Anda di halaman 1dari 5

MODUL 1

INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET


Rani Fitriana, Alfrido Rizqy Pramudya, Alifian Mahardhika Maulana, Mohamad Mulkinugraha,
Muhammad Jiehan Lampuasa, Zulfa Apriani
S1112003, 10211017,10212009,10211047, 10212062, 10212048
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
E-mail : rani.fitriana@students.itera.itb.ac.id

Asisten: (Tommy Ikhlasul Amal / 10211095)


(Tanggal Praktikum: 03 Oktober 2014)

Abstrak
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan ketebalan rambut menggunakan difraksi dengan prinsip
Babinet, dan membuat pola interferensi cahaya menggunakan interferometer Michelson-Marley dan Mach-
Zehnder. Difraksi cahaya dapat digunakan untuk menentukan ketebalan rambut menggunakan prinsip
Babinet. Pada percobaan ini digunakan rambut sebagai komplemen karena ukuran ketebalan rambut yang
kecil sama dengan nilai lebar celah sempit sehingga dapat diketahui ukuran ketebalan rambut tersebut.
Interferensi dapat terjadi karena superposisi dua gelombang koheren yang bersifat konstruktif atau
destruktif. Agar pola interferensi teratur maka koherensi sangat dibutuhkan. Terdapat dua metode yang
digunakan untuk memperoleh dua berkas cahaya dari satu sumber cahaya koheren yaitu pembagian muka
gelombang dan pembagian amplitude. Pembagian amplitude menggunakan beam divider. Untuk
pembagian amplitude menggunakan interferometer Michelson-Marley dan Mach-Zehnder dengan memakai
beam divider sebagai pembagi cahaya dan cermin untuk memantukan serta detektor untuk mengamati
pola yang terbentuk.
Kata Kunci: Difraksi, Interferensi, Interferometer, Prinsip Babinet

I. Pendahuluan gelombang (percobaan Young) dan


Tujuan dari percobaan ini adalah pembagian amplitudo (Interferometer
menentukan ketebalan rambut Michelson-Morley dan Interferometer
menggunakan difraksi dengan prinsip Mach-Zehnder). Pada interferometer M-
Babinet, dan membuat pola interferensi M, sinar laser dipecah oleh beam divider
cahaya menggunakan interferometer menjadi dua sinar koheren, yaitu satu
Michelson-Marley dan Mach-Zehnder. berkas ditransmisikan horizontal menuju
Difraksi adalah peristiwa suatu cahaya cermin (M2) dan satu berkas lagi
melewati celah sempit dengan orde dari direfleksikan menuju cermin (M1). Kedua
lebar celah sama dengan orde dari berkas cahaya dari cermin M1 dan M2
panjang gelombang sinar yang datang. dipantulkan kembali dan bertemu lagi di
Interferensi cahaya adalah perpaduan dari beam divider, kemudian difokuskan oleh
dua buah atau lebih gelombang lensa sferis dan menghasilkan sebuah pola
(superposisi gelombang) yang bersifat interferensi yang dapat diamati pada
konstruktif, destruktif, atau diantaranya. layar.
Muka gelombang yang dihasilkan setelah Perbedaan menggunakan interferometer
melewati celah ganda ada yang dibelokkan M-Z adalah beam divider yang digunakan
dan ada yang digabung, dan membentuk sejumlah dua buah, gelombang cahaya
muka gelombang yang baru. Gelombang yang dibagi kemudian akan disatukan lagi
cahaya yang berinterferensi harus koheren pada beam divider 2 yang kemudian akan
(memiliki frekuensi dan amplitudo yang diteruskan ke lensa untuk difokuskan dan
sama serta selisih fasa yang tetap) agar diperbesar. Pola difraksi dapat digunakan
hasil interferensinya mempunya pola yang dalam Prinsip Babinet, yaitu celah sempit
teratur. Terdapat dua metode untuk yang dilewati cahaya dalam membentuk
memperoleh dua berkas cahaya dari pola difraksi dapat diganti dengan
sumber, yaitu pembagian muka komplemennya yang mempunyai
ketebalan yang sama dengan celah sempit B1 = beam divider 1
tersebut dan memiliki orde yang sama B2 = beam divider 2
pula dengan orde panjang gelombang S = sinar laser
cahaya. Pola gelap pada difraksi celah O = lintasan keluaran yang diletakkan
sempit : lensa sferis
Dengan menggunakan pancaran sinar
= (1) laser dan mengatur sinar terpantul dan
sinar yang diteruskan seperti yang
n = 0, 1, 2, 3,….. terlihat pada gambar 2.1 dan 2.2 akan
λ = panjang gelombang dihasilakan pola interferensi pada layar
d = lebar celah dengan meletakkan lensa sferis tepat
θ = sudut difraksi pada lintasan keluaran.
Jika sudut difrasi kecil, maka jarak antar 2. Difraksi dengan Prinsip Babinet
terang pusat adalah Seperti pada pendahuluan yang
menjelaskan tentang prinsip Babinet,
= Δ (2) bahwa pola gelap pada difraksi dapat
diperoleh dengan mengganti celah
L = jarak layar ke celah difraksi sempit dengan sehelai rambut. Setelah
Δ = jarak gelap 1 ke gelap yang lain pola gelap didapat, ukur jarak antar
gelap kekiri dan kekanan sehingga kita
akan mendapatkan lebar celah sempit
II. Metode Percobaan
1. Interferometer Michelson-Morley dan yang dengan kata lain adalah tebal dari
Mach-Zehnder rambut yang dipakai pada percobaan
ini.
Untuk mendapatkan pola interferensi
menggunakan interferometer tersebut,
III. Data dan Pengolahan
pertama-tama susun peralatan seperti
1. Pola interferensi Michelson-Morley
berikut:

Gambar 3. Pola interferensi pada


Gambar 1. Rangkaian Interferometer percobaan interferometer Michelson-
Michelson-Morley Morley
Pola interferensi yang didapat saat
percobaan interferometer berbentuk garis-
garis gelap, sedangkan pada referensi
berbentuk lingkaran.
2. Pola interferensi Mach-Zehnder

Gambar 2. Rangkaian Interferometer


Mach-Zehnder

M1 = cermin 1
Gambar 4. Pola interferensi pada
M2 = cermin 2
percobaan interferometerMach-Zahnder
3. Prinsip Babinet 3.3. Plot Grafik L Terhadap ∆
3.1. Variasi Jarak Layar

Gambar 5. Pola difraksi pada percobaan


prinsif babinet
3.2. Tabel Pengolahan Data
Tabel 1. Data percobaan Prinsip
Babinet
Grafik 1. L terhadap rata-rata
L (m) ∆X (cm) ∆ (cm)
3.4. Nilai Ketebalan Rambut
0,4 dan dari persamaan 2 didapat:
0,5
= Δ maka :
2,5 0,6 0,56
0,4 = 0,0021
0,6
0,9 L = jarak layar ke celah difraksi
Δ = jarak gelap 1 ke gelap yang lain
0,3 λ = panjang gelombang = 633 nm
0,4
Sehingga d = 301428,57 nm
2 0,6 0,48
d = 0,0301428 mm
0,3 d = ketebalan rambut
0,6
IV. Pembahasan
0,7 Pada peristiwa interferensi akan dihasilkan
0,2 pola gelap dan terang, pola tersebut
0,2
terbentuk dikarenakan prinsip interferensi itu
sendiri bahwa perpaduan dari dua buah atau
1,24 0,3 0,23 lebih gelombang (superposisi gelombang)
0,2 yang bersifat konstruktif, destruktif, atau
0,2
diantaranya akan membentuk muka
gelombang, muka gelombang yang dihasilkan
0,3 setelah melewati celah ganda ada yang
0,1 dibelokkan dan ada yang digabung, dan
membentuk muka gelombang yang baru.
0,15
Gelombang cahaya yang berinterferensi
1 0,2 0,16 harus koheren (memiliki frekuensi dan
0,09 amplitudo yang sama serta selisih fasa yang
tetap) agar hasil interferensinya mempunyai
0,2
pola yang teratur, pola teratur inilah gelap
0,22 dan terang. Pola gelap dihasilkan oleh sifat
intereferensi yang destruktif (saling dapt terjadi karena cahaya laser yang sampai
menghilangkan) ketika dua gelombang yang di cermin sebagian dipantulkan ke beam
berlawanan fasa berinterferensi, dan pola divider dan sebagian lagi diserap oleh cermin,
terang dihasilkan oleh sifat interferensi yang dan sebagian cahaya yang diserap tersebut
konstruktif (saling menguatkan) ketika dua oleh cermin dipantulkan kembali keluar,
gelombang yang memiliki fasa yang sama sehingga jumlahnya tiga titik.
berinterferensi. Pola interferensi dari M-M dan M-Z
Koherensi sangat dibutuhkan untuk seolah-olah berjalan karena meja optik yang
mendapatkan pola interferensi. Sehingga digunakan sebagai alas dari alat-alat optik
untuk mendapatkan pola interferensi tersebut diberi getaran, getaran tersebut
dibutuhkan sinar yang memiliki sifat seperti gangguan dan gangguanya
koherensi, yaitu gelombangnya memiliki mempengaruhi jalannya gelombang cahaya
frekuensi dan amplitude yang sama serta melalui alat-alat optik. Dan dikarenakan
selisih fasa yang tetap. Pada percobaan kali gelombang cahaya adalah gelombang
ini digunakan sumber cahaya sinar laser, yang sinusoidal, maka akan terjadi osilasi halus
mana memiliki sifat koheren, sehingga berkas yang menyebabkan cahaya seolah berjalan.
gelap terang pada layar dapat diamati. Pada pola difraksi rambut, terdapat
Hasil pola interferensi yang didapat garis-garis tipis yang sangat sedikit, hal ini
dengan menggunakan interferometer disebabkan karena dengan menambahkan
Michelson-Morley pada gambar 3 rambut diantara celah asli seolah-alah akan
menampilkan pola dengan berkas terang terdapat dua celah yang dipisahkan oleh
lebih besar dan lebar, sehingga jarak antar rambut, sehingga terdapat garis-garis tipis
pola gelapnya jauh, berbeda dengan halus.
menggunakan Mach-Zehnder pada gambar 4
bagian bawah yang menampilkan jarak antar V. Kesimpulan
pola gelap tidak selebar M-M, lebih rapih. Hal Dari percobaan ini, didapatkan ketebalan
ini berbeda karena beam divider yang rambut sebesar 0, mm. Hal ini menunjukkan
digunakan untuk M-M sebanyak satu buah bahwa difraksi cahaya dapat juga terjadi
dengan pemakaian dua kali, yaitu untuk sinar dengan mengganti celah sempit dengan
datang dan sinar pantul dari cermin 2, rambut sebagai komplemennya, yang dengan
sedangkan untuk M-Z digunakan beam kata lain prinsip Babinet dapat digunakan
divider dua buah yang digunakan masing- untuk menentukan ketebalan rambut dengan
masing satu kali, hal ini lah yang memanfaatkan difraksi cahaya. Pada Pola
menyebabkan interferometer M-Z lebih rapih interferensi atau gelap terang yang dihasilkan
dan lebih fokus. oleh interferometer M-M seperti pada
Pola interferensi untuk M-M menurut gambar 3 terlihat pola interferensi yang
referensi akan berbentuk lingkaran, hal ini membentuk lengkung-lengkung sedangkan
dikarenakan cahaya mengenai permukaan pada interferometer M-Z seperti pada
bola yang berdekatan dengan permukaan gambar 4 terlihat pola yang membentuk
datar. Pola interferensi M-M yang didapat garis-garis lurus. Pola interferensi atau
setelah percobaan berupa garis lurus tidak dihasilkan oleh interferometer M-M jarak
berupa lingkaran karena pada percobaan antar gelapnya jauh sedangkan pada M-Z
tidak digunakan permukaan bola. jarak antar gelapnya dekat dan lebih teratur.
Beda fasa gelombang akan
mempengaruhi pola interferensi. Faktor- VI. Referensi
faktor yang mempengaruhi perbedaan fasa [1] Hariharan,P.(2007), Basics of
antaralain perbedaan lintasan gelombang dan Interferometry, Second Edition. Elsevier
jarak yang ditempuh gelombang, 2 hal [2] http://www.scienceclarified.com/He-
tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan In/Interferometry.html
jarak cermin ke beam divider.
Saat percobaan M-Z, pantulan laser
cermin pada layar terlihat tiga titik, hal ini

Anda mungkin juga menyukai