Anda di halaman 1dari 2

Analisa Hukum

Pasal 281 Ayat (1)

Pasal 281 ayat (1) UU No. 7/2017 tentang Pemilihan Umum berbunyi: “Kampanye Pemilu yang
mengikutsertakan Presiden, Wakil Presiden, menteri, gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil
bupati, walikota, dan wakil walikota harus memenuhi ketentuan:

a. Ketentuan pertama, tidak boleh menggunakan fasilitas dalam jabatannya, kecuali fasilitas
pengamanan bagi pejabat negara sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.

b. Ketentuan kedua, menjalani cuti di luar tanggungan negara.

c. Dan ketentuan ketiga, cuti dan jadwal cuti dilaksanakan dengan memperhatikan
keberlangsungan tugas penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Maka dari itu atas jabatannya sebagai pejabat negara, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo
beserta 36 kepala daerah dan wakil kepala daerah di Jawa Tengah pada masa setelah penetapan
calon, menyatakan dan mengarahkan dukungan kepada salah satu pasangan calon presiden dan
wakil presiden Jokowi-Ma’ruf, sehingga penyelewengan hak dan wewenang tersebut dapat diduga
sebagai pelanggaran hukum.

Pihak yang Dilarang Ikut Serta dalam Kampanye Pemilu


Terdapat aturan mengenai pihak-pihak yang dilarang untuk diikutsertakan dalam kampanye
pemilu dalam Pasal 280 ayat (2) UU Pemilu yang berbunyi:
 
Pelaksana dan/atau tim kampanye dalam kegiatan kampanye pemilu dilarang
mengikutsertakan:

a. Ketua, wakil ketua, ketua muda, hakim agung pada Mahkamah Agung, dan
hakim pada semua badan peradilan di bawah Mahkamah Agung, dan hakim
konstitusi pada Mahkamah Konstitusi;
b. Ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan;
c. gubernur, deputi gubernur senior, dan deputi gubernur Bank Indonesia;
d. direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan badan usaha milik
negara/badan usaha milik daerah;
e. pejabat negara bukan anggota partai politik yang menjabat sebagai pimpinan
di lembaga nonstruktural;
f. aparatur sipil negara;
g. anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
h. kepala desa;
i. perangkat desa;

j. anggota badan permusyawaratan desa; dan


k. Warga Negara Indonesia yang tidak memiliki hak memilih.
Dalam hal ini Gubernur dan Kepala Daerah termasuk ke dalam Pejabat Negara sesuai dengan Pasal
122 UU No. 5/2014. Sedangkan, dalam Pasal 280 ayat (2) UU No. 7/2017 poin e hanya terdapat
penjelasan terkait pejabat negara namun non-struktural.

Lembaga non-struktural yaitu seperti Komisi Hukum Nasional, Ombudsman Republik Indonesia,
Komisi Pemilihan Umum, Komisi Kepolisian Nasional, dan badan atau dewan atau komisi lainnya.
Oleh karena Gubernur dan Kepala Daerah tidak termasuk dalam lembaga non-struktural, maka
dapat melaksanakan kampanye pada saat pelaksanaan pemilihan umum.

Pasal 303 ayat (2).

a. Pasal 303 ayat (2) UU No. 7/2017 tentang Pemilihan Umum berbunyi: “Cuti bagi gubernur atau
wakil gubernur, bupati atau wakil bupati, atau walikota dan wakil walikota yang melaksanakan
Kampanye dapat diberikan 1 (satu) hari kerja dalam setiap minggu selama masa kampanye.”

B, Bahwa Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo beserta 36 kepala daerah dan wakil kepala daerah
di Jawa Tengah mendeklarasikan pada Sabtu, 26 Januari 2019 di Hotel Alila Solo mengunakan
anggaran pribadi tanpa dibiayai oleh APBN atau anggaran pendapatan dan biaya daerah. Sehingga
dalam hal ini tidak terdapat pelanggaran hukum.

Anda mungkin juga menyukai