Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DASAR-DASAR PSIKOLOGI

MOTIVASI

Disusun oleh :
Wahyu Dwi Hendriawan (141200178)
Pramudya Wardhani (141200184)
Rafi Indra Hakim (141200190)
Lionel Josvin (141200196)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA


2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai bab “Motivasi” dengan
baik, lancar, dan tepat waktu.
Pembuatan makalah bab “Motivasi” ini disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Krisnandini
Wahyu Pratiwi, Dra., M.Si. pada mata kuliah Dasar Psikologi dan dapat menambah ilmu serta
wawasan bagi pembaca.
Harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai “Motivasi”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan yang
kami miliki. Kritik dan saran yang membangun akan kami terima dengan tangan terbuka demi
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................................................... 5
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Hakekat Motivasi………………………………. ………………………………………...7
2.2 Teori – Teori Motivasi. ……..…………………….………………………………………7
2.3 Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik. ………………………………………………………...8
2.4 Faktor Pengaruh Motivasi………………………………………………………………..13
2.5 Motivasi dalam Pembelajaran……………………………………………………………13
BAB III. PENUTUP
KESIMPULAN ............................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata ‘motivasi’ tentu saja sudah tidak asing lagi di telinga kita, motivasi dikaitkan
dengan seorang pelajar, seorang karyawan, pekerja, bahkan dalam organisasi. Motivasi berasal
dari bahasa latin "movere", yang berarti menggerakkan. Motivasi memang merupakan salah
satu faktor penting seseorang dalam mencapai kesuksesan, baik kesuksesan dalam bisnis,
maupun sukses dalam berkehidupan sosial.

Menurut salah satu tokoh psikolog, motivasi diartikan sebagai dorongan seseorang
sebelum bertindak, Yang lain lagi, mengatakan bahwa motivasi adalah suatu dorongan
kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan
tertentu.

Menurut Weiner (1990) motivasi didefinisikan sebagai kondisi internal yang


membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat
kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.

Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal
dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat, dorongan dan
kebutuhan, harapan dan cita-cita, penghargaan, dan penghormatan. Sedangkan Imron (1966)
menjelaskan bahwa motivasi berasal dari bahasa Inggris "motivation" yang berarti dorongan
atau pengalasan untuk melakukan suatu aktivitas hingga mencapai tujuan.

Dari serangkaian pengertian para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah sesuatu alasan yang mendorong seseorang untuk melakukan; menyelesaikan;
menghentikan; dsb, suatu aktivitas guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan dari
motivasi tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa hakikat motivasi dalam psikologi?
2. Apa saja teori-teori motivasi?
3. Apa itu motivasi intrinsik dan ekstrinsik?
4. Apa saja faktor penting dalam mempengaruhi motivasi?
5. Bagaimana memberikan motivasi dalam pembelajaran?

1.33 Tujuan
1. Mengetahui hakikat motivasi dalam psikologi
2. Mengetahui teori-teori motivasi
3. Mengetahui motivasi intrinsik dan ekstrinsik
4. Mengetahui faktor penting dalam mempengaruhi motivasi
5. Mengetahui hal-hal yang memberikan motivasi dalam pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Motivasi dalam Psikologi


Konsep motivasi terinspirasi dari kesadaran bahwa tidak semua tingkah laku
manusia dikendalikan oleh akal, akan tetapi banyak perbuatan manusia yang dilakukan di
luar kontrol manusia. Motivasi dapat diartikan segala sesuatu yang menjadi pendorong
tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan,
motivasi menjadi daya penggerak atau dorongan perilaku.

Menurut Hoyt dan Miskel, motivasi adalah kekuatan-kekuatan yang kompleks,


dorongan-dorongan, dan kebutuhan-kebutuhan yang memulai kegiatan yang diinginkan.

Menurut Hamalik, menjelaskan motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar


atau internal dan intensif diluar individu atau hadiah, motivasi adalah proses
membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat.

Menurut Syah, motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri
seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi
merupakan suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Menurut Irwanto, motivasi adalah penggerak perilaku (the energizer of behavior).


Manusia adalah makhluk yang mempunyai daya-daya di dalam dirinya sendiri untuk
bergerak.

Menurut Wexley dan Yukl memberikan batasan kepada motivasi sebagai sebuah
proses penggerakan dan pengarahan perilaku. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai hal atau
keadaan menjadi motif (pemberian/penimbulan motif).

Menurut Petri, definisi dari motivasi ialah energi atau tenaga yang terdapat di dalam
diri manusia untuk menimbulkan, mengarahkan, dan menggerakan perilakunya.
Menurut Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan
perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi,
terarah, dan bertahan lama.

Secara sederhana, motivasi dapat diartikan segala sesuatu yang menjadi pendorong
tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan, serta
motivasi juga dapat menjadi daya penggerak atau dorongan perilaku.

2.2 Teori – Teori Motivasi


1. Teori Hedonisme
Hedonisme berasal dari Bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau
kenikmatan. Hedonisme adalah aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan
hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan. Dalam teori ini disebutkan
bahwa semua orang cenderung menghindari hal-hal yang menyulitkan dan lebih menyukai
perbuatan yang menyenangkan.
Sebagai contoh, membuat suasana kelas dan pembelajaran semenyenangkan mungkin agar
siswa tidak malas belajar.

2. Teori Naluri
Naluri merupakan suatu kekuatan biologis bawaan makhluk hidup. Pada teori ini, manusia
meniliki tiga naluri pokok, yaitu :
a. Naluri mempertahankan diri
b. Naluri mengembangkan diri
c. Naluri mengembangkan jenis

Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan ataupun tindakan, serta
tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan
oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini, untuk memotivasi seorang
harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.

Sebagai contoh, siswa yang belajar dengan rajin dan tekun karena merasa kemampuan
dirinya di bawah siswa yang lain.
3. Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori ini berdasarkan pola dan tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat
orang tersebut hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat
ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini disebut juga teori lingkungan
kebudayaan.
Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin/pendidik akan memotivasi anak
buah/didiknya, pemimpin atau pendidik tersebut hendaknya mengetahui latar belakang
kehidupan dan kebudayaan orang yang ia pimpin/didik dengan baik.

4. Drive Theory
Teori ini dapat disebut juga teori pendorong. Teori ini merupakan perpaduan antara “Teori
Naluri” dan “Teori Reaksi yang Dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri.
Secara umum, teori drive mengatakan hal-hal berikut: ketika suatu keadaan dorongan
internal muncul, individu didorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan
mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas dorongan. Contoh tujuan yang mengurangi
intensitas dorongan yaitu melakukan sesuatu yang melegakan atau memuaskan.

5. Teori Arousal
Teori ini dikemukakan oleh Elizabeth Duffy. Menurutnya, organisme tidak selalu berusaha
menghilangkan ketegangan. Justru sebaliknya, terkadang organisme berusaha
meningkatkan ketegangan dalam dirinya.
Contohnya dalam suatu militer, peningkatan motivasi dilakukan dengan menambah
ketegangan para anggotanya. Para tentara tersebut setiap harinya mendapatkan pelatihan
yang keras, sehingga menyebabkan ketegangan. Dari ketegangan tersebut akan tercipta
motivasi untuk melakukan sesuatu sebaik mungkin, Hal tersebut disebabkan jika mereka
melakukan kesalahan, maka akan mendapat hukuman.

6. Teori Atribusi
“Perilaku seseorang ditentukan oleh bagaimana ia berusaha mengerti apa yang
melatarbelakangi peristiwa yang terjadi di sekitarnya”. Teori ini merupakan teori yang
dikemukakan oleh kelompok teori kognitif yang berusaha menggambarkan secara
sistematik penjelasan-penjelasan perihal kenapa seseorang berhasil/gagal dalam suatu
aktivitas. Hal ini dijelaskan melalui pendekatan atribusi. Atribusi adalah suatu hal yang
dikaitkan dengan kesuksesan/kegagalan dalam suatu aktivitas.
Misalnya guru yang cara mengajarnya buruk, pelajaran tidak menarik, ketidakberuntungan,
kurang usaha, kurangnya kemampuan, pekerjaan terlalu sulit, salah strategi, dll.

7. Teori Kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya
adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhuan fisik maupun psikis. Menurut
Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan, yaitu:
a. Kebutuhan fisiologis = Kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesehatan, dan
kebutuhan seks.
b. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security) = Kebutuhan akan
perlindugnan dari bahaya, ancaman, penyakti, perang, kelaparan, dan perlakuan
tidak adil.
c. Kebutuhan sosial = Kebutuhan akan rasa untuk dicintai, diperhitungkan
sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, dan kerja
sama.
d. Kebutuhan akan penghargaan = Kebutuhan ini meliputi rasa dihargai
karena prestasi, kemampuan, status, dan pangkat.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri = Kebutuhan ini terdiri antara lain dari
kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, mengemabangkan diri
secara maksimum, kreativitas, dan ekspresi diri.
Kadang-kadang istilah “kebutuhan” dan “dorongan” digunakan secara
bergantian, namun “kebutuhan” lebih sering mengacu pada keadaan fisiologis, dan
“dorongan” mengacu pada akibat psikologis dari suatu kebutuhan. “Kebutuhan”
dan “dorongan” berjalan paralel tetapi tidak identik.
2.3 Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrnsik merupakan motivasi yang timbul dari diri seseorang, tidak perlu
adanya rangsangan dari luar. Dari dalam diri seseorang sudah ada dorongan yang
menimbulkan mereka untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh mereka yang senang
mendengarkan lagu, membaca, dan menggambar tanpa disuruh pun mereka akan
melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan. Mereka akan mencari lagu atau buku
yang akan dibaca tanpa harus disuruh orang atau mendapatkan dorongan dari orang lain.
Motivasi intrinsik timbul karena keinginan diri sendiri, karena hobi, atau karena kesadaran
diri sendiri.
Motivasi intrinsik juga didorong dari tujuan kegiatan yang dilakukan. Sebagai
contoh adalah kegiatan belajar. Belajar tentu memiliki tujuan yaitu ingin pandai dan
mendapatkan nilai yang lebih baik. Seorang siswa belajar dengan sungguh-sungguh karena
mereka ingin mendapatkan ilmu dan pengetahuan.
Motivasi intrinsik bisa dikatakan sebagai bentuk motivasi yang dimulai dari
dorongan dari dalam diri untuk mendapatkan sesuai yang penting dari kegiatan belajar
tersebut.

2. Motivasi Ekstrinsik
Berbeda dari motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang
dari luar atau dari orang lain. Motivasi memang terlihat mudah namun seseorang akan
bangkit dengan motivasi dari orang lain yang lebih pandai atau lebih tua dari mereka.
Namun motivasi juga bisa muncul dari orang yang lebih muda atau sebaya dengan orang
tersebut.
Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari luar atau rangsangan
yang didapatkan seseorang dari luar. Motivasi ini muncul karena seseorang yang ingin
mendapatkan sesuatu karena perintah orang lain. Misalnya saja seorang siswa harus belajar
lebih giat untuk mendapatkan nilai bagus karena akan mengikuti ujian. Mereka terdorong
untuk belajar bukan karena keinginan mendapatkan ilmu, namun karena keinginan untuk
mendapatkan nilai yang bagus.
Keinginan untuk mendapatkan nilai yang bagus, keinginan untuk mendapatkan
pujian dari orang lain, atau keinginan untuk mendapatkan hadiah merupakan motivasi yang
bersifat ekstrinsik. Dorongan dari luar tersebut akan memotivasi seseorang agar kenginan
mereka tercapai sekalipun dalam diri mereka tidak begitu antusias dengan apa yang
dilakukan. Motivasi dari luar lebih banyak hasilnya untuk mengubah seseorang.

2.4 Faktor Kognitif dalam Mempengaruhi Motivasi


1. Minat
Minat juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat menarik di mata seseorang,
sehingga seseorang tersebut sangat tertarik untuk melakukan beberapa hal yang memang
disukai dan bisa dilakukannya. Misalnya saja pada diri seseorang saat keadaan tertentu,
melakukan suatu pekerjaan yang akan mendapatkan sebuah pengalaman yang cukup
menarik, di mana dalam hal tersebut dapat membeirkan sebuah nikmat dan kesenangan
tertentu. Minat juga bisa dibagi menajadi dua yaitu minat personal dan juga situasional.
2. Tujuan
Tujuan sangat memiliki pengaruh dalam sebuah situasi optimal pengembangan
motivasi. Karena dengan adanya tujuan seseorang akan jauh lebih aktif dalam melakukan
suatu kegiatan tertentu. Dalam pemusatan pikirannya juga sehingga akan membantuk suatu
tujuan dalam jangka yang panjang.
Tujuan juga dibagi lagi menjadi dua, yaitu tujuan positif dan juga tujuan negatif.
Yang disebut dengan tujuan negatif biasanya disebut sebagai penghindaran performa dalam
tujuan ini hal tersebut cenderung untuk menjauhi suatu aktivitas.

3. Harapan, Ekpektasi, dan nilai


Dalam bukunya Feather (1982), Wigield dan juga Eccles (2000), mengemukakan
sebuah motivasi di mana sangat memiliki peran pada dua hal, yang pertama adalah misal
siswa diharuskan mempunyai sebuah harapan yang tinggi atau bisa juga disebut sebuah
ekspektasi jika mereka suatu hari nanti pasti akan sukses. Yang kedua misal di dalam nilai
sebagai siswa juga sangat diperlukan untuk mengerjakan tugas karena akan sangat
bermanfaat meski secara langsung maupun secara tidak langsung.
4. Atribusi
Di dalam suatu teori atribusi dalam psikologi bisa komunikasi yaitu dalam suatu
hubungan mental diantara hal yang dilakukan. Dalam hal ini menyangkut faktor apa saja
di dalamnya yang dapat mempengaruhi mengenai suatu keberhasilan dan juga suatu
kegagalan.
Atribusi juga dibagi menjadi tiga, yang pertama adalah atribusi locus, atribusi
stabilitas, dan tingkat pengendalian. Dalam suatu atribusi bisa dicontohkan sebuah proses
konstruksi pengetahuan yang dimiliki oleh siswa di dalam suatu peristiwa yang di
dalamnya berdasarkan pengembangan dari suatu penjelasan yang masuk akal dan
mengenai apa saja yang terjadi di dalamnya.

2.5 Motivasi dalam Pembelajaran


Motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang kompleks dan
kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun
tidak disadari. Motivasi seseorang dapat ditimbulkan dan tumbuh berkembang melalui dirinya
sendiri (intrinsik) dan dari lingkungan (ekstrinsik). Motivasi intrinsik bermakna sebagai keinginan
dari diri sendiri untuk bertindak tanpa adanya rangsangan dari luar. Motivasi intrinsik akan lebih
menguntungkan dan memberikan kekonstanan dalam belajar. Motivasi ekstrinsik dijabarkan
sebagai motivasi yang datang dari luar individu dan tidak dapat dikendalikan oleh individu
tersebut, contoh dengan nilai, hadiah, dan/atau penghargaan yang digunakan untuk merangsang
motivasi seseorang.

Kemudian Hamzah (2015:23) menambahkan bahwa hakikat motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah
laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai
peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan
dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya
penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya
lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan
baik.
Selanjutnya Sardiman (2011:92) menyatakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara untuk
menunbuhkan motivasi dalam kegiatan di sekolah yaitu:

• Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar
yang tujuan utamanya justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik.
• Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena
hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak
senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang
diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa
yang tidak memiliki bakat menggambar.
• Saingan atau kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar
siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
• Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga
diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
• Memberi ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi
ulangan ini juga merupakan sarana motivasi yang cocok bagi siswa.
• Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong
siswa untuk lebih giat belajar.
• Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasi menyelesaikan tugas dengan baik, perlu
diberikan pujian.
• Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa
menjadi alat motivasi.
• Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar.
• Minat
Di depan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur
minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat. Sehingga tepatlah kalau
minat merupakan alat motivasi yang pokok.
• Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi
yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa
sangat berguna dan menguntungkan, maka timbul gairah untuk terus belajar.

Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa motivasi merupakan faktor penggerak maupun orongan
yang dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia atau
individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konsep motivasi terinspirasi dari kesadaran bahwa tidak semua tingkah laku
manusia dikendalikan oleh akal, akan tetapi banyak perbuatan manusia yang dilakukan di
luar kontrol manusia. Motivasi dapat diartikan segala sesuatu yang menjadi pendorong
tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan,
motivasi menjadi daya penggerak atau dorongan perilaku.

Di dalam motivasi terdapat teori-teori motivasi, seperti teori hedonisme, teori


naluri, teori reaksi yang dipelajari, teori drive theory, teori arousal, teori atribusi, dan teori
kebutuhan.

Lalu, juga terdapat istilah motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
intrinsik ialah motivasi yang timbul dari diri seseorang, tidak perlu adanya rangsangan dari
luar. Dari dalam diri seseorang sudah ada dorongan yang menimbulkan mereka untuk
melakukan sesuatu. Sebagai contoh mereka yang senang mendengarkan lagu, membaca
dan menggambar, tanpa disuruh pun mereka akan melakukan apa yang seharusnya mereka
lakukan. Mereka akan mencari lagu atau buku yang akan dibaca tanpa harus disuruh orang
atau mendapatkan dorongan dari orang lain. Motivasi intrinsik timbul karena keinginan
diri sendiri, karena hobi atau karena kesadaran diri sendiri.

Sedangkan, pengertian motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datang dari luar atau
dari orang lain. Motivasi memang terlihat mudah namun seseorang akan bangkit dengan
motivasi dari orang lain yang lebih pandai atau lebih tua dari mereka. Namun motivasi juga
bisa muncul dari orang yang lebih muda atau sebaya dengan orang tersebut. Motivasi
ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari luar atau rangsangan yang didapatkan
seseorang dari luar. Motivasi ini muncul karena seseorang yang ingin mendapatkan sesuatu
karena perintah orang lain.

Kemudian, ada beberapa faktor kognitif yang mempengaruhi motivasi, seperti


minat, tujuan, harapan, ekspektasi, nilai, dan atribusi.
DAFTAR PUSTAKA

Sumanto, 2014, “Psikologi Umum”, Cetakan Pertama, PT Buku Seru, Jaga karsa Jakarta

http://alfykdr.blogspot.com/2013/07/faktor-faktor-kognitif-dalam-motivasi.html

http://nthatembem.blogspot.com/2009/11/teori-motivasi-teori-
drive.html#:~:text=TEORI%20DRIVE%20(TEORI%20REINFORCEMENT%20),presta
si%20yang%20selalu%20dapat%20dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai