Anda di halaman 1dari 10

PERAN KOMPLEKS JUKSTAGLOMERULUS TERHADAP

RESISTENSI PEMBULUH DARAH

Renny M. Toreh
Sonny J. R. Kalangi
Sunny Wangko

Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado


Email: sonnykalangi@yahoo.com

Abstrak: As the main structural component of the renin-angiotensin-aldosterone system


(RAAS), the juxtaglomerular complex plays a very important role in the regulation of
vascular resistance. The synthesis and release of renin into the circulation occurs due to the
decrease of blood pressure, loss of body fluid, and a decrease of sodium intake. Renin
converts angiotensinogen into angiotensin I, which is further converted by the angiotensin
converting enzyme (ACE) into angiotensin II. This angiotensin II causes vasoconstriction of
blood vessels, resulting in an increase of vascular resistance and blood pressure. The ACE
inhibitors and the angiotensin receptor blockers (ARBs) do not inhibit the RAAS completely
since they cause an increase of renin activity. The renin blockers are more effective in
inhibiting RAAS activity; therefore, these renin blockers can be applied as antihypertensive
agents with fewer side effects. The RAAS activity can be inhibited by a decrease of renin
synthesis in the juxtaglomerular complex by blocking the signals in the juxtaglomerular
complex that stimulate renin synthesis, and by blocking the gap junctions in the
juxtaglomerular complex.
Keywords: juxtaglomerular complex, vascular resistance, RAAS.

Abstrak: Kompleks jukstaglomerulus sebagai komponen struktural utama sistem renin


angiotensin berperan penting dalam pengaturan resistensi pembuluh darah. Sintesis dan
pelepasan renin ke sirkulasi terjadi karena tekanan darah yang rendah, kehilangan cairan
tubuh, dan kurangnya intake natrium. Renin akan memecah angiotensinogen menjadi
angiotesin I yang kemudian secara cepat dikonversi oleh enzim pengonversi angiotensin
menjadi angiotensin II. Angiotensin II menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah sehingga
meningkatkan resistensi pembuluh darah yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan
darah. ACEinhibitor dan ARB kurang sempurna dalam menghambat kerja SRAA oleh karena
keduanya memutuskan rantai mekanisme timbal balik sehingga meningkatkan aktifitas renin.
Penghambat renin lebih efektif digunakan untuk menghambat aktifitas SRAA sehingga
penghambat renin dapat digunakan sebagai obat anti-hipertensi dan memiliki efek samping
yang rendah. Metode penghambatan SRAA yang juga dapat dikembangkan ialah
penghambatan sintesis renin dalam kompleks jukstaglomerulus dengan cara menekan sinyal-
sinyal dalam kompleks jukstaglomerulus yang merangsang sintesis renin dan menghambat
fungsi taut kedap yang terdapat dalam kompleks jukstaglomerulus.
Kata kunci: kompleks juksta glomerulus, resistensi vaskular, SRAA.

Dewasa ini hipertensi telah merupakan lain obat-obat golongan diuretik, ACE
masalah global. Berbagai jenis obat anti- inhibitors, angiotensin receptor blockers,
hipertensi telah dikembangkan dan diapli- dan calcium channel blockers, tetapi angka
kasikan untuk pengobatan hipertensi, antara kejadian hipertensi belum dapat diturunkan.

S42
Toreh, Kalangi, Wangko; Peran Kompleks Jukstaglomerulus terhadap Resistensi... S43

Menurut data dari the National Health and Komunikasi langsung dari sel ke sel
Nutrition Examination Survey (NHNES), melalui suatu taut kedap telah diketahui
angka kejadian hipertensi mengalami sebagai mekanisme yang penting dalam
peningkatan dari tahun ke tahun.1 regulasi fungsi ginjal, khususnya fungsi
Gejala hipertensi hampir selalu kompleks jukstaglomerulus. Sel-sel makula
ditemukan pada pasien penyakit ginjal. densa dan sel-sel endotel tubulus bertindak
Keadaan hipertensi yang berkepanjangan sebagai sensor yang mengamati perubahan
dapat menimbulkan kerusakan fungsi gin- konsentrasi ion Na dan tekanan darah,
jal.1 Oleh karena itu diperlukan pemaham- kemudian mengirimkan sinyal tersebut ke
an lebih mendalam tentang pengaturan sel-sel efektor yaitu sel-sel otot polos
tekanan darah di dalam tubuh sehingga pembuluh darah dan sel-sel juksta-
dapat ditemukan solusi yang tepat untuk glomerulus untuk mengatur regulasi tonus
mengontrol tekanan darah. vaskular pre-glomerulus dan sekresi renin.5
Salah satu faktor yang memengaruhi Respon fisiologik ini membutuhkan
tekanan darah ialah resistensi pembuluh komunikasi intersel yang terkoordinasi
darah, yang dipengaruhi oleh tonus dengan baik. Terdapat banyak saluran taut
pembuluh darah. Terdapat sejumlah bahan kedap dalam kompleks jukstaglomerulus
yang memengaruhi tonus pembuluh darah, yang terletak secara proporsional untuk
di antaranya yaitu angiotensin II yang memantau dan mengintegrasikan sinyal-
merupakan produk dari sistem renin sinyal pemicu seperti tekanan, hormon, dan
angiotensin.2 ion-ion, kemudian mengirim informasi
Sistem renin – angiotensin – aldosteron tersebut ke sel-sel efektor. Taut kedap
(SRAA) merupakan suatu regulator yang menghubungkan sel-sel mesangial, sel-sel
sangat penting untuk mengatur keseim- otot polos vaskular, sel-sel endotelial, dan
bangan natrium, volume cairan ekstrasel, sel-sel penghasil renin, sehingga sel-sel
resistensi pembuluh darah ginjal, dan resis- tersebut dapat berfungsi sebagai satu
tensi vaskular sistemik.3 SRAA diaktifkan kesatuan sistem yang terkoordinasi dengan
oleh enzim renin; oleh karena itu, riset baik.5
mengenai tekanan darah tinggi dan
pengembangan obat-obatannya telah di- Peran taut kedap dalam fungsi kompleks
fokuskan pada pengontrolan berbagai titik juktaglomerulus
dalam SRAA.1 Taut kedap menyediakan suatu jalur
Struktur yang berperan dalam pengak- transmisi intrasel untuk molekul-molekul
tifan SRAA ialah kompleks jukstaglome- pembawa sinyal. Bertolak belakang dengan
rulus. Kompleks jukstaglomerulus merupa- jalur ekstrasel dari faktor pertumbuhan,
kan suatu struktur istimewa dan unik yang hormon, atau neurotransmiter, jalur intrasel
terdapat di dalam ginjal dan memiliki fung- mengirim sinyal dengan menyebrangi
si fisiologik yang sangat penting sehingga membran sel. Molekul pembawa sinyal
diperlukan pemahaman mengenai perannya yang berukuran <1,2 kDa dapat melewati
terhadap pengaturan resistensi pembuluh taut kedap, dan juga second messengers
darah.4 seperti cAMP, ATP, IP3, dan Ca2+ dapat
dikirim melalui taut kedap. Sebagai second
Komunikasi intersel dalam kompleks messenger, Ca2+ sangat berperan dalam
jukstaglomerulus pengontrolan banyak fungsi sel termasuk
Pemeliharaan fungsi dan struktur fungsi kompleks jukstaglomerlus.5
ginjal membutuhkan komunikasi intersel Secara morfologik, tidak terdapat taut
yang terkoordinasi, yang diperantarai oleh kedap di antara makula densa dan sel-sel
faktor-faktor autokrin dan parakrin terma- mesangial. Mediator yang berperan dalam
suk neurotransmiter, hormon, faktor-faktor pengiriman Ca2+ dari makula densa ke sel-
pertumbuhan, dan bahan-bahan vasoaktif. sel mesangial ialah ATP. ATP dilepaskan
S44 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S42-51

dari sel-sel makula densa (MDCs) sebagai plasenta, testis, jaringan adiposa, dan pada
respon terhadap peningkatan konsentrasi mata.10,11 Komponen-komponen tersebut
NaCl dalam lumen tubulus. Pengikatan yaitu: renin, angiotensinogen, angiotensin
ATP pada reseptor-reseptor P 2 Y dalam sel- converting enzyme (ACE), dan angiotensin
sel makula densa mengakibatkan pening- II.9,10
katan konsentrasi Ca2+ intrasel, yang kemu-
dian dikirim ke sel-sel otot polos vaskular Pengontrolan sekresi renin dari
(VSMCs) dan sel-sel penghasil renin kompleks jukstaglomerulus
(RSCs) melalui taut kedap. Selain itu, Pelepasan renin dari kompleks juksta-
peningkatan tekanan darah dalam arteriol glomerulus melibatkan second messengger
aferen akan mengaktifkan sel-sel endotel yaitu cAMP dan kalsium. Semua faktor
(ECs) sehingga menyebabkan terjadinya yang merangsang cAMP dalam sel-sel
peningkatan konsentrasi Ca2+ intra-sel dan jukstaglomerulus, termasuk prostaglandin,
pelepasan ATP ekstrasel.5 kinin, dan agonis β-adrenergik, memiliki
Taut kedap dan ATP yang tergantung efek perangsangan terhadap pelepasan
Ca menyebabkan Ca2+ dapat disebarkan
2+
renin. Protein kinase merupakan sinyal
dari sel-sel sensor ke sel-sel efektor dalam transduksi siklik nukleotida yang penting,
kompleks jukstaglomerulus, dan dengan dan cAMP bekerja pada protein kinase A,
demikian mengatur koordinasi kontrakti- sehingga akan meningkatkan suatu kaskade
litas dan respon-respon sekresi dalam yang menghasilkan pelepasan renin dari
kompleks jukstaglomerulus. Sinyal-sinyal granula penyimpanan dalam sel-sel juksta-
Ca2+ yang dihasilkan sel-sel endotel oleh glomerulus. Selain itu, sekresi renin juga
karena adanya rangsangan lain seperti dirangsang oleh penurunan kalsium ekstra-
angiotensin II (ANG II) juga dapat di- sel in vitro, dan juga penurunan kalsium
kirimkan ke sel-sel otot polos vaskular dan intrasel.12
sel jukstaglomerulus melalui taut kedap.5 Pelepasan renin dari sel-sel juksta-
glomerulus merupakan tahap pertama dan
satu-satunya tahapan yang mengaktifkan
SISTEM RENIN ANGIOTENSIN sistem renin-angiotensin yang dikendalikan
Sistem renin angiotensin telah dinya- oleh beberapa mekanisme, yaitu: tekanan
takan sebagai suatu sistem endokrin, para- perfusi ginjal yang rendah (baroreseptor
krin, autokrin dan intrakrin.6 Sistem renin ginjal), aktivasi sistem saraf simpatis,
angiotensin juga merupakan suatu regula- penurunan pengiriman garam dari makula
tor yang sangat penting untuk mengatur densa, dan penurunan kerja dari hormon
keseimbangan natrium, volume cairan eks- lokal. Keempat mekanisme tersebut akan
trasel, resistensi ginjal dan resistensi vas- meningkatkan kadar renin dalam sirkulasi
kular sistemik. Jadi, sistem renin angio- maupun dalam interstisium sehingga me-
tensin berfungsi sebagai regulator tekanan nyebabkan peningkatan generasi angio-
darah arterial yang paling kuat.7 Peng- tensin I yang kemudian dikonversi menjadi
hambatan farmakologik dari sistem renin angiotensin II.12-16
angiotensin secara luas digunakan sebagai
Mekanisme makula densa
pengobatan terhadap pasien hipertensi, ga-
gal jantung kongesti, disfungsi ventrikel, e- Pengaturan pelepasan renin dari ginjal
dema paru dan sistemik, diabetes nefropati, sangat kompleks. Salah satu mekanisme
sirosis hepatis, scleroderma, dan migrain.8,9 yang mengendalikan sekresi renin dari sel-
Sistem renin angiotensin memiliki be- sel jukstaglomerulus ialah mekanisme
berapa komponen penting.9,10 Komponen- makula densa. Makula densa mengatur hu-
komponen sistem renin-angiotensin dapat bungan timbal balik antara konsentrasi
ditemukan di dalam otak, berbagai jaringan natrium klorida dalam tubulus distal ginjal
perifer seperti pada jantung, ginjal, dan konsentrasi plasma renin.17 Tempat
Toreh, Kalangi, Wangko; Peran Kompleks Jukstaglomerulus terhadap Resistensi... S45

masuk dari NaCl ke dalam sel-sel makula yang ter-gantung pada konsentrasi klorida.
densa terutama melalui NKCC2 yang Hal ini juga disertai oleh pengaktifan p38
terdapat pada permukaan apikal makula kinase dan ERK1/2 kinase.12
densa dan melalui NHE2. Perubahan pe- Penurunan aktifitas NKCC2 di dalam
ngiriman NaCl dalam tubulus ke makula segmen tebal ascendens dan dalam makula
densa menciptakan sinyal untuk memodifi- densa mengakibatkan perubahan p38 dan
kasi pelepasan renin dari sel-sel juksta- aktifitas ERK1/2 MAPK. Hal ini menye-
glomerulus. Peningkatan glomerular fil- babkan terjadinya up-regulation dan akti-
tration rate (GFR) akan meningkatkan vasi COX-2 yang meningkatkan sintesis
pengiriman NaCl pada tubulus distal, dan dan pelepasan PGE 2 . PGE 2 disintesis di
perubahan ini dikenal oleh sel-sel makula dalam makula densa, kemudian dikirim ke
densa. Sinyal tersebut kemudian menjadi reseptor PGE 2 dalam sel-sel juksta-
umpan balik untuk sel-sel jukstaglome- glomerulus yaitu EP4. Hal ini merupakan
rulus dan arteriol aferen.12 jalur makula densa yang terutama untuk
Peningkatan pengiriman Na+ ke merangsang adenilil siklase sel juksta-
segmen tebal asendens akan meningkatkan glomerulus dan produksi cAMP, yang akan
aktifitas NKCC2, sehingga terjadi pening- menyebabkan peningkatan sekresi renin.12
katan natrium dalam sel-sel makula Sintesis nitrik oksida neuronal (nNOS)
densa.12 Makula densa membangkitkan dikendalikan oleh konsentrasi garam yang
sinyal yang memicu sintesis dan pelepasan rendah. Stimulasi cAMP yang diperantarai
renin jika terjadi penurunan konsentrasi oleh PGE 2 diperkuat oleh cGMP yang
dihasilkan oleh nNOS-NO. cGMP meng-
NaCl dalam tubulus ginjal.3 Perubahan
hambat katabolisme cAMP oleh phospho-
konsentrasi NaCl dalam lumen tubulus
diesterase (PDE)-3, sehingga lebih mengu-
akan memulai suatu proses elektrokimiawi
atkan lagi formasi cAMP yang distimulasi
dalam sel-sel makula densa, termasuk
oleh PGE 2 dan memperkuat perangsangan
perubahan konsentrasi ion-ion intrasel,
cAMP terhadap pelepasan renin.12,17
potensial membran dan volume sel. Sel-sel
Selain dapat mengenal perubahan
makula densa dapat berkomunikasi dengan konsentrasi NaCl tubulus, makula densa
sel mesangium, sel otot polos arteriol juga dapat mengenal keberadaan bahan-
aferen, dan sel granular jukstaglomerulus bahan metabolit, seperti suksinat, melalui
melalui pelepasan ATP pada permukaan reseptor metabolit GPR91.13 Reseptor ini
basolateral makula densa; dan juga melalui terekspresi sangat tinggi dalam ginjal dan
PGE 2 dan produksi nitrik oksida.18-20 Sinyal mengikat suksinat sebagai ligannya.
yang dihasilkan oleh makula densa Reseptor ini ditemukan pada permukaan
kemudian dikirim ke sel-sel jukstaglome- apikal sel-sel makula densa. Pengaktifan
rulus untuk melepaskan renin ke dalam GPR91 berhubungan dengan ERK1/2 dan
sirkulasi maupun ke dalam interstisium. fosforilasi p38 dan pengaktifan COX-2
12,13,21
yang pada akhirnya akan memicu sintesis
Penurunan konsentrasi NaCl in vivo dan pelepasan PGE 2 . Sebagai vasodilator
yang dikirim ke makula densa merangsang yang penting dan mediator parakrin, PGE 2
sekresi renin melalui suatu mekanisme memicu eksositosis renin dari sel-sel
yang diperantarai COX-2. Ekspresi COX-2 jukstaglomerulus.13,21
meningkat ketika konsentrasi NaCl rendah
atau ketika NKCC2 dihambat oleh diure-
Aktivasi sistem saraf simpatis
tik. Penurunan paparan NaCl ke sel-sel
makula densa menyebabkan sintesis PGE 2. Mekanisme lain dalam pengontrolan
Sintesis PGE 2 juga disebabkan oleh sekresi renin yaitu perangsangan sistem sa-
pening-katan aktivitas COX-2. Paparan raf simpatis yang merangsang sekresi renin
rendah ga-ram yang lama juga dapat melalui reseptor β-adrenergik yang terdapat
meningkatkan ekspresi COX-2 dalam jalur dalam sel-sel jukstaglomerulus. Sel-sel
S46 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S42-51

jukstaglomerulus berisi reseptor-reseptor penghambatan baroreseptor ginjal. Penu-


β1-adrenergik yang merupakan sebuah runan perfusi ginjal menyebabkan vaso-
reseptor transmembran G protein-coupled dilatasi, mengubah formasi cAMP, dan
yang pada saat aktif akan memperbanyak meningkatkan sekresi renin.12
sinyal-sinyal yang mengaktifkan adenilil
siklase, merangsang fosfolipase dan Peran kompleks jukstaglomerulus terha-
mengubah saluran-saluran ion untuk dap pengaturan resistensi pembuluh
menurunkan konsentrasi kalsium intrasel.12 darah
Peningkatan sekresi renin sebagai respon
terhadap rangsangan β-adrenoreseptor Kompleks jukstaglomerulus yang ter-
diperantarai oleh cAMP. Hormon, neuro- diri dari sel-sel jukstaglomerulus, makula
transmiter, dan autakoid menaikkan pro- densa, dan mesangium ekstraglomerulus
duksi cAMP intrasel sehingga mening- merupakan komponen utama sistem renin-
katkan sekresi renin.12,22-24 angiotensin-aldosteron. Sistem renin-angio-
Terdapat kontroversi mengenai peran tensin-aldosteron ini teraktifasi melalui
dari cGMP. Beberapa pakar mengatakan kerja renin yang dihasilkan dari kompleks
bahwa cGMP juga merangsang sekresi jukstaglomerulus. Renin merupakan hor-
renin namun ada juga yang melaporkan mon kunci dalam sistem renin-angiotensin-
bahwa cGMP memiliki efek inhibisi aldosteron.3,26
terhadap sekresi renin. Terdapat interaksi Kompleks juksta-glomerulus memiliki
penting antara cAMP dan cGMP terhadap tiga komponen dan tiap-tiap komponen
sekresi renin melalui hidrolisis dari cAMP tersebut memiliki peran masing-masing
yang terjadi sebagai respon terhadap dalam proses sintesis dan pelepasan renin
isoform PDE. PDE 3 berperan penting ke dalam sirkulasi maupun ke dalam
dalam sekresi renin yaitu ketika PDE 3 interstitium. Sel-sel dalam kompleks
dihambat kerjanya oleh cGMP. cGMP jukstaglomerulus berkomunikasi satu sama
dapat merangsang pelepasan renin dengan lain melalui suatu taut kedap. Dengan
menurunkan kerusakan cAMP dengan cara adanya taut kedap tersebut fungsi sintesis
melemahkan aktivitas PDE 3. Oleh karena dan sekresi dalam kompleks jukstaglome-
rulus dapat berjalan dengan baik.14,27,28
itu, penghambatan PDE 3 juga akan
Sel-sel jukstaglomerulus berperan da-
menambah sekresi renin sebagai respon
lam sintesis, penyimpanan, dan pelepasan
terhadap rangsangan β-adreno-reseptor.
12,22-24 renin. Sel-sel jukstaglomerulus merupakan
satu-satunya sel dalam tubuh organisme
yang menyintesis renin dalam bentuk pre-
Mekanisme baroreseptor ginjal
prorenin kemudian memrosesnya menjadi
Pelepasan renin telah terbukti bergan- bentuk renin yang aktif dan menyimpan
tung pada penurunan tekanan perfusi tetapi bentuk renin aktif tersebut dalam granula
tidak pada perubahan aliran darah ginjal. sekretorik dewasa. Sel-sel makula densa
Sekresi renin dihambat oleh tekanan perfusi berperan dalam menciptakan dan mengi-
ginjal yang tinggi melalui mekanisme baro- rimkan sinyal untuk melepaskan renin dari
reseptor ginjal. Peningkatan perfusi ginjal dalam sel-sel granula jukstaglomerulus.
dengan vasokonstriksi miogenik menye- Sinyal tersebut terbentuk ketika terjadi
babkan peningkatan tekanan, yang merupa- penurunan konsentrasi NaCl dalam tubulus
kan rangsangan utama untuk sintesis nitrik distal ginjal. Sel mesangium ekstra-
oksida endotel.12 Schweda et al25 telah glomerulus berperan sebagai sel penyokong
mela-porkan bahwa penghambatan renin yang juga mengirim informasi tentang
oleh karena peningkatan perfusi ginjal NaCl di tubulus distal ke sel-sel juksta-
diperantarai oleh reseptor adenosin A1, glomerulus yang kemudian menyekresi dan
yang menandakan bahwa formasi adenosin melepaskan rennin. Sintesis renin oleh sel-
lokal merupakan faktor kunci dalam sel juksta-glomerulus dipengaruhi oleh
Toreh, Kalangi, Wangko; Peran Kompleks Jukstaglomerulus terhadap Resistensi... S47

penurunan konsentrasi NaCl dalam tubulus diambil dari sirkulasi melalui pengikatan
distal, penurunan perfusi ginjal, stimulasi yang tidak spesifik pada sel-sel endotel
saraf simpatis melalui reseptor β-adrener- pembuluh darah atau melalui suatu reseptor
gik, dan hormon lokal.14,27,28 khusus untuk prorenin/renin. Reseptor M6P
Beberapa peneliti menjelaskan bahwa mengikat renin dan prorenin pada sel-sel
ketika terjadi penurunan konsentrasi NaCl endotel pembuluh darah. Beberapa peneliti
dalam tubulus kontortus distal ginjal maka menyatakan bahwa renin merupakan enzim
pengiriman NaCl ke sel-sel makula densa protease aspartik, yang terutama dihasilkan
juga akan berkurang. Hal ini akan merang- oleh kompleks juksta-glomerulus, hanya
sang sel-sel makula densa untuk mencipta- akan terikat pada satu jenis substrat yaitu
kan sinyal yang akan memicu pelepasan angiotensinogen. Walaupun angiotensino-
renin dari sel-sel jukstaglomerulus. Penu- gen terutama diproduksi di dalam hati
runan konsentrasi NaCl juga akan namun substrat ini juga termasuk dalam
menyebabkan terjadinya penurunan akti- kaskade sistem renin angiotensin yang telah
fitas NKCC2 yang menyebabkan perubah- terdeteksi pada pembuluh-pembuluh darah
an pada aktifitas p38 dan ERK1/2 MAPK. melalui level mRNA.29,30
Hal ini akan meningkatkan up regulation Renin akan mengubah angiotensino-
dan aktivasi COX-2 sehingga terjadi gen tersebut menjadi angiotensin I
peningkatan sintesis dan pelepasan PGE 2 . (dekapeptida) yang merupakan prekursor
PGE 2 yang disintesis dalam makula densa angiotensin II. Di dalam sirkulasi,
akan dikirim ke sel-sel juksta-glomerulus angiotensin I secara cepat akan dikonversi
dan ditangkap melalui reseptor PGE 2 pada oleh ACE (yang dominan terdapat pada
sel juksta-glomerulus (EP4). PGE 2 merang- permukaan sel-sel endotel dinding
sang sintesis renin dengan cara mengaku- pembuluh darah) menjadi angiotensin II
mulasikan cAMP dalam sel-sel juksta- (oktapeptida). Angiotensin II merupakan
glomerulus. Hal ini merupakan jalur utama produk utama dari sistem renin angiotensin
bagi makula densa untuk merangsang yang memiliki efek vaso-konstriktor yang
produksi cAMP. Selain itu, pengurangan kuat.30
reabsorbsi NaCl akan menyebabkan Salah satu tempat kerja sistem renin
penurunan konsentrasi kalsium dalam angiotensin ialah pada dinding pembuluh
interstisum korteks ginjal. Peningkatan darah. Pada sel-sel otot polos pembuluh
produksi cAMP dan penurunan konsentrasi darah terdapat reseptor AT 1 yang meme-
kalsium intrasel akan menyebabkan rantarai terjadinya vasokonstriksi. Salah
peningkatan sekresi dan pelepasan renin. satu fungsi sistem renin angiotensin ialah
Selain penurunan pengiriman NaCl, pele- mengatur resistensi pembuluh darah ginjal
pasan renin juga dipengaruhi oleh dan pembuluh darah sistemik. Pengaturan
penurunan tekanan arterial dan penurunan resistensi pembuluh darah oleh sistem
volume ekstrasel.16 renin-angiotensin terjadi melalui kerja
Mekanisme pelepasan renin yang tidak angiotensin II. Angiotensin II memiliki be-
melibatkan NaCl dan perfusi ginjal ialah berapa fungsi yang sangat penting, salah
mekanisme pelepasan renin yang melibat- satunya yaitu dapat menimbulkan kons-
kan rangsangan sistem saraf simpatis. triksi pembuluh darah melalui reseptor AT 1
Sistem saraf simpatis merupakan pengatur sehingga terjadi peningkatan resistensi
penting dalam sekresi renin. Jalur klasik ini pembuluh darah.30
bekerja melalui aktivasi saraf β-adrenergik, Sistem renin angiotensin yang ter-
yang akan meningkatkan produksi cAMP, aktifasi akan memroduksi angiotensin II.
kemudian akan merangsang sel-sel juksta- Sistem renin angiotensin hanya akan ter-
glomerulus untuk melepaskan renin.16,29 aktifasi dengan adanya renin dalam sir-
Renin yang dilepaskan ke dalam sir- kulasi. Sekali renin disekresi ke dalam sir-
kulasi akan ditangkap oleh jaringan melalui kulasi maka akan terjadi serangkaian peme-
reseptor renin pada jaringan tersebut. Renin cahan angiotensinogen yang pada akhirnya
S48 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S42-51

akan menghasikan angiotensin II. Jadi, tan- Penghambatan sistem renin angiotensin
pa keberadaan renin dalam sirkulasi maka aldosteron
sistem renin angiotensin tidak akan ter- Sistem renin angiotensin aldosteron
aktifasi. Dengan demikian, tidak akan diha- (SRAA) memiliki peran yang sangat
silkan angiotensin II yang akan menye- penting dalam mengatur volume cairan
babkan konstriksi pembuluh darah; hal ini tubuh dan pemeliharaan tekanan darah
menunjukkan fungsi penting kompleks normal. Aktifitas SRAA yang berlebihan
juksta-glomerulus terhadap pengaturan akan mengakibatkan terjadinya hipertensi
resistensi pembuluh darah.22,30 dan kerusakan organ target. Dalam keadaan
Kompleks jukstaglomerulus merupa- normal kerja SRAA diatur melalui
kan sumber utama renin dalam tubuh mekanisme inhibisi kompensasi timbal
organism, dan akan memroduksi dan mele- balik oleh reseptor AT 1 dalam pelepasan
paskan renin ke dalam sirkulasi renin bila renin (Gambar 1).31
terjadi keadaan-keadaan seperti penurunan
perfusi ginjal, dehidrasi, kehilangan cairan/
darah atau keadaan-keadaan yang menu-
runkan konsentrasi garam tubulus. Keadaan-
keadaan tersebut akan merangsang sel-sel
makula densa, jukstaglomerulus, dan me-
sangium ekstraglomerulus untuk melaksa-
nakan fungsinya masing-masing terhadap
sintesis dan pelepasan renin dari kompleks
jukstaglomerulus. Sel-sel makula densa
bertindak sebagai penghasil sinyal dan
mengirimkannya ke sel-sel jukstaglome-
rulus. Sel mesangium ekstraglomerulus
membantu meneruskan sinyal yang diben-
tuk oleh sel-sel makula densa ke sel-sel
juksta-glomerulus. Sinyal tersebut diterima Gambar 1. Penghambatan sistem renin
oleh sel-sel jukstaglomerulus kemudian angiotensin aldosteron. Sumber: Müller DN,
akan menyintesis dan melepaskan renin ke 2006.31
sirkulasi.30,31
Selain itu, renin juga akan dilepaskan
ke dalam sirkulasi bila terjadi perubahan Penghambatan SRAA oleh angio-
konsentrasi angiotensin II dalam sirkulasi. tensin-converting enzyme inhibitors (ACEi)
Penurunan konsentrasi angiotensin II dalam dan angiotensin receptor blockers (ARB)
tubulus dideteksi oleh sel-sel endotel dalam masih kurang efektif, oleh karena ACEi
kompleks jukstaglomerulus, yang kemu- dan ARB hanya memutuskan mekanisme
dian mengirim sinyal tersebut ke sel-sel timbal balik sehingga terjadi peningkatan
jukstaglomerulus. Angiotensin II mengatur aktifitas rennin, yang pada akhirnya dapat
sekresi renin melalui suatu mekanisme meningkatkan konsentrasi Ang II melalui
homeostatis yang disebut “umpan balik jalur konversi yang tidak tergantung jalur
pendek”.31 Peningkatan konsentrasi angio- ACE, seperti dipeptidase, yang ditemukan
tensin II dalam sirkulasi akan menghambat pada beberapa jaringan, termasuk di ginjal.
sintesis dan sekresi renin dari kompleks Penghambat renin bekerja secara langsung
jukstaglomerulus, sedangkan penurunan dan efektif untuk menghambat kerja SRAA
angiotensin II memiliki efek berlawanan dengan efek samping rendah.31 Walaupun
yaitu merangsang sintesis dan sekresi renin ACEi dan ARB memiliki efek samping,
dari kompleks jukstaglomerulus. Dengan sampai saat ini ACEi dan ARB masih
demikian keseimbangan resistensi pembu- digunakan secara luas sebagai terapi pilihan
luh darah akan terpelihara baik.30,31 pada pasien hipertensi.
Toreh, Kalangi, Wangko; Peran Kompleks Jukstaglomerulus terhadap Resistensi... S49

Penghambat langsung renin kerja penghambat renin langsung, juga da-


Konsep penghambatan SRAA melalui pat dikembangkan penghambat pada tem-
pat sintesis renin yaitu kompleks juksta-
renin telah dimulai sejak 50 tahun silam.
glomerulus. Di dalam kompleks juksta-
Demikian pula penemuan penghambat
glomerulus terdapat sinyal-sinyal yang me-
renin yang kuat bukan merupakan hal yang
rangsang sintesis renin. Perlu dikembang-
baru. Komposisi penghambat renin pada
kan metode atau bahan tertentu yang dapat
awalnya berupa penghambat peptida,
menghambat sinyal-sinyal tersebut sehing-
seperti isovaleril-His-Pro-Phe-His-Sta-Leu-
ga produksi renin dapat dihambat.
Phe-NH2 (SCRIP), yang mengandung
Cara lain yang mungkin dapat
asam amino statin. Pepstatin merupakan
dikembangkan ialah penghambatan fungsi
penghambat renin sintetik yang pertama
taut kedap yang merupakan saluran komu-
dan beberapa generasinya memiliki efek-
nikasi intersel dalam kompleks juksta-
tifitas yang sama dengan ACEi dalam
glomerulus.
menurunkan progesifitas penyakit gagal
jantung akut, tetapi obat ini harus diberikan
secara parenteral.22,31 Pada tahap lanjut, SIMPULAN
dikembangkan obat-obat oral seperti Kompleks jukstaglomerulus berperan
enalkiren, remikiren dan zankiren, tetapi penting dalam pengaturan resistensi pem-
penggunaan klinisnya masih sangat terbatas buluh darah. Kompleks jukstaglomerulus
karena memiliki bioaviabilitas yang kurang dirangsang oleh sejumlah keadaan seperti
(<2%), masa paruh pendek, dan memiliki tekanan darah rendah, kehilangan cairan
aktifitas antihipertensi lemah.22,31-33 tubuh, dan kurangnya intake natrium yang
Aliskiren merupakan penghambat menyebabkan sintesis dan pelepasan renin
renin pertama yang efektif digunakan ke sirkulasi.
secara oral, non-peptida dengan berat Renin akan memecah angiotensinogen
molekul rendah, serta efektif digunakan menjadi angiotesin I, kemudian angiotensin
sebagai obat anti-hipertensi.32 Wood et al I secara cepat dikonversi oleh angiotensin
menggunakan teknik kombinasi antara converting enzyme (ACE) menjadi angio-
analisis struktrur kristal kompleks peng- tensin II. Angiotensin II menyebabkan
hambat renin dan metode komputasional vasokontriksi seluruh pembuluh darah se-
untuk membentuk penghambat renin non- hingga meningkatkan resistensi pembuluh
peptida dengan berat molekul rendah.31-33 darah, yang berakibat peningkatan tekanan
Aliskiren memiliki sifat kimia yang sangat darah.
hidrofilik, bioaviabilitas yang lebih baik, ACEi dan ARB kurang sempurna
daya penghambat renin yang cukup kuat dalam menghambat kerja SRAA oleh ka-
(IC50=0,6 nM) dengan afinitas yang tinggi rena keduanya memutuskan rantai meka-
terhadap renin,31,34 dan bekerja melalui nisme timbal balik sehingga terjadi pening-
celah antara kedua lobi yang menyusun katan renin. Penghambat renin lebih efektif
renin, tempat dimana terjadi proteolitik menghambat aktifitas SRAA dan dapat di-
angiotensinogen.22 gunakan sebagai obat antihipertensi dengan
Aliskiren dapat digunakan sebagai te- efek samping rendah.
rapi alternatif pada pasien hipertensi. Penghambatan SRAA yang juga dapat
Aliskiren menghambat pemecahan angio- dikembangkan ialah penghambat sintesis
tensinogen menjadi angiotensin I sehingga renin dalam kompleks jukstaglomerulus,
tidak akan dihasilkan angiotensin II melalui yaitu dengan cara menghambat sinyal-
SRAA; tidak mempengaruhi metabolisme sinyal dalam kompleks jukstaglomerulus
bradikinin, dan tidak meningkatkan kon- yang merangsang sintesis renin dan meng-
sentrasi angiotensin II dalam sirkulasi.32 hambat fungsi taut kedap yang terdapat
Selain penghambatan SRAA melalui dalam kompleks juksta-glomerulus.
S50 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S42-51

DAFTAR PUSTAKA 12. Beierwaltes WH. The role of calcium in


the regulation of renin secretion. Am J
1. Tessy A. Hipertensi pada penyakit ginjal. In:
Physiol Renal Physiol. 2010;298:F1-11.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
13. Peterdi JP, Harris RC. Macula densa
(Edisi IV). Jakarta: Pusat Penerbitan
sensing and signaling mechanisms of
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
renin release. J Am Soc Nephrol. 2010;
Fakultas Kedokteran Universitas
21:1093-96.
Indonesia. 2006: 604.
14. Peterdi JP, Fintha A, Fuson AL, Tousson
2. Nafriadi. Antihipertensi. In: Buku
A, Chow RH. Real-time imaging of
Farmakologi dan Terapi (Edisi 5).
renin release in vitro. Am J Physiol
Jakarta. Balai Penerbit FKUI.
Renal Physiol. 2004;287:F329-35.
2008:341.
15. Murray RK, Granner DK, Mayes PA,
3. Hanner F, Chambrey R, Bourgeois S,
Rodwell VW. Biokimia Harper (Edisi
Meer E, Musci I, Rosivall L, et al.
25). Jakarta: EGC, 2003.
Increased renal renin content in mice
16. Aoyagi T, Izumi Y, Hiroyama M,
lacking the Na+ / H+ exchanger NHE2.
Am J Physol Renal Physol. 2008;294: Matsuzaki T, Yasuoka Y, Sanbe A, et
al. Vasopressin regulates the renin-
F937-44.
angiotensin-aldosterone system V1a
4. Schnermann J. The juxtaglomerular
apparatus: from anatomical peculiarity receptors in macula densa cells. Am J
to physiological relevance. J Am Soc Physiol Renal Physiol. 2008;295:
Nephrol. 2003;14:1681-94. F100-7.
5. Yao J, Oite T, Kitamura M. Gap junctional 17. Persson PB. Renin: origin, secretion and
intercellular communication in the synthesis. J Physiol. 2003 Nov 1;552(Pt
juxtaglomerular apparatus. Am J 3):667-71.
Physiol Renal Physiol. 2009;296:F939- 18. Kovács G, Komlósi P, Fuson A, Peterdi
46. JP, Rosivall L, Bell PB. Neuronal
6. Kobori H, Nangaku M, Navar LG, nitric oxide synthase: its role and
Nishiyama A. The intrarenal renin- regulation in macula densa cells. J Am
angiotensin system: from physiology to Soc Nephrol. 2003;14:2475-83.
the pathobiology of hypertension and 19. Komlosi P, Peterdi JP, Fuson AL, Fintha
kidney disease. Pharmacological A, Rosivall L, Bell PB. Macula densa
Reviews, 2007. basolateral ATP release is regulated by
7. Savaskan E. The role of the brain renin- luminal [NaCl] and dietary salt intake.
angiotensin system in neurodegenera- Am J Physiol Renal Physiol. 2004;286:
tive disorders. Current Alzeimer F1054-8.
Research. 2005;2:29-35. 20. Komlosi P, Frische S, Fuson AL, Fintha
8. Klabunde RE. Cardiovascular physiology A, Zsembery A, Peterdi JP, Bell PD.
concepts: renin-angiotensin-aldosterone Characterization of basolateral
system. 2007 [cited 2010 Nov 18]. chloride/bicarbonate exchange in
Available from: www.cvphysiology. macula densa cells. Am J Physiol Renal
com/Blood%20 Pressure/BP015.htm. Physiol. 2005;288:F380-6.
9. Harrison LM. The renal renin-angiotensin 21. Vargas SL, Toma I, Kang JJ, Meer EJ,
system. Advan Physiol Edu. Peterdi JP. Activation of the succinate
2009;33:270-4. receptor GPR91 in macula densa cells
10. Victor XVA. Angiotensin II- mediated causes renin release. J Am Soc
regulation of the human angiotensin II Nephrol. 2009;20:1002-11.
type I receptor gene. Departement of 22. Karundeng R. Peran renin pada sistem
Chemistry and Biochemistry Bringham renin angiotensin aldosteron. Biomedik.
Young University, Desember 2005. 2008;4(3):106-12.
11. Nguyen G, Delarue F, Burcklé C, 23. Persson PB, Skalweit A, Mrowka R,
Bouzhir L, Giller T, Sraer JD. Pivotal Thiele BJ. Control of renin synthesis.
role of the renin/prorenin receptor in Am J Physiol Regul Integr Comp
angiotensin II production and cellular Physiol. 2003;285:R491-7.
responses to renin. J Clin Invest. 2002; 24. Friis UG, Jensen BL, Sethi S, Andreasen
109(11):1417–27. D, Hansen PB, Skøtt O. Control of
Toreh, Kalangi, Wangko; Peran Kompleks Jukstaglomerulus terhadap Resistensi... S51

renin secretion from rat juxtaglomerular Kurtz A. Renin release. Physiology.


cells by cAMP-specific phospho- 2007;22(5);310-9.
diesterases. Circulation Research. 30. Paul M, Mehr AP, Kreutz R. Physiology
2002;90:996. of local renin-angiotensin systems.
25. Schweda F, Klar J, Narumiya S, Nüsing Physiol Rev. 2006;86:747-803.
RM, Kurtz A. Stimulation of renin 31. Müller DN, Luft FC. Direct renin
release by prostaglandin E2 is mediated inhibition with aliskiren in hypertension
by EP2 and EP4 receptors in mouse and target organ damage. Clin J Am
kidneys. Am J Physiol Renal Physiol, Soc Nephrol. 2006;1(2):221-8.
2004;287:F427-33. 32. Gradman AH, Schmieder RE, Lins RL,
26. Wetzel RK, Sweadner KJ. Nussberger J, Chiang Y, Bedigian
Phospholemman expression in MP. Aliskiren, a novel orally effective
extraglomerular mesangium and renin inhibitor, provides dose-
afferent arteriole of the juxtaglomerular dependent antihypertensive efficacy
apparatus. Am J Physiol Renal Physiol. and placebo-like tolerability in
2003;285:F121-29. hypertensive patients. Circulation.
27. Wikipedia. Juxtaglomerular apparatus. 2005;111:1012-8.
[cited 2010 Nov 6]. Available from: 33. Pilz B, Shagdarsuren E, Wellner M,
http://en.m.wikipedia.org/wiki/Juxtaglo Fiebeler A, Dechend R, Gratze P, et
merular_apparatus. al. Aliskiren, a human renin inhibitor,
28. Klabunde RE. Cardiovascular physiology ameliorates cardiac and renal damage in
concept: renin-angiotensin-aldosterone double-transgenic rats. Hypertension.
system [homepage on the Internet]. 2005;46:569-76.
2007. [updated 2007 Jun 04; cited 2010 34. Bell PD, Lapointe JY, Sabirov R,
Nov 18]. Available from: www. Hayashi S, Peterdi JP, Manabe K, et
cvphysiology.com/Blood%20Pressure/ al. Macula densa cell signaling involves
BP015htm. ATP release through a maxi anion
29. Schweda F, Friis U, Wagner C, Skott O, channel. PNAS. 2003;100(7):4322-7.

Anda mungkin juga menyukai