Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ni Komang Trisna Dewi

NIM : 2013021012

Kelas : 2A Pendidikan Fisika

RESUME

COSMOLOGI

1. Teori Relativitas Umum


Teori relativitas umum juga menjawab pertanyaan yang tidak pernah bisa dijawab
oleh Newton yakni bagaimana cara kerja gravitasi. Newton memang bisa menghitung
besarnya gaya gravitasi, tetapi ia sendiri tidak tahu bagaimana sebenarnya gravitasi
bekerja. Bagaimana cara bumi dan matahari “berhubungan” kalau diantara mereka hanya
ada ruang kosong? Einstein menjawab pertanyaan tersebut. Matahari dan bumi
“berhubungan” melalui ruang itu sendiri.
Sejak lahirnya teori relativitas umum, ruang-waktu menjadi objek yang dinamis.
Ruang dan waktu yang sebelumnya hanya dianggap sebagai panggung pertunjukan
drama, sekarang ikut bermain dalam pertunjukan drama alam semesta. Ruang-waktu bisa
melengkung, bisa memuntir, dan bisa bergelombang sama seperti objek nyata seperti kain
atau trampolin. Prediksi-prediksi dari teori ini juga telah banyak yang dikonfirmasi,
diantaranya lensa gravitasi, lubang hitam, dilasi waktu gravitasional, ataupun gelombang
gravitasi.
Teori relativitas umum juga menjawab pertanyaan yang tidak pernah bisa dijawab
oleh Newton yakni bagaimana cara kerja gravitasi. Newton memang bisa menghitung
besarnya gaya gravitasi, tetapi ia sendiri tidak tahu bagaimana sebenarnya gravitasi
bekerja. Einstein menjawab pertanyaan tersebut. Matahari dan bumi “berhubungan”
melalui ruang itu sendiri.
2. Model – model Alam Semesta
Kata Universe (Semesta) biasanya didefinisikan mencakup keseluruhan. Namun,
dengan menggunakan definisi alternatif, beberapa kosmolog berspekulasi
bahwa Universe hanya merujuk pada alam di mana keberadaan kita berada. Hal ini terkait
dengan pemaknaan alam semesta kita yang hanya merupakan satu dari banyak "semesta"
yang secara kolektif disebut multiverse. Sepanjang sejarah mencatat, beberapa kosmolog
telah diusulkan untuk menjelaskan pengamatan Semesta. Model paling awal
ialah geosentris yang dikembangkan oleh seorang filsuf Yunani kuno bernama Claudius
Ptolomeuses. Ia berpendapat bahwa alam semesta memiliki ruang yang tak terbatas dan
telah ada sebuah kekekalan, tetapi berisi satu set bola konsentris dengan ukuran terbatas
sesuai dengan bintang tetap, Matahari dan berbagai planet berputar
mengelilingi Bumi yang bulat dan tak bergerak.
Selama berabad-abad, peningkatan keselarasan pemikiran manusia yang ditopang
oleh penemuan teori gravitasi  Newton membuat teori heliosentris Copernicus 
mengenai Tata Surya mulai diyakini. Perbaikan lebih lanjut
dalam astronomi menyebabkan kesadaran bahwa tata surya tertanam dalam galaksi yang
terdiri dari jutaan bintang, Bima Sakti, dan bahwa ada galaksi lain di luar itu, sejauh
selama instrumen astronomi dapat mencapainya. Studi yang meneliti terhadap distribusi
galaksi-galaksi dan garis spektrum telah menyebabkan banyak kosmologi modern
terkuap. Penemuan pergeseran gelombang merah dan radiasi latar belakang gelombang
mikro kosmik, mengungkapkan bahwa alam semesta berkembang dan tampaknya
memiliki awal dan akhir. Adapun model-model alam semesta lainnya yaitu :
a) Model Model Geosentris
Model geosentris, di mana planet Bumi adalah pusat semesta dan dikelilingi oleh
Matahari dan semua planet, telah menjadi model kosmologis yang diterima sejak zaman
kuno. Pada akhir zaman kuno, model ini telah diformalkan oleh para astronom Yunani
dan Romawi kuno, seperti Aristoteles (384 - 322 SM) dan Ptolemaeus (100 – 170
Masehi). Ada dua pengamatan umum yang mendasari model geosentris.Bagi para
astronom kuno, bintang-bintang, Matahari, dan planet-planet tampaknya berputar
mengelilingi Bumi setiap hari.  Dari pandangan pengamat di Bumi, Bumi tampaknya
tidak bergerak dan sebagai titik acuan tetap di ruang angkasa.
b) Model Heliosentris
Pada abad ke-16, model geosentris secara bertahap digantikan oleh model heliosentris
alam semesta, sebagaimana dianut oleh Copernicus, dan kemudian Galileo dan
Kepler.Dimulai sejak tahun 1514, Copernicus mulai menyebarkan hasil pengamatan dan
penelitiannya. Dalam rentang waktu yang panjang, ia terus mengumpulkan data
pengamatannya, dan pada 1532 ia hampir saja menyelesaikan laporan ilmiah yang
berjudul “De revolutionibus orbium coelestium (Tentang Revolusi Langit Surgawi)”.
Ia khawatir bahwa publikasi teorinya akan menimbulkan kecaman dari pihak gereja
serta kemungkinan adanya kelemahan secara ilmiah. Hal ini membuat ia menahan
publikasi penelitiannya sampai setahun sebelum ia meninggal. Baru pada tahun 1542,
ketika hampir meninggal, Copernicus mengirim seluruh hasil akhir penelitian ke
Nuremberg untuk diterbitkan. Berdasarkan pengamatan yang berkelanjutan dari gerakan
planet-planet, serta teori-teori sebelumnya dari zaman Klasik dan dunia Islam, Copernicus
mengusulkan model Alam Semesta di mana Bumi, planet-planet dan bintang-bintang
semuanya berputar mengelilingi Matahari. Dengan melakukan itu, ia menyelesaikan
masalah matematika dan ketidakkonsistenan yang timbul dari model geosentris klasik dan
meletakkan dasar bagi astronomi modern.
3. Sejarah Alam Semesta
Alam semesta terbentuk sekitar 13,77 miliar tahun yang lalu menurut
model Dentuman Besar yang didasarkan pada pengamatan radiasi latar belakang
gelombang mikro kosmis, struktur skala besar, dan pergeseran merah supernova jauh.
Dengan terbentuknya partikel, atom, gravitasi,bintang, galaksi, ruang, waktu, materi,
dan energi.  Dengan lebih dari 95% alam semesta hadir dalam bentuk terselubung energi
gelap dan materi gelap yang tidak dapat dijelaskan dan dideteksi secara langsung. Alam
semesta yang dapat diamati menunjukkan perluasan yang dipercepat yang mewakili
sebagian kecil energi yang bahkan lebih besar daripada materi gravitasi.
Georges Lemaitre, fisikawan dari Belgia, pada tahun 1927 menyebut bahwa resesi
nebula yang disiratkan oleh "persamaan Friedmann" (serangkaian persamaan dalam
bidang kosmologi fisik yang mengatur pengembangan ruang dalam model alam
semesta yang homogen dan isotropik dalam konteks relativitas umum, dirumuskan oleh
Alexander Friedmann pada tahun 1922) dan "relativitas umum" Albert Einstein (teori
geometri mengenai gravitasi yang diperkenalkan oleh Einstein pada 1916) diakibatkan
oleh alam semesta yang mengembang.
Pada tahun 1931 Lemaitre lebih jauh lagi memaparkan, pengembangan alam
semesta seiring berjalannya waktu memerlukan syarat bahwa alam semesta mengerut
seiring berbaliknya waktu, sampai pada suatu ketika di mana seluruh massa alam semesta
berpusat pada satu titik, yaitu "atom purba", tempat waktu dan ruang bermula.
Istilah Teori BIg Bang sebagai dasar acuan terbentuknya alam semesta karena
astronom Inggris, Fred Hoyle.Pada tanggal 28 Maret 1949, Hoyle menciptakan ungkapan
kontroversial dalam siaran BBC, dengan mengatakan bahwa gagasan "semua persoalan
alam semesta yang diciptakan dalam satu ledakan besar pada waktu tertentu di masa
lampau" adalah tidak masuk akal.Setelah Perang Dunia II, terdapat dua model kosmologis
yang memungkinkan. Satunya adalah "teori keadaan tetap" ala Hoyle, yang mengajukan
bahwa materi-materi baru tercipta ketika alam semesta tampak mengembang. Sedangkan
model lainnya adalah teori milik Lemaitre yang memperkenalkan "nukleosintesis ledakan
dahsyat" (Big Bang Nucleosynthesis atau BBN).
Namun, justru Hoyle-lah yang mencetuskan istilah Big Bang dengan merujuk
pada teori Lemaitre. Hoyle kemudian memberikan sumbangsih yang besar terhadap usaha
para fisikawan untuk memahami nukleosintesis bintang, yang merupakan lintasan
pembentukan unsur-unsur berat dari unsur-unsur ringan secara reaksi nuklir.Setelah
penemuan radiasi gelombang mikro kosmis pada tahun 1964, kebanyakan ilmuwan mulai
menerima bahwa beberapa skenario teori ledakan dahsyat memang pernah terjadi.
Plasma berawan memenuhi alam semesta selama 378.000 tahun ke depan, sampai
pendinginan lebih lanjut yang membiarkan elektron dan proton membentuk atom
hidrogen netral, dan kabut pun hilang.Sinar yang dipancarkan selama proses ini, yang
membentang menjadi gelombang mikro, adalah objek paling awal yang dapat dipelajari
oleh para peneliti secara langsung.Dikenal sebagai cosmic microwavebackground (CMB),
banyak peneliti menganggapnya sebagai bukti terkuat untuk Dentuman Besar. Setelah
berpuluh-puluh tahun mencari di angkasa luar, para ilmuwan kini mengklaim telah
mendeteksi ikatan molekul pertama yang terbentuk di awal Alam Semesta, usai
Dentuman Besar atau Big Bang.
Soal dan Pembahasan
Soal :
Dalam teori Big Bang dijelaskan bahwa terjadi ledakan dahsyat. Apa yang
menyebabkan terjadinya ledakan tersebut dan apa saja kekurangan dari teori Big
Bang?
Pembahasan :
Menurut teori ini, alam semesta berasal dari gumpalan super atom dengan
bentuk bola api dengan ukuran yang sangat kecil. Gumpalan super atom tersebut
semakin lama semakin padat dan panas. Selanjutnya gumpalan yang panas tersebut
meledak dan menumpahkan seluruh isi alam semesta. Ledakan tersebut mengeluarkan
sejumlah besar energi yang tersimpan di dalam alam semesta. Selanjutnya
berkembang dan membentuk kembali ke bentuk sekarang dan terus berkembang.
Atom hydrogen yang terbentuk saat ledakan terjadi, semakin lama semakin banyak
dan berkumpul membentuk awan debu dan awan hydrogen atau yang disebut nebula.
Awan hydrogen yang bertambah padat dan memanas inilah yang menjadi pembentuk
bintang-bintang yang bertaburan di alam semesta. Bintang-bintang tersebut kemudian
berkumpul dan membentuk kelompok, sehingga tercipta galaksi. Dari situlah
terciptanya tata surya, termasuk bumi.
Meskipun Teori ini dianggap paling masuk akal daripada teori lain yang sudah diteliti,
ternyata teori ini masih memiliki banyak kekurangan. Adapun kekurangan dari teori
Big Bang ini yaitu :
 Hidrogen Matahari Bisa Habis dan Meledak
Teori Big Bang menjelaskan bahwa hydrogen akan habis dan menyebabkan
alam semesta meledak dan membentuk lubang hitam. Padahal apabila melihat
kembali tentang hukum kekekalan energi dimana hydrogen tidak akan benar-
benar menghilang melainkan berubah bentuk sesuai dengan siklus perubahan
 Alam semesta tetap stabil
Menurut teori Big Bang atau ledakan besar, sebuah ledakan tidak akan
menciptakan sesuatu yang baru dan bagus, tanpa adanya penata atau
perancang. Kebanyakan sebuah ledakan akan menghasilkan kehancuran,
kerusakan, dan kehilangan.
 Teori ini tidak dapat menjelaskan bagaimana akhir dari bumi yang kita tempati
ini.
 Teori bigbang tidak menjelaskan keadaan awal dari bumi ini sebelum
terjadinya dentuman besar.
 Energi mengalami perubahan, tidak muncul dan menghilang begitu saja

Akan tetapi energi tersebut berubah bentuk atau menjadi materi lainnya.
Misalnya, air akan menjadi es ketika dibekukan. Bukan berarti airnya
menghilang, hanya berubah bentuk.

 Seluruh Isi Alam Semesta Seimbang dan Sempurna

Dimana dalam alam semesta terdapat komponen yang saling terhubung dan
berkaitan satu sama lain. Sebagai contoh, planet adalah sumber energi bagi
keberlangsungan matahari, sedangkan energi matahari memancarkan kepada
semua planet.

Anda mungkin juga menyukai