Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi. (Sinopsis Obstetri).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari
- hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk (Kapita Selekta).
Hiperemesisi gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan
sehari-hari menjadi terganggu dan membuat keadaan umum menjadi lebuh buruk.
(arif)
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi
dehidrasi (Rustam Mochtar).
Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan
vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek
sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama masa hamil.
Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sicknes normal yang umum
1
dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama
trimester pertama kehamilan. (Varney)
Hiperemesis gravidarum adalah mual berlangsung terus menerus dan muntah sering,
cepat mengalami dehidrasi dan asidoketotik. (Llwellyn)
Mual dan muntah selama kehamilan biasanya di sebabkan oleh perubahan dalam sistem
endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar
hCG (human Chorionik gonadotropin), khususnya karena periode mual dan muntah
gestasional yang paling umum adalah pada 12-16 minggu pertama, yang pada saat itu hCG
mencapai kadar tingginya. hCG sama dengan LH (luteinizing hormon) dan di sekresikan
oleh sel-sel trofoblas blastosit. hCG melewati kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan
korpus luteum terus memproduksi estrogen dan progesteron, suatu fungsi yang nantinya
diambil alih oleh lapisan korionik plasenta. Keluhan ini secara umum dikenal sebagai
“morning sickness” karena terasa lebih berat pada pagi hari. Namun, mual dan muntah dapat
berlangsung sepanjang hari. Rasa dan intensitasnya seringkali dideskripsikan menyerupai
mual muntah karena kemoterapi untuk kanker.
2
B. Etiologi Hyperemesis Gravidarum
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa
penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia.
Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh
kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisasi. Beberapa faktor predesposisi dan faktor
lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut:
Faktor predesposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda. Frekuansi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormonal memegang peranan, karena pada kedua keadaan
tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan. Kejadian hiperemesis
gravidarum belum diketahui dengan pasti. Tetapi beberapa faktor predisposisi dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Faktor adaptasi dan hormonal
Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum.
Dapat dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan
anemia, wanita primigravida dan over distensi rahim pada hamil ganda dan hamil mola
hidatidosa. Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon
estrogen dan khorionik gonadrotropin, sedangkan pada hamil ganda dan mola hidatidosa,
jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadi hiperemesis
gravidarum itu.
2. Faktor Fisik
Terjadi peningkatan yang mencolok atau belum beradaptasi dengan kenaikan human
chorionic gonadothropin, Factor konsentrasi human chorionic gonadothropin yang tinggi :
Primigravida lebih sering dari multigravida, semakin meningkat pada pola hidatidosa,
hamil ganda dan hidramnion dan Faktor gizi / anemia meningkatkan terjadinya hiperemesis
gravidarum.
3. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil
serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor
organik.
4. Faktor psikologis
3
Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup. Faktor psikologis, bergantung pada apakah si ibu
menerima kehamilannya. Atau kehamilannya di terima atau tidak. Hubungan psikologik
dengan hiperemesis gravidarum belum diketahui pasti. Tidak jarang dengan memberikan
suasana baru, sudah dapat membantu mengurangi frekuensi muntah.
5. Faktor alergi
Pada kehamilan, di mana diduga terjadi invasi jaringan villi korialis yang masuk ke dalam
peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap dapat menyebabkan kejadian hiperemesis
gravidarum. (Manuaba).
4
D. Diagnosis Hyperemesis Gravidarum
Diagnosis hiperemis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya
kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum.
Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis,
ulkus venntrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah. Hiperemesis
gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat
memepngaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.
(Wiknjosastro)
5
Dehidrasi sistem jaringan otak dan adanya benda keton dapat merusak fungsi saraf pusat
yang menimbulkan kelainan ensefalopati Wernicke dengan gejala: nistagmus, gangguan
kesadaran dan mental serta diplopia
Perdarahan pada retina dapat mengaburkan penglihatan. (Manuaba, 2007)
F. Komplikasi Hyperemesis Gravidarum
1 Bagi wanita hamil
Jika tidak diobati, HG dapat
menyebabkangagal ginjal, mielinolisis pontine pusat,koagulopati, atrofi, Mallory-
Weiss sindrom, hipoglikemia, sakit kuning, kekurangan
gizi,ensefalopati Wernicke, pneumomediastinum, rhabdomyolysis, deconditioning, avulsi
onlimpa, dan vasospasms arteri serebral. Depresi merupakan komplikasi sekunder umum
HG. Pada kesempatan langka seorang wanita dapat meninggal karena hyperemesis
Charlotte Bronte adalah korban diduga penyakit ini.
2 Bagi janin
Bayi dari wanita dengan hiperemesis berat yang mendapatkan kurang dari
7 kg(15,4 lb) selama kehamilan cenderung berat lahir rendah, kecil untuk usia
kehamilan, danlahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Sebaliknya, bayi dari wanita
denganhiperemesis yang memiliki keuntungan kehamilan berat lebih dari 7 kg muncul
miripsebagai bayi dari kehamilan tanpa komplikasi. Tidak ada jangka panjang
tindak lanjut penelitian telah dilakukan pada anak dari ibu hiperemesis.
6
Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih
dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan
Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin
Menghindari kekurangan kardohidrat merupakan factor penting, dianjurkan makanan
yang banyak mengandung gula (Wiknjosastro).
7
makanan/minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik,
yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4. Cairan Parental
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose
5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah
kalium, dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada
kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
5. Kunjungan Ulang
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air kencing perlu diperiksa
sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap
4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan
dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan
keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk memberikan minum dan dapat
ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan di atas, pada umumnya
gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
6. Gangguan Kejiwaan
Gangguan kejiwaan ditandai dengan: delirium, apatis, somnolen sampai koma, terjadi
gangguan jiwa.
7. Gangguan Penglihatan
Gangguan penglihatan ditandai dengan: pendarahan retina, kemunduran penglihatan.
8. Gangguan Faal
Ganggguan faal ditandai dengan: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria,
jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah menurun.
9. Penghentian Kehamilan
8
Pada sebagian kecil kasus keadan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikistrik bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi
organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
Keputusan untuk melakukan abortus teraupetik sering sulit diambil, oleh karana itu di satu
pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai
terjadi gejala ireversibel pada organ vital. (Wiknjosastro).
9
keraguan jasmani cinta kasih serta perawatan dan asuhan bagi anak yang akan di lahirkannya.
Hal ini mempengaruhi emosi ibu sehingga terjadi konflik mental yang membuat ibu kurang
nafsu makan. Bila ini terjadi maka bisa mengakibatkan iritasi lambung yang dapat memberi
reaksi pada impuls motorik untuk memberi rangsangan pada pusat muntah melalui saraf otak
kesaluran cerna bagian atas dan melalui saraf spinal ke diafragma dan otot abdomen sehingga
terjadi muntah. Permasalahan dari segi psikiatri dan psikologis sosial banyak di ulas akan
menekankan pentingnya usah usaha untuk melindungi anak- anak yang di lahirkan kemudian
(www.Bkkbn.co.id).
Sedangkan Hiperemesis Gravidarum yang terjadi diatas umur 35 tahun juga tidak lepas
dari faktor psikologis yang di sebabkan oleh karena ibu belum siap hamil atau malah tidak
menginginkan kehamilannya lagi sehingga akan merasa sedemikian tertekan dan
menimbulkan stres pada ibu. Stres mempengaruhi hipotalamus dan memberi rangsangan pada
pusat muntah otak sehingga terjadi kontraksi otot abdominal dan otot dada yang disertai
dengan penurunan diafragma menyebabkan tingginya tekanan dalam lambung, tekanan yang
tinggi dalam lambung memaksa ibu untuk menarik nafas dalam-dalam sehingga membuat
sfingter esophagus bagian atas terbuka dan sfingter bagian bawah berelaksasi inilah yang
memicu mual dan muntah
10