Anda di halaman 1dari 104

MODUL

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


DAN BUDI PEKERTI

UNTUK SMA/SMK KELAS X SEMESTER GENAP

DISUSUN OLEH TEAM MGMP PAI SMA/SMK KOTA SUKABUMI

EDITOR: PENGAWAS PAI KOTA SUKABUMI

TAHUN 2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Kuasa, yang telah menentukan

segala sesuatu berada di tangan-Nya, sehingga tidak ada setetes embun pun dan segelintir jiwa

manusia yang lepas dari ketentuan dan ketetapan-Nya. Solawat dan salam semoga terlimpah

kepada baginda Rosulullah SAW.

Dengan ketentuan -Nya lah kami dapat menyelesaikan Modul mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang disusun berdasarkan Kurikum 2013. Team

penyusun adalah MGMP PAI SMA/SMK yang difasilitasi oleh Dinas pendidikan dan

Kebudayaan Kota Sukabumi, dengan harapan Modul ini dapat mempermudah bagi siswa dan

guru dalam proses belajar mengajar. Materi Modul yang disusun didesain sendiri mengacu

kepada Silabus dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa kelas X, sehingga dapat

dipergunakanlebih efektif sebagai buku sumber dalam proses belajar mengajar.

Dalam penyusunan Modul ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, meskipun

sudah berupaya semaksimal mungkin, dan dikerjakan secara kolektif namun kami menyadari

sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan.

Semoga keberadaan modul ini dapat memberikan manfaat. Amin ya Robbal A’lamin.

Sukabumi, September 2015

Penyusun,

Team MGMP PAI SMA/SMK


TEAM MGMP PAI SMA/SMK

1. Ai Maryati, S.Ag, M.Pd.I

2. Dadan Abdullah, S.Ag

3. Hendar, S.Ag

4. Drs. Sholahuddin Fahmi, M.Ag

5. Drs. Darma Setiabudy

6. Dra. Hj. Nurwati, M.Ag

7. Drs. A. AhmAd Gozali

8. Nursayidah, S.Ag

9. Ujang Karnaen, S.Pd.I

10. Jamaludin, M.Ag

11. Khoerunisa Aswari, S.Pd.I

12. Hamdan, S.Pd.I

13. Drs. Ading

14. Drs. Usep Saepurrohman


DAFTAR ISI
MODUL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SMA DAN SMK KELAS X

Kata Pengantar
Daftar isi
Pendahuluan

Bab 1 Larangan Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina


1. Kompetensi Inti 1
2. Kompetensi Dasar 1
3. Tujuan Pembelajaran
4. Proses Pembelajaran
5. Penilaian
6. Pengayaan
7. Remedial
8. Interaksi guru dan Orang Tua
Bab 2 Indahnya Berdo’a dengan Nama Allah Swt.
1. Kompetensi Inti
2. Kompetensi Dasar
3. Tujuan Pembelajaran
4. Proses Pembelajaran
5. Penilaian
6. Pengayaan
7. Remedial
8. Interaksi guru dan Orang Tua
Bab 3 Kejujuran membawa Keberuntungan
1. Kompetensi Inti
2. Kompetensi Dasar
3. Tujuan Pembelajaran
4. Proses Pembelajaran
5. Penilaian
6. Pengayaan
7. Remedial
8. Interaksi guru dan Orang Tua
Bab 4 Sumber Hukum islam
1. Kompetensi Inti
2. Kompetensi Dasar
3. Tujuan Pembelajaran
4. Proses Pembelajaran
5. Penilaian

Panduan Guru Agama Islam Dan Budi Pekerti SMP Kelas VII
6. Pengayaan
7. Remedial
8. Interaksi guru dan Orang Tua

Bab 5 Perkembangan Islam di Makkah


9. Kompetensi Inti
10. Kompetensi Dasar
11. Tujuan Pembelajaran
12. Proses Pembelajaran
13. Penilaian
14. Pengayaan
15. Remedial
16. Interaksi guru dan Orang Tua
Bab 6 Menghindari Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina
1. Kompetensi Inti
2. Kompetensi Dasar
3. Tujuan Pembelajaran
4. Proses Pembelajaran
5. Penilaian
6. Pengayaan
7. Remedial
8. Interaksi guru dan Orang Tua
Bab 7 Malaikat-malaikat yang Selalu Taat
1. Kompetensi Inti
2. Kompetensi Dasar
3. Tujuan Pembelajaran
4. Proses Pembelajaran
5. Penilaian
6. Pengayaan
7. Remedial
8. Interaksi guru dan Orang Tua
Bab 8 Akhlak
1. Kompetensi Inti
2. Kompetensi Dasar
3. Tujuan Pembelajaran
4. Proses Pembelajaran
5. Penilaian
6. Pengayaan
7. Remedial
8. Interaksi guru dan Orang Tua
Bab 9 Wakaf
1. Kompetensi Inti
2. Kompetensi Dasar

Panduan Guru Agama Islam Dan Budi Pekerti SMP Kelas VII
3. Tujuan Pembelajaran
4. Proses Pembelajaran
5. Penilaian
6. Pengayaan
7. Remedial
8. Interaksi guru dan Orang Tua
Bab 10 Perkembangan Islam di Madinah
1. Kompetensi Inti
2. Kompetensi Dasar
3. Tujuan Pembelajaran
4. Proses Pembelajaran
5. Penilaian
6. Pengayaan
7. Remedial
8. Interaksi guru dan Orang Tua
Daftar Pustaka

Panduan Guru Agama Islam Dan Budi Pekerti SMP Kelas VII
Modul.1
Menghindari Pergaulan Bebas dan Zina

Kompetensi Dasar (KD)

1.4 Berpakaian sesuai dengan syari’at Islam dalam kehidupan sehari-hari.


2.4 Menunjukkan perilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina
sebagai implementasi dari pemahaman QS. Al-Isro: 32 dan QS. An-Nur: 2 serta Hadits
yang terkait
3.3 Menganalisis Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits tentang
larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina
3.4 Memahami manfaat dan hikmah larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina
4.2 Membaca Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid
dan makhraj ul huruf
4.3 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan
lancar.

Indikator Pencapaian Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan dapat mampu:


1. Berpakaian sesuai dengan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari
2. Berperilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina sebagai implementasi
dari pemahaman QS. Al-Isro: 32 dan QS. An-Nur: 2 serta Hadits yang terkait
3. Menterjemahkan perkata Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits tentang
larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
4. Mendeskripsikan manfaat dan hikmah larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
5. Membaca Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan
makhrajul huruf.
6. Mengidentifikasi tajwid Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah
tajwid dan makhrajul huruf.
7. Menyimpulkan isi pokok Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah
tajwid dan makhrajul huruf.
8. Memberikan contoh akibat pergaulan bebas dan perbuatan zina sesuai dengan kandungan surah
al Isro 32 dan An nuur 2 dan hadis terkit.
9. Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan lancar

1 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


1.
Peta Konsep

Membaca Q.S. al-Isra’/17: 32,


dan Q.S. an-Nur/24: 2

Mengidentifikas hukum bacaan


tajwid

Ayat tentang perilaku


menghindarkan diri Mengartikan Q.S. al-Isra’/17:
dari pergaulan bebas 32, dan Q.S. an-Nur/24: 2
dan perbuatan zina
Menjelaskan isi kandungan Q Q.S.
al-Isra’/17: 32, dan Q.S. an-
Nur/24: 2 serta hadits terkait

Menghafal Q.S. al-Isra’/17: 32,


dan Q.S. an-Nur/24: 2 serta
hadits terkait

Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peserta didik dalam mempelajari materi ini
adalah:
1. Peserta didik mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan
alat) ayat-ayat al-Qur’an pada Q.S. al-Isra’/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24: 2 serta hadits
terkait,
2. Peserta didik mengkritisi /menanya (mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke
yang bersifat hipotesis-diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi
suatu kebiasaan),
3. Peserta didik mengeksplor/mengeksperimen (menentukan data yang diperlukan dari
pertanyaan yang diajukan - menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, ekperime -
mengumpulkan data,
4. Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori,
menentukan hubungan data/kategori-menyimpulkan dari hasil analisis data-dimulai dari
unstructured-uni structure-multi structure-complicated structure)
5. Peserta didik mengkomunikasikan (menyampaikan hasil konseptualisasi- dalam bentuk
lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya)

2
A. Muhasabah

Wahai pemuda yang mulia hatinya,


ketahuilah bahwa pada dasarnya manusia
diciptakan oleh Allah SWT dengan disertai akal,
hati nurani, dan nafsu. Dalam dimensi nafsu,
keadaan manusia tidak jauh berbeda dengan
hewan atau binatang, sama halnya dengan hewan, manusia membutuhkan makan. Yang
membedakan adalah cara makan manusia bisa lebih mulia dari cara makan binatang.
Kesamaan yang lain adalah manusia dan hewan sama-sama memiliki dorongan seksual dan
kebutuhan biologis. Adapun yang membedakan adalah manusia diajarkan cara menyalurkan
kebutuhan biologis yang lebih baik, lebih mulia, dan bermartabat.
Maha Suci dan Maha Mulia Allah yang menghendaki manusia untuk menjadi
makhluknya yang mulia dan bermartabat termasuk dalam hal menyalurkan kebutuhan
biologis. Allah memberikan karunia nafsu biologis agar manusia dapat memiliki generasi atau
keturunan. Disamping itu Allah mengajarkan agar hubungan seksual itu dilakukan dengan
cara yang sehat dan bermartabat. Hubungan itu dimulai dengan proses perkenalan (ta’aruf)
antara seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian berlanjut dengan lamaran
(khitbah) lalu diteruskan dengan prosesi akad nikah. Setelah itu mereka berdua menjalani
hubungan suami istri dalam bingkai rumah tangga yang bahagia. Subhanallah, demikian
indah ajaran-Nya.
Meskipun demikian banyak muda-mudi yang tidak memahami keluhuran ajaran Allah
ini. Saat ini tidak sedikit manusia terjerumus kepada budaya pergaulan bebas. Pergaulan
bebas antara laki-laki dan perempuan tanpa dilandasi tali pernikahan, bahkan pergaulan bebas
saat ini juga mengarah pada hubungan seksual antara sesama laki-laki dan sesama perempuan.
Mereka tidak menyadari bahwa hal itu merupakan larangan keras dari Allah SWT dan
menjadikan harkat dan martabat manusia menjadi lebih rendah dari binatang. Mereka hanya
mengedepankan nafsu dan mengesampingkan hati nurani serta akal yang sehat.
Wahai pemuda muslim yang cerdas, masa muda adalah masa yang sangat penting dan
menentukan. Namun di sisi lain usia muda diwarnai dengan keinginan, cita-cita, dan rasa
cinta yang meledak-ledak luar biasa. Sehingga saat inilah waktunya yang paling tepat bagi
kalian memahami mengenai pentingnya menjaga diri dari pergaulan bebas dan perbuatan
zina. Marilah kita jadikan potensi biologis yang dikaruniakan oleh Allah SWT menjadi

3 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


kekuatan untuk melestarikan kehidupan manusia yang bermartabat, berkualitas, bernilai, dan
penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang. Untuk itu marilah kita kaji firman-firman Allah
SWT dan Hadis Rasulullah yang terkait dengan masalah ini.

Aktivitas Siswa
 Mencermati dan merenungkan pemaparan “Muhasabah” tentang
pentingnya menjaga diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina
 Memberikan komentar/pendapat tentang pemaparan tersebut.
 Siswa lain mencermati dan memberikan tanggapan kepada rekannya

B.Mari Membaca

Membaca Ayat Al-Qur’an tentang Perilaku Menghindarkan Diri dari Pergaulan Bebas dan
Perbuatan Zina
1. Q.S. Al-Isra’/17: 32

2. Q.S. An-Nur/24: 2

4
C.Mengidentifikasi Tajwid

Ekplorasi
 Setelah membaca dengan benar, carilah
dengan teliti bacaan tajwid dalam Q.S. An
Nur: 2
 Tuangkan hasil pencarianmu ke dalam
kolom di atas

Ulasan Tajwid QS. Al-Isra’ (17) ayat 32

No Lafadz Hukum Bacaan Alasan

Huruf lam berharakat fathah


1.
diikuti alif

2.
Huruf qaf berharakat sukun
Mad thabi’i bertemu hamzah
3.
pada lafal berbeda

4.
Fathah diikuti ha dhamir

Fathah diikuti alif


5.
Mad thabi’i diikuti hamzah
6.
dalam satu lafaz

7. Fathah tanwin diwaqafkan.

5 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Lengkapilah Ulasan Tajwid QS.An-Nur (24) ayat 2

No Lafadz Hukum Bacaan Alasan

alif lam bertemu huruf


1. Al syamsiyah
syamsiyah, yaitu nun

2. Mad Thabi’i Fathah diikuti alif

Qalqalah
3. Huruf jim berharakat sukun
sughra
Idgham
Kasrah tanwin bertemu huruf
4.
mim
bighunnah
5. Ikhfa syafawi Mim sukun bertemu huruf ba

6. Ikhfa Domah tanwin bertemu huruf fa

Nun sukun bertemu huruf kaf dan


7. Ikhfa
ta

8. Qalqalah Huruf dal berharakat sukun

Mad wajib Mad thabi’i diikuti hamzah


9.
muttasil dalam satu lafaz
Mad aridl Mad thabi’i berada di akhir
10.
lissukun kalimat

D.Mengartikan

Mengartikan Q.S. Al-Isra’/17: 31-33


1. Arti Perkata dan Terjemah Al-Isra’ (17) ayat 32
Terjemah :“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji,
dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isra’ ayat 32)

6
Lafal Arti Lafal Arti

Dan janganlah Perbuatan keji

Dan seburuk-
Kamu mendekati
buruk

Zina jalan

Sesungguhnya zina
itu

2. Arti Perkata dan Terjemah QS.An-Nur (24) ayat 2


Lafal Arti Lafal Arti

Dalam hukum
Pezina perempuan
Allah

Jika kalian
Pezina laki-laki
adalah

Maka derlah Berimaan

Tiap-tiap satu Kepada Allah

Dari keduanya Dan hari akhir

Maka hendaklah
Seratus deraan
menyaksikan

Dan jaganlah Hukuman


mengambil kalian keduanya

Dengan keduanya segolongan

Dari orang-
Rasa iba orang yag
beriman

7 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Terjemah :
“Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali,
dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan)
agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian; dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman”. (QS.
An-Nur ayat 2)

Kegiatan Siswa
 Bacalah kembali Q.S. Al Isro (17): 32 dan Q.S.
An-Nur (24): 2 dengan lancer
 Pahami kedua surah yang telah kamu baca!

E.Kandungan Ayat

1. QS. Al-Isra’ (17) ayat 32


Secara umum QS. Al-Isra’ (17) ayat 32 mengandung pesan-pesan sebagai berikut:
a. Larangan mendekati zina
b. Zina merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk
Zina adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami isteri di luar tali pernikahan
yang sah. Rasululah saw telah memberikan peringatan bahwa merebaknya perzinahan
merupakan salah satu tanda kehancuran peradaban manusia dan merupakan tanda-tanda
datangnya kiamat :

ََ‫رط َالسَاعَةَ َاَن‬


َ َََ‫عَنَ َقَتَادَةَ َاَخَبَرَناَ َاَنَسَ َقَالَ َسَمَعَتَ َالنَبَيَ َصَلَىَللاَ َعَلَيَهَ َوَسَلَمَ َقَالَ َمَنَ َاَش‬
َ‫يَرَفَعَ َ َََالَعَلَمَ َوَيَظَهَرَ َالَجَهَلَ َوَيَشَرَبَ َالَخَمَرَ َوَيَظَهَرَ َالزَنا َوَيَقَلَ َالرَجَالَ ََوَيَكَثَرَ َالنَسَاءَ َحَتَى‬
)‫يَكَوَنََلَلَخَمَسَيَنََامَرَأَةَََالَقَيَمََالَوَاحَدََ(رواهَالبخار‬
Artinya : “Dari Qatadah telah mengabarkan kepada kami Anas mengatakan; aku mendengar
Nabi SAW bersabda: "diantara tanda kiamat adalah ilmu diangkat, kebodohan merajalela,
khamer ditenggak, zina mewabah, (jumlah) laki-laki menyusut dan (jumlah) wanita melimpah
ruah, hingga jika ada lima puluh wanita itu berbanding dengan seorang laki-laki." (HR
Bukhari)

Menurut pandangan hukum Islam, perbuatan zina merupakan dosa besar yang dilarang
keras oleh Allah SWT. Ditegaskan oleh Allah bahwa dalam QS Al-Isra’ ayat 32 bahwa zina
dikategorikan sebagai perbuatan yang keji, hina, dan buruk. Tegas sekali Allah telah memberi
predikat terhadap perbuatan zina melalui ayat tersebut sebagai perbuatan yang merendahkan
harkat, martabat, dan kehormatan manusia. Karena demikian bahayanya perbuatan zina, maka

8
sebagai langkah pencegahan maka Allah juga melarang perbuatan yang mendekati atau
mengarah kepada zina.
Rasulullah menjelaskan mengenai bentuk-bentuk perbuatan yang mendekati zina,
sebagaimana diuraikan dalam hadis berikut ini :

Artinya: “Dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Sesungguhnya manusia itu telah ditentukan nasib perzinaannya yang tidak mustahil dan
pasti akan dijalaninya. Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah
mendengar, zina lidah adalah berbicara, zina kedua tangan adalah menyentuh, zina kedua
kaki adalah melangkah, dan zina hati adalah berkeinginan dan berangan-angan, sedangkan
semua itu akan ditindak lanjuti atau ditolak oleh kemaluan." (HR. Muslim).

Imam Sayuthi dalam kitabnya Al-Jami’ Al-Kabir menulislan bahwa perbuatan zina
dapat megakibatkan 6 dampak negatif bagi pelakunya. 3 dampak negatif menimpa pada saat
di dunia dan 3 dampak lagi akan ditimpakan kelak di akhirat.
Adapun 3 hal yang akan menimpa di dunia ialah :
(1) Menghilangkan wibawa.
Pelaku zina akan kehilangan kebersihan jiwanya dan kesucian dirinya, yang keduanya merupakan
sumber kebahagiaan dan ketenangan hidupnya
(2) Mengakibatkan kefakiran,
Perbuatan zina juga akan mengakibatkan pelakunya menjadi miskin. Sebab, pelakunya akan selalu
mengejar kepuasan birahinya, yang sudah barang tentu akan memakan energi dan waktu bagi
dirinya. Di samping itu, ia pun harus mengeluarkan biaya untuk memenuhi nafsu birahinya, yang
pada dasarnya tidaklah sedikit. Kedua faktor inilah yang akan mengakibatkan para pelaku zina
jatuh miskin.
(3) Mengurangi umur.
Perbuatan tersebut juga akan mengakibatkan umur pelaku zina berkurang lantaran akan terserang
penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Saat ini banyak sekali penyakit berbahaya yang
diakibatkan oleh perilaku seks bebas, seperti HIV/AIDS, infeksi saluran kelamin, dan sebagainya.

Dan tiga lagi yang akan dijatuhkan di akherat :


(1) Mendapat murka dari Allah

9 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Perbuatan zina merupakan salah satu dosa besar sehingga para pelakunya akan mendapat murka
dari Allah SWT kelak di akhirat.
(2) Hisab yang jelek (banyak dosa)
Pada saat hari perhitungan amal (yaumul hisab) maka para pelaku zina akan menyesal karena
mereka akan diperlihatkan betapa besarnya dosa akibat perbuatan zina yang dia lakukan semasa
hidup di dunia. Penyesalan hanya tinggal penyesalan, semuanya sudah terlanjur dilakukan.
(3) Siksaan di neraka
Para pelaku perbuatan zina akan mendapatkan siksa yang berat dan hina kelak di neraka.
Dikisahkan pada saat Rasulullah melakukan Isra’ dan Mi’raj beliau diperlihatkan ada sekelompok
orang yang menghadapi daging segar tapi mereka lebih suka memakan daging yang amat busuk
dari pada daging segar. Itulah siksaan dan kehinaan bagi pelaku zina. Mereka selingkuh padahal
mereka mempunyai istri atau suami yang sah. Kemudian Rasulullah juga diperlihatkan ada satu
kaum yang tubuh mereka sangat besar, namun bau tubuhnya sangat busuk, menjijikkan saat
dipandang, dan bau mereka seperti bau tempat pembuangan kotoran (comberan). Rasul kemudian
bertanya, ‘Siapakah mereka?’ Dua Malaikat yang mendampingi beliau menjawab, “Mereka
adalah pezina laki-laki dan perempuan’.”

Kegiatan Siswa
 Renungkan kandungan Q.S. Al Isro (17): 32 dan Q.S. An
Nur(24):2
 Perhatikan larangan pergaulan bebas dan larangan
mendekati zina

2. QS.An-Nur (24) ayat 2


Isi kandungan QS An-Nur (24) ayat 2 adalah :
a. Perintah Allah SWT untuk mendera pezina perempuan dan pezina laki-laki masing-masing
seratus kali.
b. Orang yang beriman dilarang berbelas kasihan kepada keduanya untuk melaksanakan hukum
Allah SWT.
c. Pelaksanaan hukuman tersebut disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman.
Perbuatan zina dikategorikan menjadi 2 macam :
1) Muhsan, yaitu pezina sudah baligh, berakal, merdeka, sudah pernah menikah. Hukuman
terhadap zina muhsan adalah didera seratus kali dan rajam (dilempari dengan batu sederhana
sampai meninggal).
2) Ghairu Muhsan, yaitu pezina masih lajang, belum pernah menikah. Hukumannya adalah
didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun.

10
Perhatikan hadits berikut ini :

Artinya : “Dari Ubadah bin Ash Shamit ia berkata, "Rasulullah SAWbersabda: "Ambillah
dariku, ambillah dariku. Allah telah menjadikan bagi wanita-wanita itu hukuman had. Janda
dan duda yang berzina, hukumannya adalah dera seratus kali dan dirajam. Perawan dan
perjaka yang berzina, maka hukumannya adalah dera seratus kali dan diasingkan selama
satu tahun." (HR Abu Daud)

Dalam pandangan Islam, zina merupakan perbuatan kriminal (jarimah) yang


dikatagorikan hukuman hudud, yakni sebuah jenis hukuman atas perbuatan maksiat yang
menjadi hak Allah SWT. Tidak ada seorang pun yang berhak memaafkan kemaksiatan zina
tersebut, baik oleh penguasa atau pihak berkaitan dengannya. Berdasarkan QS. an-Nur (24):
2, pelaku perzinaan, baik laki-laki maupun perempuan harus dihukum dera (dicambuk)
sebanyak 100 kali. Namun, jika pelaku perzinaan itu sudah muhsan (pernah menikah),
sebagaimana ketentuan hadits Nabi saw maka diterapkan hukuman rajam.
Dalam konteks ini yang memiliki hak untuk menerapkan hukuman tersebut hanya
khalifah (kepala negara) atau orang-orang yang ditugasi olehnya. Ketentuan ini berlaku bagi
negeri yang menerapkan syariat Islam sebagai hukum positif dalam suatu negara. Sebelum
memutuskan hukuman bagi pelaku zina maka ada empat hal yang dapat dijadikan sebagai
bukti, yakni: (1) saksi, (2) sumpah, (3) pengakuan, dan (4) dokumen atau bukti tulisan. Dalam
kasus perzinaan, pembuktian perzinaan ada dua, yakni saksi yang berjumlah empat orang dan
pengakuan pelaku.
Sedangkan pengakuan pelaku, didasarkan beberapa hadits Nabi saw. Ma’iz bin al-
Aslami, sahabat Rasulullah Saw dan seorang wanita dari al-Ghamidiyyah dijatuhi hukuman
rajam ketika keduanya mengaku telah berzina. Di samping kedua bukti tersebut, berdasarkan
Qs. An-Nuur: 6-10, ada hukum khusus bagi suami yang menuduh isterinya berzina. Menurut
ketetapan ayat tersebut seorang suami yang menuduh isterinya berzina sementara ia tidak
dapat mendatangkan empat orang saksi, ia dapat menggunakan sumpah sebagai buktinya. Jika
ia berani bersumpah sebanyak empat kali yang menyatakan bahwa dia termasuk orang-orang
yang benar, dan pada sumpah kelima ia menyatakan bahwa laknat Allah SWT atas dirinya
jika ia termasuk yang berdusta, maka ucapan sumpah itu dapat mengharuskan isterinya

11 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


dijatuhi hukuman rajam. Namun demikian, jika isterinya juga berani bersumpah sebanyak
empat kali yang isinya bahwa suaminya termasuk orang-orang yang berdusta, dan pada
sumpah kelima ia menyatakan bahwa bahwa lanat Allah SWT atas dirinya jika suaminya
termasuk orang-orang yang benar, dapat menghindarkan dirinya dari hukuman rajam. Jika ini
terjadi, keduanya dipisahkan dari status suami isteri, dan tidak boleh menikah selamanya.
Inilah yang dikenal dengan li’an.
Tuduhan perzinaan harus dapat dibuktikan dengan bukti-bukti yang kuat, akurat, dan
sah. Tidak boleh menuduh seseorang melakukan zina tanpa dapat mendatangkan empat orang
saksi.
Adapun dosa perbuatan zina itu mempunyai tingkatan tersendiri. Apabila dilakukan
dengan perempuan lain (Bukan muhrim artinya wanita yang boleh dikawin) yang tidak
bersuami maka dosanya besar. Apabila dilakukan dengan perempuan yang sudah bersuami,
dosanya lebih besar. Lebih besar lagi apabila zina dilakukan dengan tetangga. Dan lebih besar
dari semuanya itu zina yang dilakukan dengan yang masih muhrim (Wanita muhrim artinya
wanita yang tidak boleh dikawini.).
Apabila perbuatan zina dilakukan oleh seorang yang sudah melangsungkan
pernikahan, maka dosanya lebih besar dibanding dengan orang yang belum melangsungkan
pernikahan. Dosa itu lebih besar lagi jika zina dilakukan oleh seorang yang telah lanjut usia,
dibanding dengan yang dilakukan oleh kaum muda. Hal ini dipertimbangkan lantaran orang
lanjut usia dianggap berpikir lebih masak. Dan zina yang dilakukan oleh orang yang mengerti
hukum-hukum agama lebih berat ketimbang orang yang tidak mengerti pengetahuan agama.
Sekarang menjadi sangat jelas bahwa Islam melarang keras hubungan seksual atau
hubungan biologis di luar perkawinan, apapun alasannya. Karena perbuatan ini sangat
bertentangan dengan fitrah manusia dan mengingkari tujuan pembentukan rumah tangga yang
sakinah, mawaddah, warahmah. Islam menghendaki agar hubungan seksual tidak saja sekedar
memenuhi kebutuhan biologis, tetapi islam menghendaki adanya pertemuan dua jiwa dan dua
hati di dalam naungan rumah tangga tenang, bahagia, saling setia, dan penuh kasih sayang.
Dua insan yang menikah itu akan melangkah menuju masa depan yang cerah dan memiliki
keturunan yang jelas asal usulnya. Sungguh idah, bukan?
Tujuan pernikahan itu akan menjadi rusak porak-poranda jika dikotori dengan zina.
Sehingga tidak mengherankan jika perzinaan akan banyak menimbulkan problema sosial yang
sangat membahayakan masyarakat, seperti bercampuraduknya keturunan, menimbulkan rasa
dendam, dengki, benci, sakit hati, dan menghancurkan kehidupan rumah tangga. Sungguh
Allah SWT dan Rasulullah melindungi kita semua dengan ajaran yang sangat mulia.

12
Begitu banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari pergaulan bebas, patut menjadi
perhatian bagi generasi muda bahwa mereka sedang mempertaruhkan masa depannya dengan
terlibat dalam pergaulan bebas yang melampaui batas. Bergaul memang perlu tapi
seyogyanya dilakukan dalam batas wajar, tidak berlebihan. Remaja adalah tumpuan masa
depan bangsa, jika moral dan jasmaniah para remaja mengalami kerusakan maka begitu pula
masa depan bangsa dan negara akan mengalami kehancuran. Jadi, jika kalian masih
memikirkan masa depan diri dan juga keturunan sebaiknya selalu konsisten untuk
mengatakan tidak pada pergaulan bebas karena dampak pergaulan bebas bersifat sangat
merusak bagi dari segi moral maupun jasmaniah.
Diantara dampak negatif zina adalah sebagai berikut :
1) Mendapat laknat dari Allah SWT dan rasul-Nya
2) Dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat
3) Nasab menjadi tidak jelas
4) Anak hasil zina tidak bisa dinasabkan kepada bapaknya
5) Anak hasil zina tidak berhak mendapat warisan

Aktivitas Siswa ! Carilah ayat al Qur’an/Hadits tentang zina


lalu bacakan dengan dipuisikan atau lagu:
Zina mata terjadi dengan melihat
Zina telinga terjadi dengan mendengar
Zina lidah terjadi dengan bicara
Zina kaki terjadi dengan berjalan
Zina hati terjadi dengan berhasrat

F. Adab Berpakaian Sesuai Syariat


Islam
Manusia adalah makhluk Allah swt yang terbaik disbanding ciptaan Allah lainnya.
Manusia akan lebih bermartabat apabila mampu melindungi dirinya dengan iman dan amal
soleh sehingga akan lebih mulia di mata Allah swt maupun sesamanya begitu pulasebaliknya.
Firman Allah swt dalam Q.S.At Tin.
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan harkat dan martabat manusia .
perhatian tersebut dimaksudkan agar setiap orang menjalani kehidupannya dengan baik dan
benar termasuk dalam hal berpakaian.

13 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Ada ungkapan “ menjadi orang terhormat itu baik, tapi jauh lebih baik menjadi orang
yang bisa menjaga kehormatannya”. Artinya dalam kehidupan sehari-hari banyak orang
merasa bangga dan terhormat karena kekayaan, jabatan, dan penampilan fisiknya.
Namun tidak sedikit dari mereka lupa menjaga kehormatannya, sehingga berujung pada
kerendahan akhlak dan perilaku yang jauh dari nilai-nilai Islam. Salah satunya adalah dalam
hal mengenakan pakaian. Sering kita lihat banyak orang memakai pakaian salah ukur, dan
salah tempat, terutama dikalangan remaja bahkan mungkin salah niat dan fungsi dalam
mengenakan pakaian tersebut.
Bagaimana Islam mengatur dan member bimbingan dalam berpakaian? Untuk lebih
jelasnya simak pembahasan berikut !
1. Memahami Adab berpakaian Menurut Ketentuan Islam
Islam mengatur ketentuan berpakaian bagi laki-laki dan perempuan ketentuan tersebut
dimaksudkan untuk dijadikan pedoman agar dalam pelaksanaannya memberikan kebaikan bagi
pemakainya, tidak sekedar untuk melindungi badan dari udara dan panas matahari, tetapi lebih
memiliki makna ibadah dan meningkatkan keimananan dan ketakwaan kepada Allah swt artinya
berbusana sesuai dengan ketentuan Islam dapat dijadikan sarana meningkatkan iman dan takwa
kepada Allah swt. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan adab berpakaian sesuai dengan
ketentuan Al Qur’an dan Hadits sebagai berikut:
Adapun ketentuan berpakaian sesuai syariat Islam setidaknya memenuhi tiga ketentuan sebagai
berikut:
a. Nilai religious; pakaian hendaknya berfungsi untuk menutup aurat dengan tujuan untuk
menjaga kehormatan dan harga diri manusia, serta bernilai ibadah. Bagi perempuan seluruh
bagian tubuhnya merupakan aurat, kecuali wajah dan telapak tangan sedangkan bagi laki-laki
aurat yanh harus ditutupi mulai dari bagian pusar sampai lutut. Jika mengenakan pakaian
tidak sesuai dengan ketentuan diatas , maka tindakan tersebut termasuk melanggar apa yang
ditentukan Allah swt.
b. Nilai estetika; yakni nilai seni yang akan memeberikan kepatutan, keindahan dan kebaikan
bagi pemakainya.
c. Nilai Medis; yakni untuk melindungi kesehatan manusia dari berbagai penyakit atau
gangguan alam. Dengan memakai pakaian tubuh manusia akan lebih terlindungi dan terjaga
dari teriknya matahari dan dinginnya suhu udara.
2. Menghayati Adab Berpakaian Menurut Islam
Mengenakan pakaian dengan didasari atas pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilaiIslam
akan lebih memberi makna dan manfaat bagi pemakainya.
3. Menerapkan Adab berpakaian menurut Islam

14
Betapa perhatiannyanya Allah swt kepada umat manusia, perhatian itu ditunjunjukkan melalui Al
Qur’an dan Hadits termasuk dalam hal berpakaian. Tujuannya adalah untuk menjaga harkat dan
martabat manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
Bagi seorang laki-laki dan perempuan
1) Berpakaian dengan niat beribadah kepada Allah swt
2) Mendahulukan anggota badan yang kanan ketika hendak berpakaian
3) Mendahulukan anggota badan yang kiri ketika hendak melepas pakaian
4) Bahan tidak boleh sutra dan emas
5) Menutup aurat dengan memenuhi kriteria etika dan estetika
6) Pakaian yang dipakai dalam kondisi bersih, tidak najis karena sewaktu-waktu bisa untuk solat
7) Disunahkan memilih warna putih dimaksudkan agar senantiasa terjaga dan ingat akan
kematian, karena pada saat meninggal akan mengenakan kain kafan berwarna putih
Bagi Perempuan :
8) Memanjangkan kerudungnya sampai menutup dada
9) Tidak ketat sehingga Nampak lekuk tubuh, karena hal demikian akan mengundang keburukan
4. Membiasakan Adab Berpakaian Menurut Islam
a. Yakinkan dalam hati bahwa mengenakan pakaian sesuai ketentuan Islamakan mendatangkan
kebaikan
b. Lakukan secara terus menerus dalam setiap kepentingan semata-mata diridhai Allah swt
c. Hindari rasa terpaksa, tumbuhkan rasa sebang dan percaya diri dalam mengenakan pakaian
sesuai ketentuan Islam

Renungan
Pakaian seorang muslim dan muslimat
yang sesuai dengan ajaran Islam akan
bernilai ibadah sehingga berpahala di
dunia dan akherat

G. Uswah Hasanah

Maksiat…?! Boleh-boleh aja..Asalll….!!!Penuhi dulu syaratnya…!


Suatu ketika seorang lelaki mendatangi Ibrahim bin Ad-ham, ia mengatakan: “Wahai Abu
Ishaq (panggilan kesayangan Ibrahim)! Sungguh, aku ini orang yang terlalu menuruti hawa
nafsuku, maka ku mohon berikan aku nasihat yang dapat mencegah dan menyelamatkan
hatiku!

15 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Maka Ibrahim mengatakan: “Jika kamu setuju dan mampu menerapkan lima perkara ini,
maka kemaksiatan tidak lagi membahayakanmu, dan kenikmatan tidak lagi
menjerumuskanmu”.
Lelaki itu mengatakan: “Wahai Abu Ishaq, Sebutkanlah lima perkara itu!”
Ibrahim mengatakan: “Yang pertama: Jika kamu ingin melakukan maksiat kepada Allah
SWT, maka janganlah makan dari rizki-Nya!”
Maka lelaki itu mengatakan: “Lantas dari mana aku akan makan, sedang semua yang ada di
bumi ini termasuk rizki-Nya?!”
Ibrahim menimpali: “Jika demikian, Apakah pantas kamu makan dari rizki-Nya, lalu kamu
melakukan maksiat pada-Nya?!”
Lelaki itu mengatakan: “Tentunya tidak… Sebutkanlah yang kedua!”
Ibrahim mengatakan: “Jika kamu ingin bermaksiat pada-Nya, maka jangan menempati negeri
milik-Nya!”
Maka lelaki itu mengatakan: “Ini malah lebih berat dari yang pertama… Jika semua negeri
dari timur sampai barat itu milik-Nya, lantas dimana aku akan bertempat?!”
Ibrahim menimpali: “Jika demikian, Apakah pantas kamu makan dari rizki-Nya dan
menempati negeri milik-Nya, lalu kamu melakukan maksiat pada-Nya?!”
Lelaki itu mengatakan: “Tentunya tidak… Sebutkanlah yang ketiga!”
Ibrahim mengatakan: “Jika kamu ingin bermaksiat pada-Nya, sedang kamu mendapat rizki
dari-Nya dan menempati negeri milik-Nya, maka carilah tempat yang tidak bisa terlihat oleh-
Nya, lalu lakukanlah maksiat di tempat itu!”
Maka lelaki itu mengatakan: “Wahai Ibrohim, bagaimana ini mungkin, sedang Dia bisa
melihat apapun yang tersembunyi?!”
Ibrohim menimpali: “Jika demikian, apakah pantas kamu makan dari rizki-Nya, dan
menempati negeri milik-Nya, kemudian kamu melakukan maksiat kepada-Nya padahal Dia
melihatmu dan semua gerak-gerikmu?!”.
Lelaki itu menjawab: “Tentunya tidak… Sebutkanlah yang keempat!”
Ibrohim mengatakan: “Jika nanti datang Malaikat Kematian untuk mencabut nyawamu, maka
katakan padanya: ‘Tanggguhkanlah kematianku, sehingga aku bisa menjalani taubat nasuha
dan melakukan amalan-amalan yang baik’!”
Maka lelaki itu mengatakan: “Ia takkan menuruti permintaanku”
Ibrahim menimpali: “Jika kamu tidak mampu menolak kematian untuk bertaubat, dan kamu
tahu bahwa jika datang kematian maka tidak mungkin lagi ditangguhkan, lantas bagaimana
kamu akan menyelamatkan diri?!”

16
Lelaki itu mengatakan: “Sebutkanlah yang kelima!”
Ibrahim mengatakan: “Jika Malaikat Zabaniyah nanti datang untuk menggiringmu ke Neraka,
maka jangan mau pergi bersamanya!”
Lelaki itu mengatakan: “Mereka tidak akan membiarkan dan mendengarkan ucapanku”
Ibrahim menimpali: “Lantas bagaimana kamu mengharapkan keselamatan?!”
Maka lelaki itu mengatakan: “Wahai Ibrahim, cukup… cukup… Aku sekarang mohon ampun
dan bertaubat kepada-Nya”
Akhirnya lelaki itu selalu menemani Ibrahim dalam ibadah, hingga kematian memisahkan
keduanya…
(Diterjemahkan oleh: Abu Abdillah Addariny, dari Kitab at-Tawwaabiin, karya al-Muwaffaq
Ibnu Qudamah al-Maqdisi, hal: 285-286).

H. Rangkuman

1. QS Al-Isra’ (17) ayat 32 mengandung pesan-pesan mengenai larangan mendekati


zina karena zina merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.
2. Zina adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami isteri di luar tali
pernikahan yang sah.
3. QS An-Nur (24) ayat 2 berisi perintah Allah SWT untuk mendera pezina
perempuan dan pezina laki-laki masing-masing seratus kali.
4. Zina dikategorikan menjadi 2 macam :
a. Muhsan, yaitu pezina sudah baligh, berakal, merdeka, sudah pernah
menikah. Hukuman terhadap muhsan adalah didera seratus kali dan rajam
(dilempari dengan batu sederhana sampai mati)
b. Ghairu Muhsan,yaitu pezina masih lajang, belum pernah menikah.
Hukumannya adalah didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun.
5. Tuduhan perzinaan harus dapat dibuktikan dengan bukti-bukti yang kuat, akurat,
dan sah. Tidak boleh menuduh seseorang melakukan zina, tanpa dapat
mendatangkan empat orang saksi.
6. Diantara dampak negatif zina adalah sebagai berikut :
a. Mendapat laknat dari Allah SWT dan rasul-Nya
b. Dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat
c. Nasab menjadi tidak jelas
d. Anak hasil zina tidak bisa dinasabkan kepada bapaknya
e. Anak hasil zina tidak berhak mendapat warisan (husnuzan)

17 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


I.EVALUASI

I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling tepat
1. Perhatikan ayat berikut ini :

Hukum bacaan tajwid yang terdapat dalam potongan ayat tersebut adalah ....
A. mad jaiz munfasil, mad thabi’i, dan mad iwadl
B. mad jaiz munfasil, mad thabi’i, dan mad aridl
C. mad wajib muttasil, mad thabi’i, dan mad aridl
D. mad wajib muttasil, mad badal, dan mad iwadl
E. mad wajib muttasil, mad thabi’i, dan mad iwadl

2. Perhatikan ayat berikut ini :

Ayat ayat tersebut berisi tentang....


A. hukuman bagi para pelaku perbuatan zina
B. sangsi bagi para pelaku perbuatan kriminal
C. zina merupakan salah satu perbuatan asusila
D. zina merupakan salah satu perbuatan kriminal
E. hukuman bagi para pelaku perbuatan asusila

3. Perhatikan ayat berikut ini :

Hukum bacaan tajwid yang terdapat dalam potongan ayat tersebut adalah ....
A. 1 bacaan ikhfa, 2 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad thabi’i
B. 1 bacaan ikhfa, 2 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad badal
C. 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar halqi, dan 1 mad thabi’i
D. 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad thabi’i
E. 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad badal

4. Tanda-tanda kiamat sudah dekat yang dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Qatadah adalah....
A. populasi perempuan meledak, lelaki semakin banyak, mengkonsumsi narkoba
menjadi hal biasa, dan merebaknya perbuatan kriminal
B. ilmu menjadi langka, kriminalitas merajalela, meminum minuman keras menjadi
hal biasa, dan merebaknya narkoba
C. ilmu menjadi langka, kebodohan merajalela, merokok menjadi hal biasa, dan
merebaknya zina
D. ilmu menjadi langka, genk motor merajalela, mengkonsumsi narkoba menjadi hal
biasa, dan merebaknya zina
E. ilmu menjadi langka, kebodohan merajalela, meminum minuman keras menjadi
hal biasa, dan merebaknya zina

18
5. Salah satu dampak negatif dari perbuatan zina yang akan ditimpakan bagi
pelakunya pada saat masih di dunia adalah ....
A. menghilangkan wibawa
B. akalnya menjadi tumpul
C. jabatannya menjadi terancam
D. tidak memiliki teman
E. susah melakukan komunikasi

6. HIV/AIDS merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan sangat sulit


disembuhkan. Cara untuk menanggulangi penularan penyakit ini secara massif
adalah ....
A. menerapkan pola hubungan seks yang sehat dengan setia kepada pasangan
masing-masing
B. jika sudah terlanjur memeiliki gaya hidup dan pergaulan bebas, maka cukup
menghindari narkoba
C. memakan makanan yang berkualitas tinggi, mengkonsumsi obat penangkal, dan
berhati-hati memilih pasangan
D. menghindari rokok, minuman keras, dan narkoba, meskipun sulit menghindari
pergaulan bebas
E. tidak melakukan perbuatan kriminal, rajin berolah raga, dan pilih-pilih dalam
pergaulan bebas

7. Hukuman bagi pelaku zina menurut QS An Nur (24) ayat 2 adalah didera
sebanyak....
A. 3 kali
B. 7 kali
C. 10 kali
D. 99 kali
E. 100 kali

8. Meskipun bekerja sebagai resepsionis di hotel berbintang, Ira tetap mengenakan


jilbab. Dia menyadari bahwa memakai jilbab merupakan ....
A. hak sebagai perempuan
B. kewajiban menutup aurat
C. kebebasan memilih mode
D. pakaian yang paling cocok
E. model pakaian yang disukai atasan

9. Batasan aurat seorang laki-laki adalah ....


A. bagian tubuh antara pusar dan lutut
B. seluruh bagian tubuh kecuali muka dan telapak tangan
C. seluruh bagian tubuh yang tidak etis dilihat
D. bagian tubuh tertentu di sekitar kemaluan
E. bagian tubuh yang tertutup baju dan celana

10. Batasan aurat seorang perempuan adalah ....


A. bagian tubuh tertentu di sekitar dada dan kemaluan
B. bagian tubuh yang tertutup baju dan bawahan
C. bagian tubuh antara pusar dan lutut
D. seluruh bagian tubuh kecuali muka dan telapak tangan

19 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


E. seluruh bagian tubuh yang tidak etis dilihat oleh pria

A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini !


1. Jelaskan pengertian zina!
2. Apakah hukuman bagi orang yang berzina ?
3. Apakah dampak negatif dari pergaulan bebas ?
4. Sebutkan contoh-contoh nyata dari bentuk pergaulan bebas saat ini !
5. Bagaimana cara menghindari zina bagi remaja dan kawula muda ?

B. Refleksi
Berilah tanda “centang” (  ) yang sesuai dengan kebiasaan kamu terhadap
pernyataan-pernyataan yang tersedia !

Kebiasaan
No. Kegiatan selalu sering jarang Tdk pernah
skor 0 skor 1 2 skor 3
1 Merokok
2 Mengujungi klub malam
3 Mengikuti geng motor
4 Begadang
5 Melihat pornografi
skor 3 skor 1 skor 2 skor 3
6 Salat lima waktu
7 Puasa sunah
8 Olah raga
9 Membaca Al Quran
10 Ekstrakurikuler

ً‫ال‬
َ ‫إنَصبرتمَعلىَاألشقَقليالًَإستمتعكمَعلىَالأللذَطوي‬
jika kita bersabar dalam kesusahan yang sebentar
niscaya kita menemukan kebahagiaan yang lama

20
21 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Modul.2
Memelihara Ketaatan Dengan Beriman
Kepada Malaikat Allah SWT

Kompetensi Dasar (KD)

1.1 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Malaikat-malaikat Allah SWT.


3.6 Memahami makna beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT.
4.4 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Malaikat-malaikat Allah
SWT

Indikator Pencapaian Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan dapat mampu:


1) Menunjukkan dalil naqli dan aqli terkait dengan iman kepada Mal;aikat Allah.
2) Menyebutkan pengertian sifat-sifat Malaikat Allah..
3) Menjelaskan makna sifat-sifat Malaikat Allah.
4) Mengidentifikasi perilaku beriman kepada Malaikat Allah.
5) Melaksanakan perintah Allah atas dasar iman kepada Malaikat Allah.
6) Mencontohkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Malaikat
Allah

Peta Konsep

Siapa Malaikat Itu ?

Nama dan Tugas Malaikat


IMAN KEPADA
MALAIKAT
Perbedaan Malaikat dan
Manusia

Perilaku Beriman Kepada


Malaikat
Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peserta didik dalam mempelajari materi ini
adalah:

1. Peserta didik mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan
alat) nama-nama malikat beserta tugasnya, ayat-ayat al-Qur’an serta hadits terkait,
2. Peserta didik mengkritisi /menanya (mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke
yang bersfiat hipotesis - diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi
suatu kebiasaan),
3. Peserta didik mengeksplor/mengeksperimen (menentukan data yang diperlukan dari
pertanyaan yang diajukan - menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, ekperime -
mengumpulkan data,
4. Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori,
menentukan hubungan data/kategori - menyimpulkan dari hasil analisis data - dimulai
dari unstructured-uni structure-multi structure-complicated structure.
5. Peserta didik mengkomunikasikan (menyampaikan hasil konseptualisasi - dalam bentuk
lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya).

A. Muhasabah

Apa kalian meyakini adanya malkaikat ? Apa pula yang mendorong kalian untuk beramal
saleh dan menghindari perbuatan buruk ? Bukankah karena adanya iman yang menghujam
dalam hati akan adanya malaikat sehingga kita terdorong beramal baik dan berusaha menjauhi
keburukan ? Karena Allah akan membalas apa yang kita lalukan.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah saw bersabda : “
Sesungguhnya Allah yang Maha Suci dan Maha Luhur mempunyai malaikat yang berkeliling
dan utama sifatnya. Mereka itu mencari majelis – majelis dzikir. Apabila mereka menemukan
suatu majelis yang di dalamnya berisi dzikir lalu merekapun duduklah beserta hadirin yang
ada disitu. Mereka berbaris antara yang sebagian dengan yang lainnya dengan merapikan letak
sayapnya hingga memenuhi tempat-tempat yang ada di antara mereka dengan langit”.
Rasulullah s.a.w melanjutkan sabdanya:” Allah ‘azza wa jalla lalu bertanya dan Dia adalah
lebih mengetahui tentang keadaan hamba-hamba-Nya: Dari mana kamu semua datang?
Para malaikat menjawab: kami semua datang dari tempat hamba-hamba-Mu di bumi.
Mereka itu sama memahasucikan, memahabesarkan, mengesakan, memuji serta memohon
kepadaMu”.
Allah : Apakah yang mereka minta kepadaKu?
Malaikat : mereka memohonkan surgaMu”
Allah : apakah mereka sudah pernah melihat surgaKu?
Malaikat : belum ya Tuhan”

Aktivitas Siswa
Coba amati gambar di atas. Tatap pelan-pelan. Hadirkan
hati dan perasaan anda, kuatkan pandangan dengan iman.
Subhanallah; Maha Suci Allah yang telah menghamparkan
bumi ini dan melengkapi dengan segala fasilitasnya.
Malaikat yang ditugasi Allah sebagai tentara-Nya.
Malaikat pula yang setiap saat turun ke bumi
menyambangi manusia dan mencacat amal perbuatan
manusia.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah telah bersabda:


"Para malaikat malam bergantian dengan malaikat siang dalam mengawasi kalian. Mereka
bertemu saat shalat ashar dan shubuh."
Kemudian Rasulullah menjelaskan, malaikat yang semalaman mengawasi manusia, naik ke
langit dan melaporkan hasilnya tugasnya.
"Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku ketika kalian tinggalkan?" Allah bertanya pada
mahluk cahaya itu.
"Kami meninggalkan mereka dalam keadaan sedang shalat, kami pun datang pada mereka juga
dalam keadaam shalat. Maka ampunilah mereka pada hari kiamat." kata malaikat.
Bayangkan ketika malaikat datang, kita sedang melakukan shalat shubuh. Ketika mereka pergi
kitapun sedang melakukan shalat Ashar. Laporan yang akan diberikan pada Allah tentu akan
baik dan mulus. Tak hanya itu, para malaikat memberikan "rekomendasi" ampunan pada Allah
untuk kita yang sedang shalat saat mereka tinggalkan.
Mari kita renungkan juga kondisi sebaliknya. Pada saat mereka datang di waktu Shubuh hari,
kita masih terlelap tidur, meringkuk di dalam hangat selimut. Atau saat mereka pergi di waktu
Ashar, kita sedang sibuk dengan segala pekerjaan. Tentu laporan pun akan berwarna merah.
Jika kita terlambat, angka yag tercatat akan berwarna merah. Meski kita masuk kerja, tetap
saja nilai kita berkurang di depan atasan tempat kita bekerja.
Begitu juga yang terjadi pada Allah, sebagai "atasan" dalam hidup kita. Jika kita ingin
memperbaiki catatan dan prestasi di depan Allah sebetulnya mudah saja. Kenapa kita tidak
melakukan shalat tepat waktu ketika malaikat-malaikat melaporkan hasil tugasnya. Oleh
karena itu mari kita shalat tepat waktu.

B.Siapakah Malaikat
Itu
Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 49-50 Allah berfirman :

Artinya : Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua
makhluk yang melata di bumi dan (juga) para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak
menyombongkan diri. Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan
melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).(QS. An-Nahl/16 : 49-50).

Kata malaikat menurut bahasa adalah malakun; berarti utusan, risalah atau misi. Menurut
istilah malaikat adalah makhluk ciptaan Allah SW) yang terbuat dari cahaya, tidak makan,
tidak minum, tidak tidur, dan tidak berjenis kelamin. Malaikat tidak membutuhkan makan,
minum, tidur, dan keinginan fisik apa pun. Mereka menghabiskan waktunya untuk mengabdi
kepada Allah; senantiasa taat kepada perintah-perintah-Nya dan tidak pernah mendurhakai-
Nya. Hadits Rasulullah Muhammad SAW yang menyatakan tentang penciptaan malaikat di
antaranya adalah sebagai berikut:

‫خلقت الملئكة من نور وخلقت الجن من مارج من نار وخلقت أدم مما وصف لكم‬
)‫(رواه مسلم‬

Artinya: " Malaikat Aku (Allah) ciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari gugusan api,
dan Adam dari apa yang telah diterangkan pada kamu semua." (HR
Muslim).

Berdasarkan hadis qudsi tersebut, malaikat diciptakan dari cahaya yang karakternya
memantulkan cahaya pada hati manusia dan kedamaian di bumi. Manusia diciptakan dari
tanah yang karakternya tenang, diam, stabil, sedangkan jin diciptakan dari api yang sifatnya
selalu bergerak, bergejolak, dan tidak pernah tenang. Para malaikat mempunyai karakter patuh
hanya pada Allah. Mereka melaksanakan tugas mengatur dan menertibkan alam semesta serta
tidak pernah mengeluh. Malaikat senantiasa melaksanakan perbuatan-perbuatan yang sesuai
dengan kehendak-Nya dan tidak pernah melakukan perbuatan di luar kehendak Allah.
memantulkan cahaya kedamaian pada manusia
Beriman kepada malaikat artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah
telah menciptakan makhlukNya berupa malaikat yang senantiasa bertasbih dan bersujud
kepadaNya, selalu taat terhadap perintah-perintah-Nya dan tidak pernah durhaka kepada-Nya.
Keberadaan mereka dalam wujudnya yang asli tergolong sebagai makhluk gaib yang tidak
bisa dilihat manusia.
Menurut Syaikh Muhammad bin `Abdul Wahhab al-`Aqiil mengatakan, “Dalil-dalil
dari al-Qur`an, as-Sunah dan ijma` kaum muslimin (tentang malaikat) menunjukkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Malaikat merupakan salah satu makhluk di antara makhluk-makhluk ciptaan Allah.
2. Allah menciptakan mereka untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana Allah menciptakan
jin dan manusia juga untuk beribadah kepada-Nya semata.
3. Mereka adalah makhluk yang hidup, berakal, dan dapat berbicara.
4. Malaikat hidup di alam yang berbeda dengan alam jin dan manusia. Mereka hidup di alam
yang mulia lagi suci, yang Allah memilih tempat tersebut di dunia karena kedekatannya,
dan untuk melaksanakan perintah-Nya.
C. Nama Tugas Malaikat

Jumlah Malaikat secara keseluruhan hanya Allah SWT yang tahu, bahkan
dimungkinkan lebih banyak dari jumlah manusia itu sendiri. Sedangkan jumlah yang wajib
diketahui oleh manusia sesuai informasi Al-Qur`an sebanyak 10 Malaikat.

  
 
 
             
   
    
    
   
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang
menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus
berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing
(ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Fatir : 1)

Mutiara Hadits
Sesungguhnya para
malaikat itu meletakkan
sayapnya bagi penuntut
ilmu, karena ridha dengan
apa yang dilakukannya.
(HR. Abu Daud dan
Tirmimidzi)

Di antara nama-nama dan tugas malaikat yaitu :


1. Malaikat Jibril
Allah memberikan tugas kepada Malaikat Jibril untuk memberikan wahyu kepada para
nabi dan rasul. Ketika wahyu telah terhenti, Jibril memberikan ilham kepada orang-
orang saleh yang dikehendaki oleh Allah.
Artinya : Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu Telah
menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-
orang yang beriman. (QS. Al-Baqarah/2 : 97).

2. Malaikat Mikail
Mikail bertugas mengatur kesejahteraan makhluk, menurunkan rikzi kepada semua
makhluk Allah yang tersebar di alam semesta ini.

Artinya : Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-


rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang
kafir.(QS. Al-Baqarah/2 : 98).

3. Malaikat Israfil
Allah menugaskan kepada Malaikat Israfil untuk meniup sangkakala pada hari
Kiamat. Yaitu saat meletusnya kiamat kubra hingga dibangkitkannya manusia
menuju alam mahsyar.


Artinya : Dan ditiuplah sangkalala. Maka tiba-tiba mereka kelua dengan
segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. (QS. Yasin /36 :
51).
4. Malaikat Izra`il
Izrail disebut juga Malaikat Maut. Bertugas sebagai pencabut nyawa manusia dan
semua makhluk yang bernyawa di alam ini.

Artinya : (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para
malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum, masuklah kamu
ke dalam syurga itu disebabkan apa yang Telah kamu kerjakan".(QS. An-Nahl/16 :
32).

5. Malaikat Raqib dan Atid


Semua amal manusia dicacat oleh malaikat. Malaikat Raqib mencatat ama kebaikan
sedangkan Malikat Atid mencatat amal buruk.

Artinya : (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang
duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun
yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu
hadir. (QS. Qaf/50 : 17-18).

Malaikat Mencata Amal Yang Kita Lakukan


6. Malaikat Munkar dan Nakir,
Kedua malaikat ini bertugas mengajukan pertanyaan kepada manusia di dalam kubur.
Munkar dan Nakir-lah yang menginterogasi orang yang sudah meninggal di alam
kubur. Bila ruh orang tersebut bisa menjawab dengan benar, maka ia akan selamat.
Bila tidak, ia akan celaka.

7. Malaikat Malik
Malaikat Malik disebut juga Malaikat Zabaniyah. Allah memberikan tugas kepada
Malaikat Malik untuk menjaga neraka dan memimpin para malaikat penyiksa
penghuni neraka.

Artinya : Mereka berseru: "Hai Malik, Biarlah Tuhanmu membunuh kami saja".
dia menjawab: "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)". (QS. Azzukhruf/43 :
77).

8. Malaikat Ridwan,
Malaikat Ridwan bertugas sebagai penjaga Surga dan memimpin malaikat lain untuk
melayani para penghuni surga.
Artinya : Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga
berombong-rombongan (pula). sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang
pintu-pintunya Telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya:
"Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga
ini, sedang kamu kekal di dalamnya". (QS. Azzumar/39 : 73).

Dengan mengetahui nama dan tugas 10 Malaikat tersebut di atas diharapkan bagi
seorang muslim untuk mengaplikasikannya dalam sikap dan prilaku kehidupan sehari-hari,
sehingga beriman kepada Malaikat tersebut dapat menimbulkan manfaat dan hikmah bagi
keshalehan prilaku pelakunya.

Aktivitas Siswa
Lengkapi Tabel Berikut!

No. Nama Malaikat Tugas Dalil Naqli


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

D.Perbedaan Manusia das Malaikat

Kita telah memahami bahwa pengetahuan kita tentang Malaikat hanyalah berdasar pada
dalil wahyu. Maka, wahyu jugalah yang menjelaskan kepada kita bagaimana sifat-sifat yang
dimiliki Malaikat yang membedakan mereka dengan makhluk yang lainnya. Sebagai makhluk
ciptaan Allah, manusia memiliki perbedaan dengan Malaikat. Perbedaan tersebut dapat dilihat
dari beberapa aspek berikut:
1. Sifat-sifatnya
a. Manusia sebagai makhluk zhahir, yang tampak dan dapat dilihat mata manusia,
sedangkan Malaikat dalam bentuk aslinya merupakan makhluk gaib yang tidak dapat
dilihat.
b. Manusia ada yang taat dan durhaka kepada Allah, sedangkan Malaikat semuanya taat,
berbakti dan bertakwa kepada Allah.
c. Manusia mempunyai jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), menikah dan
berkembang biak, sedangkan Malaikat tidak memiliki jenis kelamin, tidak memiliki
nafsu, dan tidak berkembang biak.
d. Malaikat senantiasa takut kepada Allah dan selalu menaati perintah-perintahNya.
Sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam firman-Nya:

Artinya : “Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan
senantiasa melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (An-
Nahl/16: 50)

Artinya : “Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka


mengerjakan perintah-perintahNya.” (Al-Anbiya/21: 27)

e. Malaikat bersikap kasar dan keras kepada penghuni neraka


Firman Allah dalam QS At-Tahrīm ayat 6:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu


dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
Malaikat-Malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (At-Tahrīm/66: 6)

f. Mengatur segala urusan


Firman Allah dalam QS Fātir/35: 1
Artinya: “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai
sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.(QS Fathir /35 : 1)

2. Asal Kejadiannya
Dilihat dari asal kejadiannya, manusia diciptakan Allah dari tanah, sedangkan Malaikat
diciptakan Allah dari cahaya. Jin diciptakan Allah dari api sesuai dengan hadits Qudsi
berikut:

‫خلقت الملئكة من نور وخلقت الجن من مارج من نار وخلقت أدم مما وصف لكم‬
)‫(رواه مسلم‬
Artinya: Malaikat Aku (Allah) ciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari gugusan api, dan
Adam dari apa yang telah diterangkan pada kamu semua." (HR Muslim).
3. Tugas dan Kewajibannya
Manusia ditugaskan Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi dengan segala tugas dan
kewajibannya yang beraneka ragam, sedangkan Malaikat diciptakan oleh Allah dengan
tugasnya yang khusus. Seperti: menurunkan wahyu, membagi rezeki, meniup sangkakala,
mencabut nyawa, mencatat amal, menanyai manusia di dalam kubur, menjaga surga,
menjaga neraka, dan lain-lain.
4. Derajat dan Kedudukannya
Secara umum, manusia memiliki derajat dan kedudukan yang lebih mulia daripada
makhluk-makhluk Allah yang lain, bahkan dari malaikat sekalipun. Hal itu karena
berbagai kelebihan dan tugas yang diembankan Allah kepadanya. Kemulian manusia yang
lebih daripada malaikat ditegaskan dengan bukti bahwa Allah menyuruh kepada malaikat
untuk sujud kepada nabi Adam setelah nabi Adam menjelaskan ilmu yang diajarkan oleh
Allah SWT.

    


   
   
 
164.Tiada seorangpun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan
yang tertentu,
165.Dan Sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan
perintah Allah).
166.Dan Sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah).
(QS. As-Shaffat : 164-166)
E.Perilaku Beriman Kepada Malaikat
Allah SWT

Orang yang beriman/percaya kepada malaikat tentunya akan selalu berhati-hati dalam
berperilaku karena mereka mempercayai ada malaikat yang selalu mendampingi manusia
dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini. Beberapa perilaku yang
menggambarkan tanda-tanda orang yang beriman kepada malaikat antara lain:
1. Selalu berhati-hati dengan mempertimbangkan suara hati yang baik karena ada malaikat
Jibril yang selalu mengawal manusia dengan wahyu dan ilmu.
2. Selalu optimis dalam mencari penghidupan karena yakin ada malaikat mikail yang
membagi rizki manusia.
3. Hidup di dunia tidak semena-mena, karena yakin kehidupan ini akan berakhir ketika
malaikat Israfil melaksanakan tugasnya.
4. Berusaha untuk memperbanyak perbuatan baik sebelum malaikat Mikail melaksanakan
tugasnya untuk mencabut nyawa.
5. Selalu berhati-hati dalam berbuat karena ada malaikat Rokib dan ‘Atid yang selalu
mencatat amal baik dan buruk.
6. Selalu berusaha berbuat baik untuk persiapan setelah mati karena yakin ada malaikat
Munkar dan Nakir yang menanyai di dalam kubur.
Nabi saw. Bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba (yang meningggal) apabila telah
diletakkan di dalam kubur dan para pengantarnya telah meninggalkannya, sesungguhnya
ia akan mendengar derap sandal mereka. Kemudian datanglah dua Malaikat (Munkar dan
Nakir) dan mendudukkannya, seraya bertanya kepadanya: Bagaimana pendapatmu tentang
orang ini (Muhammad saw.)? Apabila ia seorang mukmin maka akan menjawab: Saya
bersaksi bahwa dia hamba Allah dan utusan-Nya Kemudian dikatakan kepadanya:
Lihatlah tempatmu di neraka, sunggguh Allah telah menggantikannya buat kamu di surga.
Kemudian ia akan melihat kedua tempat itu semua (surga dan neraka).” (HR. Al-Bukhari
dan Muslim).

7. Menjauhi segala larangan Allah agar terhindar dari neraka yang dijaga Malaikat Malik.

F. Rangkuman

 Beriman kepada Malaikat merupakan rukun iman kedua yang wajib dimiliki setiap orang
yang mengaku muslim.
 Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya (nur) yang senantiasa
menjalankan perintah-perintahNya dan tidak pernah mendurhakai-Nya.
 Beriman kepada malaikat adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah
menciptakan malaikat dengan tugas-tugas tertentu yang dibebankan kepada masing-
masing malaikat.
 Malaikat jumlahnya sangat banyak dengan berbagai tugas yang berbeda, tetapi yang wajib
diketahui oleh seorang muslim berdasarkan informasi Al-Qur`an dan hadits yang shahih
jumlah mereka adalah 10 Malaikat.
 Malaikat merupakan makhluk gaib, tetapi ia dapat menjelma dalam bentuk makhluk lain
yang dapat dilihat manusia.
 Dengan mengimani Malaikat, keimanan dan amal shaleh manusia akan semakin
meningkat, ia akan berhati-hati dengan tindakannya, taat den perintah-perintah Allah, tidak
sombong, dan hatinya selalu merasa tenang dan tentram

IBRAH

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendapat bisikan dari para


malaikat jika kita hendak melakukan sesuatu.
Misalnya ketika kita mau melakukan perbuatan dosa, pasti ada bisikan
dalam hati kita “Jangan lakukan!”.
Percayakah kita terhadap bisikan tersebut?

KAMUS ISTILAH
Iman : percaya, yakin, dan membenarkan.
Gaib : yang tersembunyi, tak dapat dilihat dan
ditangkap pancaindera manusia biasa
Malaikat : bentuk jamak dari malaku yang artinya:
risalah (utusan)
Ruh : jiwa, sukma, nyawa manusia
G. EVALUASI

1. Tes Tulis ( Pilhan Ganda 5. Dengan beriman kepada Malaikat,


1. Arti dari Malaikat menurut bahasa manusia akan memiliki perilaku….
adalah…. A. hemat
A. taat B. qanaah
B. gaib C. sabar
C. suci D. tawakkal
D. bersih E. jujur
E. risalah 6. Malaikat yang mendapat julukan
2. Makhluk gaib yang selalu taat dan Ruhul Amin adalah Malaikat….
patuh kepada Allah adalah…. A. Mikail
A. jin B. Ridwan
B. malaikat C. Jibril
C. iblis D. Israfil
D. ruh E. Malik
E. setan 7. Di antara dalil naqli dari Al-Quran
3. Malaikat yang bertugas yang menunjukkan keimanan
menurunkan wahyu kepada para kepada Malaikat adalah….
nabi dan rasul adalah…. A. surat Yasin: 2
A. Jibril B. surat Al-Isra: 70
B. Munkar C. surat Al-Baqarah: 285
C. Ridhwan D. surat Al-Fatihah: 4
D. Israfil E. surat Al-Ashr: 3
E. Malik 8. Dalam kehidupan sehari-hari,
4. Asal penciptaan Malaikat manusia yang beriman kepada
adalah…. malaikat akan selalu berhati-hati.
A. api Karena seluruh perbuatannya ada
B. cahaya yang mengawasi dan mencatatnya.
C. air Ini merupakan….
D. batu A. pengertian beriman kepada
E. tanah malaikat
B. tujuan beriman kepada malaikat
C. hikmah beriman kepada
malaikat
D. tanda-tanda beriman kepada
malaikat
E. ciri seseorang beriman kepada
malaikat
9. Dua malaikat yang bertugas
mengajukan pertanyaan kepada
manusia di dalam kubur adalah….
A. Malik dan Ridhwan
B. Rakib dan Atid
C. Munkar dan Nakir
D. Jibril dan Mikail
E. Izrail dan Israfil
10. Di bawah ini merupakan sifat-sifat
Malaikat, kecuali….
A. selalu taat kepada perintah
Allah
B. memiliki sikap keras dan kasar
C. diciptakan dari cahaya
D. makhluk gaib
E. menikah dan berketurunan
2. URAIAN
1. Jelaskan pengertian beriman kepada Malaikat!
2. Sebutkan 10 nama Malaikat yang wajib diimani setiap muslim!
3. Apakah arti dari hadits berikut ini: )‫خلقت الملئكة من نور (رواه مسلم‬
4. Sebutkan 2 contoh perilaku yang mencerminkan beriman kepada Malaikat!
5. Bagaimana menurut pendapat Anda bila ada seorang yang mengaku muslim tetapi ia
tidak mengakui adanya Malaikat?

3. TUGAS TERSTRUKTUR
Menghafalkan Al-Qur`an surat Al-Baqarah ayat 285 sebagai dalil berkaitan dengan
keimanan kepada Malaikat!

4. KEGIATAN MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR


Buatlah fortopolio kegiatan kalian yang membuktikan keimanan kepada Malaikat.
Kumpulkan kepada gurumu untuk mendapat penilaian!

‫من قل صدقه قل صديقه‬


Barangsiapa sedikit kejujurannya maka sedikit temannya

36
Modul.3
Semangat Menuntut Ilmu Menerapkan dan
Menyampaikannya Kepada Sesama

Kompetensi Dasar (KD)

2.5 Menunjukkan sikap semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama
sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. At-Taubah (9): 122 dan hadits terkait
3.7 Memahami Q.S. At-Taubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu,
menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama.
4.5 Menceritakan tokoh-tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu

Indikator Pencapaian Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan dapat mampu:


1. Menunjukkan sikap semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama
sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. At-Taubah (9): 122 dan hadits terkait
2. Membaca dengan lancar Q.S. At-Taubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang semangat
menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama.
3. Mendeskripsikan kandungan Q.S. At-Taubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang
semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama.
4. Menceritakan tokoh teladan Ibnu Hajar Al Atsqalany
5. Menceritakan tokoh teladan imam empat mazhab dan imam lainnya

1 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Peta Konsep

Pengertian

Semangat Menuntut Ilmu

MENUNTUT ILMU
Menerapkan dan
Menyampaikan

Tokoh Teladan dalam


Menuntut Ilmu

Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh speserta didik dalam mempelajari materi ini
adalah:
1. Peserta didik mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan
alat) At Taubah ayat 122 dan hadits terkait serta tayangan filem atau kejadian sehari-hari
berkaitan dengan menuntut ilmu serta patuh kepada orang tua dan guru,
2. Peserta didik mengkritisi /menanya (mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke
yang bersfiat hipotesis-diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi
suatu kebiasaan),
3. Peserta didik mengeksplor/mengeksperimen (menentukan data yang diperlukan dari
pertanyaan yang diajukan - menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, ekperime -
mengumpulkan data,
4. Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori,
menentukan hubungan data/kategori-menyimpulkan dari hasil analisis data-dimulai dari
unstructured-uni structure-multi structure-complicated structure)
5. Peserta didik mengkomunikasikan (menyampaikan hasil konseptualisasi- dalam bentuk
lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya)

2
A. Muhasabah
......................................................................................... ‫الَعَلمَََنَوَرََوَََنَوَرََللاََلََيَهَدىَلَلَعَاصَي‬
Ilmu adalah cahaya dari Allah
dan cahaya-Nya tidak menjadi
petunjuk untuk orang yang
bermaksiat

Pada masa sekarang sekolah seakan-akan tempat mencari nilai tapi bukan mencari
ilmu. Begitulah umumnya motivasi anak ketika sekolah dan menancap betul di dalam hati.
Hal ini menjadi orientasi dan tujuan dalam perjalanan pendidikan pelajar sekarang. Padahal
harus disadari jika nilai bukanlah segalanya. Ketika masuk SMA, pada umumnya yang
tergambar dalam pikiran pelajar adalah bagaimana harus mendapat nilai bagus dengan grafik
yang meningkat secara konsisten, bukannya menurun. Pelajar dituntut untuk belajar demi
mendapat nilai yang baik, jika hasil tidak sesuai maka rasa menyesal bahkan putus asa
menyelimuti.
Jika seseorang belajar hanya berorientasi pada nilai, akan tetapi yang diperoleh bukan
nilai yang baik, sehingga dia merasa tidak tahu apa yang telah pelajari, semua seperti biasa
saja, setelah ulangan atau ujian semuanya serasa hilang. Hal ini berarti ilmu itu hilang dan
rasanya tidak ada lagi yang tersisa. Namun jika orientasi belajar adalah ilmu maka kehidupan
pelajar menjadi lebih bermakna, dia selalu merasakan kepuasan setiap selesai belajar, dan
tanpa di kejar pun nilai meningkat fantastis.
Sesungguhnya ketulusan niat dan kesabaran dalam melakukan segala kegiatan sangat
diperlukan, bukan hanya untuk mengejar sesuatu. Seseorang akan rela belajar hingga pagi,
hanya untuk mengejar kepuasan belajar, kenikmatan belajar akan di peroleh. Berbeda sekali
ketika belajar hanya untuk mengejar nilai, sangat susah bagi seseorang untuk belajar hingga
tengah malam, susah untuk memfokuskan diri. Jadi intinya, kita harus melakukan sesuatu
dengan tulus dan tanpa mengharapkan imbalan, atau jangan hanya meminta atau
mengharapkan imbalan dari apa yang kita kerjakan, semuanya itu akan berjalan beriringan
sesuai dengan yang kita kerjakan.
Coba renungkan !
 Apakah arti semangat menuntut ilmu ?
 Bagaimana hukum menuntut ilmu bagi umat Islam
laki-laki dan perempuan?
 Mengapa umat Islam wajib memiliki sikap semangat
menuntut ilmu?
 Kewajiban apakah yang harus dilakukan bagi umat
Islam yang memiliki ilmu?

3 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


B.Tuntunan Menuntut Ilmu

1. Pengertian
Kata ilmu dalam bahasa Indonesia berasal dari kata al-‘ilmu dalam bahasa Arab. Secara
bahasa (etimologi) kata al-‘ilmu adalah bentuk masdar atau kata sifat dari kata `alima –
ya`lamu- `ilman. Dijelaskan bahwa lawan kata dari al-‘ilmu adalah al-jahl (bodoh/tidak tahu).
Sehingga jika dikatakan alimtu asy-syai’a berarti “saya mengetahui sesuatu”.
Sementara secara istilah (terminologi) ilmu berarti pemahaman tentang hakikat sesuatu.
Ia juga merupakan pengetahuan tentang sesuatu yang diketahui dari dzat (esensi), sifat dan
makna sebagaimana adanya. Dalam kitab Tafsir Aisar at-Tafaasir dijelaskan bahwa:

Artinya : “Ilmu itu adalah jalan menuju rasa takut kepada Allah, barang siapa yang tidak
mengenal Allah, maka dia tidak mempunyai rasa takut pada-Nya. Sesungguhnya yang takut
kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama”

2. Semangat Menuntut Ilmu

Umat Islam wajib menuntut ilmu yang selalu dibutuhkan setiap saat. Ia wajib shalat,
berarti wajib pula mengetahui ilmu mengenai shalat. Diwajibkan puasa, zakat, haji dan
sebagainya, berarti wajib pula mengetahui ilmu yang berkaitan dengan hal tersebut, sehingga
apa yang dilakukannya mempunyai dasar. Dengan ilmu berarti manusia mengetahui mana
yang harus dilakukan mana yang tidak boleh dilakukan. Demikian juga dalam hidup
kemasyarakatan, interaksi antar sesama manusia juga harus di dasari dengan ilmu, sehingga
tercipta suatu masyarakat yang kondusif dan damai. Allah berfirman dalam Al Qur’an surat
At Taubah ayat 122.
1. QS Surat At Taubah ayat 122 :

4
Artinya : “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan
perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk
memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya”. (QS. At Taubah : 122)

Ayat di atas memberikan pemahaman kepada kita bahwa sebagai orang beriman;
semangat, tenaga dan pikiran tidak dibenarkan hanya untuk usaha memenuhi kepuasan nyata
seperti perang. Akan tetapi semangat, tenaga dan pikiran juga untuk usaha menuntut ilmu
terutama pengetahuan agama untuk kemanfaatan diri sendiri dan orang lain. Ilmu merupakan
penuntun manusia memahami ayat-ayat Allah baik Qauliyah maupun Kauniyah sehingga
mampu mamaknai hakekat hidup dan akhirnya memperoleh keselamatan dunia dan akhirat.
2. Hadits-haditsَtentangَilmu:
)69 ‫من يرد للا به خيرا يفقهه فى الدين (البخارى‬
Artinya : Barangsiapa yang dikehendaki Allah menjadi baik ia akan difahamkan dalam
agama.
)220 ‫طلب العلم فريضة على كل مسلم (ابن ماجه‬
Artinya : Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim. (HR. Ibn Majah 220)

)4867 :‫من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل للا به طريقا الى الجنة (رواه مسلم‬
Artinya :Barangsiapa menapaki proses menuntut ilmu, Allah akanmemudahkanbaginya
jalan ke surga. (HR. Muslim 4867)

Dalam menuntut ilmu hendaklah tetap tabah dan sabar dalam menghadapi berbagai
macam bahaya dan ujian mental yang muncul. Sebab gudang kesuksesan adalah di dalam
menghadapi cobaan. Maka siapa yang ingin berhasil maksud dan tujuan menuntut ilmu harus
bersabar menghadapi banyaknya cobaan. Syeh Az-Zarnuji dalam kitab Ta’limul Muta’allim
mangatakan, pernah kudengar sya’ir yang konon merupakan gubahan dari Sayyidina Ali bin
Abi Thalib karramallahu wajhah :

Artinya :
 Ingatlah, kamu tidak akan memperoleh ilmu pengetahuan kecuali dengan enam
perkara ; yang akan kujelaskan semua kepadamu secara ringkas.
 Yaitu : kecerdasan, minat yang besar, kesabaran, bekal yang cukup, petunjuk guru,
dan waktu yang lama.

5 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Seorang pelajar memiliki tugas utama untuk belajar. Orang tua yang telah bersusah payah
bekerja tanpamengenal waktu, semata-mata untuk membiayai proses belajar anaknya. Oleh
karena itu seorang anak wajib mengimbangi jerih payah orang tuanya dengan belajar penuh
semangat.
Belajar dengan penuh semangat akan memberikan hasil yang optimal. Sebaliknya belajar
dengan bermalas-malasan akan mendatangkan hasil yang tidak optimal. Proses menuntut ilmu
akan berhubungab dengan hasil belajar. Anak yang belajar serius, penuh semangat dan
sungguh-sungguh senantiasa berusaha meraih prestasi dengan hasil belajar sendiri. Ia tidak
mau menyontek atau bertanya kepada teman ketika ujian, karena semua itu bentuk penipuan
terhadap diri sendiri. Selain belajar penuh semangat datang ke sekolah setiap hari dan
memerhatikan pelajaran yang disampaikan guru juga merupakan wujud bentuk semangat
menuntut ilmu.
3. Semangat Mengamalkan Ilmu
Semangat mengamalkan ilmu, berarti semangat menerapkan ilmu yang dimiliki. Setiap
ilmu yang diperoleh terutama ilmu agama Islam, ada tuntutan untuk mengamalkan dalam
kehidupan sehingga menjadi bentuk perilaku sehari-hari. Karena ilmu agama itu dipelajari
untuk diamalkan. Pengamalan ilmu agama islam itu semata-mata karena takwa kepada Allah
dan takwa itu wajibdilakukan dimanapun kita berada.
4. Semangat menyampaikan ilmu
Umat Islam dilarang bakhil terhadap ilmu. Ilmu yang diperoleh secara susah payah, akan
menjadi bermakna apabila diamalkan dan disampaikan kepada orang lain ilmu yang didapat harus
disampaikan kepada orang lain baik secara lisan maupun perbuatan.
Penyampaian ilmu secara lisan dilakukan dengan cara seperti presentasi, ceramah, khotbah,
pidato atau tabligh akbar. Tempat pelaksanaannya dapat dilakukan di sekolah, musola, masjid

Tuliskan 5 penceramah
Agama yang kamu sukai
dan alasannya memilih
mereka!

Diantara orang yang sangat berjasa kepada kita adalah guru. Guru adalah orang yang
telah mendidik dan mengajarkan ilmu kepada kita. Dalam paradigma Jawa, guru bermakna
“digugu dan ditiru”. Dikatakan digugu (dipercaya) karena guru memiliki seperangkat ilmu
yang memadai, yang karenanya ia memiliki wawasan dan pandangan yang luas dalam melihat
kehidupan ini. Dikatakan ditiru (diikuti) karena guru memiliki kepribadian yang utuh, yang

6
karenanya segala tindak tanduknya patut dijadikan panutan dan suri teladan oleh peserta
didiknya. Pengertian ini diasumsikan bahwa tugas guru tidak sekedar transformasi ilmu, tapi
juga bagaimana ia mampu menginternalisasikan ilmunya pada peserta didiknya.
Guru yang menjadikan kita orang beriman, mengerti hal yang baik dan buruk, gura
juga menjadikan kita orang yang pandai dan memahami ilmu pengetahuan, sehingga kita akan
memperoleh kedudukan yang tinggi di hadapan Allah dan manusia sebagaimana firman Allah
swt:

Artinya: ”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan
orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Q.S. Al-Mujahadah:11)

Di samping itu, para penuntut ilmu dijanjikan oleh Rasulullah saw. akan diberikan
kemudahan jalan ke surga. Perhatikan hadits di bawah ini:

)‫منَسلكَطريقًاَيلتمسَفيهَعل ًماَسهَّلَللاَبَِهَطريقًاَالََِىَالجنَّةَ(رواهَمسلم‬
Artinya: “Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

C. Teladan Mencari Ilmu

Para Ilmuwan atau Ulama dahulu, dalam proses menuntut ilmu memiliki semangat yang kuat
sehingga menjadi sosok ilmuwan yang di akui dan memberikan kemaslahatan sampai sekarang.
Semangat tersebut patut menjadi teladan bagi kita dalam semangat mencari ilmu. Berikut ini beberapa
kisah menakjubkan tentang kesungguhan para Ulama dalam menuntut ilmu :
1) Kesabaran dan Kesungguhan Menuntut Ilmu
Ibnu Thahir al-Maqdisy berkata : ”Aku dua kali kencing darah dalam menuntut ilmu
hadits, sekali di Baghdad dan sekali di Mekkah. Aku berjalan bertelanjang kaki di panas
terik matahari dan tidak berkendaraan dalam menuntut ilmu hadits sambil memanggul
kitab-kitab di punggungku”.
2) Belajar Setiap Hari
Al-Imam an Nawawy setiap hari membaca 12 jenis ilmu yang berbeda (Fiqh, Hadits,
Tafsir, dsb..)
3) Membaca Kitab Sebagai Pengusir Kantuk

7 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Ibnul Jahm membaca kitab jika beliau mengantuk, pada saat yang bukan semestinya.
sehingga beliau bisa segar kembali.
4) Berusaha Mendapatkan Faidah Ilmu Meski Di Kamar Mandi
Majduddin Ibn Taimiyyah (Kakek Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah) jika akan masuk
kamar mandi berkata kepada orang yang ada di sekitarnya: “Bacalah kitab ini dengan
suara keras agar aku bisa mendengarnya di kamar mandi”.
5) Kemampuan Membaca Yang Luar Biasa
Ibnul Jauzy sepanjang hidupnya telah membaca lebih dari 20.000 jilid kitab.
Al-Khothib al-Baghdady membaca Shahih al-Bukhari dalam 3 majelis ( 3 malam), setiap
malam mulai ba’da Maghrib hingga Subuh (jeda sholat)
Catatan : Shahih alBukhari terdiri dari 7008 hadits, sehingga rata-rata dalam satu kali
majelis (satu malam) dibaca 2336 hadits.
Abdullah bin Sa’id bin Lubbaj al-Umawy dibacakan kepada beliau Shahih Muslim
selama seminggu dalam sehari 2 kali pertemuan (pagi dan sore) di masjid Qurtubah
Andalus setelah beliau pulang dari Makkah.
6) Mengulang Membaca Suatu Kitab Hingga Berkali-Kali
Al-Muzani berkata: ”Aku telah membaca kitab arRisalah (karya asy-Syafi’i) sejak 50
tahun lalu dan setiap kali aku baca aku menemukan faidah yang tidak ditemukan
sebelumnya”.
Gholib bin Abdirrahman bin Gholib al-Muhaariby telah membaca Shahih alBukhari
sebanyak 700 kali.
7) Kesungguhan Menulis
Ismail bin Zaid dalam semalam menulis 90 kertas dengan tulisan yang rapi.
Ahmad bin Abdid Da-im al-Maqdisiy telah menulis/menyalin lebih dari 2000 jilid kitab-
kitab. Jika senggang, dalam sehari bisa menyelesaikan salinan 9 buku. Jika sibuk dalam
sehari menyalin 2 buku.
Ibnu Thahir berkata: ”saya menyalin Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, dan Sunan Abi
Dawud 7 kali dengan upah, dan Sunan Ibn Majah 10 kali”.
Ibnul Jauzy dalam setahun rata-rata menyalin 50-60 jilid buku
8) Sangat Bersemangat Dalam Mencatat Faidah
Al-Imam an-Nawawy berkata: “Janganlah sekali-kali seseorang meremehkan suatu
faidah (ilmu) yang ia lihat atau dengar. Segeralah ia tulis dan sering-sering mengulang
kembali”.

8
Al-Imam al-Bukhary dalam semalam seringkali terbangun, menyalakan lampu, menulis
apa yang teringat dalam benaknya, kemudian beranjak akan tidur, terbangun lagi , dan
seterusnya hingga 18 kali

D. Keuntungan Mencari Ilmu

1. Allah akan menjadikannya orang yang baik

)69 ‫من يرد للا به خيرا يفقهه فى الدين (البخارى‬


Artinya : Barangsiapa yang dikehendaki Allah menjadi baik ia akan difahamkan dalam agama.

2. Allah akan mempermudah jalan ke Sorga

)4867 ‫من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل للا به طِريقا الى الجنة (مسلم‬
Artinya : Barang siapa menapaki proses menuntut ilmu, Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga. (HR. Muslim 4867)
3. Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beiman dan berilmu

‫يرفع للا الذين امنوا منكم والذين اوتوا العلم درجات‬


Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-rang yang berilmu
beberapa derajat.)QS. Mujadilah :11 (

4. Allah akan memberikan pahala yang tidak terputus


:‫ أن رسول للا صلى للا عليه وسلم قال‬،‫عن أبي هريرة رضي للا تعالي عنه‬
،‫ او علم ينتفع به‬،‫ صدقة جارية‬: ‫إذا مات اإلنسان انقطع عنه عمله ال من ثلث‬
)3084 .‫ ( مسلم‬.‫او ولد صالح يدعو له‬
Artinya : “Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Apabila seorang muslim meninggal, maka amalannya terputus kecuali dari tiga
perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang
mendoakannya.".(H.R. Muslim ).

5. Allah akan menjadikan orang sukses di dunia dan selamat di akhirat

9 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


E.Uswatun Hasanah

SEMANGAT MENUNTUT ILMU DAN KEPATUHAN KEPADA ORANG TUA


KH. A. WAHID HASYIM
(MENTERI AGAMA PERTAMA)

Sejak kecil Abdul Wahid sudah masuk Madrasah


Tebuireng dan sudah lulus pada usia yang sangat belia, 12
tahun. Selama bersekolah, ia giat mempelajari ilmu-ilmu
kesustraan dan budaya Arab secara outodidak. Dia juga
mempunyai hobi membaca yang sangat kuat. Dalam sehari,
dia membaca minimal lima jam. Dia juga hafal banyak syair Arab yang kemudian
disusun menjadi sebuah buku.
Ketika berusia 13 tahun, Abdul Wahid mulai melakukan pengembaraan mencari
ilmu. Awalnya ia belajar di Pondok Siwalan, Panji, Sidoarjo. Di sana ia mondok mulai
awal Ramadhan hingga tanggal 25 Ramadhan (hanya 25 hari). Setelah itu pindah ke
Pesantren Lirboyo, Kediri, sebuah pesantren yang didirikan oleh KH. Abdul Karim,
teman dan sekaligus murid ayahnya. Antara umur 13 dan 15 tahun, pemuda Wahid
menjadi Santri Kelana, pindah dari satu pesantren ke pesantren lainnya. Tahun 1929
dia kembali ke pesantren Tebuireng. Ketika kembali ke Tebuireng, umurnya baru
mencapai 15 tahun dan baru mengenal huruf latin. Dengan mengenal huruf latin,
semangat belajarnya semakin bertambah. Ia belajar ilmu bumi, bahasa asing,
matematika, dll. Dia juga berlangganan koran dan majalah, baik yang berbahasa
Indonesia maupun Arab. Pemuda Abdul Wahid mulai belajar Bahasa Belanda ketika
berlangganan majalah tiga bahasa, ”Sumber Pengetahuan” Bandung. Tetapi dia hanya
mengambil dua bahasa saja, yaitu Bahasa Arab dan Belanda. Setelah itu dia mulai
belajar Bahasa Inggris.
Pada tahun 1932, ketika umurnya baru 18 tahun, Abdul Wahid pergi ke tanah
suci Mekkah bersama sepupunya, Muhammad Ilyas. Selain menjalankan ibadah haji,
mereka berdua juga memperdalam ilmu pengetahuan seperti nahwu, shorof, fiqh,
tafsir, dan hadis. Abdul Wahid menetap di tanah suci selama 2 tahun.

10
Sepulang dari tanah suci, KH. Abdul Wahid (biasa dipanggil KH. Wahid
Hasyim) bukan hanya membantu ayahnya mengajar di pesantren, tapi juga terjun ke
tengah-tengah masyarakat. Ketika usianya menginjak 20-an tahun, Kiai Wahid mulai
membantu ayahnya menyusun kurikulum pesantren, menulis surat balasan dari para
ulama atas nama ayahnya dalam Bahasa Arab, mewakili sang ayah dalam berbagai
pertemuan dengan para tokoh. Bahkan ketika ayahnya sakit, ia menggantikan
membaca kitab Shahih Bukhari, yakni pengajian tahunan yang diikuti oleh para ulama
dari berbagai penjuru tanah Jawa dan Madura.
Dengan bekal keilmuan yang cukup, pengalaman yang luas serta wawasan
global yang dimilikinya, Kiai Wahid mulai melakukan terobosan-terobosan besar di
Tebuireng. Awalnya dia mengusulkan untuk merubah sistem klasikal dengan sistem
tutorial, serta memasukkan materi pelajaran umum ke pesantren. Usul ini ditolak oleh
ayahnya, karena khawatir akan menimbulkan masalah antar sesama pimpinan
pesantren. Namun pada tahun 1935, usulan Kiai Wahid tentang pendirian Madrasah
Nidzamiyah, dimana 70% kurikulumnya berisi materi pelajaran umum, diterima oleh
sang ayah.
Pada masa setelah Indonesia merdeka, di dalam kabinet pertama yang dibentuk
Presiden Sukarno (September 1945), Kiai Wahid ditunjuk menjadi Menteri Negara.
Demikian juga dalam Kabinet Sjahrir tahun 1946. Ketika KNIP dibentuk, Wahid
Hasyim menjadi salah seorang anggotanya mewakili Masyumi dan meningkat menjadi
anggota BPKNIP tahun 1946. Setelah terjadi penyerahan kedaulatan RI dan berdirinya
RIS, dalam Kabinet Hatta tahun 1950 dia diangkat menjadi Menteri Agama. Jabatan
Menteri Agama terus dipercayakan kepadanya selama tiga kali kabinet, yakni Kabinet
Hatta, Natsir, dan Kabinet Sukiman.

Aktivitas Siswa
 Coba ceritakan tokoh teladan Ibnu Hajar Al Atsqalany
seorang ulama besar Islam yang gigih dalam mencari
ilmu
 Coba ceritakan tokoh teladan Imam empat mazhab
dalam Fiqh yang terkenal dalam dunia Islam

11 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


F. Rangkuman
E

1. Menuntut ilmu merupakan kwajiban bagi sitiap muslim, dengan ilmu seseorang akan dapat
memenuhi kebutuhan duniawi maupun ukhrawi.
2. Ilmu bisa deperoleh hanya dengan cara dan etika yang benar serta sabar menghadapi cobaan.
3. Islam telah memberikan tuntunan menuntun ilmu yang benar sehingga bisa bermanfaat bagi diri
sendri dan orang lain.
4. Ilmu merupakan identitas manusia yang membedakannya dengan makhluk lain
5. Ilmu tidak bisa diperoleh dengan mudah, dibutuhkan syarat-syarat khusus diantarangan adalah
patuh kepada orang tua dan guru agar mendapatkan ilmu yang manfaat dan barakah.
6. Orang tua dab guru harus dihormati, jika mereka masihi hidup kita harus sopan dan santun serta
tidaka mnyakiti hati mereka, jika sudah meninggal arus kita doakan.
7. Ulama terdahulu telah mencontohkan cara-cara yang dilakukan sehingga memperoleh ilmu yang
membawa manfaat bagi kita sampai sekarang.

F. Evaluasi
E

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat !


1. Hukum menuntut ilmu bagi seorang muslim adalah … .
a. wajib
b. sunnah
c. makruh
d. mubah
e. haram

2. Dalam kehidupan sehari-hari setiap menusia mutlak membutuhkan ilmu alam mengarungi
hidup menuju kebaikan, bahkan ketidakbaikan. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi ilmu
dalam hidup adalah … .
a. Penerang jalan
b. Petunjuk jalan
c. Peneduh jalan
d. Perintang jalan
e. Peretas jalan

12
3. Ilmu menjadikan manusia memperoleh tempat yang mulia, sesuai kehendak Allah dalam
penciptaan bahwa ilmu merupakan … .
a. pembeda manusia dengan manusia lain
b. pembeda manusia dengan Allah
c. pembeda manusia dengan makhluk lain
d. pembeda orang baik dan orang jahat
e. pembeda orang kaya dan orang miskin

4. Dalam Islam di tekankan bahwa tujuan atau niat seseorang mencari ilmu harus benar.
Berikut yang bukan tujuan atau niat mencari ilmu adalah … .
a. Mencari ridla Allah
b. Menghilangkan kebodohan
c. Mengharap masuk surga di akhirat
d. Memperoleh kehidupan layak sesuai keinginan
e. Menghidupkan dan mengekalkan agama Islam
5. Tuntunan ulama dalam memilih ilmu adalah mendahulukan ilmu yang paling baik dan
yang setiap waktu diperlukan, yaitu ilmu … .
a. Fiqih atau hukum
b. Akhlak atau etika
c. Al Qur’an
d. Tarikh atau sejarah
e. Aqidah atau tauhid
6. Dalam menuntut ilmu keberadaan guru mutlak dibutuhkan, sikap murid kepada guru harus
menghormati. Maksud menghormati adalah … .
a. Setiap bertemu guru harus hormat seperti hormat bendera
b. Tidak menyinggung atau menyakiti hati guru
c. Berjalan membungkuk dan bersimpuh di hadapan guru
d. Tidak membicarakan sama sekali tentang guru
e. Memenuhi dan melakukan setiap permintaan guru
7. Kunci utama seseorang dalam mencari ilmu adalah … .
a. Orang tua
b. biaya
c. sarana prasarana
d. kesungguhan
e. kekuatan
8. Berkaitan dengan ilmu, dalam Al Qur’an Allah memberi penghargaan besar kepada orang
yang beriman dan berilmu. Bentuk penghargaan tersebut adalah …
a. Mempermudah usahanya
b. Mengangkat derajatnya
c. Memperpanjang umurnya
d. Meluaskan rizkinya
e. Melapangkan jalannya

13 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


9. Rasulullah saw bersabda dalam hadits bahwa beliau di utus Allah untuk memperbaiki
budaya masyarakat jahiliyah arab saat itu. Perbaikan budaya tersebut berkaitan dengan
ilmu … .
a. aqidah
b. akhlak
c. fiqih
d. tarikh
e. adat
10. Orang yang sedang menuntut ilmu mendapat tempat luar bisa dan di muliakan Allah swt.
Salah satu kemulyaan tersebut adalah … .
a. Orang yang sedang menuntu ilmu haram di goda setan
b. Orang yang sedang menuntu ilmu tidak harus wudhu
c. Orang yang sedang menuntu ilmu jika sakit Allah langsung menyembuhkan
d. Orang yang sedang menuntu ilmu jika berkata bohong tidak dosa
e. Orang yang sedang menuntu ilmu jika mati dihukumi mati syahid
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar dan tepat!
1. Mengapakah Islam memberikan tempat dan derajat tinggi bagi orang yang berilmu?
2. Jelaskan adab orang yang menuntut ilmu menurut Islam!
3. Mengapakah manusia terutama muslim diwajibkan mununtut ilmu?
4. Kemukakan keutamaan-keutamaan orang yang memiliki ilmu!
5. Jelaskan sikap yang benar seorang yang sedang mencari dalam menghormati orang tua
dan gurunya!

III. Penilaian Sikap


a. Penerapan
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia sesuai sikap kalian!

Kurang Tidak
No Pernyataan Setuju Setuju
Setuju

1. Menuntut ilmu merupakan kwajiban bagi umat Islam

2. Seseorang harus berilmu agar mendapat pekerjaan sehingga


hidup layak.
3. Ketika ujian di sekolah siswa boleh nyontek atau bertanya
kepada teman karena wujud ikhtiar.
4. Hanya dengan ilmu seorang muslim memperoleh
keselamatan dunia dan akhirat.

14
5. Syarat menuntut ilmu adalah harus memiliki biaya yang
cukup.
6. Dalam menuntut ilmu kita harus sabar, walapun ada teman
yang mengolok/mengejek.
7. Patuh dan hormat kepada orang tua merupakan kunci
keberhasilan menuntut ilmu.
8. Agar mudah menyerap ilmu dari guru, kita bersikap kepada
guru seperti teman sendiri
9. Ketika kita sudah berhasil, kita tidak boleh melupakan guru
yang mengajar di sekolah.
10. Shalat boleh ditinggalkan agar bisa mengikuti kegiatan di
sekolah tepat waktu.

b. Internalisasi nilai spiritual


Aktualisasi nilai-nilai yang mencerminkan sikap spiritual dalam kehidupan sehari-
hari !
NO SIKAP URAIAN

1. Rajin beribadah

2. Tangung jawab

3. Rendah hati

4. Ulet dan tahan uji

5. Ikhlas dalam beramal


6. Tidak lupa diri

7. Optimis dalam hidup

8. Menghargai orang lain

9. Jujur

10. Sabar

‫من صبر ظفر‬


Barang siapa bersabar beruntunglah ia

15 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


DAFTAR PUSTAKA
1. Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin ” Kitabul ilmi”
2. Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi Halal dan Haram dalam Islam Alih bahasa: H. Mu'ammal
Hamidy Penerbit: PT. Bina Ilmu, 1993
3. Syaikh az-Zarnuji, Ta’lim Muta’allim, alih bahasa Muhammad Thaifuri, Penerbit Menara Suci
Surabaya : 2008
4. Ali bin Muhammad al-‘Imran. Al Musyawwaq ilal Qiro-ah wa tholabil ‘ilm
5. Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka
Arafah Cetakan 1
6. biografi.gudangmateri.com/, Jendela Ilmu : Biografi KH. Abdul Wahid Hasyim, 2011
7. http://pesantren.tebuireng.net/

16
Modul 4
Mengelola Wakaf Dengan Penuh Amanah

Kompetensi Dasar (KD)

3.9. Memahami pengelolaan wakaf.


4.7.1 Menyajikan dalil tentang ketentuan wakaf
4.7.2 Menyajikan pengelolaan wakaf

Indikator Pencapaian Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan dapat mampu :


1. Menjelaskan ketentuan syar’i/ Dalil Al Qur’an dan Hadits tentang wakaf.
2. Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan wakaf.

3. Menyebutkan contoh pengelolaan wakaf.

4. Menerapkan ketentuan perundang-undangan tentang wakaf.

Peta Konsep

Memahami Ketentuan Wakaf

Mengelola Wakaf Menganalisis dali-dalil


dengan Penuh tentang Wakaf
Amanah

Menunjukan sikap gemar


berwakaf
Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa

1. Peserta didik mengamati ( membaca, melihat gambar beserta perenungannya yang ada di
kolom “Mari Renungkan”.
2. Peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang hasil pengamatan gambar beserta
perenungannya.
3. Peserta didik mengeksplorasi (menetukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang
diajukan) menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, mengumpulkan data).
4. Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori menetukan
hubungan data, menyimpulkan dara hasil analisis data).
5. Peserta didk mengkomunikasikan ( menyampaikan konseptualisasi dalam bentuk lisan,
tulisan, diagram, bagan gambar atau media lainnya).

Membuka Renungan Hati

Islam mengakui adanya perbedaan antar manusia Madrasah Nidzamiyah


dalam masalah hak milik dan rezeki, karena fitrah (ciptaan)
Allah menghendaki adanya perbedaan di antara mereka.
Bahkan yang lebih dari itu, yaitu dalam hal kecerdasan,
kecantikan, kekuatan fisik dan seluruh pemberian dan
kemampuan secara khusus, maka tidak aneh jika terjadi
perbedaan antara manusia di dalam harta dan kekayaan,
dan di bawah faktor-faktor yang lainnya.
Perbedaan itu bukan merupakan bukan tanpa arti,
Dikelola dengan penuh amanah,
akan tetapi memiliki hikmah, karena dengannya kehidupan madrasah/sekolah Nidzamiyah thun 462 H
ini akan tegak dan teraturlah urusan hidup. Meskipun telah mempunyai wakaf produk berupa
Islam menegaskan adanya prinsip perbedaan di dalam pasar sekolah, beberapa bidang tanah,
beberapa kekayaan properti yang diberikan
masalah rezeki dan perbedaan dalam kekayaan dan oleh penguasa Nidzamul Mulk.
kemiskinan, tetapi jika kita lihat, maka Islam juga
berupaya untuk mendekatkan (mengurangi) sisi perbedaan antar golongan, sehingga membatasi
penyimpangan orang-orang kaya dan mengangkat martabat orang-orang fakir dalam rangka
mewujudkan tawazun (keseimbangan) dan menghilangkan sebab-sebab pertarungan dan
permusuhan antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya.
Demikian itu karena sesungguhnya Islam membenci berputarnya kekayaan di tangan
orang-orang tertentu yang mereka putar di antara mereka, sementara sebagian besar orang tidak
memilikinya. Islam senang kalau harta itu tidak hanya berkisar pada orang-orang kaya saja. Oleh
karena itu Islam memiliki beberapa sarana untuk mengatasi hal-hal seperti itu, antara lain dengan
shadaqah jariyah yang terus menerus bermanfaat sampai setelah matinya orang yang memberi
shadaqah. Inilah yang secara istilah disebut wakaf khairi.
Aktivitas 1

Amatilah gambar berikut, lalu tulislah pesan-pesan moral atau komentar kritis yang mengarah
kepada “Mengelola Wakaf Dengan Penuh Amanah”!
__________________________________________
Wakaf Pendidikan __________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________

__________________________________________
Wakaf Masjid __________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________

Materi Pembelajaran

A. Mari Mengenal Wakaf !

Banyak cara yang dilakukan muslim–muslimat untuk beribadah kepada Allah melalui
pengorbanan harta diantaranya menyerahkan hartanya kepada seseorang atau badan hukum (
lembaga ), diantaranya dengan wakaf.
Secara bahasa wakaf artinya berhenti atau menahan, seseorang berhenti menguasai harta
yang diwakafkannya.
Secara istilah wakaf adalah menyerahkan suatu benda yang kekal zatnya untuk diambil
manfaatnya oleh umum ( masyarakat ).
Wakaf termasuk sodakoh jariyah artinya amal yang satu kali melakukannya tetapi
pahalanya terus-menerus mengalir kepada yang mewakafkannya (wakif). Contohnya benda-
benda yang biasa diwakafkan seperti : Tanah, sawah, pekarangan, atau mobil. Harta yang
dikeluarkan dari milik perorangan untuk diambil manfaatnya oleh salah satu lembaga sosial
Islam, karena mencari pahala dari Allah SWT"
Dengan kata lain wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau sekelompok orang yang
memisahkan sebagian dari benda miliknya dan melembagakannya untuk selama–lamanya guna
kepentingan ibadah atau kepentingan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.
1. Dalil-dalil tentang wakaf adalah sebagai berikut :
a. Q.S Ali Imran (3) : 92

“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang
kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha
Mengetahui”. (Q.S Ali Imran (3) : 92 )

b. Hadis Rasulullah saw riwayat Muslim :

َ ‫ ِإذَا َم‬:‫سلَّ َم قَا َل‬


‫ات‬ َ ‫صلَّى هللاه‬
َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ ُ ‫ أ َ َّن َر‬،ُ‫ي هللاُ ت َ َعا َلي َع ْنه‬
َ ِ‫س ْو َل هللا‬ َ ‫ض‬ِ ‫ع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة َ َر‬ َ
َ ‫ ا َ ْو َولَد‬، ‫ ا َ ْو ِع ْلم يُ ْنت َفَ ُع ِب ِه‬،‫ار َية‬
‫صا ِلح‬ َ : ‫ع َملُهُ اِلَّ ِم ْن ث َلَث‬
ِ ‫صدَقَة َج‬ َ ُ‫ع ْنه‬
َ ‫ط َع‬ َ َ‫ان اِ ْنق‬
ُ ‫س‬َ ‫اإل ْن‬
ِ
)3084 .‫س ِلم‬ ْ ‫ع ْو لَهُ ( َر َواهُ ُم‬ ُ ‫يَ ْد‬
Artinya : “Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Apabila seorang muslim meninggal, maka amalannya terputus kecuali
dari tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang
mendoakannya.".(H.R. Muslim ).

Ulama telah sepakat bahwa yang dimaksud dengan shadaqah jariyah dalam Hadits
tersebut adalah wakaf.

c. Hadis Rasulullah SAW :


‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫ي‬ َّ ‫ضا ِب َخ ْيبَر فَأ َت َى النَّ ِب‬ ‫ى هللاُ َع ْنهُ أَ ْر ه‬
َ ‫ض‬ ِ ‫ع َم َر َر‬ ُ ‫اب‬َ ‫ص‬ َ َ ‫ أ‬:‫ع َم َر قَا َل‬ ُ ‫ع ْن اِ ْب ِن‬ َ
‫س‬ ُ َ‫ط ُه َو ا َ ْنف‬ َّ ُ‫صبْ َماله ق‬ ِ ُ ‫ضا ِب َخ ْي َبر لَ ْم أ‬ ‫ص ْبتُ أ َ ْر ه‬َ َ ‫ ِإ ِنى ا‬، ‫هللا‬ِ ‫س ْو َل‬ ُ ‫ َيا َر‬:‫ فَقَا َل‬، ‫َي ْست َأ ْ ِم ُرهُ ِف ْي َها‬
ُ ‫ أ َنَّهُ لَ يُبَا‬:‫ع َم َر‬
‫ع‬ ُ ‫صدَّقَ ِب َها‬ َ َ ‫ف ََت‬ َ :‫ قَا َل‬،‫ت ِب َها‬ َ ‫صدَّ ْق‬
َ َ ‫صل َها َو ت‬ْ َ‫ت أ‬ َ ‫س ْب‬َ ‫ت َح‬ َ ْ‫إِ ْن ِشئ‬،‫ قا َ َل‬.ُ‫ى ِم ْنه‬ ْ ‫ِع ْن ِد‬
‫ َو فِى‬، ‫ب‬ ِ ‫ َو فِى ِالرقَا‬، ‫ َوفِى ْالقُ ْر َبى‬، ‫صدَّقَ ِب َها ْالفُقَ َرا ُء‬ َ َ ‫ فَت‬، ‫ب‬ ُ ‫ َولَ يُ ْو َه‬،‫ث‬ ُ ‫ َولَ يُ ْو َر‬، ‫صلُ َها‬ ْ َ‫أ‬
،‫ف‬ ِ ‫لى َم ْن َو ِل َي َها أ َ ْن َيأ ْ ُك َل ِم ْن َها ِب ْال َم ْع ُر ْو‬
َ ‫ع‬ َ ‫ لَ ُجنَا َح‬، ‫ف‬ ِ ‫ض ْي‬ َّ ‫ َوال‬، ‫س ِب ْي ِل‬
َّ ‫ َوا ْب ِن ال‬، ‫هللا‬
ِ ‫س ِب ْي ِل‬ َ
)‫ (متفق عليه‬.‫غ ْي َر ُمتَ َم ِول َماله‬ َ ‫ص ِد ْيقها‬
َ ‫ط ِع ُم‬ْ ُ‫َو ي‬
Artinya: Dari ibnu umar berkata:“Umar bin Khattab r.a memperoleh tanah di Khaibar,
lalu dia bertanya kepada Nabi dengan berkata; Wahai Rasulullah, saya telah
memperoleh tanah di Khaibar yang nilainya tinggi dan tidak pernah saya peroleh
yang lebih tinggi nilainya dari padanya. Apa yang baginda perintahkan kepada saya
untuk melakukannya? Sabda Rasulullah: “Kalau kamu mau, tahan sumbernya dan
sedekahkan manfaat atau faedahnya.” Lalu Umar menyedekahkannya, ia tidak boleh
dijual, diberikan, atau dijadikan warisan. Umar menyedekahkan kepada fakir miskin,
untuk keluarga, untuk memerdekakan budak, untuk orang yang berperang di jalan
ALLAH, orang musafir dan para tamu. Bagaimanapun ia boleh digunakan dengan
cara yang sesuai oleh pihak yang mengurusnya, seperti memakan atau memberi
makan kawan tanpa menjadikannya sebagai sumber pendapatan.” H.R Muttafaq
‘alaih)
d. Amal perbuatan Nabi SAW mendirikan masjid Quba dan masjid Madinah atau masjid
Nabawi.

2. Hukum Wakaf
Hukum wakaf adalah sunnah, Wakaf sebagai amaliyah sunnah yang sangat besar
manfaatnya bagi wakif, yaitu sebagai shodaqoh jariyah. Berdasarkan dalil – dalil wakaf bagi
keperluan umat, maka wakaf merupakan perbuatan yang terpuji dan sangat dianjurkan oleh
Islam.

3. Rukun Wakaf
Untuk syahnya wakaf akan diperlukan hal - hal sebagai berikut :
a. Wakif ( orang yang wakaf ).
Syaratnya :
 Atas kehendak sendiri, bukan dipaksa.
 Berhak berbuat kebaikkan.
b. Mauquf ( barang yang diwakafkan ).
Syaratnya :
 Kekal zatnya.
 Jelas barangnya dan milik wakif sendiri.
c. Mauquf alaih atau Nadlir ( sekelompok orang atau badan hukum yang disertai tugas
mengurus dan memelihara barang wakaf ).
Syaratnya :
 Berhak memiliki sesuatu.
 Tidak boros dan berakal sehat.
 Tidak dibawah pengampunan.
e. Sighat atau ikrar wakaf.
Syaratnya :
 Tidak memakai ta’lik ( persyaratan ).
 Tidak dibatasi dengan waktu.

B. Harta yang Diwakafkan


Selain dua syarat diatas, harta yang telah diwakafkan harus terlepas dari milik orang yang
berwakaf, tidak boleh dijual, dihibahkan atau diwariskan. Untuk itu perlu adanya penataan
administrasi wakaf secara baik dan benar sehingga memiliki kekuatan hukum.
Menurut Imam Ahmad bin Hambal, menjual harta wakaf itu boleh jika harta wakaf itu hilang
manfaatnya atau kurang manfaat, untuk dibelikan barang baru yang lebih nampak manfaatnya.
Berdasarkan hadits dan amal perbuatan para sahabat Nabi SAW, harta wakaf itu berupa
benda yang tidak habis karena dipakai dan tidak rusak karena dimanfaatkan, baik benda bergerak
ataupun benda tak bergerak. Sebagai contoh adalah :
 Umar bin Khattab R.A mewakafkan sebidang tanah di Khaibar.
 Khalid bin Walid R.A mewakafkan pakaian perang dan kudanya.

Dengan terlaksananya wakaf, maka kekuasaan wakif atas benda atau harta itu
terputus adan beralih menjadi hak Allah SWT yang pengurusnya dilaksanakan oleh nazhir
dan tidak dibenarkan menjadi milik wakaf lagi. Kewajiban nazhir yang terutama adalah
mengamankan harta wakaf yang dikelolanya kurang/tidak lagi bermanfaat, misalnya gedung
madrasah atau masjid, yang penduduk sekitarnya telah pindah, sehingga harta wakaf tidak
berfungsi lagi.
Apakah harta wakaf itu boleh dijual dan di ganti serta di pindahkan ketempat lain?
Pada dasarnya terhadap benda wakaf dapat dilakukan perubahan atau penggunaan lain dari
pada yang dimaksudkan dalam ikrar wakaf. Namun pergantian harta wakaf ini bisa terjadi
karena beberapa alasan. Misalnya tuntutan zaman, seperti masjid Nabawi dan Masjidil
Haram, yang sekarang ini sudah jauh berbeda dengan bangunan sebelumnya, lebih–lebih jika
dibandingkan dengan bangunan di zaman Nabi SAW.
Dengan alasan masalah dan manfaat, maka mengganti bangunan juga boleh.
Demikian juga menggantikan tanaman wakaf dengan tanaman yang lebih produktif juga
diperbolehkan, yang hasilnya lebih bermanfaat dari yang sebelumnya. Hal ini sesuai dengan
tujuan wakaf. Adapun memindahkan harta wakaf diperbolehkan berdasarkan alasan maslahat
dan manfaat. Contohnya jika jalan yang berjembatan wakaf tidak lagi dipergunakan, maka
jembatan itu boleh dipindahkan ke tempat lain yang memerlukannya, sesuai dengan pendapat
imam Muhammad Asy Syarbini.
Mengenai harta wakaf yang mungkin diambil manfaatnya, juga boleh dengan
menjualnya kemudian membeli benda baru yang lain sebagai pengganti. Imam Syafi’i dan
yang lainnya tidak memperbolehkan mengganti masjid atau tanah wakaf. Namun Umar bin
Khattab pernah memindahkan masjid Kufah ke tempat yang baru dan tempat yang lama
dijadikan pasar kurma.
Oleh karena itu, perubahan atau pengalihan dari yang dimaksud dalam ikrar wakaf
hanya dapat dilakukan dalam hal–hal tertentu saja, dan terlebih dahulu mendapat persetujuan
pemerintah setempat dengan alasan :
1. Karena tidak sesuai lagi dengan tujuan wakaf yang diikrarkan oleh wakif.
2. Karena kepentingan umum.
C. Pengelolaan Wakaf
1. Dasar wakaf di Indonesia
Perwakafan di Indonesia diatur dalam:
a. UU RI No.41 Tahun 2004 tentang wakaf tanggal 27 Oktober 2004.
b. PP No.28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik
c. Inpres No 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.6 Tahun 1977 tentang Tata Cara Pendaftaran
Tanah Mengenai Perwakafan Tanah Milik.
e. Peraturan Menteri Agama No.1 Tahun 1998 tentang Peraturan Pelaksanaan PP No. 28
Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik.
f. UU No 5 Tahun 1960 tentang peraturan Dasar Poko-pokok Agraria, khususnya pasal 5,
14(1) dan 49, PP No.28 Tahun 1977 tentang Perwakapan Tanah Milik
g. Intruksi Bersama Menteri Agama RI dan Kepala Badan Pertahanan Nasional No 4
Tahun 1990 tentang Sertifikat Tanah Wakaf
h. Badan Pertahanan Nasional No.630.1-2782 tentang Pelaksanaan Penyertifikatan Tanah
Wakaf.
i. SK Direktorat BI No.32/34/KEP/DIR tentang Bank Umum Berdasarkan Prinsip
Syariah (pasal 29 ayat 2 berbunyi : bank dapat bertindak sebagai lembaga baitul mal,
yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, shadaqah, wakaf, hibah, atau dana
sosial lainya dan menyalurkannya kepada yang berhak dalam bentuk santunan dan atau
pinjaman kebajikan (qrd al hasan)
j. SK Direktorat BI No.32/36/KEP/DIR tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan
Prinsip Syariah (pasal 28 berbunyi : BPRS dapat bertindak sebagai lembaga baitul mal,
yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, shadaqah, wakaf, hibah, atau dana
sosial lainya dan menyalurkannya kepada yang berhak dalam bentuk santunan dan atau
pinjaman kebajikan (qrd al hasan)

Untuk selanjutnya di tingkat masyararakat yang menangani langsung perwakafan


diserahkan kepada Kementerian Agama dan Kementeria Dalam Negeri.
Di tingkat paling bawah, urusan wakaf dilayani oleh Kantor Urusan Agama yang dalam hal ini
kepala KUA sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW )

2. Tata Cara Wakaf

Menurut paraturan–peraturan di atas, tata cara wakaf di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Calon wakif melengkapi surat–surat yang diperlukan untuk perwakafan tanah.
b. Wakif mengucapkan ikrar wakaf kepada Nadlir yang telah disahkan di hadapan
Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) yang mewilayahi tanah wakaf
dengan dihadiri minimal 2 orang saksi, kemudian dituangkan dalam bentuk
tertulis.
c. Wakif yang tidak mampu hadir di hadapan PPAIW dapat membuat ikrar wakaf
secara tertulis dengan persetujuan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan
yang kemudian dibacakan kepada Nadlir di hadapan PPAIW dengan diketahui
oleh saksi-saksi.
d. PPAIW membuat Akta Ikrar Wakaf setelah ikrar wakaf dilaksanakan. Akta Ikrar
Wakaf dibuat rangkap 3, dan salinannya dibuat rangkap 4,dengan rincian:
1. Lembar pertama ( asli ) disimpan PPAIW.
2. Lembar kedua dilampirkan pada surat permohonan pendaftaran tanah wakaf
kepada Bupati/Wakikota Kepala Daerah.
3. Lembar ketiga dikirim kepada Pengadilan Agama setempat.
4. Sedangkan salinan sebanyak 4 lembar dibagikan kepada : wakif, Nadlir,
Kepala Kantor Urusan Agama, dan Lurah/Kepala Desa setempat.
e. PPAIW atas nama Nadlir mengajukan permohonan pendaftaran tanah wakaf
kepada Bupati/Walikota c.q. Badan Pertanahan Nasional setempat untuk dicatat
dan diterbitkan sertifikat tanah wakaf.
f. Dengan telah didaftarkan dan dicatatkannya tanah wakaf tersebut dalam bentuk
sertifikat, maka tanah wakaf itu telah mempunyai kekuatan hukum dan alat
pembuktian yang kuat.

3. Hak dan Kewajiban Nazhir


Nazhir yang dimaksud oleh perundang- undangan Indonesia adalah suatu badan
hukum khusus mengurusi wakaf.
a. Hak nazhir :
 Berhak menerima penghasilan dari hasil tanah wakaf yang ditentukan oleh Kepala
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan menggunakannya untuk
kepentingan umum/keagamaan.
 Menggunakan fasilitas dengan setujuan Kepala Kantor Kementeria Agama
Kabupaten/Kota.
b. Kewajiban nazhir
Nazhir disamping mempunyai hak, juga berkewajiban mengamankan harta wakaf,
surat–surat wakaf dan hasil- hasil wakaf.

Aktivitas 2
Carilah Contoh-contoh wakaf yang ada di lingkunganmu, baik yang tetap
maupun yang bergerak. Dokumentasikan hasil penemuanmu, kemudian laporkan
kepada gurumu
Menarapkan Akhlak Mulia
MuliaMuliaembelajaran

Mengelola Wakaf dengan Penuh Amanah demi Kemajuan Umat

Menjaga harta wakaf dengan penuh amanah adalah kunci keberhasilan konsep Islam tentang
pemberdayaan harta kekayaan agar tidak hanya bergulir di antara golongan kaya saja, tetapi
dirasakan pula oleh golongan lemah. Nadlir menjadi subjek utama dalam pemberdayaan harta
wakaf ini demi terciptanya pemerataan dan kesejahteraan umat.

1) Wakaf termasuk ibadah maaliyah yang jika pengelola dan pengurusnya jujur dan
amanah, maka akan membuahkan hasil yang baik bagi kepentingan umum/agama.
2) Sah tidaknya wakaf ditentukan syarat dan rukunnya.
3) Pelaksanaan wakaf diatur oleh berbagai peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah
4) Pengelolaan wakaf tidak bersifat statis, tetapi dinamis.

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling tepat !

1. Wakaf termasuk shadaqoh jariyah sebab ...


a. Pahala wakaf akan tetap mengalir kepada yang wakaf
b. Orang yang sudah mati putus amal kecuali anak sholeh
c. Manfaatnya akan dirasakan oleh para nadlir
d. Dapat mengurangi kesenjangan sosial
e. Dapat memacu orang lain untuk wakaf
2. Menyerahkan sebuah rumah kepada panti asuhan anak yatim untuk keperluan kegiatan
anak yatim dan sekitarnya dengan mengharap ridla Allah SWT adalah sebagi wujud ...
a. Hadiah
b. Infak
c. Wakaf
d. Hibah
e. Ikrar
3. Tindakan Wakaf untuk menarik simpati masyarakat agar masyarakat memilihnya sebagai Kepala
Desa hukumnya ...
a. Sunnah
b. Makruh
c. Wajib
d. Haram
e. Mubah
4. Peraturan Menteri Agama yang mengatur pelaksanaan perwakafan di Indonesia adalah ...
a. No. 1 Tahun 1974
b. No. 1 Tahun 1978
c. No. 2 Tahun 1977
d. No. 28 Tahun 1979
e. No. 29 Tahun 1977

5. Jika kita cermati QS. Ali Imran (3):92 bahwa semua bentuk pemberian akan dapat mencapai
kebaikan yang sempurna apabila ...
a. memberikan sesuatu yang paling mahal harganya
b. membelanjakan sebagian harta untuk kepentingan keluarga
c. memberikan sesuatu yang paling disenangi.
d. menyerahkan sebidang tanah yang tidak ada mafaatnya.
e. pemberian itu berupa infak atau shodaqoh
6. Orang yang akan melakukan wakaf disyaratkan ...
a. laki-laki
b. tidak dipaksa
c. orang indonesia
d. mampu menyerahkan
e. kekal zatnya.

7. Ikrar wakaf dibaca oleh wakif dihadapan ...


a. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota
b. Camat sebagai PPAT
c. Kepala KUA sebagai PPAIW
d. Kyai sebagai ta’mir masjid
e. Masyarakat desa setempat

8. Orang atau sekelompok orang yang diserahi tugas mengurus dan memelihara barang wakaf
adalah ...
a. Nadlir
b. Ta’mir masjid
c. Kyai setempat
d. Mauquf
e. Kepala desa
9. Ikrar wakaf dinyatakan tidak sah dan tidak bisa dilanjutkanwakafnya, apabila …
a. tempatnya jauh dari yang mewakafkan
b. yang diwakafkan jumlahya sedikit sekali
c. tidak bebas dari sengketa dan pajak
d. mengandung ta’lik dan dibatasi waktu
e. tidak dibatasi waktu dan tempatnya
10. Berikut ini yang berkewajiban mengajukan pendaftaran tanah wakaf kepada
Bupati/Walikota, adalah…
a. Kepala Desa
b. Camat
c. Wakif sendiri
d. Maukuf ‘Alaih
e. PPAIW atas nama Nadlir
11. Seorang ayah memberikan sebidang sawah kepada anak-anaknya. Pemberian ini disebu..
a. Shodaqoh
b. Zakat
c. Hadiah
d. Wakaf
e. Infak

12. Akta Ikrar Wakaf dibuat rangkap 3 yang asli disimpan oleh ...
a. PPAIW
b. Wakif
c. Camat
d. Kepala Desa
e. Nadlir

13. Jika barang sudah diwakafkan untuk kepentingan umat Islam, maka barang itu dilarang ...
a. disertifikatkan oleh masyarakat
b. untuk ditempati kegiatan
c. diwariskan atau dihibahkan
d. disewakan untuk kepentingan umat Islam
e. dimanfaatkan oleh masyarakat

14. Harta yang paling baik untuk diwakafkan adalah ...


a. harta yang sudah tidak dimanfaatkan
b. harta yang paling lama dipakai oleh wakif
c. yang paling dicintai dan disukai
d. yang paling mahal harganya
e. yang tidak lagi disengketakan

15. Hak Nadlir untuk menerima penghasilan dari hasil tanah wakaf yang ditentukan oleh …
a. PPAIW
b. Camat
c. Kepala Desa
d. Bupati/Walikota
e. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini !
1. Jelaskan arti wakaf menurut bahasa dan istilah !
2. Sebutkan rukun-rukun wakaf !
3. Siapa nazhir wakaf itu ?
4. Jelaskan syarat harta yang diwakafkan itu !
5. Bolehkah harta wakaf diubah dari keadaan aslinya ? Jelaskan !

Skor penilaian sebagai berikut.


a) Pilihan ganda: Jumlah jawaban benar x 1 (maksimal 15 x1 = 15)
b) Uraian: Jumlah Skor maksimal 7 x 5 = 35
Nilai : Jumlah skor yang diperoleh (pilihan ganda dan Isian) x 100
50
Nilai akhir yang diperoleh oleh peserta didik adalah sebagai berikut:
a. Jumlah nilai pada kolom diskusi dan bermain peran x 50 %.
b. Jumlah nilai rata-rata pada kolom “Evaluasi” pilihan ganda dan uraian x 50 %.
Nilai akhir = nilai a + nilai b

 Refleksi

Berilah tanda “cek” (  ) yang sesuai dengan dorongan hati kamu menanggapi pernyataan-
pernyataan yang tersedia !

Kebiasaan
No Pernyataan Tidak
Selalu Sering Jarang
pernah
skor 3 skor 2 skor 1 skor 0
1 Setiap hari saya shodaqoh
2 Saya memberikan barang yang paling saya
senangi
3 Saya senang memberikan sesuatu kepada teman
4 Saya berniat untuk mewakafkan buku saya ke
perpustakaan
5 Saya senantiasa menjaga barang titipan teman
6 Saya memakai barang teman tanpa izin
7 Saya melihat surat ikrar wakaf
8 Saya mengambil barang yang ada di masjid
9 Saya melihat cara pengelolaan barang wakaf
10 Saya ingin mewakafkan ilmu saya

12
 Diskusi
Aspek yang
Nama Skor Ketuntasan Tindak Lanjut
No. dinilai Nilai
Siswa Maks
1 2 3 TT R P

Aspek dan rubrik penilaian:


1) Kejelasan dan kedalaman informasi.
a. Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan kedalaman informasi lengkap dan
sempurna, skor 30.
b. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi lengkap
dan kurang sempurna, skor 20.
c. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi kurang
lengkap, skor 10.
2) Keaktifan dalam diskusi.
a. Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30.
b. Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20.
c. Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 10.
3) Kejelasan dan kerapian presentasi
a. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan rapi, skor 40.
b. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan jelas dan rapi, skor 30.
c. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan kurang rapi, skor
20.
d. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan kurang jelas dan tidak rapi, skor
10

‫ْس لَهُ ع ْلم ل َم ْن ُه َو َجاهل‬


َ ‫ت َ َعلَّ ْم فَلَي‬
Belajarlah karena orang bodoh itu tidak berilmu

DAFTAR PUSTAKA
13 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Al-Ghazali, Imam. 1995. Ringkasan Ihya Ulumuddin. Jakarta: Pustaka Amani.
Al-Maraghi, Muhammad Musthafa. 1992. Tafsir Al-Maraghi. Semarang: Toha Putra.
Al-Tirmidzi. t.t. Sunan al-Tirmidzi. t.t.:t.p.
Anonimious. 2010. Al-Hidayah Al-Qur’an Perkata Tajwid Kode Angka. Tangerang Selatan:
Kalim.
As Suyuthi, Jalaludin. 2008. Sebab Turunnya Ayat Al Quran. Jakarta: Gema Insani Press.
DEPAG RI. 2006. Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf. Jakarta: Direktorat
Pemberdayaan Wakaf.
_______. 2006. Peraturan Perundangan Perwakafan. Jakarta: DEPAG RI.
_______. 1992. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: Asy-Syifa.
Elsi Kartika Sari. 2006. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta: Grasindo.
Hamka. 1984. Tafsir Al Azhar Juz XI. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Ibn Hambal, Al-Imam Ahmad. t.t. Musnad Al-Imam Ahmad ibn Hambal. t.t.: Dar al-Fikr.
Ibn Majah, Abi ‘Abdullah Muhammad ibn Yazid al-Qazwini. t.t. Sunan Ibn Majah. t.t.: t.p.
Kementrian Agama RI. 2011. Islam Rahmatan Lil’alamin. Jakarta: Kementrian Agama RI.
Larimore, Ralp Graham. 2005. I’m OK, You’are OK, We’re OK, Kiat Cerdas Menjalin
Hubungan dengan Siapa Saja. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Masan AF. 2009. Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah kelas VIII. Semarang: Toha Putra..
Mu’thi, Fadlolan Musyaffa’. 2008. Potret Islam Universal. Tuban: Syauqi Press.
Mushthafa, Ahmad. 1987. Tafsir Al Maraghi. Semarang: Toha Putra.
PP Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf.
Rahmah, Syifalir. 2008. Malaikatpun ingin menjadi Manusia. Surabaya ; Ikhtiar Surabaya
Sarwat, Ahmad. 2011. Seri Fiqih dan Kehidupan (2) : Thaharah. Jakarta: DU PUBLISHING
Shihab, Quraisy. 1998. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.
_______. 2000. Yang Tersembunyi. Jakarta: Lentera Hati.
_______. 2002. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.
Sukayat, Tata. 2001. Kapita Selekta Syarhil Qur’an. Bandung: CMM Fakultas Dakwah IAIN
SGD.
Syaltut, Mahmud. 1990. Tafsir Al-Qur’anul Karim. Bandung: Diponegoro.
Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf.

14
15 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Modul.5
Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW
di Madinah

Kompetensi Dasar (KD)

2.8. Menunjukkan sikap semangat ukhuwah sebagai implementasi dari pemahaman strategi
dakwah Nabi di Madinah.
3.11. Memahami substansi dan strategi dakwah Rasullullah saw. di Madinah
4.8.2.Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Madinah

Indikator Pencapaian Pembelajaran

Peserta didik mampu:


1. Menunjukkan prilaku persaudaraan baik sesama muslim maupun non muslim
2. Menjelaskan isi pokok dakwah Rasulullah saw. Periode Madinah sebagai implementasi
dari piagam madinah.
3. Menyebutkan 5 Strategi dakwah Rasulullah saw pada Periode Madinah
4. Meneladani subtansi dan strategi dakwah Rasulullah saw pada periode madinah
5. Menunjukkan perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad saw pada Periode Madinah.

6.
Peta Konsep

Memahami Makna perjuangan


dakwah di Madinah

Meneladani
Perjuangan Dakwah Menganalisis faktor keberhasilan
Rasulullah Saw di dakwah di Madinah
Madinah

Menunjukan sikap ukhuwah


atau persaudaraan dalam
kehidupanrwakaf

1 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa

1. Peserta didik mengamati ( membaca, melihat gambar beserta perenungannya yang ada
di kolom “Mari Renungkan”.
2. Peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang hasil pengamatan gambar beserta
perenungannya.
3. Peserta didik mengeksplorasi (menetukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang
diajukan) menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, mengumpulkan data).
4. Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori
menetukan hubungan data, menyimpulkan dara hasil analisis data).
5. Peserta didk mengkomunikasikan ( menyampaikan konseptualisasi dalam bentuk lisan,
tulisan, diagram, bagan gambar atau media lainnya).

Membuka Renungan Hati

Cermati gambar dan wacana berikut!


Lingkungan yang baik semestinya menjadi tempat
ideal bagi kaum muslimin untuk dijadikan tempat
tinggal. Lingkungan memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap pribadi dan perilaku seseorang. Orang
yang tinggal di lingkungan yang baik akan memiliki
karakter dan pribadi yang baik pula. Sementara orang
yang hidup dan tinggal di lingkungan yang buruk
secara lambat atau cepat akan terpengaruh perilaku
buruk lingkungannya. Orang yang baik adalah orang
yang berada di lingkungan yang buruk namun dia tidak
saja tidak terpengaruh oleh lingkungan yang buruk.
Bahkan lebih dari itu, ia akan berupaya mengubah
lingkungan buruk tersebut menjadi lingkungan yang
baik.
Demikian halnya dengan Rasulullah saw, Ia hidup dan tinggal di dalam lingkungan
yang saat itu jauh dari peradaban. Lingkungan yang oleh para sejarawan disebut dengan
lingkungan jahiliah. Ia lahir di tengah-tengah masyarakat yang sangat jauh dari nilai-nilai
kesusilaan. Mabuk-mabukan, merampok, memperkosa, membunuh, berzina dan bahkan
mereka menyembah benda yang sama sekali tidak memberikan kebaikan buat mereka sendiri,
yaitu berhala. Namun demikian, lingkungan yang buruk tersebut sama sekali tidak
menjadikan Muhammad saw. terpengaruh karenanya. Ia bahkan menjadi orang yang sangat
membenci perilaku jahiliah lingkungannya tersebut. Bahkan, tidak hanya membencinya,

2
Muhammad saw. pun, berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat jahiliah agar
meninggalkan perbuatan-perbuatan jahil tersebut.
Keteladan Rasulullah saw. dalam membina lingkungannya, mestilah menjadi perhatian
kaum muslimin sebagai umatnya. Rasulullah saw. mengajarkan bagaimana sikap yang harus
ditunjukkan oleh orang-orang yang beriman agar ia tidak ikut terbawa arus negatif lingkungan
sekitarnya. Ia bahkan diwajibkan menjadi bagian perubahan positif bagi lingkungan
sekelilingnya. Tentu saja hal tersebut memerlukan usaha-usaha cerdas agar mencapai hasil
yang maksimal.
Hijrahnya Rasulullah saw. ke Madinah sesungguhnya adalah upaya cerdas beliau dalam
membangun kekuatan dakwah yang lebih baik. Kekuatan dan strategi yang beliau bangun atas
dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. mampu mengubah keadaan Mekah menjadi
masyarakat yang hidup dalam kedamaian dan rahmat Allah Swt.

Aktivitas 1
Analisis apakah hijrah yang dahulu dilakukan Rasulullah Saw. Dan para sahabat
masih relevan atau sesuai untuk dilakukan saat ini ! Jelaskan manfaat dari hijrah
yang dilakukan

Materi Pembelajaran

Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah SAW di Madinah


Tiga belas tahun lamanya nabi Muhammad berdakwah di Mekah, berbagai hinaan,
celaan, dan penyiksaan diterima dan dialami oleh nabi dan pengikut-pengikutnya. Dakwah
nabi Muhammad kebanyakan diterima oleh golongan orang-orang miskin dan budak.
Sementara itu, para bangsawan dan pemuka-pemuka Quraisy berupaya keras mematahkan
dakwah nabi. Akibatnya, perkembangan dakwah di Mekah berjalan lamban. Selain itu,
penentangan dan perlawanan Quraisy semakin keras dengan melakukan penyiksaan sadis
terhadap para sahabat. Untuk menghindari penyiksaan nabi menyarankan sahabat-
sahabatnya untuk hijrah ke Abisinia.
Dakwah nabi terus berlanjut bahkan, nabi mencoba berdakwah kepada orang-orang
Arab non Quraisy. Ia mencoba mengajak penduduk Thaif namun ia di tolak, dicaci, dimaki
dan dilempari. Kemudian nabi mencoba berdakwah kepada orang-orang Madinah (Yasrib),
yang datang setiap tahun melaksanakan ibadah haji. Dakwah nabi mendapat sambutang
hangat yang akhirnya melahir perjanjian aqabah. Dari pertemuan ini, nabi melihat bintang
cemerlang Islam ada di Madinah dan karena itu iapun memerintahkan para sahabatnya untuk
berhijrah ke Madinah. Beberapa saat kemudian nabi Muhammad dengan ditemani oleh Abu
bakar bin Quhafah juga berhijrah ke sana.

3 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


A. Da`wah Nabi Muhammad SAW di Madinah
a. .Madinah sebelum Islam
Sebelum datangnya Islam, penduduk Madinah terdiri atas dua suku bamgsa, yaitu
bangsa Arab dan Yahudi. Suku Arab tersebut datang dari Yaman dan dikenal dengan suku
Aus dan suku Khazraj. Bangsa Yahudi yang tinggal di Madinah terdiri atas tiga suku
utama yaitu bani Quraizah, bani Nadir dan bani Qainuqa.
Ketika itu Madinah tidak mempunyai pemimpin dan pemerintahan resmi atas semua
penduduk sehingga menimbulkan persaingan antar suku yang seringkali pecah menjadi
peperangan. Salah satu peperangan besar yaitu perang Bu`as pada tahun 618 M.

b. Hijrah ke Madinah
Hijrah merupakan kepindahan nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Nabi
Muhammad SAW dan kaum muslimin dengan ikhlas meninggalkan kampung
halamannya dan menetap di Madinah. Peristiwa hijrah membuka lembaran baru dalam
usaha da`wah nabi Muhammad saw untuk menyebarkan agama Islam.
Setelah peristiwa Baitul Aqobah yang kedua, kaum muslimin melakukah hijrah ke
Madinah. Kaum muslimin pergi ke Madinah dalam beberapa rombongan secara
berangsur-angsur. Adapun nabi Muhammad saw berangkat terakhir kali bersama Abu
Bakar As-Siddiq karena menunggu perintah Allah swt.
Nabi Muhammad SAW tiba di Quba [dekat Madinah] pada hari Senin, 20 September
622 M setelah berjalan selama tujuh hari. Di tempat ini, nabi Muhammad saw
membangun sebuah masjid yang diberi nama masjid Quba.
Pada hari Jum`at, 24 September 622 M, nabi Muhammad saw meninggalkan Quba
menuju Madinah. Sejak itu, nabi Muhammad SAW tinggal di Madinah serta
mengembangkan ajaran Islam di sana.
Faktor lain yang mendorong Rasulullah saw. untuk hijrah dari Kota Mekah adalah
pemboikotan yang dilakukan oleh kafir Quraisy kepada Rasulullah saw. dan para
pengikutnya (Bani Hasyim dan Bani Mu¯allib). Pemboikotan yang dilakukan oleh para
kafir Quraisy di antaranya adalah seperti berikut.
1. Melarang setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Muhammad saw.
2. Tidak seorang pun berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang muslim.
3. Melarang keras bergaul dengan kaum muslim.
4. Musuh Muhammad saw. harus didukung dalam keadaan bagaimana pun.

c. Da`wah nabi Muhammad SAW di Madinah


Peristiwa hijrah menjadi babak baru dalam perjuangan umat Islam setelah mendapat
tantangan yang hebat dari kaum Quraisy di Mekah, kaum muslim mendapat semangat
baru dengan dukungan dari penduduk madinah. Mereka bersama bahu-membahu dalam
memperjuangkan islam.
Usaha dakwah Nabi Muhammad SAW. Di Madinah dilakukan dengan cara
membangun masjid, mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansar, serta menyusun
undang-undang.

1. Membangun Masjid
Pada masa Nabi Muhammad saw., masjid digunakan sebagai pusat kegiatan. Kegiatan
peribadahan dan penyelenggaraan pemerintahan. Masjid yang pertama kali dibangun nabi
Muhammad saw di Madinah adalah masjid Nabawi.
Masjid Nabawi dibangun pada bulan Rabiul awal tahun 1 Hijriah [September 622 M].
masjid itu dibangun umat Islam dengan bergotong royong. Masjid Nabawi berfungsi
4
sebagai pusat peribadahan. Pusat perencanaan kegiatan masyarakat, pusat latihan dan
pendidikan dari nabi Muhammad saw, menampung kaum muhajirin dari Mekkah yang
kehabisan bekal, dan tempat mengadili perkara-perkara yang diselesaikan oleh nabi
Muhammad saw.
Setelah membangun masjid Nabawi, umat Islam berturut-turut membangun beberapa
masjid lainnya, yaitu masjid Jumu`ah, masjid Gamamah, masjid Quba, masjid Bani
Quraizah, masjid Ubay bin Kaab, masjid Salman dan masjid Ali.

Masjid Quba di Madinah Masjid Nabawi di Madinah

3. Mempersaudarakan kaum Ansor dan kaum Muhajirin


Setelah membangun masjid nabi Muhammad saw mempersaudarakan orang-orang
dari kaum ansor dan kaum muhajirin. Sebagai contoh, nabi mempersaudarakan Ibnu
Mas`ud dengan Saad bin Mua`z, kepala suku Aus. Hal itu dilakukan nabi Muhammad saw
agar kaum muhajirin dapat perlindungan yang kuat di Madinah. Dengan demikian,
mereka dapat hidup bersama dengan rukun dan damai.

4. Menyusun dustur [undang-undang]


Berkaitan dengan telah terbentuknya masyarakat di Madinah, nabi Muhammad saw
kemudian menetapkan sebuah dustur atau undang-undang. Undang-undang ini terkenal
dengan sebutan Piagam Madinah. Piagam Madinah memuat ketetapan mengenai hak dan
kewajiban bagi kaum muslimin dan non muslimin. Piagam Madinah memberikan
landasan bagi perkembangan Islam selanjutnya.

Isi Piagam Madinah


a. Bahwa kaum Yahudi hidup damai bersama-sama kaum muslimin; kedua belah
fihak bebas memeluk dan menjalankan agamanya masing-masing.
b. Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong menolong untuk melawan siapa
saja yamg memerangi mereka. Orang Yahudi memikul belanja mereka sendiri
begitu pula kaum muslimin juga memikul belanja mereka sendiri.
c. Kaum muslimin dan kaum yahudi wajib nasehat menasehati, tolong menolong,
melaksanakan kebajikan dan keutamaan.

5 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


d. Bahwa kota Madianah adalah kota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang
terikat dengan perjanjian itu. Kalau terjadi perselisihan antara kaum Yahudi
dengan kaum Muslimin, maka urusannya hendaklah diserahkan kepada Allah dan
Rasullullah SAW.
e. Bahwa siapa saja yang tinggal di dalam atau di luar kota Madinah wajib
dilindungi keamanan dirinya, kecuali orang-orang yang zalim dan bersalah, sebab
Allah SWT menjadi pelindung orang-orang yang baik dan berbakti.

B. Substansi Dakwah Nabi di Madinah


1. Kebebasan Beragama
Tujuan ajaran yang dibawa nabi adalah memberikan ketenangan kepada
penganutnya dan memberikan jaminan kebebasan kepada kaum muslimin, Yahudi,
dan Nasrani dalam menganut kepercayaan agama masing-masing. Dengan demikian
nabi memberikan jaminan kebebasan beragama kepada Yahudi dan nasrani yang
meliputi kebebasan berpendapat, kebebasan beribadah sesuai dengan agamanya, dan
kebebasan mendakwahkan agamanya. Hanya kebebasan yang memberikan jaminan
dalam mencapai kebenaran dan kemajuan menuju kesatuan yang integral dan
terhormat.
Menentang kebebasan berarti memperkuat kebatilan dan menyebarkan kegelapan yang
pada akhirnya akan mengikis habis cahaya kebenaran yang ada dalam hati nurani
manusia. Cahaya kebenaran yang menghubungkan manusia dengan alam semesta
(sampai akhir zaman), yaitu hubungan rasa kasih sayang dan persatuan, bukan rasa
kebencian dan kehancuran.

2. Adzan, Shalat, Zakat, dan Shaum


Ketika nabi tiba di Madinah, bila waktu shalat tiba, orang-orang berkumpul
bersama tanpa dipanggil. Lalu terpikir untuk menggunakan terompet, seperti Yahudi,
namun nabi tidak menyukainya; lalu ada yang mengusulkan menabuh genta, seperti
Nasrani. Menurut satu sumber, atas usul Umar bin Khattab dan kaum muslimin dan
menurut sumber lain berdasarkan perintah Allah melalui wahyu, panggilan shalat
dilakukan dengan adzan. Selanjutnya nabi memerintahkan kepada Abdullah bin Zaid
bin Sa’labah untuk membacakan lapaz azan kepada Bilal dan menyerukannya
manakala waktu shalat tiba, karena Bilal memiliki suara yang merdu.
Bila tiba waktu Shalat Bilal naik ke atas rumah seorang perempuan bani Najjar
yang lebih tinggi dari mesjid dan berada di dekat mesjid untuk menyerukan azan
dengan lapaz:

‫هللا أكرب هللا أكرب أشهد أن ال اله اال هللا أشهد أن ال اله اال هللا أشهد أن‬
‫حممدا رسول هللا أشهد أن حممدا رسول هللا حي على الصالة حي على الصالة‬
‫حي على الفالح حي على الفالح هللا أكرب هللا أكرب ال اله اال هللا‬

6
Kewajiban shalat yang diterima pada saat mi’raj, menjelang berakhirnya priode
Mekah terus dimantapkan kepada para pengikutnya. Sementara itu, puasa yang telah
dilakukan berdasarkan syariat sebelumnya, kini telah pula diwajibkan setiap bulan
ramadlan. Demikian pula halnya dengan zakat. Bahkan setelah kekuasaan Islam
berkembang ke seluruh jazirah Arab nabi mengutus pasukannya ke negeri di luar
Madinah untuk memungut zakat.

3. Khutbah Wada’
Pada tahun ke-10 H (631 M) nabi melaksanakan haji wada’ (haji terakhir).
Dalam kesempatan ini nabi menyampai khutbah yang sangat bersejarah. Ketika
matahari telah tergelincir, dengan menunggang untanya yang bernama al Qaswa’ nabi
berangkat dan tiba di lembah yang berada di Uranah. Di tempat ini, dari atas untanya
nabi memanggil orang-orang, dan diulang-ulang panggilan itu oleh Rabi’ah bin
Umayyah bin Khalaf.
Setelah berucap syukur dan puji kepada Allah nabi menyampaikan pidatonya.
Khutbah nabi itu, antara lain berisi: larangan menumpahkan darah kecuali dengan haq
dan larangan mengambil harta orang lain dengan batil, karena nyawa dan harta benda
adalah suci; larangan riba dan larangan menganiaya; perintah untuk memperlakukan
para isteri dengan baik dan lemah lembut dan perintah menjauhi dosa; semua
pertengkaran antara mereka di zaman jahiliyah harus saling dimaafkan; balas dendam
dengan tebusan darah sebagaimana berlaku dalam zaman jahiliyah tidak lagi
dibenarkan; persaudaraan dan persamaan di antara manusia harus ditegakkan; hamba
sahaya harus diperlakukan dengan baik, mereka makan seperti apa yang dimakan
tuannya dan berpakaian seperti apa yang dipakai tuannya; dan yang terpenting adalah
umat Islam harus selalu berpegang kepada al Qur’an dan sunnah.
Badri yatim, dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II,
menyimpulkan isi khutbah nabi di atas dengan menyatakan bahwa khutbah nabi
tersebut berisi prinsip-prinsip kemanusia, persamaan, keadilan sosial, keadilan
ekonomi, kebajikan, dan solidaritas.

C. Strategi Dakwah Nabi di Madinah

1. Meletakkan Dasar-dasar Kehidupan Bermasyarakat


Sesampainya di Madinah nabi segera meletakkan dasar-dasar kehidupan
bermasyarakat. Dasar-dasar kehidupan bermasyarakat yang dibangun nabi adalah:
a. Membangun mesjid. Mesjid yang dibangun nabi tidak saja dijadikan sebagai pusat
kehidupan beragama (beribadah), akan tetapi dijadikan sebagai tempat
bermusyawarah, tempat mempersatuan kaum muslimin agar memiliki jiwa yang
kuat, dan berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
b. Membangun ukhuwah islamiyah. Dalam hal ini, nabi mempersaudarakan kaum
anshar (muslim Madinah) dengan kaum muhajirin (muslim Mekah),
mempertemukan dan mengikat kaum anshar dan muhajirin dalam satu hubungan
kekeluargaan dan kekerabatan. Dengan demikian nabi telah membangun sebuah
ikatan persaudaraan tidak saja semata-mata dikarenakan hubungan darah, akan
tetapi oleh ikatan agama (ideologi).
c. Menjalin persahabatan dengan pihak-pihak lain yang non muslim. Untuk menjaga
stabilitas di Madinah nabi menjalin persahabatan dengan orang-orang Yahudi dan
Arab yang masih menganut agama nenek moyangnya. Sebuah piagampun dibuat
yang kemudian dikenal dengan piagam Madinah. Dalam piagam itu ditegaskan
persamaan hak dan menjamin kebebasan beragama bagi orang-orang Yahudi.
7 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Setiap orang dijamin keamanannya, dan diberikan kebebasan dalam hak-hak
politik dan keagamaan. Setiap orang wajib menjaga keamanan Madinah dari
serangan luar. Dalam piagam itu dicantumkan pula bahwa Muhammad menjadi
kepala pemerintahan dan karena itu otoritas mutlak diserahkan kepada beliau.
Terbentuknya negara Madinah membuat Islam semakin kuat. Pada sisi lain,
timbul kekhawatiran dan kecemasan yang amat tinggi di kalangan Quraisy dan
musuh-musuh Islam lainnya. Kenyataan ini, mendorong orang Quraisy dan yang
lainnya melakukan berbagai macam bentuk ancaman dan gangguan. Untuk itu nabi
mengatur siasat dan membentuk pasukan perang serta mengadakan perjanjian dengan
berbagai kabilah yang ada di sekitar Madinah.
Upaya kaum muslimin mempertahankan Madinah melahirkan banyak
peperangan. Di bawah ini akan diuraikan beberapa peperangan yang terjadi antara
kaum muslimin dengan musuh-musuh mereka:

a. Perang Badar
Perang Badar merupakan peperangan yang pertama kali terjadi dalam
sejarah Islam. Perang ini berlangsung antara kaum muslimin melawan musyrikin
Quraisy. Peperangan ini terjadi pada 8 Ramadlan tahun ke-2 Hijrah. Dengan
perlengkapan yang sederhana nabi dengan 305 orang pasukannya berangkat ke
luar Madinah. Kira-kira 120 km dari Madinah, tepatnya di Badar pasukan nabi
bertemu dengan pasukan Quraisy berjumlah antara 900 – 1000 orang. Dalam
peperangan ini nabi dan kaum muslimin berhasil memperoleh kemenangan.
Setelah kemenangan ini salah satu suku Badui yang kuat tertarik untuk
mengikat perjanjian damai dengan nabi. Tak lama kemudian, nabi menyerang
suku Yahudi Madinah, dan Qainuqa’ yang turut berkomplot dengan orang
Quraisy Mekah. Orang-orang Yahudi ini akhirnya meninggalkan Madinah dan
menetap di Adhri’at, perbatasan Syria.

b. Perang Uhud
Kekalahan dalam perang Uhud semakin menimbulkan kebencian Quraisy
kepada kaum Muslimin. Karena itu, mereka bersumpah akan menuntut balas
kekalahan dalam perang Badar. Maka pada tahun ke-3 Hijrah mereka berangkat
ke Madinah dengan membawa 3000 pasukan berunta, 200 pasukan berkuda, dan
700 orang di antara mereka memakai baju besi. Pasukan ini dipimpin oleh Khalid
bin Walid. Kedatangan pasukan Quraisy ini disambut nabi dengan sekitar 1000
pasukan.
Ketika pasukan nabi melewati batas kota, Abdullah bin Ubay menarik 300
pasukan yang terdiri dari orang Yahudi dan kembali ke Madinah. Dengan pasukan
yang masih tersisa, 700 orang, nabi melanjutkan perjalanan. Pasukan nabi dan
pasukan Quraisy bertemu di bukit Uhud. Perang besarpun berkobar. Mula-mula
pasukan berkuda Khalid bin Walid gagal menembus dan menaklukan pasukan
pemanah nabi. Pasukan Quraisy kucar kacir. Namun, kemenangan yang sudah
diambang pintu gagal diraih karena pasukan nabi, termasuh pasukan pemanah
tergoda oleh harta peninggalan musuh.
Pasukan Khalid bin Walid berbalik menyerang, pasukan pemanah dapat
dilumpuhkan dan satu persatu pasukan nabi berguguran di medan pertempuran.
Dalam pertempuran ini sekitar 70 orang pasukan nabi gugur sebagai syuhada’.
Setelah peperengan ini nabi menindak tegas Abdullah bin Ubay dan pasukannya.

8
Bani Nadir, satu dari dua suku Yahudi Madinah yang berkomplot dengan
Abdullah bin Ubay, diusir dari Madinah. Kebanyakan mereka pergi dan menetap
di Khaibar.

c. Perang Ahzab/Khandaq
Bani Nadir yang menetap di Khaibar berkomplot dengan musyrikin
Quraisy untuk menyerang Madinah. Pasukan gabungan mereka berkekuatan
24.000 pasukan. Pasukan ini berangkat ke Madinah pada tahun ke-5 Hijrah. Atas
usul Salman al Farisi umat Islam menggali parit untuk pertahanan. Oleh karena itu
perang ini disebut dengan perang khandaq (parit). Selain itu, peperangan ini
disebut dengan perang ahzab (sekutu beberapa suku) karena bani Nadir (orang
Yahudi yang terusir dari Madinah), musyrikin Quraisy, dan beberapa suku Arab
yang masih musyrik berkomplot melawan pasukan Islam.
Pasukan musuh yang hendak masuk ke madinah tertahan oleh parit.
Karena itu, mereka mengepung Madinah dengan membangun kemah-kemah di
luar parit. Pengepungan ini berlangsung selama satu bulan dan berakhir setelah
badai kencang menerpa dan memporak-porandakan kemah-kemah mereka.
Kenyataan ini memaksakan pasukan ahzab menghentikan pengepungan dan
kembali ke negeri masing-masing tanpa mendapat hasil apapun.
Dalam suasana kritis, orang-orang Yahudi, Bani Quraizah di bawah
pimpinan Ka’ab bin Asad melakukan pengkhiatan. Setelah musuh menghentikan
pengepungan dan meninggalkan Madinah para pengkhianat itu dihukum mati.

d. Perang Hunain
Meskipun Mekah telah ditaklukan, namun tidak semua suku Arab mau
tunduk pada nabi Muhammad. Ada dua suku yang masih melakukan perlawanan
terhadap nabi, yaitu: bani Tsaqif di Taif, dan bani Hawazin di antara Mekah dan
Taif. Kedua suku ini berkomplot melawan nabi dengan alasan menuntut balas atas
berhala-berhala mereka (yang ada di Ka’bah) yang dihancurkan oleh tentara Islam
ketika penaklukan Mekah.
Dengan kekuatan 12.000 pasukan di bawah pimpinan nabi, tentara Islam
berangkat menuju Hunain. Dalam waktu singkat nabi dan pasukannya dapat
menumpas pasukan musuh. Dengan takluknya bani Tsaqif dan bani Hawazin
maka seluruh jazirah Arab di bawah kekuasaan nabi Muhammad.
e. Perang Tabuk
Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti oleh nabi
Muhammad. Perang ini terjadi karena kecemburuan dan kekhawatiran Heraklius
atas keberhasilan nabi menguasai seluruh jazirah Arab. Untuk itu, Heraklius
menyusun kekuatan yang sangat besar di utara jazirah Arab, Syria yang
merupakan daerah taklukan Romawi. Dalam pasukan besar ini bergabung bani
Ghassan dan Bani Lachmides.
Menghadapi peperangan ini banyak sekali kaum muslimin yang
“mendaftar” untuk turut berperang dan karena itu terhimpun pasukan yang sangat
besar. Melihat besarnya jumlah tentara Islam, pasukan Romawi menjadi kecut
hatinya dan kemudian menarik diri, kembali ke negerinya. Nabi tidak melakukan
pengejaran, akan tetapi berkemah di Tabuk. Dalam kesempatan ini, nabi membuat
perjanjian dengan penduduk setempat. Dengan demikian wilayah perbatasan itu
dapat dikuasai dan dirangkul masuk dalam barisan Islam

9 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


2. Perjanjian Hudaibiyah berisi lima kesepakatan, yaitu: (1) kaum muslimin tidak boleh
mengunjungi Ka’bah pada tahun ini dan ditangguhkan sampai tahundepan, (2) lama
kunjungan dibatasi sampai tiga hari saja, (3) kaum muslimin wajib mengembalikan
orang-orang Mekah yang melarikan diri ke Madinah sebaliknya, pihak Quraisy
menolak untuk mengembalikan orang-orang Madinah yang kembali ke Mekah, (4)
selama sepuluh tahun dilakukan genjatan senjata antara masyarakat Madinah dan
Mekah, dan (5) tiap kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan kuam Quraisy
atau kaum muslimin, bebas melakukannya tanpa mendapat rintangan.
Dengan adanya perjanjian ini, harapan untuk mengambil alih Ka’bah dan
menguasai mekah terbuka kembali. Ada dua faktor yang mendorong nabi untuk
menguasai Mekah, yaitu: pertama, Mekah adalah pusat keagamaan bangsa Arab; bila
Mekah dapat dikuasai maka penyebaran Islam ke seluruh jazirah Arab akan dapat
dilakukan; kedua, orang-orang Quraisy adalah orang-orang yang mempunyai
kekuasaan dan pengaruh yang besar. Dengan dikuasainya Mekah maka kemungkinan
orang-orang Quraisy, merupakan suku nabi sendiri, akan memeluk Islam. Dengan
Islamnya Quraisy Islam akan mendapat dukungan yang besar. Setahun kemudian,
nabi bersama kaum muslimin melaksanakan ibadah haji sesuai dengan perjanjian.
Dalam kesempatan ini banyak penduduk Mekah yang masuk Islam karena melihat
kemajuan yang diperoleh oleh penduduk Madinah.
Dua tahun perjanjian Hudaibiyah berlangsung, dakwah Islam telah
menjangkau seluruh jazirah Arab dan mendapat tanggapan positif. Prestasi ini,
menurut orang Quraisy, dikarenakan adanya perjanjian Hudaibiyah. Oleh karena itu
mereka, secara sepihak membatalkan perjanjian tersebut. Oleh karena itu, nabi
Muhammad segera berangkat ke Mekah dengan 10.000 orang tentara. Tanpa
kesulitan nabi dan pasukannya memasuki Mekah dan berhala-berhala di seluruh
sudut negeri dihancurkan. Setelah itu nabi berkhutbah memberikan pengampunan
bagi orang-orang Quraisy. Dalam khutbah itu nabi menyatakan: “barang siapa yang
menyarungkan pedangnya ia akan aman, barang siapa yang masuk ke masjidil haram
ia akan aman, dan barang siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan ia juga akan
aman”. Setelah khutbah itu, penduduk Mekah datang berbondong-bondong dan
menyatakan diri sebagai muslim. Sejak peristiwa itu, Mekah berada di bawah
kekuasaan nabi.

3. Surat Nabi kepada Para Raja


Genjatan senjata antara nabi dengan musyrikin Quraisy telah memberi
kesempatan kepada nabi untuk melirik negeri-negeri lain sambil memikirkan cara
berdakwah ke sana. Salah satu cara yang ditempuh nabi adalah dengan berkirim surat
kepada raja-raja, para penguasa negeri-negeri tersebut. Di antara raja-raja yang
dikirimi surat oleh nabi adalah raja Ghassan, Mesir, Abisinia, Persia, dan Romawi.
Tidak satupun dari raja-raja tersebut menyambut dan menerima ajakan nabi,
semuanya menolak dengan cara yang beragam. Ada yang menolak dengan baik dan
simpati dan ada pula yang menolak dengan kasar seperti yang dilakukan oleh raja
Ghassan. Ia tidak sekedar menolak bahkan, utusan nabi ia bunuh dengan kejam.
Untuk membalas perlakuan raja Ghassan nabi menyiap 3.000 orang pasukan.
Peperangan terjadi di Mu’tah, sebelah utara jazirah Arab. Pasukan Islam kesulitan
menghadapi tentara raja Ghassan yang dibantu oleh Romawi. Beberapa orang
pasukan muslim gugur sebagai syuhada’ dalam pertempuran itu. Melihat kenyatan
ini, komandan pasukan, Khalid bin Walid menarik pasukannya kembali ke Madinah.

10
Perjanjian Hudaibiyah berisi lima kesepakatan, yaitu: (1) kaum muslimin
tidak boleh mengunjungi Ka’bah pada tahun ini dan ditangguhkan sampai
tahundepan, (2) lama kunjungan dibatasi sampai tiga hari saja, (3) kaum muslimin
wajib mengembalikan orang-orang Mekah yang melarikan diri ke Madinah
sebaliknya, pihak Quraisy menolak untuk mengembalikan orang-orang Madinah
yang kembali ke Mekah, (4) selama sepuluh tahun dilakukan genjatan senjata antara
masyarakat Madinah dan Mekah, dan (5) tiap kabilah yang ingin masuk ke dalam
persekutuan kuam Quraisy atau kaum muslimin, bebas melakukannya tanpa
mendapat rintangan.
Dengan adanya perjanjian ini, harapan untuk mengambil alih Ka’bah dan
menguasai mekah terbuka kembali. Ada dua faktor yang mendorong nabi untuk
menguasai Mekah, yaitu: pertama, Mekah adalah pusat keagamaan bangsa Arab; bila
Mekah dapat dikuasai maka penyebaran Islam ke seluruh jazirah Arab akan dapat
dilakukan; kedua, orang-orang Quraisy adalah orang-orang yang mempunyai
kekuasaan dan pengaruh yang besar. Dengan dikuasainya Mekah maka kemungkinan
orang-orang Quraisy, merupakan suku nabi sendiri, akan memeluk Islam. Dengan
Islamnya Quraisy Islam akan mendapat dukungan yang besar. Setahun kemudian,
nabi bersama kaum muslimin melaksanakan ibadah haji sesuai dengan perjanjian.
Dalam kesempatan ini banyak penduduk Mekah yang masuk Islam karena melihat
kemajuan yang diperoleh oleh penduduk Madinah.
Dua tahun perjanjian Hudaibiyah berlangsung, dakwah Islam telah
menjangkau seluruh jazirah Arab dan mendapat tanggapan positif. Prestasi ini,
menurut orang Quraisy, dikarenakan adanya perjanjian Hudaibiyah. Oleh karena itu
mereka, secara sepihak membatalkan perjanjian tersebut. Oleh karena itu, nabi
Muhammad segera berangkat ke Mekah dengan 10.000 orang tentara. Tanpa
kesulitan nabi dan pasukannya memasuki Mekah dan berhala-berhala di seluruh
sudut negeri dihancurkan. Setelah itu nabi berkhutbah memberikan pengampunan
bagi orang-orang Quraisy. Dalam khutbah itu nabi menyatakan: “barang siapa yang
menyarungkan pedangnya ia akan aman, barang siapa yang masuk ke masjidil haram
ia akan aman, dan barang siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan ia juga akan
aman”. Setelah khutbah itu, penduduk Mekah datang berbondong-bondong dan
menyatakan diri sebagai muslim. Sejak peristiwa itu, Mekah berada di bawah
kekuasaan nabi.

4. Penaklukan Mekah
Pada tahun ke-6 Hijrah, ketika haji telah disyariatkan, nabi Muhammad
dengan 1.000 orang kaum muslimin berangkat ke Mekah untuk melaksanakan ibadah
haji. Karena itu, nabi beserta kaum muslimin berangkat dengan pakaian ihram dan
tanpa senjata. Sebelum sampai di Mekah, tepatnya di Hudaibiyah, nabi dan kaum
muslimin tertahan dan tidak boleh masuk ke Mekah. Sambil menunggu ijin untuk
masuk ke Mekah nabi dan kaum muslimin berkemah di sana. Nabi dan kaum
muslimin tidak dapat ijin memasuki Mekah dan akhirnya dibuatlah perjanjian
Hudaibiyah.

Keislaman penduduk Mekah memberikan pengaruh yang sangat besar kepada


suku-suku di berbagai pelosok Arab. Oleh karena itu pada tahun ke-9 dan 10 Hijrah
(630 – 631 M) nabi menerima berbagai delegasi suku-suku Arab, sehingga tahun itu
disebut dengan tahun perutusan. Sejak itu, peperangan antar suku telah berubah
menjadi saudara seagama dan persatuan Arab-pun terwujud. Nabi Muhammad
kembali ke Madinah. Ia mengatur organisasi masyarakat Arab yang telah memeluk
11 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Islam. Petugas keamanan dan para da’I dikirim ke daerah-daerah untuk mengajarkan
Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan kemudian, nabi jatuh
sakit, dan pada 12 Rabi’ul Awwal 11 H bertepatan dengan 8 Juni 632 M ia wafat di
rumah isterinya, Aisyah.

Aktivitas siswa .2
Setelah mempelajari perjuangan dakwah Nabi Muhammad saw. periode
Madinah di atas, analisislah sikap apa saja yang harus dicontoh atau
diteladani dari perjuangan dakwah tersebut, baik dari kaum Anśar maupun
kaum Muhajirin!

Menarapkan Akhlak Mulia


MuliaMuliaembelajaran
Membangun dan Menjaga Persaudaraan (Ukhuwah)
Persaudaraan (ukhuwah) merupakan hubungan atau pertalian antarmanusia yang
diikat oleh sesuatu. Hubungan atau pertalian manusia yang diikat oleh hubungan darah
disebut dengan hubungan kekeluargaan. Bila hubungan itu diikat oleh kesukuan disebut
saudara sesuku dan bila diikat oleh kebangsaan disebut saudara sebangsa. Demikian pula,
jika hubungan itu diikat oleh satu ideologi tertentu, hubungan itu disebut saudara seideologi.
Sementara itu, hubungan yang diikat dengan agama disebut saudara seagama. Dalam
konteks ini, kita mengenal persaudaraan keluarga, persaudaraan kesukuan, persaudaraan
kebangsaan, persaudaraan keagamaan, dan persaudaraan kemanusiaan. Khusus persaudaraan
antarumat Islam disebut dengan ukhuwah Islamiyah.
Manusia akan menjadi manusia sempurna jika ia hidup di tengah-tengah manusia
dan bergaul dengan manusia. Manusia dapat dan mampu berdiri tegak serta berjalan dengan
dua kaki karena ia diajarkan oleh masyarakat manusia seperti itu. Bayangkan, jika sejak bayi
kamu diasuh oleh seekor serigala pastilah kamu tidak bisa tegak dan berjalan dengan dua
kaki. Selain itu, tidak seorang pun di dunia ini yang mampu memenuhi kebutuhannya
dengan kemampuannya sendiri. Dengan demikian setiap orang amat bergantung pada orang
lain. Untuk dapat memakan sepiring nasi dengan lauk-pauknya, seseorang membutuhkan
petani, nelayan, pembuat piring, supir untuk mengangkut bahan-bahan pangan, kuli panggul,
pedagang, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, hubungan kemanusiaan merupakan sebuah
keniscayaan atau kepastian yang tidak boleh diabaikan oleh siapapun.

12
Dalam kehidupan bernegara, setiap orang harus berpikir untuk memberikan sesuatu
dan mengambil peran dalam pembangunan negara sesuai dengan kedudukan dan
kemampuan masing-masing. Jika tidak, negara akan terbelakang dan hancur, bahkan
menjadi permainan bangsa-bangsa lain. Sebagai pelajar, sumbangan kamu untuk negara
adalah belajar dengan baik dan bersungguh-sungguh, mempersiapkan diri untuk
melanjutkan estafet kepemimpinan negara. Sebab, bila tiba waktunya, kamulah yang akan
menentukan perjalanan negara, maju dan mundurnya negara. Oleh sebab itu, sebagai
generasi muda, persiapkan dirimu, kumpulkan bekalmu (ilmu pengetahuan) sebanyak-
banyaknya, binalah mentalmu, asah jiwa kepemimpinanmu, dan tumbuhkan dan pupuklah
rasa cintamu pada negara. Demikian pula halnya agama (Islam). Kamulah generasi muda
Islam yang diharapkan dapat menjadi pembela-pembela Islam. Menjadi mujahid-mujahid
yang menawarkan keramahan, kemajuan, dan keselamatan kepada seluruh manusia dan
alam semesta.
Bersatu kita teguh dan bercerai kita rubuh. Ungkapan yang semakna dengan ini
adalah bersatu itu rahmat dan berpecah belah itu azab. Ungkapan ini jelas sekali
menganjurkan untuk selalu memperhatikan dan membangun persaudaraan dengan siapa
saja. Sebab, melalui hubungan persaudaraan itu, hidup menjadi lapang, berbagai kesulitan
dapat diatasi, dan berbagai harapan, keinginan, serta tujuan dapat dicapai. Sebaliknya,
perpecahan menyebabkan hidup menjadi sempit, berbagai kesulitan datang menghampiri,
dan harapan, keinginan serta cita-cita sukar untuk diraih. Melalui persaudaraan, beban berat
menjadi ringan, kesulitan menjadi kemudahan, keputusasaan menjadi harapan. Melalui
persaudaraan, ketakutan dan kekerdilan dapat pula dihapuskan. Oleh karena itu, jalinlah
ukhuwah, sambungkan tali persaudaraan sebanyak-banyaknya. Ingatlah ungkapan seribu
teman itu sedikit dan satu musuh itu banyak.
Menjalin persaudaraan berarti menghapuskan atau menghilangkan permusuhan.
Bermusuhan merupakan sikap tercela yang menimbulkan banyak kerugian. Sekarang, ingat-
ingatlah apakah engkau mempunyai musuh? Jika punya, datanglah kepadanya dan mintalah
maaf darinya serta ajaklah dia mengubur permusuhan dan mulailah menjalin persahabatan
dengannya. Setelah itu, rasakanlah baik-baik, mana yang lebih enak: bermusuhan atau
bersahabat? Pastilah perasaanmu akan merasakan kelegaan dan kebahagiaan saat bersahabat.
Persahabatan dan persaudaraan haruslah dibangun di atas prinsip kesetaraan dan persamaan.
Dengan prinsip ini akan lahir sikap saling menghormati dan saling membela serta saling
mendukung. Jadilah seperti sekumpulan semut. Setiap bertemu dengan temannya, mereka
saling menyapa dan memberi salam, bekerja sama membangun tempat tinggal, dan
mengumpulkan bahan makanan. Janganlah kamu menjadi sekumpulan kepiting yang selalu
saling menarik dan menjatuhkan jika ada temannya yang ingin naik/maju!
Pernahkah kamu berkelahi dengan temanmu? Atau, pernahkah sekolahmu berkelahi
(tawuran) dengan sekolah lain? Bayangkan apakah keuntungan yang kamu peroleh dari itu
semua? Pasti tidak kamu temukan keuntungannya sedikitpun. Malahan kamu akan melihat
banyak sekali kerugian yang kamu peroleh. Tubuhmu luka-luka, sekolahmu rusak, berbagai
fasilitas umum berantakan, jalanan menjadi macet, barang-barang orang hancur, dan
ketenteraman masyarakat terganggu. Bahkan, mungkin pula kamu ditangkap polisi. Lebih
jauh lagi, konsentrasimu terganggu dan cita-citamu tidak tercapai. Orang tuamu pasti

13 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


kecewa dan marah. Bahkan, negara akan kehilangan generasi potensial yang akan
melanjutkan kejayaannya.
Jadi, tersenyumlah kepada setiap orang. Jalinlah persahabatan dan persaudaraan
sebanyak-banyaknya. Kamu pasti akan menemukan banyak keuntungan dan kemudahan.
Ingatlah selalu keteladan yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad ketika ia membangun
Madinah. Ia persatukan suku Aus dan Khazraj, ia persaudarakan kaum Anśar dan Muhajirin,
dan ia buat perjanjian damai dengan orang Yahudi Madinah serta dengan suku-suku yang
ada di sekitar Madinah. Hasilnya, Nabi Muhammad saw. berhasil meraih kejayaan dan Islam
pun memancarkan sinarnya ke seluruh penjuru dunia. Itulah sebabnya Madinah diberi gelar
munawwarah (memancarkan cahaya/bersinar) sehingga ada yang menyebutnya dengan al-
Madinah al-Munawwarah. Jadi, dengan persahabatan dan persaudaraan yang kukuh
berbagai kesulitanmu akan hilang, duniamu menjadi lapang, dan bintang terang akan
menghampirimu serta harapan dan cita-citamu akan tercapai.

Aktivitas siswa .3
Carilah Peta Mekah dan Madinah di internet atau sumber lainya kemudian diprinkan
hasilnya.
1. Sesampainya di Madinah, Nabi langsung membangun masjid. Masjid ini berfungsi sebagai
pusat peribadatan dan pemerintahan.
2. Langkah pertama yang dilakukan Nabi Muhammad saw. di Madinah adalah
mempersatukan suku Aus dan Khazraj serta mempersaudarakan orang Anśar (Madinah)
dan Muhajirin (Mekah). Setelah itu, Nabi Muhammad saw. pun membuat perjanjian damai
dengan orang-orang Yahudi dan suku-suku yang berada di sekitar Madinah.
Berkembangnya dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah menimbulkan kekhawatiran
orang-orang Quraisy. Karena itu, terjadilah Perang Badar. Peperangan ini terjadi pada 8
Rama«an tahun ke-2 Hijrah. Dengan perlengkapan yang sederhana Nabi dengan 305 orang
pasukannya berangkat ke luar Madinah. Kira-kira 120 km dari Madinah, tepatnya di Badar
pasukan Nabi bertemu dengan pasukan Quraisy berjumlah antara 900 – 1.000 orang.
Dalam peperangan ini, Nabi dan kaum muslimin berhasil memperoleh kemenangan.
Kekalahan dalam perang Badar semakin menimbulkan kebencian Quraisy kepada kaum
Muslimin. Karena itu, mereka bersumpah akan menuntut balas kekalahan tersebut. Maka,
pada tahun ke-3 Hijrah mereka berangkat ke Madinah dengan membawa 3.000 pasukan
berunta, 200 pasukan berkuda, dan 700 orang di antara mereka memakai baju besi.
Pasukan ini dipimpin oleh Khalid bin Walid. Kedatangan pasukan Quraisy ini disambut
Nabi Muhammad saw. dengan sekitar 1.000 pasukan.
3. Pada tahun ke-5 Hijrah, terjadilah Perang Ahzab/Khandaq. Bani Nadir yang menetap di
Khaibar berkomplot dengan musyrikin Quraisy untuk menyerang Madinah. Pasukan
gabungan mereka berkekuatan 24.000 pasukan.
4. Meskipun Mekah telah ditaklukan, tetapi Bani ¢aqif di °aif dan Bani Hawazin di antara
Mekah dan °aif tidak mau tunduk. Bahkan, mereka menyerang Mekah dan menuntut bela
atas perusakan berhala-berhala. Dengan kekuatan 12.000 pasukan, Nabi menyambut
kedatangan pasukan Bani ¢aqif dan Bani Hawazin. Perang ini dikenal dengan Perang
Hunain.

14
5. Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti Nabi Muhammad saw.. Perang ini
melawan Raja Gasan yang telah membunuh secara sadis utusan yang membawa surat Nabi
Muhammad saw. Peperangan ini terjadi di Mu’tah
6. Orang-orang Mekah telah membatalkan secara sepihak Perjanjian Hudaibiyah. Oleh
karena itu, Nabi Muhammad saw. segera berangkat ke Mekah dengan 10.000 orang
tentara. Tanpa kesulitan, Nabi dan pasukannya memasuki Mekah dan berhala-berhala di
seluruh sudut negeri dihancurkan. Setelah itu Nabi berkhutbah memberikan pengampunan
bagi orang-orang Quraisy. Peristiwa ini dikenal dengan Fat¥u Makkah (penaklukan
Mekah).

1. Tes Tulis
No. Butir – butir Soal Jawaban
Jelaskan secara singkat da`wah Rasulullah SAW di
1.
Madinah?
Jelaskan 5 strategi da`wah yang dilakukan oleh
2.
Rasulullah SAW di Madinah?
Jelaskan substansi da`wah yang dilakukan oleh
3
Rasulullah SAW di madinah !
Sebutkan dampak politik bagi umat islam setelah
4
terjadinya perjanjian hudaibiyah!
Bagaimanakah cara kita meneladani dakwah
5
Rasulullah SAW di Madinah ?

2. Refleksi
Berilah tanda checklist ( ) yang sesuai dengan dorongan hati kamu menanggapi
pernyataan-pernyataan yang tersedia !

Kebiasaan
NO Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
Saat ada orang tua, saudara, atau teman
1
yang sakit, saya segera membesuk.
Saat ada teman yang mendapat musibah,
2 saya memberikan nasihat untuk
bersabar.
Saat ada teman yang mendapat musibah,
3
saya memberikan sumbangan.
Saya aktif dalam setiap kegiatan kerja
4
bakti di sekolah.
Saya berusaha mengucapkan salam dan
5 bertegur sapa ketika berpapasan dan
bertemu teman.
Saya berusaha untuk memaafkan teman
6 yang mengejek dan berlaku kasar
kepada saya.

15 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Saya bertutur kata lemah lembut kepada
7
teman
Saya berusaha membantu kesulitan
8
teman.
9 Saya menghormati perbedaan pendapat.
Saya menjaga persaudaraan dengan
10
sesama mukmin.

16
Modul.6
Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua
dan Guru

Kompetensi Dasar (KD)

2.2. Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru
sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. al-Isrā’ /17: 23-24 dan hadis
terkait.

Indikator Pencapaian Pembelajaran

Peserta didik mampu:


1. Menjelaskan isi Q.S. al Isrā’ /17: 23-24.
2. Menjelaskan isi hadis-hadis yang terkait dengan hormat dan patuh kepada orang
tua dan guru.
3. Menunjukkan contoh perilaku yang mencerminkan hormat dan patuh kepada orang
tua dan guru.
4. Menampilkan perilaku yang mencerminkan hormat dan patuh kepada orang tua dan
guru dalam kehidupan sehari-hari.

1.
Peta Konsep

1 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa

1. Peserta didik mengamati ( membaca, melihat gambar beserta perenungannya yang ada
di kolom “Membuka Renungkan Hati”.
2. Peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang hasil pengamatan gambar beserta
perenungannya.
3. Peserta didik mengeksplorasi (menetukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang
diajukan) menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, mengumpulkan data).
4. Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori
menetukan hubungan data, menyimpulkan dari hasil analisis data).
5. Peserta didk mengkomunikasikan ( menyampaikan konseptualisasi dalam bentuk lisan,
tulisan, diagram, bagan gambar atau media lainnya).

Membuka Renungan Hati

Cermati gambar dan wacana berikut!


Kita semua pasti memiliki orang tua, baik yang
masih dapat kita kecup tangannya ataupun yang sudah
tiada.Telah jelas bahwa kedua orang tua sangat berjasa
kepada kita. Betapa banyak pengorbanan yang mereka
lakukan untuk kita. Sejak kita masih kecil hingga
sekarang ini. Mereka mengorbankan jiwa, raga, harta,
waktu, dan lainnya demi kita. Sudah sepatutnya kita
menempatkan mereka pada kedudukan yang
semestinya, yakni menghormati dan menyayanginya.
Islam telah mengatur segala hal dalam kehidupan
pemeluknya, termasuk menjunjung hak-hak kedua
orang tua kita dan mengajarkan untuk berbuat baik
pada keduanya. Kedua orang tua kita telah mendidik
dan membesarkan kita dengan susah payah. Tak sedikit
Seorang Anak sedang sungkem
keringat yang mengucur.
Tak terhitung waktu yang telah terkuras baik di waktu siang maupun di keheningan malam.
Tak sedikit perih yang harus ditahannya demi kebahagiaan anak-anaknya. Terkadang mereka
harus menahan lapar asalkan anak-anaknya kenyang. Mereka selalu mendahulukan

2
kepentingan anak-anaknya di atas kebutuhannya sendiri. Betapa mulianya perilaku orang tua
terhadap anak-anaknya.
Sungguh tidak berlebihan kalau Rasulullah saw. menegaskan bahwa, “Riḍa Allah
terletak pada riḍa orang tua, murka Allah terletak pada murka orang tua.” Namun demikian,
sering kali kita saksikan melalui media, betapa sadisnya seorang anak tega menyiksa kedua
orang tuanya, kejamnya seorang anak membunuh orang tuanya, dan masih banyak lagi cerita
memilukan antara anak dan orang tua yang berujung orang tua menjadi korban. Kebaikan
orang tua seakan sirna ditelan egoisme seorang anak, hanya sekadar keinginannya tidak
dipenuhi. Lalu, apa yang semestinya kita lakukan sebagai anak? Semoga kita bisa menjadi
anak yang dapat menghormati orang tua dan berbakti kepada keduanya sehingga orang tua
bangga atas kebaikan anak-anaknya.

Aktivitas siswa
Cermati peristiwa di atas, kemudian berikan tanggapanmu dari beberapa sudut
pandang ( contoh dari sisi agama, sosial dan budaya)

Materi Pembelajaran

A. Pentingnya Berbuat Baik Kepada Kedua


Orang Tua dan Guru

Kisah Uwais Al-Qarni


Pada zaman Nabi Muhammad saw, ada seorang pemuda bernama Uwais Al-Qarni. Ia
tinggal di negeri Yaman. Ia seorang fakir dan yatim. Ia hidup bersama ibunya yang lumpuh
dan buta. Uwais Al-Qarni bekerja sebagai penggembala domba. Hasil usahanya hanya cukup
untuk makan ibunya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk membantu
tetangganya yang hidup miskin. Uwais Al-Qarni dikenal anak yang taat beribadah dan patuh
pada ibunya. Ia sering kali puasa.
Alangkah sedihnya hati Uwais Al-Qarni setiap melihat tetangganya sering bertemu
dengan Nabi Muhammad, sedang ia sendiri belum pernah berjumpa dengannya. Ketika
mendengar Nabi Muhammad giginya patah karena dilempari batu oleh musuhnya, Uwais Al-
Qarni segera menggetok giginya dengan batu hingga patah. Hal ini dilakukan sebagai
ungkapan rasa cintanya kepada Nabi Muhammmad saw. sekalipun ia belum pernah bertemu
dengan Nabi. Kerinduan Uwais Al-Qarni untuk menemui Nabi saw. makin dalam. Hatinya
selalu bertanya-tanya, kapankah ia dapat bertemu Nabi Muhammad saw. dan memandang
wajah beliau dari dekat? Ia rindu mendengar suara Nabi saw., kerinduan karena iman.
Pada suatu hari ia datang mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan mohon izin
kepada ibunya agar ia diperkenankan pergi menemui Rasulullah di Madinah. Ibu Uwais Al-
Qarni terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Ia memaklumi perasaan Uwais Al-
Qarni seraya berkata, “Pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila
telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang.” Betapa gembira mendengar
3 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
jawaban ibunya itu. Segera ia berkemas untuk berangkat dan berpesan kepada tetangganya
agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sembari mencium ibunya,
berangkatlah Uwais Al-Qarni menuju Madinah.
Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam,
keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al-Qarni menanyakan
Nabi saw. yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada di rumahnya, beliau
sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al-Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti
Aisyah ra., istri Nabi saw. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa
langsung dengan Nabi saw., tetapi Nabi saw. tidak dapat dijumpainya. Dalam hati Uwais
bergolak perasaan ingin menunggu bertemu dengan Nabi, sementara ia ingat pesan ibunya
agar ia cepat pulang ke Yaman. Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya
mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw.
Nabi pun pulang dari medan pertempuran. Sesampainya di rumah, Nabi saw. menanyakan
kepada Siti Aisyah ra. tentang orang yang mencarinya. Siti Aisyah ra. menjelaskan bahwa
memang benar ada yang mencarinya, tetapi karena lama menunggu, ia segera pulang kembali
ke Yaman karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan
ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad saw. Menjelaskan bahwa orang itu adalah penghuni
langit.
Nabi menceritakan kepada para sahabatnya, “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia,
perhatikanlah ia mempunyai tanda putih di tengah talapak tangannya.” Nabi menyarankan,
“Apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni
langit, bukan orang bumi.” Waktu terus berganti. Suatu ketika, Khalifah Umar teringat akan
sabda Nabi saw. tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit. Sejak saat itu setiap ada khalifah
yang datang dari Yaman, Khalifah Umar ra. dan Ali ra. selalu menanyakan tentang Uwais Al
Qarni. Suatu hari rombongan kafilah itu pun tiba di Kota Madinah. Melihat ada rombongan
kafilah yang baru datang dari Yaman, segera Khalifah Umar ra. dan Ali ra. Mendatangi
mereka dan menanyakan apakah Uwais Al-Qarni turut bersama mereka.
Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni ada bersama mereka, dia
sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, Khalifah Umar
ra. Dan Ali ra. segera pergi menjumpai Uwais Al-Qarni. Sesampainya di kemah tempat Uwais
berada, Khalifah Umar ra. dan Ali ra. Memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang ṡalat.
Setelah mengakhiri ṡalat-nya dengan salam, Uwais menjawab salam Khalifah Umar ra. dan
Ali ra. sambil mendekati kedua sahabat Nabi saw. ini dan mengulurkan tangannya untuk
bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar ra. dengan segera membalikkan tangan
Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais,
seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi saw. Memang benar! Tampaklah tanda putih di
telapak tangan Uwais Al-Qarni.Wajah Uwais Al-Qarni tampak bercahaya. Benarlah seperti
sabda Nabi saw. bahwadia itu adalah penghuni langit. Khalifah Umar ra. dan Ali ra.
menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah.” Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa
dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang
sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al-Qarni”. Akhirnya, Khalifah
Umar dan Ali ra. memohon agar Uwais membacakan doa dan istighfar untuk mereka. Uwais
enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “Sayalah yang harus meminta doa pada kalian.”
Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata, “Kami datang ke sini untuk mohon doa dan
istighfar dari Anda.” Uwais Al-Qarni akhirnya berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu,
Khalifah Umar ra. Menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk
jaminan hidupnya. Namun Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini
saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak
diketahui orang lagi.” Beberapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni meninggal. Anehnya, pada

4
saat akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebut untuk memandikan. Saat
mau dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengafaninya. Saat
mau dikubur, sudah banyak orang yang siap menggali kuburannya. Ketika usungan dibawa
menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.
Penduduk Kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “Siapakah sebenarnya
engkau, wahai Uwais Al-Qarni? Bukankah Uwais yang kita kenal hanyalah seorang fakir,
yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai pengembala domba
dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan
hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah
sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi,
hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamanmu.”

Berita meninggalnya Uwais Al-Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya
telah tersebar ke mana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa
sebenarnya Uwais Al-Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya
Uwais Al-Qarni disebabkan permintaan Uwais Al-Qarni sendiri kepada Khalifah Umar ra.
dan Ali ra. agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar
sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi saw., bahwa Uwais Al-Qarni adalah penghuni
langit.

(HR. Muslim dari Ishak bin Ibrahim, dari Muaz bin Hisyam, dari ayahnya, dari qatadah,
dari zurarah, dari Usair bin Jabir)

Menghormati orang tua sangat ditekankan dalam Islam. Banyak ayat di dalam al-
Qur’ān yang menyatakan bahwa segenap mukmin harus berbuat baik dan menghormati orang
tua. Selain menyeru untuk beribadah kepada Allah Swt. semata dan tidak menyekutukan-Nya
dengan apa pun, al-Qur’ān juga menegaskan kepada umat Islam untuk menghormati kedua
orang tuanya.
Sebagai muslim yang baik, tentunya kita memiliki kewajiban untuk berbakti kepada
orang tua kita baik ibu maupun ayah. Agama Islam mengajarkan dan mewajibkan kita sebagai
anak untuk berbakti dan taat kepada ibu-bapak. Taat dan berbakti kepada kedua orang tua
adalah sikap dan perbuatan yang terpuji.
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat manusia
untuk menghormati orang tua. Dalil-dalil tentang perintah Allah Swt. tersebut antara lain:

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak
keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. rendahkanlah dirimu
terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku!

5 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”
(Q.S. al-Isrā’/17: 23-24)
Pentingnya seorang anak untuk meminta doa restu dari kedua orang
tuanya pada setiap keinginan dan kegiatannya karena restu Allah Swt.
disebabkan restu rang tua. Orang yang berbakti kepada orang tua doanya akan
lebih mudah dikabulkan oleh Allah Swt. Apalagi seorang anak mau melakukan
atau mengiginkan sesuatu . Seperti, mencari ilmu, mendapatkan pekerjaan,
dan lain sebagainya, yang paling penting adalah meminta restu kedua orang
tuanya.
Dalam sebuah hadis disebutkan:

) ‫س ْخ ِط ْال َوا ِلدَي ِْن ( َر َواهُ ْالبَ ْي َه ِقى‬ ُ ‫س ْخ‬


ُ ‫ط هللاُ ِفى‬ ُ ‫ضى اْ َلوا ِلدَي ِْن َو‬
َ ‫ِِر‬ ‫ضى هللاُ فِى‬
َ ‫ِر‬
Artinya: “ Rida Allah terletak pada rida orang tua, dan murka Allah
terletak pada kemurkaan orang tua.” )HR. Baihaqi(

َ ‫ أ َي ْال َع َم ِل أ َ َحب ِإ‬:‫سل َم‬


‫لى‬ َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َ ‫سأ َلَتُ الن ِبي‬
َ ُ‫صلى هللا‬ َ : ‫ع ْنه قا َ َل‬
َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬ َ ‫ع ْن‬
ِ ‫ع ْب ِد هللاِ َر‬ َ
:‫ ث ُم أ َي؟ قَا َل‬:‫قَا َل‬.‫ ِبر ْال َوا ِلدَ ْي ِن‬:‫ ث ُم أ َي؟ قَا َل‬:‫ قَا َل‬.‫لى َو ْق ِت َها‬ َ ُ ‫ الصلَة‬:‫هللاِ ؟ قَا َل‬
َ ‫ع‬
)‫ (رواه البخارى‬.ِ‫س ِب ْي ِل هللا‬َ ‫ا َ ْل ِج َهاد ُ فِى‬

Artinya: “ Aku bertanya kepada Nabi saw, “amalan apakah yang paling
dicintai oleh Allah swt.? ” Beliau menjawab, “ salat pada
waktunya.” Aku berkata, “ kemudian apa? “ Beliau
menjawab, “ Berbakti kepada orang tua. ” Aku berkata, “
Kemudian apa? “Beliau menjawab, “Kemudian jihad di jalan
Allah”. )HR. Bukhari(
Perlu ditegaskan kembali, bahwa birrul wālidain (berbakti kepada kedua orang tua),
tidak hanya sekadar berbuat ihsan (baik) saja. Akan tetapi, birrul wālidain memiliki ‘bakti’.
Bakti itu pun bukanlah balasan yang setara jika dibandingkan dengan kebaikan yang telah
diberikan orang tua. Namun setidaknya, berbakti sudah dapat menggolongkan pelakunya
sebagai orang yang bersyukur.

Imam An-Nawaawi menjelaskan, “Arti birrul wālidain, yaitu berbuat baik terhadap
kedua orang tua, bersikap baik kepada keduanya, melakukanberbagai hal yang dapat membuat
mereka bergembira, serta berbuat baik kepada teman-teman mereka.”

Imam Adz-Dzahabi menjelaskan, bahwa birrul wālidain atau bakti kepada orang tua,
hanya dapat direalisasikan dengan memenuhi tiga bentuk kewajiban:
Pertama : Menaati segala perintah orang tua, kecuali dalam maksiat.
Kedua : Menjaga amanah harta yang dititipkan orang tua, atau diberikan oleh orang tua.
Ketiga : Membantu atau menolong orang tua bila mereka membutuhkan.

Tentu saja, kewajiban kita untuk berbakti kepada kedua orang tua dan
guru bukan tanpa alasan. Penjelasan di atas merupakan alasan betapa
pentingnya kitaberbakti kepada kedua orang tua dan guru.
6
Adapun hikmah yang bisa diambil dari berbakti kepada kedua orang tua dan
guru, antara lain seperti berikut.

1. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amal yang paling utama.
2. Apabila orang tua kita riḍa atas apa yang kita perbuat, Allah Swt. pun
riḍa.
3. Berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang
sedang dialami
yaitu dengan cara bertawasul dengan amal saleh tersebut.
4. Berbakti kepada kedua orang tua akan diluaskan rezeki dan dipanjangkan
umur.
5. Berbakti kepada kedua orang tua dapat menjadikan kita dimasukkan ke
jannah (surga) oleh
Allah Swt

Dikisahkan, ada seorang laki-laki yang menghadap Nabi Muhammad saw. dan
berkeinginan untuk berbai’at kepada Nabi serta ikut berjihad dengan tujuan
mencari pahala dari Allah Swt. Kedua orang tua laki-laki tersebut masih hidup.
Kemudian, Nabi menyuruh laki-laki tersebut untuk kembali kepada kedua orang
tuanya dan menyuruh berbuat baik, menemani dan mengurus orang tuanya.”
(Muttafaq ‘alaih)

Aktivitas Siswa:
1. Jelaskan pesan-pesan yang terkandung pada kisah di atas!
2. Jelaskan hubungan antara pesan kisah tersebut dan kondisi objektif di keluarga kita?

B. Hormat dan Patuh kepada Guru


Guru adalah orang yang mengajarkan kita dengan berbagai ilmu
pengetahuan dan mendidik kita sehingga menjadi orang yang mengerti dan
dewasa. Walau bagaimana tingginya pangkat atau kedudukan seseorang, dia
adalah bekas seorang pelajar yang tetap berhutang budi kepada gurunya
yang pernah mendidik pada masa dahulu.

7 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Guru adalah orang yang mengetahui ilmu (‘ālim/ulamā), dialah orang yang
takut kepada Allah Swt

Dalam haditsnya diterangkan.

َ ُ‫ضعُ ْوا ِل َم ْن تَ َعل ُم ْونَ ِم ْنه‬


)‫(ر َواهُ الط ْب َرانِي‬ ِ َ‫ت َ َعل ُم ْوا ْال ِع ْل َم َوتَ َعل ُم ْوا ا ْل ِع ْل َم ِللس ِك ْينَ ِة َو ْال ِوق‬
َ ‫ار َوتَ َوا‬

Artinya: Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan ketenangan (jiwa) dan rendah
hatilah kalian pada orang yang kamu belajar daarinya.( HR. at- Thabrani:
1077)

Guru adalah pewaris para nabi. Karena melalui guru, wahyu atau ilmu para
nabi diteruskan kepada umat manusia. Imam Al-Gazali mengkhususkan guru
dengan sifat-sifat kesucian, kehormatan, dan penempatan guru langsung
sesudah kedudukan para nabi. Beliau juga menegaskan bahwa:

“ Seorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, maka dialah yang
dinamakan besar di bawah kolong langit ini, ia adalah ibarat matahari yang menyinari
orang lain dan mencahayai dirinya sendiri, ibarat minyak kesturi yang baunya dinikmati
orang lain dan ia sendiri pun harum. Siapa yang berkerja di bidang pendidikan, maka
sesungguhnya ia telah memilih pekerjaan yang terhormat dan yang sangat penting, maka
hendaknya ia memelihara adab dan sopan satun dalam tugasnya ini.”

Penyair Syauki telah mengakui pula nilainya seorang guru dengan kata-kata sebagai berikut:
“Berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru itu hampir saja
merupakan seorang rasul.”

Guru adalah bapak rohani bagi seorang murid, ialah yang memberikan santapan
jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlak, dan membimbingnya. Maka, menghormati

8
guru berarti penghargaan terhadap anak-anak kita, dengan guru itulah,
mereka hidup dan berkembang.
Sesuai dengan ketinggian derajat dan martabat guru, tidak heran kalau para
ulama sangat menghormati guru-guru mereka. Cara mereka memperlihatkan
penghormatan terhadap gurunya antara lain sebagai berikut.
1. Mereka rendah hati terhadap gurunya, meskipun ilmu sudah lebih banyak
ketimbang gurunya.
2. Mereka menaati setiap arahan serta bimbingan guru, misalnya seorang
pasien yang tidak tahu apa tentang penyakitnya dan hanya mengikut arahan
seorang dokter pakar yang mahir.
3. Mereka juga senantiasa berkhidmat untuk guru-guru mereka dengan
mengharapkan balasan pahala serta kemuliaan di sisi Allah Swt.
4. Mereka memandang guru dengan perasaan penuh hormat dan ta’zim (memuliakan) serta
memercayai kesempurnaan ilmunya. Ini lebih membantu pelajar untuk memperoleh
manfaat dari apa yang disampaikan guru mereka.

Berdasarkan uraian di atas, betapa pentingnya menghormati guru.


Dengan menghormati guru, kita akan mendapatkan berbagai keuntungan, antara
lain sebagai berikut.
1. Ilmu yang kita peroleh akan menjadi berkah dalam kehidupan kita.
2. Akan lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikannya.
3. Ilmu yang diperoleh dari guru akan menjadi manfaat bagi orang lain.
4. Akan selalu didoakan oleh guru.
5. Akan membawa berkah, memudahkan urusan, dianugerahi nikmat yang lebih
dari Allah Swt.
6. Seorang guru tidak selalu di atas muridnya. Ilmu dan kelebihan itu
merupakan anugerah
Allah Swt. \ akan memberikan anugerah-Nya kepada orang-orang yang
dikehendaki
Nya.

Aktivitas siswa
1. Ingat-ingatlah guru-gurumu yang pernah mengajar saat di TK, SD, dan SMP !
2. Kebaikan apa yang pernah mereka berikan kepadamu dan kebaikan apa yang
pernah kamu berikan kepadanya?

Menarapkan Akhlak Mulia


MuliaMuliaembelajaran
enerap
9 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Cara Berbakti kepada Orang Tua

Ada banyak cara untuk berbakti kepada orang tua, di antaranya adalah
seperti berikut.
1. Berbakti dengan melaksanakan nasihat dan perintah yang baik dari
keduanya.
2. Merawat dengan penuh keikhlasan dan kesabaran apalagi jika keduanya
sudah tua dan
pikun.
3. Merendahkan diri, kasih sayang, berkata halus dan sopan, serta mendoakan
keduanya.
4. Rela berkorban untuk orang tuanya.

Rasulullah saw bersabda:


“Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi dan bertanya “Sesungguhnya aku mempunyai
harta sedang orang tuaku membutuhkannya.” Nabi menjawab: “Engkau dan hartamu
adalah milik orang tuamu karena sesungguhnya anakanakmu adalah sebaik-baiknya
usahamu. Karena itu, makanlah dari usaha anak-anakmu itu.” (H.R Abu Daud dan Ibnu
Majah)

5. Meminta kerelaan orang tua ketika akan berbuat sesuatu.


6. Berbuat baik kepada orang tua, walaupun ia berbuat aniaya. Maksudnya anak tidak boleh
menyinggung perasaan orang tuanya walaupun ia telah menyakiti anaknya. Jangan sekali-
kali seorang anak berbuat tidak baik atau membalas ketidakbaikan keduanya. Allah Swt.
tidak me-riḍai-nya hingga orang tua itu me-riḍai-nya.

Berbakti kepada orang tua tidak hanya kita lakukan ketika orang tua
masih hidup. Berbakti kepada orang tua juga dapat kita lakukan meski orang
tua telah meninggal. Dalam hadis dijelaskan bahwa:

“Kami pernah berada pada suatu majelis bersama Nabi, seorang bertanya kepada
Rasulullah: wahai Rasulullah, apakah ada sisa kebajikan yang dapat aku perbuat setelah
kedua orang tuaku meninggal dunia?” Rasulullah bersabda: “Ya, ada empat hal: mendoakan
dan memintakan ampun untuk keduanya, menempati/melaksanakan janji keduanya,
memuliakan teman-teman kedua orang tua, dan bersilaturrahmi yang engkau tiada
mendapatkan kasih sayang kecuali karena kedua orang tua.”

Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk berbakti kepada orang tua
yang telah meninggal adalah seperti berikut.
1. Merawat jenazah dengan cara memandikan, mengafankan, menyalatkan,
danmenguburkannya.
2. Melaksanakan wasiat dan menyelesaikan hak Adam yang ditinggalkannya
(utang atau

10
perjanjian dengan orang lain yang masih hidup).
3. Menyambung tali silaturahmi kepada kerabat dan teman-teman dekatnya
atau memuliakan
teman-teman kedua orang tua.
4. Melanjutkan cita-cita luhur yang dirintisnya atau menepati janji kedua
ibu bapak.
5. Mendoakan ayah ibu yang telah tiada dan memintakan ampun kepada
Allah Swt. dari
segala dosa orang tua kita.

Cara Berbakti kepada Guru

Banyak cara yang dapat dilakukan seorang siswa dalam rangka berakhlak
terhadap guru, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Menghormati dan memuliakannya, mengikuti nasihatnya.
2. Mengamalkan ilmunya dan membaginya kepada orang lain.
3. Tidak melawan, menipu, dan membuka rahasia guru.
4. Memuliakan keluarga dan sahabat karib guru.
5. Murid harus mengikuti sifat guru yang dikenal baik akhlak, tinggi ilmu
dankeahlian,
berwibawa, santun dan penyayang.
6. Murid harus mengagungkan guru dan meyakini kesempurnaan ilmunya.
Orang yang
berhasil hingga menjadi ilmuwan besar, sama sekali tidak boleh
berhenti menghormati
guru.
7. Menghormati dan selalau mengenangnya, meskipun sudah wafat.
8. Bersikap sabar terhadap perlakuan kasar atau akhlak buruk guru.
Hendaknya berusaha
untuk memaafkan perlakuan kasar, turut mendoakan keselamatan guru.
9. Menunjukkan rasa berterima kasih terhadap ajaran guru. Melalui itulah
ia mengetahui apa
yang harus dilakukan dan dihindari.
10. Sopan ketika berhadapan dengan guru, misalnya; duduk dengan tawadu’,
tenang, diam,
posisi duduk sedapat mungkin berhadapan dengan guru, menyimak
perkataan guru
sehingga tidak membuat guru mengulangi perkataan.
11. Tidak dibenarkan berpaling atau menoleh tanpa keperluan jelas,
terutama saat guru
berbicara kepadanya.
12. Berkomunikasi dengan guru secara santun dan lemah-lembut.

11 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


1. Orang yang harus didahulukan untuk dihormati atau berbakti adalah ibumu,
baru kemudian bapamu sesuai anjuran Rasulullah saw.
2. Cara untuk berbakti kepada orang tua, antara lain melaksanakan
nasihatnya, memelihara dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, kasih
sayang, berkata halus dan sopan, serta mendoakan keduanya, rela
berkorban untuk orang tuanya, dan meminta kerelaannya.
3. Cara berbakti kepada orang tua yang telah meninggal adalah merawat
jenazah, melaksanakanwasiat dan menyelesaikan hak Adam yang
ditinggalkannya, menyambung silaturahmi kepadakerabat dan temanteman
dekatnya, melanjutkan cita-cita luhur yang dirintisnya atau menepati janj
kedua ibu bapak, dan mendoakannya.
4. Cara berbakti kepada guru antara lain menghormati dan memuliakannya,
mengikuti nasihatnya, tidak menceritakan keburukannya, mengamalkan ilmu
yang diberikannya.

1. Tes Tulis ( Pilihan Ganda(

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai jawaban
yang paling tepat!

1. Di bawah ini adalah ayat-ayat yang memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang
tua, kecuali…
a. QS. al-An’ām/6: 151
b. Q.S. Luqmān/31: 14
c. Q.S. al-Isrā’/17: 23
d. Q.S. al-Isrā’/17: 24
e. Q.S. al-Isrā’/17: 17
2. Orang tua yang harus dihormati terlebih dahulu adalah ....
a. nenek
b. kakek
c. ibu
d. bapak
e. paman
3. “Riḍa Allah Swt. ada pada riḍa orang tua, dan murkanya Allah ada pada murka orang tua”
maksud hadis tersebut adalah ....
a. kalau ingin mendapatkan riḍa orang tua, harus taat kepada Allah
b. kalau ingin mendapat murka Allah, sayangi orang tua
c. kalau ingin mendapat riḍa Allah, hormati orang tua
12
d. kalau ingin dicintai Allah, jauhilah orang tua
e. kalau ingin masuk surga, ciumlah kaki ibu
4. Sering seorang siswa membeda-bedakan fungsi antara orang tua dan guru, padahal fungsi
keduanya hampir sama. Di bawah ini adalah fungsi orang tua dan guru yang sama,
kecuali...
a. mendidik dan mengajari
b. membina dan merawat
c. merawat sehingga ia mandiri
d. memberi makan untuk pertumbuhan
e. menjadi tempat mengadu
5. Yang termasuk cara berbakti kepada kedua orang tua dan guru adalah ....
a. selalu meminta pendapatnya
b. menceritakan keburukannya
c. mendengarkan nasihatnya
d. meminta agar keduanya memberi hadiah
e. meminta agar keduanya selalu membimbingnya

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan tepat!

1. Mengapa kita diwajibkan untuk menghormati orang tua dan guru?


2. Tulislah hadis yang menjelaskan bahwa ibu adalah manusia yang paling pertama untuk
dihormati sebelum seorang bapak/ayah! Berikan alasannya mengapa ibu menduduki
posisi istimewa!
3. Jelaskan pengaruh durhaka kepada orang tua dalam kehidupan anak!
4. Jelaskan kedudukan profesi guru dalam Islam!
5. Bagaimana cara menghormati orang tua dan guru? Jelaskan!

C. Kerjakan kolom berikut ini sesuai perintah!

Tulislah jawaban Ya atau Tidak pada kolom yang sudah tersedia di bawah ini dengan jujur!

13 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


D. Tugas Individu
1. Sebutkan nama-nama keluargamu dalam bentuk silsilah keluarga (berbentuk bagan)!
2. Sebutkan nama-nama gurumu dari tingkat TK, SD, dan SMP (dikelompokkan) dalam
bentuk bagan!
3. Buatlah kesan-kesan terhadap gurumu baik di tingkat TK, SD, dan SMP!

14

Anda mungkin juga menyukai