berbasis...

perputaran globalisasi. Gelombang yang merupakan anggota dari kelompok


demokrasi menuntut pengakuan ras, etnis, dan kultur yang berbeda akan
perbedaan dalam tubuh bangsa memiliki kesempatan yang sama untuk
Indonesia yang majemuk. Oleh sebab mencapai prestasi akademis di sekolah.
itulah, pendidikan multikultural adalah Jadi pendidikan multikultural mencakup
jawaban atas beberapa problematika tiga hal penting, meliputi: ide dan
kemajemukan itu (Mughni, 2008: vii- kesadaran akan nilai penting keragaman
viii). budaya, gerakan pembaharuan
Secara etimologis, pendidikan, dan sebuah proses
multikultulturalisme dibentuk dari kata pendidikan.
multi (banyak), kultur (budaya), dan Dalam pembelajaran pendidikan
isme (aliran/paham). Akar kata dari multikultural perlu adanya peningkatan
multikulturalisme adalah kebudayaan. kesadaran bahwa semua peserta didik
Secara hakiki, dalam kata itu terkandung memiliki karakteristik khusus karena
pengakuan akan martabat manusia yang faktor usia, agama, gender, kelas sosial,
hidup dalam komunitas dengan etnis, ras, atau karaktersitik budaya
kebudayaannya masing-masing yang tertentu yang melekat pada diri masing-
unik. Multikulturalisme dapat dipahami masing. Pendidikan multikultural
sebagai sebuah konsep di mana sebuah berkaitan dengan ide bahwa semua
komunitas dalam konteks kebangsaan peserta didik tanpa memandang
dapat mengakui keberagaman, karakteristik budayanya, seharusnya
perbedaan, dan kemajemukan budaya, memiliki kesempatan yang sama untuk
ras, suku, etnis, agama, dan lain belajar di sekolah. Perbedaan yang ada di
sebagainya. Sebuah konsep yang antara mereka merupakan suatu
memberikan pemahaman bahwa sebuah keniscayaan, dan perbedaan itu harus
bangsa yang majemuk adalah bangsa diterima secara wajar bukan untuk
yang dipenuhi dengan budaya-budaya membedakan. Pendidikan multikultural
yang beragam (multikultural). Bangsa sebagai gerakan pembaharuan
yang multikultural adalah bangsa yang pendidikan muncul dalam berbagai
kelompok-kelompok etnik atau bentuk, seperti: muncul sebagai bidang
budayanya yang ada dapat hidup studi (mata kuliah) yang berdiri sendiri,
berdampingan secara damai dalam program, dan dapat juga berupa praktek
prinsip co-existensi yang ditandai oleh yang direncanakan oleh lembaga
kesediaan untuk menghormati budaya pendidikan untuk merespon tuntutan
lain (Mahfud, 2008: xx). dan aspirasi yang berkembang di
Menurut James A. Banks (Sutarno, masyarakat. Pendidikan multikultural
2008: 20) pendidikan multikultural sebagai sebuah proses pendidikan
adalah ide, gerakan pembaharuan ditafsirkan bahwa pendidikan
pendidikan, dan proses pendidikan yang multikultural merupakan proses
tujuan utamanya adalah untuk menjadi. Pendidikan multikultural
mengubah struktur lembaga pendidikan dipandang sebagai suatu proses yang
supaya siswa baik pria maupun wanita, terus menerus, bukan sesuatu yang
siswa berkebutuhan khusus, dan siswa langsung dapat tercapai.
PKn Progresif, Vol. 7 No. 1 Juni 2012 29

BUDAYA LOKAL merupakan unsur yang lebih sukar


”Budaya” merupakan istilah yang berubah dibandingkan dengan unsur
sering digunakan dalam setiap aktivitas yang lain.
sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa Sedangkan menurut Ralph Linton
sebenarnya budaya begitu dekat dengan (Ihromi, 2006: 18) mengartikan
lingkungan kita. Budaya menjadi bagian kebudayaan sebagai cara kehidupan dari
penting yang harus dipahami ketika akan masyarakat yang mana pun dan tidak
membahas tentang pendidikan hanya mengenai sebagian dari cara hidup
multikultural. Menurut Bullivant itu yaitu bagian yang oleh masyarakat
(Sutarno, 2008: 3) Tanpa memahami dianggap lebih tinggi atau diinginkan.
istilah budaya (kultur) dengan benar, Artinya, kalau cara hidup masyarakat itu
kita akan sulit memahami pendidikan kita terapkan pada cara hidup kita
multikultural secara utuh. Misalnya, sendiri, maka tidak ada keterkaitannya.
ketika budaya didefinisikan sebagai Tiap masyarakat memiliki kebudayaan,
warisan dan tradisi dari suatu kelompok bagaimanapun sederhananya
sosial, maka pendidikan multikultural kebudayaan itu dan setiap manusia
berarti mempelajari tentang berbagai adalah mahluk berbudaya serta
(multi) warisan dan tradisi budaya. mengambil bagian dari suatu
Namun jika budaya didefinisikan sebagai kebudayaan. Kebudayaan menunjuk
desain kelompok sosial untuk bertahan kepada berbagai aspek kehidupan,
hidup dan beradaptasi dengan meliputi: cara-cara belaku, kepercayaan-
lingkungannya, maka satu tujuan kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga
pendidikan multikultural adalah untuk hasil dari kegiatan manusia yang khas
mempelajari tentang berbagai kelompok untuk suatu masyarakat atau kelompok
sosial dan desain yang berbeda untuk tertentu. Kebudayaan merupakan cara
hidup dalam masyarakat yang pluralis. berperilaku yang dipelajari, kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat tidak tergantung dari transmisi biologis
(Sutarno, 2008: 4) dalam istilah Inggris, atau pewarisan melalui unsur genetis.
”budaya” adalah ”culture”, yang berasal Budaya lokal merupakan budaya
dari kata Latin colere yang berarti yang bersifat langsung, dekat, dan secara
”mengolah, mengerjakan” terutama fisik ada di sekeliling kita. Istilah lokal
mengolah tanah atau bertani. Hal ini merujuk pada sebuah ruang interaksi
berarti budaya merupakan aktivitas terbatas dengan sistem nilai yang
manusia dan menjadi ciri manusia, bukan terbatas pula. Budaya lokal ini biasanya
aktivitas makhluk lain. Lebih lanjut dikenalkan oleh keluarga dan kerabat
Koentjaraningrat memerinci unsur- dekat. Biasanya budaya lokal ini
unsur kebudayaan sebagai berikut: berwujud perilaku pembudayaan. Seperti
sistem religi dan upacara keagamaan, perilaku maskulin (berburu) dan
sistem dan organisasi kemasyarakatan, feminim (memasak) bukan didasarkan
sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, oleh biologis melainkan berdasarkan
sistem mata pencaharian hidup, serta pada pembudayaan. Hasil penenlitian
teknologi dan peralatan. Unsur yang anthropolog menunjukkan bahwa ada
disebut pertama secara berurutan suatu suku di Papua yang memberi
30 Mukhamad Murdiono: Strategi Pembelajaran Pendidikan Multikultural Berbasis...

pekerjaan maskulin seperti berburu pada menggunakan nilai-nilai yang ada dalam
perempuan dan sebaliknya memasak budaya lokal. Oleh karena itu jika
pada laki-laki. Sebaliknya, pada suku pembelajaran pendidikan multikultural
yang lain laki-laki berburu dan dapat memanfaatkan budaya lokal, akan
perempuan memasak. Ada juga suku semakin memudahkan peserta didik
yang melakukan pekerjaan itu secara untuk dapat memahami budaya orang
bergantian, baik oleh laki-laki maupun lain.
perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa
perilaku sebenarnya ditentukan oleh PENERAPAN PEMBELAJARAN
pembiasaan dan pembudayaan yang ada BERBASIS BUDAYA LOKAL
dan berlaku pada lokal tertentu. Disadari Sebelum pembelajaran
atau tidak dia dibesarkan dan pendidikan multikultural berbasis
menggunakan budaya lokal yang ada di budaya lokal diterapkan, guru terlebih
sekitar dirinya (Sutarno, 2008: 48). dahulu membuat perencanaan
Setiap daerah yang ada di pembelajaran sebagai pijakan untuk
Indonesia memiliki kekhususan yang melaksanakan kegiatan pembelajaran.
dapat menjadi identitas daerah tersebut. Perencanaan pembelajaran berisi
Kekhasan itu bisa jadi karena ras, serangkaian kegiatan yang akan
sejarah, lokasi, agama, dan kepercayaan dilakukan oleh guru mulai dari
yang dianutnya. Keragaman dan pengembangan rumusan tujuan
kekhasan ini dapat dimanfaatkan oleh pembelajaran sampai pada penilaian
guru dalam mengembangkan pendidikan proses pembelajaran. Menurut Soenarya
multikultural. Peserta didik diminta (2000: 37) kunci utama kegiatan
untuk mengakui dan mengapresiasi perencanaan adalah proses perencanaan
budaya lokalnya sendiri dan belajar itu sendiri. Proses perencanaan
mengapresiasi budaya yang ada di merupakan cara pandang yang logis
daerah peserta didik lainnya. Budaya mengenai apa yang ingin dilakukan,
tidak terletak pada etnis atau ras itu bagaimana cara melakukannya, dan
sendiri, namun lebih ditujukan pada nilai, bagaimana cara mengetahui apa yang
perilaku dan produk yang khas yang dilakukan. Proses perencanaan adalah
melekat pada orang dan menjadi proses yang dapat membantu dalam
identitas etnis atau ras itu. Identifikasi pengambilan keputusan, namun tidak
pada budaya lokal tampak menonjol dan menjanjikan atau memberikan nilai-nilai
mewarnai serta menjadi ciri khas yang tujuan, program atau arah apa pun.
bisa dikenali pada orang tersebut oleh Proses perencanaan hanya merupakan
orang lain. Misalnya, seseorang dapat suatu prosedur kerja yang bersifat
mengenali orang yang berasal dari Jawa rasional.
atau Sumatera dari logat bicaranya Perencanaan pembelajaran
sekalipun saat itu dia menggunakan memainkan peran penting dalam
bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. memandu guru untuk melaksanakan
Budaya lokal ini lebih kuat dibandingkan tugas sebagai pendidik dalam melayani
dengan budaya nasional karena dalam kebutuhan belajar siswanya.
kesehariannya kita terbiasa Perencanaan pembelajaran juga
PKn Progresif, Vol. 7 No. 1 Juni 2012 31

dimaksudkan sebagai langkah awal Pembelajaran berbasis budaya


sebelum proses pembelajaran dilandaskan pada pengakuan terhadap
berlangsung. Membuat perencanaan budaya sebagai bagian yang fundamental
pembelajaran merupakan tugas guru bagi pendidikan, ekspresi dan
yang utama. Rencana pembelajaran komunikasi suatu gagasan, serta
merupakan realisasi dari pengalaman perkembangan pengetahuan. Menurut
belajar siswa yang telah ditetapkan pada Sutarno (2008: 6) pembelajaran berbasis
tahapan penentuan pengalaman belajar. budaya dapat dibedakan menjadi empat
Guru dapat mengembangkan rencana macam, yaitu: belajar tentang budaya,
pembelajaran dalam berbagai bentuk belajar dengan budaya, belajar melalui
sesuai dengan strategi pembelajaran dan budaya, dan belajar berbudaya. Belajar
penilaian yang akan digunakan. Sebagai tentang budaya menempatkan budaya
perencana, guru hendaknya dapat sebagai bidang ilmu. Belajar dengan
mendiagnosa kebutuhan para siswa budaya terjadi pada saat budaya
sebagai subjek belajar, merumuskan diperkenalkan kepada siswa sebagai cara
tujuan kegiatan proses pembelajaran dan atau metode untuk mempelajari pokok
menetapkan strategi pembelajaran yang bahasan tertentu. Belajar melalui budaya
ditempuh untuk merealisasikan tujuan merupakan strategi yang memberikan
yang telah ditentukan (Majid, 2005: 91). kesempatan kepada peserta didik untuk
Menurut Mulyasa (2007: 100) menunjukkan pencapaian pemahaman
perencanaan pembelajaran setidaknya atau makna yang diciptakannya dalam
mencakup tiga kegiatan, meliputi: suatu mata pelajaran melalui ragam
identifikasi kebutuhan, perumusan perwujudan budaya. Belajar berbudaya
kompetensi dasar, dan penyusunan merupakan bentuk pengejawantahan
program pembelajaran. Perencanaan budaya dalam perilaku peserta didik
pembelajaran ini merupakan salah satu secara nyata dalam kehidupan sehari-
kompetensi pedagogis yang harus hari.
dimiliki oleh seorang guru yang akan Secara lebih kongkrit desain
bermuara pada pelaksanaan pembelajaran yang direncanakan dalam
pembelajaran. Dalam pembelajaran menerapkan pembelajaran pendidikan
pendidikan multikultural berbasis multikultural berbasis budaya lokal
budaya lokal, budaya diintegrasikan dapat dilakukan melalui beberapa cara
sebagai alat bagi proses belajar untuk berikut. Pertama, guru adalah variabel
memotivasi peserta didik dalam penting dalam mengajarkan materi
mengaplikasikan pengetahuan, bekerja tentang budaya. Ketika seorang guru
secara kooperatif, dan mempersepsikan memiliki pengetahuan, sikap, dan
keterkaitan antara berbagai mata keterampilan yang diperlukan pada saat
pelajaran. Pembelajaran berbasis budaya menghadapi materi rasis dalam bahan
lokal merupakan strategi penciptaan pelajaran atau mengobservasi rasisme
lingkungan belajar dan perancangan dalam pernyataan dan perilaku siswa,
pengalaman belajar yang maka guru dapat memanfaatkan situasi
mengintegrasikan budaya lokal sebagai tersebut untuk mengajarkan pelajaran
bagian dari proses pembelajaran. penting tentang pengalaman etnis
32 Mukhamad Murdiono: Strategi Pembelajaran Pendidikan Multikultural Berbasis...

tertentu. Pengetahuan tentang kelompok Kelima, guru harus memahami


etnis diperlukan untuk mengajarkan terhadap kemungkinan sifat
materi etnis secara efektif. Kedua, kontroversial dari sebagian materi studi
seorang guru harus memiliki kepekaan etnis. Jika guru telah memahami dengan
atau sensitivitas terhadap sikap, perilaku jelas tujuan instruksional, gunakan buku
rasial dirinya dan pernyataan yang atau sumber yang dapat mengurangi
dibuat sekitar kelompok etnis dalam kontroversi untuk mencapai tujuan yang
pembelajaran di kelas. Misalnya dengan sama. Gunakan teknik belajar yang
pernyataan: “duduk seperti orang kooperatif dan kerja kelompok untuk
Indian” sebagai stereotipe Amerika Asli meningkatkan integrasi ras dan etnis di
atau “duduklah bersimpuh seperti orang sekolah dan di kelas. Riset menunjukkan
Jawa”, dan masih banyak contoh lain bahwa jika kelompok belajar tersebut
yang dapat dimunculkan. terintegrasi secara rasial, maka peserta
Ketiga, guru dapat membawa citra didik akan mengembangkan lebih
positif tentang berbagai kelompok etnis. banyak teman dari kelompok rasial yang
Hal ini dapat dilakukan, misalnya dengan lain. Kelima cara yang telah diuraikan di
menayangkan majalah dinding, poster atas merupakan pilihan alternatif dari
dan kalender yang memperlihatkan sekian banyak cara yang dapat dilakukan
perbedaan rasial dan etnis dalam oleh guru dalam menerapkan strategi
masyarakat. Guru harus memiliki pembelajaran pendidikan multikultural
kepekaan terhadap sikap rasial dan etnis berbasis budaya lokal.
yang dimiliki siswa, dan jangan
berkeyakinan bahwa peserta didik tidak PENUTUP
melihat ras, kelompok, dan warna kulit. Uraian yang telah dikemukakan di
Jangan mencoba untuk mengabaikan atas, menggambarkan bahwa pendidikan
perbedaan ras dan etnis yang dimiliki multikultural menjadi bagian penting
peserta didik. Cobalah merespon dalam masyarakat yang majemuk.
perbedaan perbedaan yang ada secara Pemahaman akan keberagaman melalui
positif dan sensitif. Keempat, guru harus pendidikan multikultural dapat
bijaksana dalam memilih dan meningkatkan kesadaran bahwa
menggunakan materi pelajaran. Sebagian perbedaan adalah suatu keniscayaan,
materi memiliki karakteristik yang halus dan perbedaan itu harus diterima secara
maupun mencolok atas kelompok etnis. wajar dan bukan untuk membedakan.
Menjelaskan pada siswa kalau suatu Perbedaan perlu diterima sebagai suatu
kelompok etnis distereotipkan, diabaikan kewajaran dan perlu mengembangkan
dari, atau menggambarkan dari sudut sikap toleransi agar dapat hidup
pandang tertentu. Guru dapat berdampingan secara damai dan
menggunakan buku, film, dan rekaman harmonis. Untuk dapat mencapai tujuan
yang beredar di pasaran atau dapat pembelajaran pendidikan multikultural,
mengunduhnya dari internet sebagai maka sudah seharusnya guru merancang
pelengkap buku teks dari kelompok etnis sebuah strategi yang tepat. Strategi yang
dan menyajikannya dari sudut pandang dapat dikembangkan adalah dengan
kelompok etnis. memanfaatkan budaya lokal sebagai
PKn Progresif, Vol. 7 No. 1 Juni 2012 33

bagian penting dalam pengembangan Berdasarkan Pendekatan Sistem.


pendidikan multikultural. Yogyakarta: Adi Cita.
Melalui pemanfaatan budaya lokal Gulo, W. (2008). Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Grasindo.
sebagai dasar pengembangan pendidikan
Hisam Zaini, dkk. (2007). Strategi
multikultural, akan semakin Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
meningkatkan pemahaman akan CTSD UIN Sunan Kalijaga
pentingnya upaya untuk terus menjaga Yogyakarta.
atau melestarikan budaya lokal. Selain Ihromi, T.O. (2006). Pokok-pokok
itu, dalam suasana pembelajaran di kelas Antropologi Budaya. Jakarta:
yang sangat mungkin memiliki Yayasan Obor Indonesia.
Ngainun Naim. (2009). Menjadi Guru
heterogenitas dari berbagai bidang,
Inspiratif: Memberdayakan dan
menjadi hal penting untuk saling Mengubah Jalan Hidup Siswa.
mengenal budaya lokal yang dimiliki oleh Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
peserta didik. Namun demikian, Republik Indonesia. (2005). Undang-
keberhasilan pengembangan undang Nomor 14 Tahun 2005
pembelajaran pendidikan multikultural tentang Guru dan Dosen. Jakarta:
berbasis budaya lokal ini sangat Sinar Grafika.
Republik Indonesia. (2005). Peraturan
ditentukan oleh kemampuan seorang
Pemerintah Nomor 19 Tahun
guru dalam mengelola pembelajaran. Di
2005 tentang Standar Nasional
tangan seorang guru yang memiliki Pendidikan. Bandung:
kreativitas dan daya inovatif tinggi, Fokusmedia.
pembelajaran pendidikan multikultural Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi
berbasis budaya lokal akan sangat Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
mungkin dan mudah terwujud. Oleh Grafindo Persada.
karena itu, perlu peningkatan Sutarno. (2008). Pendidikan
Multikultural. Jakarta: Direktorat
pemahaman tentang multikulturalisme
Jenderal Pendidikan Tinggi,
dan peningkatan kemampuan guru Depdiknas.
dalam mengelola pembelajaran agar Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain.
tujuan pembelajaran pendidikan (2002). Strategi Belajar
multikultural dapat tercapai. Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Syafiq A. Mughni. (2008). “Pendidikan
Berbasis Multikulturalisme”
Daftar Referensi dalam Choirul Mahfud. (2008).
Abdul Majid. (2005). Perencanaan Pendidikan Multikultural.
Pembelajaran: Mengembangkan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Standar Kompetensi Guru. Unit Program Pengalaman Lapangan.
Bandung: Remaja Rosda Karya. (2008). Materi Pembekalan
Choirul Mahfud. (2008). Pendidikan Pengajaran Mikro/PPL I Than
Multikultural. Yogyakarta: 2008. Yogyakarta: UPPL, UNY.
Pustaka Pelajar.
Enco Mulyasa. (2007). Standar
Kompetensi dan Sertifikasi Guru.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Endang Soenarya. (2000). Teori
Perencanaan Pendidikan:

Anda mungkin juga menyukai