Renny M. Toreh
Sonny J. R. Kalangi
Sunny Wangko
Dewasa ini hipertensi telah merupakan lain obat-obat golongan diuretik, ACE
masalah global. Berbagai jenis obat anti- inhibitors, angiotensin receptor blockers,
hipertensi telah dikembangkan dan diapli- dan calcium channel blockers, tetapi angka
kasikan untuk pengobatan hipertensi, antara kejadian hipertensi belum dapat diturunkan.
S42
Toreh, Kalangi, Wangko; Peran Kompleks Jukstaglomerulus terhadap Resistensi... S43
Menurut data dari the National Health and Komunikasi langsung dari sel ke sel
Nutrition Examination Survey (NHNES), melalui suatu taut kedap telah diketahui
angka kejadian hipertensi mengalami sebagai mekanisme yang penting dalam
peningkatan dari tahun ke tahun.1 regulasi fungsi ginjal, khususnya fungsi
Gejala hipertensi hampir selalu kompleks jukstaglomerulus. Sel-sel makula
ditemukan pada pasien penyakit ginjal. densa dan sel-sel endotel tubulus bertindak
Keadaan hipertensi yang berkepanjangan sebagai sensor yang mengamati perubahan
dapat menimbulkan kerusakan fungsi gin- konsentrasi ion Na dan tekanan darah,
jal.1 Oleh karena itu diperlukan pemaham- kemudian mengirimkan sinyal tersebut ke
an lebih mendalam tentang pengaturan sel-sel efektor yaitu sel-sel otot polos
tekanan darah di dalam tubuh sehingga pembuluh darah dan sel-sel juksta-
dapat ditemukan solusi yang tepat untuk glomerulus untuk mengatur regulasi tonus
mengontrol tekanan darah. vaskular pre-glomerulus dan sekresi renin.5
Salah satu faktor yang memengaruhi Respon fisiologik ini membutuhkan
tekanan darah ialah resistensi pembuluh komunikasi intersel yang terkoordinasi
darah, yang dipengaruhi oleh tonus dengan baik. Terdapat banyak saluran taut
pembuluh darah. Terdapat sejumlah bahan kedap dalam kompleks jukstaglomerulus
yang memengaruhi tonus pembuluh darah, yang terletak secara proporsional untuk
di antaranya yaitu angiotensin II yang memantau dan mengintegrasikan sinyal-
merupakan produk dari sistem renin sinyal pemicu seperti tekanan, hormon, dan
angiotensin.2 ion-ion, kemudian mengirim informasi
Sistem renin – angiotensin – aldosteron tersebut ke sel-sel efektor. Taut kedap
(SRAA) merupakan suatu regulator yang menghubungkan sel-sel mesangial, sel-sel
sangat penting untuk mengatur keseim- otot polos vaskular, sel-sel endotelial, dan
bangan natrium, volume cairan ekstrasel, sel-sel penghasil renin, sehingga sel-sel
resistensi pembuluh darah ginjal, dan resis- tersebut dapat berfungsi sebagai satu
tensi vaskular sistemik.3 SRAA diaktifkan kesatuan sistem yang terkoordinasi dengan
oleh enzim renin; oleh karena itu, riset baik.5
mengenai tekanan darah tinggi dan
pengembangan obat-obatannya telah di- Peran taut kedap dalam fungsi kompleks
fokuskan pada pengontrolan berbagai titik juktaglomerulus
dalam SRAA.1 Taut kedap menyediakan suatu jalur
Struktur yang berperan dalam pengak- transmisi intrasel untuk molekul-molekul
tifan SRAA ialah kompleks jukstaglome- pembawa sinyal. Bertolak belakang dengan
rulus. Kompleks jukstaglomerulus merupa- jalur ekstrasel dari faktor pertumbuhan,
kan suatu struktur istimewa dan unik yang hormon, atau neurotransmiter, jalur intrasel
terdapat di dalam ginjal dan memiliki fung- mengirim sinyal dengan menyebrangi
si fisiologik yang sangat penting sehingga membran sel. Molekul pembawa sinyal
diperlukan pemahaman mengenai perannya yang berukuran <1,2 kDa dapat melewati
terhadap pengaturan resistensi pembuluh taut kedap, dan juga second messengers
darah.4 seperti cAMP, ATP, IP3, dan Ca2+ dapat
dikirim melalui taut kedap. Sebagai second
Komunikasi intersel dalam kompleks messenger, Ca2+ sangat berperan dalam
jukstaglomerulus pengontrolan banyak fungsi sel termasuk
Pemeliharaan fungsi dan struktur fungsi kompleks jukstaglomerlus.5
ginjal membutuhkan komunikasi intersel Secara morfologik, tidak terdapat taut
yang terkoordinasi, yang diperantarai oleh kedap di antara makula densa dan sel-sel
faktor-faktor autokrin dan parakrin terma- mesangial. Mediator yang berperan dalam
suk neurotransmiter, hormon, faktor-faktor pengiriman Ca2+ dari makula densa ke sel-
pertumbuhan, dan bahan-bahan vasoaktif. sel mesangial ialah ATP. ATP dilepaskan
S44 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S42-51
dari sel-sel makula densa (MDCs) sebagai plasenta, testis, jaringan adiposa, dan pada
respon terhadap peningkatan konsentrasi mata.10,11 Komponen-komponen tersebut
NaCl dalam lumen tubulus. Pengikatan yaitu: renin, angiotensinogen, angiotensin
ATP pada reseptor-reseptor P 2 Y dalam sel- converting enzyme (ACE), dan angiotensin
sel makula densa mengakibatkan pening- II.9,10
katan konsentrasi Ca2+ intrasel, yang kemu-
dian dikirim ke sel-sel otot polos vaskular Pengontrolan sekresi renin dari
(VSMCs) dan sel-sel penghasil renin kompleks jukstaglomerulus
(RSCs) melalui taut kedap. Selain itu, Pelepasan renin dari kompleks juksta-
peningkatan tekanan darah dalam arteriol glomerulus melibatkan second messengger
aferen akan mengaktifkan sel-sel endotel yaitu cAMP dan kalsium. Semua faktor
(ECs) sehingga menyebabkan terjadinya yang merangsang cAMP dalam sel-sel
peningkatan konsentrasi Ca2+ intra-sel dan jukstaglomerulus, termasuk prostaglandin,
pelepasan ATP ekstrasel.5 kinin, dan agonis β-adrenergik, memiliki
Taut kedap dan ATP yang tergantung efek perangsangan terhadap pelepasan
Ca menyebabkan Ca2+ dapat disebarkan
2+
renin. Protein kinase merupakan sinyal
dari sel-sel sensor ke sel-sel efektor dalam transduksi siklik nukleotida yang penting,
kompleks jukstaglomerulus, dan dengan dan cAMP bekerja pada protein kinase A,
demikian mengatur koordinasi kontrakti- sehingga akan meningkatkan suatu kaskade
litas dan respon-respon sekresi dalam yang menghasilkan pelepasan renin dari
kompleks jukstaglomerulus. Sinyal-sinyal granula penyimpanan dalam sel-sel juksta-
Ca2+ yang dihasilkan sel-sel endotel oleh glomerulus. Selain itu, sekresi renin juga
karena adanya rangsangan lain seperti dirangsang oleh penurunan kalsium ekstra-
angiotensin II (ANG II) juga dapat di- sel in vitro, dan juga penurunan kalsium
kirimkan ke sel-sel otot polos vaskular dan intrasel.12
sel jukstaglomerulus melalui taut kedap.5 Pelepasan renin dari sel-sel juksta-
glomerulus merupakan tahap pertama dan
satu-satunya tahapan yang mengaktifkan
SISTEM RENIN ANGIOTENSIN sistem renin-angiotensin yang dikendalikan
Sistem renin angiotensin telah dinya- oleh beberapa mekanisme, yaitu: tekanan
takan sebagai suatu sistem endokrin, para- perfusi ginjal yang rendah (baroreseptor
krin, autokrin dan intrakrin.6 Sistem renin ginjal), aktivasi sistem saraf simpatis,
angiotensin juga merupakan suatu regula- penurunan pengiriman garam dari makula
tor yang sangat penting untuk mengatur densa, dan penurunan kerja dari hormon
keseimbangan natrium, volume cairan eks- lokal. Keempat mekanisme tersebut akan
trasel, resistensi ginjal dan resistensi vas- meningkatkan kadar renin dalam sirkulasi
kular sistemik. Jadi, sistem renin angio- maupun dalam interstisium sehingga me-
tensin berfungsi sebagai regulator tekanan nyebabkan peningkatan generasi angio-
darah arterial yang paling kuat.7 Peng- tensin I yang kemudian dikonversi menjadi
hambatan farmakologik dari sistem renin angiotensin II.12-16
angiotensin secara luas digunakan sebagai
Mekanisme makula densa
pengobatan terhadap pasien hipertensi, ga-
gal jantung kongesti, disfungsi ventrikel, e- Pengaturan pelepasan renin dari ginjal
dema paru dan sistemik, diabetes nefropati, sangat kompleks. Salah satu mekanisme
sirosis hepatis, scleroderma, dan migrain.8,9 yang mengendalikan sekresi renin dari sel-
Sistem renin angiotensin memiliki be- sel jukstaglomerulus ialah mekanisme
berapa komponen penting.9,10 Komponen- makula densa. Makula densa mengatur hu-
komponen sistem renin-angiotensin dapat bungan timbal balik antara konsentrasi
ditemukan di dalam otak, berbagai jaringan natrium klorida dalam tubulus distal ginjal
perifer seperti pada jantung, ginjal, dan konsentrasi plasma renin.17 Tempat
Toreh, Kalangi, Wangko; Peran Kompleks Jukstaglomerulus terhadap Resistensi... S45
masuk dari NaCl ke dalam sel-sel makula yang ter-gantung pada konsentrasi klorida.
densa terutama melalui NKCC2 yang Hal ini juga disertai oleh pengaktifan p38
terdapat pada permukaan apikal makula kinase dan ERK1/2 kinase.12
densa dan melalui NHE2. Perubahan pe- Penurunan aktifitas NKCC2 di dalam
ngiriman NaCl dalam tubulus ke makula segmen tebal ascendens dan dalam makula
densa menciptakan sinyal untuk memodifi- densa mengakibatkan perubahan p38 dan
kasi pelepasan renin dari sel-sel juksta- aktifitas ERK1/2 MAPK. Hal ini menye-
glomerulus. Peningkatan glomerular fil- babkan terjadinya up-regulation dan akti-
tration rate (GFR) akan meningkatkan vasi COX-2 yang meningkatkan sintesis
pengiriman NaCl pada tubulus distal, dan dan pelepasan PGE 2 . PGE 2 disintesis di
perubahan ini dikenal oleh sel-sel makula dalam makula densa, kemudian dikirim ke
densa. Sinyal tersebut kemudian menjadi reseptor PGE 2 dalam sel-sel juksta-
umpan balik untuk sel-sel jukstaglome- glomerulus yaitu EP4. Hal ini merupakan
rulus dan arteriol aferen.12 jalur makula densa yang terutama untuk
Peningkatan pengiriman Na+ ke merangsang adenilil siklase sel juksta-
segmen tebal asendens akan meningkatkan glomerulus dan produksi cAMP, yang akan
aktifitas NKCC2, sehingga terjadi pening- menyebabkan peningkatan sekresi renin.12
katan natrium dalam sel-sel makula Sintesis nitrik oksida neuronal (nNOS)
densa.12 Makula densa membangkitkan dikendalikan oleh konsentrasi garam yang
sinyal yang memicu sintesis dan pelepasan rendah. Stimulasi cAMP yang diperantarai
renin jika terjadi penurunan konsentrasi oleh PGE 2 diperkuat oleh cGMP yang
dihasilkan oleh nNOS-NO. cGMP meng-
NaCl dalam tubulus ginjal.3 Perubahan
hambat katabolisme cAMP oleh phospho-
konsentrasi NaCl dalam lumen tubulus
diesterase (PDE)-3, sehingga lebih mengu-
akan memulai suatu proses elektrokimiawi
atkan lagi formasi cAMP yang distimulasi
dalam sel-sel makula densa, termasuk
oleh PGE 2 dan memperkuat perangsangan
perubahan konsentrasi ion-ion intrasel,
cAMP terhadap pelepasan renin.12,17
potensial membran dan volume sel. Sel-sel
Selain dapat mengenal perubahan
makula densa dapat berkomunikasi dengan konsentrasi NaCl tubulus, makula densa
sel mesangium, sel otot polos arteriol juga dapat mengenal keberadaan bahan-
aferen, dan sel granular jukstaglomerulus bahan metabolit, seperti suksinat, melalui
melalui pelepasan ATP pada permukaan reseptor metabolit GPR91.13 Reseptor ini
basolateral makula densa; dan juga melalui terekspresi sangat tinggi dalam ginjal dan
PGE 2 dan produksi nitrik oksida.18-20 Sinyal mengikat suksinat sebagai ligannya.
yang dihasilkan oleh makula densa Reseptor ini ditemukan pada permukaan
kemudian dikirim ke sel-sel jukstaglome- apikal sel-sel makula densa. Pengaktifan
rulus untuk melepaskan renin ke dalam GPR91 berhubungan dengan ERK1/2 dan
sirkulasi maupun ke dalam interstisium. fosforilasi p38 dan pengaktifan COX-2
12,13,21
yang pada akhirnya akan memicu sintesis
Penurunan konsentrasi NaCl in vivo dan pelepasan PGE 2 . Sebagai vasodilator
yang dikirim ke makula densa merangsang yang penting dan mediator parakrin, PGE 2
sekresi renin melalui suatu mekanisme memicu eksositosis renin dari sel-sel
yang diperantarai COX-2. Ekspresi COX-2 jukstaglomerulus.13,21
meningkat ketika konsentrasi NaCl rendah
atau ketika NKCC2 dihambat oleh diure-
Aktivasi sistem saraf simpatis
tik. Penurunan paparan NaCl ke sel-sel
makula densa menyebabkan sintesis PGE 2. Mekanisme lain dalam pengontrolan
Sintesis PGE 2 juga disebabkan oleh sekresi renin yaitu perangsangan sistem sa-
pening-katan aktivitas COX-2. Paparan raf simpatis yang merangsang sekresi renin
rendah ga-ram yang lama juga dapat melalui reseptor β-adrenergik yang terdapat
meningkatkan ekspresi COX-2 dalam jalur dalam sel-sel jukstaglomerulus. Sel-sel
S46 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S42-51
penurunan konsentrasi NaCl dalam tubulus diambil dari sirkulasi melalui pengikatan
distal, penurunan perfusi ginjal, stimulasi yang tidak spesifik pada sel-sel endotel
saraf simpatis melalui reseptor β-adrener- pembuluh darah atau melalui suatu reseptor
gik, dan hormon lokal.14,27,28 khusus untuk prorenin/renin. Reseptor M6P
Beberapa peneliti menjelaskan bahwa mengikat renin dan prorenin pada sel-sel
ketika terjadi penurunan konsentrasi NaCl endotel pembuluh darah. Beberapa peneliti
dalam tubulus kontortus distal ginjal maka menyatakan bahwa renin merupakan enzim
pengiriman NaCl ke sel-sel makula densa protease aspartik, yang terutama dihasilkan
juga akan berkurang. Hal ini akan merang- oleh kompleks juksta-glomerulus, hanya
sang sel-sel makula densa untuk mencipta- akan terikat pada satu jenis substrat yaitu
kan sinyal yang akan memicu pelepasan angiotensinogen. Walaupun angiotensino-
renin dari sel-sel jukstaglomerulus. Penu- gen terutama diproduksi di dalam hati
runan konsentrasi NaCl juga akan namun substrat ini juga termasuk dalam
menyebabkan terjadinya penurunan akti- kaskade sistem renin angiotensin yang telah
fitas NKCC2 yang menyebabkan perubah- terdeteksi pada pembuluh-pembuluh darah
an pada aktifitas p38 dan ERK1/2 MAPK. melalui level mRNA.29,30
Hal ini akan meningkatkan up regulation Renin akan mengubah angiotensino-
dan aktivasi COX-2 sehingga terjadi gen tersebut menjadi angiotensin I
peningkatan sintesis dan pelepasan PGE 2 . (dekapeptida) yang merupakan prekursor
PGE 2 yang disintesis dalam makula densa angiotensin II. Di dalam sirkulasi,
akan dikirim ke sel-sel juksta-glomerulus angiotensin I secara cepat akan dikonversi
dan ditangkap melalui reseptor PGE 2 pada oleh ACE (yang dominan terdapat pada
sel juksta-glomerulus (EP4). PGE 2 merang- permukaan sel-sel endotel dinding
sang sintesis renin dengan cara mengaku- pembuluh darah) menjadi angiotensin II
mulasikan cAMP dalam sel-sel juksta- (oktapeptida). Angiotensin II merupakan
glomerulus. Hal ini merupakan jalur utama produk utama dari sistem renin angiotensin
bagi makula densa untuk merangsang yang memiliki efek vaso-konstriktor yang
produksi cAMP. Selain itu, pengurangan kuat.30
reabsorbsi NaCl akan menyebabkan Salah satu tempat kerja sistem renin
penurunan konsentrasi kalsium dalam angiotensin ialah pada dinding pembuluh
interstisum korteks ginjal. Peningkatan darah. Pada sel-sel otot polos pembuluh
produksi cAMP dan penurunan konsentrasi darah terdapat reseptor AT 1 yang meme-
kalsium intrasel akan menyebabkan rantarai terjadinya vasokonstriksi. Salah
peningkatan sekresi dan pelepasan renin. satu fungsi sistem renin angiotensin ialah
Selain penurunan pengiriman NaCl, pele- mengatur resistensi pembuluh darah ginjal
pasan renin juga dipengaruhi oleh dan pembuluh darah sistemik. Pengaturan
penurunan tekanan arterial dan penurunan resistensi pembuluh darah oleh sistem
volume ekstrasel.16 renin-angiotensin terjadi melalui kerja
Mekanisme pelepasan renin yang tidak angiotensin II. Angiotensin II memiliki be-
melibatkan NaCl dan perfusi ginjal ialah berapa fungsi yang sangat penting, salah
mekanisme pelepasan renin yang melibat- satunya yaitu dapat menimbulkan kons-
kan rangsangan sistem saraf simpatis. triksi pembuluh darah melalui reseptor AT 1
Sistem saraf simpatis merupakan pengatur sehingga terjadi peningkatan resistensi
penting dalam sekresi renin. Jalur klasik ini pembuluh darah.30
bekerja melalui aktivasi saraf β-adrenergik, Sistem renin angiotensin yang ter-
yang akan meningkatkan produksi cAMP, aktifasi akan memroduksi angiotensin II.
kemudian akan merangsang sel-sel juksta- Sistem renin angiotensin hanya akan ter-
glomerulus untuk melepaskan renin.16,29 aktifasi dengan adanya renin dalam sir-
Renin yang dilepaskan ke dalam sir- kulasi. Sekali renin disekresi ke dalam sir-
kulasi akan ditangkap oleh jaringan melalui kulasi maka akan terjadi serangkaian peme-
reseptor renin pada jaringan tersebut. Renin cahan angiotensinogen yang pada akhirnya
S48 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S42-51
akan menghasikan angiotensin II. Jadi, tan- Penghambatan sistem renin angiotensin
pa keberadaan renin dalam sirkulasi maka aldosteron
sistem renin angiotensin tidak akan ter- Sistem renin angiotensin aldosteron
aktifasi. Dengan demikian, tidak akan diha- (SRAA) memiliki peran yang sangat
silkan angiotensin II yang akan menye- penting dalam mengatur volume cairan
babkan konstriksi pembuluh darah; hal ini tubuh dan pemeliharaan tekanan darah
menunjukkan fungsi penting kompleks normal. Aktifitas SRAA yang berlebihan
juksta-glomerulus terhadap pengaturan akan mengakibatkan terjadinya hipertensi
resistensi pembuluh darah.22,30 dan kerusakan organ target. Dalam keadaan
Kompleks jukstaglomerulus merupa- normal kerja SRAA diatur melalui
kan sumber utama renin dalam tubuh mekanisme inhibisi kompensasi timbal
organism, dan akan memroduksi dan mele- balik oleh reseptor AT 1 dalam pelepasan
paskan renin ke dalam sirkulasi renin bila renin (Gambar 1).31
terjadi keadaan-keadaan seperti penurunan
perfusi ginjal, dehidrasi, kehilangan cairan/
darah atau keadaan-keadaan yang menu-
runkan konsentrasi garam tubulus. Keadaan-
keadaan tersebut akan merangsang sel-sel
makula densa, jukstaglomerulus, dan me-
sangium ekstraglomerulus untuk melaksa-
nakan fungsinya masing-masing terhadap
sintesis dan pelepasan renin dari kompleks
jukstaglomerulus. Sel-sel makula densa
bertindak sebagai penghasil sinyal dan
mengirimkannya ke sel-sel jukstaglome-
rulus. Sel mesangium ekstraglomerulus
membantu meneruskan sinyal yang diben-
tuk oleh sel-sel makula densa ke sel-sel
juksta-glomerulus. Sinyal tersebut diterima Gambar 1. Penghambatan sistem renin
oleh sel-sel jukstaglomerulus kemudian angiotensin aldosteron. Sumber: Müller DN,
akan menyintesis dan melepaskan renin ke 2006.31
sirkulasi.30,31
Selain itu, renin juga akan dilepaskan
ke dalam sirkulasi bila terjadi perubahan Penghambatan SRAA oleh angio-
konsentrasi angiotensin II dalam sirkulasi. tensin-converting enzyme inhibitors (ACEi)
Penurunan konsentrasi angiotensin II dalam dan angiotensin receptor blockers (ARB)
tubulus dideteksi oleh sel-sel endotel dalam masih kurang efektif, oleh karena ACEi
kompleks jukstaglomerulus, yang kemu- dan ARB hanya memutuskan mekanisme
dian mengirim sinyal tersebut ke sel-sel timbal balik sehingga terjadi peningkatan
jukstaglomerulus. Angiotensin II mengatur aktifitas rennin, yang pada akhirnya dapat
sekresi renin melalui suatu mekanisme meningkatkan konsentrasi Ang II melalui
homeostatis yang disebut “umpan balik jalur konversi yang tidak tergantung jalur
pendek”.31 Peningkatan konsentrasi angio- ACE, seperti dipeptidase, yang ditemukan
tensin II dalam sirkulasi akan menghambat pada beberapa jaringan, termasuk di ginjal.
sintesis dan sekresi renin dari kompleks Penghambat renin bekerja secara langsung
jukstaglomerulus, sedangkan penurunan dan efektif untuk menghambat kerja SRAA
angiotensin II memiliki efek berlawanan dengan efek samping rendah.31 Walaupun
yaitu merangsang sintesis dan sekresi renin ACEi dan ARB memiliki efek samping,
dari kompleks jukstaglomerulus. Dengan sampai saat ini ACEi dan ARB masih
demikian keseimbangan resistensi pembu- digunakan secara luas sebagai terapi pilihan
luh darah akan terpelihara baik.30,31 pada pasien hipertensi.
Toreh, Kalangi, Wangko; Peran Kompleks Jukstaglomerulus terhadap Resistensi... S49