Anda di halaman 1dari 5

Prose Pengambilan Keputusan

Arti dan Sifat

Berbagai organisasi baik bersifat publik maupun swasta tentu saja membutuhkan sebuah keputusan.
Bagi seorang manajer (pemimpin) keputusan diperlukan untuk dapat menjalankan sesuatu dengan
sukses. Keputusan berasal dari kata de-ciso yang berarti memutuskan atau menuju kesimpulan.

Seorang pemimpin dalam admnistrasi harus memiliki kapasitas untuk membuat keputusan
yang benar. Hal ini dikarenakan jika ingin mencapai efisiensi maka harus memiliki keputusan yang
baik. Pengambilan keputusan tidaklah mudah, terdapat banyak masalah komples yang harus
ditangani dengan pengambilan keputusan yang tepat. Keputusan juga tidak bisa menyenangkan
untuk semua orang.

Pengambilan keputusan merupakan sarana untuk mencapai suatu tujuan, juga merupakan
komitmen terhadap sesuatu. Pengambilan keputusan berkaitan dengan pertanyaan, apa yang

harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Keputusan adalah salah satu masalah
penting dan rumit dari sebuah organisasi. Selain itu pengambilan keputusan tidak lepas dari
tekanan dari luar yang dapat bersifat langsung ataupun tidak. Keputusan juga tidak bersifat
permanen atau dapat berubah sesuai dengan keadaan. Pengambilan keputusan adalah kegiatan
Bersama, sehingga musyarawat/ diskusi menjadi bagian penting di dalamnya.

Dinamika Pengambilan Keputusan

Keputusan haruslah berorientasi pada masa depan. Pengambilan keputusan bersifat intelektual
karena memerlukan kewaspadaan, imajinasi dan penilaian dari pihak pembuat keputusan itu sendiri.
Kewaspadaan dibutuhkan untuk meningkatkan suatu keputusan, kewaspadaan yang dimaksud disini
adalah adanya perhatian terhadap prosuder pengambilan keputusan yang benar. Dan
membutuhkan imajinasi atau pandangan ke depan. Serta membutuhkan penilaian karena
pengambil keputusan harus mengambil dan memilih alternatif yang tepat berdasarkan
alasan yang masuk akal/ logis.

Pengambilan keputusan melibatkan bebrapa pertanyaan, antara lain :

(1) Bagaimana keputusan itu dibuat?


(2) Oleh siapa keputusan dibuat?
(3) Mengapa keputusan dibuat?
(4) Dampak apa yang mungkin timbul dari pembuatan keputusan?
(5) Apakah pengambilan keputusan adalah seni atau sains?
(6) Bagaimana cara terbaik untuk membuat keputusan?
(7) Bagaimana sampai pada pilihan yang paling rasional atau opsional?

Sifat dan Karakteristik Keputusan

Sifat

(1) Eksploratif : Mencari kesempatan untuk membuat keputusan.


(2) Spekulatif : Menganalisis berbagai factor
(3) Evaluasi : Menilai kelebihan dan kekurangan alternatif dari beberapa
keputusan
(4) Selektif : Memilih salah satu alternatif

Karakteristik

Keputusan adalah gabungan dari beberapa karakteristik berikut:

(1) Berorientasi pada tujuan : Keputusan harus berorientasi pada tujuan dan hasil akhir
(2) Alternatif : Keputusan berasal dari beberapa alternatif lalu dipilihlah alternatif terbaik
(3) Bersifat analitis-intelektual
(4) Konsep proses : Pola peristiwa dan keadaan yang membentuk suatu masalah dan

mungkin diambil dari masa depan dapat menjadi factor yang sangat berpengaruh
dalam pengambilan keputusan
(5) Komitmen : keputusan pasti melibatkan seluruh bagian organisasi, tidak hanya membuat
namun juga harus menerapkan keputusan yang dibuat. Keptusan disini harus bersifat efektif
yang mana harus tepat sasaran, berkesan, akurat dan sesuai.
(6) Evaluasi : Menimbang dan mengukur hasil pelaksanaan dari keputusan yang diambil
sebelumnya.
(7) Rasionalitas : pengambil keputusan (administrator) harus memiliki pandangan yang realistis.
Dia harus menggunakan imajinasi dan analisis faktual dari peristiwa masa lalu.
(8) Urutan waktu : mencakup dimensi dan jeda waktu

Keputusan dalam bidang ekonomi dan administrasi haruslah diambil dengana cepat. Hal ini
dikarenakan jika suatu bidang menginginkan kemajuan maka factor waktu menjadi aspek
penting di dalamnya. Namun hal ini tidak selalu diperhatikan dan direalisasikan oleh orang-orang
yang ahli di bidang tersebut.
Ketepatan waktu dalam pengambilan keputusan juga memiliki andil besar di negara yang
didominasi wilayah pertanian seperti India. Keputusan harus dilakukan tepat waktu atau dengan
cepat, jika tidak musim pertanian mungkin akan hilang. Dengan demikian penggunaan benih, pupuk
insektisida dan kredit pertanian harus diatur tepat waktu. Namun hal ini tidak selalu terjadi.
Benih, pupuk dan kredit terkadang sampai ke petani setelah musim yang penting atau kritis
untuk penggunaannya telah berakhir. Hal ini tidak hanya mengakibatkan pemborosan
sumber daya tetapi juga hilangnya kepercayaan petani pada mesin administrasi(pembuat
keputusan). Terkadang keputusan tertunda oleh aturan, peraturan, dan prosedur yang
sudah ketinggalan zaman yang ditetapkan dalam sebuah departemen/lembaga. Jelas saja,
buku pedoman, aturan, dan prosedur harus terus diawasi untuk menghilangkan hambatan
dalam pengambilan keputusan yang cepat. Hal ini adalah masalah reformasi administrasi
yang terus saja terjadi.

Selain prosedur yang sudah ketinggalan zaman terdapat beberapa hambatan dalam
pengambilan sebuah keputusan salah satunya adalah kurangnya delegasi. Kurangnya
delegasi disini berarti peran pemegang kekuasaan tertinggi dikatakan sangat kurang, karena
pada tingkatan tersebut tidak ada inisiatif yang ditunjukkan sehingga masalah yang muncul
selalu ditunda dan tidak segera diselesaikan. Oleh karena itu dibutuhkan pendelegasian
wewenang yang bersifat ekstensif sehingga dapat menjangkau semua Lembaga baik dari
tingkat tertinggi hingga tingkat local.

Dasar Pengambilan Keputusan

Tidak ada dasar yang tetap dalam setiap pengambilan keputusan. Namun setiap
keputusan harus dibuat secara objektif, dengan kata lain, prasangka atau kepasifan tidak
boleh masuk dalam pengambilan keputusan. Berikut ini adalah dasar penting dari
pengambilan keputusan:

(1) Intuisi : Umumnya pembuat keputusan menggunakan perasaan / batin.


(2) Fakta : Didukung dengan data faktual yang memiliki relevansi dengan
situasi/permasalahn yang ada.
(3) Pengalaman : Pengalaman dan kemampuan pembuat keputusan dalam mengangani

masalah yang ada di masa lalu sangat membantu dalam memfasilitasi pengambilan
keputusan.
(4) Wewenang : Pembuat keputusan harus memastikan bahwa keputusan yang dibuat
harus dilaksanakan
(5) Keaslian : Keputusan yang diambil harus benar, tepat dan asli.

Langkah- Langkah dalam Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan terdiri dari beberapa langkah yaitu sebagai berikut:

(1) Pernyataan Masalah yang Jelas : Pembuat keputusan harus bisa mengetahui faktor-
faktor kritis atau strategi dalam sebuah masalah . Di sini pembuat keputusan juga
harus dapat menyatakan masalah, mendefinisikan masalah, mengidentifikasi
masalah dalam istilah yang paling sederhana.
(2) Menganalisis masalah : Langkah selanjutnya adalah menemukan, mengumpulkan,
dan mengklasifikasikan fakta. Pembuat keputusan harus dapat menganalisis data
dan fakta yang diperlukan. Di sini ia harus memecahkan masalah menjadi beberapa
bagian untuk memudahkan identifikasi dan pemecahannya. Lalu harus menganalisis
situasi permasalahan yang ada dan mengumpulkan semua fakta terkait dengan
menggunakan pendekatan
(3) Mengidentifikasi cara-cara alternatif untuk memecahkan masalah : Tujuan dari
Langkah ini adalah untuk mencari alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang ada
untuk mengatasi suatu masalah.
(4) Evaluasi dampak alternatif : Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi atau menilai
dampak dari setiap alternatif yang dipilih. Di sini pembuat keputusan hanya memilih
alternatif yang dia yakini sebagai faktor penting atau kunci yang layak
dipertimbangkan.
(5) Keputusan yang mendukung solusi terbaik : Ini berarti memilih alternatif terbaik
yang akan memberikan hasil atau solusi terbaik.Setelah melalui beberapa Langkah,
pada tahap akhir pengambilan keputusan dibuat. Pada langkah ini pengambil
keputusan mengurutkan alternatif-alternatif beserta kelebihan dan kekurangannya.
(6) Melaksanakan keputusan : Setelah pilihan akhir dibuat, langkah atau tahap
selanjutnya adalah mengimplementasikan keputusan tersebut.
Jenis Keputusan
(1) Keputusan Terprogram : Keputusan yang dibuat sesuai dengan aturan, umumnya
keputusan ini bersifat berulang dan rutin digunakan dalam sebuah organisasi .
Contoh keputusan ini seperti saat menentukan gaji karyawan yang sakit dan
sebagainya
(2) Keputusan Tidak Terprogram : Keputusan yang sulit karena kompleksitas dan kenyataan
bahwa orang/ organisasi tersebut jarang menghadapi keputusan tersebut. Keputusan ini
tidak berulang dan di dalamnya tidak memiliki aturan atau prosedur yang mengikat. Ketika
petani memutuskan untuk tidak menjual kapas karena harga yang rendah menjadi
salah satu contoh keputusan tidak terprogram.
(3) Keputusan besar : Keputusan yang berkaitan dengan perubahan besar dalam
organisasi. Keputusan besar biasanya diambil di tingkat tinggi.
(4) Keputusan kecil : Keputusan tentang hal-hal kecil seperti izin cuti untuk karyawan
atau pembelian alat tulis kantor yang biayanya sangat kecil disebut keputusan kecil.
Keputusan kecil diambil di tingkat yang lebih rendah.
(5) Keputusan rutin : Mewakili seorang karyawan untuk menghadiri konferensi tahunan
adalah contoh keputusan rutin. Keputusan Ini membutuhkan sedikit pertimbangan.
(6) Keputusan strategis : Menurunkan harga produk atau mengubah lini produk atau
secara otomatis merupakan keputusan strategis. Keputusan strategis tidak hanya
memerlukan pertimbangan yang panjang tetapi juga dapat melibatkan investasi dan
pengeluaran dana yang besar.
(7) Keputusan kebijakan : Pemberian pinjaman kepada pekerja di daerah yang
mengalami kelangkaan atau pemberian subsidi kepada masyarakat disebut sebagai
keputusan kebijakan. Keputusan kebijakan biasanya diambil pada tingkat yang lebih
tinggi.
(8) Keputusan operasional : Memberikan pinjaman atau subsidi kepada pekerja individu

sesuai aturan merupakan contoh keputusan operasional. Keputusan operasional


dapat diambil pada tingkat yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai