Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SISTEM JARINGAN IRIGASI

NAMA: ANTONTIO APRITU KELWI

NIM : 1901110061

JURUSAN TEKNIK BANGUNAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan
rahmat anugerah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
sistem jaringan irigasi yang berjudul “SISTEM JARINGAN IRIGASI”.

Makalah ini berisikan pembahasan tentang dasar-dasar sistem jaringan irigasi itu sendiri.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan informasi serta pengetahuan bagi para
pembaca serta untuk memenuhi nilai tugas dari matakuliah terkait.

Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak sekali kekurangan, karena
pengetahuan yang penulis miliki masih kurang dan wawasan penulis yang belum cukup luas
pada bidang irigasi. Oleh kerena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar kedepannya penulis bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian dan kebutuhan manusia, yang berfungsi untuk mengaliri lahan dan
menampung air di saat hujan dan mengalirkan air pada saat kemarau agar persediaan air tetap
tersedia. Bangunan dan saluran irigasi sudah dikenal orang sejak zaman sebelumMasehi. Hal ini
dapat dibuktikan oleh peninggalan sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah dunia.
Keberadaan bangunan tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa sumber makanan
nabati yang disediakan oleh alam sudah tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Segi teknis dari persoalan pertanian ini menimbulkan permasalahan dari yang paling
sederhana sampai yang paling sulit.Air tunduk pada hukum gravitasi, sehingga air dapat
mengalir melalui saluran-saluran secara alamiah ke tempat yang lebih rendah. Untuk keperluan
air irigasi, dengan cara yang paling sederhanapun telah dapat dicapai hasil yang cukup memadai.
Kemajuan ilmu dan teknologi senantiasa memperluas batas-batas yang dapat dicapai dalam
bidang keirigasian. Manusia mengembangkan ilmu alam, ilmu fisika dan juga hidrolika yang
meliputi statika dan dinamika bendacairo. Semua ini membuat pengetahaun tentang irigasi
bertambah lengkap.

1.2 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah agar, pembaca dapat mengetahui tentang sistem jaringan
irigasi.
BAB II

PEMBAHASANA.

2.1 Definisi

1. Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan
diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian,
pemberian dan penggunannya.

2. Daerah pengaliran adalah daerah pada pengaliran sungai (DPS),dimana apabila terjadi
peristiwa-peristiwa alam dan perubahan hidro-klimatologi,akan mempengaruhi kondisi
pengaliran pada sungai tersebut.

3. Daerah irigasi atau daerah pengairan adalah kesatuan wilayah atau daerah yang
mendapat air dari satu jaringan irigasi.

4. Daerah potensial adalah daerah yang mempunyai kemungkinan baik untuk


dikembangkan.

5. Daerah fungsional adalah bagian dari daerah potensial yang telah memiliki jaringan
irigasi yang telah dikembangkan luas daerah fungsional ini sama atau lebih kecil dari
daerah potensial.

6. Petak irigasi adalah petak lahan yang memperoleh pemberian air irigasi dari satu
jaringan irigasi.

7. Penyediaan irigasi adalah penentuan banyaknya air yang dapat dipergunakan untuk
menunjang pertanian.

8. Pembagian air irigasi adalah penyaluran air yang dilaksanakan oleh pihak yang
berwenang dalam ekspoitasi pada jaringan irigasi utama hingga kepetak tersier.
2.2 Saluran Irigasi

1.2 Sistem Irigasi dan Klasifikasi Jaringan Irigasi

Dalam perkembangannya, irigasi dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :

1. Irigasi Sistem Gravitasi

Irigasi gravitasi merupakan sistem irigasi yang telah lama dikenal dan diterapkan
dalam kegiatan usaha tani. Dalam sistem irigasi ini, sumber air diambildari air
yang ada di permukaan burni yaitu dari sungai, waduk danau didataran tinggi.
Pengaturan dan pembagian air irigasi menuju ke petak-petak yang membutuhkan,
dilakukan secara gravitatif.

2. Irigasi Sistem Pompa

Sistem irigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan, apabila pengambilan secara


gravitatif ternyata tidak layak dari segi ekonomi maupun teknik. Cara ini
membutuhkan modal kecil, namun memerlukan biaya ekspoitasi yang besar.
Sumber air yang dapat dipompa untuk keperluan irigasi dapat diambil dari
sungai.

3. Irigasi Pasang-surut

Yang dimaksud dengan sistem irigasi pasang-surut adalah suatu tipe irigasi yang
memanfaatkan pengempangan air sungai akibat peristiwa pasang-surut air laut.
Areal yang direncanakan untuk tipe irigasi ini adalah areal yang mendapat
pengaruh langsung dari peristiwa pasang-surut air laut. Adapun klasifikasi
jaringan irigasi bila ditinjau dari cara pengaturan, cara pengukuran aliran air dan
fasilitasnya, dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu :

a. Jaringan Irigasi Sederhana

Di dalam jaringan irigasi sederhana, pembagian air tidak diukur atau diatur
sehingga air lebih akan mengalir ke saluran pembuang. Persediaan air biasanya
berlimpah dan kemiringan berkisar antara sedang dan curam. Oleh karena itu
hampir-hampir tidak diperlukan teknik yang sulit untuk pembagian air. Jaringan
irigasi ini walaupun mudah diorganisir namun memiliki kelemahan kelemahan
serius yakni :

 Ada pemborosan air dan karena pada umumnya jaringan ini terletak didaerah
yang tinggi, air yang terbuang tidak selalu dapat mencapai daerah rendah yang
subur.

 Terdapat banyak pengendapan yang memerlukan lebih banyak biaya dari


penduduk karena tiap desa membuat jaringan dan pengambilan sendiri-
sendiri.

 Karena bangunan penangkap air bukan bangunan tetap / permanen, maka


umumya pendek.

b. Jaringan Irigasi Semi Teknis

Salah satu prinsip pada jaringan irigasi teknis adalah pemisahan antara saluran
irigasi/pembawa dan saluran pembuang pematus. Ini berarti bahwa baik. saluran
pembawa maupun saluran pembuang bekerja sesuai dengan fungsinya masing-
masing. Saluran pembawa mengalirkan air irigasi ke sawah - sawah dan saluran
pembuang mengalirkan kelebihan air dari sawah - sawah ke saluran pembuang.
Petak tersier menduduki fungsi sentral dalam jaringan irigasi teknis. Sebuah petak
tersier terdiri dari sejumlah sawah dengan luas keseluruhan yang umumnya
berkisar antara 50 - 100 ha kadang-kadang sampai 150 ha. Jaringan saluran tersier
dan kuarter mengalirkan air ke sawah. Kelebihan air ditampung didalam suatu
jaringan saluran pembuang tersier dan kuarter dan selanjutnya dialirkan ke
jaringan pembuang sekunder dan kuarter.Jaringan irigasi teknis yang didasarkan
pada prinsip-prinsi di atas adalah cara pembagian air yang paling efisien dengan
mempertimbangkan waktu.

Anda mungkin juga menyukai